TINJAUAN PUSTAKA
dan
mempertahankan
kepercayaan
klien
kepada
perawat,
B. Confidentiality (Kerahasiaan)
Prinsip
kerahasiaan
mengharuskan
perawat
untuk
menghormati
informasi tersebut kecuali jika diijinkan oleh klien dengan bukti persetujuan.
Diskusi tentang klien di luar area pelayanan, menyampaikan pada teman atau
keluarga tentang klien serta tenaga kesehatan lain harus dihindari (Marliany,
2010).
Dalam undang-undang No 36 tahun 2014 tentang tenaga kesehatan pasal
58 tentang hak dan kewajiban tenaga kesehatan dimana ditulis bahwa tenaga
kesehatan dalam menjalankan praktik harus menjaga kerahasiaan kesehatan
penerima layanan kesehatan. UUD Rahasia kesehatan penerima pelayanan
kesehatan dalam UUD kesehatan pasal 73 bahwa :
a. Setiap tenaga kesehatan dalam menjalankan tugasnya wajib menyimpan
rahasia kesehatan penerima layanan kesehatan.
b. Rahasia penerima kesehatan hanya dapat dibuka untuk kepentingan
kesehatan penerima pelayanan kesehatan, pemenuhan permintaan aparatur
hukum bagi kepentingan penegak hukum, permintaan penerima layanan
kesehatan sendiri, atau pemenuhan peraturan perundang-undang.
Menurut Declaration on the Rights of the Patients yang dikeluarkan oleh
WMA memuat hak pasien terhadap kerahasiaan (Williams, 2006) sebagai berikut:
a. Semua informasi yang teridentifikasi mengenai status kesehatan pasien,
kondisi medis, diagnosis, prognosis, dan tindakan medis serta semua
informasi lain yang sifatnya pribadi,harus dijaga kerahasiaannya, bahkan
setelah kematian. Perkecualian untuk kerabat pasien mungkin mempunyai
hak untuk mendapatkan informasi yang dapat memberitahukan mengenai
resiko kesehatan mereka.
b. Informasi rahasia hanya boleh dibeberkan jika pasien memberikan ijin
secara eksplisit atau memang bisa dapat diberikan secara hukum kepada
penyedia layanan kesehatan lain hanya sebatas apa yang harus diketahui
kecuali pasien telah mengijinkan secara eksplisit.
c. Semua data pasien harus dilindungi. Perlindungan terhadap data harus
sesuai selama penyimpanan. Substansi manusia dimana data dapat
diturunkan juga harus dilindungi.
Sedangkan bunyi pasal 22 ayat ( 1 ) dalam UUD 36 tahun 2014 tentang
tenaga kesehatan Bagi setiap tenaga kesehatan jenis tertentu dalam melaksanakan
tugas profesinya berkewajiban untuk :
teguran lisan;
peringatan tertulis;
denda adminstratif; dan/atau
pencabutan izin.
rupiah.
Jika kejahatan itu dilakukan terhadap seseorang tertentu, nraka
perbuatan itu hanya dapat dituntut atas pengaduan orang itu.
keluarganya inaupun orang lain yang berkaitan dengan hal tersebut, maka orang
yang membocorkan rahasia itu dapat digugat secara perdata untuk mengganti
kerugian. Hal ini diatur dalam Undang Undang Tentang Kesehatan maupun
dalam Kitab Undang Undang Hukum Sipil atau Perdata ( KUHS ). Pasal 55
Undang Undang Tentang kesehatan menyebutkan bahwa :
a. Setiap orang berhak atas ganti rugi akibat ke.salaharr atau kelalaian
yang dilakukan tenaga kesehatan.
b. Ganti rugi sebagainrarra dimaksud dalam ayat ( 1 ) dilak.sarrakair
sesuai dengan peraturan perundang undangan yang herlaku.
BAB 3
KASUS
A. Kasus
Liputan6.com, London:
Facebook bisa mempertemukan penggunanya dengan teman-teman
lamanya. Dan di Facebook orang-orang juga bisa bergosip atau berbagi informasi
dengan koleganya. Namun kebiasaan staf kesehatan yang membeberkan rahasia
pasien membuat kecewa sebuah kelompok.
Dokter, perawat, maupun petugas administrasi ditemukan suka bergosip
tentang rahasia pasien di jejaring sosial itu. Staf National Health Service (NHS)
mengekspos informasi yang sangat sensitif tentang pasien hingga lima kali dalam
sepekan dengan memosting pesan tentang mereka di Facebook, membahas
penyakit di depan umum, atau tentang hilangnya file medis mereka, Jumat
(28/10).
Sebuah kelompok Big Brother Watch, yang menemukan angka-angka,
mengatakan NHS tidak dapat menjaga privasi pasien mereka. Angka
menunjukkan bahwa dalam 12 bulan terakhir, dokter, perawat dan pekerja
administrasi melanggar kerahasiaan pasien hingga 802 kali. Dan hampir setengah
dari rumah sakit dan NHS mengakui memang ada setidaknya satu kejadian pada
tahun lalu. Setidaknya ada 23 insiden di mana staf telah secara terbuka
mendiskusikan pasien dengan rekan-rekan, teman, dan keluarga pada website
seperti Facebook.
8
BAB 4
ANALASIS KASUS
10
11
BAB 5
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari pembahasan makalah diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa:
12
5.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
Marliany, Heni. 2010. Hubungan Peran Kepala Ruangan Dengan Sikap Etis
Perawat Pelaksana Terhadap Klien Yang Dipersepsikan Oleh Perawat
Pelaksana Di RSUD kota Taksikmalaya. Fakultas Ilmu Keperawatan
Universitas Indonesia.
Potter, Patricia A., Perry, Anne G. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan
Konsep, Proses dan Praktik Edisi 4. Jakarta: EGC.
Suhaemi, Mimin Emi. 2002. Etika Keperawatan: Aplikasi Pada Praktik. Jakarta:
EGC.
13
14