TAHUN 2016
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN ...
A. Latar Belakang .
B. Tujuan
C. Ruang Lingkup .
D. Batasan Operasional .
B. Uraian Tugas
C. Distribusi Ketenagaan
11
13
15
BAB IX PENUTUP
17
BAB I
PENDAHULUAN
A Latar Belakang
Dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan di Rumah Sakit, perlu dilakukan
pengendalian infeksi, diantaranya adalah pengendalian infeksi nosokomial. Infeksi
nosokomial masih banyak dijumpai di rumah sakit dan biasanya merupakan indikator bagi
pengukuran tentang seberapa jauh rumah sakit tersebut telah berupaya mengendalikan infeksi
nosokomial.
Pengendalian infeksi nosokomial dipelopori oleh Nightingale, Simmelweis, Lister
dan Holmes melalui praktek-praktek hygiene dan penggunaan antiseptik. Tantangan dalam
pengendalian infeksi nosokomial semakin kompleks dan sering disebut disiplin epidemiologi
rumah sakit.
Kerugian ekonomik akibat infeksi nosokomial dapat mencapai jumlah yang besar,
khususnya untuk biaya tambahan lama perawatan, penggunaan antibiotika dan obat-obat lain
serta peralatan medis dan kerugian tak langsung yaitu waktu produktif berkurang, kebjiakan
penggunaan antibiotika, kebijakan penggunaan desinfektan serta sentralisasi sterilisasi perlu
dipatuhi dengan ketat.
Tekanan-tekanan dari perubahan pola penyakit infeksi nosokomial dan pergeseran
resiko ekonomik yang harus ditanggung rumah sakit mengharuskan upaya yang sistematik
dalam penggunaan infeksi nosokomial, dengan adanya Komite Pengendalian Infeksi dan
profesi yang terlatih untuk dapat menjalankan program pengumpulan data, pendidikan,
konsultasi dan langkah-langkah pengendalian infeksi yang terpadu. Keberhasilan program
pengendalian infeksi nosokomial
menyampaikan tujuan dan kebijakan pengendalian infeksi tersebut kepada seluruh karyawan
rumah sakit baik tenaga medis maupun non medis, para penderita yang dirawat maupun
berobat jalan serta para pengunjung Rumah Sakit Umum daerah tani dan nelayan.
Upaya pengendalian infeksi nosokomial di Rumah Sakit Umum Daerah Tani dan
Nelayan
bersifat multidisiplin, hal-hal yang perlu diperhatikan:
Discipline: perilaku semua karyawan harus didasari disiplin yang tinggi untuk mematuhi
prosedur aseptik, teknik invasif, upaya pencegahan dan lain-lain.
Drug: pemakaian obat antiseptik, antibiotika dan lain-lain yang dapat mempengaruhi
kejadian infeksi supaya lebih bijaksana
Design: rancang bangun ruang bedah serta unit-unit lain berpengaruh terhadap resiko
penularan penyakit infeksi, khususnya melalui udara atau kontak fisik yang
dimungkinkan bila luas ruangan tidak cukup memadai.
B Tujuan
1 Tujuan Umum
Meningkatkan mutu pelayanan Rumah Sakit Umum Daerah tani dan nelayan melalui
pencegahan dan pengendalian infeksi yang dilaksanakan oleh semuaunit dengan
meliputi kualitas pelayanan,management resiko,clinical governace,serta kesehatan dan
2
keselamatan kerja.
Tujuan Khusus
Sebagai pedoman pelayanan bagi staf PPIRS dalam melaksanakan tugas,wewenang
C Ruang Lingkup
Ruang lingkup pelayanan Pencegahan dan pengendalian infeksi meliputi :
BAB II
STANDART KETENAGAAN
A Kualifikasi Ketenagaan.
Jenis ketenagaan menurut Peraturan Pemerintah RI tahun No .32 Tahun 1996 tentang
tenaga kesehatan
No
1
2
3
4
5
6
7
Jenis tenaga
Dokter spesialis
ICN
Perawat
Sanitasi linen
Sanitasi gizi
Farmasi
Laborat
Pendidikan formal
Sesialis
D-3
D-3
D-3
D-3
D-3
D-3
sertipikat
PPI lanjut
PPI dasar
Cssd
Management linen
Management Gizi
Jumlah
1
1/150 TT
1
1
1
1
Minimal pendidikan D3
Bertanggung jawab dan memiliki komitmen yang tinggi terhadap penyelenggaraan upya
PPI
Dapat menutup suatu unit perawatan /instalasi yang dianggap potensial menularkan
penyakit untuk beberapa waktu sesuai saran dari PPIRS.
Bekerjasama dengan perawat PPI memonitor kegiatan surveilens infeksi dan deteksi
dini KLB.
Membimbing dan mengajarkan praktek dan prosedur PPI yang berhubungan dengan
prosedur terapi.
Turut memonitor cara kerja tenaga kesehatan lain dalam merawat pasien.
B.2 IPCN
B.2.1Kriteria IPCN :
- Perawat dengan pendidikan min D3 dan memiliki sertifikasi pelatihan PPI
- Memiliki komitmen di bidang PPI
- Memiliki pengalaman sebagai kepala Ruangan atau setara.
- Memiliki kemampuan leadership,inovatif dan confident
- Bekerja purna waktu.
B.2.2 Uraian tugas :
Mengunjungi ruangan setiap hari untuk memonitor kejadian infeksi yang terjadi
diruang perawatan.
Melakukan investigasi terhadap KLB dan bersama sama panitia PPI memperbaiki
kesalahan.
Mengusulkan pengadaan alat dan bahan yang sesuai dengan prinsip PPI dan aman
penggunaannya.
Bekerja sama dengan TIM PPI dalam melakukan investigasi masalah KLB (HAIs).
C. Distribusi Tenaga.
Komite PPI merupakan unit pelayanan yang melakukan kegiatan secara komprehensif
dari setiap unit pelayanan di rumah sakit ;
UGD,Unit rawat jalan,Unit Rawat inap, Sekretariat, keuangan ,IPSRS, Gizi, lien,
farmasi,SMF,laborat,OK
ICU,House keeping (CS).
BAB III
STANDART FASILITAS
A
Fasilitas
Fisik /bangunan
Jumlah
1
1
3
1
1
1
2
5
B. Fasilitas pelayanan .
1
2
biologis (APD)
Mempersiapkan fasilitas sesuai dengan kebutuhan dan memastikan bahwa fasilitas
psikologi
Pastikan transportasi yang memadai tersedia ke dan dari tempat tersebut (rumah
sakit /kamar jenazah)
5. Melindungi petugas kesehatan dengan memastikan SPO PPI sudah ada dan dipatuhi
(cmplience kebersihan tangan )
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN
Merupakan langkah- langkah pelayanan pencegahan dan pengendalian Infeksi di masing
masing unit kerja sbb :
1
BAB V
LOGISTIK
Perencanaan barang.
a Barang rutine
:
- Kertas HVS,tinta printer,bolpoint,form survei harian,form survei
bulanan,form SPO surveilens,buku tulis.
- Bahan desinfeksi
b Barang tidak rutine
:
- Pengadaan leaflet dan banner kebersihan tangan,etika batuk,pencegahan dan
pengendalian infeksi tanggung jawab bersama.
Permintaan barang.
a Barang rutine disampaikan pada bagian umum dan perlengkapan rumah sakit.
b Barang tidak rutine disampaikan terlebih dahulu pada direktur untuk dimintakan
persetujuan.
Penditribusian
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN
Upaya keselamatan pasien melalui kegiatan KKPRS adalah :
1
2
4
5
BAB VII
KESELAMATAN KERJA
A
a
Penyehatan air
Pengelolaan limbah
ii
iii
Limbah infeksius
b
c
Limbah cair
Limbah gas
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU
A SISTEM PENCATATAN DAN PELAPORAN
a. Penerapansystempencatatan dan pelaporan diRSTN mempunyai
tujuan:
Mendapatkan data untuk memetakan masalah masalah yang berkaitan dengan
keselamatan pasien
Sebagaibahanpembelajaranuntukmenyusunlangkah-langkahagarKTDyangserupa
tidakterulang kembali
Sebagaidasaranalisisuntukmendesainulangsuatusistemasuhanpelayananpasien
menjadilebihaman
Menurunkanjumlahinsiden keselamatan pasien(KTDdanKNC)
Meningkatkanmutu pelayanan dan keselamatanpasien
b. RSTN mewajibkan agar setiap insiden keselamatan pasien dilaporkan kepada komite
keselamatan pasien rumah sakit
c. Laporan insiden keselamatan pasien diRSTN bersifat:
-
Rahasia
Independen
Tepatwaktu
Berorientasipadasistem
dandiserahkankepada KomiteKeselamatanPasienRSTN.
f. Tindaklanjutdaripelaporan:
-
Tingkatrisiko
rendahdanmoderat:investigasisederhanaolehbagian/unityang
terkaitinsiden(5W:what,who,where,when,why).
-
a. Bilainsidenkeselamatanpasienyangterjadimempunyaitingkatrisikomerah(ekstrim)
makakomitekeselamatan
pasiensegeramelaporkankejadian
tersebutkepadadirektur
Bilainsidenkeselamatanpasienyangterjadimempunyaitingkatrisikokuning(tinggi)
makakomitekeselamatan
pasiensegeramelaporkankejadian
tersebutkepadaDirektur
RSTN.
c. Komite keselamatan pasien RSTNmelakukan rekapitulasi laporan insiden keselamatan
pasien dan analisisnya setiaptiga bulan kepadadirektur RSTN
B PENERAPANINDICATOR KESELAMATAN PASIEN.
a. Komite Keselamatan PasienRSTNmenetapkan indicator keselamatan berdasarkan atas
pertimbanganhigh risk, high impact, high volume,prone problem.
Dalam
rangkameningkatkanmutudankeselamatanpasien,RSTN
metoderootcauseanalysis(RCA)atauanalisakarmasalah,yaitu
investigasiterstrukturyang
bertujuanuntuk
menerapkan
suatu
kegiatan
melakukanidentifikasipenyebabmasalah
dikatagorikansebagailevel
diselesaikandalamkurunwaktupaling
tinggidanekstrim
lama45haridandibutuhkantindakansegera
yang
melibatkan Direksi.
e.
Agarpenemuanakarmasalah
benar,makaperludibentuk
kemampuandalam
danpemecahanmasalahmengarahpadasesuatuyang
timRCAyang
berunsurkan:dokteryangmempunyai
melakukanRCA,unsurkeperawatan,danSDM
lainyang
terkait
DalammelakukanRCAlangkahlangkahyangdiambiladalahmembentuktimRCA, observasi
lapangan, pendokumentasian,wawancara, studi pustaka, melakukan asesmen dan
diskusiuntukmenentukan faktorkontribusidan akarmasalah.
g. HasiltemuandariRCAditindaklanjuti,direalisasidandievaluasiagarkejadianyang
tidakterulang kembali
sama
Standar Mutu Klinik: RSTN harus mampu memberikan pelayanan yang terbukti
aman bagi semua orang yang berada didalamnya baik pasien maupun karyawan dari
segala bentuk kejadian yang dapat timbul karena proses pelayanan.
Angka dekubitus
Tersedianya Bahan- bahan desinfeksi yang sesuai rekomendasi dan aman bagi
lingkungan.
Upaya kesehatan
Kebersihan tangan menjadi isu dan tindakan yang menjadi kebutuhan petugas.
Penyehatan lingkungan
Incenerator berfungsi dengan baik (semua sampah yang dibakar menjadi abu)
Hasil uji baku mutu air dan limbah yang dihasilkan sesuai dengan perundangan
yang berlaku (UU Lingkungan, PP, PMK, Perprop, Perda)
Sebagai penutup kiranya dapat diingatkan kembali bahwa pelayanan pencegahan dan
pengendalian infeksi bukanlah urusan mereka yang bertugas di unit PPIRS saja. Namun juga
tanggung jawab semua pihak yang berada di Rumah Sakit Umum Daerah Tani dan Nelayan.
Yang paling penting dilaksanakan dalam rangka Pencegahan dan pengendalian infeksi
adalah upaya-upaya edukasi PPI kepada staf ,pasien dan pengunjung Rumah sakit.,sehingga
dapat merubah perilaku yang sehat,penyaiapan sarana dan prasarana PPI .upaya pencegahan dan
pengendalian infeksi disadari atau tidak memerlukan dana yang besar sehingga memerlukan
dukungan penuh dari management rumah sakit.
Demikianlah pedoman pelayanan pencegahan dan pengendalian infeksi Rumah Sakit
Umum Daerah Tani dan Nelayan,lebih baik mencegah dari pada mengobati.
DIREKTUR
RSUD Tani dan Nelayan Kab. Boalemo