Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN GERNIS PAPA

TAHUN 2019

PUSKESMAS SUNGAI SARIAK

DINAS KESEHATAN
KABUPATEN PADANG PARIAMAN
KATA PENGANTAR

Puji beserta syukur penulis ucapkan atas kehadirat Allah SWT yang telah melompah
rahmat serta dan karunianya kepada penulis hingga pada akhirnya penulis dapat menyelesaikan
makalah “Laporan Gernis PaPa Tahun 2019 Puskesmas Sungai Sariak”
Ucapan terimakasih tidak luput juga kepada Pimpinan Puskesmas Sungai Sariak dr.Hj.
Fatmawati Sridewi dan seluruh staff yang telah bekerjasama dan memberikan kontribusi dalam
pelaksaan pemeriksaan kesehatan terhadap seluruh calon pengantin di wilayah kerja Puskesmas
Sungai Sariak.
Penulis menyadari, laporan ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu penulis
harapkan kritik dan saran serta masukan terhapa kesempurnaan laporan dan pelaksanaan
pemeriksaan kesehatan calon penggantin untuk tahun-tahun berikutnya.
Atas segala perhatian, penulis ucapkan terimakasih.

Sungai Sarik,

Penulis
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ………………………………………………………………………………1
1.2 Rumusan Masalah …………………………………………………………………………..2
1.3 Tujuan Penulisan ……………………………………………………………………………3
1.4 Manfaat Penulisan …………………………………………………………………………..3

BAB II ISI
2.1 Pentingnya Pemeriksaan Kesehatan Bagi Calon Pengantin………………………………….4
2.2 Macam-macam pemeriksaan kesehatan bagi calon pengantin……………………………….5
2.3 Tujuan Pemeriksaan Kesehatan Pranikah…………………………………………………….6
2.4 Manfaat Pemeriksaan Kesehatan Pranikah……………………………………………...……7
2.5 Prosedur pemeriksaan kesehatan pranikah………………………………………………..…7

BAB III PEMBAHASAN


3.1 Capaian ……………………………………………………………………………………...8
3.2 Dokumentasi pelaksanaan kegiatan ………………………………………………………...8

BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan ………………………………………………………………………………….11
4.2 Saran ……………………………………………………………………………………...…11
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Pernikahan secara sederhana dapat diartikan sebagai sebuah komitmen dari
sepasang kekasih untuk membangun jalinan cinta ke jenjang selanjutnya yaitu
kehidupan berumah tangga. Menikah dilakukan melalui prosesi yang khidmat dan
sakral. Oleh karena itu perlu adanya sebuah persiapan dan perencanaan. Salah satu yang
harus dipersiapkan untuk menikah selain dari materi adalah fisik dan mental dari calon
pengantin, karena materi saja tanpa kesiapan fisik dan mental tidak akan berjalan
dengan baik. Fisik yang sehat akan menambah kekhidmatan pada prosesi pernikahan.
Agar calon pengantin dinyatakan benar-benar sehat maka tidak boleh meninggalkan
pemeriksaan kesehatan pranikah yang juga menjadi salah satu syarat administrasi
pernikahan di Kantor Urusan Agama.
Kehidupan berkeluarga atau menempuh hidup dalam sebuah pernikahan adalah
harapan dan niat yang wajar serta sehat dari setiap lakilaki dan perempuan. Salah satu
unsur fitrah manusia ialah adanya hubungan tarik menarik yang alami antara dua jenis
yang berbeda, lelaki dan perempuan. Tuhan Yang Maha Esa telah memperingatkan kita
bahwa daya tarik manusia kepada lawan jenisnya dan rasa saling cinta antara kedua
jenis itu adalah alami dan sejalan dengan Hukum atau Sunnah-Nya
Pernikahan ialah ikatan lahir batin antara seorang lelaki dengan seorang
perempuan sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga atau rumah tangga
yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa. Ikatan lahir batin
dalam definisi ini menunjukkan bahwa hubungan suami istri tidak boleh semata berupa
ikatan lahiriah saja hidup bersama dalam ikatan formal, akan tetapi keduanya harus
membina ikatan batin. Ikatan lahir mudah sekali terlepas jika tidak diikuti oleh ikatan
batin. Ikatan lahir dan batinlah yang menjadi pondasi yang kokoh dalam membangun
dan membina keluarga yang bahagia dan kekal.
Ada beberapa hal yang harus dilakukan adalah menyiapkan pernikahan, salah
satunya kesehatan fisik. Setiap lelaki dan perempuan yang hendak menikah, sebaiknya
mempersiapkan kesehatan fisiknya sebaik mungkin dengan melakukan pola hidup sehat,
diantaranya dengan makan makanan bergizi seimbang. Selain itu, sangat dianjurkan
setiap pasangan melakukan pemeriksaan kesehatan berupa pemeriksaan kesehatan
umum dan pemeriksaan laboratorium (TORCH, Hepatitis B, dan lain-lain). Namun
seringkali banyak pasangan banyak yang enggan untuk melakukan pemeriksaan
kesehatan karena hanya akan menambah daftar kesibukan, ribet, pemborosan karena
memakan biaya, dan ditakutkan malah akan mempengaruhi hubungan cinta mereka.
Indonesia telah menetapkan peraturan yang mengatur terkait kesehatan calon
pengantin. Yaitu yang diatur dalam Instruksi Bersama Direktur Jenderal Bimbingan
Masyarakat Islam dan Urusan Haji Departemen Agama dan Direktur Jenderal
Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan Pemukiman Departemen
Kesehatan No: 02 Tahun 1989 Tentang Imunisasi Tetanus Toksoid Calon Pengantin.
Setiap pasangan yang hendak menikah, harus melampirkan bukti surat keterangan dari
puskesmas atau rumah sakit bahwa telah melakukan imunisasi Tetanus Toksoid (TT)
kepada KUA.
Kewajiban imunisasi ini hanya dibebankan pada mempelai wanita. Imunisasi TT
biasanya diberikan kepada perempuan yang akan menikah atau ibu hamil. Peraturan ini
merupakan salah satu bentuk wujud perlindungan pemerintah terhadap tetanus. Dimana
Di tahun 1980-an, tetanus menduduki peringkat teratas sebagai penyebab kematian bayi
berusia di bawah satu bulan. Vaksinasi tetanus pada perempuan yang hendak menikah
akan meningkatkan kekebalan tubuh dari infeksi tetanus. Kekebalan tubuh itu akan
'diwariskan' kepada bayinya ketika proses persalinan. Jadi bayi yang baru lahir aman
dari infeksi tetanus.
Saat ini tidak hanya penyakit tetanus saja yang perlu kita waspadai, namun kini
sudah banyak bermunculan penyakit-penyakit menular berbahaya yang bahkan saat ini
masih belum ditemukan obatnya seperti penyakit HIV/AIDS yang telah menelan banyak
korban jiwa. Laju pertumbuhan dan penularan HIV/AIDS di Indonesia sudah
menduduki peringkat tertinggi di Asia Tenggara terhitung pada tahun 2007. Indonesia
menduduki peringkat tiga sebagai negara dengan penularan HIV/AIDS tertinggi di
dunia.
Di tahun 2013 saja, mulai Januari sampai Juni telah terjadi 10.990 kasus
HIV/AIDS dengan korban yang meninggal sebanyak 105 orang.Selain HIV/AIDS masih
banyak lagi penyakit-penyakit menular berbahaya lain yang patut kita waspadai
penularannya. Dunia kedokteran telah memberikan rekomendasi kepada para calon
pengantin yang hendak menikah untuk melaksanakan pemeriksaan kesehatan pranikah
(premarital check up) terlebih dahulu. Melakukan pemeriksaan kesehatan sebelum
menikah merupakan suatu bentuk pencegahan guna menjaga kesehatan terlebih lagi bagi
dampaknya juga bagi keturunan kita selanjutnya.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah dari makalah ini adalah :
a. Bagaimana pelaksanaan pemeriksaan kesehatan pada calon pengantin di wilayah
kerja Puskesmas Sungai Sariak?
b. Bagaimana capaian pelaksaan gerakan nikah sehat di Puskesmas Sungai Sariak?

1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari makalah gerakan nikah sehat ini adalah, untuk diketahuinya :
a. Macam-macam pemeriksaan kesehatan pranikah (premarital check up)
b. Tujuan pemeriksaan kesehatan pranikah (premarital check up)
c. Manfaat pemeriksaan kesehatan pranikah (premarital check up)
d. Prosedur pemeriksaan kesehatan pranikah (premarital check up)

1.4 Manfaat Penulisan


Adapun manfaat dari penulisan makalah ini bagi Puskesmas Sungai Sariak adalah
sebagai bukti pelaporan pelaksanaan Gerakan Nikah Sehat di wilayah kerja Puskesmas
Sungai Sariak.

BAB II
ISI

2. 1 Pentingnya Pemeriksaan Kesehatan Bagi Calon Pengantin


Pemeriksaan kesehatan pranikah bagi pasangan calon pengantin sangatlah
penting, akan tetapi di Indonesia, warga kurang memperhatikan masalah ini,
bahkan banyak pihak yang mengabaikannya dan menganggapnya enteng,
sehingga pemeriksaan kesehatan pranikah tidak terlaksana. Mereka beranggapan
bahwasannya saat itu dirinya sedang dalam keadaan sehat. Calon pasangan
pengantin tidak tahu mengapa harus diadakan pemeriksaan kesehatan pranikah.
Pemeriksaan kesehatan pranikah memang keberadaannya belum umum di Negara
Indonesia, akan tetapi pemeriksaan merupakan salah satu prosedur menjelang
pernikahan.
Pemeriksaan kesehatan pranikah dapat mendeteksi penyakit bawaan atau
genetika dari calon pasangan pengantin, seperti diabetes, asma, epilepsy yang
secara medis sudah dipastikan akan menurun kepada anaknya, sehingga terapi
penyebabnya dapat segera dilakukan. Apabila dalam pemeriksaan kesehatan
tersebut dideteksi penyakit yang menular seperti TBC, Radang Paru-Paru dan
Hepatitis B, maka dapat segera diatasi sehingga jangan sampai menular kepada
pasangannya. Pemeriksaan kesehatan ini idealnya dilakukan enam bulan sebelum
melangsungkan pernikahan, akan tetapi tergantung individunya sendiri.
Pemeriksaan kesehatan pranikah harus diselengggarakan, mengingat
terdapat manfaat yang besar bagi pembentukan keharmonisan keluarga, karena
keluarga yang sehat akan lebih mudah daripada keluarga yang tidak sehat untuk
mewujudkan keharmonisan keluarga.
Calon pengantin harus mengetahui tentang kesehatan diri dan pasangan
yaitu tentang kesehatan reproduksi, konsidi penyakit yang dapat mengganggu
kesehatan reproduksi, seperti anemia, kekurangan gizi, infeksi menular seksual
(IMS, termasuk HIV/AIDS), penyakit menular lainnya, penyakit tidak menular
dan penyakit genetic serta pelayanan kontrasepsi/KB.
Pernikahan yang ideal harus didasari oleh kasih sayang, saling
menghargai, dan menghormati pasangan. Selama pernikahan, pasangan harus
mengendalikan ego, mengambil keputusan bersama dan saling menghormati
keputusan pasangan. Pernikahan harus terbebas dari kekerasan fisik, kekerasan
psikis, kekerasan seksual, penelantaran rumah tangga, dan memperbudak
pasangan.
Pasangan pengantin harus menjaga kesehatan, mulai dari melakukan
aktifitas fisik teratur, makan makanan yang bergizi seimbang, cek kesehatan
secara rutin, hindari rook, NAPZA dan minuman alcohol.
Pasangan pengantin harus memiliki perencanaan kehamilan, adapun yang
harus diperhatikan dalam persiapan kehamilan adalah, usia calon pengantin
perempuan tidak kurang dari 20 tahun, dan apabila calon pengantin mengalami
gangguan kesehatan, maka harus mendapatkan pengobatan terlebih dahulu
sebelum hamil. Yang harus dihindari pada kehamilan yaitu , terlalu muda (usia
kurang dari 20 tahun), terlalu tua (diatas 35 tahun), terlalu dekat jarak kehamilan
(kurang dari 2 tahun) dan terlalu banyak anak (lebih dari 3 anak).

2.2. Macam-macam pemeriksaan kesehatan bagi calon pengantin


Dalam upaya pencegahan penaykit maka calon pengantin perlu mewaspadai
berbagai kondisi yaitu :
a. Anemia dan kekurangan gizi
Kurangnya konsumsi makanan bergizi seimbang dapat mengakibatkan anemia (kadar
hemoglobin/Hb <12 mg/dL) dan kekurangan gizi. Kondisi ini dapat mengaakibatkan
perdarahan, keguguran, BBLR, kelainan bawaan pad janin dan stunting.
b. HIV/AIDS
Virus HIV dapat menular melalui darah dan cairan tubuh, sepeerti cairan spermas,
cairan vagina, dan air susu ibu (ASI). Pasangan dengan HIV dapat memiliki bayi
yang sehat dengan mengikuti program Pencegahan Penularan HIV dari ibu ke anak
(PPIA).\
c. Infeksi Menular Seksual (IMS)
Ditularkan melalui hubungan seksual, IMS dapat menyebabkan gangguan kesuburan,
keguguran dan kecacatan bayi.

d. Hepatitis B
Penyakit yang menyerang organ hati dan disebabkan oleh virus Hepatitis B, yang
ditularkan melalui darah dan cairan tubuh. Ibu hamil yang terinfeksi Hepatitis B
beresiko menularkan kepada bayi yang ada dikandungannya.
e. Diabetes Melitus (DM)/ Kencing Manis
Penyakit yang ditandai dengan peningkatan kadar gula dalam darha. Ibu hamil
dengan DM berisiko mengalami hipertensi dalam kehamilan, mempunyai bayi lahir
besar, bayi kuning, bayi lahir premature dan bayi berisiko mengidap diabetes saat
dewasa.
f. Malaria
Disebabkan oleh parasite Plasmodium melalui gigitan nyamuk Anopheles betina.
Malaria dalam kehamilan dapat menyebabkan anemia, keguguran, resiko pendarahan,
bayi lahir premature dan BBLR.
g. Penyakit Genetik
Disebabkan oleh kelainan gen yang ditularkan. Jika salah satu atau kedua catin
mengidap penyakit genetic (misalnya Talasemia, Hemofilia, dll), maka anak yang
dilahirkan berisiko menderita penyakit tersebut.

Tabel Pemeriksaan Kesehatan Untuk Calon Pengantin.


Jenis Pemeriksaan Hasil Pemeriksaan Tgl & Paraf Petugas
Tanda Vital T: N:
S: P:
BB/TB …..Kg …….cm
IMT (kg/m2)
LiLA (cm) KEK ** (<23.5) / Tidak
Status T* T1 / 2 / 3 / 4 / 5 /
Tanda Anemia Ada/ Tidak
Hv (g/dL)
Golongan darah & rhesus A/B/O/AB ) / (+/-)
HIV/ HbSAg +/- +/-
Sphilis +/-

Jenis Tindakan
Tindakan Tgl & Paraf Petugas
Suntik Anti Tetanus kepada catin
perempuan
Penyuluhan kepada kedua calon
pengantin

2.3 Tujuan Pemeriksaan Kesehatan Pranikah


Pelaksanaan gerakan nikah sehat ini bertujuan untuk melindungi pasangan
pengantin serta calon anak dari berbagai macam penyakit yang timbul dari
pernikahan.
Selain itu salah satu upaya dalam menghindari calon pengantin terserang
penyakit yang akan dipindahkan oleh pasangannya.
Pemeriksaan kesehatan bagi calon pengantin juga ditujukan untuk
meningkatkan pengetahuan calon pengantin mengenai pernikahan, penyakit-
penyakit seksual serta membantu memberikan edukasi bagi calon pengantin
dalam membantu meningkatkan kekebalan tubuh.

2.4 Manfaat Pemeriksaan Kesehatan Pranikah


Pemeriksaan kesehatan sebelum menikah ini akan memberikan manfaat
yang besar kepada kedua calon pengantin, karena pada pemeriksaan kesehatan ini
akan diketahui riwayat penyakit yang dimiliki pasangan, membantu pasangan
pengantin dalam mendapatka ilmu mengenai kehidupan setalah menikah,
membantu pasangan.
Pemeriksaan kesehatan ini juga akan meningkatkan kekebalan tubuh
pengantin perempuan karena mendapatkan suntikan anti tetanus, sebagai upaya
dalam persiapan kehamilan dan melahirkan.

2.5 Prosedur Pemeriksaan Kesehatan Pranikah

Pasien Pendaftaran di Rekam


datang Medik

Konsultasi di ruang
Pemeriksaan di labor konseling catin

Diberikan penyuluhan dan


suntik anti tetanus kepada
Kembali ke ruangan catin perempuan (diberikan
konseling catin dengan sertifikat catin)
hasil pemeriksaan

Pasien pulang

BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Capaian Pelaksaan Pemeriksaan Kesehatan Tahun 2019


Bulan Jumlah Hasil Pemeriksaan
Kunjungan HIV Sifilis Hepatitis Hamil
Catin NR R NR R NR R + -
Januari - - - - - - - - -
Februari 9 9 - 9 - 9 - 0 9
Maret - - - - - - - - -
April - - - - - - - - -
Mei 4 4 - 4 - 4 - - 4
Juni 53 53 - 53 - 53 - - 53
Juli 80 80 - 80 - 80 - - 80
Agustus 37 37 - 37 - 37 - - 37
September 31 31 - 31 - 31 - - 31
Oktober 23 23 - 23 - 23 - - 23
November - - - - - - - - -
Desember - - - - - - - - -
Jumlah 237 237 - 237 - 237 - - 237

3.2 Dokumentasi

NO Kegiatan Bukti Pelaksanaan


1. Advokasi pelaksanaan
gernis oleh dinkes
padang pariaman

2. Advokasi kepada linsek


tentang gernis papa
3. Koordinasi dengan
kepala dan staff KUA
Kecamatan

4. Penyuluhan terhadap
pasangan catin

5. Pemeriksaan Labor
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Pelaksaan gerakan nikah sehat program pemerintah dinas kesehatan Kabupaten Padang
Pariaman di wilayah kerja Puskesmas Sungai Sariak telah dilaksanakan sepanjang tahun 2019
dengan jumlah kunjungan 237 pasangan catin.

Sepanjang pelaksanaan gerakan nikah sehat dalam tahun 2019 seluruh pasangan catin
tidak ditemukan penyakit dan kasus lainnya, sehingga pelaksaan gerakan nikah sehat sepanjang
tahun 2019 di wilayah kerja Puskesmas Sungai Sariak berjalan lancar.

4.2 Saran

Disarankan kepada seluruh calon pengantin untuk mengikuti dan bersedia untuk
dilakukan pemeriksaan kesehatan pranikah.

Anda mungkin juga menyukai