Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Tujuan percobaan
Mahasiswa mampu memahami tujuan, sasaran, tatacara pelaksanaan, luaran dan
manfaat uji ketoksikan akut sesuatu obat.
1.2 Tinjauan Pustaka
Toksisitas adalah suatu keadaan yang menandakan adanya efek toksik/racun
yang terdapat pada bahan sebagai sediaan single doseatau campuran. Toksisitas akut
ini diteliti pada hewan percobaan yang menunjukkan evaluasi keamanan dari
kandungan kimia untuk penggunaan produk rumah tangga, bahan tambahan
makanan, kosmetik, obat-obatan, dan sediaan biologi.
Uji toksisitas akut adalah pengujian yang dilakukan untuk mengetahui nilai
LD50 dan dosis maksimal yang masih dapat ditoleransi hewan uji (menggunakan 2
spesies hewan uji). pemberian obat dalam dosis tunggal dan diberikan melalui 2 rute
pemerian (misalnya oral dan intravena).
Uji toksisitas dilakukan untuk mendapatkan informasi atau data tentang
toksisitas suatu bahan (kimia) pada hewan uji. Secara umum uji toksisitas dapat
dikelompokkan menjadi uji toksisitas jangka pendek/akut, dan uji toksisitas jangka
panjang. Uji toksisitas akut dimaksudkan untuk mendapatkan informasi tentang
gejala keracunan, penyebab kematian, urutan proses kematian dan rentang dosis
yang mematikan hewan uji (Lethal dose atau disingkat LD50) suatu bahan. Uji
toksisitas akut merupakan efek yang merugikan yang timbul segera sesudah
pemberian suatu bahan sebagai dosis tunggal, atau berulang yang diberikan dalam
24 jam.
Uji toksisitas akut dirancang untuk menentukan atau menunjukkan secara kasar
median lethal dose (LD50) dari toksikan. LD50 ditetapkan sebagai tanda statistik
pada pemberian suatu bahan sebagai dosis tunggal yang dapat menyebabkan
kematian 50% hewan uji. Jumlah kematian hewan uji dipakai sebagai ukuran untuk
efek toksik suatu bahan (kimia) pada seke lompok hewan uji. Jika dalam hal ini
hewan uji dipandang sebagai subjek, respon berupa kematian tersebut merupakan
suatu respon diskretik. Ini berarti hanya ada dua macam respon yaitu ada atau tidak
ada kematian.

Quantal respon , yaitu jumlah respon pada sekelompok hewan uji terhadap dosis
tertentu suatu obat atau bahan. Pengamatan terhadap efek ini dilakukan untuk
menentukan jumlah respon dari suatu respon diskretik (all or none response) pada
suatu kelompok hewan uji. Jumlah respon tersebut dapatn100%, 99%, 50%, 20%,
10%, atau 1%. Respon yang bersifat diskret itu dapat berupa kematian, aksi
potensial, dan sebagainya.
Lethal Dose 50 adalah suatu besaran yang diturunkan secara statistik, guna
menyatakan dosis tunggal sesuatu senyawa yang diperkirakan dapat mematikan atau
menimbulkan efek toksik yang berarti pada 50% hewan percobaan setelah
perlakuan. LD50 merupakan tolak ukur kuantitatif yang sering digunakan untuk
menyatakan kisaran dosis letal.
Pada dasarnya, nilai tes LD 50 yang harus dilaporkan selain jumlah hewan yang
mati, juga harus disebutkan durasi pengamatan. Bila pengamatan dilakukan dalam
24 jam setelah perlakuan, maka hasilnya tertulis LD50 24 jam.
Teknis pemberian juga mempengaruhi hasil, antara lain waktu pemberian, suhu
lingkungan, kelembaban, sirkulasi udara. Tidak luput kesalahan manusia juga dapat
mempengaruhi hasil ini. Sehingga sebelum melakukanpenelitian, ada baiknya kita
memeperhatikan faktor faktor yang mempengaruhihasil ini. Secara umum,
semakin kecil nilai LD50, semakin toksik senyawa tersebut. Begitu pula sebaliknya,
semakin besar nilai LD50, semakin rendah toksisitasnya. Hasil yang diperoleh
(dalam mg/kgBB) dapat digolongkan menurut potensi ketoksikan akut senyawa uji
menjadi beberapa kelas, seperti yang terlihat pada tabel berikut (Loomis (1978)) :
No
1
2
3
4
5
6

KELAS
Luar biasa toksik
Sangat toksik
Cukup toksik
Sedikit toksik
Praktis tidak toksik
Relatif kurang
berbahaya

LD50 (mg/KgBB)
1 atau kurang
1 50
50 500
500 5000
5000 15000
lebih dari 15000

Uji toksisitas akut ini


biasanya menggunakan hewan
uji mencit dari kedua jenis
kelamin. Hewan uji harus

sehat dan berasal dari satu galur yang jelas. Menurut Weil penelitian uji toksisitas akut
ini paling tidak menggunakan 4 peringkat dosis yang masing-masing peringkat dosis

menggunakan paling sedikit 4 hewan uji. Dosis dibuat sebagai suatu peringkat dengan
kelipatan logaritmik yang tetap.
Dosis terendah merupakan dosis yang tidak menyebabkan timbulnya efek atau
gejala keracunan, dan dosis tertinggi merupakan dosis yang menyebabkan kematian
semua (100%) hewan uji. Cara pemberian obat atau bahan yang diteliti harus
disesuaikan pada pemberiannya pada manusia, sehingga dapat mempermudah dalam
melakukan ekstrapolasi dari hewan ke manusia.
Dalam uji toksisitas akut, penentuan LD50 dilakukan dengan cara menghitung
jumlah kematian hewan uji yang terjadi dalam 24 jam pertama sesudah pemberian dosis
tunggal bahan yang diteliti menurut cara yang ditunjukkan oleh para ahli. Namun
demikian, kematian dapat terjadi sesudah 24 jam pertama karena proses keracunan
dapat berjalan lambat.
Dosis efektif 50% adalah dosis suatu obat yang dapat berpengaruh terhadap 50%
dari jumlah hewan yang diuji, sedangkan, dosis lethal 50% adalah, dosis suatu obat atau
bahan kimia yang dapat menyebabkan kematian sampai 50% dari jumlah hewan yang
diuji.
Tujuan dilakukannya uji toksisitas akut adalah untuk menentukan potensi
ketoksikan akut dari suatu senyawa dan untuk menentukan gejala yang timbul pada
hewan percobaaa. Data yang dikumpulkan pada uji toksisitas akut ini adalah data
kuantitatif yang berupa kisaran dosis letal atau toksik, dan data kualitatif yang berupa
gejala klinis.

BAB II
METODOLOGI KERJA
2.1 Alat dan Bahan
a. Alat dan Bahan
1. Phenobarbital natrium, Volume direncanakan 0,2 ml/20g
2. Larutan NaCl fisiologis 0,9% dengan dosis 0,2 ml/20 g BB
3. Etanol 70%
4. 15 ekor mencit jantan putih , bobot 20-30 g

5. Timbangan hewan
6. Spuit injeksi dan jarum (1 ml), kapas
7. Beacker glass, vial, gelas ukur
8. Stop watch
9. Wadah tempat pengamatan uji hipnotika
b. Perhitungan Dosis (Phenobarbital Na)
1. Dosis 25 :
25 0,0026 = 0,065 mg
2. Dosis 50 :
50 0,026 = 0,13 mg
3. Dosis 75 :
75 0,0026 = 0,195 mg
4. Dosis 100 :
100
0,0026 = 0,26 mg
5. Dosis 125 :
125
0,0026 = 0,325 mg
2.2 Prosedur Kerja :
1. Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan.
2. Menimbang hewan uji atau mencit yang akan disuntik.
3. Menyiapkan Phenobarbital Na dengan berbagai konsentrasi di dalam labu
uku
4. Menyuntikkan Phenobarbital Na pada mencit secara intraperitonial.
5. Amati segala reaksi yang terjadi dan catat pengamatannya.
BAB III
HASIL & PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Dari praktikum uji toksisitas akut obat pada mencit yang sudah dilakukan,
didapatkan hasil pengujiannya adalah sebagai berikut :
Dosis
25
50
75
100
125

Log
1,398
1,699
1,875
2
2,096

Mati
0
2
3
4
4

Hidup
4
2
1
0
0

R/K
0
0,5
0,75
1
1

K%
0%
50%
75%
100%
100%

Chart Title
120
100
80
Axis Title

f(x) = 150.45x - 207.86


R = 0.98

60

Linear ()

40
20
0
1.3 1.4 1.5 1.6 1.7 1.8 1.9

2.1 2.2

Axis Title

Perhitungan LD50 :
y

= 150,45 x 207,86

50

= 150,45 x 207,86

50 + 207,86

= 50 x

267,86

= 50x

= 1,714

101,714

= 51,7606

LD50

= 51,7606 mg/kg

4.1 Pembahasan
Pada dosis 25mg tidak ada hewan uji yang mati. Pada dosis 50mg menyebabkan
kematian pada 2 hewan uji. Pada dosis 75mg menyebabkan kematian 3 hewan uji. Pada
dosis 100mg dan 125mg menyebabkan kematian pada semua hewan uji. Berdasarkan
perhitungan LD50 diperoleh hasil 51,7606 mg sehingga menyebabkan 50% kematian
pada hewan uji. Phenobarbital mempunyai ketoksikan kategori sedang (50-500 mg/kg).

BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Semakin besar dosis Phenobarbital yang diberikan melebihi dosis letal dapat
menyebabkan kematian pada hewan uji.

Anda mungkin juga menyukai