A. PENDAHULUAN
Tujuan pembangunan kesehatan adalah meningkatnya kesadaran,
kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat
kesehatan yang optimal, sehingga dapat hidup produktif secara sosial dan
ekonomi.
Pembangunan kesehatan ditunjang oleh 3 pilar: pemerintah, swasta dan
swadaya masyarakat, oleh sebab itu kondisi sehat harus bermula dari kemauan
dan kemampuan masyarakat yang saat ini sudah didorong dengan
dikembangkan beberapa jenis upaya kesehatan di masyarakat.
Sebagai pendekatan harm reduction atau pengurangan dampak buruk
penularan HIV/AIDS Dalam rangka mengamankan jalannya pembangunan
nasional, demi terciptanya kwalitas manusia yang diharapkan, perlu peningkatan
upaya penaggulangan HIV/AIDS, yang melibatkan semua sektor pembangunan
nasional melalui program yang terarah, terpadu dan menyeluruh.
AIDS (Acquired Immuno Deficiency Syndrome) merupakan kumpulan
gejala penyakit yang disebabkan oleh virus HIV ( Human Immuno Deficiency
Virus ) yang akan mudah menular dan mematikan. Virus tersebut merusak
sistem kekebalan tubuh manusia, dengan berakibat yang bersangkutan
kehilangan daya tahan tubuhnya, sehingga mudah terinfeksi dan meninggal
karena berbagai penyakit infeksi, kanker dan lain-lain.
Sampai saat ini belum ditemukan vaksin pencegahan atau obat untuk
penyembuhannya. Jangka waktu antara terkena infeksi dan munculnya gejala
penyakit pada orang dewasa memakan waktu rata-rata 5-10 tahun. Selama
kurun waktu tersebut walaupun masih tampak sehat, secara sadar maupun tidak
pengidap HIV dapat menularkan virusnya pada orang lain.
Infeksi Menular Seksual (IMS) adalah infeksi yang ditularkan melalui
hubungan eksual. Infeksi Menular Seksual akan lebih beresiko bila melakukan
hubungan seksual dengan bergonta ganti pasangan, baik melalui vagina, oral
maupun anal.
Serta Program pengurangan dampak buruk pengguna narkoba suntik
(penasun) atau Harm Reduction di DKI Jakarta telah dilakukan sejak tahun
1995, atas kerjasama Dinas Kesehatan dan HCPI, dibawah naungan KPA
Provinsi DKI Jakarta. Program tersebut terus mengalami pengembangan dan
penyempurnaan dari segi kuantitas dan kualitas pelayanan.
Dinas Kesehatan telah menunjuk 30 puskesmas untuk pelaksanaan salah
satu komponen Harm Reduction yaitu Layanan Jarum Suntik Steril (LJSS) dan
12 puskesmas untuk melaksanakan Program Terapi Rumatan Metadon (PTRM)
atau sering disebut klinik PTRM. Puskesmas Kecamatan Jatinegara sesuai
dengan Keputusan Kementrian Kesehatan No. 227/MENKES/SK/VI/2013 telah
ditetapkan sebagai lokasi/tempat pelaksanaan satelit PTRM, sebagai
perluasan jangkauan pada fasilitas Pelayanan Kesehatan Jiwa Masyarakat.
Puskesmas Kecamatan Jatinegara kota Administrasi Jakarta Timur telah
melaksanakan layanan di klinik PTRM sejak tahun 2006. Namun demikian
dalam perkembangan pelaksanaan kegiatan yang ada selama ini masih ditemui
berbagai kendala.
Sehubungan dengan hal diatas, maka perlu dilakukan pembinaan dan
pengembangan kegiatan Program HIV/AIDS di wilayah Kecamatan Jatinegara
agar kualitas kegiatan program HIV/AIDS sesuai dengan yang diharapkan.
Program ini dilaksanakan untuk mendukung visi yaitu “Terwujudnya pelayanan
kesehatan yang berkualitas menuju masyarakat Jatinegara sehat dan mandiri
Tahun 2022” dan Misi adalah memberikan pelayanan kesehatan tingkat pertama
melalui kegiatan promotif, kuratif dan rehabilatif serta mendorong kemandirian
hidup sehat bagi keluarga dan masyarakat melalui kerjasama lintas sektoral.
Sedangkan tata nilai yang dianut yaitu PASTI (Profesional, akuntabel, sopan
santun, tanggap dan inovatif) berusaha melaksanakan kegiatan program
HIV/AIDS dengan sebaik-baiknya untuk dapat mensukseskan program
kesehatan masyarakat yang mengutamakan promotif dan preventif bagi
masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Jatinegara.
B. LATAR BELAKANG
Strategi penanggulangan HIV-AIDS ditujukan untuk mencegah dan
mengurangi risiko penularan HIV, meningkatkan kualitas hidup ODHA, serta
mengurangi dampak sosial dan ekonomi akibat HIV dan AIDS pada individu,
keluarga dan masyarakat, agar individu dan masyarakat menjadi produktif dan
bermanfaat untuk pembangunan. Hal ini memerlukan peran aktif multipihak baik
pemerintah maupun masyarakat termasuk mereka yang terinfeksi dan
terdampak, sehingga keseluruhan upaya penanggulangan HIV dan AIDS dapat
dilakukan dengan sebaik-baiknya, yang menyangkut area pencegahan,
pengobatan, mitigasi dampak dan pengembangan lingkungan yang kondusif.
Untuk keberhasilan program pencegahan dan pengobatan diperlukan
peran aktif dari kelompok populasi kunci yaitu : (1) Orang-orang berisiko tertular
atau rawan tertular karena perilaku seksual berisiko yang tidak terlindung,
bertukar alat suntik tidak steril; (2) Orang-orang yang rentan adalah orang yang
karena pekerjaan, lingkungannya rentan terhadap penularan HIV, seperti buruh
migran, pengungsi dan kalangan muda berisiko; dan (3) ODHA adalah orang
yang sudah terinfeksi HIV.
Seperti diketahui situasi epidemi HIV dan AIDS di indonesia telah
memasuki epidemi terkonsentrasi. Berdasarkan hasil Surveilans Terpadu HIV
dan Perilaku (STHP, Populasi Kunci, 2007) menunjukkan prevalensi HIV pada
populasi kunci : Wanita Pekerja Seks (WPS) langsung 10,4%; WPS tidak
langsung 4,6%; waria 24,4%; pelanggan WPS 0,8%; lelaki seks dengan lelaki
(LSL) 5,2%; pengguna napza suntik 52,4%. Di provinsi Papua dan Papua Barat
terdapat pergerakan ke arah generalized epidemic dengan prevalensi HIV
sebesar 2,4% pada penduduk 15-49 tahun (STHP, Penduduk Papua, 2007).
Dalam menghadapi epidemi HIV tersebut perlu dilakukan upaya
pencegahan dan penanggulangan HIV dan AIDS yang lebih intensif,
menyeluruh, terpadu dan terkoordinasi, untuk menghasilkan program yang
cakupannya tinggi, efektif dan berkelanjutan.
Puskesmas Kecamatan Jatinegara sebagai salah satu Puskesmas di DKI
Jakarta ikut serta dalam upaya pencegahan dan penaggulangan HIV-AIDS
dengan mengadakan kegiatan berupa Program Terapi Rumatan Metadon
(PTRM), klinik VCT dan IMS, penyuluhan tentang HIV-AIDS dan IMS ke
kelompok resiko tinggi dan kelompok yang rentan tertular HIV yang menjadi
populasi kunci dalam keberhasilan penanggulangan HIV-AIDS ini.
C. TUJUAN
1. UMUM
Memutus mata rantai penularan HIV/AIDS AIDS di kalangan populasi kunci
dan masyarakat.
2. KHUSUS
1. Meningkatkan pengetahuan kelompok resiko tinggi dan kelompok rentan
tertular HIV tentang HIV – AIDS dan Penyakit Infeksi Menular Seksual
(IMS).
2. Perubahan perilaku pasien PTRM
3. Pencegahan penularan HIV dari ibu ke anak
4. Menemukan kasus baru penderita HIV/AIDS dan IMS
5. Pengobatan HIV AIDS dan IMS dan virus tidak terdeteksi
D. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN
No Kegiatan Pokok Rincian Kegiatan
- Membuat jadwal kegiatan
- Menyiapkan Narasumber
Sosialisasi pada Lintas Sektoral
1 - Membuat undangan petemuan
tentang program HIV/AIDS
- Menyiapkan materi pertemuan
- Membuat pencatatan dan pelaporan
- Membuat jadwal kegiatan
- Menyiapkan Narasumber
Peningkatan Wawasan Kader
- Berkoordinasi dengan LSM terkait
2 LKB HIV/AIDS tentang Program
- Membuat undangan petemuan
HIV/AIDS
- Menyiapkan materi pertemuan
- Membuat pencatatan dan pelaporan
Penyuluhan pada pasien ODHA - Membuat jadwal kegiatan
tentang program kesehatan - Menyiapkan Narasumber
3 Kampanye ABAS tentang - Membuat undangan petemuan
HIV/AIDS pada ODHA - Menyiapkan materi pertemuan
- Membuat pencatatan dan pelaporan
Pelacakan Kasus Kontak (HIV - Membuat jadwal kegiatan
4 AIDS) / VCT Menetap - Menyiapkan buku bantu pelaporan
- Membuat pencatatan dan pelaporan
mobile VCT IMS - Membuat jadwal kegiatan
5
- Koordinasi LSM
- Pelaksanaan mobile VCT pada kelompok
Resti melakukan koordinasi dengan LSM dan
Dinas Kesehatan
Jasa analisa laboratorium - Membuat jadwal kegiatan
6 Pemeriksaan CD4 & VL - Melakukan penyuluhan HIV/AIDS
- Konseling pra
- Pengambilan sampling darah
- konseling post test dan Pembukaan hasil test
- Membuat pencatatan dan pelaporan
7 Monitoring & Evaluasi
Pencatatan dan Pelaporan - Membuat jadwal kegiatan
pemeriksaan HIV di Puskesmas - Membuat pencatatan dan pelaporan\
Kelurahan & kecamatan - Membuat evaluasi
Pemeriksaan HIV pada 100
- Membuat jadwal kegiatan
8 karyawan Puskesmas
- Membuat pencatatan dan pelaporan
Kecamatan Jatinegara
F. SASARAN
No Kegiatan Pokok Sasaran Kegiatan
3. Pelaporan
Laporan evaluasi pelasanaan kegiatan dibuat oleh penanggung jawab
program apabila terjadi perubahan atau pergeseran jadwal atau laporan
ditujukan kepada Kepala Puskesmas dan tembusan kepada pelaksana
program.
I. PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN
Pencatatan setiap kegiatan program yang dilaksanakandalam bentuk
bukti kegiatan program. Bukti kegiatan program kemudian diserahkan kepada
koordinator UKM untuk dilakukan verifikasi. Evaluasi pelaksanaan kegiatan
program akan dilakukan untuk mengetahui permasalahan yang timbul dan
mencari solusinya.
Mengetahui,
Kepala Puskesmas Kecamatan Jatinegara