Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang
Mengingat semakin menurunnya nilai-nilai estetika dan nilai-nilai kemanusiaan
yang disebabkan oleh perkembangan globalisasi di tengah masyarakat, maka perlu juga
rasanya memberikan sedikit pandangan kepada diri kita dan masyarakat bahwa
perkembangan global harus dibendung dengan cara apapun.
Begitu juga dengan kesusastraan kita yang sekarang mulai ditinggalkan banyak
orang. Banyak orang yang mulai dengan perlahan bahkan dengan sangat cepat
meninggalkan peradaban bangsa yang dianggap telah ketinggalan zaman. Meskipun ada
sebagian dari kita yang berusaha bertahan dengan kebudayaan bangsa itu, namun tidak
memiliki landasan dan pegangan yang kokoh untuk melestarikannya.
Dengan demikian, budaya bangsa Indonesia harus dilestarikan. Hal ini dilakukan
mengingat budaya bangsa ini telah terlupakan dan terabaikan karena kita terlalu sibuk
dengan urusan-urusan yang ditimbulkan oleh arus globalisasi.
Oleh karena itu, untuk melestarikan kebudayaan bangsa kita harus mengembangkan
dan menjadikan kebudayaan bangsa Indonesia menjadi prisai untuk membendung arus
global yang kian hari kian berdampak pada akhlak bangsa.

1.2

Rumusan Masalah
Adapun masalah yang dibahas dalam penulisan makalah ini adalah :
1. Apa yang dimaksud dengan jenis tulisan?
2. Apa saja jenis-jenis tulisan ?
3. Apa yang dimaksud dengan esai?
4. Bagaimana struktur umum esai?
5. Apa saja jenis-jenis esai ?

1.3

Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah :
1. Mengetahui dan memahami pengertian jenis tulisan.
2. Mengetahui dan memahami jenis-jenis tulisan.
3. Mengetahui dan memahami pengertian esai.
4. Mengetahui dan memahami struktur umum esai.
5. Mengetahui dan memahami jenis-jenis esai.

1 | Page

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1

Pengertian Jenis Tulisan


Pada dasarnya, mengarang adalah pekerjaan merangkai kata, kalimat dan alinea
untuk menjabarkan dan atau menguasi topik tertentu guna memperoleh hasil akhir berupa
karangan (Finoza, 2008 : 228). Selain itu, harus pula dipahami bahwa karangan dapat
bersifat nonilmiah, semiilmiah atau ilmiah populer dan ilmiah. Ketiganya memiliki
sejumlah perbedaan seperti yang tertulis pada tabel berikut ini.
Sifat Karangan
Nonilmiah

Ciri
1. Tidak terkait oleh aturan Cerita
bahasa yang baku.
2. Struktur
tidak

Contoh
pendek, anekdot

dan puisi.
baku

walaupun tetap sistematis.


3. Nonfaktul atau rekaan.
4. Biasanya berbentuk narasi,
Semiilmiah

deskriptif dan campuran.


1. Menghindari istilah-istilah Berita, opini dan artikel.
teknis dan menggantinya

2 | Page

dengan istilah umum.


2. Struktur
tidak
baku
walaupun tetap sistematis.
3. Pengamatan
bersifat
faktual.
4. Bersifat campuran objektif
dan subjektif.
5. Biasanya

berbentuk

ekposisi,
Ilmiah

persuasi,

deskriptif dan campuran.


1. Sumber bersifat faktual.
Makalah, skripsi, tesis dan
2. Bersifat objektif.
disertasi.
3. Menggunakan
kaidah
bahasa yang baku.
4. Terikat oleh aturan yang
lazim

digunakan

dalam

ranah

penulisan

ilmiah

bidang-bidang ilmu.
5. Struktur bersifat baku.
6. Argumentasi
dan
campuran.
2.2

Jenis-Jenis Tulisan
1. Eksposisi
Karangan eksposisi merupakan wacana yang bertujuan memberikan penjelasan,
informasi, keterangan dan pemahaman kepada pembaca atau pendengar tentang suatu
hal. Tulisan jenis ini biasanya menguraikan sebuah proses atau suatu hal yang belum
diketahui oleh pembaca atau proses kerja suatu benda (Keraf, 1977: 110). Sebuah
tulisan eksositoris semata-mata hanya memberikan informasi dan tidak bertujuan lain,
seperti misalnya berpromosi atau menggiringi pembaca agar setuju dengan apa yang
dijelaskan didalamnya.
Ciri-ciri/karakteristik karangan eksposisi :
a.
b.
c.
d.
e.

3 | Page

Menjelaskan informasi agar pembaca mengetahuinya.


Menyatakan sesuatu yang benar-benar terjadi (data faktual).
Tidak terdapat unsur mempengaruhi atau memaksakan kehendak.
Menunjukkan analisis atau penafsiran secara objektif terhadap fakta yang ada.
Menunjukkan sebuah peristiwa yang terjadi atau tentang proses kerja sesuatu.

Jenis karangan ini dapat ditemukan dalam kehidupan sehari-hari dimedia massa
seperti berita politik, berita kriminal atau lainnya. Karena sifatnya yang memaparkan,
karangan eksposisi dapat juga disebut paparan.
Teks dibawah ini merupakan contoh eksposisi di media massa :
a. Kilau Batu Berharga
Bebatuan berharga muncul mempercantik aksesoris. Kenali jenis bebatuan yang
mayoritas terbuat dari kandungan mineral ini, yuk!
b. Berlian
Berasal dari atom karbon yang dibentuk dibawah tekanan sangat tinggi dan
terkubur amat sangat dalam dibawah tanah. Berlian berharga mahal karena selain
cantik, batu ini juga sangat sulit ditemukan didunia dan melalui proses pengolahan
yang sulit. Permukaan berlian tidak bisa basah oleh air, namun sangat rentan
terhadap minyak. Berlian dinilai kejelasan (clarity), warna (color) dan potongannya
(cut). Indonesia adalah salah satu penghasil berlian yang terbaik!
c. Amethyst
Amethyst adalah jenis batuan yang paling berharga dan mudah dikenali. Amethyst
memiliki nuansa warna ungu, dari ungu tua hingga merah pucat keunguan.
Amethyst dapat ditemukan di berbagai benua. Amethyst paling langka dan sangat
berharga adalah jenis Deep Russian.
d. Sapphire
Batu berharga ini terbuat dari jenis mineral corundum, lebih tepatnya aluminium
oxide. Pengaruh elemen lain, yaitu zat besi, titanium, chromium, copper, atau
magnesium membuat Sapphire memiliki banyak warna, dari biru, kuning, pink,
ungu, orange, atau hijau. Batu ini dapat ditemukan di lapisan sedimen. Batu
Sapphire sangat kuat sehingga tidak hanya digunakan di dunia aksesori saja namun
juga alat-alat high-tech seperti komponen optik infrared.
e. Emerald
Emerald adalah jenis batuan beryl yang paling berharga. Emerald memiliki warna
hijau yang kuat dan memendarkan cahaya yang begitu cantik. Batu emerald yang
paling baik bahkan memiliki harga melebihi harga berlian, namun sangat tidak
mudah menemukan emerald yang sempurna.
f. Aquamarine
4 | Page

Aquamarine artinya air dan lautan. Batuan ini termasuk ke dalam jenis batuan baryl
yang memiliki warna semburat biru; dari biru pucat hingga biru kehijauan.
Aquamarine termahal adalah yang berwarna biru aqua yang pekat yang biasa
ditemukan di Brazil.
g. Rubi
Batu ini terbentuk dari mineral yang disebut korundum, terdiri dari oksida
aluminium. Warna merah disebabkan oleh jejak kromium, sementara semburat
cokelat terjadi karena pengaruh zat besi. Rubi paling berharga adalah yang
berwarna merah dengan semburat biru (disunting dari Kilau Batu Berharga dalam
Nova, 24 30 September 2012).
2. Argumentasi (Bahasan)
Pengertian argumentasi dikemukakan oleh Charlina dan Sinaga (2011 : 143)
argumentasi bermakna alasan. Argumentasi berarti pemberian alasan yang kuat dan
meyakinkan. Tulisan ini bertujuan untuk meyakinkan atau mengubah pendapat
pembaca atas suatu pendapat, ideologi, doktrin, sikap atau tingkah laku tertentu.
Dalam tulisan yang bersifat ilmiah, jenis karagan ini biasanya digunakan oleh penulis
karena sebuah karya ilmiah harus dapat meyakinkan pembaca atas topik yang
diuraiannya. Dengan demikian, penulis harus menyusun kerangka secara logis dengan
alasan atau data yang mampu menyakinkan pembaca. Ciri-ciri/karakteristik karangan
argumentasi :
a. Berusaha meyakinkan pembaca akan kebenaran gagasan pengarang sehingga
kebenaran itu diakui oleh pembaca.
b. Pembuktian dilengkapi dengan data, fakta, grafik, tabel, gambar.
c. Dalam argumentasi pengarang berusaha mengubah sikap, pendapat atau pandangan
pembaca.
d. Dalam membuktikan sesuatu, pengarang menghindarkan keterlibatan emosi dan
menjauhkan subjektivitas.
e. Dalam membuktikan kebenaran pendapat pengarang, kita dapat menggunakan
bermacam-macam pola pembuktian.
Tabel : Persamaan dan Perbedaan antara Ekposisi dan Argumentasi
Persamaan
1. Argumentasi dan eksposisi samasama

menjelaskan

pendapat,

gagasan, dan keyakinan kita.


5 | Page

Perbedaan
1. Tujuan eksposisi hanya menjelaskan
dan menerangkan sehingga pembaca
memperoleh informasi yang sejelas-

jelasnya. Argumentasi bertujuan untuk


mempengaruhi

pembaca

sehingga

pembaca menyetujui bahwa pendapat,


2. Argumentasi dan eksposisi samasama

memerlukan

fakta

yang

sikap, dan keyakinan kita benar.


2. Eksposisi
menggunakan
contoh,
grafik,

dan

lain-lainnya

diperkuat atau diperjelas dengan

menjelaskan

sesuatu

angka,

kemukakan.

Argumentasi

peta,

diagram,

grafik,

gambar, dan lain-lainnya.

untuk

yang

kita
mem

berikan contoh, grafik, dan lainlainnya itu untuk membuktikan bahwa


sesuatu yang kita kemukakan itu

3. Argumentasi dan eksposisi samasama

memerlukan

analisis

dan

sintesis dalam pembahasannya.

benar.
3. Penutup akhir pada eksposisi biasanya
menegaskan lagi dari sesuatu yang
telah diuraikan sebelumnya. Penutup
pada

akhir

argumentasi

biasanya

berupa kesimpulan atas sesuatu yang


telah diuraikan sebelumnya.
4. Argumentasi dan eksposisi samasama

menggali

pengalaman,

idenya

dari

pengamatan

dan

penelitian, sikap dan keyakinan.


Dibawah ini adalah contoh karangan argumentasi :
Terkini
Salah satu konstanta yang sangat aneh dalam bahasa Indonesia yang banyak
digunakan media elektronik, terutama televisi adalah terkini. Sejumlah stasiun televisi
menggunakan kata itu dengan berbagai variasi Kabar Terkini, Terdepan dan Terkini,
Indonesia Terkini dan lain-lain.
Adakah yang lebih kini sehingga ada yang terkini? Adakah waktu bisa kita
tangkap, kita bekukan, menjadi kini yang berhenti, statis, membeku, kemudian kita
bikin yang lebih kini bernama terkini? Kini, kemarin, ataupun esok adalah momen yang
tak mungkin kita tangkap. Begitulah absurditas waktu. Hanya tubuh kita yang menjadi
6 | Page

bukti dan saksi yang menangkap jejak waktu. Bayi bertumbuh remaja, muda, berangsur
matang. Setelah itu, tua, kusut, menopause, renta, surut.
Bukan karena bahasa Indonesia tak mengenal tenses lalu kita boleh memakai
kosakata dengan logika sembarangan. Melatih logika, melatih otak, bahkan melatih
tubuh tangan kita pun sebenarnya bisa mengingat apa yang tak diingat oleh otak kita
adalah bagian-bagian dari melatih kesadaran. Tiadanya kesadaran membuat jagat kecil,
yaitu dari kita, menjadi morat-marit. Korupsi dan segala kejahatan turunannya adalah
parihal diri manusia yang kacau (disunting dari Terkini oleh Bre Redana dalam
Kompas Minggu, 20 Desember 2012).
3. Persuasi (Ajakan)
Karangan persuasi adalah karangan yang tertujuan meyakinkan pembaca,
membuat pembaca percaya, atau membujuk pembaca atas apa yang dikemukakan oleh
penulis. Yang dikemukakan itu dapat saja berupa fakta, produk, pendapat, hingga
ideologi tertentu. Bidang yang paling banyak menggunakan jenis karangan ini adalah
dunia periklanan. Kata persuasi berasal dari kata Inggris to persuade yang berarti
membujuk atau meyakinkan. Bentuk nominanya adalah persuation yang kemudian
dipungut ke dalam bahasa Indonesia menjadi persuasi (Finoza, 2008: 247).

Ciri-ciri paragraf persuasi :


a. Persuasi berasal dari pendirian bahwa pikiran manusia dapat diubah.
b. Harus menimbulkan kepercayaan para pembacanya.
c. Persuasi harus dapat menciptakan kesepakatan atau penyesuaian melalui kepercayaan
antara penulis dengan pembaca.
d. Persuasi sedapat mungkin menghindari konflik agar kepercayaan tidak hilang dan
supaya kesepakatan pendapatnya tercapai.
e. Persuasi memerlukan fakta dan data.
Karangan persuasi dapat digolongkan ke dalam empat kelompok, yaitu (1)
persuasi politik, (2) persuasi pendidikan, (3) persuasi advertensi, dan (4) persuasi
propaganda. Di bawah ini adalah contoh persuasi dalam iklan.
Energhi
(untuk Perlindungan Kulit Anda di Tanah Suci)
Persiapkan perawatan khusus kulit, wajah dan tubuh Anda saat menuju tanah suci
dengan Energhi. Sehingga kondisi cuaca, suhu dan udara yang ekstrim tidak
7 | Page

mengganggu kekhusuan ibadah haji Anda. Energhi Skin Care package akan menjaga
dan melindungi kulit Anda tetap lembab, sehat dan alami.
4. Narasi (Kisahan)
Narasi atau kisahan adalah karangan yang menceritakan sesuatu baik berdasarkan
pengamatan maupun pengalaman secara runtut. Sebuah karangan narasi akan berusaha
mengisahkan suatu peristiwa atau kejadian secara kronologis (Keraf, 1997 : 109).
Penulisan narasi yang bak membutuhkan tiga hal, yaitu (1) kalimat pertama dalam
paragraf harus menggugah minat pembaca, kejadian disusun secara kronlogis, dan (3)
memiliki fokus pada tujuan akhir yang jelas (Utorodewo, dkk, 2004 : 65).
Selanjutnya, Utorodewo, dkk (2004 : 65) mengemukakan bahwa sebuah karangan
narasi akan tersusun dengan baik apabila menggunakan :
a. Keterangan waktu,
b. Keterangan yang berkaitan dengan pekerjaan atau peristiwa, dan
c. Kata-kata peralihan yang mengungkapkan kaitan pikiran, kaitan waktu, dan kaitan
hasil, dan pertentangan.
Ditinjau dari sifatnya, narasi terdiri atas dua jenis, yaitu (1) narasi ekspositoris
atau narasi faktual, dan (2) narasi sugesti atau narasi berplot (Finoza, 2008 : 238). Yang
dimaksud dengan narasi ekspositoris adalah yang bertujuan memberikan informasi
kepada pembaca agar pengetahuan yang bersangkutan bertambah luas, sedangkan narasi
sugesti adalah narasi yang ditujukan memberikan makna kepada pembaca melalui
imajinasinya. Dibawah ini adalah contoh narasi sugestif :
Dulu, musim hujan pertama itu, ketika anakku dan aku baru pindah kemari, Monang
masih rajin datang. Setiap hari raya Natal, Paskah dan tentu hari ulang tahunku.
Ya, artinya ia selalu datang sehari sesudahnya. Mungkin ia malu bertemu dengan
keluargaku. Jadi selalu diusahakannya agar datang sesudah mereka pergi. Mengelakkan
senyum dingin yang terarah kepadanya, yang lebih melukai dari seribu tuduhan.
Melarikan diri dari pandangan penuh arti, yang lebih keras memukul daripada tinju
kepal.
Keluargaku tak pernah memaafkkannya. Barangkali mereka tak sanggup
menerima bahwa aku sendiri sudah lama mengampuninya. Mereka tidak bisa mengerti
bahwa aku sanggup tetap mengasihi orang yang telah mengucilkanku kemari.
Kalau bukan karena Monang, tentu aku pun sudah menjadi tokoh masyarakat
sekarang. Namaku dan potretku tentu sering muncul di surat kabar. Perbuatanku dan
8 | Page

pemikiranku tentu dianggap turut membangun masyarakat, turut mengarahkan


terlaksananya cita-cita mereka.
Sekarang... teman-temanku pun sudah lupa padaku. Karena perbuatan Monang
aku menjadi begini... . Tetapi aku sudah lama mengampuninya.
Keampunan dosa bukankah itu inti sari agamaku?
Kuyakinkan bahwa Allah Maha Pemurah, mengampuni dosa sekeji apapun. Ia
sudah mengampuni aku. Aku yakin betul bahwa dosaku diampuni olehNya. Dan kalau
begitu, siapakah aku yang gegabah menolak penyesalan sesamaku?
Hukumammu sudah cukup berat, Monang. Aku takkan menambah
sekerikil pun atas bebanmu.
Karena pernah kita begitu berbahagia bersama-sama. Menghayati bersama-sama
kecerahan hari hidup kita. Lalu badai menyambar kita sehingga kita terpisah kini.
Tetapi itu bukan cuma salahmu, Monang. Badai meniupkan kapal-kapal ke mana
nakhodanya tak berhasrat pergi, kata suatu pepatah kuno. Kapalku kandas, sedangkan
kapalmu berlayar terus tanpa harapan.
Ya, sekalipun kau tak pernah mengunjungiku akhir-akhir ini, Monang, sedikitdikitnya itu kuketahui betul : kau hidup tanpa harapan.
Kasihan Monang...
Dari rumahku yang kecil di luar kota, kukirimkan rasa ibaku kepadamu di
rumahmu yang mewah di tengah kota. Bagaikan burung pipit yang hinggap di jendela,
memandang bangkai cenderawasih yang kau pajang diatas lemarimu.
Dan kalau sampai kau lihat burung pipit itu, Monang, ingatkah kau padaku?
Pada Raumanen, cinta pertamamu? (dicuplik dari novel berjudul Raumanen karya
Marianne Katoppo, diterbitkan oleh Metafor Publishing, Jakarta, 1977, hlm. 3 4).
Narasi dapat dibagi dua yang dikemukakan oleh Charlina dan Sinaga (2011 : 126)
yaitu narasi ekspositoris dan narasi sugestif.
a. Narasi Ekspositoris
Karangan narasi ekspositoris bertujuan untuk memberi informasi kepada
pembaca agar pengetahuannya bertambah luas, selain itu juga untuk mengunggah
amanah pikiran para pembaca untuk mengetahui apa yang dikisahkan. Sasaran
utamanya adalah rasio, yaitu berupa perluasan pengetahuan para pembaca sesudah
membaca kisah tersebut. Sebagai sebuah

bentuk narasi, narasi ekspositoris

mempersoalkan tahap-tahap kejadian, rangkaian-rangkaian perbuatan kepada para


pembaca atau pendengar. Runtun kejadian atau peristiwa yang disajikan itu
dimaksudkan untuk menyampaikan informasi untuk memperluas pengetahuan atau
9 | Page

pengertian pembaca, tidak peduli apakah disampaikan secara tertulis atau secara
lisan.
Narasi ekspositoris dapat bersifat khas atau khusus dan dapat pula bersifat
generalisasi. Narasi ekspositoris yang bersifat generalisasi adalah narasi yang
menyampaikan suatu proses yang umum, yang dapat dilakukan siapa saja dan dapat
pula dilakukan siapa saja dan dapat pula dilakukan secara berulang-ulang. Dengan
melaksanakan tipe kejadian itu secara berulang-ulang, maka seseorang dapat
memperoleh kemahiran yang tinggi mengenai hal itu. Misalnya suatu wacana naratif
yang menceritakan bagai mana seorang menyiapkan nasi goreng, bagaimana
membuat roti, bagaimana membangun sebuah kapal dengan mempergunakan bahan
fero-semen dan sebagainya.
Narasi yang bersifat khusus adalah narasi yang berusaha menceritakan suatu
peristiwa yang khas, yang hanya satu kali terjadi. Peristiwa yang khas adalah
peristiwa yang tidak dapat diulang kembali karena ia merupakan pengalaman atau
kejadian pada suatu waktu tertentu saja. Narasi mengenai pengalaman seseorang
yang pertama kali masuk sebuah perguruan tinggi, pengalaman seseorang pertama
kali mengarungi samudra luas, pengalaman seorang gadis yang pertama kali
menerima curahan kasih dari seorang pria idamannya dan sebagainya.
b. Narasi Sugestif
Pengertian karangan narasi sugestif yang dikemukakan oleh Charlina dan
Sinaga (2011 : 129) sebagai berikut : narasi sugestif pertama-tama bertalian dengan
dengan tindakan atau perbuatan yang dirangkaian didalam suatu kejadian atau
peristiwa. Seluruh rangkaian kejadian itu berlangsung dalam satu kesatuan waktu,
atau tujuan atau sasaran utamanya bukan memperluas pengetahuan seseorang. Tetapi
berusaha memberi makna peristiwa atau kejadian itu, maka narasi sugestif selalu
melibatkan daya khayal atau imajinasi.
Narasi sugestif tidak bercerita atau memberikan komentar mengenai sebuah
cerita, tetapi ia justru mengisahkan suatu cerita atau kisah. Seluruh kejadian yang
disajikan menyiapkan pembaca kepada suatu perasaan tetentu untuk menghadapi
peristiwa yang berhadapan dimatanya. Narasi menyediakan sesuatu kematangan
mental. Kesiapan mental itulah yang melibatkan simpati atau antipasti mereka
kepada kejadian itu sendiri. Inilah yang disebut dengan makna yang tersirat dalam
sebuah rangkaian kejadian itu. Dibawah ini merupakan tabel perbedaan antara narasi
10 | P a g e

ekspositoris dan narasi sugestif yang dikemukakan oleh Tukan (2006 : 71) sebagai
berikut :
Tabel : Perbedaan Narasi Ekspositoris dan Narasi Sugestif
Narasi Ekspositoris
Narasi Sugestif
Berfungsi
memperluas Menyampaikan
makna
pengetahuan pembaca.

amanat

yang

tersirat

atau
terhadap

pembaca.
informasi Menimbulkan daya imajinasi.

Menyampaikan

mengenai sebuah peristiwa.


Berdasarkan pada penalaran Penalaran hanya sebagai alat untuk
untuk

mencapai

rasional.
Bahasanya

kesepakatan menyampaikan makna.

cendrung

informative
menggunakan

bersifat Bahasanya

cendrung

bersifat

dengan figuratife dengan menggunakan


kata-kata kata-kata konotatif.

denotatif.
Ciri-ciri/karakteristik karangan narasi :
a. Menyajikan serangkaian berita atau peristiwa.
b. Disajikan dalam urutan waktu serta kejadian yang menunjukkan peristiwa awal
sampai akhir.
c. Menampilkan pelaku peristiwa atau kejadian.
d. Latar (setting) digambarkan secara hidup dan terperinci.
e. Pola narasi secara sederhana : awal tengah akhir. Awal narasi biasanya berisi
pengantar yaitu memperkenalkan suasana dan tokoh.
f. Bagian awal harus dibuat menarik agar dapat mengikat pembaca.
g. Bagian tengah merupakan bagian yang memunculkan suatu konflik. Konflik lalu
diarahkan menuju klimaks cerita.
h. Setelah konfik timbul dan mencapai klimaks, secara berangsur-angsur cerita akan
mereda. Akhir cerita yang mereda ini memiliki cara pengungkapan bermacammacam. Ada yang menceritakannya dengan panjang, ada yang singkat, ada pula
yang berusaha menggantungkan akhir cerita dengan mempersilahkan pembaca
untuk menebaknya sendiri.
5. Deskripsi (Lukisan)
Deskripsi merupakan jenis karangan yang menggambarkan bentuk objek
pengamatan dari aspek rupa, sifat, rasa, atau corak sesuai dengan keadaan yang
11 | P a g e

sebenarnya selain menggambarkan perasaan bahagia, takut, sepi, sedih, atau gembira.
Hermandra (2008 : 124) mengungkapkan pengertian deskripsi merupakan karangan
yang lebih menonjolkan aspek pelukisan sebuah benda sebagaimana adanya.
Deskripsi merupakan bentuk tulisan yang berusaha memberikan perincian dari
objek yang sedang dibicarakan. Tujuan karangan ini adalah membantu pembaca
membayangkan apa yang digambarkan tersebut (Utorodewo, dkk, 2004 : 65).
Tujuan deskripsi bertujuan (1) deskripsi sugesti yaitu menciptakan dan
memungkinkan daya khayal (imajinasi) pada para pembaca dengan perantara tenaga
rangkaian kata-kata yang dipilih penulis untuk menggambarkan ciri, sifat dan watak
objek. Deskripsi ini bertujuan menciptakan sebuah pengalaman dari pembaca.
Pengalaman karena perkenalan secara langsung dengan objek. (2) deskripsi
ekspositoris atau teknis yaitu memberikan identifikasi atau informasi mengenai objek
hingga pembaca dapat mengenalnya bila bertemu atau berhadapan dengan objek
tersebut. Deskripsi yang baik dituntut dua hal, yaitu :
a. Kesanggupan berbahasa seorang penulis yang kaya akan nuansa dan bentuk.
b. Kecermatan pengamatan dan ketelitian penyelidikan; dengan menggunakan
pilihan data yang tepat, pembaca dapat seolah-olah melihat objek dengan hidup
dan segar.
Seorang penulis yang hendak menulis karangan deskriptif haruslah teliti,
cermat, dan kreatif memilih kata-kata sehingga pembaca dapat membayangkan objek
yang dilukiskan tersebut.
Ciri-ciri/karakteristik karangan deskripsi :
a. Melukiskan atau menggambarkan suatu objek tertentu.
b. Bertujuan untuk menciptakan kesan atau pengalaman pada diri pembaca agar
seolah-olah mereka melihat, merasakan, mengalami atau mendengar, sendiri suatu
objek yang dideskripsikan.
c. Sifat penulisannya objektif karena selalu mengambil objek tertentu, yang dapat
berupa tempat, manusia, dan hal yang dipersonifikasikan.
d. Penulisannya dapat menggunakan cara atau metoderealistis

(objektif),

impresionistis (subjektif), atau sikap penulis.


Agar sampai pada tujuan tadi, seorang penulis harus mengambil sikap tertentu
terhadap objek yang akan dilukiskannya. Ada dua pendekatan yang bisa diambil oleh
penulis dalam mendeskripsikan sesuatu, yaitu pendekatan realistis dan pendekatan
impresionalistis.
a. Pendekatan Realistis
12 | P a g e

Dalam pendekatan ini, penulis seolah bertindak sebagai tukang potret yang
memotret sebuah objek melalui kameranya. Dengan kata lain, penulis harus
bersifat objektif, tidak dibuat-buat, atau apa adanya. Perhatikan contoh berikut.
Orang Bugis berbagai ciri khas yang sangat menarik. Mereka mampu
mendirikan kerajaan-kerajaan yang sama sekali tidak mengandung pengaruh
India, dan tanpa mendirikan kota sebagai pusat aktivitas mereka. Orang Bugis
juga memiliki tradisi kesusastraan, baik lisan maupun tulisan. Berbagai karya
sastra tulis yang berkembang seiring dengan tradisi lisan, hingga kini masih
dibaca dan disalin ulang. Perpadun antara tradisi lisan dan tulis ini kemudian
menghasilkan salah satu epos sastra terbesar di dunia, yakni La Galigo yang lebih
panjang dari Mahabharata (dicuplik dari Manusia Bugis karya Christian Pelras,
hlm. 4).
b. Pendekatan Impresionistis
Sesuai dengan namanya, pendekatan impresionistis bertujuan menimbulkan
kesan dalam diri pembaca sesuai dengan impresi penulis karena pelukisan
bertolak dari sudut pandang penulis. Jadi, sifat pendekatan ini subjektif.
Perhatikan cuplikan cerita di bawah ini.
Sepasang burung bangau melayang meniti angin, berputar-putar di langit.
Tanpa sekalipun mengepakan sayap, mereka mengapung berjam-jam lamanya.
Suaranya melengking seperti keluhan panjang. Air. Kedua unggas ini telah
melayang beratus-ratus kilometer mencari genangan air. Telah lama mereka
merindukan amparan lumpur tempat mereka mencari mangsa : latak, ikan, udang,
atau serangga lainnya.
Namun kemarau belum usai. Ribuan hektar sawah yang mengelilingi Dukuh
Paruk telah tujuh bulan kerontang. Sepasang burung bangau itu takkan
menemukan genangan air mesi sebesar telapak kaki. Sawah berubah menjadi
padang kering berarna kelabu. Segala jenis rumput mati. Yang menjadi bercakbercak hijau di sana-sini adalah kerokot, sajian alam bagi sejala jenis belalang dan
jangkrik. Tumbuhan jenis kaktus ini justru hanya muncul di sawah justru sewaktu
kemarau berjaya.
Di bagian langit lain, seekor burung pipit sedang berusaha mempertahankan
nyawanya. Dia terbang bagai batu lepas dari ketepel. Sambil menjerit sejadijadinya. Di belakangnya seekor alap-alap mengejer dengan kecepatan berlebih.
13 | P a g e

Udara yang ditempuh kedua binatang itu membuat udara desau. Jerit pipit kecil itu
terdengar ketika paruh alap-alap menggigit kepalanya. Bulu-bulu halus
beterbangan. Pembunuhan terjadi di udara yang lengang, di atas Dukuh Paruk
2.3

(dicuplik dari Ronggeng Dukuh Paruk karya Ahmad Tohari, hlm. 9).
Pengertian Esai
Secara sederhana, esai dapat dimaknai sebagai bentuk tulisan lepas yang lebih
luas dari paragraf yang arahkan untuk mengembangkan ide sebagai topik (Anker, 2010
hal. 38). Dalam hal ini esai dianggap pula sebagai cara untuk menguji atau melihat
kualitas ide yang dituliskan oleh penulisnya (Harvey, 2003).
Esai memang sering dianggap sebagai bentuk tulisan yang mendorong penulisnya
untuk menguji ide yang mereka miliki mengenai suatu topik. Dalam menulis esai,
seseorang diharuskan membaca secara cermat, melakukan analisis, melakukan
perbandingan, menulis secara padat dan jelas, dan memaparkan sesuatu secara seksama.
Tanpa menulis esai dikatakan bahwa seseorang tidak akan mampu merajut kembali
potongan-potongan pemahaman yang mereka dapatkan selama belajar ke dalam sebuah
bentuk yang utuh (Warburton, 2006). Diantara berbagai alasan mengapa penulisan esai
seringkali diberikan McClain dan Roth (1999, hlm. 1) menyatakan bahwa esai dapat
membantu belajar tiga hal penting, yakni (1) bagaimana mengekploritasi area kajian dan
menyampaikan penilaian mengenai sebuah isu, (2) bagaimana merangkai argumen untuk
mendukung penilaian tersebut berdasarkan pada nalar dan bukti, dan (3) bagaimana

2.4

menghasilkan esai yang menarik dan memiliki struktur koheren.


Struktur Umum Esai
Jumlah kata yang lazim dalam penulisan esai sebagai tugas kuliah adalah antara
300 600 kata untuk esai pendek dan lebih dari 600 kata, tergantung penugasan dan
kajian keilmuan untuk esai yang lebih panjang (Lihat Anker, 2009). Secara umum
struktur esai, baik esai pendek maupun esai panjang memiliki tiga bagian utama. Selain
judul sebagai esai memiliki bagian secara berurutan berupa pendahuluan, bagian inti dan
kesimpulan (Lihat Savage & Mayer, 2005; Anker, 2009; Mc.Whorier, 2012. Dalam
penulisannya, label pendahuluan, bagian inti dan kesimpulan tidak memunculkan karena
esai adalah tulisan yang tidak disusun dalam bab dan sub bab.
Bagian pendahuluan sebuah esai berisikan identifikasi topik yang akan dicapai
diangkat dengan memberikan latar belakang berupa penggambaran situasi atau kondisi
terkini terkait topik tersebut. Penggambaran latar belakang ini beranjak dari penjelasan

14 | P a g e

secara umum kearah yang lebih sempit. Pada titik ini juga dilakukan upaya menarik
perhatian untuk diangkat sekaligus memberikan gambaran mengenai apa yang akan
dibahas terkait topik tersebut dalam kalimat yang disebut thesis statement.
Bagian kedua, yakni bagian inti berisikan bagian pengembangan ide yang dimuat
dalam thesis statement. Pada bagian inilah isi utama tulisan dikupas dan dikembangkan
sesuai dengan jenis esai yang ditulis. Perlu diingat, pada bagian ini pengembangan ide
dilakukan dengan cara menyampaikan pikiran utama yang kemudian dikemas dan
diperkuat melalui satu atau lebih kalimat pendukung. Pikiran utama yang dimunculkan
tentunya sangat bergantung pada topik yang menjadi fokus penulisan.
Bagian ketiga, dari sebuah esai adalah penarikan kesimpulan. Bagian ini merupakan
bagian tempat penulis melakukan penguatan terhadap topik yang telah dinyatakan pada
thesis statement dan telah dibahas pada bagaian inti esai. Ringkasan pembahasan pada
umumnya menjadi penutup pada bagain ini. Secara skematis, struktur esai dapat dilihat
pada gambar dibawah ini.
Gambar Struktur Esai
Pendahuluan
1. Latar belakang situasi terkini terkait topik.
2. Alasan mengapa topik yang diangkat sesuatu yang

Dapat

penting.
3. Perkenalan topik melalui thesis statement.

lebih paragraf

Bagian Inti

Umumnya

1. Pengembangan topik yang disampaikan.


2. Dikemas

dalam

pikiran

utama

dan

pikiran

penunjang sesui topik yang dikembangkan.


Kesimpulan
1. Penguatan/penekanan topik yang disampaikan pada
2.5

satu

berisi
atau

tiga

paragraf atau lebih.

Berisi
satu
atau
lebih
paragraf.

thesis statement.
Jenis-Jenis
Esaiinti topik yang telah dibahas.
2. Ringkasan
Pada dasarnya jenis esai yang mungkin ditulis dapat sangat beragam, sesuai
dengan sudut pandang dan tujuan penulisannya. Namun demikian pada pedoman ini
hanya akan dijelaskan 3 jenis esai yang sering kali menjadi tugas bagi mahasiswa
diantara berbagai jenis esai yang ada, yakni (1) esai eksposisi yang memuat argument

15 | P a g e

atau pendapat penulis tentang tentang sesuatu. (2) esai diskusi yang menampilkan cara
membahas suatu isu berdasarkan berbagai perspektif , minimal dua perspektif misalnya
konvergeni (persamaan) dan divergen (perbedaan) dan (3) esai eksplanasi, yang
menerangkan bagaimana sesuatu terjadi dan apa tersebut lebih lanjut diuraikan pada
bagian dibawah ini.
Jenis esai pertama yakni esai eksposisi bertujuan untuk mengemukakan pendapat
penulis secara eksplisit tentang sebuah isu. Dalam hal ini, pembaca diarahkan untuk
menyakini pendapat yang disampaikan oleh data, fakta dan referansi para ahli atau
pengalaman pribadi penulis.
Ada dua jenis esai eksposisi (Martin, 1985; Derewianka, 1990; Gerot 1998) yakni
eksposisi analitis dan eksposisi hortatory. Pada eksposisi analitis penulis berusaha
menyakinkan pembaca bahwa sebuah isu itu benar atau tidak penting atau tidak.
Sementara itu, pada esai eksposisi hortatory penulis berusaha menyakinkan pembaca
untuk melakukan sesuatu seperti yang disarankan olehnya.
Struktur esai eksposisi meliputi tiga bagian berikut :
a. Kalimat pendahuluan (thesis statement) yang berisi pernyataan atau pendapat atau
pandangan penulis mengenai suatu isu atau topik yang ditulis.
b. Argument yang memaparkan argument penulis untuk mendukung pernyataan atau
pendapat atau keyakinan yang diungkapkan dalam kalimat pendahuluan.
c. Pernyataan penutup atau simpulan yang merupakan penekanan kembali pendapat yang
dinyatakan dipendahuluan (restatement of thesis).
Jenis esai kedua, yaitu esai diskusi ditulis untuk mengemukakan pendapat atau
argument mengenai sebuah isu atau topik dari berbagai perspektif setidaknya dari dua
perspektif, terutama perspektif yang mendukung dan yang menentang dengan diakhiri
oleh rekomendasinya penulis.
Struktur esai diskusi terdiri atas empat bagian sebagai berikut :
a. Bagian pendahuluan yang memuat penjelasan singkat mengenai isu yang dibahas.
b. Argument yang mendukung yang dapat memuat fakta, data, hasil penelitian atau
referensinya dari para ahli atau berbasis pengalaman pribadi.
c. Argument yang menentang yang secara serupa dapat didukung oleh fakta, data atau
hasil penelitian, referensi para ahli atau pengalaman pribadi.
d. Simpulan dan rekomendasi yang terutama berisi pengungkapan kembali inti argument
dan rekomendasi terhadap isu yang dibahas beserta usulan kerangka dalam menyikapi
atau mengatasi isu tersebut.

16 | P a g e

Jenis esai ketiga, yakni esai eksplanasi, ditulis untuk menjelaskan serangkaian
tahapan dari sebuah fenomena, atau bagaimana sesuatu beroperasi (sequence
explanation-explaining how), atau mengungkapkan alasan dan dampak terjadinya suatu
fenomena (consequential explanation-explaining why), atau gabungan dari kedua jenis
penjelasan itu.
Esai eksplanasi terdiri atas dua bagian utama sebagai berikut :
a. Identifikasi fenomena, yang berisi identifikasi apa yang akan diterangkan atau
dijelaskan;
b. Urutan kejadian

(sequential

explanation),

yang

merupakan

uraian

yang

menggambarkan tahapan kejadian yang relevan dengan fenomena yang digambarkan


atau alasan atau dampak dari suatu fenomena (consequential explanation).

BAB III
PENUTUP
3.1

Kesimpulan
Mengarang adalah pekerjaan merangkai kata, kalimat dan alinea untuk
menjabarkan dan atau menguasi topik tertentu guna memperoleh hasil akhir berupa
karangan (Finoza, 2008 : 228). Selain itu, harus pula dipahami bahwa karangan dapat
bersifat nonilmiah, semiilmiah atau ilmiah populer dan ilmiah. Jenis tulisan dibagi
menjadi lima jenis yaitu eksposisi, argument, persuasi, narasi dan deskripsi.

17 | P a g e

Esai dapat dimaknai sebagai bentuk tulisan lepas yang lebih luas dari paragraf yang
arahkan untuk mengembangkan ide sebagai topik (Anker, 2010 hal. 38). Struktur umum
esai terdiri dari bagian secara berurutan berupa pendahuluan, bagian inti dan kesimpulan
(Lihat Savage & Mayer, 2005; Anker, 2009; Mc.Whorier, 2012). Ada 3 jenis esai yang
diantaraya yakni (1) esai eksposisi yang memuat argument atau pendapat penulis tentang
tentang sesuatu. (2) esai diskusi yang menampilkan cara membahas suatu isu berdasarkan
berbagai perspektif, minimal dua perspektif misalnya konvergeni (persamaan) dan
divergen (perbedaan) dan (3) esai eksplanasi, yang menerangkan bagaimana sesuatu
3.2

terjadi dan apa tersebut lebih lanjut diuraikan pada bagian dibawah ini.
Saran
Untuk melestarikan kebudayaan bangsa kita harus mengembangkan dan
menjadikan kebudayaan bangsa Indonesia menjadi prisai untuk membendung arus global
yang kian hari kian berdampak pada akhlak bangsa.

DAFTAR PUSTAKA
Charlina dan Mangatur Sinaga. 2011. MKDU Bahasa Indonesia. Pekanbaru : Berhati Publishing
Hermandra. 2008. Bahasa Indonesia Diperguruan Tinggi. Pekanbaru : Cendikia Insani

18 | P a g e

LAMPIRAN
Soal Pre Test
1. Apa yang anda ketahui tentang mengarang?
Jawaban : Mengarang adalah pekerjaan merangkai kata, kalimat dan alinea untuk
menjabarkan dan atau menguasi topik tertentu guna memperoleh hasil akhir
berupa karangan (Finoza, 2008 : 228).
2. Sebutkan 3 sifat karangan!
Jawaban : nonilmiah, semiilmiah atau ilmiah populer dan ilmiah.
3. Sebutkan jenis-jenis tulisan!
Jawaban : eksposisi, argument, persuasi, narasi dan deskripsi.
Soal Post Test
1. Apa yang anda ketahui tentang karangan eksposisi?
Jawaban : Karangan ekposisi merupakan wacana yang bertujuan memberikan penjelasan,
informasi, keterangan dan pemahaman kepada pembaca atau pendengar tentang
suatu hal. Tulisan jenis ini biasanya menguraikan sebuah proses atau suatu hal
yang belum diketahui oleh pembaca atau proses kerja suatu benda (Keraf, 1977:
110).
2. Sebutkan ciri-ciri/karakteristik karangan argumentasi!
Jawaban :
a. Berusaha meyakinkan pembaca akan kebenaran gagasan pengarang sehingga
kebenaran itu diakui oleh pembaca.
b. Pembuktian dilengkapi dengan data, fakta, grafik, tabel, gambar.
c. Dalam argumentasi pengarang berusaha mengubah sikap, pendapat atau
pandangan pembaca.
d. Dalam membuktikan sesuatu, pengarang menghindarkan keterlibatan emosi
dan menjauhkan subjektivitas.
e. Dalam membuktikan kebenaran pendapat pengarang, kita dapat menggunakan
bermacam-macam pola pembuktian.
3. Karangan persuasi dapat digolongkan ke dalam empat kelompok. Sebutkan!
19 | P a g e

Jawaban : (1) persuasi politik, (2) persuasi pendidikan, (3) persuasi advertensi, dan (4)
persuasi propaganda.
4. Jelaskan perbedaan narasi ekspositoris dan narasi sugestif!
Jawaban :
Narasi Ekspositoris
Narasi Sugestif
Berfungsi
memperluas Menyampaikan
makna
pengetahuan pembaca.

amanat

yang

tersirat

atau
terhadap

pembaca.
informasi Menimbulkan daya imajinasi.

Menyampaikan

mengenai sebuah peristiwa.


Berdasarkan pada penalaran Penalaran hanya sebagai alat untuk
untuk

mencapai

rasional.
Bahasanya

kesepakatan menyampaikan makna.

cendrung

informative
menggunakan

bersifat Bahasanya

cendrung

bersifat

dengan figuratife dengan menggunakan


kata-kata kata-kata konotatif.

denotatif.
5. Apa tujuan dari karangan deskripsi?
Jawaban : (1) deskripsi sugesti yaitu menciptakan dan memungkinkan daya khayal (imajinasi)
pada para pembaca dengan perantara tenaga rangkaian kata-kata yang dipilih
penulis untuk menggambarkan ciri, sifat dan watak objek. Deskripsi ini bertujuan
menciptakan sebuah pengalaman dari pembaca. Pengalaman karena perkenalan
secara langsung dengan objek. (2) deskripsi ekspositoris atau teknis yaitu
memberikan identifikasi atau informasi mengenai objek hingga pembaca dapat
mengenalnya bila bertemu atau berhadapan dengan objek tersebut.

20 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai