Anda di halaman 1dari 3

Pemeriksaan Kesehatan dan Konseling Pranikah

PEMERIKSAAN kesehatan pranikah penting untuk mengetahui kondisi pasangan serta


proyeksi masa depan pernikahan Anda, terutama yang berkaitan dengan masalah kesehatan
reproduksi (fertilitas) dan genetika (keturunan), juga untuk memperoleh kesiapan mental
karena masing-masing mengetahui benar kondisi kesehatan calon pasangan hidupnya.
ANDA merencanakan pernikahan dalam waktu dekat? Jika iya, selamat! Akan tetapi, apakah
pemeriksaan kesehatan dan konseling pranikah sudah masuk dalam jadwal kesibukan Anda di
sela-sela jadwal lulur dan persiapan resepsi? Jika belum, jadwalkanlah segera.
Selain alasan cinta, bukankah sering kali pernikahan dilakukan karena ingin mendapatkan
keturunan yang sehat?
"Pemeriksaan dan konseling kesehatan bagi calon suami istri penting dilakukan, terutama
untuk mengetahui kemungkinan kondisi kesehatan anak yang akan dilahirkan. Dengan
pemeriksaan itu, dapat diketahui riwayat kesehatan kedua belah pihak, termasuk soal
genetik, penyakit kronis, hingga penyakit infeksi yang dapat mempengaruhi kondisi
kesehatan keturunan," ujar dr. Wiryawan Permadi, Sp.O.G., spesialis obstetri dan ginekologi
dari Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran/ Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung.
Dengan pemeriksaan kesehatan, dapat diketahui riwayat genetik dalam keluarga calon
mempelai pria dan wanita. Misalnya ada tidaknya penyakit kelainan darah seperti thalassemia
dan hemofilia. Kedua penyakit itu bisa diturunkan melalui pernikahan dengan pengidapnya
atau mereka yang bersifat pembawa (carrier).
Setelah pemeriksaan, dapat dilihat kemungkinan perpaduan kromoson yang timbul. Jika
memang ada penyakit keturunan dalam riwayat keluarga kedua atau salah satu calon
mempelai, dapat dilihat kemungkinan risiko yang timbul, seperti terjadinya keguguran hingga
kemungkinan cacat bawaan (kongenital) jika kelak memiliki anak. Dari sini, calon pasangan
suami istri (pasutri) akan punya pemahaman bahwa bila orang tua atau garis keturunannya
mengidap penyakit genetik, anak yang akan lahir nanti pun berisiko mengidap penyakit yang
sama.
"Untuk genetik, memang sulit diubah. Tapi, adanya riwayat penyakit keturunan bukan berarti
mereka jadi tidak boleh menikah.
Dengan diketahuinya persoalan itu, dapat dilakukan konseling sehingga mereka memiliki
kesiapan mental sejak awal. Itu yang penting," ujarnya.
Penyakit lainnya yang perlu dideteksi prapernikahan adalah penyakit kronis seperti
diabetes mellitus (kencing manis), hipertensi (tekanan darah tinggi), kelainan jantung,
hepatitis B hingga HIV/AIDS. Penyakit-penyakit itu dapat memengaruhi saat terjadinya
kehamilan, bahkan dapat diturunkan.
Penyakit lainnya yang penting diketahui sebelum pernikahan adalah infeksi TORCH (pada
wanita) dan penyakit menular seksual. TORCH merupakan kepanjangan dari
toksoplasmosis (suatu penyakit yang aslinya merupakan parasit pada hewan peliharaan
seperti kucing), rubella (campak jerman), cytomegalovirus, Herpes virus I dan Herpes
virus II. Kelompok penyakit ini sering kali menyebabkan masalah pada ibu hamil (sering

keguguran), bahkan infertilitas (ketidaksuburan), atau cacat bawaan pada anak.


Jika penyakit infeksi itu diketahui sejak awal, dapat diobati sebelum terjadinya kehamilan.
Dengan demikian, risiko terjadinya kelainan atau keguguran akibat TORCH dapat
dieliminasi. Jangan sampai timbul penyesalan setelah menikah, hanya gara-gara penyakit
yang sebenarnya bisa disembuhkan jauh-jauh hari. Contohnya, setelah menikah ternyata
harus berkali-kali mengalami keguguran gara-gara toksoplasmosis yang sebenarnya bisa
disembuhkan dari dulu.
Ada tidaknya penyakit menular seksual (PMS) juga penting untuk diketahui karena sebagian
besar PMS termasuk sifilis, herpes, dan
gonorrhea bisa mengakibatkan terjadinya kecacatan pada janin. Bila salah satu pasangan
sebelumnya terdeteksi pernah melakukan seks bebas, sebaiknya kedua pasangan melakukan
pemeriksaan terhadap penyakit-penyakit ini, untuk memastikan apakah sudah benar-benar
sembuh sebelum melangsungkan pernikahan.
Penting
Kapan harus melakukan pemeriksaan kesehatan dan konseling pra nikah?
Dokter Wiryawan mengatakan, tidak ada kepastian waktu yang ketat soal itu. Akan tetapi,
idealnya pemeriksaan kesehatan pranikah dilakukan enam bulan sebelum dilangsungkan
pernikahan. Pertimbangannya, jika ada sesuatu masalah pada hasil pemeriksaan kesehatan
kedua calon mempelai, masih ada cukup waktu untuk konseling atau pengobatan terhadap
penyakit yang diderita.
Ukuran waktu itu pun fleksibel. Artinya, pemeriksaan kesehatan pranikah dapat dilakukan
kapan pun selama pernikahan belum berlangsung.
Saat ini, pemeriksaan kesehatan dan konseling pranikah masih jarang dilakukan karena
dianggap akan menambah daftar kesibukan serta pemborosan dengan mahalnya biaya.
Bahkan, ada yang berpikiran pemeriksaan semacam itu dapat memengaruhi hubungan
keduanya.
"Di sini, konseling prakonsepsi (prakehamilan-red.) saja masih jarang dilakukan. Apalagi
pranikah. Padahal, keduanya penting dalam kesehatan reproduksi yang pastinya akan
berpengaruh terhadap jalannya pernikahan. Juga agar terjadi alih pengetahuan dari dokter ke
pasien, sehingga dia mengerti kapan sebaiknya hamil atau sebaiknya ditunda dulu, atau
bagaimana menghadapi kehamilan," ujarnya.
Pemeriksaan kesehatan pranikah penting untuk mengetahui kondisi pasangan serta proyeksi
masa depan pernikahan Anda, terutama yang berkaitan dengan masalah kesehatan reproduksi
(fertilitas) dan genetika (keturunan), juga untuk memperoleh kesiapan mental karena masingmasing mengetahui benar kondisi kesehatan calon pasangan hidupnya. Melalui pemeriksaan
kesehatan pranikah juga dapat diketahui penyakit-penyakit yang nantinya bila tak segera
ditanggulangi dapat membahayakan calon pasutri, termasuk bakal keturunannya.
Pemeriksaan kesehatan dan konseling ini, menurut dr. Wiryawan, juga penting dilakukan
untuk mencegah kehamilan yang tidak direncanakan, terutama pada pasangan yang akan

menikah dalam usia muda. Kehamilan adalah sesuatu yang sebaiknya direncanakan dan
dipersiapkan. Untuk itulah bagi calon pasutri usia belia, perlu konseling mengenai
kontrasepsi.
Maka dari itu, jangan sepelekan pemeriksaan kesehatan dan konseling pranikah. Jika tak
waspada, ada banyak risiko yang dapat menghadang dalam menjalani pernikahan. Jadi,
hindari risiko sedini mungkin, periksakan kesehatan Anda dan pasangan ke dokter atau rumah
sakit terdekat, yang menyediakan paket pemeriksaan kesehatan khusus untuk calon
pengantin.
Prosedur
Adapun untuk prosedur pemeriksaan kesehatan pra nikah ini, umumnya dilakukan dengan
mendatangi dokter spesialis kandungan (obgyn), dokter puskesmas atau dokter umum,
wawancara singkat tentang riwayat kesehatan guna mengetahui penyakit apa yang pernah
diderita, riwayat kesehatan pada anggota keluarga, juga keadaan lingkungan sekitar dan
kebiasaan sehari-hari (merokok, pengguna obat-obatan terlarang). Kemudian akan dilakukan
pemeriksaan fisik untuk mengetahui kelainan fisik seperti tekanan darah, keadaan jantung,
paru-paru, dan tanda-tanda fisik dari penyakit.
Rangkaian tes: radiologi dan laboratorium. Untuk laboratorium dilakukan pemeriksaan panel
ginjal creatinin, panel hati SGOT SGPT, Hepatitis B panel, HBs Antigen, gula darah/ fasting
glucose, darah lengkap, hemoglobin, platelets, ESR, white blood count (WBC), blood group
+ rhesus, MCV, MCH, MCHC dan VDRL.
Untuk persiapan, pasien biasanya diharuskan berpuasa mulai pukul 22.00, sehari sebelum
pemeriksaan. Setelah sample darah diambil, Anda dapat menikmati sarapan. Selama puasa,
hanya diperbolehkan minum air putih. Jangan lupa membawa sedikit sample faeces (tinja)
pagi hari di dalam wadah yang bersih.
Kini tinggal bagaimana kesadaran dan kemauan calon mempelai berdua. Apakah mau untuk
"sedia payung sebelum hujan" dan berlatih menerima pasangan sepenuhnya. Akan tetapi
perlu diingat, jangan membuat hasil pemeriksaan pranikah sebagai dasar utama kelangsungan
suatu pernikahan. (Wilda Nurlianti/"PR")***
sumber : http://www.pikiran-rakyat.com/cetak/2006/072006/09/geulis/lainnya.htm

Anda mungkin juga menyukai