Anda di halaman 1dari 14

MARI..

KITA WUJUDKAN
SEMARANG SEHAT
KUTHANE - WARAS
WARGANE
Disampaikan dalam Pembekalan Gasurkes Kota
Semarang
23- Desember 2017
Warga Peduli AIDS
Sebagai Perwujudan Partisipasi
Masyarakat dalam Penanggulangan
HIV dan AIDS
DASAR HUKUM WPA
(WARGA PEDULI AIDS)
1. Permenkes RI No.21 thn 2013 tentang
Penanggulangan HIV dan AIDS.
2. Permendagri No.2o tahun 2007 tentang Pedoman
Pembentukan KPA dan Pemberdayaan Masyarakat
dalam rangka penanggulangan HIV dan AIDS.
3. Perda No.40 Tahun 2013 tentang Penanggulangan
HIV dan AIDS di Kota Semarang.
Komponen Warga Peduli AIDS

1. LPMK
2. FKK/kader
3. Tomas/Toga
4. Kelurahan
5. Karang Taruna.
Progress Set Up WPA

- 177 kelurahan
- 16 Kecamatan
- WPA ber SK dari
kelurahan : 58 WPA.
- WPA kecamatan
belum ada SK.
Pendanaan Kegiatan WPA di Masyarakat

- Dana Musrenmbang
kelurahan dan
Kecamatan.
- PKK
- LPMK
- Swadaya (Lurah)
- APBD (DKK dan KPA)
PERAN
WARGA PEDULI AIDS (WPA)

Identifikasi potensi risiko


tinggi di wilayah nya.

Edukasi dan Fasilitasi


masyarakat ke Layanan
Kesehatan.

Jaga Lingkungan Kondusif


(TIDAK ADA STIGMA DAN
DISKRIMINASI PADA ODHA)
PERAN MASYARAKAT (1/3)
1. Identifikasi potensi risiko di
wilayah
 Apakah ada indikasi anak2 muda akan /
sudah terlibat penggunaan narkoba?
Apakah ada pekerja seks (perempuan,
waria atau laki-laki) di lingkungan? Apakah
ada warga yang bekerja di industri hiburan
malam?
 Apakah ada warga ber-profesi sebagai
pelaut atau supir jarak jauh atau profesi
lainnya (yang sering pergi lama
meninggalkan keluarga)
 Apakah lingkungannya terdata (misalnya
oleh puskesmas setempat) banyak kasus
penyakit kelamin (termasuk keputihan)
atau banyak IMS
PERAN MASYARAKAT (2/3)
2. Edukasi dan Fasilitasi ke
Layanan
– Lurah & Ketua RT/RW (bersama toga/toma)
mengetahui informasi dasar HIV & AIDS &
mendidik warganya agar mengerti (melalui:
pertemuan desa, arisan, rumah ke rumah,
dsb, edukasi dilakukan secara kekeluargaan
& tidak men-stigma)
– Lurah & Ketua RT/RW mendorong &
memfasilitasi warga-nya (terutama yang
dianggap berperilaku beresiko untuk
mengakses layanan).
– Kegiatan diatas dapat dilakukan dengan
dana swadaya (urunan) atau menggunakan
ADD (alokasi dana desa), terutama untuk
yang miskin.
PERAN MASYARAKAT (3/3)
3. Jaga Lingkungan Kondusif
– Lurah & Ketua RT/RW (bersama
toga/toma) perlu menjaga lingkungan
kondusif (tanpa stigma dan diskriminasi)
baik kepada ODHA, populasi kunci ,spt
pengusiran
– Tidak semua orang terinfeksi HIV atau
berperilaku beresiko karena penyebab
tunggal, tetapi karena faktor
pendidikan, ekonomi, pembangunan
yang tidak adil, dsb-nya.
– Norma-norma adat & agama serta
budaya lokal lainnya dikembangkan
untuk menciptakan kasih sayang kepada
sesama manusia.
Dokumentasi WPA

WPA Kel.Peterongan WPA Kel.Kalibanteng


Kulon

WPA Kel.Purwosari WPA Kec.Semarang


Utara
Dokumentasi WPA

WPA Kel.Kuningan WPA Kel.Plombokan WPA Kel.Krapyak

WPA Kel.Manyaran WPA Kel.Ngijo-GngPati WPA Kec.Semarang


Barat
Dokumentasi WPA

WPA Kec.Semarang
Tengah
WPA Kel.Banyumanik
WPA Kel.Ngesrep

Anda mungkin juga menyukai