Oleh:
FAHRUL ROJI
F24102083
2006
DEPARTEMEN ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
SKRIPSI
Oleh:
FAHRUL ROJI
F24102083
SKRIPSI
Oleh
FAHRUL ROJI
F24102083
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Bogor pada tanggal 28
September 1983. Penulis merupakan putra pertama dari
pasangan Abdul Rauf dan Fatimah. Penulis memulai
pendidikannya pada tahun 1987 di Madrasah Diniyah
Islamiyyah Al-Ikhlas Bogor, kemudian pada tahun 19891995 menyelesaikan pendidikan di SDN Parakan 02 Bogor.
Pada tahun 1995-1998 penulis melanjutkan pendidikan di Madarasah
Tsanawiyah Negeri (MTsN) Kodya Bogor. Dan pada rentang waktu tahun 19982002 penulis menamatkan pendidikannya di Sekolah Menengah Analis Kimia
Bogor (SMAKBo). Tahun 2002 penulis diterima sebagai mahasiswa jurusan Ilmu
Teknologi Pangan Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor, melalui
jalur USMI. Selain itu penulis juga ikut mengenyam pendidikan di Mahad
salafiyah Al-Ikhlas Ciomas Bogor.
Selama menjalani pendidikan, penulis ikut terlibat aktif dalam berbagai
kegiatan organisasi, di MTsN Penulis pernah menjabat sebagai ketua umum PMR
unit MTsN Bogor. Selama di SMAKBo penulis aktif dikegiatan kerohanian,
bidang penerbitan majalah. Selama kuliah penulis pernah terlibat aktif di beberapa
kegiatan organisasi diantaranya: BKIM IPB, Forum Mahasiswa Studi Islam 39,
Food Processing Club (FPC), Himpunan Mahasiswa Ilmu dan Teknologi
Pertanian (HIMITEPA), KAMMI komisariat IPB, dan berbagai kegiatan
kemahasiswaan lain. Di luar kampus penulis juga pernah aktif pada organisasiorganisasi sosial kemasyarakatan, diantaranya pernah aktif di LSM Rumah Zakat
Indonesia (RZI), dan organisasi kepemudaan Forum Komunikasi Remaja Islam
(FKRI). Selain itu penulis pernah mengikuti program khusus pelatihan
enterpreuneur Succes University.
Dan sebagai salah satu syarat kelulusan kuliah dan memperoleh gelar
sarjana Ilmu dan Teknologi Pangan, penulis melakukan penelitian yang tertuang
dalam skripsi ini.
KATA PENGANTAR
Segala puji hanya milik Allah SWT, karena karunia rahmat dan kasih
sayang-NYA penulis dapat menyelesaikan skripsi ini, shalawat serta salam tak
lupa penulis sampaikan untuk baginda Rasulullah SAW, atas kecintaan dan
tauladannya bagi seluruh ummat.
Skripsi
yang
berjudul
PEMBUATAN
PRODUK
MINUMAN
7. Keluaraga besar hizbul adalah warrofaiyah (Teh Lina, Ibu Rina, Hafidz,
Abdul dan tokoh-tokoh DPC ciomas), mudah-mudahan Allah mengokohkan
langkah kita dalam mewujudkan kehidupan yang lebih baik.
8. Keluarga besar pondok pesantren Al-Ikhlas, dan rekan-rekan tercinta (Awal,
Idim, Saepul, Irfan, Muhammad, Asep, Sahrul, Hari, Sodiq, teh Titi, Robiah,
Yayah) atas kebersamaannya, dan Siti Syamsiyah serta keluarga atas doanya.
9. Pihak-pihak lain yang tidak dapat disebutkan namanya, mudah-mudahan Allah
membalas semua kebaikan yang telah diberikan.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Namun
mudah-mudahan keterbatasan ini tidak mengurangi hakikat kebenaran ilmiah
laporan ini, dan dapat berguna bagi pihak-pihak yang memerlukan.
Bogor,
Juli 2006
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ....................................................................................
iii
vii
viii
ix
I. PENDAHULUAN .....................................................................................
A. LATAR BELAKANG..........................................................................
C. MANFAAT ..........................................................................................
B. GARAM-GARAM MINERAL............................................................
10
C. SUKROSA ...........................................................................................
11
D. ACIDULANT ........................................................................................
11
E. VITAMIN C .........................................................................................
12
F. FLAVOUR ...........................................................................................
14
14
H. CLAUDIFIER ......................................................................................
15
I. PENGEMASAN...................................................................................
15
16
18
18
18
19
23
3. Analisis Produk................................................................................
23
27
27
28
29
29
30
34
41
A. KESIMPULAN ....................................................................................
41
B. SARAN ................................................................................................
41
42
LAMPIRAN ..................................................................................................
46
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Konsentrasi elektrolit dalam keringat ................................................
Tabel 2. Profil komposisi beberapa produk sport drink dan minuman lain .....
20
22
31
32
33
34
35
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Rumus struktur sukrosa ................................................................
11
12
13
19
21
38
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1.
46
Lampiran 2.
Lampiran 3.
48
Lampiran 4.
49
Lampiran 5.
50
Lampiran 6.
51
Lampiran 7.
52
Lampiran 8.
53
54
55
Lampiran 9.
Lampiran 11. Analisis sidik ragam dan uji lanjut tahap pengembangan
formula (perlakuan kombinasi elektrolit).................................
56
I. PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Penelitian
dan
pengembangan
(Research
and
Development)
merupakan salah satu kegiatan yang terus dilakukan suatu industri, termasuk
industri pangan. R&D produk memiliki peran begitu besar bagi kelangsungan
dan kemajuan perusahaan. Hal ini berkaitan dengan fungsi R&D sebagai
pembaharu produk, baik itu dalam hal inovasi produk baru ataupun hanya
sebatas penyempurnaan dan modifikasi produk yang telah ada. Keberadaan
R&D ini diharapkan dapat memberikan nilai tambah bagi industri melalui
dihasilkannya produk yang bermutu dan sesuai dengan kebutuhan pasar. Setiap
tahap dalam kegiatan R&D harus melalui proses dan analisis secara seksama,
untuk menghasilkan produk yang bermutu sesuai dengan standar mutu yang
diharapkan.
Objek kajian dalam rangka riset dan pengembangan di PT Fits
Mandiri kali ini adalah produk minuman isotonik. Riset yang dilakukan
meliputi formulasi minuman isotonik sehingga dihasilkan produk yang dapat
diterima konsumen, dan memenuhi standar mutu.
Minuman
isotonik
dengan
berbagai
klaimnya,
saat
ini
Konsentrasi (mmol/L)
Natrium
20-80
Kalium
4-8
Kalsium
0-1
Magnesium
<0,2
Klorida
20-60
terbatas,
bahkan
sering
kali
keberadaannya
lebih
sedikit
Tabel 2.Profil komposisi beberapa produk sport drink dan minuman lain
Natrium
Kalium
Osmolalitas
(mmol/L)
(mmol/L)
(mosmol/kg H2O)
20
280
Isostar
7.7
30
289
Cytomax
5.5
10
10
208
Powerade
23
381
MET-Rx ORS
23
315
Coca Cola
11
700
10.8
49
663
Merk Minuman
Gatorade
% karbohidrat
Orange juice
(Tropicana)
penstimulir
konsumsi
cairan,
meningkatkan
penyerapan
cairan,
yang
memiliki
osmolalitas
tinggi
(hipertonik)
akan
NaCl
Na. Sitrat
Na. Benzoat
KCl
MgCO3
Ca Laktat
Vitamin C
Asam sitrat
Gula
Jenis uji
Satuan
Persyaratan
Normal
Keadaan:
1.1
Bau
1.2
Rasa
pH
Maks 4,0
Min 5
Mineral:
4.1
Natrium
mg/kg
maks 800-1000
4.2
Kalium
mg/kg
maks 125-175
Normal
Sesuai
SNI 01-0222-1995
Cemaran logam:
maks 0,3
6.1
Timbal (Pb)
6.2
Tembaga (Cu)
6.3
Seng (Zn)
6.4
Raksa (Hg)
maks 0,03
6.5
Timah (Sn)
maks 40 (250*)
Arsen
Cemaran mikroba:
mg/kg
maks 2,0
maks 5,0
mg/kg
maks 0,1
Koloni/ml
Maks 2 x 102
APM/ml
<3
8.1
8.2
Coliform
8.3
Salmonella
8.4
Kapang
Koloni/ml
maks 50
8.5
Khamir
Koloni/ml
maks 50
*) kemasan kaleng
Sumber: (BSN, 1998)
negatif
B. GARAM-GARAM MINERAL
1. Natrium Klorida (NaCl)
Natrium klorida (Mr = 58,45 gr/mol) dikenal dengan sebutan garam
secara umum dan secara komersial juga dikenal sebagai garam meja, garam
batu, atau garam laut. NaCl dihasilkan dari pengeboran, dan penguapan
larutan asin dari garam yang terdapat dibawah tanah dan dari laut dengan cara
penguapan dengan panas. Natrium klorida berbentuk kristal kubus, asin, putih,
takberwarna/transparan bila dalam bentuk kristal besar (Merck, 1976).
2. Natrium Sitrat (C6H5Na3O7)
Natrium sitrat, trisodium sitrat, Mr = 258,07 gr/mol) berupa kristal
takberwarna, berbentuk granula/bubuk, dingin dan berasa asin. Bersifat stabil
dan larut dalam air, tidak larut dalam alkohol. Natrium sitrat dalam larutan
bersifat sedikit basa (Merck, 1976).
3. Kalium Klorida (KCl)
Kalium klorida/pottasium klorida (Mr = 74,55 gr/mol) berupa kristal
putih atau bubuk kristal yang larut dalam air (memberikan pH netral), dan
tidak larut dalam eter dan aseton. Kalium klorida terdapat dialam sebagai
mineral sylvine atau Sylvite (Merck, 1976).
4. Magnesium Karbonat (MgCO3)
Magnesium Karbonat (Mr= 84,31 gr/mol) berupa bubuk putih yang
tidak berwarna, bulky atau ringan. Magnesium Karbonat lebih mudah larut
dalam air yang mengandung CO2 dan larut dalam larutan asam dengan efek
effervescent. Senyawa ini sedikit menyebabkan basa jika bereaksi dengan air
(Merck, 1976).
5. Kalsium Laktat ( Ca[CH3CH(OH)2COO]2 )
Kalsium Laktat (Mr 218,22 gr/mol) diproduksi secara komersial
melalui proses netralisasi asam laktat hasil fermentasi dekstrosa, molasses,
pati, gula atau whey oleh CaCO3. Kalsium laktat hampir tidak berwarna, larut
lambat dalam air dingin, tapi larut cepat dalam air panas, dan tidak larut dalam
alkohol. Garam ini biasa digunakan dalam industri minuman (Merck, 1976).
C. SUKROSA
Sukrosa merupakan salah satu komponen penting dalam minuman
isotonik. Selain berperan sebagai salah satu penentu rasa, sukrosa juga
menjalankan peran sebagai penyuplai karbohidrat (energi) bagi tubuh. Setiap
gram gula pasir/sukrosa memberikan energi sebesar 4 kkal/gram. Sukrosa
cukup luas penggunaannya dalam formulasi minuman isotonik (Ford, 1995).
Sukrosa merupakan senyawa kimia yang termasuk karbohidrat,
memiliki rasa manis, berwarna putih, dan larut air (Nicol,1979). Rumus
molekul sukrosa adalah C12H22O11, dengan berat molekul 342,30 gram/mol,
terdiri dari gugus glukosa dan fruktosa, hal ini dapat dilihat dari rumus
struktur sukrosa pada Gambar 1 (Sudarmadji, 1982).
Rasa manis sukrosa bersifat murni karena tidak ada after taste, yang
merupakan cita rasa kedua yang timbul setelah cita rasa pertama. Disamping
itu sukrosa juga berperan dalam memperkuat cita rasa makanan, melalui
penyeimbangan rasa asam, pahit, dan asin atau melalui proses karamelisasi
(Nicol,1979).
CH2OH
H
OH
OH
OH
O
O
OH
OH
CH2OH
adalah sifat keracunan yang khas dari asam-asam yang tidak terurai (Buckle et
al, 1985).
Asam sitrat merupakan salah satu acidulant yang umum digunakan
pada produk minuman. Asam sitrat merupakan padatan kristal berwarna putih
yang terdapat dalam bentuk butiran anhidrat atau sebagai monohidrat, dengan
bobot molekul 192,1 gram/mol. Asam sitrat (pK1 = 3,09; pK2 = 4,74; pK3 =
5,41) merupakan zat yang mudah larut dalam air. Asam ini memberikan
karakter khas rasa buah dengan kebanyakan flavor-flavor buah, hal ini diduga
terjadi juga secara alami pada berbagai jenis buah (Taylor, 1998).
Asam sitrat merupakan asam lemah yang memiliki tiga gugus
karboksilat, yang terionisasi sebagian melepaskan 3 ion H+ ketika berada
dalam larutan, struktur kimianya dapat dilihat pada Gambar 2.
CH2
COOH
COOH
COH
CH2
COOH
Ascorbic acid
OH
OH
Oks
red
CH2-OH
CH2-OH
H-C-OH
H-C-OH
O
HO-C-H
COOH
dehydroascorbic acid
Diketogulonic acid
H 2O
CH2-OH
H-C-OH
O
OH H
O
OH
OH
O
OH
OH
OH
Hydrated hemiketal
Gambar 3. Vitamin C dan sifat kimianya
F. FLAVOR
Menurut Hall (1986), flavor didefinisikan sebagai komponen yang
memiliki karakteristik yang dapat menghasilkan sifat sensori (aroma dan rasa).
Beberapa alasan penambahan flavor kedalam makanan/minuman adalah:
1) memberikan cita rasa pada produk yang memiliki dasar cita rasa yang
lemah, 2) untuk menggantikan cita rasa alami yang hilang selama proses, 3)
untuk memeperbaiki profil cita rasa yang ada, 4) untuk menyamarkan cita
rasa, 5) untuk menambah cita rasa jika penggunaan flavor alami secara
teknologi tidak memungkinkan, dan 6) untuk meningkatkan nilai tambah
secara ekonomi (Henry dan Gary, 1986).
Ostendorf (1978) menyatakan, flavor dalam minuman dapat berasal
dari buah, minuman buah, atau flavor buatan (sintetik). Flavor yang umum
digunakan dalam industri minuman adalah flavor sintetik. Keuntungan
penggunaan flavor sintetik adalah lebih ekonomis, penggunaan relatif sedikit,
penyimpanan mudah, lebih stabil dan lebih tahan lama (Philips, 1981). Sifatsifat yang harus dimiliki oleh senyawa flavor sintetik adalah harus larut air,
tidak meninggalkan after taste, tahan asam, murni, tahan panas dan dapat
digunakan dalam jumlah yang tepat/konstan (Herzberg, 1978).
G. BAHAN PENGAWET
Bahan pengawet ditambahkan kedalam bahan pangan untuk
menghambat atau menahan aktivitas mikroba, baik bakteri, kapang, maupun
khamir yang dapat menyebabkan kebusukan, fermentasi, pengasaman,
maupun dekomposisi dalam bahan pangan (Frazier dan Westhoff, 1987).
Salah satu bahan pengawet yang luas digunakan adalah asam atau
garam benzoat. Asam benzoat atau dalam bentuk garamnya, memiliki
kemampuan untuk menghambat pertumbuhan mikroba. Benzoat beraksi
secara langsung pada dinding sel mikroba serta menghambat kinerja enzim
siklus asam sitrat dan enzim fosforilasi oksidatif. Benzoat lebih sering
digunakan dalam bentuk garam alkali, karena sifat kelarutan asam benzoat
sangat rendah dalam air (Belitz dan Grosch, 1999). Natrium benzoat
B. METODE PENELITIAN
Penelitian ini terdiri dari tahap formulasi dan tahap analisis produk.
Tahap
Bench marking
Perhitungan
Komposisi minuman
Pembuatan
Minuman isotonik
Pemilhan Flavor
(Uji organoleptik)
Tahap formulasi
Uji Organoleptik
Produk Terbaik
Konsentrasi (meq/L)
Natrium
22
Kalium
Magnesium
0,5
Kalsium
Cl-
16
Laktat-
yang dapat diberikan oleh tiap cup minuman, yakni tidak kurang dari 60
mg per cup minuman (240 ml). Bahan lain seperti claudifier diperoleh
berdasarkan penilaian secara subyektif terhadap tampilan produk.
Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut diperoleh komposisi
minuman pertama (Formula A*).
* untuk alasan tertentu, formulasi dan jumlah masing-masing garam
mineral penyusun formula A tidak ditampilkan pada skripsi ini
b. Pembuatan Minuman Isotonik
Minuman isotonik dalam kemasan cup dibuat melalui beberapa tahap,
yaitu: tahap penimbangan bahan yang meliputi garam-garam mineral,
asam sitrat, vitamin dan gula. Kemudian bahan-bahan tersebut
dimasukkan kedalam air yang telah dimasak, dan ditambahkan bahan
tambahan lain seperti claudifier dan flavor. Tahap selanjutnya adalah
pengecekan pH dan obrix minuman. Setelah itu minuman siap diisikan
pada kondisi panas (hot filling) menggunakan mesin filler
kedalam
kemasan gelas plastik PP. Kemasan kemudian ditutup (seal) dan produk
kemudian dipasteurisasi
C lalu
Pemasakan air
Penimbangan bahan
Pencampuran bahan
(garam-garam mineral, gula, asam sitrat, flavor, dll.)
Penutupan (Sealing)
pendinginan
Formula
A1
A2
A3
A4
A5
A6
Konsentrasi
Flavor
Perbandingan Lemon:
Orange
0,05 %
0,075 %
1:1
2:1
3:1
1:1
2:1
3:1
pengembangan
yang
paling
optimal
dilakukan
berdasarkan
uji
organoleptik (hedonik).
2. Uji Organoleptik (Rahayu, 2001)
Uji organoleptik dilakukan untuk memilih parameter flavor, keasaman
serta kombinasi elektrolit terbaik dan untuk mengetahui sejauh mana tingkat
kesukaan panelis terhadap produk hasil formulasi. Uji yang digunakan
adalah uji hedonik dengan menggunakan panelis semi terlatih sebanyak 2530 orang.
Pada uji ini panelis diminta mengungkapkan tanggapannya terhadap
penerimaan secara keseluruhan (over all) untuk tahap pemilihan flavor dan
aspek penerimaan rasa untuk perlakuan keasaman dan kombinasi garam,
karena keasaman dan kombinasi elektrolit lebih berpengaruh besar pada
rasa. Skala hedonik yang digunakan adalah 1-7 dimana angka 1 = sangat
tidak suka, 2 = tidak suka, 3 = agak tidak suka, 4 = netral, 5 = agak suka, 6 =
suka, dan 7 = sangat suka. Data yang diperoleh ditabulasikan dan dianalisis
menggunakan program SPSS 13.
3. Analisis Produk
Analisis dilakukan terhadap produk yang terpilih (produk yang paling
disukai) secara organoleptik. Karena aspek kesukaan konsumen sangat
penting dalam menetukan kesuksesan pemasaran suatu produk. Dengan
pendekatan ini diharapkan produk hasil formulasi bisa bersaing dengan
produk-produk yang ada dipasaran. Adapun analisis yang dilakukan
meliputi:
a. Nilai osmolalitas minuman (metode perhitungan) (Ford, 1995)
Nilai osmolalitas minuman dipengaruhi oleh komposisi zat terlarut
dalam minuman. Nilai osmolalitas dapat dihitung dengan persamaan:
0smolality (Osmol/Kg ) = k . n . molalitas
dimana k = konstanta untuk larutan non ideal, dan n = jumlah partikel
(hasil pengionan). Yang kemudian disederhanakan menjadi :
0smolality (Osmol/Kg ) = n . molalitas
total
padatan
terlarut
sampel
dilakukan
dengan
Fp
= faktor pengenceran
mempengaruhi
rasa
minuman,
penstimulir
konsumsi
cairan,
menggambarkan
komposisi
elektrolit
produk
yang
diformulasi
pengawet
Na-Benzoat
(produk
kemasan
kaleng
tidak
= 0,5-1
memberikan rasa aman dan meningkatkan keawetan pada produk yang dibuat.
Proses pemanasan yang cukup akan mampu mereduksi jumlah mikroba
penyebab kerusakan minuman, hingga batas minimal.
C. UJI ORGANOLERPTIK
Uji hedonik/kesukaan merupakan salah satu jenis uji penerimaan.
Dalam uji ini panelis diminta mengungkapkan tanggapan pribadinya tentang
kesukaan atau sebaliknya ketidaksukaan, dalam bentuk skala hedonik.
Dengan skala hedonik secara tidak langsung uji ini dapat digunakan untuk
mengetahui adanya perbedaan (Rahayu, 2001).
1. Pemilihan Flavor
Pemilihan jumlah dan jenis flavor dilakukan dengan metode
organoleptik berdasarkan uji kesukaan, terhadap formula A yang diberi
kombinasi flavor berbeda. Uji kesukaan dilakukan terhadap parameter
produk-produk
minuman
isotonik
dipasaran
Menurut
Na
K+
Mg2+
Ca2+
ClSitrat3Laktat-
Formula B*
20
4
0,5
1
15
32
1
Konsentrasi (meq/l)
Formula C*
20
4
0,5
1
18
28
1
Formula D*
20
4
0,5
1
11
38
1
Karakter rasa
1. Rasa
Normal
2. Bau
Normal
3. pH
4. TPT (oBrix)
8. TPC (koloni/ml)
Ulangan 1 = 3,53
Ulangan 2 = 3,50
Ulangan 1 = 6,8
Ulangan 2 = 6,9
Ulangan 1 = 35,67
Ulangan 2 = 38,55
Ulangan 1 = 0,29
Ulangan 2 = 0,41
Ulangan 1 = <30 x 101 (0,5 x 101)
Ulangan 2 = <30 x 101 (0,5 x 101)
7. Mineral (mg/L):
Natrium
432,60
Kalium
213,9
1. Osmolalitas
Osmolalitas merupakan sifat koligatif larutan yang lebih ditentukan
oleh jumlah zat terlarut dalam minuman dibanding jenis dan berat zat (Q.
Palmer, 1998). Tabel 12 menunjukkan kontribusi bahan-bahan penyusun
minuman isotonik (Formula B) terhadap nilai osmolalitas minuman.
Tabel 11. Kontribusi bahan-bahan minuman terhadap nilai osmolalitas
Formula B
Bahan-bahan
Osmolalitas
NaCl
22.91
Na. Sitrat
10.55
Na. Benzoat
2.89
KCl
8.30
MgCO3
0.52
Ca. Laktat
1.565
Vitamin C
2.46
Asam sitrat
34.88
Gula
197.77
Air
Flavor
Claudifier
Peningkatan
konsentrasi
ini
diakibatkan
oleh
rusak/hilangnya
sebagian
vitamin
C.
ini lebih besar pada perhitungan, dan lebih besar dari standar SNI 014452-1998. Kemungkinan besar kelebihan kalium berasal dari bahan baku
NaCl karena yang bahan baku yang digunakan adalah garam dapur biasa,
yang memiliki sejumlah kalium biasanya sebagai KIO3 sekitar 30-80 ppm
juga bisa dari berasal dari bahan lain seperti gula, air dll. Namun masalah
ini bisa diatasi dengan memperhitungkan kandungan dari bahan-bahan
tersebut atau melalui pemilihan bahan baku yang lebih baik.
7. Total Plate Count
Jumlah mikroba sejalan dengan mutu makanan, secara umum
rendahnya jumlah mikroba menunjukkan tingginya kualitas dan keamanan
produk pangan. Menurut SNI 01-4452-1998, angka total mikroba pada
minuman isotonik yang diperbolehkan maksimum 2 x 102 koloni/ml. Hasil
analisis total mikroba pada produk yang dibuat adalah sebesar < 3,0 x 102
(0,5 x 101) koloni/ml. Hal ini menunjukkan bahwa kandungan total
mikroba pada produk masih berada jauh dibawah ambang batas yang telah
ditetapkan.
Rendahnya total mikroba ini menggambarkan sanitasi, higienitas serta
penanganan proses thermal yang cukup baik dan mencapai tujuan yang
diharapkan, yakni tereduksinya jumlah mikroba hingga minimal. PH
produk yang cukup rendah (pH 3,5) dan juga adanya pengaruh
penggunaan pengawet natirum benzoat sebesar 200 mg/l, diharapkan
produk akan awet dalam waktu yang lama. Menurut Fardiaz (1992),
keasaman akan menghambat perumbuhan mikroba. Selain itu natrium
benzoat sangat efektif untuk produk pH asam.
B. SARAN
Penggunaan bahan baku yang lebih baik terutama NaCl perlu
dipertimbangakan untuk menghindari ketidaksesuaian yang jauh antara hasil
perhitungan formulasi dengan kandungan kalium sebenarnya dalam minuman,
atau dengan cara memperhitungkan keberadaan kalium dalam bahan lain jika
digunakan bahan baku yang sama.
Bentuk pengemasan yang baik untuk minuman isotonik ini akan
sangat mempengaruhi penilaian konsumen, bentuk dan disain cup berwarna
juga baik untuk mempertahankan mutu produk terutama untuk menjaga
vitamin C didalamnya agar tidak rusak lebih banyak, karena sifat vitamin C
yang peka terhadap sinar matahari.
DAFTAR PUSTAKA
Andarwulan, Nuri dan Sutrisno Koswara. 1992. Kimia Vitamin. Rajawali Pers
PAU IPB, Bogor.
AOAC. 1999. Official Methods of Analysis of AOAC International. Patricia
Cubbiff (editor). 19th edition. Maryland, USA.
APHA. 1998. Standard Methods For The Examination of Water and Waste Water.
20th edition. American Public Health Association, Washington DC.
Apriyantono, Anton. Dedi F,. Ni Luh Puspitasari. Sedarnawati. dan Slamet
Budijanto. 1989. Petunjuk Laboratorium Analisis Pangan. Jurusan
Teknologi Pangan dan Gizi. Fateta IPB. Bogor.
Badan Standar Nasional. 1998. Standar Nasional Indonesia (SNI) 01-4452-1998.
Minuman Isotonik. BSN.
Badan Standarisasi Nasional. 1995. Standar Nasional Indonesia (SNI) 01-0222-95
Bahan Tambahan Makanan. BSN.
Baranowski, Elizabeth S. 1990. Miscellaneous Food Additives. Di dalam. A Larry
Branen (editor). Food Additives. Marcel Decker, Inc, New York.
Belitzh dan Grosch. 1999. Food Chemistry. M.M Burghagen et al.,translator. 2nd
edition. Springer. Berlin
Buckle. K, R.A Edward, G. H Fleet, M.Loutoon. 1987. Ilmu Pangan. Hari
Purnomo dan Adiono, Penerjemaah. UI Press, Jakarta.
Budijanto, Slamet. Suliantari. Purwiyatno Hariyadi, Lilis Nuraida, Arif Hartoyo,
Feri Kusnandar, Sutrisno Koswara, dan Dian herawati. 2002. Modul
Praktikum Terpadu Pengawetan dengan Suhu Tinggi. Departemen Ilmu dan
Teknologi Pangan-FATETA IPB, Bogor.
Burdobk, G. A. 1977. Encyclopedia of Food Color and Additives. CRC Press, Inc.
Burke, Louise M. 2002. Sports Nutrition. Di dalam. Jim Mann & A Stewart
Truswell (editor) Essential of Human Nutrition. 2 nd edition. Oxford
University Press.
Doores, stephanie. 1989. PH Control agents and Acidulants. Di dalam. A.Larry
Bromen, p Michael Davidson, Seppo Salminen (editor). Food Aditives.
Marcell Dekker, Inc, New York.
Fardiaz, Dedi. 1996. Proses Termal dalam Pengendalian Tahap Pengolahan Kritis
untuk Menjamin Keamanan Pangan Dedi Fariaz. Orasi Ilmiah Guru Besar
Tetap Ilmu Proses Termal. 14 Desember 1996.
Taylor, R.B. 1998. Ingredients. Di dalam. Ashrust, P.R (editor). The Chemistry
and Technology of Sport Drink and Fruit Juice. CRC Press, Florida.
Winarno, F.G, 1992. Kimia Pangan dan Gizi. PT. Gramedia Pusataka Utama,
Jakarta.
Woodroof, J. G dan B. S Luh. 1975. Commercial Fruit Processing. AVI Publ,
Connecticut.
Lampiran 1. Komposisi elektrolit produk yang formulasi dengan beberapa produk dipasaran.
No
elektrolit
Merk 1
Merk 2
Merk 3
1
2
3
4
Natrium (Na+)
Kalium (K+)
Kalsium (Ca2+)
Magnesium (Mg2+)
21
5
1
0,5
21
4
2
1
20
3,5
0,2
-
5
6
7
8
9
Klorida (Cl-)
Sitrat3LaktatSulfat2HPO42-
16
10
1
-
13
31
11
2
11
12
-
Merk 4
meq/L
15
4
1
1
11
8
1
0,5
-
Formula A
Formula B (terpilih)
22
4
1
0,5
20
4
1
0,5
16
39
1
-
15
32
1
-
no
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
Bahan-bahan
NaCl
Na. Sitrat
Na. Benzoat
KCl
MgCO3
Ca. Laktat
Vitamin C
Asam sitrat
Gula
Air
Flavour
Claudifier
Total Osmolalitas
(mosmol/Kg H2O)
Osmolalitas
24.99
12.43
2.89
8.30
0.52
1.56
2.46
38.99
197.77
0
0
0
289.93
Sample
: Minuman Isotonik
Tanggal :
Maret 2006
Instruksi
1. Cicipilah sampel satu-persatu dari kiri ke kanan dengan menggunakan sedotan
yang disediakan
2. Setiap Anda selesai mencicipi satu sampel berikan penilaian Anda berdasarkan
tingkat kesukaan pada tempat yang disediakan dengan memberi check list ( )
3. Jangan membandingkan tingkat kesukaan antar sampel
4. Netralkan pengecap Anda dengan air putih setiap selesai mencicipi satu sampel
Over all (keseluruhan)
Kode sample
Respon
Sangat suka
suka
Agak suka
netral
Agak tidak suka
Tidak suka
Sangat tidak suka
Komentar
________________________________________________________________
________________________________________________________________
___________
No Panelis
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
A1
6
6
4
2
3
6
2
2
5
3
5
2
3
7
2
6
6
7
6
5
6
5
6
2
5
5
3
6
3
2
keterangan:
(A1)
(A2)
(A3)
(A4)
(A5)
(A6)
A6
3
4
4
6
4
5
3
4
6
5
4
4
4
6
6
6
4
6
3
6
5
5
7
6
6
3
5
5
6
6
Lampiran 5. Analisis sidik ragam dan uji lanjut tahap pemilihan flavor
Source
Model
sample
panelis
Error
Total
df
35
5
29
145
180
Mean Square
106.335
5.480
5.398
1.436
a,b
sample
3
2
1
4
5
6
Sig.
N
30
30
30
30
30
30
Subset
1
3.90
3.97
4.37
.157
4.37
4.67
4.80
4.90
.119
keterangan:
1
F
74.033
3.815
3.758
Sig.
.000
.003
.000
Tanggal
Telp
:
:
April 2006
UJI HEDONIK
Instruksi :
1. Cicipilah sampel satu persatu dari kiri ke kanan dengan menggunakan
sedotan yang disediakan
2. Setiap anda selesai mencicipi berikan penilaian Anda berdasarkan tingkat
kesukaan pada tempat yang disediakan dengan memberikan check list ()
3. Netralkan indera pengecap anda dengan air putih setiap selesai mencicipi
satu sampel
4. Jangan membandingkan tingkat kesukaan antar sampel
5. Setelah selesai berikan komentar Anda dalam ruang yang disediakan
Uji Rasa
Respon
Kode sampel
Sangat suka
Suka
Agak suka
Netral
Agak tidak suka
Tidak suka
Sangat tidak suka
Komentar
: ___________________________________________________
___________________________________________________
____________________________________________________
No Panelis
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
Lampiran 8. Analisis sidik ragam dan uji lanjut tahap pengembangan formula
(perlakuan variasi keasaman)
Source
Model
PANELIS
SAMPLE
Error
Total
df
33
29
3
87
120
Mean Square
79,181
3,839
2,742
1,472
a,b
Subset
SAMPLE
4
2
3
1
Sig.
1
30
30
30
30
2
4,20
4,50
4,60
,233
4,50
4,60
4,93
,196
Keterangan :
1
= pH 3,5
= pH 3,6
= pH 3,7
= pH 3,8
F
53,808
2,609
1,863
Sig.
,000
,000
,142
Tanggal
Telp
:
:
Juni 2006
UJI HEDONIK
Instruksi :
1. Cicipilah sampel satu persatu dari kiri ke kanan dengan menggunakan
sedotan yang disediakan
2. Setiap anda selesai mencicipi berikan penilaian Anda berdasarkan tingkat
kesukaan pada tempat yang disediakan dengan memberikan check list ()
3. Netralkan indera pengecap anda dengan air putih setiap selesai mencicipi
satu sampel
4. Jangan membandingkan tingkat kesukaan antar sampel
5. Setelah selesai berikan komentar Anda dalam ruang yang disediakan
Rasa
Respon
Kode sampel
Sangat suka
Suka
Agak suka
Netral
Agak tidak suka
Tidak suka
Sangat tidak suka
Komentar
_______________________________________________________
_______________________________________________________
Kombinasi elektrolit A
6
6
6
5
5
6
6
6
6
5
2
5
6
3
5
5
5
2
5
4
5
5
5
5
5
5
5
6
4
5
Kombinasi elektrolit B
(hasil pengembangan)
5
3
5
3
4
6
6
6
6
6
5
6
7
5
6
6
6
6
6
5
6
6
6
6
6
6
7
7
6
6
Lampiran 11. Analisis sidik ragam dan uji lanjut tahap pengembangan formula (perlakuan kombinasi formula elektrolit)
T-Test
Paired Samples Statistics
Pair
1
sampel_A
sampel_B
Mean
4.97
5.67
N
30
30
Std. Deviation
1.066
.959
Std. Error
Mean
.195
.175
30
Correlation
.090
Sig.
.636
Pair 1
sampel_A - sampel_B
Mean
-.700
Std. Deviation
1.368
Keterangan :
A
Std. Error
Mean
.250
95% Confidence
Interval of the
Difference
Lower
Upper
-1.211
-.189
t
-2.802
df
29
Sig. (2-tailed)
.009