Anda di halaman 1dari 34

Komisi

Penanggulangan
Aids

PEMBENTUKAN
WARGA PEDULI AIDS (WPA)
KECAMATAN KALIGONDANG
KALIGONDANG, 03 SEPTEMBER 2018
TEMUAN KASUS HIV-AIDS
JAWA TENGAH KAB. PURBALINGGA
1993 – MARET 2018 2010-2016
 HIV : 12.469  HIV : 158
 AIDS : 10.139  AIDS : 10
 Jumlah : 22.608  Jumlah : 168
 Meninggal : 1.637  Meninggal : 14

KAB. PURBALINGGA 2010 s.d DESEMBER KAB. PURBALINGGA JANUARI s.d JULI
2017 2018
 HIV : 198  HIV : 19
 AIDS : 51  AIDS : 22
 Jumlah : 249  Jumlah : 41
 Meninggal : 27  MENINGGAL : 11
.
JUMLAH TEMUAN KASUS DARI 2010 – JULI 2018 : 290 KASUS (MENINGGAL 91)
HASIL KONSOLIDASI DENGAN RSUD DR. GOETENG TARUNADIBRATA : 28 KASUS
JUMLAH KESELURUHAN TEMUAN KASUS DARI 2010 – JUNI 2018 : 319 KASUS
PERMASALAHAN
PARTISIPASI
KETIDAKPAHAMAN MASYARAKAT DAN
MASYARAKAT APARAT

BELUM ADANYA
LEMBAGA /
ORGANISASI
MASIH ADANYA
BELUM
STIGMA DAN
TERBUKANYA ODHA
DISKRIMINASI
POPULASI KUNCI
Pengguna Napza Suntik (Penasun)
Wanita Pekerja Seks (Hetero seksual)
Lelaki Suka Lelaki (Homo Seksual)
Wanita Suka Wanita (Lesbi)
Waria

POPULASI KHUSUS
Ibu Hamil
Pasien TB
Pasien Hepatitis
Pasien Infeksi MenularSeksual (IMS)
4
UPAYA PEMECAHAN
100% MASALAH
89,526,124$
Peran / ketrlibatan masyarakat dan aparat dalam upaya
That’s a lot of money
pencegahan dan penanggulangan HIV - AIDS

Dibentuk suatu wadah / organisasi yang secara khusus menangani upaya


185,244 users
pencegahan dan penanggulangan HIV - AIDS

Ditunjuk satu desa / kampung untuk dijadikan pilot project sebagai desa
peduli AIDS dalam upaya pencegahan dan penggulangan HIV - AIDS

Total success!
Dalam pembentukan pilot project dperlukan peran seluruh jajaran
Instansi bak tingkat kabupaten, Kecamatan dan desa 5
WARGA PEDULI AIDS
(WPA)
WPA Adalah kelompok masyarakat yang terdiri dari berbagai
komponen dalam suatu lingkungan masyarakat, baik ditingkat
desa, kelurahan, rukun warga (RW), dusun, blok dan tingkatan
yang sejenis yang ada di suatu lingkungan tempat tinggal.

Peran utama WPA -> menggerakan masyarakat untuk ikut serta


terlibat secara langsung dalam upaya pencegahan dan
penanggulangan HIV dan AIDS.
DASAR HUKUM PEMBENTUKAN WPA

PERMENDAGRI NOMOR 20 TAHUN 2007


TENTANG
◍ PEDOMAN UMUM PEMBENTUKAN KOMISI
PENANGGULANGAN AIDS DAN
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM
RANGKA PENANGGULANGAN HIV DAN AIDS DI
DAERAH
(1) Penanggulangan HIV/AIDS secara terpadu
dilaksanakan dengan Program Pemberdayaan
Masyarakat
(2) Memberdayaan masyarakat agar masyarakat
tau dan mampu menanggulangi HIV-AIDS
BAB IV (3) Melibatkan masyarakat, lembaga
PEMBERDAYAAN kemasyarakatan, kader, tokoh agama, tokoh
PASAL 9 masyarakat, ODHA dan OHIDA
(4) Menitikberatkan pada semua aspek
penanggulangan HIV-AIDS sesuai dengan
peran masing-masing, termasuk pencegahan
diskriminasi dan stigmatisasi terhadap
ODHA dan OHIDA
(1) Belanja Program penanggu;angan HIV-
AIDS bersumber dari APBN, APBD,
APBDes, dan sumber dana lain yang sah
(2) Belanja Program dianggarkan pada SKPD
yang terkait
BAB VII
PEMBIAYAAN (3) Belanja Oparasional KPA dialokasikan
PASAL 13 pada BANSOS / HIBAH
(4) Besarnya belanja didasarkan pada RAB
Sekretariat KPAD
(5) Pemerintah Desa mengalokasikan
anggaran untuk menunjang
penanggulangan HIV-AIDS pada APBDes
PERATURAN MENTERI DESA PEMBANGUNAN DAERAH
TERTINGGAL DAN TRANSMIGRASI RI
Nomor : 19 Tahun 2017
Tentang : Penetapan Prioritas Penggunaan Dana
Desa Tahun 2018
Kegiatan Prioritas Bidang Pemberdayaan Masyarakat
Peningkatan kualitas dan akses terhadap pelayanan
Sosial Dasar :
Pengelolaan kegiatan Pelayanan Kesehatan Masyarakat
antara lain : Kampanye dan Promosi hidup sehat guna
mencegah penyakit menular, penyakit seksual HIV-AIDS
PERDA NOMOR 9 TAHUN 2018 TENTANG PENANGGULANGAN HIV
- AIDS

Pendanaan
Pasal 29
Pemerintah Daerah dan Pemerintah Desa wajib
menyediakan alokasi anggaran untuk pendanaan
kegiatan penanggulangan HIV-AIDS.
PERDA NOMOR 9 TAHUN 2018 TENTANG
PENANGGULANGAN HIV - AIDS

BAB VI
KOMISI PENANGGULANGAN
Pasal 30 AYAT 4

Dalam menjalankan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (3)


KPAD memfasilitasi terbentuknya Warga Peduli AIDS (WPA) dan
perkumpulan sebaya di setiap kecamatan, kelurahan dan Desa.
 
PERDA NOMOR 9 TAHUN 2018 TENTANG
PENANGGULANGAN HIV - AIDS

BAB VIII
PERAN SERTA MASYARAKAT
Pasal 33
1. Masyarakat harus berpartisipasi secara aktif
untuk mencegah dan menanggulangi epidemi
HIV-AIDS sesuai dengan kemampuan dan
perannya masing-masing.
Lanjutan pasal 33
2. Peran masyarakat dalam penanggulangan HIV-AIDS dilaksanakan
dengan cara:
a. meningkatkan ketahanan agama dan keluarga;
b. mempromosikan perilaku hidup sehat;
c. mencegah stigma dan diskriminasi;
d. membentuk dan mengembangkan WPA; dan
e. mendorong warga masyarakat yang berpotensi melakukan
perbuatan berisiko tertular HIV-AIDS untuk memeriksakan diri
ke fasilitas pelayanan kesehatan.
Lanjutan pasal 33

3. WPA sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf


d merupakan wadah peran serta masyarakat
untuk melakukan pencegahan dan
penanggulangan HIV-AIDS dapat dibentuk di
tingkat kecamatan, kelurahan dan desa.
16
1. Identifikasi Potensi Risiko (berbasis kelurahan)
 Apakah ada indikasi anak2 muda akan/ sudah
Peran Warga terlibat penggunaan narkoba? Apakah ada
Peduli AIDS (1/3) pekerja seks (perempuan, waria atau laki-laki)
di lingkungan ? Apakah ada warga yang
bekerja di industri hiburan malam?
 Apakah ada warga ber-profesi sebagai pelaut
atau supir jarak jauh atau profesi lainnya
(yang sering pergi lama meninggalkan
keluarga)
 Apakah lingkungan terdata (misalnya oleh
puskesmas setempat) banyak kasus penyakit
kelamin (termasuk keputihan) atau banyak
kasus penangkapan Narkoba oleh polisi?
17
Peran Warga 2. Edukasi dan Fasilitas ke Layanan
a. Lurah & Ketua RT/RW (bersama toga/
Peduli AIDS toma) mengetahui informasi dasar HIV &
(2/3) AIDS & mendidik warganya agar mengerti
(melalui: pertemuan desa, arisan, rumah
ke rumah, dsb, edukasi dilakukan secara
kekeluargaan dan tidak men-stigma)
b. Lurah & Ketua RT/RW mendorong &
menfasilitasi warganya (terutama yang
dianggap berperilaku beresiko untuk
mengakses layanan kesehatan) / YanKes.
c. Kegiatan tersebut dapat dilakukan
dengan dana swadaya atau
menggunakan ADD (Alokasi Dana
Desa/Kelurahan), terutama untuk yang
miskin
18 Peran Warga 3. Jaga Lingkungan Kondusif
Peduli AIDS Lurah & Ketua RT/RW
(3/3) (bersama toga/toma) perlu
menjaga lingkungan kondusif
Tidak ada stigma
Tidak ada diskriminasi
SIFAT DAN KARAKTER WPA

1. Sistem berupa gerakan partisipasi masyarakat.


2. Swadaya masyarakat
3. Menggalang pengalaman masyarakat dalam masalah napza suntik, IMS,
HIV dan AIDS
4. Menggali kemampuan masyarakat (SDM)
5. Menggali potensi masyarakat (SDA)
6. Membangun sistem partisipasi masyarakat
7. Membangun sistem rujukan layanan dasar kesehatan di masyarakat
8. Membangun kesepahaman dan kesepakatan untuk mengadvokasi kebijakan
publik.
Unsur WPA
◍ Camat/ Lurah/ Kades dan  Tokoh Masyarakat
aparatnya  Karang Taruna
◍ Fasilitator / FKD  Tokoh Agama
◍ Kader/ PIKM
◍ Babinsa, Babinkamtibnas
◍ Bidan
◍ Petugas Promosi Kesehatan
◍ PMI Ranting
Contoh STRUKTUR WARGA PEDULI
AIDS DI DESA/ KELURAHAN

1. Penasehat : Lurah, Ketua

LPMKm, Ketua TP PKK


2. Ketua dan Wakil Ketua : Tokoh Masyarakat,
Babinsa, Kader Kesehatan
3. Sekretaris : Kader Kesehatan
4. Bendahara : Kader Kesehatan
5. Seksi Pencegahan : Babinsa/ Babinkamtibmas
Lanjutan struktur WPA

4. Seksi Pelayanan Kesehatan : Badan Kesehatan,


Kader PKK
5. Seksi Pemberdayaan : Kadus
6. Fasilitator : Puskesmas
7. Tim Pendamping : LSM, Karang taruna,
8. Relawan
TUJUAN WARGA PEDULI AIDS
 Terbangunnya kesadaran kritis dan publik dalam merespon IMS,
Napza Suntik, HIV dan AIDS
 Terciptanya sistem koordinasi yang berpihak pada resiko tinggi
(risti) dan ODHA
 Tersedianya layanan komprehensif ( menyeluruh ) yang mudah
diakses dan dijangkau oleh masyarakat
 Terbangunnya kesepakatan bersama dalam meningkatkan
kesehatan masyarakat dan kesehatan lingkungan
 Terbentuknya fasilitator dan kader peduli AIDS di desa dan
kelurahan
 Terbangun kesadran Warga Peduli AIDS ( WPA )
SASARAN WARGA PEDULI AIDS
 MASYARAKAT
 ISTAKEHOLDER DAN TOKOH MASYARAKAT
( TOMA )
 TOKOH AGAMA ( TOGA ) DAN TOKOH ADAT
 BIDAN
 PETUGAS PROMOSI KESEHATAN ( PROMKES )
PUSKESMAS
 PUKESMAS
 UTDC ( UNIT TRANSFUSI DARAH CABANG ) PMI
INDIKATOR KEBERHASILAN

1. Aparat dan Masyarakat paham tentang arti hidup sehat ->


Termasuk tentang HIV-AIDS
2. Berkurangnya atau tidak munculnya kasus baru seperti HIV
3. ODHA berdaya
4. Tidak ada stigma dan disikriminasi dalam masyarakat
5. Munculnya Gerakan Masyarakat dalam upaya pencegahan &
penanggulangan HIV-AIDS
KEGIATAN WPA
A. Perencanaan:
Perencanaan kegiatan WPA yang diusulkan dalam Muserbang di
Tingkat Desa.
Mengusulkan kegiatan WPA melalui Kepala Desa.
B. Pelaksanaan:
Rapat koordinasi anggota WPA (minimal 2-3 kali/ setahun) dengan
membahas program kerja dengan melibatkan mitra yang ada di tingkat
tkt, Desa. Rakor ke 1 membahas program kerja.
Pemetaan populasi kunci dan tempat-tempat berisiko.
Penyuluhan/ sosialisasi Pencegahan dan Penanggulangan HIV/ AID
Koordinasi dengan puskesmas/ RS/ Dinkes/ KPA Kab/ Kota dan Mitra
dalam pelaksanaan kegiatan VCT dan rujukannya.
LANJUTAN KEGIATAN WPA
C. Pembinaan:
Worshop, sarasehan, sosialisasi, pelatihan kader/ peer educator,
konsultasi, fasilitasi, dll.
D. Monitoring dan Evaluasi (Monev):
Monitoring/ kunjungan dalam rangka
pelaksanaan kegiatan
Rapat koordinasi dalam rangka pemantauan / pengawasan (Rakor ke 2,
pada akhir tribun 2 atau 3)  Renvana Perbaikan Kegiatan
Rapat evaluasi pelaksanaan dan perencanaan kegiatan (Rekor ke 3)
Melaporkan Kegiatan WPA kepada Kepala Desa, KPA K/K dan Mitra
KEUNGGULAN WPA
1. Memperkuat semangat gotong royong (budaya yang mulai
hilang)
2. Biaya program relatif murah.
3. Lebih sustain (jika donor pergi, masyarakat tetap bisa
bekerja).
4. Jika dilakukan warga, perubahan perilaku akan lebih
mudah terjadi.
5. Efektif mengurangi diskriminasi, karena masyarakat
terdidik dan terlibat langsung.
Kesimpulan
Masyarakat memiliki potensi, jangan di-nihil-
kan tetapi perlu dibangkitkan dan dibesarkan.
Bersama kita bisa menyelamatkan anak
bangsa dari epidemi AIDS dan Narkoba.
Masyarakat merupakan bagian dari masyalah,
tetapi juga bagian dari solusi.
Mulai dari
diri kita,
Sekarang
dan
Kerjakan !!!
DATA PENDERITA HIV-AIDS DI KAB. PURBALINGGA S/D
DESEMBER 2017
DI MASING- MASING KECAMATAN
No Kecamatan Jml kasus Meninggal Keterangan

1 Kemangkon 9 1

2 Bukateja 10 4

3 Kejobong 7 2

4 Pengadegan 4 -

5 Kaligondang 12 2

6 Purbalingga 20 6

7 Kalimanah 13 4

8 Padamara 16 5

9 Kutasari 17 5

10 Bojongsari 13 2
31
Lanjutan ..
No Kecamatan Jml kasus Meninggal Keterangan

11 Mrebet 18 6

12 Bobotsari 13 2

13 Karangreja 10 1

14 Karangjambu 5 2

15 Karanganyar 7 1

16 Kertanegara 3 -

17 Karangmoncol 11 5

18 Rembang 18 4

19 Luar Daerah 51 4

Jumlah 249 51
32
DATA PENDERITA HIV-AIDS DI KAB. PURBALINGGA
S/D DESEMBAER 2018
DI MASING- MASING KECAMATAN
No Kecamatan Jml kasus Meninggal Keterangan
1 Kemangkon 2 - -
2 Bukateja 1 - -
3 Kejobong 2 2 2
4 Pengadegan 1 - 1
5 Kaligondang 2 - -
6 Purbalingga - - -
7 Kalimanah 2 2 1
8 Padamara 2 - -
9 Kutasari 3 - -
10 Bojongsari 4 - -
33
Lanjutan ..
No Kecamatan Jml kasus Meninggal Keterangan
11 Mrebet - - -
12 Bobotsari - 1 -
13 Karangreja - - -
14 Karangjambu 1 - -
15 Karanganyar - - -
16 Kertanegara - - -
17 Karangmoncol 1 - 1
18 Rembang 1 - -
19 Luar Daerah 2 - -
Jumlah 21 4 -
34

Anda mungkin juga menyukai