GEOLOGI STRUKTUR
Deformasi Batuan & Tektonik Lempeng
Nama
: Syafril Maidi
NIM
: 1202056
Prodi
DEFORMASI BATUAN
Tahapan Deformasi
Ketika suatu batuan dikenakan tekanan dengan besar tertentu, maka
batuan itu akan mengalami tiga tahap deformasi, yaitu :
1.
Elastic deformation
Adalah deformasi sementara tidak permanen atau dapat kembali kebentuk
awal (reversible). Begitu stress hilang, batuan kembali kebentuk dan volume
semula. Seperti karet yang ditarik akan melar tetapi jika dilepas akan kembali
ke panjang semula. Elastisitas ini ada batasnya yang disebut elastic limit,
yang apabila dilampaui batuan tidak akan kembali pada kondisi awal. Di alam
tidak pernah dijumpai batuan yang pernah mengalami deformasi elastis ini,
karena tidak meninggalkan jejak atau bekas, karena kembali ke keadaan
semula, baik bentuk maupun volumenya. Sir Robert Hooke (1635-1703)
adalah orang pertama yang memperlihatkan hubungan antara stress dan
strain yang sesuai dengan batuan Hukum Hooke mengatakan sebelum
Ductile deformation
Merupakan deformasi dimana elastic limit dilampaui dan perubahan bentuk
dan volume batuan tidak kembali. Untuk mempermudah membayangkannya
lihat diagram strain-stress Gambar yang didapat dari percobaan menekan
contoh batuan silindris. Mula-mula kurva stess-strain naik tajam sepanjang
daerah
elastis
sesampai
pada
elastic
limit
(Z),
kurvanya
mendatar.
Fracture
Tejadi apabila batas atau limit elastik dan ducktile deformasi dilampaui.
Perhatikan Gambar yang semula stress dihentikan pada X!, disini dilanjutkan
menaikkan stress. Kurva stress-strain berlanjut sampai titik F dan batuan
pecah melalui rekahan. Deformasi rekah (fracture deformation) dan lentur
(ductile deformation) adalah sama, menghasilkan regangan (strain) yang
tidak kembali ke kondisi semula.
Pengontrol Deformasi
Percobaan-percobaan di laboratorium menunjukkan bahwa deformasi
batuan, selain tergantung pada besarnya gaya yang bekerja, juga kepada
sifat fisika dan kompisis batuan serta lingkungan tektonik dan waktu.
Faktor-faktor yang mengontrol terjadinya deformasi adalah :
1. Suhu
Makin tinggi suhu suatu benda padat semakin ductile sifatnya dan
keregasannya
makin
berkurang.
Misalnya
pipa
kaca
tidak
dapat
dibengkokan pada suhu udara normal, bila dipaksa akan patah, karena
regas (brittle). Setelah dipanaskan akan mudah dibengkokan. Demikian
pula halnya dengan batuan. Di permukaan, sifatnya padat dan regas,
tetapi jauh di bawah permukaan dimana suhunya tinggi, bersifat ductile.
waktu
dalam
deformasi
dipengaruhi
oleh
batuan
sangat
penting.
terjadi
beberapa
mineral
(seperti
kuarsa,
garnet
dan
olivin)
sangat brittle, sedangkan yang lainnya (seperti mika, lempung, kalsit dan
gypsum) bersifatductile. Kedua, kandungan air dalam batuan akan
mengurangi keregasannya dan memperbesar keduktilannya. Pengaruh
air, memperlemah ikatan kimia mineral-mineral dan melapisi butiranbutiran mineral yang memperlemah friksi antar butir. Jadi batuan yang
basah cenderung lebihductile daripada batuan kering. Batuan yang
cenderung
marmer,
serpih,
filit
dan
adalah
sekis.
batu
gamping,
Sedangkan
yang
TEKTONIK LEMPENG
Tektonik lempeng adalah suatu teori yang menerangkan proses
dinamika (pergerakan) bumi tentang pembentukan jalur pegunungan,
jalur gunung api, jalur gempa bumi, dan cekungan endapan di muka bumi
yang diakibatkan oleh pergerakan lempeng. Menurut teori ini, permukaan
bumi terpecah menjadi beberapa lempeng besar. Ukuran dan posisi dari
tiap-tiap lempeng ini selalu berubah-ubah. Pertemuan antara lempenglempeng ini, merupakan tempat-tempat yang memiliki kondisi tektonik
yang aktif, yang menyebabkan yaitu gempa bumi, gunung berapi, dan
pembentukan dataran tinggi.
Prinsip umum dari lempeng tektonik ini adalah adanya lempeng litosfer
padat dan kaku yang terapung di atas selubung bagian atas yang bersifat
plastis. Selubung bagian atas bumi merupakan massa yang mendekati
titik lebur atau bisa dikatakan hampir mendekati cair sehingga wajarlah
kalau lempeng litosfer yang padat dapat bergerak di atasnya. Kerak bumi
(litosfer) dapat diterangkan ibarat suatu rakit yang sangat kuat dan relatif
dingin yang mengapung di atas mantel astenosfer yang liat dan sangat
panas. Ada dua jenis kerak bumi yakni kerak samudera yang tersusun
oleh batuan bersifat basa dan sangat basa, yang dijumpai di samudera
sangat dalam, dan kerak benua tersusun oleh batuan asam dan lebih
tebal dari kerak samudera. Kerak bumi menutupi seluruh permukaan
bumi, namun akibat adanya aliran panas yang mengalir di dalam
astenofer menyebabkan kerak bumi ini pecah menjadi beberapa bagian
yang lebih kecil yang disebut lempeng kerak bumi. Dengan demikian
lempeng dapat terdiri dari kerak benua, kerak samudera atau keduanya.
Lempeng litosfer yang kita kenal sekarang ini ada 6 lempeng besar,
yaitu lempeng Eurasia, Amerika utara, Amerika selatan, Afrika, Pasifik, dan
Hindia Australia. Lempeng-lempeng tersebut bergerak di atas lapisan
astenosfir (kedalaman 500 km di dalam selubung dan bersifat kampir
melebur atau hampir berbentuk cair). Karena hal tersebut, maka terjadi
interaksi
antar
lempeng
pada
batas-batas
lempeng
yang
saling
menjauh
dapat
berbentuk :
Divergen
lempeng-lempeng
bergerak
dan
magmatik
dan
gunungapi
serta
berbagai
cekungan
1.
2.
3.
pegunungan
bersatunya India ke
baru.
benua
Peristiwa
Asia
yang
ini
terjadi
menghasilkan
pada
saat
pegunungan
Himalaya.
Penyebab Lempeng Bergerak
Pendapat yang banyak diterima mengenai penyebab kempeng bergerak
saat ini adalah karena adanya arus konveksi di dalam selubung atau
mantel. Sebagai energi dalam hal ini adalah panas bumi. Panas bumi
menyebar ke luar pusat bumi sepanjang waktu. Konveksi di dalam bumi
peristiwa
meletusnya gunung
geologis,
berapi,
seperti
gempa
juga tentang
bumi,
tsunami,
dan
bagaimana terbentuknya
Batas Divergen
Terjadi pada dua lempeng tektonik yang bergerak saling memberai (break
apart). Ketika sebuah lempeng tektonik pecah, lapisan litosfer menipis
dan terbelah, membentuk batas divergen. Pada lempeng samudra, proses
ini menyebabkan pemekaran dasar laut (seafloor spreading). Sedangkan
pada lempeng benua, proses ini menyebabkan terbentuknya lembah
retakan (rift valley) akibat adanya celah antara kedua lempeng yang
saling menjauh tersebut.
Pematang Tengah-Atlantik (Mid-Atlantic Ridge) adalah salah satu contoh
divergensi yang paling terkenal, membujur dari utara ke selatan di
sepanjang Samudra Atlantik, membatasi Benua Eropa dan Afrika dengan
Benua Amerika.
2.
Batas Konvergen
Terjadi apabila dua lempeng tektonik tertelan (consumed) ke arah kerak
bumi, yang mengakibatkan keduanya bergerak saling menumpu satu
sama lain (one slip beneath another). Wilayah dimana suatu lempeng
samudra terdorong ke bawah lempeng benua atau lempeng samudra lain
disebut dengan zona tunjaman (subduction zones). Di zona tunjaman
inilah sering terjadi gempa. Pematang gunung-api (volcanic ridges) dan
parit samudra (oceanic trenches) juga terbentuk di wilayah ini.
3.
Batas Transform
Terjadi bila dua lempeng tektonik bergerak saling menggelangsar (slide
each other), yaitu bergerak sejajar namun berlawanan arah. Keduanya
tidak saling memberai maupun saling menumpu. Batas transform ini juga
dikenal sebagai sesar ubahan-bentuk (transform fault).