Perencanaan Base Plate PDF
Perencanaan Base Plate PDF
Perencanaan dimensi baseplate melibatkan gaya vertikal, momen dan geser, oleh karena
itu diperlukan perhitungan dimensi baseplate untuk menahan gaya-gayatersebut. Umumnya,
ukuran baseplate dihitung berdasarkan kekuatan beton pada pondasi saat hancur karena
terbebani oleh beban diatasnya. Ketebalan baseplate dihitung berdasarkan batas plastis yang
disebabkan oleh bengkoknya bagian kritis pada plat tersebut. Perancangan baseplate meliputi
dua langkah utama yaitu dengan menentukan ukuran panjang dan lebar baseplate dan
menentukan ketebalan baseplate.
Antara kolom baja dan baseplate harus terikat menjadi satu kesatuan, oleh karena itu perlu
dilakukan perencanaan sambungan yang berfungsi untuk menyatukan kolom dengan baseplate
tersebut. Alat sambung yang digunakan umumnya berupa las, karena las lebih mudah dikerjakan
dan difabrikasi.
0.85
(mm2)
.(2.17)
Dimana :
Pu = Beban vertikal (Newton)
= Faktor resistensi beton, 0.6
fc = Mutu beton (MPa)
N = 1 +
Dimana :
d + 100 (mm)
B=
(mm)
bf + 100 (mm)
Dimana :
B = Lebar pelat (mm)
1. Menetukan nilai m dan n, sebagai berikut :
0.95
m=
n=
(mm)
2
0.8
2
(mm)
Dimana :
d = kedalaman sayap dari kolom (mm)
bf = lebar sayap dari kolom (mm)
1. Menentukan ketebalan pelat ( tp ) didasarkan dari besaran nilai m atau n yangdilihat
pada gambar 2.32 di atas dan diambil nilai yang terbesar. Untukmenentukan ketebalan
pelat yaitu:
tp = (m atau n)
2.
0.9 ..
Dimana :
tp = Tebal pelat (mm)
Fy = Mutu baja (MPa)
(mm)
.(2.21)
A2 = 4 N B
8.2 Baseplate Dengan Beban vertikal dan Momen
Terdapat dua metode perencanaan untuk menentukan dimensi baseplate yangterbebani oleh
gaya aksial dan momen, yaitu :
1. Perhitungan untuk eksentrisitas (e) kecil dan sedang.
2. Perhitungan untuk eksentrisitas (e) besar.
f1.2 =
< Fp
(MPa)
..(2.23)
Dimana:
B , N = dimensi baseplate (mm)
c
= N /2 (mm)
Berdasarkan LRFD (Load & Resistance Factor Design), gaya tekan maksimum (f1) tidak
boleh melebihi gaya tekan yang diizinkan (Fp) :
Fp = 0.85 c f c
.. (2.24)
(MPa)
Dimana :
fc
A1
A2
2
1
1.7
.. (2.25)
4
0.90
gaya tekan harus sama dengan beban vertikal dan berada pada jarak etitik tengah dari
baseplate. Gaya maksimum f1 dihitung sebagai berikut :
f1 =
2.
.. (2.26)
(MPa)
Dimana :
A = Panjang tegangan yang terjadi, 3 (N/2 e)
f3
f3
f3
f2
f4 = f2 - f3
.
2
Fp
2
1
1.7
.. (2.27)
A=
2
2 +1
3 =
*N
f4 = f2 - f3
.. (2.28)
4
0.9
.. (2.29)
Gambar 2.37 Grafik Desain Tambahan Untuk Baseplate Dengan Beban vertikal dan
Momen
Untuk menentukan resultan gaya (T) dari ankur (anchor bolt), dapat dihitungdengan prosedur
sebagai berikut:
1. Menentukan Pu dan Mu
2. Menentukan tegangan desain bantalan maksimum
3. = 0.85
2
1
(2.31)
+.
..
6. Dari nilai A/N` didapat nilai A. Jika nilai A sesuai maka lanjutkan ke
langkahselanjutnya, jika tidak ulangi langkah 3.
7. Dari grafik juga di dapat nilai . Sehingga dapat dicari kapasitas angkur
+
.
(2.32)
2. Menghitung daerah bantalan yang diperlukan untuk penahan geser (shear lug)
0.85
(2.33)
3. Menentukan dimensi penahan geser dengan asumsi bahwa bantalan terjadi pada bagian di
bawah pondasi beton.
=
dimana
(+)
]
2
(2.34)
4
0.9
(2.35)
Untuk menentukan panjang baut angkur yang dibutuhkan, didasarkan pada luas
permukaan pelat dan kapasitas baut angkur itu sendiri.
Dapat dihitung dengan prosedur sebagai berikut :
1. Menghitung luas baru Ag
=
0.75 .
(2.36)
Dimana :
(2 )
(2.37)
Dimana
Tu = Kapasitas angkur (kip)
= faktor tahanan untuk tegangan = 0.75
= Kekuatan tarik minimum (Ksi)
3. =
3.14
()
(2.38)
jangkaryang tertanam dan juga jarak minimumnya keujung bawah pondasi. Disajikan dalam
table berikut
Contoh Perhitungan:
1. Kasus kolom dengan beban vertikal saja
Kolom WF 200x200
Pu = 800 kN
d =200 mm
tw = 8 mm
A = 11080 mm2
bf = 200 mm
tf = 12 mm
fc = 20 MPa
Ix = 47.2 E6 mm4
Iy = 16 E6 mm4
fy = 240 MPa
Wx = 472 E3 mm3
Wy = 160 E3 mm3
rx = 86.2 mm
ry = 50.2 mm
Luas pelat:
A1 =
0.85
800000
0.850.620
= 78432
B=
78432
300
Fp = 0.85 c f c
= 0.85*0.6*20
12.25
= 11.9
m=
n=
2
0.8
2
3000.95200
2
3000.8200
= 55 (mm)
= 70 (mm)
Tebal pelat
2.
tp = (m atau n)
2800000
= 70*
0.9 ..
0.9240300300
= 20.1 mm 20 mm
Mux = 40 kNm
Kolom WF 200x200
d =200 mm
tw = 8 mm
A = 11080 mm2
bf = 200 mm
tf = 12 mm
fc = 20 MPa
Ix = 47.2 E6 mm4
Iy = 16 E6 mm4
fy = 240 MPa
Wx = 472 E3 mm3
Wy = 160 E3 mm3
rx = 86.2 mm
ry = 50.2 mm
A2 = 90000 mm2
800000
300300
20000000 150
300 4 / 12
2
1
= 0.85*0.6*20
A2 = 160000 mm2
16
9
= 13.6
(MPa)
(MPa)
m=
n=
2
0.8
2
3000.95200
2
3000.8200
= 55 (mm)
= 70 (mm)
4
0.9
46048488
0.9300240
= 19.3 20 mm
Mux = 80 kNm
Kolom WF 200x200
d =200 mm
tw = 8 mm
A = 11080 mm2
bf = 200 mm
tf = 12 mm
fc = 20 MPa
Ix = 47.2 E6 mm4
Iy = 16 E6 mm4
fy = 240 MPa
Wx = 472 E3 mm3
Wy = 160 E3 mm3
rx = 86.2 mm
ry = 50.2 mm
A1 = 122500 mm2
200000
350350
80000000 175
350 4 / 12
= 1.6 11.2
A2 = 202500 mm2
Fp = 0.85 c f c
= 0.85*0.6*20*1.653
= 13.1
(MPa)
m
f1
f3
f3
f3
f2
f4 = f2 - f3
0.95
2
0.8
2
3 =
3500.95200
3500.8200
= 95 (mm)
A=
= 80 (mm)
1
2 +1
2 =
*N =
12.8
12.8+9.6
20080
200
* 350 = 200
12.8 = 7.68
4
0.9
412424533
0.9350240
= 25.6 26 mm