Anda di halaman 1dari 4

Burung Kuau Raja, Maskot Provinsi Sumatera Barat yang

Mulai Punah
Created on Monday, 02 December 2013
Burung kuau raja, dengan bulu-bulu panjang berwana cokelat
kemerahan di seluruh tubuhnya ini, kini terancam punah.

Bentuk tubuh burung kuau raja (Argusianus argus) indah dan spesifik menjadikan burung kuau
raja (Argusianus argus) mudah dikenali. Tubuhnya dibalut dengan bulu-bulu yang panjang
berwarna dasar kecokelatan dengan bundaran-bundaran warna cerah berbintik-bintik keabuabuan.
Tubuh burung kuau jantan umumnya lebih besar dengan corak yang lebih menarik dibanding
kuau betina. Berat seekor kuau jantan dapat mencapai 11,5 kg dengan panjang tubuh mendekati
2 meter (mulai dari ujung kepala sampai ujung ekor).
Meskipun sayapnya tampak kuat, jenis burung yang dapat digolongkan dalam satu suku dengan
ayam bekisar ini tidak dapat terbang jauh. Bulu ekor burung ini umumnya berjumlah 12 lembar,
sepasang di antaranya dapat tumbuh lebih panjang.
Kulit di sekitar kepala dan leher pada kuau jantan berwarna biru dan tidak ditumbuhi bulu. Pada
bagian occipital (bagian belakang kepala) kuau betina mempunyai bulu jambul yang lembut.
Paruh berwarna kuning pucat dan sekitar lubang hidung berwarna kehitaman. Iris mata berwarna
merah. Warna kakinya kemerahan dan tidak mempunyai taji.
Suaranya sangat lantang dan dapat terdengar hingga lebih dari satu mil. Kuau jantan dan betina
dapat dibedakan dari suaranya. Suara kuau jantan mempunyai interval pengulangan yang
pendek. Sedangkan kuau betina mempunyai suara pengulangan dengan interval semakin cepat
dan terakhir suaranya panjang. Kuau juga dapat bersuara untuk menandakan adanya bahaya. Ciri
suaranya pendek, tajam dan merupakan alunan yang parau

BURUNG KAURA RAJA FAUNA MASKOT SUMATRA BARAT


Burung Kuau Raja Si Raksasa Seratus Mata
Burung Kuau Raja atau Kuau Besar Si Raksasa dengan Seratus Mata. Lho?. Burung
kuau raja selain berukuran sangat besar pun memiliki bulu bermotif bundaran-bundaran
menyerupai mata berwarna cerah dan berbintik-bintik keabu-abuan, apalagi ketika bulu ekornya
dikembangkan. Karena itulah Carolus Linnaeus kemudian memberikan nama ilmiah Argusianus
argus kepada burung kuau raja. Argus sendiri merupakan sosok raksasa bermata seratus dalam
mitologi Yunani.

Burung jantan dewasa dapat mempunyai panjang hingga 2 meter (kepala sampai ekor),
sedangkan burung kuau besar betina hanya sekitar 75-an cm dengan ekor dan bulu sayap lebih
pendek. Berat badannya mampu mencapai 10 kg lebih. Selain bulatan-bulan menyerupai mata
pada bulunya, ciri khas lainnya burung ini adalah terdapatnya dua helai bulu ekor yang
panjangnya hingga 1 meter.
Burung kuau raja atau kuau besar jantan tengah menampilkan tarian untuk merayu betina
Bulu tubuh kuau raja berwarna dasar kecoklatan dengan bundaran-bundaran berwarna
cerah serta berbintik-bintik keabu-abuan. Kulit di sekitar kepala dan leher pada burung jantan
biasanya tidak ditumbuhi bulu dan berwarna kebiruan. Pada bagian belakang kepala burung
betina terdapat bulu jambul yang lembut. Paruh berwarna kuning pucat dan sekitar lobang
hidung berwarna kehitaman. Iris mata berwarna merah. Warna kaki kemerahan dan tidak
mempunyai taji
Kuau adalah unggas yang tergabung dalam marga Argusianus. Terdapat dua jenis kuau: kuau raja
(Argusianus argus) dan kuau bergaris ganda (Argusianus bipunctatus). Keduanya berasal dari
Kepulauan Nusantara. Kuau bergaris ganda tidak pernah ditemukan di alam, deskripsinya
didasarkan pada sejumlah bulu yang dikirim ke London dan dipertelakan pada tahun 1871. IUCN
memasukkannya dalam status punah. Selain untuk Argusianus, nama kuau juga diberikan pada
kuau kerdil Malaya (Polyplectron malacense). Untuk kuau yang satu ini, statusnya dalam IUCN
adalah rentan/VU.

Karakteristik burung kuau ini mudah dikenali karena memiliki tubuh yang indah dan spesifik.
Tubuh yang jantan lebih besar daripada betina. Beratnya adalah 11,5 kg dan panjangnya adalah 2
meter. Umumnya, berwarna dasar kecoklatan dan dengan bundaran bundaran kecoklatan. Kulit
disekitar kepala dan leher kuau jantan berwarna kebiruan. Bagian belakang jambul betina,
ditumbuhi jambul yang lembut. Warna kaki kuau betina kemerahan dan tidak mempunyai
taji/susuh.Suara burung kuau terdengar hingga lebih dari 1 mil.
Burung ini suka hidup di kawasan hutan, mulai dari dataran rendah sampai pada ketinggian
sekitar 1300m di atas permukaan laut. Penyebaran burung ini adalah di Sumatera dan
Kalimantan. Juga terdapat di Asia Tenggara.Mereka jarang dijumpai di hutan sekunder dan bekas
tebangan sampai ketinggian 1.300 meter dpl. Adapun Makanannya terdiri dari buah-buahan yang
jatuh, biji-bijian, siput, semut dan berbagai jenis serangga. Burung ini juga suka mencari sumber
air untuk minum sekitar jam sebelas siang.

morfologi dan perilaku kuau raja

Morfologi
Kuau Raja atau dalam nama ilmiahnya Argusianus argus adalah salah satu burung
yang terdapat di dalam suku Phasianidae. Kuau Raja mempunyai bulu berwarna
coklat kemerahan dan kulit kepala berwarna biru. Burung jantan dewasa berukuran
sangat besar, panjangnya dapat mencapai 200cm. Di atas kepalanya terdapat
jambul dan bulu tengkuk berwarna kehitaman. Burung jantan dewasa juga memiliki
bulu sayap dan ekor yang sangat panjang, dihiasi dengan bintik-bintik besar
menyerupai mata serangga atau oceli. Burung betina berukuran lebih kecil dari
burung jantan, panjangnya sekitar 75cm, dengan jambul kepala berwarna
kecoklatan. Bulu ekor dan sayap betina tidak sepanjang burung jantan, dan hanya
dihiasi dengan sedikit oceli. Populasi Kuau Raja tersebar di Asia Tenggara. Spesies
ini ditemukan di hutan tropis Sumatra, Borneo dan Semenanjung Malaysia.
Klasifikasi
Kingdom
: Animalia
Phylum : Chordata
Class : Aves
Ordo : Galliformes
Family : Phasianidae
Genus : Argusianus
Species : Argusianus Argus

Perilaku
Pada masa kawin umumnya burung burung jantan memulai dengan tingkah yang

unik, yaitu menari mundar mandir dengan ekor menjurai menyapu gelanggang,
sementara paruhnya mematuk matuk seolah menarik simpati dari si betina.
Menjelang masa bertelur Kuau besar membuat sarang di atas tanah, yang terbuat
dari rerumputan dan dedaunan. Umumnya mereka bertelur 2-3 butir, yang
dieraminya selama lebih kurang 25 hari. Burung Kuau suka mengais - ngais tanah
untuk mencari makanan, yang berupa buah - buahan, biji - bijian, semut, siput,
bahkan juga jenis serangga yang lain. Siang hari burung kuau mencari sumber air.
Hal ini sering dimanfaatkan oleh penduduk untuk menangkap dan membunuhnya.

Anda mungkin juga menyukai