Anda di halaman 1dari 7

PEMERINTAH KABUPATEN PURBALINGGA

DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS KALIGONDANG
Alamat : Jln. Raya Kaligondang No. 34 Kec. Kaligondang Kab. Purbalingga (53391)
Telp.(0281) 63580064 email: puskesmaskaligondang@yahoo.com

KEPUTUSAN

KEPALA PUSKESMAS KALIGONDANG

NOMOR : ………………………………..

TENTANG

PEDOMAN PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI

KEPALA PUSKESMAS KALIGONDANG

Menimbang : a. bahwa untuk mendukung pelayanan kesehatan di Puskesmas


yang bermutu dan professional, maka perlu dilakukan upaya
pencegahan dan pengendalian infeksi ;
b. bahwa agar pencegahan dan pengendalian infeksi di
Puskesmas dapat terlaksana dengan baik perlu adanya
Pedoman pencegahan dan pengendalian infeksi sebagai acuan
dalam perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi
upaya pencegahan dan pengendalian infeksi;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
dalam a dan b perlu ditetapkan dengan Keputusan Kepala
Puskesmas tentang Pedoman Pencegahan dan Pengendalian
Infeksi;

Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009


tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5063);
2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75
tahun 2014, tentang Puskesmas;
3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 46
tahun 2015, tentanG Akreditasi Fasilitas Kesehatan Tingkat
Pertama;
4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No 27 Tahun
2017 tentang Pedoman Pencegahan Dan Pengendalian Infeksi
Di Fasilitas Pelayanan Kesehatan;

Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS TENTANG PEDOMAN


PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI PUSKESMAS
KALIGONDANG.
Kesatu : Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Puskesmas
Kaligondang sebagaimana tercantum dalam lampiran Keputusan ini
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Surat Keputusan ini.

Kedua : Pedoman sebagaimana dimaksud pada butir kesatu wajib


digunakan sebagai acuan dalam penyelenggaraan kegiatan
pelayanan di Puskesmas oleh seluruh karyawan Puskesmas

Ketiga : Setiap tenaga klinis harus memperhatikan Pencegahan dan


Pengendalian Infeksi dalam memberikan pelayanan kesehatan .

Keempat : Surat keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan


ketentuan apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan akan
diadakan perbaikan / perubahan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : Purbalingga

Pada tanggal : .......................

Kepala Puskesmas Kaligondang

Jartoyo
Lampiran 1 : Keputusan Kepala Puskesmas
Kaligondang
Nomor : ………………………………….
Tanggal : ...............................................
Tentang : Pedoman Pengendalian dan
Pencegahan Infeksi

PEDOMAN PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI


PUKESMAS KALIGONDANG

I. PENDAHULUAN:

A. Latar Belakang:

Berdasarkan sumber infeksi, maka infeksi dapat berasal dari


masyarakat/komunitas (Community Acquired Infection) atau dari
pemberi layanan kesehatan (Healthcare-Associated Infections/HAIs).
Penyakit infeksi terkait pelayanan kesehatan atau Healthcare
Associated Infection (HAIs) merupakan salah satu masalah
kesehatan diberbagai negara di dunia, termasuk Indonesia. Dampak
dari timbulnya HAIs bagi pasien yaitu dapat meningkatkan
mortalitas, morbiditas, hari rawat, dan biaya perawatan.

Infeksi terkait dengan pelayanan kesehatan di pelayanan kesehatan


(Healthcare associated Infektions = HAIs) perlu mendapat perhatian.
Lebiha dari 1,4 juta orang di dunia mengalami infeksi yang didapat
dari pelayanan kesehatan. Pada fasilitas pelayanan kesehatan
modern di Negara maju 5 – 10 % pasien mengalami satu atau lebih
infeksi. Di Negara berkembang risiko terjadinya HAIs 2 – 20 kali
lebih tinggi dibandingkan Negara maju. Proporsi pasien yang
terkena dampak dari HAIs dapat lebih dari 25 %

B. Tujuan dan sasaran:


a. Tujuan Umum
Meningkatkan mutu pelayanan puskesmas Kaligondang melalui
pencegahan dan pengendalian infeksi di puskesmas Kaligondang

b. Tujuan Khusus
1) Sebagai pedoman bagi petugas puskesmas untuk
melaksanakan program PPI
2) Menggerakkan segala sumber daya yang ada di puskesmas
secara efektif dan efisien dalam pelaksanaan program PPI
3) Mencegah dan menurunkan angka kejadian infeksi pada pasien,
petugas maupun pengunjung di di wilayah puskesmas
Kaligondang
C. Ruang lingkup:

1) Kewaspadaan isolasi (2 lapis):


a. Kewaspadaan standar dan
b. Kewaspadaan berdasarkan transmisi
2) Penerapan PPI terkait pelayanan kesehatan dengan
bundles HAIs
3) Surveilans HAIs
4) Pendidikan dan pelatihan
5) Penggunaan antimikroba yang bijak
6) ICRA, audit dan monitoring berkala

D. Konsep Dasar Penyakit Infeksi:


1) Sumber infeksi:
a. Dari masyarakat (community acquired infections)
b. Dari fasilitas pelayanan kesehatan (healthcare associated
infections)
2) Infeksi:
a. merupakan suatu keadaan yang disebabkan oleh
mikroorganisme patogen, dengan/tanpa disertai gejala klinik.
b. Infeksi Terkait Pelayanan Kesehatan (Health Care Associated
Infections) merupakan infeksi yang terjadi pada pasien selama
perawatan di rumah sakit dan fasilitas pelayanan kesehatan
lainnya dimana ketika masuk tidak ada infeksi dan tidak dalam
masa inkubasi, termasuk infeksi dalam rumah sakit tapi
muncul setelah pasien pulang, juga infeksi karena pekerjaan
pada petugas rumah sakit dan tenaga kesehatan terkait
proses pelayanan kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan.

E. Landasan Hukum

PERMENKES No 27 Tahun 2017 :


1) Pasal 1
Pengertian : Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) adalah
upaya untuk mencegah dan meminimalkan terjadinya infeksi
pada pasien, petugas, pengunjung, dan masyarakat sekitar
fasilitas pelayanan kesehatan.
2) Pasal 3 :
a. Setiap Fasilitas Pelayanan Kesehatan harus melaksanakan
PPI.
b. PPI sebagaimana dilaksanakan melalui penerapan:
– Prinsip kewaspadaan isolasi (kewaspadaan standar dan
kewaspadaan berdasarkan transmisi);
– Penggunaan antimikroba secara bijak; dan
– Bundles.
c. Bundles merupakan sekumpulan praktik berbasis bukti sahih
yang menghasilkan perbaikan keluaran poses pelayanan
kesehatan bila dilakukan secara kolektif dan konsisten.
d. Harus melakukan surveilans

3) Pasal 5 (1). Dilakukan melalui pembentukan Komite PPI atau


Tim PPI
4) Pasal 6 (1) Pembentukan komite/tim PPI untuk
menyelenggarakan tata kelola PPI yang baik agar mutu
pelayanan medis serta keselamatan pasien dan pekerja di faskes
terjamin dan dilindungi
5) Pasal 6 (2) disesuaikan dengan jenis, kebutuhan, beban kerja,
dan/atau klasifikasi fasilitas pelayanan kesehatan
6) Pasal 7 (1): tugas melaksanakan pengkajian, perencanaan,
pelaksanaan, monitoring, evaluasi dan pembinaan
7) Pasal 7 (2): wajib melaporkan pada pimpinan faskes paling
sedikit dua kali setahun
8) Pasal 9 (1): pencatatan dan pelaporan penyelenggaraan PPI
9) Pasal 9 (2): pelaporan ke Dinas Kesehatan secara berkala tiap 6
bulan sekali

II. Pengorganisasian Tim PPI

A. Ketua Tim PPI

Tugas dan tanggungjawab terselenggaranya dan evaluasi program


PPI :
1) Penyusunan rencana strategis program PPI.
2) Penyusunan pedoman manajerial dan pedoman PPI.
3) Tersedianya SPOPPI.
4) Penyusunan dan penetapan serta mengevaluasi kebijakan PPI.
5) Memberikan kajian KLB infeksi
6) Terselenggaranya pelatihan dan pendidikan PPI.
7) Terselenggaranya pengkajian pencegahan dan pengendalian
risiko infeksi.
8) Terselenggaranya pengadaan alat dan bahan terkait dengan PPI.
9) Terselenggaranya pertemuan berkala.
10)Pelaporan kepada Pimpinan Faskes

B. ANGGOTA : IPCN dan IPCNL

Tugas dan tanggungjwab :


1) Melakukan kunjungan kepada pasien yang berisiko di ruangan
setiap hari untuk mengidentifikasi kejadian infeksi pada pasien di
baik rumah sakit dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya.
2) Memonitor pelaksanaaan program PPI, kepatuhan penerapan
SPO dan memberikan saran perbaikan bila diperlukan.
3) Melaksanakan surveilans infeksi dan melaporkan kepada Tim
PPI
4) Turut serta melakukan kegiatan mendeteksi dan investigasi KLB.
5) Memantau petugas kesehatan yang terpajan bahan infeksius /
tertusuk bahan tajam bekas pakai untuk mencegah penularan
infeksi.
6) Melakukan diseminasi prosedur kewaspadaan isolasi dan
memberikan konsultasi tentang PPI yang diperlukan pada kasus
tertentu yangterjadi di fasyankes.
7) Melakukan audit PPI di seluruh wilayah fasyankes dengan
menggunakan daftar tilik.
8) Memonitor pelaksanaan pedoman penggunaan antibiotika
bersama Komite/Tim PPRA.
9) Mendesain,melaksanakan, memonitor, mengevaluasi dan
melaporkan surveilans infeksi yang terjadi di fasilitas pelayanan
kesehatan bersama Komite / Tim PPI
10)Memberikan motivasi kepatuhan pelaksanaan program PPI.
11)Memberikan saran desain ruangan rumah sakit agar sesuai
dengan prinsip PPI.
12)Meningkatkan kesadaran pasien dan pengunjung faskes tentang
PPI.
13)Memprakarsai penyuluhan bagi petugas kesehatan, pasien,
keluarga dan pengunjung tentang topik infeksi yang sedang
berkembang (New-emerging dan re- emerging) atau infeksi
dengan insiden tinggi.
14)Sebagai coordinator antar departemen/unit dalam mendeteksi,
mencegah dan mengendalikan infeksi dirumah sakit.
15)Memonitoring dan evaluasi peralatan medis single use yang di re
–use.

III. Kewaspadaan Isolasi:

A. Kewaspadaan standar:
1) Kebersihan tangan,
2) penggunaan alat pelindung diri secara tepat dan benar,
3) dekontaminasi peralatan perawatan pasien,
4) pengendalian lingkungan,
5) pengelolaan limbah, penatalaksanaan linen,
6) perlindungan kesehatan petugas,
7) penempatan pasien,
8) Kebersihan pernapasan/etika batuk dan bersin, dan
9) praktik menyuntik yang aman.

B. Kewaspadaan Berdasarkan Transmisi:


1) Melalui kontak,
2) Melalui droplet,
3) Melalui udara (airborne),
4) Melalui common vehicle,
5) Melalui vektor.

IV. Pencegahan dan pengendalian infeksi terkait pelayanan kesehatan


dengan bundles
A. Pengertian
B. Bundles dalam PPI:
C. KUMPULAN INTERVENSI KONSEP ILMIAH YANG
D. DAPAT DIPERCAYA, IMPLEMENTATIF untuk
E. MENCEGAH hais.

V. Pengendalian resistensi antimikroba

VI. Surveilans infeksi terkait pelayanan kesehatan

VII. Monitoring, Evaluasi, dan Pelaporan

Anda mungkin juga menyukai