Oleh:
Kelompok 3 JTD-3A
1. Ismah Rafidatuddini
1341160071
1341160032
3. Kendy Siswoyo
1341160058
4. M. Ferbri Firmansyah
1331130026
1341160077
: 1 buah
: 1 buah
: 1 buah
Pulsa pengosongan
Diagram Rangkaian :
Amplitudo
OSCILLOSCOPE
Waktu
VCD/VCR
Pulsa penyelarasan
Pendahulan :
Konstruksi Sinyal Video Komposit
Sinyal video komposit mengandung variasi sinyal kamera (informasi gambar), pulsaAmplitudo
Waktu
Gambar 1. Tiga kumpulan sinyal video komposit adalah variasi sinyal kamera, pulsa-pulsa
pengosongan, dan pulsa-pulsa penyelarasan. (a) Sinyal kamera (informasi gambar) untuk satu
garis horisontal, (b) Pulsa pengosongan H ditambahkan ke sinyal kamera, (c) Pulsa
penyelarasan H ditambahkan ke pulsa pengosongan
Ujung penyelarasan
Level pengosongan
1/15.750
detik
Pulsa
Sinyalpengosongan
kamera
horisontal
Puncakputih
Pulsa penyelarasan
horisontal
Pada gambar 2, nilai amplitudo tegangan dan arus yang berurutan diperlihatkan untuk
pemayaran dua garis horisontal dalam bayangan, karena waktu meningkat dalan arah
horisontal, amplitudonya berubah untuk naungan putih, kelabu, atau hitam pada gambar.
Mulai dari yang paling kiri pada waktu nol, sinyal pada level putih dan berkas pemayaran
berada disebelah kiri bayangan (citra). Begitu garis pertama dipayar dari kiri ke kanan,
diperoleh variasi sinyal kamera dengan berbagaiWaktu
amplitudo yang sesuai dengan informasi
gambar yang diperlukan. Setelah penjejakkan (trace) horisontal menghasilkan sinyal kamera
yang diinginkan untuk satu garis, berkas pemayaran berada di sebelah kanan bayangan
(image atau citra). Kemudian pulsa pengosongan disisipkan guna mengembalikan amplitudo
sinyal video ke atas sampai ke level hitam, sehingga pengulangan jejak dapat dikosongkan.
Setelah waktu pengosongan cukup lama untuk mencakup pengulangan jejak, tegangan
pengosongan dilepas. Maka berkas pemayaran berada di sebelah kiri, siap untuk memayar
garis berikutnya. Dengan cara ini masing-masing garis horisontal dipayar secara berturutturut. Perhatikan bahwa garis kedua memperlihatkan informasi gambar gelap di dekat level
hitam.
Berkenaan dengan waktu, amplitudo-amplitudo sinyal tepat setelah pengosongan pada
gambar 2 menunjukkan informasi yang sesuai dengan sisi kiri pada awal garis pemayaran.
Tepat sebelum pengosongan, variasi sinyal bersesuaian dengan sisi kanan. Informasi yang
tepat ditengah-tengah garis pemayaran adalah setengah waktu antara pulsa-pulsa
pengosongan.
100
Amplitudo, %
75
50
25
Waktu
0
P
h
Pu
ho
Gambar 4. Rincian pulsa-pulsa penyelarasan dan pengosongan untuk medan yang berurutan
dalampemayaran vertikal.
menyamakan yang sama dengan tiga garis terjadi sebelum penyelarasan vertikal. Jadi 3 + 1 =
4 garis dikosongkan di dasar gambar, tepat sebelum pengulangan jejak vertikal dimulai.
Berapa banyak waktu yang diperlukan untuk flyback tergantung padarangkaian
pemayaran, namun waktu pengulangan jejak vertikal yang khas adalah 5 garis. Begitu
pengulangan jejak berkas pemayaran dari dasar ke puncak raster, dihasilkan lima garis
horisontal lengkap. Pengulangan jejak vertikal ini dapat diselesaikan dengan mudah selama
waktu pengosongan vertikal.
Dengan 4 garis dikosongkan di dasar sebelum flyback dan 5 garis dikosongkan selama
flyback, 12garis tersisa dari total 21 selama selama pengosongan vertikal. Ke 12 garis kosong
ini berada di puncak raster pada permukaan penjejakan vertikal arah ke bawah.
Ringkasnya, 4 garis dikosongkan pada dasar dan 12 garis di puncak dalam masingmasing medan. Di dalam kerangka total dari dua medan, 8 garis dikosongkan di dasar dan 24
garis di puncak. Garis-garis pemayaran yang dihasilkan selama penjejakan vertikal, tetapi
yang dijadikan hitam oleh pengosongan vertikal, membentuk batang-batang hitam di puncak
dan di dasar gambar.
Tinggi gambar sedikit berkurang dengan pengosongan, dibandingkan dengan raster
yang tidak dikosongkan. Akan tetapi tingginya dapat diperbaiki dengan mudah dengan
memperbesar amplitudo dari bentuk gelombang gigi gergaji untuk pemayaran vertikal.
Prosedur Percobaan :
1. Mengatur set-up peralatan seperti pada gambar di bawah ini, kemudian menghubungkan
video out VCR/VCD dengan input CRO.
2. Menghidupkan instrumen.
3. Mengatur CRO yang sesuai agar mudah diamati (gunakan saklar MODE pada posisi TV-H
dan atau TV-V, sesuai dengan gambar yang diamati).
Pada saat melihat gelombang sinkronisasi horisontal meletakkan saklar MODE pada posisi
TV-H, sedangkan untuk melihat gelombang sinkronisasi vertikal meletakkan saklar
MODE pada posisi TV-V.
4. Mengamatigambar pulsa-pulsa sinkronisasi dan pengosongan horisontal, pulsa
pengosongan vertikal, serambi depan dan belakang, dan informasi gambar.
5. Menggambar bentuk-bentuk gelombang tersebut dan menentukan tegangannya.
a. Untuk gambar gelombang pada pemayaran vertikal secara zoom out mengatur pada
osiloskop dengan V/div = 500 mV dan T/div = 2.50 ms
b. Untuk gambar gelombang pada pemayaran vertikal secara zoom in mengatur pada
osiloskop dengan V/div = 500 mV dan T/div = 250 s
c. Untuk gambar gelombang pada pemayaran horizontal secara zoom out mengatur pada
osiloskop dengan V/div = 500 mV dan T/div = 10 s
d. Untuk gambar gelombang pada pemayaran horizontal secara zoom in mengatur pada
osiloskop dengan V/div = 500 mV dan T/div = 2.5 s
Gambar
Keterangan
Gelombang
V/div = 500 mV
Pemayaran
T/div = 2.50 ms
vertikal
Gelombang
Pengosonga
V/div = 500 V
n vertikal
T/div = 250 s
Gelombang
Pemayaran
V/div = 10 V
horizontal
T/div = 10 s
Gelombang
Pengosogan
V/div = 5 V
horizontal
T/div = 2.5 s
1 periode
T/Div : 2.5ms
V/Div : 500 mV
Div : 8 div
Periode:
T = Div x T/Div
= 8x 2.5 ms.
= 20 ms
Frekuensi pemayaran vertikal:
F = 1/ T
= 1/ 20 ms
= 1000 / 20
= 50 Hz.
Berarti dalam 1 detik terdapat 50 kerangka dipayar. Pada teori, dalam sistem filmfilm gambar hidup masalah kedipan diatasi dengan menjalankan film dengan
proyektor pada laju kecepatan sebasar 24 kerangka dalam setiap detik tetapi
memperlihatkan setiap kerangka dalam dua kali agar setiap detik dinyatakan 48
gambar. Sedangkan dalam system televisi laju pengulangan kerangka adalah 60 setiap
detik. Laju pengulangan ini digunakan sebagai cara untuk menghilangkan kedipan.
Sehingga 60 pandangan adegan disajikan ke mata selama tiap detik. Laju pengulangan
ini memberikan kontinuitas gerak yang diperlukan.
Pemayaran vertikal diperoleh dari sinkronisasi vertikal bertemu dengan
sinkronisasi vertikal berikutnya. Dimana pemayaran vertikal = 20 ms dan
frekuensinya = 50 Hz.
Sedangkan pada teori untuk defleksi vertikal, frekuensi gelombang-gelombang
gigi gergaji sama dengan 60 Hz laju pemayaran medanGerak pemayaran pada 60 Hz
jauh lebih lambat daripada laju pemayaran horisontal sebesar 15.750 Hz. Oleh sebab
itu, banyak garis-garis horisontal yang dipayar selama satu siklus pemayaran vertikal.
Kita dapat menganggap bahwa defleksi vertikal membuat garis-garis horisontal
mengisi raster dari atas ke dasar.
Dengan demikian hasil praktikum telah mendekati teori. Perbedaan antara
teori dengan hasil praktikum dikarenakan teori menggunakan standart video NTSC,
sedangkan perangkat praktikum menggunakan standart video PAL.
Pada tabel dibawah terlihat frekuensi pemayaran vertikal standart NTSC =
59,94(dibulatkan 60Hz) dan frekuensi pemayaran vertikal PAL = 50Hz
Waktu H
Sinkronisas
i
Sinyal
Informas
Pengosongan
Vertikal
3H 3H 3H
T/Div : 250 s
V/Div : 500 mV
1 div = 4H
Maka
H = T/div / jumlah H
= 250 / 4 = 62.5 s
= 62,5 s.
H=H/2
= 62.5 / 2
= 31,25 s
Pengosongan Vertikal
Pengosongan vertikal pada gambar 6 diketahui
T/Div : 250 s
Div = 6,8 div
Maka
T = T/div x div
= 250 x 6,8
= 1.7 ms.
Ini adalah waktu yang dibutuhkan untuk pengulangan vertikal dari bawah ke atas
diperlukan waktu sebesar 1,7 ms.
Berdasarkan teori waktu pengosongan vertikal adalah 8 persen dari masingmasing medan V (1/60 detik). Sehingga waktu pengosongan vertikla total adalah 1/60
x 0,08 = 1,3 ms.
Pada hasil praktikum menunjukkan bahwa waktu pengosongan vertikal adalah
sebesar 1,7 ms. Hasil ini sudah mendekati dari teori namun terdapat selisih dari hasil
praktikum dengan hasil teori, hal ini dikarenakan alat praktikum yang kurang
memadai dan keterbatasan dalam praktikum.
2. Gambar Pemayaran dan Pengosongan Horizontal
Pemayaran
Horizontal
Pengosonga
n
Serambi
Depan
Sinkronisasi
Horzontal
Serambi
Belakang
Sinyal
Informas
Sinkronisasi
Warna
T/Div : 10 s
V/Div : 500mV
Div : 6,4
Berdasarkan teori dengan menganggap 525 garis untuk suatu pasangan medan
yang berurutan yang mana adalah sebuah kerangka, kita dapat mengalikan laju
kerangka sebesar 30 dengan 525 yang menghasilkan garis-garis yang sama 15750
dipayar dalam 1 detik. Frekuensi 15750 Hz ini alahan laju pada mana berkas elektron
menyelesaikan siklus gerak horizontalnya dari kiri ke kanan dan kembali lagi ke kiri.
Dengan demikian rangkaian-rangkaian defleksi horizontal untuk salah satu tabung
kamera atau tabung gambar bekerja pada 15750Hz.
Berdasarkan hasil praktikum frekuensi pemayaran berbeda dengan teori yakni
didapatkan 15625 Hz.
Berdasarkan teori waktu yang diperlukan untuk pengosongan horizontal
mendekati 16 persen dari tiap garis horizontal (H). Waktu horizontal total adalah 63,5
s, termasuk penjejakan dan pengulangan jejak. Maka waktu pengosongan untuk
setiap garis adalah 63,5 x 0,16 = 10,2 s. Waktu pengosongan H ini berarti bahwa
pengulangan jejak dari kanan ke kiri harus selesai dalam 10,2 s sebelum mulainya
informasi gambar visible selama pemayaran dari kiri ke kanan.
Berdasarkan hasil praktikum diperoleh waktu pemayaran horizontal adalah
sebesar 64 s. Maka waktu pengosongan setiap garis adalah 64 x 0,16 = 10,24 s.
Hasil praktikum ini sudah mendekati dengan hasil teori, namun ada sedikit selisih
diantaranya.
Dikarenakan
perbedaan
teori
dengan
hasil
praktikum,
terori
menggunakan standart video NTSC dengan pemayaran sebesar 15734Hz dan hasil
dari praktikum pemayaran horizontal dengan strandart PAL sebesar 15625Hz
serambi belakang terdiri dari 0,8 div. Maka waktu serambi belakang adalah 0,8 x 2,5
s = 2 s.
Sinkronisasi Horizontal
Pada gambar 8, sinkronisasi horizontal terdiri dari 2 div, dimana 1 div= 2,5 s.
Maka, sinkronisasi horizontal = 2 x 2,5 s = 5 s.
Pengosongan Horizontal
Pengosongan vertikal pada gambar 7 diketahui
T/Div : 10 s
Div = 1,2 div
Maka
T = T/div x div
= 1,2 x 10
= 12 s
Maka pengosongan horizontal adalah 1,2 x 10 s = 12 s.
Berdasarkan teori, waktu pengosongan H berarti jejak kanan ke kiri harus selesai
dalam waktu 10,2 s sebelum mulainya informasi gambarvisible selama pemayaran
dari kiri ke kanan. Nilai 10,2 s ini diperoleh dari 16 persen waktu pemayaran
horizontal. Sedangkan pada praktikum diperoleh nilai sebesar 12 s. terdapat selisih
pada hasil teori dan praktikum, hal ini dikarenakan keadaan alat yang kurang
memadai dan keterbatasan praktikum.
Berdasarkan praktikum diperoleh frekuensi pemayaran horizontal sebesar 15625
Hz. Hasil praktikum ini mendekati dari hasil teori dengan selisih sebesar 125 Hz. Hal
ini disebabkan oleh alat praktikum yang kurang memadai dan keterbatasan dalam
praktikum.
Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan sebagai berikut :
1) Video komposit terdiri dari variasi sinyal yang terdiri dari informasi gambar, pulsa
pengosongan horizontal, pulsa pengosongan vertikal,pulsa penyelarasan (sinkronisasi)
horizontal dan vertikal, luminan, krominan dan burst.
2) Hasil dari sinkronisasi vertikal adalah sebagai berikut :
Sinkronisasi horizontal = 5 s
Saran
Dari praktikum yang dilakukan, terdapat beberapa tampilan osiloskop yang menyerupai
gambar video komposit namun ketika dilakukan perhitungan, gambar tersebut tidak sesuai
dengan teori yang ada. Diduga gambar- gambar tersebut berupa noise.
Referensi
1.
2.
3.
4.