Anda di halaman 1dari 11

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Etika Keperawatan


Etik adalah terminologi dengan berbagai makna. Singkatnya, etik
berhubungan dengan bagaimana seseorang harus bertindak dan bagaimanna
mereka melakukan hubungan dengan orang lain (Potter & Perry, 2005). Etik
keperawatan dihubungkan dengan hubungan antar masyarakat dan dengan
karakter serta sikap perawat terhadap orang lain (Potter & Perry, 2005).
Etika adalah ilmu yang mempelajari apa yang baik dan yang buruk serta
hak dan kewajiban moral (Marliany, 2010). Sedangkan Menurut Suhaemi (2002)
Etika keperawatan adalah filsafat yang mengarahkan tanggung jawab moral yang
mendasari praktik keperawatan. Secara umum tujuan etika profesi menurut adalah
menciptakan

dan

mempertahankan

kepercayaan

klien

kepada

perawat,

kepercayaan di antara sesama perawat, dan kepercayaan masyarakat kepada


profesi keperawatan (Suhaemi, 2002).

B. Confidentiality (Kerahasiaan)
Prinsip

kerahasiaan

mengharuskan

perawat

untuk

menghormati

kebutuhan pasien dalam penggunaan informasi hanya untuk memperbaiki status


kesehatan pasien. Perawat perlu mempraktikkan confidetiality untuk mencegah
menyakiti pasien dan perasaan malu dari informasi pasien yang tersebar tentang
status kesehatannya (Gillies, 1994 dalam Marliany, 2010).
Prinsip kerahasiaan adalah menjaga segala informasi yang disampaikan
klien kepada perawat dan petugas pelayanan kesehatan lain kecuali jika klien
memberikan izin (Tappen, Weiss & Whitehead, 2004 dalam Marliany, 2010).
Segala sesuatu yang terdapat dalam dokumen catatan kesehatan klien hanya boleh
dibaca dalam rangka pengobatan klien, tidak ada seorangpun dapat memperoleh

informasi tersebut kecuali jika diijinkan oleh klien dengan bukti persetujuan.
Diskusi tentang klien di luar area pelayanan, menyampaikan pada teman atau
keluarga tentang klien serta tenaga kesehatan lain harus dihindari (Marliany,
2010).
Dalam undang-undang No 36 tahun 2014 tentang tenaga kesehatan pasal
58 tentang hak dan kewajiban tenaga kesehatan dimana ditulis bahwa tenaga
kesehatan dalam menjalankan praktik harus menjaga kerahasiaan kesehatan
penerima layanan kesehatan. UUD Rahasia kesehatan penerima pelayanan
kesehatan dalam UUD kesehatan pasal 73 bahwa :
a. Setiap tenaga kesehatan dalam menjalankan tugasnya wajib menyimpan
rahasia kesehatan penerima layanan kesehatan.
b. Rahasia penerima kesehatan hanya dapat dibuka untuk kepentingan
kesehatan penerima pelayanan kesehatan, pemenuhan permintaan aparatur
hukum bagi kepentingan penegak hukum, permintaan penerima layanan
kesehatan sendiri, atau pemenuhan peraturan perundang-undang.
Menurut Declaration on the Rights of the Patients yang dikeluarkan oleh
WMA memuat hak pasien terhadap kerahasiaan (Williams, 2006) sebagai berikut:
a. Semua informasi yang teridentifikasi mengenai status kesehatan pasien,
kondisi medis, diagnosis, prognosis, dan tindakan medis serta semua
informasi lain yang sifatnya pribadi,harus dijaga kerahasiaannya, bahkan
setelah kematian. Perkecualian untuk kerabat pasien mungkin mempunyai
hak untuk mendapatkan informasi yang dapat memberitahukan mengenai
resiko kesehatan mereka.
b. Informasi rahasia hanya boleh dibeberkan jika pasien memberikan ijin
secara eksplisit atau memang bisa dapat diberikan secara hukum kepada
penyedia layanan kesehatan lain hanya sebatas apa yang harus diketahui
kecuali pasien telah mengijinkan secara eksplisit.
c. Semua data pasien harus dilindungi. Perlindungan terhadap data harus
sesuai selama penyimpanan. Substansi manusia dimana data dapat
diturunkan juga harus dilindungi.
Sedangkan bunyi pasal 22 ayat ( 1 ) dalam UUD 36 tahun 2014 tentang
tenaga kesehatan Bagi setiap tenaga kesehatan jenis tertentu dalam melaksanakan
tugas profesinya berkewajiban untuk :

a. Menghormati hak pasien


b. Menjaga kerahasiaan identitas dan data kesehatan pribadi pasien ;
c. Memberikan informasi yang berkaitan dengan kondisi dan tindakan
yang akan dilakukan ;
d. Meminta persetujuan terhadap tindakan yang akan dilakukan ;
e. Membuat dan memelihara rekam medis
Sanksi hukum bagi tenaga kesehatan yang mempunyai kewajiban untuk
menyimpan rahasia tentang penyakit pasien beserta data data medisnya dapat
dijatuhi sanksi pidana, sanksi perdata maupun sanksi administratif, apabila dengan
sengaja membocorkan rahasia tersebut tanpa alasan yang sah, sehingga pasien
menderita kerugian akibat tindakan tersebut
Sanksi administratif bagi yang melanggar hak-hak rahasia pasien yaitu
pada pasal 82 bagi tenaga kesehatan dalam UUD tenaga kesehatan No 36 tahun
2014 yang dimana pemerintah daerah provinsi, dan pemerintah daerah
kabupaten/kota sesuai dengan kewenangannya memberikan sanksi administratif
kepada Tenaga Kesehatan dan Fasilitas Pelayanan Kesehatan Sanksi administratif
sebagaimana dimaksud pada ayat dapat berupa:
a.
b.
c.
d.

teguran lisan;
peringatan tertulis;
denda adminstratif; dan/atau
pencabutan izin.

Sanksi pidana Pasal 322 Kitab Undang undang Hukum Pidana


( KUHP ) menyebutkan bahwa:
a. Barang siapa dengan sengaja membuka suatu rahasia, yang menurut
jabatan atau pekerjaannya, baik yang sekarang maupun yang dahulu,
ia di wajibkan untuk menyimpannya, dihukum dengan pidana penjara
paling lama sembilan bulan atau denda paling banyak sembilan ribu
b.

rupiah.
Jika kejahatan itu dilakukan terhadap seseorang tertentu, nraka
perbuatan itu hanya dapat dituntut atas pengaduan orang itu.

Sanksi perdata yaitu apabila pembocoran rahasia tentang penyakit pasien


termasuk data data medisnya, mengakibatkan kerugian terhadap pasien,

keluarganya inaupun orang lain yang berkaitan dengan hal tersebut, maka orang
yang membocorkan rahasia itu dapat digugat secara perdata untuk mengganti
kerugian. Hal ini diatur dalam Undang Undang Tentang Kesehatan maupun
dalam Kitab Undang Undang Hukum Sipil atau Perdata ( KUHS ). Pasal 55
Undang Undang Tentang kesehatan menyebutkan bahwa :
a. Setiap orang berhak atas ganti rugi akibat ke.salaharr atau kelalaian
yang dilakukan tenaga kesehatan.
b. Ganti rugi sebagainrarra dimaksud dalam ayat ( 1 ) dilak.sarrakair
sesuai dengan peraturan perundang undangan yang herlaku.

BAB 3
KASUS

A. Kasus

Rahasia Pasien Jadi Bahan Gosip di FB

Liputan6.com, London:
Facebook bisa mempertemukan penggunanya dengan teman-teman
lamanya. Dan di Facebook orang-orang juga bisa bergosip atau berbagi informasi
dengan koleganya. Namun kebiasaan staf kesehatan yang membeberkan rahasia
pasien membuat kecewa sebuah kelompok.
Dokter, perawat, maupun petugas administrasi ditemukan suka bergosip
tentang rahasia pasien di jejaring sosial itu. Staf National Health Service (NHS)
mengekspos informasi yang sangat sensitif tentang pasien hingga lima kali dalam
sepekan dengan memosting pesan tentang mereka di Facebook, membahas
penyakit di depan umum, atau tentang hilangnya file medis mereka, Jumat
(28/10).
Sebuah kelompok Big Brother Watch, yang menemukan angka-angka,
mengatakan NHS tidak dapat menjaga privasi pasien mereka. Angka
menunjukkan bahwa dalam 12 bulan terakhir, dokter, perawat dan pekerja
administrasi melanggar kerahasiaan pasien hingga 802 kali. Dan hampir setengah
dari rumah sakit dan NHS mengakui memang ada setidaknya satu kejadian pada
tahun lalu. Setidaknya ada 23 insiden di mana staf telah secara terbuka
mendiskusikan pasien dengan rekan-rekan, teman, dan keluarga pada website
seperti Facebook.
8

Dalam satu kasus yang mengejutkan, seorang pekerja medis di


Nottingham University Hospital mengambil gambar seorang pasien di tempat
tidur dan beredar di situs jejaring sosial. Ada juga 91 kejadian di mana staf NHS
telah mengaku mengintip melalui file medis dari rekan-rekan mereka sendiri. Ini
termasuk kasus seorang manajer NHS yang mengaku melihat file medis dari
keluarga, teman, dan koleganya sebanyak 431 kali karena 'iseng ingin tahu'. Ada
juga 57 kasus di mana catatan medis, piringan komputer atau laptop yang berisi
informasi yang sangat pribadi dibiarkan tergeletak di tempat umum, hilang, atau
dicuri. Sebanyak 10 ribu karyawan NHS, termasuk porter, pembersih bisa
memiliki akses untuk merekam. Dari 350 rumah sakit dan NHS yang diminta
sebagai responden, 152 mengakui sudah ada setidaknya satu pelanggaran privasi
dalam 12 bulan terakhir. Angka-angka juga menunjukkan bahwa dari 802 insiden,
hanya 102 staf yang dipecat. Pickles Nick, Direktur Big Brother Watch,
mengatakan: "Kasus-kasus ini merupakan pelanggaran serius terhadap privasi
pasien".(Dailymail/MEL)

BAB 4
ANALASIS KASUS

4.1 Analisa Kasus

Dalam kasus diatas dokter, perawat, maupun petugas administrasi


ditemukan suka bergosip tentang rahasia pasien di jejaring sosial itu. Staf National
Health Service (NHS) mengekspos informasi yang sangat sensitif tentang pasien
hingga lima kali dalam sepekan dengan memosting pesan tentang mereka di
Facebook, membahas penyakit di depan umum, atau tentang hilangnya file medis
mereka serta perawat juga sering memposting foto pasien di facebook. Dimana
dalam kasus tersebut terbukti melanggar rahasia pasien karena pada kasus diatas
tenaga kesehatan memposting dan membicarakan penyakit atau kondisi pasien di
media sosial facebook yang dimana seharusnya tenaga kesehatan dalam
menjalankan praktiknya harus menjaga rahasia pasien yang dimana Dalam
undang-undang No 36 tahun 2014 tentang tenaga kesehatan pasal 58 tentang hak
dan kewajiban tenaga kesehatan yaitu setiap tenaga kesehatan dalam menjalankan
tugasnya wajib menyimpan rahasia kesehatan penerima layanan kesehatan, dan
rahasia penerima kesehatan hanya dapat dibuka untuk kepentingan kesehatan
penerima pelayanan kesehatan, pemenuhan permintaan aparatur hukum bagi
kepentingan penegak hukum, permintaan penerima layanan kesehatan sendiri,
atau pemenuhan peraturan perundang-undang.
Dalam kasus diatas disebutkan juga bahwa Ada juga 57 kasus di mana
catatan medis, CD komputer atau laptop yang berisi informasi yang sangat pribadi
dibiarkan tergeletak di tempat umum, hilang, atau dicuri. Yang dimana seharusnya
hal tersebut tidak terjadi karena rekam medis merupakan hal yang rahasia karena
rekam medis berisi informasi tentang pasien baik itu identitas, diagonosa medis
serta riwayat penyakit pasien serta menurut UUD tentang tenaga kesehatan No 36
tahun 2014 pasal 70 yang menyebutkan bahwa Rekam medis Penerima Pelayanan
Kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) harus disimpan dan dijaga
kerahasiaannya oleh Tenaga Kesehatan dan pimpinan Fasilitas Pelayanan
Kesehatan serta Rahasia penerima kesehatan termasuk rekam medis menurut
UUD tentang tenaga kesehatan no 36 tahun 2014 hanya dapat dibuka untuk
kepentingan kesehatan penerima pelayanan kesehatan, pemenuhan permintaan
aparatur hukum bagi kepentingan penegak hukum, permintaan penerima layanan
kesehatan sendiri, atau pemenuhan peraturan perundang-undang.

10

Bagi perawat atau tenaga kesehatan lainnya yang membocorkan rahasia


pasien seperti pada kasus diatas seharusnya diberikan sanksi tegas yang dimana
sudah diatur dalam perundang-undangan yang dimana dapat dikenakan sanksi
administratif , perdata maupun pidana. Sanksi administratif bagi yang melanggar
hak-hak rahasia pasien yaitu pada pasal 82 bagi tenaga kesehatan dalam UUD
tenaga kesehatan No 36 tahun 2014 yang dimana pemerintah daerah provinsi, dan
pemerintah daerah kabupaten/kota sesuai dengan kewenangannya memberikan
sanksi administratif kepada Tenaga Kesehatan dan Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Sanksi administratif sebagaimana dimaksud pada ayat dapat berupa teguran lisan,
peringatan tertulis, denda adminstratif; dan/atau pencabutan izin.
Sanksi pidana Pasal 322 Kitab Undang undang Hukum Pidana
( KUHP ) menyebutkan bahwa barang siapa dengan sengaja membuka suatu
rahasia, yang menurut jabatan atau pekerjaannya, baik yang sekarang maupun
yang dahulu, ia di wajibkan untuk menyimpannya, dihukum dengan pidana
penjara paling lama sembilan bulan atau denda paling banyak sembilan ribu
rupiah, Jika kejahatan itu dilakukan terhadap seseorang tertentu, nraka perbuatan
itu hanya dapat dituntut atas pengaduan orang itu.
Sanksi perdata yaitu apabila pembocoran rahasia tentang penyakit pasien
termasuk data data medisnya, mengakibatkan kerugian terhadap pasien,
keluarganya ataupun orang lain yang berkaitan dengan hal tersebut, maka orang
yang membocorkan rahasia itu dapat digugat secara perdata untuk mengganti
kerugian. Hal ini diatur dalam Undang Undang Tentang Kesehatan maupun
dalam Kitab Undang Undang Hukum Sipil atau Perdata ( KUHS ). Pasal 55
Undang Undang Tentang kesehatan menyebutkan bahwa Setiap orang berhak
atas ganti rugi akibat ke.salaharr atau kelalaian yang dilakukan tenaga kesehatan,
Ganti rugi sebagainrarra dimaksud dalam ayat ( 1 ) dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang undangan yang berlaku.

11

BAB 5
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Dari pembahasan makalah diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa:

12

a. Etik adalah terminologi dengan berbagai makna. Singkatnya, etik


berhubungan dengan bagaimana seseorang harus bertindak dan
bagaimanna mereka melakukan hubungan dengan orang lain
(Potter & Perry, 2005).
b. Confidentility adalah prinsip kerahasiaan yang mengharuskan
perawat untuk menghormati kebutuhan pasien dalam penggunaan
informasi hanya untuk memperbaiki status kesehatan pasien
(Marliany, 2010)
c. Kewajiban perawat dan tenaga kesehatan dalam menjaga
kerahasian pasien ialah dalam menjalankan praktiknya harus
senantiasa menghormati dan menjaga rahasia pasien.
d. Hak dari pasien ialah pasien berhak mendapatkan informasi dari
perawat serta informasi pasien tentang diagnosa medis dan
penyakitnya tidak boleh dibeberkan pada orang lain. Boleh
dibeberkan ketika informasi tersebut diperbolehkan oleh pasien
ataupun untuk kepentingan hukum ataupun demi perbaikan
kesehatan pasien.
e. Sanksi hukum apabila membeberkan rahasia pasien ialah akan
mendapatkan sanksi administratif, pidana ataupun perdata.

5.2 Saran

DAFTAR PUSTAKA

Marliany, Heni. 2010. Hubungan Peran Kepala Ruangan Dengan Sikap Etis
Perawat Pelaksana Terhadap Klien Yang Dipersepsikan Oleh Perawat
Pelaksana Di RSUD kota Taksikmalaya. Fakultas Ilmu Keperawatan
Universitas Indonesia.
Potter, Patricia A., Perry, Anne G. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan
Konsep, Proses dan Praktik Edisi 4. Jakarta: EGC.
Suhaemi, Mimin Emi. 2002. Etika Keperawatan: Aplikasi Pada Praktik. Jakarta:
EGC.

13

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2014 Tentang Tenaga


Kesehatan.
Williams, John. 2005. Medical Ethics Manual (Panduan Etika Medis). Pusat
Studi
Kedokteran
Islam
Fakultas
Kedokteran
Universitas
Muhammadiyah Yogyakarta.
http://tekno.liputan6.com/read/360188/rahasia-pasien-jadi-bahan-gosip-di-fb

14

Anda mungkin juga menyukai