Anda di halaman 1dari 27

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Kasus HIV di Kota Bandung pertama kali ditemukan berdasarkan


laporan dari salah satu Rumah Sakit pada tahun 1991 dan sudah pada
kondisi fase AIDS, sehingga upaya penanganannya sangat sulit dan
akhirnya klien tersebut meninggal. Selama kurun 13 tahun kasus HIV-
AIDS yang dilaporkan rumah sakit tidak mengalami peningkatan jumlah
yang berarti dan kasus yang dilaporkan kebanyakan sudah pada fase
AIDS.
Seperti diketahui bahwa seseorang yang terinfeksi HIV tidak
menunjukkan gejala yang spesifik, sehingga orang tersebut tidak
menyadari bahwa dirinya adalah sumber penular. Untuk mengetahui
status HIV seseorang hanya dapat dilaksanakan melalui test
laboratorium.
Sejak tahun 2005, seiring berjalannya program dimana banyak
layanan yang menyelenggarakan program penanggulangan HIV-AIDS
terjadi peningkatan penemuan kasus yang tinggi.
Kasus HIV di Kota Bandung sejak Tahun 1991 sampai dengan April
2010 ditemukan sebanyak 2.031 kasus (HIV 1.005 kasus dan AIDS
1.026 kasus), meninggal 111 orang dan merupakan peringkat pertama
di Propinsi Jawa Barat.
HIV-AIDS dapat menular melalui perilaku beresiko, diantaranya
hubungan seks tidak aman dan penyalahgunaan Narkoba sehingga HIV-
AIDS dapat dicegah oleh setiap individu jika individu tersebut
mempunyai pengetahuan dan kepedulian untuk melakukan pencegahan.
Untuk mendorong peningkatan pengetahuan dan kepedulian
masyarakat mengenai HIV-AIDS perlu dilakukan upaya penyebarluasan
informasi sehingga tumbuh kepedulian di masyarakat untuk turut
berperan aktif dalam upaya pencegahan dan penanggulangan HIV-
AIDS. Agar kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh masyarakat lebih

1
terkoordinir dan tepat sasaran perlu adanya suatu wadah Forum Warga
Peduli AIDS.
Guna mendukung pembentukan Forum Penanggulangan AIDS,
maka perlu dibuatnya Buku Pedoman Pembentukan Forum Warga
Peduli AIDS tingkat Kecamatan dan Kelurahan di Kota Bandung.

B. LANDASAN HUKUM
1. Undang - Undang Nomor 4 Tahun 1984 tentang Wabah Penyakit
Menular ;
2. Undang - Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan;
3. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan
Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme;
4. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah
sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun
2008 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 32
Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah;
5. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian
Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah
Provinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten Kota;
6. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 75 Tahun 2006
tentang Komisi Penanggulangan AIDS Nasional;
7. Peraturan Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat
Republik Indonesia Nomor 02/PER/MENKO/KESRA/III/2007 Tahun
2007 tentang Kebijakan Nasional Penanggulangan HIV-AIDS Melalui
Program Dampak Buruk Penggunaan Narkotika Psikotropika dan Zat
Adiktif Suntik;
8. Peraturan Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat
Republik Indonesia Nomor : 07/PER/MENKO/KESRA/III/2007 tentang
Strategi Nasional Penanggulangan HIV-AIDS Tahun 2007-2010;
9. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 20 Tahun 2007 tentang
Pedoman Umum Pembentukan KPA dan Pemberdayaan Masyarakat
dalam Rangka Penanggulangan HIV-AIDS di Daerah;

2
10. Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 08 Tahun 2007 tentang
Urusan Pemerintahan Daerah Kota Bandung;
11. Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 09 Tahun 2009 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota
Bandung Tahun 2009-2013;
12. Keputusan Walikota Bandung Nomor : 443/Kep.190-Huk/2007 pada
Tanggal 6 Maret 2007 mengenai Pembentukan KPA Kota Bandung;
13. Instruksi Walikota Nomor 004 Tahun 2004 tentang Pencegehan dan
Penanggulangan HIV-AIDS tingkat Kecamatan untuk para Camat;
14. Rencana strategis Pencegahan dan Penanggulangan HIV-AIDS Kota
Bandung Tahun 2007-2011.

B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Tujuan dibentuknya Forum Warga Peduli AIDS adalah untuk
memfasilitasi berbagai kegiatan Warga Peduli AIDS (WPA) dalam
Program Pencegahan dan Penanggulangan HIV-AIDS

2. Tujuan Khusus
Secara khusus tujuan dibentuknya Forum Warga Peduli AIDS adalah
Untuk :
1. Adanya kepedulian masyarakat terhadap Program Pencegahan
dan Penanggulangan HIV-AIDS dalam bentuk Forum WPA di
Tingkat Kecamatan dan Kelurahan
2. Meningkatnya kepedulian dan peran serta masyarakat dalam
Program Penanggulangan HIV-AIDS
3. Meningkatnya dukungan masyarakat dalam Program
Penanggulangan HIV-AIDS
4. Terlaksananya koordinasi kegiatan Penanggulangan HIV-AIDS
di Tingkat Kecamatan dan Kelurahan

3
5. Tersedianya bantuan teknis dan pembinaan dalam upaya
Penanggulangan HIV-AIDS di masyarakat
6. Tersedianya data situasi dan potensi HIV-AIDS di Tingkat
Kecamatan dan Kelurahan.

C. RUANG LINGKUP
1. Sasaran
Aparat Kewilayahan, Masyarakat, Kader, Tokoh Masyarakat, Tokoh
Agama, Orang Dengan HIV-AIDS (ODHA) dan Orang Hidup Dengan
HIV-AIDS (OHIDHA).

2. Jangkauan
Kegiatan ini mencakup seluruh wilayah mulai dari Kecamatan,
Kelurahan dan RT/RW.

D. DEFINISI OPERASIONAL
 Human Immunodeficiency Virus yang selanjutnya disingkat HIV
adalah virus yang menyerang sel darah putih yang mengakibatkan
menurunnya sistem kekebalan tubuh manusia sehingga tubuh
manusia mudah terserang oleh berbagai macam penyakit.

 Acquired Immune Deficiency Syndrome yang selanjutnya disingkat


dengan AIDS adalah sekumpulan gejala penyakit yang disebabkan
oleh menurunnya sistem kekebalan tubuh manusia akibat infeksi
virus HIV

 Warga Peduli AIDS (WPA) adalah warga yang memiliki kesiapan,


kemampuan dan kemauan untuk berpartisipasi dalam mencegah dan
mengatasi masalah-masalah yang ditimbulkan oleh penyakit medis
akibat perilaku dalam hal Ini HIV-AIDS beserta penyakit penyerta
lainnya secara mandiri dalam rangka mewujudkan masyarakat yang
sehat dan sejahtera.

4
 Satuan Kerja Perangkat Daerah yang selanjutnya disingkat SKPD
adalah Satuan Kerja Perangkat Daerah di lingkungan Pemerintah
Kota Bandung.

 Pencegahan adalah upaya-upaya agar penyebarluasan HIV dan


AIDS tidak terjadi di masyarakat diantaranya melalui intervensi
perubahan perilaku, penggunaan kondom, jarum suntik steril, skrining
darah donor, kewaspadaan universal pada tenaga kesehatan.

 Penanggulangan adalah upaya-upaya agar sesorang tidak tertular


virus HIV dan AIDS.

 Kelompok Resiko Tinggi atau Populasi Kunci adalah kelompok yang


mempunyai perilaku dan beresiko tinggi terhadap penularan HIV dan
AIDS, yaitu Penjaja Seks Komersial, Pelanggan Penjaja Seks
Komersial, Pria Berhubungan Seks dengan Pria, Narapidana, Anak
Jalanan, Pengguna Napza Suntik, Pasangan Pengguna Napza
Suntik yang tidak menggunakan Napza Suntik.

 Diskriminasi adalah setiap pembatasan, pelecehan atau pengucilan


yang langsung ataupun tak langsung didasarkan pada pembedaan
manusia atas dasar agama, suku, ras, etnik, kelompok, golongan,
status sosial, status ekonomi, jenis kelamin, bahasa, keyakinan
politik, yang berakibat pengurangan, penyimpangan atau
penghapusan pengakuan, pelaksanaan atau penggunaan hak asasi
manusia dan kebebasan dasar dalam kehidupan baik individual
maupun kolektif dalam bidang politik, ekonomi, hukum, sosial,
budaya dan aspek kehidupan lainnya.

 Komisi Penanggulangan AIDS Kota Bandung selanjutnya disingkat


KPA Kota Bandung adalah komisi yang dibentuk oleh Walikota yang
keanggotaannya terdiri dari unsur Pemerintah dan Non-Pemerintah
yang mempunyai tugas memimpin, mengelola dan
mengkoordinasikan seluruh kegiatan pencegahan dan
penanggulangan HIV dan AIDS di Kota Bandung.

5
 Lembaga Swadaya Masyarakat selanjutnya disingkat LSM adalah
lembaga Non-Pemerintah yang menyelenggarakan kegiatan dalam
bidang Penanggulangan dan Pencegahan HIV dan AIDS sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan.

 Perawatan dan pengobatan adalah upaya tenaga medis untuk


meningkatkan derajat penderita HIV dan AIDS.

 Dukungan adalah upaya-upaya baik dari sesama orang dengan HIV


dan AIDS maupun dari keluarga dan orang-orang yang bersedia
untuk memberi dukungan pada orang dengan HIV dan AIDS dengan
melakukan upaya pencegahan dan penanggulangan HIV dan AIDS.

 Pos Informasi adalah sebuah tempat dimana aktivitasnya adalah


menampung informasi, menyebarluaskan informasi mengenai HIV-
AIDS di wilayahnya

6
BAB II .
POKOK POKOK KEGIATAN

A. PEMBENTUKAN FORUM WPA


1. Pertemuan persiapan pembentukan kepengurusan Forum WPA
2. Diinisiasi oleh Camat
3. Dibentuk Tim Kecil yang terdiri dari unsur Kecamatan, UPT
Puskesmas, dan TP PKK Kecamatan
4. Dilaksanakan pertemuan pembentukan Forum WPA dimana
peserta yang diundang adalah sesuai dengan kebutuhan struktur
forum WPA dan kelompok atau individu yang peduli
5. Pembuatan Surat Keputusan Pengurus
6. Pelantikan

B. PENYUSUNAN PROGRAM KERJA FORUM WPA


1. Pendataan Situasi HIV
 Data Kelompok Resiko Tinggi
 Data potensi (sumber daya manusia, sumber dana, sumber
sarana, dll)
2. Pembuatan SOP sistem rujukan (SKTM, Jamkes, Bawaku,dll)
3. Membentuk Pos Informasi
4. Rapat koordinasi bulanan/triwulanan
5. Monitoring dan Evaluasi

7
BAB III
MEKANISME OPERASIONAL

A. FORUM WARGA PEDULI AIDS (WPA) KECAMATAN


a. Surat Keputusan pengurus Forum dari Camat
b. Pengurus Forum terdiri dari :
i. Pembina : Muspika, (camat, danramil, kapolsek)
ii. Ketua : TP-PKK Tingkat Kecamatan
iii. Wakil Ketua : Tokoh Masyarakat
iv. Sekretaris I : Sekretaris Camat
v. Sekretaris II : Kepala Puskesmas I
vi. Sekretaris III : Kepala Puskesmas II

c. Angota Forum terdiri dari :


i. Kasi Pemberdayaan Masyarakat Kecamatan
ii. Kasi Kesejahteraan Sosial Kecamatan
iii. Pemegang Program P2HIV Puskesmas I dan II
iv. MUI Kecamatan
v. KUA Kecamatan
vi. Karang Taruna
vii. Pekerja Sosial Masyarakat
viii. Pusat Informasi Kesehatan Reproduksi Remaja (PIKRR)
ix. Forum RW
x. Pokja IV TP PKK Kecamatan
xi. Lembaga Swadaya Masyarakat Peduli AIDS
xii. Dan Lembaga Sosial / organisasi lainnya (sesuai kebutuhan).

8
B. FORUM WPA KELURAHAN
SK pengurus Forum WPA Kelurahan dari Lurah
a. Pengurus Forum WPA Kelurahan terdiri dari :
i. Pembina : Lurah , Babin Kamtibmas,
ii. Ketua : Ketua TP PKK Kelurahan
iii. Wakil Ketua : Tokoh Masyarakat
i. Sekretaris I : Sekretaris Lurah
ii. Sekretaris II : Kasie Kesos
b. Anggota Forum terdiri dari :
i. Puskesmas
ii. Pokja IV TP-PKK Kelurahan
iii. Karang Taruna
iv. Pekerja Sosial Masyarakat
v. Forum RW
vi. Kader PKK dan Kader WPA

C. POKOK POKOK KEGIATAN


Forum WPA Kecamatan
a. Mengkoordinasikan kegiatan WPA di tingkat Kecamatan
b. Pusat Informasi Penanggulangan AIDS tingkat Kecamatan
c. Memfasilitasi kegiatan WPA di tingkat Kecamatan
d. Menggalang kemitraan dengan segenap unsur masyarakat
e. Melaksanakan monitoring dan evaluasi terhadap Forum WPA
f. Membentuk Forum WPA Kelurahan
g. Melaksanakan pembinaan terhadap Forum WPA Kelurahan
h. Merekap pemetaan situasi HIV-AIDS dari tingkat Kelurahan
i. Membuat laporan secara berkala kepada Komisi Penanggulangan
AIDS Kota Bandung.

9
Forum WPA Kelurahan
a. Mengkoordinasikan kegiatan WPA di tingkat Kelurahan
b. Memfasilitasi Rujukan dari WPA
c. Menumbuhkembangkan partisipasi masyarakat untuk melaksanakan
program penanggulangan HIV-AIDS
d. Menyebarluaskan informasi mengenai pencegahan HIV-AIDS
e. Melaksanakan Peningkatan kapasitas WPA
f. Melaksanakan pembinaan terhadap WPA di wilayahnya
g. Memobilisasi sumber daya dan dana
h. Membuat pemetaan situasi HIV-AIDS di tingkat kelurahan
i. Membuat laporan kegiatan secara berkala kepada forum Kecamatan

Warga Peduli AIDS


a. Mengidentifikasi kelompok resiko tinggi dan kasus HIV-AIDS di
wilayahnya
b. Melaksanakan upaya pencegahan dan menyebarluaskan informasi
mengenai HIV-AIDS
c. Melaksanakan rujukan bagi ODHA dan kelompok resiko tinggi
d. Memberikan dukungan bagi ODHA dan OHIDA
e. Memobilisasi sumber daya dan sumber dana
f. Melaksanakan konsultasi ke forum WPA Kelurahan
g. Menyiapkan dan membantu keperluan administrasi bagi ODHA yang
tidak mampu (misalnya SKTM, Jamkesmas dan program lainnya)

10
BAB IV
MONITORING DAN EVALUASI

A. LANDASAN TEORITIS

Setiap kegiatan memerlukan suatu mekanisme untuk memonitor dan


mengevaluasi efektivitas pelaksanaannya. Monitoring dan evaluasi memberikan
informasi yang berguna untuk penyempurnaan strategi dan menyampaikan
laporan kepada pihak lain seperti pemerintah, maupun kepada masyarakat umum.
Monitoring dan evaluasi harus dipandang sebagai sebuah bagian integral dari
praktek dan pengelolaan sehari-hari.

Evaluasi merupakan sebuah proses yang terstruktur dan bertahap guna


mengidentifikasi, mengumpulkan dan mempertimbangkan informasi. Hasil proses
evaluasi akan membantu dalam memaparkan dan memahami tujuan, kemajuan
serta hasil-hasil dari beragam jenis inisiatif kegiatan seperti pencegahan dan
promosi. Evaluasi merupakan proses menganalisa informasi pada jangka waktu
yang tetap, untuk menilai keefektifan dan mengukur akibat yang dihasilkan serta
bagian-bagiannya untuk memutuskan, sebagai respon, apakah rencana itu perlu
diubah atau dihaluskan.

11
Sesudah sebuah kegiatan atau program direncanakan dan mulai dilaksanakan
maka menjadi penting untuk memperhatikan apakah kegiatan-kegiatan
dilaksanakan sesuai rencana. Proses inilah yang disebut sebagai monitoring, yang
pada intinya merupakan pengumpulan berbagai informasi relevan mengenai
program secara terus menerus. Ini merupakan cara untuk memastikan:
 Sebuah jadwal yang tersusun rapi dan terkoordinasi, untuk melakukan
pengawasan terhadap kegiatan yang di lakukan oleh Warga Peduli AIDS
maupun Forum WPA.
 Penyajian informasi yang akan dibutuhkan para stakeholderdan masyarakat
dalam memperkuat pelaksanaan kegiatan di masyarakat .

Proses monitoring dan evaluasi berjalan bersamaan dengan pelaksanaan kegiatan


maupun program; proses itu mendorong terjadinya perbaikan secara terus
menerus dengan menyediakan dan memberikan informasi kepada para
stakeholderdan pihak lainn yang membutuhkan, berbagai umpan balik mengenai
kemajuan, mendorong pertimbangan mengenai hasil-hasil serta menyediakan
landasan bagi pemerintah dan pengambil keputusan untuk melakukan
pertimbangan mengenai arah dan kebijakan maupun strategi-strategi untuk masa
yang akan datang.

Proses monitoring dan evaluasi juga akan membantu dalam menjajaki sejauh
mana kegiatan yang dilakukan berhasil mencapai sasaran-sasarannya. Terdapat
tiga fase untuk melakukan monitoring dan evaluasi terhadap sebuah kegiatan
maupun program, sebagai berikut:
1. Mengidentifikasi indikator-indikator yang dapat digunakan untuk memonitor
kemajuan.
2. Mengumpulkan dan menganalisa data.
3. Melakukan perubahan terhadap program kerja yang sudah ada dan/atau
membuat dan mengembangkan program kerja baru.

Manfaat dari monitoring dan evaluasi dapat meliputi:

12
 Menciptakan pendekatan kewilayahan dengan saling berbagi informasi
dengan program kerja lainnya di wilayah tersebut.
 Menyediakan sebuah kesempatan untuk membuat program kerja menjadi
dapat diterima secara budaya (daripada selalu mengadopsi strategi dari
program-program yang berlangsung di tempat lain).
 Mendirikan kelompok-kelompok yang mampu membantu diri sendiri dengan
mengumpulkan para stakeholder dan insitusi berbeda yang terlibat dengan
kegiatan maupun program.
 Menyediakan informasi kegiatan untuk diterbitkan.
 Menyediakan peluang-peluang untuk pembentukan jaringan dengan
menggunakan informasi serta hasil dari evaluasi yang diselenggarakan
secara lokal

Indikator kegiatan Forum WPA


indicator merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dalam melakukan
monitoring dan evaluasi sebuah kegiatan maupun program, indicator ini
dikembangkan dan dapat disesuaikan sesuai dengan kebutuhan prioritas apa saja
yang di rasakan perlu, Indikator kegiatan forum Warga Peduli AIDS terdiri dari 6
bagian utama, yaitu :

1. Data
Data yang dikumpulkan dalam rangka proses monitoring dan evaluasi bisa
menghasilkan informasi yang dapat digunakan oleh masyarakat maupun
pemerintah, data yang perlu dikumpulkan oleh Forum Warga Peduli AIDS
adalah :
 Jumlah penduduk lokal dan penduduk potensi memiliki risiko HIV-AIDS
 Jumlah Puskesmas yang memberikan layanan HIV-AIDS
 Jumlah Kader WPA yang melakukan upaya pencegahan dan
penanggulangan HIV-AIDS di wilayahnya
 Jumlah Pos Informasi yang ada dan yang aktif memberikan informasi
kepada masyakarat umum
 Jumlah ketersediaan media informasi serta pendistribusiannya.

13
 Jumlah fasilitas yang mendukung pelaksanaan kegiatan Warga Peduli
AIDS di wilayahnya.
 Jumlah kegiatan yang di lakukan dalam upaya pencegahan dan
penanggulangan HIV-AIDS di wilayahnya.

Pengumpulan data untuk monitoring rutin dilakukan oleh Forum Warga Peduli
AIDS Kelurahan, Penting bagi para pengurus Forum WPA kelurahan untuk
memahami bahwa hal ini membutuhkan waktu, kadangkala membutuhkan
pelatihan spesifik. Waktu serta biaya pelatihan untuk pengumpulan informasi ini
harus juga dimasukkan ke dalam APBD.Partisipan dalam evaluasi program ini
dapat berasal dari anggota masyarakat, stakeholder, klien, dan orang-orang
lainnya untuk berpartisipasi serta memberi sumbangan kepada Forum WPA
termasuk WPA itu sendiri. Orang-orang lainnya yang dapat berpartisipasi dalam
pengumpulan informasi meliputi:
 Komunitas , contohnya, dengan memiliki catatan pribadi atau catatan
harian mengenai penggunaan Napza, praktek-praktek yang dilakukan,
pertukaran jarum serta informasi lainnya.
 Evaluator eksternal, contohnya, seseorang atau LSM yang berasal dari
luar Forum WPA dapat menyumbangkan pandangan yang sangat
obyektif pada pelaksanaan penjajakan, serta dapat menerima masukan
dari pihak lain yang berpartisipasi di dalam Forum WPA atau orang-orang
di luar Forum tanpa memiliki pandangan yang bias.

Informasi data yang diperlukan mungkin bisa ditemukan pada catatan anggota
forum, jadwal kegiatan Warga Peduli AIDS, jurnal/catatan harian Petugas
Lapangan LSM, buku keuangan, program spreadsheet komputer, catatan
pertemuan, surat-menyurat Forum WPA, laporan-laporan, dan lainnya.
Informasi tersebut dapat dianalisa secara matematik dan statistik, dilakukan
secara manual dengan menggunakan sebuah kalkulator atau pada komputer

2. Informasi
Meski informasi akan dikumpulkan sepanjang masa berlangsungnya Forum
WPA (monitoring) dan secara periodik (evaluasi), namun pengumpulan

14
informasi itu harus direncanakan secara dini. Selama tahap perencanaan,
sehingga memungkinkan pengalokasian waktu dan sumber daya bagi kegiatan
tersebut di dalam program kerja Forum WPA..

Survei dasar (baseline) mungkin perlu dilaksanakan sebagai sebuah titik awal
dimulainya sebuah Forum1. Hal ini akan memungkinkan dilakukannya
pembandingan, yang kemudian menyediakan sebuah ukuran kemajuan
(indikator) menuju tercapainya sasaran-sasaran Forum Warga Peduli AIDS.
Monitoring berarti bahwa informasi dikumpulkan secara berkala.Beberapa
informasi mungkin dikumpulkan per hari (contohnya, Kegiatan harian pos
informasi) atau per bulan (contohnya, catatan pertemuan bulanan Forum WPA
untuk membahas perencanaan, rujukan warga Peduli AIDS ke pusat
Kesehatan MAsyarakat). Informasi lain yang sekitranya perlu untuk di
kumpulkan misalnya :
a. Isu masyarakat terkait dengan HIV-AIDS
b. Informasi keterlibatan tokoh Agama dalam upaya pencegahan dan
penanggulangan HIV-AIDS di wilayah kerja Forum
c. Kebutuhan masyarakat terkait dengan keterampilan dan informasi
penanganan HIV-AIDS
d. Kendala dan permasalahan Warga Peduli AIDS dalam melakukan
kegiatan di masyarakat.
e. Kerjasama antara Warga Peduli AIDS dengan Pusat Kesehatan
Masyarakat setempat
f. Informasi mengenai pihak lain yang bekerja dalam upaya pencegahan
dan penanggulangan HIV-AIDS di wilayah kerja Forum

Informasi kualitatif - kata-kata, cerita, anekdot, kesan dan konteks - biasanya


dikumpulkan dalam wawancara, selama percakapan, observasi dan diskusi
kelompok. Informasi kualitatif tidak akan bisa dianalisis secara matematik atau
statistik. Informasi-informasi ini dapat diolah dengan cara dikategorikan atau
diringkas.

1
Terlampir form penilaian awal

15
3. Proses kegiatan
Kegiatan ini melibatkan penjajakan mengenai sejauh mana kegiatan-kegiatan
Warga Peduli AIDS atau Forum WPA telah berkembang sesuai dengan yang
direncanakan. Pertanyaan-pertanyaan yang perlu diajukan adalah:
 Apakah di wilayah Forum sudah terdapat Kader WPA yang aktif
berpartisipasi melakukan kegiatan?
 Apakah di wilayah Forum WPA sudah terdapat pos informasi yang aktif
memberikan informasi kepada masyarakat umum?
 Apakah Forum WPA dapat memiliki dana kegiatan secara mandiri di
wilayahnya?
 Apakah Forum WPA sudah berhasil mencapai sasaran yang diinginkan?

Ada dua komponen dalam evaluasi proses, yaitu:


 Informasi kuantitatif yang berasal dari laporan kegiatan harian dari
Warga Peduli AIDS
 Informasi kualitatif melalui wawancara terbuka dan pengamatan secara
langsung, untuk memperoleh gambaran mengenai kegiatan yang
dilaksanakan. Pihak lain juga memungkinkan dapat memberikan
masukan dalam evaluasi ini, tokoh masyarakat, pemerintah, LSM
maupun institusi lain yang baik secara maupun tidak langsung terkait
dengan kegiatan ini.

4. Dampak Kegiatan
Kegiatan ini melibatkan penjajakan mengenai sejauh mana intervensi telah
dapat menghasilkan dampak yang diinginkan di masyarakat. Pertanyaan-
pertanyaan yang perlu diajukan adalah:
 Apakah perubahan yang diinginkan di msayarakat tersebut terjadi
sebagai dampak atau hasil dari pelaksanaankegiatan warga Peduli
AIDS maupun Forum?
 Apakah yang di rasakan masyarakat dengan adanya Warga Peduli
AIDS dan Forum Warga Peduli AIDS?

16
 Apa Kebutuhan masyarakat yang belum dapat terpenuhi secara
optimal oleh Forum?

Melaksanakan evaluasi dampak untuk memperoleh masukan yang konsklusif


mengenai keluaran darikegiatan yang telah dilaksanakan. Ini memerlukan
waktu dan biaya yang besar. Oleh karena itu evaluasi dampak yang mendalam
perlu dilakukan oleh Pemerintah dengan melibatkan pihak ahli seperti LSM,
KPA, Relawan Akademisi, dll. Evaluasi dampak bertujuan untuk memberikan
verifikasi seberapa jauh pencapaian dari maksud dan tujuan Forum WPA.
Dengan demikian pernyataan yang jelas mengenai rencana dari keluaran
Forum WPA merupakan kunci keberhasilan dari evaluasi dampak. Implikasi
dari pernyataan tersebut dalam pengembangan perencanaan program adalah
sebagai berikut:
 Menentukan keluaran hasil yang realistis yang dapat dicapai secara
sistematis.
 Menghubungkan antara maksud dan tujuan dengan strategi efektiv
 Mendefinisikan maksud dan tujuan yang dapat diukur.
 Mengumpulkan data pengukuran.

5. Pengembangan Program
Laporan merupakan fitur dari semua kegaitan Forum.. Permintaan laporan
kemungkinan besar akan datang dari sejumlah sumber, termasuk, pemerintah,
masyarakat yang menjadi tuan rumah Forum bersangkutan, para sponsor,
serta Stakeholder lainnya. Program harus dapat dipertanggungjawabkan
kepada mereka. Umpan balik kepada mereka yang terkait erat dengan Warga
Peduli AIDS dan Forum menciptakan sebuah peluang bagi keberlangsungan,
keterlibatan serta rasa memiliki yang lebih mendalam, juga rasa turut
berpartisipasi yang lebih besar.

Proses monitoring dan pengkajian memungkinkan timbulnya umpan balik


tersebut, yang dapat disampaikan dalam beragam format dan di berbagai
kesempatan. Laporan evaluasi memungkinkan untuk menunjukkan
keberhasilan kegiatan forum. Sebagai contoh, bahwa sebuah forum tidak

17
berlangsung sesuai dengan rencana dan/atau bahwa Forum tersebut tidak
menimbulkan dampak pada masyarakat seperti yang diinginkan. Informasi
evaluasi akan membantu KPA2, Dinas Kesehatan dan stakeholder lain dalam
menjajaki kembali Forum WPA tersebut dan melakukan perubahan-perubahan
yang diperlukan, untuk membuat kegiatan-kegiatan tersebut menjadi lebih
sesuai dan tepat.

Sebuah evaluasi mengenai kemajuan dari sebuah Forum menawarkan


kesempatan untuk melakukan pengkajian ulang dan gambaran awal. Pelajaran
yang didapat (lesson learn) ditampilkan ke permukaan oleh sebuah evaluasi,
dan pelajaran-pelajaran ini, bersama-sama dengan sebuah pemahaman
mengenai kemajuan nyata yang telah berhasil diraih dalam upaya mencapai
tujuan-tujuan Forum, akan membantu dalam perencanaan program untuk masa
yang akan datang. Sebuah evaluasi memungkinkan terjadinya perubahan –baik
perubahan terhadap tujuan, sasaran serta strategi-strategi– dan memberikan
alasan pembenar mengenai perubahan tersebut kepada masyarakat, dan para
stakeholder lain

Mekanisme, Pelaksana dan instrument Monitoring Evaluasi

Base Line
Monitoring dan evaluasi dalam kegiatan Forum Warga Peduli AIDS ini akan
menggunakan metode peninjauan, penilaian, dan penghargaan (P3) yang di
lakukan secara bertahap dan berkala dari tingkat masyarakat sampai dengan
tingkat kota, sebagai tahap awalPemerintah Kota melalui KPA Kota dan Dinas
Kesehatan Kota bersama sama dengan Forum WPA perlu melakukan base line
untuk mengumpulkan data dan informasi yang akan digunakan sebagai dasar
pembanding kepada wilayah yang menjadi prioritas. Tim Pelaksanana yang akan
melaksanakan baselineini adalah :

a. KPA Kota
b. Dinas Kesehatan Kota
c. Forum WPA
d. LSM

Instrument baseline yang akan digunakan oleh tim pelaksana monev adalah
sebagai berikut :

Skala
Komponen No Indikator Sudah Belum K
Tindak

2
Komisi Penanggulangan AIDS

18
Lanjut
1 2 3
1 Apakah sudah ada data kelompok
yang memiliki potensi risiko yang
dapat menularkan HIV-AIDS?
2 Apakah sudah ada Puskesmas yang
memberikan layanan HIV-AIDS?
3 Apakah sudah ada kader WPA
terlatih?
4 Apakah sudah ada kader WPA yang
belum terlatih namun sudah
melakukan kegiatan terkait HIV-
AIDS?
5 Apakah sudah ada pos Informasi
yang aktif memberikan informasi
kepada masyakarat umum?
6 Apakah sudah memiliki media
Informasi HIV-AIDS?
7 ………………………………………....

1 Apakah di wilayah kerja Forum WPA


ada isu terkait dengan HIV-AIDS?
2 Apakah ada masyarakat yang
memberikan informasi mengenai
Kasus HIV-AIDS kepada Puskesmas?
3 Apakah ada LSM HIV-AIDS yang
bekerja di wilayah kerja Forum WPA?
4 Apakah adda Tokoh Agama yang
memberikan informasi mengenai HIV-
AIDS dari aspek agama?
5 ………………………………………….

1 Apakah sudah memiliki Program atau


kegiatan terkait dengan upaya
pencegahan dan penanggulangan
HIV-AIDS?
2 Apakah sudah pernah ada kegiatan
penyuluhan HIV-AIDS di wilayah kerja
Forum WPA?
3 ………………………………………….

4 ………………………………………….

1 Apakah masyarakat di wilayah kerja


Forum WPA tahu cara pencegahan
dan penularan HIV-AIDS?
2 Apakah masyarakat mampu

19
menangani pemulasaraan jenasah
ODHA secara mandiri?
3 Apakaha sudah ada masyarakat di
wilayah kerja Forum WPA yang
terpapar HIV-AIDS?
4 ………………………………………….

1 Apakah memiliki kebijakan program


dan anggaran pencegahan
&penanggulangan HIV-AIDS untuk
masyarakat?
2 Apakah dalam kegiatan pertemuan
warga, Lokmin dan lokbul membahas
mengenai isu HIV-AIDS?
3 ……………………………………………

4 …………………………………………...

Data dan informasi baseline yang sudah terkumpul akan di analisis untuk
menentukan skala prioritas program kerja dan kegiatan yang selanjutnya akan
dilakukan oleh Forum WPA di wilayahnya masing masing.

Monitoring dan Evaluasi Tingkat Kelurahan dan Kecamatan

Guna mendorong pelaksanaan Kegiatan Forum Warga Peduli AIDS, pembinaan,


monitoring dan evaluasi perlu dilaksanakan untuk mengetahui keberhasilan
pelaksanaan kegiatannya di masyarakat terutama di tingkat Kecamatan dan
Keluarahan, dengan harapan dapat memberikan kontribusi peran yang lebih
optimal, dengan mekanisme proses sebagai berikut :

20
1. Desa/Kelurahan melakukan penilaian tentang pelaksanaan Warga Peduli AIDS
di desa/kelurahannya dengan cara :
a. Mengumpulkan seluruh kader di kelurahan untuk berdiskusi dan atau
membahasnya dalam pertemuan lokmin/lokbul puskesmas
b. Melakukan peninjauan langsung dengan mengisi form monitoring seperti
dibawah ini yang selanjutnya diserahkan ke Forum WPA Kecamatan

Form Pembinaan dan Monitoring Forum Warga Peduli AIDS Kelurahan

Nama Kelurahan/Kecamatan : ______________________________

Nama Lokasi/Wilayah WPA : ______________________________

Periode Penilaian (Bln/Th) : ______________________________

Skala
Komponen No Indikator Sudah Belum Tinda K
Lanjut

21
1 2 3

1 Pengetahuan dasar pencegahan HIV-


AIDS?

2 Pengetahuan dasar penularan HIV-


AIDS ?

3 Pengetahuan Jenis jenis Narkoba?

4 Pengetahuan faktor Pendorong


penyalahgunaan narkoba?

5 Pengetahuan tahapan Kecanduan


seorang pecandu?

6 Pengetahuan dampak buruk


penyalahgunaan narkoba?

7 Pengetahuan dasar Konseling dan tes


HIV Sukarela?

8 Penguasaan dalam melakukan


pemulasaraan Jenasah ODHA?

9 Penguasaan dalam melakukan


konseling HIV-AIDS?

10 Penguasaan dalam melakukan


penanganan Over Dosis?

11 …………………………………………..

12 ………………………………………….

1 Apakah sudah ada Pos informasi HIV-


AIDS yang di kelola oleh Kader/WPA?

2 Apakah sudah ada pencatatan di Pos


Informasi HIV-AIDS ?

3 Apakah sudah ada kader yang siaga


di pos informasi

4 Apakah Sudah ada papan nama pos

22
informasi?

5 Apakah sudah ada system dana


kesehatan di masyarakat ?

6 Apakah sudah ada system rujukan


kesehatan ke puskesmas di
masyarakat?

7 …………………………………………..

1 Apakah sudah ada pos Informasi


yang dapat mendistribusikan media
informasi?

2 Apakah sudah ada pos Informasi


yang dapat mendistribusikan Materi
penceghan seperti kondom dan jarum
suntik steril?

3 Apakah sudah ada kader yang


melakukan rujukan kesehatan ke
puskesmas terdekat?

4 Apakah ada kader/WPA yang


mengumpulkan dana kesehatan di
masyarakatnya?

5 Apakah ada kader/WPA yang dapat


melakukan rujukan kesehatan ke
Puskesmas?

1 Apakah dalam setahun terakhir ada


kasus pengusiran warga yang HIV
positif oleh warga lain?

2 Apakah dalam sebulan terakhir ada


kasus pengusiran warga yang HIV
positif oleh warga lain?

3 …………………………………………..

4 …………………………………………..

1 Apakah memiliki kebijakan program


dan anggaran pencegahan
&penanggulangan HIV-AIDS untuk

23
PROGRAM masyarakat?
2 Apakah dalam kegiatan pertemuan
warga, Lokmin dan lokbul membahas
mengenai isu HIV-AIDS?
3 …………………………………………...

4 ……………………………………………

c. Kecamatan mengumpulan Form Penilaian monitoring dari masing-masing


Forum WPAdesa/kelurahan dan melakukan pengecekan ulang ke seluruh
desa/kelurahan yang telah melakukan penilaian monitoring dengan
membawa dan mengisi Form penilaian Monitoring sebagaiberikut dan
diserahkan ke setiap Kota/Kab masing masing:

P E RKE M B AN G AN F O RUM W AR G A P E DU LI AIDS


Indikator Tahap 1 Tahap 2 Tahap 3 T
Komponen Kunci
AWAL Berkembang Ekspansi Berk

SISTEM
PENDATAAN

SISTEM
DANA
KESEHATAN
MASYARAKA
T

SISTEM
RUJUKAN

SISTEM

24
P E RKE M B AN G AN F O RUM W AR G A P E DU LI AIDS
Indikator Tahap 1 Tahap 2 Tahap 3 T
Komponen Kunci
AWAL Berkembang Ekspansi Berk
KERJASAMA

d. Kabupaten/Kota mengumpulkan Form Penilaian monitoring dari setiap


Forum WPA Kecamatan dan melakukan pengecekan ulang/peninjauan ke
seluruh Kecamatan dan Kelurahan guna menetapkan Kecamatan terbaik
yang di pertimbangkan dalam sebuah Rapat koordinasi Forum Warga
Peduli AIDS tingkat Kota/Kab dengan peserta yang ikut hadir dari :
a. Forum WPA kelurahan
b. Forum WPA Kecamatan
c. KPA Kota
d. Dinas Kesehatan Kota/Kab
e. LSM
e. Dalam Rapat tersebut menetapkan dan mengajukan Kecamatan Warga
Peduli AIDS terbaik ke pemerintah daerah Kota/Kabupaten dan di ketahui
oleh Pemerintah Provinsi untuk mendapatkan penghargaan yang diberikan
pada peringatan HARI AIDS Nasional yang setiap tahun di laksanakan
setiap tanggal 01 Desember.

f. Hasil dari peninjauan, penilaian dan penghargaan ini dapat menjadi sebuah
rekomendasi umum kepada Pemerintah Provinsi agar menjadi sebuah
kebijakan formal mengenai upaya pencegahan dan penanggulan HIV-AIDS
secara tepat guna dan berhasil guna.

25
BAB V
PENUTUP

Pemberdayaan masyarakat dalam pencegahan dan penanggulangan HIV-


AIDS merupakan hal yang perlu dilaksanakan agar informasi HIV-AIDS dapat di
terima oleh masyarakat secara merata sehingga dengan demikian masyarakat
menjadi mengerti bagaimana mencegah dan menanggulangi HIV-AIDS.
Buku Pedoman Pembentukan Forum Warga Peduli AIDS merupakan Acuan
bagi Kecamatan, Kelurahan dan seluruh elemen masyarakat dalam mendorong
peningkatan Pemberdayaan Masyarakat dalam Pencegahan dan Penanggulangan
HIV-AIDS.

26
Mudah-mudahan dengan adanya Buku Pedoman Pembentukan Forum
Warga Peduli AIDS ini, maka peran serta masyarakat akan meningkat dan visi
Penanggulangan HIV-AIDS : “Terwujudnya Masyarakat Kota Bandung yang Sehat
serta Terputusnya Mata Rantai Penularan HIV pada tahun 2011“ akan tercapai.

Dalam kesempatan ini kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang terlibat dalam penyusunan Buku Pedoman Pembentukan Forum Warga
Peduli AIDS ini.

27

Anda mungkin juga menyukai