(Map Vision) Kompilasi Tutorial - Edisi Kedua PDF
(Map Vision) Kompilasi Tutorial - Edisi Kedua PDF
MAP VISION
http://citrasatelit.wordpress.com
KATA PENGANTAR
Harapan adalah tiang yang menyangga dunia (Pliny the Elder)
Tahun Baru, Harapan Baru. Di awal Tahun 2014 ini, mari kita berdoa semoga apa yang
menjadi pengharapan kita semua dapat terwujud. Harapan, mari terus kita buncahkan supaya
kita optimis dalam menggapai apa yang menjadi asa dan mimpi kita, tentunya dengan diiringi
kerja keras, usaha tiada henti, serta doa yang tak putus kita panjatkan kepada Tuhan Yang
Maha Kuasa - Allah SWT.
3
Di tahun yang baru ini juga kami menghadirkan kembali e-book berupa kompilasi dari tutorialtutorial yang pernah kami posting pada web blog kami di http://citrasatelit.wordpress.com.
Dan untuk edisi kali ini, kami memilihkan tutorial-tutorial yang terkait dengan penggunaan
software Global Mapper.
Semoga karya kecil kami ini dapat memberikan sedikit manfaat bagi kawan-kawan semua,
terutamanya bagi kawan-kawan yang sedang bergelut di dunia penginderaan jauh dan sistem
informasi geografis.
Terima kasih
Salam
MAP VISION
6
Ada sesuatu yang menarik ketika kami sedang oprak-oprek software Global Mapper (disini
kami menggunakan software Global Mapper v11.02), dimana ternyata software ini dapat
membuat warna natural data citra satelit SPOT yang terkenal agak gampang-gampang susah
untuk didapatkan warna natural-nya. Bagaimana caranya?, ikuti langkah-langkahnya berikut ini
:
1). Buka software Global Mapper (disini kami menggunakan software Global Mapper v11.02).
7
Open, kemudian klik data citra satelit SPOT (ditunjukkan oleh angka 2 pada Gambar 1)
serta klik Open (ditunjukkan oleh angka 3 pada Gambar 1). Disini saya menggunakan data
sample citra satelit SPOT yang terdapat pada software ER Mapper versi 6.4, yang terletak
pada direktori :
C | ERMapper64 | examples | Shared_Data | SPOT_XS.ers
3). Klik Open Control Center.
9
4). Pilih Blend Mode : SPOT Natural Color (SPOT to Natural)
10
11
12
13
14
15
Data original Citra Satelit Landsat 7 mempunyai 8 band, dimana ke-8 band tersebut masih
berupa file-file yang masih terpisah (belum di stacking / digabung), sehingga tampilan warna
dari masing-masing band yaitu hitam-putih (monokrom).Untuk mendapatkan tampilan warna
seperti warna natural atau false color (contohnya seperti warna hijau semu atau warna merah
semu) dari data Citra Satelit Landsat 7 tersebut, maka kita harus melakukan komposit terhadap
band-band tersebut.
Pada tutorial yang kedua ini, akan dibahas bagaimana melakukan komposit terhadap bandband dari data Citra Satelit Landsat 7 SLC ON (data Citra Satelit Landsat tanpa ada data yang
berlubang atau gap) untuk mendapatkan true color (warna sebenarnya / warna natural)
menggunakan software Global Mapper. Bagaimana caranya?, berikut langkah-langkah detail
pengerjaan-nya.
1). Kombinasi band yang digunakan untuk mendapatkan true color (warna sebenarnya /
warna natural) dari citra satelit Landsat adalah RGB 321. Oleh karena itu kita akan membuka
data citra satelit Landsat 7 band ke-1, 2, dan 3 di Global Mapper.
Hal pertama untuk membuka data citra satelit Landsat band ke-1, 2, dan 3 di Global Mapper
tersebut adalah tentu saja membuka software Global Mapper. Double click (klik dua kali) ikon
software Global Mapper di desktop komputer kita (disini kami menggunakan software Global
Mapper v11.02).
16
17
18
Akan terlihat susunan layer dari data citra satelit Landsat 7 yang telah kita buka di Open
Control Center.
19
20
21
Setelah itu akan terbuka jendela tampilan dari Raster Options.
22
Seperti yang telah dibahas sebelumnya bahwa untuk mendapatkan warna sebenarnya (true
color) dari citra satelit Landsat digunakan kombinasi RGB-321 atau menempatkan spektrum
elektromagnetik pada tempatnya. Band ke-3 pada citra satelit Landsat merekam pada
spektrum elektromagnetik cahaya tampak bagian panjang gelombang warna merah,
sehingga pada bagian pengaturan Blend Mode dipilih Keep Red. Begitu juga kenapa dipilih
pilihan Keep Green pada pengaturan Blend Mode band ke-2, hal itu dikarenakan citra satelit
Landsat band ke-2 merekam pada spektrum elektromagnetik cahaya tampak pada bagian
panjang gelombang warna hijau, dan pilihan Blend Mode Keep Blue pada band ke-1,
dengan alasan sama yaitu karena pada band ke-1 ini merekam spektrum elektromagnetik
cahaya tampak pada bagian panjang gelombang warna biru.
Jika dilakukan dengan benar, maka hasilnya citra satelit Landsat 7 akan tampil dengan warna
sebenarnya (true color).
23
pada area hutan/pepohonan, atau warna putih agak kemerahan untuk kawasan perumahan
penduduk. Warna citra satelit Landsat 7 tersebut masih gelap karena belum dilakukan proses
enhance (penajaman warna).
5). Simpan ke dalam bentuk GeoTIFF.
Setelah mendapatkan citra satelit Landsat 7 dalam warna sebenarnya, simpan hasilnya dalam
format GeoTIFF (atau kita dapat juga memilih pilihan format penyimpanan yang lain seperti
GeoJPG atau bentuk KML/KMZ, namun disini saya memilih untuk menyimpan dalam format
GeoTIFF format yang umum digunakan dalam dunia pemetaan).
Jika kita zoom in ataupun zoom out data citra satelit Landsat tersebut di Global Mapper, maka
sekilas seperti terjadi flash warna merah dan kuning pada data citra satelit Landsat tersebut,
hal ini dikarenakan Global Mapper tetap memperlihatkan setiap layer dari data citra satelit
Landsat (layer dari band ke-1, band ke-2, dan band ke-3 yang telah dilakukan pengaturan pada
Blend Mode). Hal tersebut cukup mengganggu, dan oleh karena itu kita lebih baik menyimpan
warna sebenarnya yang telah didapatkan dalam format raster kembali. Sehingga ketika
membuka kembali data citra satelit Landsat hasil penyimpanan tersebut, kita tidak akan
terganggu dengan flash warna merah dan kuning tersebut.
24
25
26
Gambar 10. Menyimpan Hasil Citra Satelit Landsat 7 Dalam Format GeoTIFF
Untuk menyimpan data citra satelit Landsat 7 true color dapat dilihat pada Gambar 10 diatas
yaitu dengan cara klik pada bagian menu bar : File | Export Raster and Elevation Data |
Export GeoTIFF (langkah 1 sampai dengan langkah 3 pada Gambar 10), kemudian pada
jendela tampilan GeoTIFF Export Options pada bagian File Type pilih tombol radio 24-bit
RGB (Full Color, May Create Large Files). Pilihan tersebut akan membuat ukuran file hasil
penyimpanan lebih besar dibandingkan jika kita memilih pilihan pada tombol radio 8-bit Palette
Image namun hasil tampilannya akan lebih baik. Klik OK jika telah selesai memilih. Setelah kita
klik OK, akan tampil jendela tampilan Save As, kemudian pilih direktori tempat penyimpanan.
Isi nama hasil penyimpanan sesuai keinginan kita, kemudian simpan dengan klik tombol Save
(langkah 6 dan langkah 7 pada Gambar 10).
27
Geomatica atau yang lebih dikenal dengan nama PCI Geomatica merupakan software pengolahan
data citra satelit yang sangat powerfull. Software ini banyak digunakan terutamanya untuk mengolah
data citra satelit resolusi tinggi seperti citra satelit dari DigitalGlobe (QuickBird, WorldView1,WorldView-2, GeoEye-1, dan Ikonos), serta data citra satelit lainnya.
Saat ini PCI Geomatics selaku perusahaan pembuat software Geomatica, telah meluncurkan versi
terbaru dari software Geomatica yaitu Geomatica 2013. Geomatica 2013 terdiri dari 3 paket yaitu
paket Core, paket Prime, dan paket Radar Suite.
Untuk informasi fitur dari masing-masing paket, pembelian, dan penyewaan (selama project) software
Geomatica, dapat menghubungi Map Vision di :
e-mail : mapvisionindonesia@gmail.com atau
HP : 0857 2016 4965
28
29
Selain data raster, ternyata data vektor dapat disajikan dalam tampilan 3D di Global Mapper.
Bagaimana membuat tampilan sebuah data vektor dari tampilan 2D menjadi 3D, ikuti caracaranya sebagai berikut :
1). Buka software Global Mapper (disini kami menggunakan Global Mapper v11.02).
2). Ketika sudah berada di jendela tampilan awal dari Global Mapper, buka data vektor yang
ingin dibuat tampilan 3D-nya dengan cara klik pada tombol Open Your Own Data Files atau
dengan cara klik pada bagian menu bar : File | Open Data File(s) atau dengan menekan
tombol Ctrl berbarengan dengan huruf O pada keyboard komputer (Ctrl + O).
30
31
32
4). Dengan area dari data vektor tersebut masih terseleksi oleh Digitizer Tool, klik kanan
kemudian pilih dan klik Edit Area Feature.
33
34
tombol OK kembali pada jendela tampilan Modify Feature Info untuk menyudahi proses
penambahan atribut pada data vektor kita.
5). Data vektor telah mempunyai nilai dalam koordinat Z setelah kita menambahkan data atribut
Elevation. Untuk melihat data vektor tersebut dalam 3D, kita klik pada bagian menu bar : View |
3D View
Gambar 8. 3D View
Setelah itu akan muncul jendela tampilan dari 3D View dengan warna latar default berwarna
hitam. Data vektor sendiri tidak terlihat karena warna dari data vektor dan warna latar dari
tampilan 3D sama-sama hitam, oleh karena itu ubah warna latar menjadi warna yang terang
(seperti warna putih misalnya). Caranya klik pada bagian toolbar : Change Display Properties
kemudian akan muncul jendela tampilan 3D View Properties kemudian pilih Background
Color > pilih warna putih.
35
36
Emphasize height (atau pilihan Vertical exaggeration pada bagian pengaturan toolbar
Change display properties) tidak dapat digunakan (kami juga masih kurang mengerti),
sedangkan pilihan toolbar Decrease water level dan Increase water level akan bisa
digunakan jika sebelumnya kita mengaktifkan toolbar Water level on/off.
6). Sebagai contoh yang lain, kita buat data vektor dengan bentuk seperti cincin/lingkaran (ring)
langsung di Global Mapper, dan kita akan membuatnya supaya dapat dilihat dalam tampilan 3D
juga.
Langkah pertama klik pada bagian toolbar Digitizer Tool, kemudian pada area kerja Global
Mapper klik kanan dan pilih Create Range Ring(s)
37
38
Hasilnya dapat dilihat pada Gambar 21 dibawah ini :
39
Perhatikan pada Gambar 22, pada data vektor ini kita dapat memberi nilai pada opsi Vertical
exaggeration (area yang dilingkari warna merah - dapat diakses dengan cara klik toolbar
Change display properties pada jendela tampilan 3D View Properties), dimana sebagai
contoh saya masukkan nilai 10 dan hasilnya dapat dilihat pada Gambar 22 diatas.
Selain itu kita bisa melihat tampilan 3D data vektor tersebut dalam ketinggian tertentu dari
batas bawah area (ground). Caranya isi nilai pada bagian Walk Mode Height (lihat area yang
dilingkari warna hijau pada Gambar 23), dimana sebagai contoh saya mengisikan nilai 40
meter diatas Ground, dan hasilnya dapat dilihat pada Gambar 23 dibawah ini.
40
41
42
Pada tutorial yang telah diposting pada web blog http://citrasatelit.wordpresss.com, kami
pernah membahas mengenai cara melakukan plot data ASCII secara manual di Global
Mapper, dimana postingan dari tutorial tersebut dapat dilihat pada link berikut ini :
Dan kali ini akan kami bahas mengenai cara melakukan plot data ASCII secara langsung
(otomatis) di software Global Mapper. Sebagai contoh pada tutorial kali ini, data yang akan di
plot merupakan data titik-titik koordinat (dalam bentuk Derajat-Menit-Detik) yang mempunyai
sistem proyeksi Geodetik (Geografik) dengan datum WGS 84 dan berada pada belahan bumi
bagian selatan.
Data titik-titik koordinat yang dapat di plot di Global Mapper sebaiknya sudah dalam format
derajat desimal (jika sistem proyeksinya Geodetik), sehingga jika data titik-titik koordinat yang
kita punyai masih berbentuk Derajat-Menit-Detik, maka kita harus mengubahnya terlebih
dahulu ke dalam bentuk Derajat Desimal. Untuk mengubahnya disini kami akan menggunakan
formula sederhana pada software Microsoft Excel 2007, dimana langkah-langkah
pengubahannya dapat dilakukan sebagai berikut :
1). Buka data titik-titik koordinat yang sudah berada di Excel 2007 dan masih dalam format
Derajat-Menit-Detik, atau jika datanya masih belum berada di Excel 2007, kita input saja datanya secara manual di Excel 2007 (ketik data titik-titik koordinatnya di Excel 2007).
43
formula pada kolom I3 dan J3 (tempat kolom data titik-titik koordinat dalam format Derajat
Desimal berada). Dengan formulanya adalah sebagai berikut :
=(B3)+(C3/60)+(D3/360) Untuk pengubahan titik-titik koordinat bagian Latitude (di
kolom I3)
44
Hasilnya dapat dilihat pada Gambar 4 dibawah ini :
45
CSV (Comma-separated Values) merupakan sebuah file yang menyimpan tabel data yang
disajikan dalam bentuk teks biasa, dimana nilai yang ada pada setiap tabel dipisahkan oleh
sebuah koma.
Karena hanya nilai titik-titik koordinat dalam format Derajat-Desimal saja yang akan kita simpan
dalam bentuk file CSV, maka kita copy nilai titik-titik koordinat tersebut kemudian paste pada
sheet baru (sheet 2) pada software Excel 2007.
46
47
Dengan memilih tombol radio Values, maka kita hanya melakukan paste nilai yang berada
pada kolom I3 sampai dengan I7 serta kolom J3 sampai dengan J7 dan tidak mengikutsertakan
formula yang berada pada kolom tersebut.
3). Karena nilai titik-titik koordinat tersebut berada pada belahan bumi bagian selatan, maka
saya memberikan nilai minus (-) pada masing-masing nilai titik-titik koordinat bagian Latitude
(kolom A1 sampai dengan A5).
Gambar 8. Nilai Titik-Titik Koordinat Pada Bagian Latitude Sudah Diberi Tanda Minus (-)
Jika nilai titik-titik koordinat pada bagian yang akan diberi tanda minus (-) sangat banyak, kita
dapat memberi tanda minus (-) secara cepat pada semua nilai titik-titik koordinat tersebut
dengan cara yang dapat dilihat pada Gambar 9 dibawah ini :
48
Perhatikan Gambar 9 diatas, pertama, seleksi semua nilai titik-titik koordinat yang akan diberi
tanda minus (ditunjukkan oleh nomor 1 pada Gambar 9), kemudian dengan keadaan nilai
titik-titik koordinat tersebut masih terseleksi, klik kanan dan kemudian klik Format
Cells...(ditunjukkan oleh nomor 2 pada Gambar 9). Setelah itu klik tab Number pada jendela
tampilan Format Cells (ditunjukkan oleh nomor 3 pada Gambar 9). Pada tab Number
tersebut kita klik pilihan Custom (ditunjukkan oleh nomor 4 pada Gambar 9), dimana pada
bagian pengaturan Type, kita pilih General dan tambahkan tanda minus (-) di depan tulisan
General tersebut (ditunjukkan oleh nomor 5 pada Gambar 9). Klik tombol OK (ditunjukkan
oleh nomor 6 pada Gambar 9) untuk menyudahinya. Hasilnya dapat dilihat bahwa semua nilai
titik-titik koordinat yang diseleksi akan mempunyai tanda minus (-) di depannya.
Setelah itu tinggal kita simpan hasilnya dalam bentuk file CSV, dimana pada bagian Save as
type kita pilih CSV (Comma delimited).
49
Jika data yang telah kita simpan dalam bentuk CSV tersebut kita buka di Notepad, hasilnya
akan terlihat seperti ini :
50
51
Perhatikan Gambar 13 diatas, pada bagian Import Type kita pilih tombol radio Point Only (All
Features are Points), yang ditunjukkan oleh area yang dilingkari warna merah pada Gambar
13. Kita memilih opsi tersebut karena koordinat yang akan di import berupa point (titik).
Kemudian beralih ke Coordinate Column Order/Format, kita pilih tombol radio Y / Northing /
Latitude Coordinate First (ditunjukkan oleh area yang dilingkari warna biru pada Gambar
13), dikarenakan data titik-titik koordinat yang saya punyai diawali dengan nilai titik koordinat
bagian Latitude, jika data titik-titik koordinat kita diawali dengan nilai di bagian Longitude kita
tingal pilih X / Easting / Longitude Coordinate First.
Beralih ke bagian Coordinate Delimeter, pilih tombol radio Comma (ditunjukkan oleh area
yang dilingkari warna hijau pada Gambar 13). Hal ini sesuai dengan bentuk file yang akan di
import berupa file CSV, dimana nantinya tanda koma pada file CSV berfungsi sebagai
pembatas antara nilai titik koordinat bagian Latitude dengan nilai koordinat bagian Longitude.
Klik tomol OK (ditunjukkan oleh area yang dilingkari warna orange pada Gambar 13) untuk
menyudahi proses pengaturan file CSV yang akan di import ke Global Mapper.
Setelah itu Global Mapper akan meminta sistem proyeksi dan datum dari titik-titik koordinat
yang kita import ini. Isikan saja sesuai dengan sistem proyeksi dan datum dari titik-titik
koordinat tersebut.
52
dengan
datum
WGS
84,
maka
kami
memilih
Geographic
(Latitude/Longitude) pada bagian Projection (ditunjukkan oleh area yang dilingkari warna
merah pada Gambar 14), kemudian pada bagian Datum kami pilih WGS84 (ditunjukkan oleh
area yang dilingkari warna hijau pada Gambar 14). Klik tombol OK (ditunjukkan oleh area
yang dilingkari warna orange pada Gambar 14) untuk menyudahinya.
53
Hasilnya akan terlihat seperti ini di Global Mapper :
54
Sekian tutorial ke-empat yang juga merupakan tutorial terakhir pada e-book edisi kedua ini.
Semoga bermanfaat bagi kawan-kawan semua, dan jangan lupa bagi kawan-kawan semua
untuk terus stay tune di web blog kami di http://citrasatelit.wordpress.com untuk
mendapatkan tutorial dan artikel menarik lainnya seputar penginderaan jauh dan sistem
informasi geografis, serta informasi kegiatan usaha kami di bidang pemetaan.
55