Anda di halaman 1dari 4

2.

1 Energi Elektron
Atom ialah bagian terkecil materi yang masih tetap mempertahankan sifat-sifat suatu
unsur.
2.1.1

Partikel subatom

Walaupun atom merupakan (unit) terkecil yang memiliki sifat-sifat unsurnya, atom
tersusun dari bagian yang bahkan lebih kecil lagi, disebut partikel subatom. Terdapat lebih
dari seratus jenis partikel dalam suatu atom, tetapi hanya tiga jenis partikel yang cukup stabil
yaitu neutron, proton, dan elektron.
Neutron dan proton menjadi satu membentuk inti yang padat, atau nukleus atom, di
tengah-tengah atom. Elektron, yang bergerak hampir pada kecepatan cahaya, membentuk
awan di sekeliling nukleus tersebut.
Elektron dan proton bermuatan listrik. Setiap elektron memiliki satu satuan muatan
negatif, dan setiap proton memiliki satu satuan muatan positif. Neutron secara listrik bersifat
netral. Proton memberi nukleus sebuah muatan positif, dan tarik menarik antara muatanmuatan yang berlawanan akan mempertahankan agar elektron-elektron yang bergerak cepat
itu tetap berada di dekat nukleus.
Neutron dan proton memiliki massa hampir 1 dalton (masing-masing 1,009 dan
1,007). Karena massa satu elektron hanya 1/2000 massa satu neutron atau proton, kita dapat
mengabaikan massa elektron sewaktu menghitung massa keseluruhan suatu atom.
2.1.2

Nomor Atom dan Nomor Massa

Atom-atom dari unsur berbeda memiliki jumlah partikel subatom yang berbeda.
Semua atom dalam suatu unsur tertentu memiliki jumlah proton yang sama di dalam
nukleusnya. Jumlah proton ini disebut sebagai nomor atom dan ditulis sebagai subskrip di

kiri lambang unsur bersangkutan. Misalnya, singkatan 2 He berarti sebuah atom dalam
unsur helium tersebut memiliki dua proton dalam nukleusnya. Nomor atom juga
memberitahu jumlah elektron dalam suatu atom yang secara listrik netral.
Jumlah neutron dapat diketahui dari kuantitas kedua, nomor massa, yaitu jumlah
proton ditambah neutron dalam nukleus suatu atom. Nomor massa ditulis sebagai superskrip
di kiri lambing unsurnya. Misalnya, singkatan

4
2

He

untuk menulis atom helium.

Karena nomor atom menunjukkan banyaknya proton, untuk menentukan jumlah


neutron dapat dilakukan dengan mengurangkan nomor atom dari nomor massa. Atom
4
2

He

2.1.3

memiliki 2 proton, 2 elektron, dan 2 neutron.


Tingkat Energi Elektron

Elektron-elektron suatu atom memiliki jumlah energi yang beragam. Energi potensial
merupakan energi yang disimpan oleh materi karena kedudukannya atau tempatnya.
Keadaan energi potensial yang berbeda-beda untuk elektron di dalam suatu atom disebut

tingkat energi, atau kulit elektron. Kulit pertama adalah yang terdekat ke nukleus, dan
elektron dalam kulit ini memiliki energi yang paling rendah. Elektron dalam kulit kedua
memiliki lebih banyak energi, elektron dalam kulit ketiga memiliki energi yang lebih besar
lagi, demikian seterusnya.
2.1.4

Orbital Elektron

Kulit-kulit elektro suatu atom divisualkan sebagai lintasan-lintasan konsentrik berisi


elektron yang mengorbit nukleusnya, mirip dengan planet yang mengorbit matahari. Ruang
tiga dimensi tempat dimana elektron menghabiskan 90% waktunya disebut orbital.
2.2 Energi Bebas
Energi bebas adalah bagian dari energi suatu sistem yang dapat melakukan kerja ketika
suhu di seluruh sistem betul-betul seragam. Disebut energi bebas karena bisa digunakan untuk
melakukan kerja, bukan karena dapat digunakan bebas tanpa memberikan sesuatu kepada jagat
raya.
Jumlah energi bebas suatu sistem disimbolkan dengan huruf G. Terdapat dua komponen
G: total energi sistem itu (disimbolkan oleh H) dan entropinya (disimbolkan oleh S). Energi
bebas dipengaruhi oleh faktor-faktor tersebut dengan cara sebagai berikut :
G=H TS
T adalah suhu mutlak (dalam Kelvin, yang sama dengan

273). Tidak semua

energi yang tersimpan dalam suatu sistem (H) bisa dimanfaatkan untuk melakukan kerja.
Untuk menghitung kapasitas maksimum sistem itu untuk melakukan kerja yang bermanfaat
maka energi total harus dikurangi dengan ketidakteraturan sistem (faktor entropi).
Sistem yang mengandung energi yang besar adalah tidak stabil, demikian juga sistem
yang sangat teratur seperti molekul kompleks. Dengan demikian, sistem yang cenderung
berubah secara spontan menjadi lebih stabil adalah sistem yang memiliki energi tinggi, entropi
rendah, atau keduanya. Kriteria yang berlaku mengenai perubahan spontan : Pada setiap proses
spontan, energi bebas sistem itu akan berkurang.
Perubahan energi bebas ketika sistem bergerak dari suatu keadaan tertentu ke suatu
keadaan yang berbeda digambarkan oleh G :
G=G akhir Gawal
Atau, dengan cara lain :
G= HT S
Agar suatu proses dapatterjadi secara spontan, sistem itu harus membebaskan energi
(suatu penurunan H), membebaskan keteraturan (suatu peningkatan S), atau keduanya. Ketika
perubahan dalam H dan S dijumlahkan, G harus bernilai negative. Semakin bear
penurunan energi bebas ini, semakin besar jumlah kerja maksimum yang dapat dilakukan oleh
proses spontan.

2.2.1

Energi Bebas dan Kesetimbangan

Terdapat suatu hubungan penting antara energi bebas dan kesetimbangan, termasuk
kesetimbangan kimiawi. Sebaginan besar reaksi kimiawi adalah reversible dan akan berjalan
terus sampai reaksi maju dan reaksi balik terjadi dalam laju yang sama. Reaksi itu kemudian
disebut berada dalam suatu ketimbangan kimiawi, dan tidak akan ada lagi perubahan
konsentrasi produk dan reaktan. Ketika reaksi berjalan menuju kesetimbangan, energi bebas
campuran reaktan dan produk menurun. Energi bebas meningkat ketika suatu reaksi
bergerak menjauhi kesetimbangan. Untuk reaksi yang berada dalam kesetimbangan,
G=0 , karena tidak ada perubahan netto dalam sistem itu.
Suatu reaksi kimiawi atau proses fisik pada kesetimbangan tidak melakukan kerja.
Suatu proses adalah spontan dan dapat melakukan kerja ketika meluncur mendekati
kesetimbangan. Pergerakan menjauhi kesetimbangan adalah non-spontan, hal ini dapat
terjadi hanya dengan bantuan sumber energi dari luar.
Dalam hal ini, konsep energi bebas dapat diterapkan secara lebih spesifik ke dalam
kimia kehidupan.
2.2.2

Energi Bebas dan Metabolisme

Berdasarkan perubahan energi bebasnya, reaksi kimia dapat dikelompokkan sebagai


reaksi eksergonik (yang artinya mengeluarkan energi) atau reaksi endergonik (yang
artinya memasukkan energi). Suau reaksi eksergonik berlangsung dengan mengeluarkan
energi bebas. Karena campuran kimiawi kehilangan energi bebas, G adalah negatif
untuk suatu reaksi eksergonik. Dengan kata lain, reaksi-reaksi eksergonik adalah reaksi yang
terjadi secara spontan. Besarnya G untuk suatu reaksi eksergonik adalah jumlah kerja
maksimum yang dapat dilakukan oleh reaksi itu. Sebagai contoh adalah reaksi keseluruhan
dari respirasi seluler sebagai berikut :
C6 H 12 O6 +6 O2 6 CO 2+ 6 H 2 O
G=686 kkal /mol(2870 kJ /mol)
Untuk setiap mol (180 g) glukosa yang dirombak melalui respirasi, dihasilkan 686
kilokalori (atau 2870 kilojoule) energi yang bisa digunakan untuk melakukan kerja (di
bawah kondisi yang disebut para saintis sebagai kondisi standar). Karena energi harus kekal,
produk kimiawi hasil respirasi menyimpan lebih sedikit 686 kkal energi bebas dibanding
dengan reaktan. Pada intinya, hasilnya adalah sebuah proses yang menghabiskan energi
dengan menyerap sebagian besar energi bebas yang tersimpan dalam molekul gula.
Suatu reaksi endergonik merupakan reaksi yang menyerap energi bebas dari
sekelilingnya. Karena jenis reaksi ini menyimpan energi bebas dalam molekul, maka G
adalah positif. Reaksi seperi itu adalah nonspontan, dan besar

adalah jumlah energi

yang diperlukan untuk menggerakkan reaksi itu. Jika suatu proses kimiawi adalah
eksergonik (menuruni bukit) dalam satu arah, maka proses kebalikannya harus endergonik
(mendaki bukit). Suatu proses reversible tidak akan dapat menuruni bukit pada kedua arah
yang berlawanan tersebut. Jika G=686 kkal/mol untuk respirasi, agar fotosintesis
dapat menghasilkan gula dari karbon dioksida dan air, maka harus mempunyai nilai
G=+ 686 kkal/mol. Produksi gula dalam sel-sel daun suatu tumbuhan sangat
endergonik, suatu proses mendaki bukit yang digerakkan oleh penyerapan energi cahaya dari
matahari.

Anda mungkin juga menyukai