Anda di halaman 1dari 5

Keperawatan Hiv/Aids

Program Penanggulangan Hiv/Aids

Disusun Oleh :
Nama Anggota Kelompok
1. Nepitri 201821004
2. Mega Riski Ananda 201821021
3. Aisyah 201821022
4. Sherly Widyastuti 201821023
5. Hikmatun Marzilah 201821025

Dosen Pembimbing :
Ns. Maimaznah, S.Kep, M.Kep

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Baitrurrahim Jambi


Program Studi S1 Ilmu Keperawatan
Tahun Priode 2021/2022
A. Melakukan analisa situasi HIV/AIDS di wilayah masing-masing
Dari analisa jurnal yang kami cari maka didapatkan analisa di
wilayah Tanjung Jabung Barat sebagai berikut :
1. Pola pikir dan sikap masyarakat yang memberikan
perlakuan diskrimanasi kepada Orang dengan HIV/AIDS
2. Stigma yang dibangun oleh sebagian masyarakat tersebut
melihat Orang dengan HIV/AIDS (ODHA) adalah orang
dengan perilaku amoral dan tak bertanggung jawab,
sehingga ODHA akan dilihat sebagai para pendosa, yang
mendapat kutukan dan layak mendapat hukuman.
3. Masyarakat masih kurang dalam pengetahuan tentang
HIV/AIDS ini adalah virus yang berbahaya dan mereka
harus tahu apa saja yang harus dilakukan dalam pencegehan
sebelum terkena virus ini dan bagi penderita juga harus
mengetahui itu
4. Di kabupaten Tanjung Jabung Barat tidak memiliki PERDA
khusus dalam penanggulang HIV/AIDS itu sendiri mereka
hanya memiliki SK dan berpayung hukum dengan
“Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
21 Tahun 2013

B. Melakukan penilaian terhadap kekuatan, kelemahan, dan


kesempatan lembaga yang berkaitan dengan penanggulangan
HIV/AIDS
Dari analisa jurnal dapat disimpulkan faktor yang dapat
memperkuat penanggulangan HIV/AIDS di wilayah Tanjung Jabung
Barat sebagai berikut :
1. Kebijakan penanggulangan masih menjadi perhatian
pemerintah dan masih masuk dalam kinerja Bupati
mendapat dukungan dari berbagai macam institusi baik dari
lembaga pemerintah maupun non pemerintah yang
tergabung dalam Kelompok kerja.
2. Dukungan dari kelompok sukarelawan yang telah lama
mengawal perkembangan HIV/AIDS di kabupaten Tanjung
Jabung Barat sangat membantu berbagai program
penanggulangan yang telah dijalankan pemerintah

Dari data jurnal banyak faktor kelemahan yang didapat sehingga


menyebabkan semakin besarnya potensi penularan HIV/AIDS melalui
hubungan sexsual di Kabupaten Tanjung Jabung Barat yang
menyebabkan :
1. Semakin terlihatnya gejala perkembangan komunitas waria
dan lelaki seks lelaki ( LSL ) dan LGBT.
2. Adanya indikasi sebagian tempat tempat lokalisasi yang tidak
resmi menyediakan jasa ataupun kamar untuk pelayanan seks,
terutama dilingkungan perusahaan dan kebun sawit.
3. Rumah kost dan pemondokan yang kurang teratasi sehingga
memicu untuk di salah gunakan sebagai tempat persimpangan
pekerja seks.
4. Minimnya sarana hiburan serta sarana untuk menyalurkan
hobi gejolak remaja dan anak usia sekolah terutama sosial
media yang marak menampilkan foto foto yang fulgar
sehingga apabila kurang pengawasan maka mereka berpotensi
untuk terjerumus dalam perilaku seks bebas maupun narkoba.
5. Belum maxsimalnya kunjungan/pemeriksaan VCT sehingga
disinyalir masih ada beberapa orang dengan HIV positif yang
belum terdeteksi seperti gunung es, bagian puncaknya yang
sudah dilaksanakan atau yang baru terpantau oleh Dinas
Kesehatan Kabupaten padahal banyak dan berpotensi untuk
menularkan HIV kepada orang lain. Dan hal ini dikarenakan
orang yang biasa melakukan transaksi sek bebas dan berganti
ganti pasangan tidak mau membuka diri untuk melakukan
VCT/CS

C. Membuat goal dan purpose program yang direncanakan


Dari hasil pengamatan jurnal yang kami dapatkan maka program
perencanaan yang dilaksanakan di wilayah Tanjung Jabung Barat
sebagai berikut :
1. Pemerintah Kabupaten Tanjung Jabung Barat telah
membentuk Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) ditahun
2013-2015 sebagai lembaga yang bertugas merumuskan
kebijakan dan melakukan koordinasi dalam penanggulangan
HIV/AIDS di Kabupaten ini.
2. Sosialisasi dan penyuluhan tentang peduli HIV/AIDS dan
narkoba pada seluruh SMP dan SMA/SMK Negeri/ Swasta di
Kabupaten Tanjung Jabung Barat.
3. Penjangkauan pada penduduk paling berisiko, mulai
pemberian informasi langsung, perubahan perilaku
(penggunaan kondom secara konsisten untuk setiap perilaku
seksual berisiko) yang juga bekerjasama dengan Dinas
Kesehatan Kabupaten Tanjung Jabung Barat.
4. TIM Puskesmas telah melaksanakan kegiatan
pemberantasan penyakit Menular Seksual dan HIV/AIDS
ini adapun langkah dan kegiatan yang akan dilaksanakan,
antara lain :
1) Skrining HIV pada penderita TB
2) Penjaringan Faktor Risiko
3) Pendampingan ODHA Test

D. Menyusun performance target dan indikatot


Dari data sumber jurnal dapat di simpulkan masyarakat yang
menjadi target dalam kegiatan adalah sebagai berikut :
1. Penggunaan napza suntik
2. Wanita pekerja seks (WPS) langsung maupun tidak
langsung
3. Pelanggan / pasangan seks
4. Gay, waria
5. Warga binaan lapas

Dari kegiatan penanggulangan serta target performance diharapkan


indikator sebagai berikut dapat terpenuhi :
1. Memberikan motivasi positif terhadap penderita
2. Pemantauan gejala infeksi sekunder
3. Memberikan informasi tentang jadwal pemeriksaan CD4
4. Memberikan informasi tentang perilaku hidup sehat dan
pola makan dan konsumsi vitamin bagi penderita HIV
positif
5. Mencegah penyebarluasan kasus
6. Mengetahui tingkat penyebaran termasuk asumsi kontak
untuk melakukan VCT

E. Mendefinisikan output, strategi, dan kegiatan


Dari hasil analisa yang telah kami lakukan dapat disimpulkan
output, strategi serta kegiatan adalah sebagai berikut :
1. LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat) sebagai stakeholder
sekunder
Dalam program ini hanya sebuah kelompok yang beranggota
para sukarelawan untuk ikut menjalankan program ini di
dalam kelompok ini akan ditunjuk satu orang untuk menjadi
DUTA HIV/AIDS dengan adanya DUTA HIV/AIDS maka
sangat membantu pemerintah untuk menjalankan program
untuk penanggulangan HIV/AIDS
2. Orang-orang yang rentan (vulnerable people) sebagai
stakeholder primer
1) Pencegahan untuk populasi ini ditujukan untuk
mengubah perilaku berisiko menjadi perilaku aman
2) Orang-orang yang rentan adalah orang-orang yang
memiliki pekerjaan atau penghasilan dalam suatu
lingkungan, dan atau kesejahteraan keluarga secara
perekonomian yang rendah dan memiliki kondisi
kesehatan yang labil, sehingga beresiko tertular dan
menularkan HIV seperti mereka yang memiliki profesi
sebagai Pekerja Seks Komersial (PSK), Waria (Wanita
Tapi Pria), Gay (Lelaki Suka Lelaki), serta pelanggan-
pelanggan mereka yang juga ikut andil dalam
penularan ke masyarakat yang lebih luas
3. Mobile VCT
Memakai sistem penawaran apakahpasien bersedia untuk
diperiksa atau tidak, tapi di tahun 2018 sampai sekarang
program ini di tegaskan lagi agar setiap pasien datang wajib
untuk di periksa dan jika pasien tidak mau maka pasien akan
di jemput langsung untuk di periksa sebab jika pasien tersebut
positif terkena penyakit hiv aids nanti akan berdampak untuk
orang lain
4. PPIA (Pencegahan Penularan HIV Dari Ibu ke Anak)
Ibu yang sedang hamil wajib di periksa kesehatannya agar
tahu kondisinya sebab jika si ibu positif terkena HIV, maka
anak dalam janin bisa tertuular lewat air ketuban
5. Pemeriksaan TB
Sistem langsung yaitu dimana tidak ada lagi pertanyaan “
apakah bapak/ibu bersedia untuk di periksa? “, untuk sekarang
dan kedepan nya sistem langsusng yang akan di gunakan oleh
Dinas Kesehatan di saat pasien datang mendaftarkan diri
berarti mereka bersedia untuk di periksa walaupun pasien
tidak mau pasien tetap harus di periksa.

Anda mungkin juga menyukai