Anda di halaman 1dari 149

PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI

PEMUKIMAN

BUKU PUTIH SANITASI

KABUPATEN TOBA SAMOSIR

Disusun Oleh :
Pokja Sanitasi
Kabupaten Toba Samosir

PEMERINTAH KABUPATEN TOBA SAMOSIR


tahun anggaran 2010

KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat dan rahmatNya Buku Putih Sanitasi Kabupaten Toba Samosir Tahun 2010
dapat kami susun sesuai dengan jadwal dan ketentuan yang telah direncanakan
dan

ditetapkan

untuk

pelaksanaan

Program

Nasional

Percepatan

Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) tahun 2010 di tingkat kabupaten/


kota di seluruh Indonesia.
Buku Putih Santasi Kabupaten Toba Samosir Tahun 2010 ini secara
umum memuat gambaran, uraian data sekunder (bersumber dari laporan/
dokumen SKPD terkait Sanitasi di lingkungan Pemerintah Kabupaten Toba
Samosir) dan data primer tentang sub sektor air limbah, persampahan,
drainase, air bersih dan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di Kabupaten
Toba Samosir yang mana dalam proses penyempurnaannya disusun dengan
mengakomodir koreksi dan sumbang saran dari Ir.Arman Siahaan (selaku Team
Leader Konsultan Managemen Wilayah I Sumatera) beserta seluruh tenaga
ahlinya, Ruby RC Tarigan selaku City Facilitator (CF) PPSP untuk Kabupaten
Toba Samosir tahun 2010, Muhammad Yagi selaku Province Facilitator (PF)
PPSP untuk Propinsi Sumatera Utara tahun 2010 dan sumbang saran dari para
pemangku kepentingan (stakeholders) pembangunan yang telah berkenan hadir
pada pelaksanaan Lokakarya (Konsultasi Publik) Buku Putih Sanitasi Kabupaten
Toba Samosir pada tanggal 10 Nopember 2010 untuk penyempurnaan
isi/muatan Buku Putih Sanitasi ini. Data Primer yang termuat dalam buku putih
sanitasi ini dilaksanakan dengan menginventarisir dan menganalisa data
lapangan melalui Survei Penilaian Resiko Kesehatan Lingkungan/Survey
Environmental Health Risk Assessment (EHRA) menggunakan alat bantu
Quetioner dengan responden Rumah Tangga yang terdapat di 13 Kelurahan
tersebar di 6 Kecamatan (Kecamatan Balige, Laguboti, Sigumpar, Porsea,
Ajibata dan Habinsaran) dari 16 Kecamatan yang terdapat di Kabupaten Toba
Samosir.
Pada kesempatan ini kami mengucapkan banyak terima kasih kepada
Kelompok Kerja Sanitasi Kabupaten Toba Samosir Tahun 2010 yang dibentuk
melalui Keputusan Bupati Toba Samosir Nomor 98 Tahun 2010 dengan Saudara
Ir. Jonner Hutagaol, MM selaku Kepala Badan Perencanaan Pembangunan

Daerah Kabupaten Toba Samosir berkedudukan sebagai Ketua Tim Teknis


Kelompok Kerja Sanitasi Kabupaten Toba Samosir, yang telah bersusah payah
menyusun dan menyelesaikan Buku Putih Sanitasi ini serta kepada seluruh
aparatur Pemerintah Kabupaten Toba Samosir yang telah mendukung dan
membantu penyelesaian Buku Putih Sanitasi ini.
Kami menyadari bahwa Buku Putih Sanitasi Kabupaten Toba Samosir
ini masih belum sempurna. Namun demikian, Buku Putih Sanitasi ini diharapkan
menjadi pedoman bagi seluruh pemangku kepentingan dalam merencanakan
dan melaksanakan pembangunan sektor sanitasi di Kabupaten Toba Samosir.
Atas segala kebaikan yang telah diberikan oleh semua pihak dalam
penyempurnaan Buku Putih Sanitasi Kabupaten Toba Samosir ini, kami ucapkan
terima kasih dengan harapan semoga Buku Putih Sanitasi ini bermanfaat bagi
perencanaan dan pelaksanaan pembangunan dan pengembangan sanitasi di
Kabupaten Toba Samosir demi terwujudnya Kabupaten Toba Samosir yang
memiliki rasa kasih, peduli dan bermartabat.

Balige,

2010

BUPATI TOBA SAMOSIR

PANDAPOTAN KASMIN SIMANJUNTAK

DAFTAR ISI
Halaman
Kata Pengantar
Daftar Isi .............................................................................

Daftar Tabel.........................................................................

iii

Daftar Singkatan ....................................................................

vi

BAB I PENDAHULUAN ...............................................................

I-1

I.1. Latar Belakang .................................................................

I-1

I.2. Pengertian Dasar ..............................................................

I-2

I.3. Maksud dan Tujuan............................................................

I-3

I.4. Pendekatan dan Metodologi .................................................

I-4

I.5. Posisi Buku Putih ..............................................................

I-5

I.6. Sumber Data ...................................................................

I-5

I.7. Dasar Penyusunan .............................................................

I-5

I.8. Sistematika Penyusunan ......................................................

I-5

BAB II GAMBARAN UMUM KABUPATEN TOBA SAMOSIR .........................

II-1

II.1. Geografis, Topografis dan Geohidrologi ...................................

II-1

II.2. Administratif ..................................................................

II-4

II.3. Kependudukan ................................................................

II-5

II.4. Pendidikan .....................................................................

II-13

II.5. Kesehatan......................................................................

II-17

II.6. Kondisi Kepemilikan Lahan dan Sosial Budaya Masyarakat .............

II-24

II.7. Perekonomian .................................................................

II-28

II.8. Visi dan Misi Kabupaten Toba Samosir .....................................

II-30

II.9. Institusi dan Organisasi ......................................................

II-31

II.10. Keuangan Daerah ............................................................

II-36

II.11. Tata Ruang Wilayah .........................................................

II-47

BAB III PROFIL SANITASI KABUPATEN TOBA SAMOSIR ..........................

III-1

III.1. Kondisi Umum Sanitasi Kabupaten Toba Samosir Berskala Kota ......

III-1

III.2. Pengolahan Limbah Cair ....................................................

III-19

III.3. Pengelolaan Persampahan (Limbah Padat)...............................

III-23

III.4. Pengelolaan Drainase .......................................................

III-27

III.5. Penyediaan Air Bersih .......................................................

III-32

III.6. Komponen Sanitasi Lainnya ................................................

III-36

III.7. Pembiayaan Sanitasi Kabupaten ...........................................

III-37
i

BAB IV RENCANA PROGRAM PENGEMBANGAN SANITASI YANG SEDANG


BERJALAN ............................................................................

IV-1

IV.1. Visi dan Misi Sanitasi Kabupaten ...........................................

IV-1

IV.2. Strategi Penanganan Sanitasi Kabupaten Berskala Kota ...............

IV-2

IV.3. Rencana Peningkatan Pengelolaan Limbah Cair .........................

IV-4

IV.4. Rencana Peningkatan Pengelolaan Sampah (Limbah Padat) ...........

IV-5

IV.5. Rencana Peningkatan Pengelolaan Saluran Drainase Lingkungan .....

IV-6

IV.6. Rencana Pembangunan Penyediaan Air Minum/Air Bersih .............

IV-7

IV.7. Rencana Peningkatan Kampanye PHBS ...................................

IV-8

BAB V INDIKASI PERMASALAHAN DAN OPSI PENGEMBANGAN .................

V-1

V.1. Area Beresiko Tinggi dan Permasalahan Utama ..........................

V-1

V.2. Kajian Dan Opsi Partisipasi Masyarakat Dan Jender Di Area


Beresiko..............................................................................

V-15

V.3. Komunikasi Untuk Peningkatan Kepedulian Sanitasi ....................

V-30

V.4. Keterlibatan Sektor Swasta Dalam Bidang Sanitasi ......................

V-31

BAB VI PENUTUP ....................................................................

VI-1

ii

DAFTAR TABEL
Halaman
1.

Tabel II.1. Luas Wilayah Berdasarkan Kecamatan Tahun 2009 ...........

II-5

2.

Tabel II.2. Kepadatan Penduduk Kabupaten Toba Samosir ...............

II-6

3.

Tabel II.3. Jumlah Rumah Tangga, Penduduk dan Kepadatan


Penduduk Menurut Kecamatan ................................................

II-7

4.

Tabel II.4. Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan dan Jenis Kelamin ..

II-7

5.

Tabel II.5. Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur Kabupaten


Toba Samosir ....................................................................

6.

Tabel II.6. Jumlah Penduduk Pencari Kerja Menurut Pendidikan Kab.


Toba Samosir ....................................................................

7.

II-9

Tabel II.7. Jumlah Penduduk Kabupaten Toba Samosir Menurut


Kecamatan Berdasarkan Hasil Sensus Penduduk Tahun 2010 .............

8.

II-8

II-9

Tabel II.8. Status Indeks Pembangunan Manusia dan Komponen IPM


Kabupaten Toba Samosir dan Sumatera Utara Tahun 2008 ............... II-11

9.

Tabel II.9. Jumlah Keluarga Pra Sejahtera/KS I Dirinci Menurut


Kelompok/Jumlah Anggota Penerima Takesra dan Kecamatan Tahun
2008 ............................................................................... II-13

10. Tabel II.10. Jumlah Sekolah, Guru dan Murid Menurut Tingkat
Pendidikan Periode 2007/2008 2008/2009 ................................ II-14
11. Tabel II.11. Kondisi SD, SMP, SMA dan SMK, jumlah murid
pertingkatan, jumlah guru, rata-rata rasio murid dengan guru dan
rata-rata rasio guru dengan sekolah pertingkatan ......................... II-15
12. Tabel II.12. Data Gedung Sekolah Menurut Tingkat Sekolah .............. II-15
13. Tabel II.13. Jumlah Sekolah Menurut Tingkat Pendidikan dan
Kecamatan Periode Tahun 2008 2009 ....................................... II-16
14. Tabel II.14. Jumlah Persentase Penduduk 10 Tahun Ke Atas Yang
Buta Huruf Menurut Golongan Umur dan Jenis Kelamin Tahun 2008 .... II-17
15. Tabel II.15. Angka Kematian Bayi dan Balita di Kabupaten Toba
Samosir periode Tahun 20042009 ............................................ II-19
16. Tabel II.16. Angka Kesakitan Kabupaten Toba Samosir periode 20052009 ............................................................................... II-20
17. Tabel II.17. Status Gizi Balita di Kabupaten Toba Samosir periode
2005-2009 ........................................................................ II-21
iii

18. Tabel II.18. Penyakit Terbanyak di Kabupaten Toba Samosir periode


20052009 ........................................................................ II-22
19. Tabel II.19. Perkembangan Sarana dan Prasarana Kesehatan
Kabupaten Toba Samosir ....................................................... II-23
20. Tabel II.20. Jumlah Fasilitas Kesehatan Menurut Status Kepemilikan ... II-23
21. Tabel II.21. Tenaga Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Toba
Samosir Menurut Kecamatan Tahun 2008.................................... II-24
22. Tabel II.22. Penggunaan Lahan Di Kabupaten Toba Samosir .............. II-26
23. Tabel II.23. Jumlah Rumah Ibadah Menurut Kecamatan Dan Jenis
Rumah Ibadah Tahun 2008 ..................................................... II-27
24. Tabel II.24. Struktur Perekonomian Kabupaten Toba Samosir Tahun
2005-2009 Atas Dasar Harga Berlaku (Juta/Rupiah) ....................... II-29
25. Tabel II.25. Kondisi Ekonomi Menurut Lapangan Usaha PDRB Atas
Dasar Harga Konstan 2000 ..................................................... II-29
26. Tabel II.26. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Toba
Samosir ........................................................................... II-30
27. Tabel II.27. Alokasi Anggaran Penataan Sanitasi Dari Belanja APBD
Kabupaten Toba Samosir ....................................................... II-37
28. Tabel II.28. Perkembangan Pendapatan dan Belanja Daerah
Kabupaten Toba Samosir ....................................................... II-39
29. Tabel III.1. Kondisi Fasilitas Sarana Prasarana Air Minum di
Kabupaten Toba Samosir ....................................................... III-4
30. Tabel III.2. Pencapaian Pembangunan Sarana Air Bersih Kabupaten
Toba Samosir .................................................................... III-4
31. Tabel III.3. Kondisi Capaian Pembangunan MCK Kabupaten Toba
Samosir ........................................................................... III-6
32. Tabel III.4. Fasilitas Konstruksi Buang Air Besar (BAB) di Kabupaten
Toba Samosir .................................................................... III-7
33. Tabel III.5. Fasilitas Tempat Pembuangan Akhir Tinja di Kabupaten
Toba Samosir .................................................................... III-7
34. Tabel III.6. Timbulan & Jumlah Sampah yang terangkut per hari ........ III-9
35. Tabel III.7. Sarana Persampahan di Kabupaten Toba Samosir ............ III-10
36. Tabel III.8. Jumlah Anggaran Pengelolaan Kebersihan/Sampah .......... III-10
37. Tabel III.9. Kelengkapan Sarana dan Prasarana TPA Pintu Bosi
Kecamatan Laguboti ............................................................ III-13
iv

38. Tabel III.10. Pencapaian Pembangunan Drainase Kabupaten Toba


Samosir ........................................................................... III-15
39. Tabel III.11. Kondisi Capaian Pembangunan Drainase Kabupaten
Toba Samosir .................................................................... III-15
40. Tabel III.12. Drainase Primer dan Sekunder Kabupaten Toba Samosir
Tahun 2007-2009 ................................................................ III-16
41. Tabel III.13. Pencapaian Pembangunan Drainase Kabupaten Toba
Samosir ........................................................................... III-28
42. Tabel III.14. Kondisi Capaian Pembangunan Drainase Kabupaten
Toba Samosir .................................................................... III-28
43. Tabel III.15. Rekapitulasi Alokasi Dana PNPM Mandiri Perdesaan ........ III-30
44. Tabel III.16. Alokasi Dana Menurut Kegiatan PNPM Mandiri Perdesaan . III-31
45. Tabel IV.1. Visi dan Misi Sanitasi Kabupaten Toba Samosir ............... IV-1
46. Tabel V.1. Data Jumlah Rumah Tangga (RT) di Enam Kecamatan
Yang Disurvei ....................................................................

V-2

47. Tabel V.2. Jumlah Sampel Rumah Tangga (RT) Di Enam Kecamatan
Yang Disurvei ....................................................................

V-3

48. Tabel V.3. Jumlah Sampel RT Tiap Kelurahan & Penentuan Interval ...

V-3

49. Tabel V.4. Paramater Penentuan Area Beresiko Dari Hasil Data
Survey EHRA .....................................................................

V-7

50. Tabel V.5. Daerah Beresiko Berdasarkan Analisa Data EHRA .............

V-9

51. Tabel V.6. Daerah Beresiko Berdasarkan Persepsi SKPD .................. V-11
52. Tabel V.7. Daerah Beresiko Berdasarkan Data EHRA dan Persepsi
SKPD .............................................................................. V-13

DAFTAR SINGKATAN
APBD

: Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

Bappenas

: Badan Perencanaan Pembangunan Nasional

Bappeda

: Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

BPD

: Bank Pembangunan Daerah

BPN

: Badan Pertanahan Nasional

BPS

: Badan Pusat Statistik

BLHP

: Badan Lingkungan Hidup dan Pertambangan

CF

: City Facilitator

DPU

: Dinas Pekerjaan Umum

CSD

: Combine Sewerage Drain

CSS

: City Sanitation Strategy

DAU

: Dana Alokasi Umum

DAK

: Dana Alokasi Umum

DPA

: Dokumen Pelaksanaan Anggaran

DBD

: Demam Berdarah Dengue

Depkes

: Departemen Kesehatan

Diknas

: Dinas Pendidikan Nasional

Dinkes

: Dinas Kesehatan

DPKP

: Dinas Pasar Kebersihan Pertamanan

DPPKKD

: Dinas Pendapatan,Pengelola Keuangan dan Kekayaan Daerah

Ecoli

: Escherichia Coli

EHRA

: Environmental Health Risk Assessment

FCR

: Full Cost Recovery

Infokom

: Dinas Informasi dan Komunikasi

IPA

: Instalasi Pengolahan Air

IPAL

: Istalasi Pengolahan Air Limbah

IPLTL

: Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja dan Lindi

ISPA

: Infeksi Saluran Pernafasan Akut

ISSDP

: Indonesia Sanitation Sector Development Program

IMB

: Izin Mendirikan Bangunan

Kel.

: Kelurahan

Kec.

: Kecamatan

vi

KepMenKes

: Keputusan Menteri Kesehatan

Kesmas

: Kesehatan Masyarakat

Tarukim

: Dinas Tata Ruang dan Permukiman

KK

: Kepala Keluarga

KMNLH

: Kementerian Lingkungan Hidup

LSM

: Lembaga Swadaya Masyarakat

MCK

: Mandi Cuci Kakus

MDGs

: Millenium Development Goals

MPA

: Methodology for Participatory Assessment

MPA

: Methodology for Participatory Approach

MTP

: Mini Treatment Plan

Musrenbang

: Musyawarah Perencanaan Pembangunan

PAD

: Pendapatan Asli Daerah

Pamsimas

: Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Masyarakat

PDAM

: Perusahaan Daerah Air Minum

PD. PAL

: Perusahaan Daerah Pengelola Air Limbah

Pemkab

: Pemerintah Kabupaten

Pemprov

: Pemerintah Provinsi

Perda

: Peraturan Daerah

Pemda

: Pemerintah Daerah

PHBS

: Pola Hidup Bersih dan Sehat

PLN

: Perusahaan Listrik Negara

RPJMD

: Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah

SAB

: Sarana Air Bersih

Tobasa

: Toba Samosir

TPA

: Tempat Pembuangan Akhir

TPSS

: Tempat Pembuangan Sampah Sementara

LISA

: Lihat Sampah Ambil

TPST

: Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu

vii

PPSP

Percepatan
Pembangunan
Sanitasi
Permukiman

BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Pada bulan September tahun 2009 Kabupaten Toba Samosir sebagai
salah satu kabupaten di Propinsi Sumatera Utara yang terbentuk sebagai hasil
pemekaran dari Kabupaten Tapanuli Utara melalui Undangundang Nomor 12
Tahun 1998 menjadi salah satu dari 41 (empat puluh satu) kabupaten/kota yang
menyatakan minat untuk ikut serta dalam pemberhasilan Program Nasional
Percepatan Pembangunan Sanitasi

Permukiman (PPSP) Tahun 2010 sebagai

tindak lanjut dari Lokakarya Nasional Penjaringan Minat PPSP pada bulan
September 2009 di Jakarta.
Propinsi, kabupaten/kota yang ikut serta dalam penjaringan minat
tersebut merupakan propinsi, kabupaten/kota yang tanggap dan bertekad
untuk secara serius menangani penataan perencanaan pembangunan sanitasi di
daerah secara komprehensif dan terintegrasi antar sektor (multi sektor).
Alasannya adalah karena degradasi kualitas lingkungan yang terjadi selama ini
ternyata mampu membawa kerugian ekonomi, penurunan derajat kesehatan
dan penurunan kualitas hidup masyarakat.
Keikutsertaan Kabupaten Toba Samosir dalam Program Percepatan
Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) tahun 2010 akan memperkuat Visi
Misi Kabupaten Toba Samosir Tahun 2011 s/d 2015 sesuai Peraturan Daerah
Kabupaten Toba Samosir Nomor 03 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Toba Samosir Tahun 20112015,
Terwujudnya Kabupaten Toba Samosir yang memiliki rasa Kasih, Peduli
dan Bermartabat.
Bekerjasama dengan Program Percepatan Pembangunan Sanitasi
Permukiman

(PPSP)

di

Bappenas

R.I.,

maka

penataan

perencanaan

pembangunan sanitasi permukiman di Kabupaten Toba Samosir menjadi satu


kesatuan

dengan

gerakan

Program

Percepatan

Pembangunan

Sanitasi

Permukiman (PPSP) di tingkat nasional. Kegiatan advokasi sanitasi dilakukan


untuk meningkatkan

minat dan kemauan

Pokja Sanitasi Kab. Toba Samosir

para pemangku kepentingan

I-1

PPSP

Percepatan
Pembangunan
Sanitasi
Permukiman

(stakeholders) untuk mendukung peningkatan dan pengembangan pembangunan


sanitasi di tingkat kabupaten secara terintegrasi dan komprehensif.
Penyadaran akan perlunya penataan pembangunan sektor sanitasi
permukiman pada masyarakat dilakukan dengan stimulasi, khususnya pada
kelompok masyarakat miskin masyarakat ekonomi kelas menengah ke bawah,
industri skala kecil/home industry yang mencemari daerah pemukiman. Sanitasi
Kabupaten Toba Samosir akan dikembangkan melalui perkuatan kebijakan,
peraturan dan pedoman, mekanisme keuangan, kelembagaan dan rencana
tindak lanjut.
Berkaitan dengan usaha sistematis tersebut di atas, sebagai langkah
awal perlu dilakukan pengidentifikasian kondisi terakhir yang terkait dengan
kondisi sanitasi-penyehatan lingkungan yang telah dilakukan selama ini di
Kabupaten Toba Samosir ke dalam bentuk suatu dokumen yang dinamakan
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Toba Samosir Berskala Kota Tahun 2010.
Buku putih inilah yang akan dijadikan dasar dalam penyusunan Strategi Sanitasi
Kota/Kabupaten (City/Regency Sanitation Strategy/R/C SS).
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Toba Samosir tahun 2010 berisi hasil
pengkajian dan pemetaan sanitasi berskala kota (kelurahan). Buku Putih
Sanitasi merupakan informasi awal yang diperlukan dalam menyusun Strategi
Sanitasi Kota jangka menengah (5 tahunan). Selanjutnya data dalam buku ini
akan diperbaharui setiap tahun. Artinya, Buku Putih Sanitasi ini akan mengikuti
kemajuan rencana-rencana dalam hal pengembangan sanitasi kabupaten. Buku
Putih Sanitasi Kabupaten Toba Samosir Tahun 2010 ini merupakan Buku Putih
Sanitasi yang disusun berdasarkan data sekunder yang tersedia di masingmasing dinas/SKPD terkait. Untuk mendukung data sekunder tersebut, juga
dilakukan survei pendukung yaitu Environmental Health Risk Assessment
(EHRA). Buku Putih Sanitasi ini telah dibahas bersama para pemangku
kepentingan (stakeholders) dalam lokakarya daerah. Buku Putih Sanitasi
menjadi dasar yang kuat bagi pembahasan mengenai tahap, kebutuhan dan
prioritas peningkatan sanitasi.
I.2. Pengertian Dasar Sanitasi
Pengertian dasar penanganan sanitasi (penyehatan lingkungan) di
Kabupaten Toba Samosir adalah sebagai berikut:

Pokja Sanitasi Kab. Toba Samosir

I-2

PPSP

Percepatan
Pembangunan
Sanitasi
Permukiman

1. Penanganan air limbah (air yang dihasilkan dari aktifitas manusia yang
mengandung zat-zat yang dapat mempengaruhi kualitas lingkungan) yaitu
pengolahan air limbah rumah tangga (domestik) terdiri dari:
a. Pengolahan on-site menggunakan sistem septik-tank dengan peresapan
ke tanah dalam penanganan limbah Rumah Tangga;
b. Pengolahan off-site adalah pengolahan limbah Rumah Tangga yang
dilakukan secara terpusat/communal;
2. Penanganan persampahan atau limbah padat yaitu penanganan sampah
yang dihasilkan oleh masyarakat, baik yang berasal dari rumah tangga,
pasar, restoran dan lain sebagainya yang ditampung melalui TPS atau
transfer depo ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA);
3. Penanganan drainase kabupaten adalah memfungsikan saluran drainase
sebagai penggelontor air permukiman dan mematuskan air permukaan;
4. Penyediaan air bersih adalah upaya Pemerintah Kabupaten Toba Samosir
untuk menyediakan air bersih kepada masyarakat baik melalui air baku
yang bersumber dari permukaan maupun berasal dari sumur dalam;
5. Landfill merupakan lahan pembuangan sampah yang menggunakan
teknologi pembuangan sampah. Gunanya untuk meminimalkan dampak
lingkungan dan melindungi kualitas air tanah, baik air permukaan maupun
air bawah permukaan tanah;
6. Pengolahan air limbah adalah suatu perlakuan terhadap air limbah
sehingga setiap air yang dibuang ke badan air sesuai baku mutu yang
disyaratkan;
7. Kolam retensi adalah sebidang tanah rendah, dikelilingi oleh embankment/
timbunan atau tanggul yang membentuk semacam kesatuan hidrologis
buatan. Artinya, tidak ada kontrol dengan air dari daerah luar selain yang
dialirkan melalui perangkat manual;
8. Drainase adalah prasarana yang berfungsi mengalirkan air permukaan ke
badan penerima air dan atau ke bangunan resapan buatan.
I.3. Maksud Dan Tujuan
Maksud

penyusunan

Buku

Putih

Sanitasi

(Pemetaan

Sanitasi)

Kabupaten Toba Samosir ini akan dijadikan sebagai acuan/pedoman dalam


merumuskan kebijakan Pemerintah Kabupaten Toba Samosir yang berkaitan

Pokja Sanitasi Kab. Toba Samosir

I-3

PPSP

Percepatan
Pembangunan
Sanitasi
Permukiman

dengan sanitasi (penyehatan lingkungan) pada umumnya, dan secara khusus


tujuan penyusun Buku Putih Sanitasi ini adalah:
a. Mengidentifikasi kondisi terkini dan permasalahan yang berkaitan dengan
sanitasi di Kabupaten Toba Samosir secara umum, khususnya skala
kota/kelurahan yang tersebar pada 6 (enam) kecamatan dengan jumlah 13
(tiga belas) kelurahan tersebar di Kabupaten Toba Samosir meliputi
Kecamatan Balige, Laguboti, Porsea, Ajibata, Sigumpar, dan Habinsaran;
b. Mengetahui sejauh mana peran pemerintah dan stakeholders lainnya di
Kabupaten Toba Samosir terhadap masalah sanitasi;
c. Menyiapkan bahan untuk perumusan strategi pengembangan sanitasi dan
penyehatan lingkungan yang berkelanjutan di Kabupaten Toba Samosir pada
umumnya, khususnya skala kota/kelurahan yang tersebar pada 6 (enam)
kecamatan dengan jumlah 13 (tiga belas) kelurahan tersebar di Kabupaten
Toba Samosir meliputi Kecamatan Balige, Laguboti, Porsea, Ajibata,
Sigumpar, dan Habinsaran.
I.4. Pendekatan dan Metodologi
Untuk lebih memahami proses dan kegiatan penyusunan Buku Putih
Sanitasi ini secara menyeluruh, akan disajikan beberapa hal penting yang
berkaitan dengan aspek metodologi yang digunakan dalam penulisan ini, secara
singkat dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Sumber Data
a. Arsip dan dokumen yang berkaitan dengan aktivitas program masingmasing dinas/badan/instansi terkait, baik langsung maupun tidak
langsung, misalnya yang berupa data statistik, proposal, laporan, foto
dan peta;
b. Narasumber, yang terdiri dari beragam posisi yang berkaitan dengan
tugas dinas/badan/instansi terkait untuk klarifikasi data-data, pihak
swasta, masyarakat sipil, dan rumah tangga;
2. Pengumpulan Data
Proses seleksi dan kompilasi data sekunder berada dalam tahap ini. Teknik
kajian dokumen dipergunakan tim untuk mengkaji data. Banyak dokumen
kegiatan program yang mampu memberikan informasi mengenai apa yang
terjadi dimasa lampau yang erat kaitannya dengan kondisi yang terjadi pada

Pokja Sanitasi Kab. Toba Samosir

I-4

PPSP

Percepatan
Pembangunan
Sanitasi
Permukiman

masa kini. Dan juga data primer diperoleh melalui Survei EHRA ke kelurahan
yang tersebar di Kabupaten Toba Samosir dengan rumah tangga sebagai
respondennya.
I.5.Posisi Buku Putih
Buku Putih Sanitasi menyediakan data dasar yang esensial mengenai
struktur, situasi, dan kebutuhan sanitasi Kabupaten Toba Samosir. Buku Putih
Sanitasi Kabupaten Toba Samosir Tahun 2010 ini, diposisikan sebagai acuan
perencanaan strategis sanitasi tingkat kabupaten berskala kota (kelurahan).
Rencana

pembangunan

sanitasi

kabupaten

dikembangkan

atas

dasar

permasalahan yang dipaparkan dalam Buku Putih Sanitasi.


Setiap tahun data yang ada akan dibuat Laporan Sanitasi Tahunan
yang merupakan gabungan antara Laporan Tahunan SKPD dan status proyek
sanitasi. Laporan Sanitasi Tahunan menjadi Lampiran Buku Putih Sanitasi 2010
dan setelah 3 tahun, semua informasi tersebut dirangkum dalam Revisi Buku
Putih Sanitasi Kabupaten.
I.6. Sumber Data
a. Arsip dan dokumen yang berkaitan dengan aktivitas program masingmasing dinas/badan/instansi terkait, baik langsung maupun tidak
langsung, misalnya yang berupa data statistik, proposal, laporan, foto
dan peta;
b. Narasumber, yang terdiri dari beragam posisi yang berkaitan dengan
tugas dinas/badan/instansi terkait untuk klarifikasi data-data, pihak
swasta, masyarakat sipil, dan rumah tangga;
c. Data primer berupa hasil wawancara dengan alat bantu questioner dan
observasi secara langsung ke rumah tangga yang ditentukan sebagai
responden melalui metode random sampling tertentu.
I.7. Dasar Penyusunan
Dasar hukum penyusunan Buku Putih Sanitasi Kabupaten Toba Samosir
ini adalah sebagai berikut:

Pokja Sanitasi Kab. Toba Samosir

I-5

PPSP

Percepatan
Pembangunan
Sanitasi
Permukiman

a. UUD 1945 pasal 33 yang menyatakan bahwa bumi, air dan segala sesuatu
yang terkandung didalamnya dikuasai oleh negara dan dimanfaatkan
sebesar-besarnya untuk kesejahteraan rakyat;
b. Undangundang Nomor 12 Tahun 1998 tentang Pembentukan Kabupaten
Toba Samosir dan Kabupaten Mandailing Natal;
c. Undang-undang
mengamanatkan

Tahun

tentang

2003

tentang

pelestarian

Sumber

sumber

Daya

air,

Alam

yang

pengaturan

dan

penggunaannya;
d. Undang-undang 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah;
e. Undangundang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang Wilayah;
f. Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan;
g. Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor 050/2615/VI Bangda tanggal 05
November 2009 tentang Petunjuk Pelaksanaan Peningkatan Kapasitas dan
Kualitas Sanitasi di Daerah;
h. Surat Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas
Nomor 0472/D.t.6.3/01/2010 tanggal 21 Januari 2010 perihal Pelaksanaan
Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) Tahun 2010;
i. Peraturan Daerah Kabupaten Toba Samosir Nomor 3 Tahun 2009 tentang
Pengesahan APBD Kabupaten Toba Samosir Tahun 2010;
j. Peraturan Daerah Kabupaten Toba Samosir Nomor 03 Tahun 2010 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Toba
Samosir Tahun 20112015;
k. Keputusan Bupati Toba Samosir Nomor 98 Tahun 2010 tanggal 19 April 2010
tentang Pembentukan Tim Kelompok Kerja (Pokja) Sanitasi Kabupaten Toba
Samosir Tahun 2010.
I.8. Sistematika Penyusunan
Penyusunan Buku Putih Sanitasi Kabupaten Toba Samosir ini
menggunakan dua jalur yakni, jalur penelusuran data sekunder/literatur,
sedangkan untuk data primer dilakukan dengan survey lapangan serta
dilengkapi

dengan

diskusi

group

(FGD)

secara

intensif

ke

berbagai

narasumber/informan kunci yang dapat berupa anggota Pokja Sanitasi, sumber


literatur berupa laporan masing-masing Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD)
dan instansi terkait di Kabupaten Toba Samosir serta sumbersumber lain yang
mendukung.

Pokja Sanitasi Kab. Toba Samosir

I-6

PPSP

Percepatan
Pembangunan
Sanitasi
Permukiman

Halhal yang tersebut di atas, merupakan modal dasar dalam upaya


penyusunan konsep dasar pemetaan sanitasi. Kemudian dilanjutkan dengan
menggali data dan informasi kondisi sanitasi terkini di masing-masing wilayah
studi.

Dalam

kaitannya

dengan

keperluan

konsultasi

publik

untuk

penyempurnaan Buku Putih Sanitasi Kabupaten Toba Samosir dilakukan dalam


bentuk lokakarya tingkat kabupaten sebanyak 1 (satu) kali pertemuan.
Lokakarya tersebut melibatkan para pemangku kepentingan (stakeholders)
meliputi unsur aparatur pemerintah kabupaten, aparatur kecamatan, aparatur
kelurahan, dan aparatur puskesmas terdiri dari laki-laki dan perempuan.
Dalam lokakarya dimaksud dibahas beberapa issu utama terkait 4
komponen sanitasi; air imbah, sampah, drainase dan sarana air bersih (SAB).
Penyusunan Buku Putih Sanitasi juga dilaksanakan dengan memperhatikan
arahan dari Tim Teknis Pembangunan Sanitasi Pemerintah Pusat, yang juga
didampingi oleh Fasilitator Kabupaten PPSP, Fasilitator Province PPSP dan
Konsultan Management Wilayah I Sumatera sehingga diharapkan materi dan
substansi Buku Putih ini lebih lengkap.
Adapun sistematika penyusunan Buku Putih Sanitasi Kabupaten Toba
Samosir Tahun 2010 ini adalah sebagai berikut:
I.

Pendahuluan
Pada Bab ini akan di bahas Latar Belakang, Pengertian Dasar Sanitasi,
Maksud dan Tujuan, Pendekatan dan Metodologi, Posisi Buku Putih, Sumber
Data, Dasar Penyusunan, dan Sistematika Penyusunan.

II.

Gambaran Umum Kabupaten Toba Samosir


Pada Bab ini akan dibahas Kondisi Geografis, Topografis dan Geohidrologi,
Wilayah Administrasi Kab.Toba Samosir, Kependudukan, Kesehatan, Sosial
Ekonomi serta Visi dan Misi Kabupaten Toba Samosir.

III. Profil Sanitasi Kabupaten Toba Samosir


Pada Bab ini akan diuraikan Kondisi Umum Sanitasi Kabupaten Toba
Samosir ( sub sektor Air Limbah, Air Bersih, Sampah dan Drainase ) dan
gambaran peran serta dan pemberdayaan masyarakat. Keuangan Daerah;
Institusi Pengelolaan Keuangan Daerah, Sistem Informasi Manajemen
Pengelolaan Keuangan Daerah, Sistem Informasi Keuangan Daerah,
Struktur

Instansional

Pokja Sanitasi Kab. Toba Samosir

Dalam

Sistem

Administrasi

Keuangan,

Jadual

I-7

PPSP

Percepatan
Pembangunan
Sanitasi
Permukiman

Penyusunan APBD, Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Di Kabupaten


Toba Samosir, Perkembangan Pendapatan Daerah, Perkembangan Belanja
Daerah, Pinjaman Pemerintah Daerah, Perkembangan Ekonomi Lokal dan
Pembiayaan Sanitasi Kota/Kabupaten.
IV. Rencana Program Pengembangan Sanitasi Yang Sedang Berjalan
Pada Bab ini berisi; Visi Misi Sanitasi Kab.Toba Samosir, Strategi
Penanganan

Sanitasi,

Rencana

Pengembangan

Limbah,

Rencana

Pengembangan Persampahan, Rencana Pengembangan Drainase, Rencana


Pengembangan

Air

Minum,

Rencana

Pengembangan

Kelembagaan,

Keuangan.
V.

Indikasi Permasalahan Sanitasi Dan Opsi Pengembangan Sanitasi


Pada Bab ini akan dikemukakan Area Beresiko Tinggi Dan Permasalahan
Utama, Kajian dan Opsi Partisipasi Masyarakat dan Jender di Area
Beresiko,

Komunikasi

untuk

peningkatan

kepedulian

sanitasi

dan

Keterlibatan Sektor Sanitasi Dalam Bidang Sanitasi.


VI. Penutup
Pada Bab ini akan disajikan rangkuman atas bab terdahulu dan harapan harapan.

Pokja Sanitasi Kab. Toba Samosir

I-8

PPSP

Percepatan
Pembangunan
Sanitasi
Permukiman

BAB II
GAMBARAN UMUM KABUPATEN TOBA SAMOSIR
II.1. Geografis, Topografis dan Geohidrologi
Secara geografis Kabupaten
Toba Samosir terletak di Dataran
Tinggi Bukit Barisan dengan topografi
dan

kontur

tanah

bergelombang,

datar,

miring

dan

landai,
terjal

dengan ketinggian antara 3002200


meter

di

atas

permukaan

laut.

Struktur tanahnya labil dan berada


pada wilayah gempa tektonik dan vulkanik dengan posisi geografisnya terletak
antara 2o032o40 LU dan 98o5699o40 BT dan jumlah penduduk sebanyak
172.746 jiwa.
Sesuai dengan letak geografis Kabupaten Toba Samosir yang berada di
garis Khatulistiwa, Kabupaten Toba Samosir tergolong ke dalam daerah beriklim
tropis basah dengan suhu berkisar antara 17oC-29oC dan ratarata kelembaban
udara 85,04%.
Morfologi rupa bumi merupakan pengelompokan bentuk bentang alam
berdasarkan rona, kemiringan lereng secara umum dan ketinggiannya, pada
satuan morfologi. Satuan morfologi dataran bentuk bentang alam yang
didominasi oleh daerah yang relatif datar atau sedikit bergelombang dengan
kisaran 0%-5%. Lebih rinci morfologi dataran berkisar 0%-2% dan subsatuan
morfologi medan bergelombang dengan kisaran kemiringan lereng 2%-5%.
Sedangkan morfologi perbukitan adalah bentang alam yang memperlihatkan
relief baik halus maupun kasar, membentuk bukit-bukit dengan kemiringan
lereng yang bervariasi, dimana dibagi; landai 5%-15%, perbukitan sedang 15%40% dan perbukitan terjal dengan kemiringan lebih dari 40%.
Keadaan permukaan tanah (topografi) wilayah Kabupaten Toba
Samosir sebagian besar adalah berbentuk daerah wilayah yang bergunung dan
dataran rendah serta disusul dengan wilayah berbukit dan yang landai (43%

Pokja Sanitasi Kab. Toba Samosir

II-1

PPSP

Percepatan
Pembangunan
Sanitasi
Permukiman

daerah miring, 28,75% daerah terjal, 15,26% daerah datar), struktur tanahnya
labil dan berada pada wilayah gempa tektonik dan vulkanik.

Gambar II.1
Peta Orientasi Kabupaten Toba Samosir
Sebaran jenis tanah di Kabupaten Toba Samosir didominasi oleh
tanah litosol, podsolik, dan regosol, yaitu seluas sekitar 22,34% dari luas total
kabupaten yang tersebar di Kecamatan Pintu Pohan Meranti, Borbor, Nassau
dan Habinsaran (Sibosur). Tanah ini sesuai untuk dikembangkan bagi komoditi
perkebunan seperti karet, kelapa sawit, dan tanaman keras lainnya. Jenis tanah
lainnya yang banyak dijumpai adalah podsolik merah kuning (16,35%),
hidromorfik kelabu, glei humus, dan regosol (11,54%). Jenis tanah podsolik
merah kuning terdapat di Kecamatan Uluan, Lumban Julu, Porsea, Bonatua
Lunasi, Parmaksian dan Balige, serta Tampahan.
Jenis tanah secara umum di Kabupaten Toba Samosir adalah
podsolik coklat kelabu, podsolik coklat, dan litosol dimana jenis tanah yang
dominan di Kabupaten Toba Samosir ini adalah jenis tanah podsolik coklat
(42,92 % dari keseluruhan).

Ketiga jenis tanah tersebut umumnya memiliki

sifat yang sama serta biasanya terdapat di daerah pegunungan. Adapun sifat
ketiga jenis tanah tersebut yang hampir sama, yaitu:

Pokja Sanitasi Kab. Toba Samosir

II-2

PPSP

Percepatan
Pembangunan
Sanitasi
Permukiman

Sangat peka terhadap erosi;


Memiliki tingkat keasaman yang tinggi pada lapisan bawah;
Tingkat kejenuhan yang tinggi;
Struktur tanah yang rendah;
Kandungan bahan organik yang rendah.
Ratarata tinggi curah hujan yang terjadi di Kabupaten Toba Samosir
per bulan berdasarkan data pada 3 stasiun pengamatan sebesar 155 mm dengan
jumlah hari hujan sebanyak 14 hari. Umumnya curah hujan tertinggi terjadi
pada bulan April sebanyak 260 mm dengan jumlah hari hujan sebanyak 6 hari.
Sementara pada bulan Pebruari tingkat curah hujan menurun menjadi 85 mm
dengan jumlah hari hujan sebanyak 4 hari hujan. Berdasarkan stasiun
pengamatan, Kecamatan Habinsaran merupakan daerah dengan curah hujan
yang tertinggi, yakni 200 mm per tahun.
Sesuai dengan Kepmen PU Nomor 39/PRT/1989 tentang Pembagian
Wilayah Sungai, sungai-sungai di Propinsi Sumatera Utara dapat dikelompokkan
ke dalam 6 (enam) satuan wilayah sungai (SWS), yaitu SWS Wampu Besitang,
SWS Belawan Belumai, SWS Bah Bolon, SWS Asahan (Kabupaten Toba Samosir),
SWS Barumun Kualuh, dan SWS Batang Gadis Batang Toru.

Di samping itu

terdapat badan air berupa danau yang besar yaitu Danau Toba yang terletak di
dataran tinggi di wilayah Tengah. Danau Toba berfungsi sebagai sarana
pengairan sawah, pembangkit listrik pada PLTA Lau Renun, peleburan biji nikel
PT. Inalum (Asahan 1-2-3), pelestarian alam, dan daerah tujuan wisata bagi
Sumatera Utara.
Wilayah perkotaan diwakili Kota Balige, topografi sebagian besar
adalah berbukit hingga bergunung. Oleh karena itu, kondisi topografi tersebut
merupakan sumber-sumber

air bagi penduduk Kota Balige. Ada beberapa

sungai yang mengalir di Kota Balige dan bermuara di Danau Toba, yaitu : Aek
Halian (Aek = air; sungai), Aek Pamulingan, Aek Tordong, Aek Samate Asu, dan
Aek Lumban Binanga. Penduduk yang tinggal di pedesaan dan berada di daerah
kaki perbukitan memanfaatkan air bersih yang bersumber dari mata air,
sedangkan penduduk yang bermukim di pinggiran Danau Toba memanfaatkan
air danau.

Pokja Sanitasi Kab. Toba Samosir

II-3

PPSP

Percepatan
Pembangunan
Sanitasi
Permukiman

II.2. Administratif
Wilayah Kabupaten Toba Samosir berada di antara lima kabupaten di
Propinsi Sumatera Utara meliputi sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten
Simalungun, sebelah Timur berbatasan dengan Labuhan Batu dan Asahan,
sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Tapanuli Utara serta sebelah
Barat berbatasan dengan Danau Toba dan Kabupaten Samosir.
Kabupaten Toba Samosir merupakan salah satu kabupaten di Propinsi
Sumatera Utara

hasil pemekaran dari Kabupaten Tapanuli Utara melalui

Undangundang Nomor 12 Tahun 1998 tentang Pembentukan Kabupaten Toba


Samosir dan Kabupaten Mandailing Natal yang diresmikan pada tanggal 09 Maret
1999 oleh Menteri Dalam Negeri. Pada saat awal terbentuknya, Kabupaten Toba
Samosir terdiri dari 13 kecamatan dan 4 perwakilan kecamatan, 281 desa serta
19 kelurahan dengan Kecamatan Balige sebagai ibu kota kabupaten.
Seiring dengan perkembangan aspirasi masyarakat dan pembangunan
di Kabupaten Toba Samosir, pada tahun 2003 Kabupaten Toba Samosir
dimekarkan menjadi Kabupaten Toba Samosir dengan ibu kotanya Kecamatan
Balige dan Kabupaten Samosir dengan ibu kotanya Kecamatan Pangururan. Dan
sampai dengan disusunnya buku putih ini (tahun 2010), wilayah administrasi
Kabupaten Toba Samosir dengan total luas wilayah daratan 2.021,8 km2 terdiri
dari 16 kecamatan, 13 kelurahan dan 231 desa. Keenam belas kecamatan
tersebut

adalah;

(1)

Kecamatan

Tampahan;

(2)

Kecamatan

Balige;

(3) Kecamatan Laguboti;(4) Kecamatan Sigumpar; (5) Kecamatan Silaen;


(6) Kecamatan Siantar Narumonda; (7) Kecamatan Parmaksian; (8) Kecamatan
Habinsaran; (9) Kecamatan Borbor; (10) Kecamatan Nassau; (11) Kecamatan
Pintu Pohan Meranti; (12) Kecamatan Porsea; (13) Kecamatan Bona Tua Lunasi;
(14) Kecamatan Uluan; (15) Kecamatan Lumban Julu; (16) Kecamatan Ajibata.

Pokja Sanitasi Kab. Toba Samosir

II-4

PPSP

Percepatan
Pembangunan
Sanitasi
Permukiman

Tabel II.1
Luas Wilayah Berdasarkan Kecamatan Tahun 2009
No.

Kecamatan

Balige

Tampahan

Jumlah Desa

Jumlah
Kelurahan

Luas Wil.
(km)

29

91,05

24,45

Laguboti

22

73,90

Habinsaran

21

408,70

Borbor

15

176,65

Nassau

10

335,50

Silaen

23

172,58

Sigumpar

25,20

Porsea

14

31,45

10

PP Meranti

277,27

11

S. Narumonda

14

22,20

12

Lumban Julu

12

90,90

13

Uluan

17

91,50

14

Ajibata

72,80

15

Parmaksian

11

45,98

16

Bonatua Lunasi

12

81,67

Jumlah

231

13

2.021,80

Sumber Data: BPS Kab Toba Samosir Tahun 2009

II.3. Kependudukan
Berdasarkan data kependudukan Kabupaten Toba Samosir tahun 2009,
jumlah penduduk Kabupaten Toba Samosir sebanyak 174.661 jiwa, dengan
jumlah rumah tangga 37.581 RT dengan tingkat kepadatan penduduk pada
tahun 2008 sebesar 84,8 jiwa/km2. Kondisi rasio jenis kelamin penduduk
Kabupaten Toba Samosir adalah sebesar 97,2% dengan rasio tanggungan 713,77
per seribu dengan jumlah penduduk miskin sebanyak 50.848 orang.

Pokja Sanitasi Kab. Toba Samosir

II-5

PPSP

Percepatan
Pembangunan
Sanitasi
Permukiman

Tabel II.2
Kepadatan Penduduk Kabupaten Toba Samosir
(Km2)

Jumlah
Penduduk
(jiwa)

Kepadatan
(Jiwa/Km2)

1. Tampahan

24,45

5.476

224,0

2. Balige

91,05

43.737

480,4

3. Laguboti

73,90

17.349

234,8

4. Sigumpar

25,20

6.743

267,6

5. Silaen

62,90

10.832

172,2

6. Siantar Narumonda

22,20

5.764

259,6

7. Porsea

31,45

10.896

346,5

8. Parmaksian

45,98

8.043

174,9

9. Uluan

91,50

7.399

80,9

10. Bonatua Lunasi

81,67

6.176

75,6

11. Pintu Pohan Meranti

386,95

8.078

20,9

12. Habinsaran

417,84

14.248

34,1

13. Borbor

167,51

7.671

45,8

14. Nassau

335,50

6.214

18,5

15. Lumban Julu

90,90

7.233

79,6

16. Ajibata

72,80

6.887

94,6

2.021,80

172.746

85,4

No

Kecamatan

Total

Luas

Sumber Data : BPS Kab.Toba Samosir Tahun 2009

Jumlah penduduk Kabupaten Toba Samosir pada tahun 2008 adalah


172.746 jiwa, dengan jumlah rumah tangga (RT) 38.276 RT.
Dengan luas wilayah daratan 2.021,8 km2, tingkat kepadatan
penduduk Kabupaten Toba Samosir tahun 2008 sebesar 85,4 jiwa/km2.
Kecamatan Balige yang merupakan ibukota kabupaten, pusat perdagangan dan
pusat pemerintahan adalah kecamatan dengan tingkat kepadatan yang
tertinggi, yaitu sebesar 480,4 jiwa/km2, kemudian Kecamatan Porsea dengan
tingkat kepadatan sebesar 346,5 jiwa/km2. Sedangkan Nassau merupakan
kecamatan dengan tingkat kepadatan yang terkecil, yaitu hanya 18,5 jiwa/km2.

Pokja Sanitasi Kab. Toba Samosir

II-6

PPSP
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16

Percepatan
Pembangunan
Sanitasi
Permukiman

Tabel II.3
Jumlah Rumah Tangga, Penduduk dan
Kepadatan Penduduk Menurut Kecamatan
Rumah
Penduduk
Kecamatan
Tangga
(jiwa)
Balige
8.283
43.737
Tampahan
1.074
5.476
Laguboti
4.096
17.349
Habinsaran
3.254
14.248
Borbor
1.784
7.671
Nassau
1.517
6.214
Silaen
2.571
10.832
Sigumpar
1.658
6.743
Porsea
2.508
10.896
Pintu Pohan Meranti
1.703
8.078
Siantar Narumonda
1.426
5.764
Lumbanjulu
1.718
7.233
Uluan
1.728
7.399
Ajibata
1.561
6.887
Parmaksian
1.929
8.043
Bonatua Lunasi
1.466
6.176
Jumlah total 2008
38.276
172.746
2007
37.581
171.375
2006
37.234
170.015

Kepadatan
(jiwa/km2)
480,4
224,0
234,8
34,1
45,8
18,5
172,2
267,6
346,5
20,9
259,6
79,6
80,9
94,6
174,9
75,6
85,4
84,8
84,1

Sumber: BPS Kabupaten Toba Samosir Tahun 2009

Tabel II.4
Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan dan Jenis Kelamin
No

Kecamatan

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16

Balige
Tampahan
Laguboti
Habinsaran
Borbor
Nassau
Silaen
Sigumpar
Porsea
PP Meranti
S. Narumonda
Lumban Julu
Uluan
Ajibata
Parmaksian
Bonatua Lunasi
Jumlah/Total

Laki-Laki
(org)

Perempuan
(org)

Total (org )

21.513
2.737
8.477
7.101
3.828
3.116
5.328
3.304
5.288
4.007
2.861
3.594
3.634
3.403
3.966
3.082
85.239

22.224
2.739
8.872
7.147
3.843
3.098
5.504
3.439
5.608
4.071
2.903
3.639
3.765
3.484
4.077
3.094
87.507

43.737
5.476
17.349
14.248
7.671
6.214
10.832
6.743
10.896
8.078
5.764
7.233
7.399
6.887
8.043
6.176
172.746

Sumber Data : BPS Kab. Toba Samosir Tahun 2009

Pokja Sanitasi Kab. Toba Samosir

II-7

PPSP

Percepatan
Pembangunan
Sanitasi
Permukiman

Tabel II.5
Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur Kabupaten Toba Samosir
Kelompok
Umur
0-4
5-9
10-14
15-19
20-24
25-29
30-34
35-39
40-44
45-49
50-54
55-59
60-64
65+
2008
2007
2006

Laki-laki

Perempuan

9036
10321
11912
12046
5439
4668
4179
4066
4467
4338
4515
2835
2742
4675
85.239
84.492
83.747

8861
10148
11737
11741
5323
4574
4595
4502
4949
4766
4969
3124
3029
5189
87.507
84.492
83.747

Jumlah
(L+P)
17897
20469
23649
23787
10762
9242
8774
8568
9416
9104
9484
5959
5771
9864
172.746
171.375
170.015

%-Se
Laki
50.49
50.42
50.37
50.64
50.54
50.51
47.63
47.46
47.44
47.65
47.61
47.58
47.51
47.39
49,34
49,30
49,26

%-Se
Perempuan
49.51
49.58
49.63
49.36
49.46
49.49
52.37
52.54
52.56
52.35
52.39
52.42
52.49
52.61
50,66
50,70
50,74

%-Se
(L+P)
10.36
11.85
13.69
13.77
6.23
5.35
5.08
4.96
5.45
5.27
5.49
3.45
3.34
5.71
100,00
100,00
100,00

Sumber : Tobasa Dalam Angka 2009

Melihat perkembangan penduduk menurut kelompok umur diwilayah


Kabupaten Toba Samosir dengan pertumbuhan laki-laki 0,89% dan perempuan
2,23% secara total 0,80%, maka diperoleh bervariasi kelompok indikator usia
muda usia 0-14 tahun sebesar 35,9%, usia produktif 15-64 tahun sebesar 58,39%
dan usia lanjut >64 tahun sebesar 5,71%. Kondisi diatas memperlihatkan bahwa
indikator usia produktif sangat dominan bila dibanding dengan usia muda dan
lanjut usia, maka diharapkan pembangunan sosial budaya Kabupaten Toba
Samosir berpeluang signifikan berkembang. Perbandingan kaki-laki dengan
perempuan potensi tersebut adalah hampir dekat namun perempuan lebih
besar 58,93%.

Pokja Sanitasi Kab. Toba Samosir

II-8

PPSP

Percepatan
Pembangunan
Sanitasi
Permukiman

Tabel II.6
Jumlah Penduduk Pencari Kerja Menurut Pendidikan Kab. Toba Samosir
No

Unit Kerja

Laki-Laki

Perempuan

Jumlah

Tidak Pernah Sekolah

Tidak Tamat SD

SD

0.66

SLTP

0.98

SMU

54

114

168

27.54

STM

82

82

13.44

SMEA

122

122

20.00

8
9

SPMA
SLTA

10

Diploma I

0.98

11

Diploma II

0.82

12

Sarjana Muda

19

87

106

17.38

13

Sarjana Lengkap
Total:
2008
2007
2006

43
206
889
636

72
404
303
778

115
610
1,192
1,414

18.85
100.00
100.00
100.00

Sumber : BPS Kab.Toba Samosir Tahun 2009

Tabel II.7
Jumlah Penduduk Kabupaten Toba Samosir Menurut Kecamatan Berdasarkan
Hasil Sensus Penduduk Tahun 2010
Laki-Laki
Perempuan Laki-Laki +
Sex
No
Kecamatan
(jiwa)
(jiwa)
Perempuan Ratio
1 Balige
18.286
18.303
36.589
100
2 Tampahan
2.157
2.134
4.291
101
3 Laguboti
8.921
9.451
18.372
94
4 Habinsaran
7.670
7.749
15.419
99
5 Borbor
3.461
3.379
6.840
102
6 Nassau
3.717
3.572
7.289
104
7 Silaen
5.986
6.125
12.111
98
8 Sigumpar
3.662
3.735
7.397
98
9 Porsea
6.320
6.368
12.688
99
10 PP Meranti
3.526
3.544
7.070
99
11 S. Narumonda
2.802
2.923
5.725
96
12 Lumbanjulu
3.952
4.119
8.071
96
13 Uluan
3.485
3.495
6.980
100
14 Ajibata
3.600
3.605
7.205
100
15 Parmaksian
5.142
5.117
10.259
100
16 Bonatua Lunasi
Total
85.969
86.964
172.933
99
Sumber Data : Hasil Sensus Penduduk Tahun 2010 (BPS Kab. Toba Samosir)

Pokja Sanitasi Kab. Toba Samosir

II-9

PPSP

Percepatan
Pembangunan
Sanitasi
Permukiman

Indikasi Kesejahteraan Sosial

1. Indeks Pembangunan Manusia


Pembangunan manusia menyangkut dimensi yang sangat luas. Upaya
membuat pengukuran pencapaian pembangunan manusia yang telah dilakukan
di suatu wilayah harus dapat memberikan gambaran tentang dampak dari
pembangunan manusia bagi penduduk, sekaligus dapat memberikan gambaran
tentang persentase pencapaian terhadap sasaran ideal. Indeks Pembangunan
Manusia (IPM) merupakan indikator komposit tunggal yang walaupun tidak dapat
mengukur semua dimensi dari pembangunan manusia, tetapi mengukur tiga
dimensi pokok pembangunan manusia yang dinilai mencerminkan status
kemampuan dasar (basic capabilities) penduduk. Ketiga kemampuan dasar itu
adalah :
1.

umur panjang dan sehat yang mengukur peluang hidup ataupun harapan
hidup;

2.

berpengetahuan dan berketerampilan;

3.

akses terhadap sumber daya yang dibutuhkan untuk mencapai standar


hidup layak.
Indeks Pembangunan Manusia dimaksudkan untuk mengukur dampak

dari upaya peningkatan kemampuan dasar tersebut. Dengan demikian, Indeks


Pembangunan Manusia menggunakan indikator dampak sebagai komponen dasar
penghitungannya

yaitu,

(1)

angka

harapan

hidup

waktu

lahir,

(2) pencapaian pendidikan yang diukur dengan angka melek huruf dan rata-rata
lama sekolah, (3) serta pengeluaran konsumsi.
UNDP, dengan menggunakan Indeks Pembangunan Manusia, membagi
tingkatan status pembangunan manusia suatu negara atau wilayah ke dalam
empat golongan yaitu:
1.

Rendah, dengan nilai Indeks Pembangunan Manusia (IPM) adalah kurang


dari 50;

2.

Menengah bawah, dengan nilai Indeks Pembangunan Manusia berada


diantara 50 sampai 66;

3.

Menengah atas, dengan nilai Indeks Pembangunan Manusia berada diantara


66 sampai 80;

4.

Tinggi, dengan nilai Indeks Pembangunan Manusia (IPM) adalah 80 ke atas.

Pokja Sanitasi Kab. Toba Samosir

II-10

PPSP

Percepatan
Pembangunan
Sanitasi
Permukiman

Pada tahun 2008 IPM Kabupaten Toba Samosir sebesar 75,75 berada
pada level status menengah atas, meningkat dibandingkan tahun 2007 yang
sebesar 75,34. Dengan status level menengah atas, berarti masih diperlukan
usaha yang lebih keras untuk meningkatkan status pembangunan manusia di
Kabupaten Toba Samosir menjadi level status tinggi. Cara yang dapat ditempuh
adalah dengan meningkatkan kualitas pendidikan, kualitas kesehatan, dan juga
kesempatan untuk memperoleh penghidupan yang layak.
Sebagai ukuran kemajuan pembangunan manusia, IPM digunakan
untuk

mengkaji

kemajuan

dari

pencapaian

setelah

berbagai

program

diimplementasikan dalam suatu periode. Oleh karena itu, komponen-komponen


IPM

akan

memberikan

gambaran

kemajuan

pencapaian

atau

kinerja

pembangunan manusia.
Tabel II.8
Status Indeks Pembangunan Manusia dan Komponen IPM
Kabupaten Toba Samosir dan Sumatera Utara Tahun 2008
Toba Samosir
Sumatera Utara
Komponen IPM
Nilai
Status
Nilai
Status
Indeks Harapan Hidup
75, 90
73, 67
Indeks Pengetahuan
Indeks Daya Beli
IPM

86, 99
64, 36
75, 75

83,83
62, 35
Menengah
Atas

73, 29

Menengah
Atas

Sumber : Indikator Makro Sosial Ekonomi Kabupaten Toba Samosir tahun 2009

2. Tingkat Konsumsi Penduduk


Tingkat kesejahteraan masyarakat dapat digambarkan oleh besarnya
jumlah pendapatan yang diterimanya. Namun demikian penggambaran tingkat
kesejahteraan masyarakat melalui pendekatan pendapatan sangat sulit
dilakukan karena masyarakat pada umumnya sukar untuk mencatat dan
mengingat arus pendapatan serta jenisnya atau juga oleh sebab-sebab lain.
Oleh karena itu pendapatan rumah tangga diperkirakan dari data pengeluaran
rumah tangga. Pengeluaran rumah tangga dibedakan menurut pengeluaran
untuk makanan dan bukan makanan. Kedua jenis pengeluaran tersebut dapat
menjelaskan dengan baik bagaimana pola konsumsi masyarakat Kabupaten Toba
Samosir secara umum.

Pokja Sanitasi Kab. Toba Samosir

II-11

PPSP

Percepatan
Pembangunan
Sanitasi
Permukiman

Pengeluaran rata-rata per kapita sebulan penduduk Kabupaten Toba


Samosir selama periode 19952008 mengalami kenaikan yang cukup signifikan
dari Rp. 40.928,- pada tahun 1995, menjadi Rp. 169.877,- pada tahun 2001,
meningkat menjadi Rp. 171.111,- pada tahun 2002, Rp. 200.085,- pada tahun
2003, Rp. 224.603,- pada tahun 2004, Rp. 285.633,- pada tahun 2005,
Rp. 288.189,- pada tahun 2006, Rp. 312.695,- pada tahun 2007, dan mencapai
Rp. 528.289,- pada tahun 2008.

Grafik II.1
Pengeluaran Rata-rata per Kapita per Bulan
Penduduk Kabupaten Toba Samosir
Tahun 1995, 2001-2008
600.000
500.000
400.000
300.000
200.000
100.000
0
1995

2002

2004

2006

2008

Sumber : Indikator Makro Sosial Ekonomi Kabupaten Toba Samosir tahun 2009

3. Keluarga Pra Sejahtera dan Keluarga Berencana


Berdasarkan data dari BKBPKS (Badan Keluarga Berencana dan
Pembangunan Keluaraga Sejahtera) Kabupaten Toba Samosir, jumlah keluarga
prasejahtera/keluarga sejahtera I (KS I) tahun 2008 di Kabupaten Toba Samosir
sebanyak

14.777

sebelumnya

keluarga.

menunjukkan

Bila
adanya

dibandingkan
peningkatan,

dengan
dengan

keadaan

tahun

jumlah

tahun

sebelumnya (2007) sebanyak 13.516 keluarga.

Pokja Sanitasi Kab. Toba Samosir

II-12

PPSP

Percepatan
Pembangunan
Sanitasi
Permukiman

Tabel II.9
Jumlah Keluarga Pra Sejahtera/KS I Dirinci Menurut
Kelompok/Jumlah Anggota Penerima Takesra dan Kecamatan
Tahun 2008
Pra Sejahtera
dan KS I

Kecamatan
01. Balige
02. Tampahan
03. Laguboti
04. Habinsaran
05. Borbor
06. Nassau
07. Silaen
08. Sigumpar
09. Porsea*)
10. Pintu Pohan Meranti
11. Siantar Narumonda
12. Lumban Julu**)
13. Uluan
14. Ajibata
15. Parmaksian
16. Bonatua Lunasi
Jumlah
2008
2007

Kelompok
Takesra

2.005
444
1.731
1.397
571
907
1.444
782
1.682
801
570
919
974
550
14.777
13.516

Anggota
Takesra
-

Keterangan :

*) Termasuk Kecamatan Parmaksian,


**) Termasuk Kecamatan Bonatua Lunasi
Sumber : Indikator Makro Sosial Ekonomi Kabupaten Toba Samosir tahun 2009

II.4. Pendidikan
Jenjang pendidikan formal di Kabupaten Toba Samosir terdiri dari
jenjang pendidikan Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP),
Sekolah

Menengah

Atas

atau

yang

sejenis

dan

sekolah

setingkat

Akademi/Diploma. Sementara untuk jenjang pendidikan non formal, di


Kabupaten Toba Samosir juga terdapat Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)
tersebar di 16 kecamatan, Bimbingan Belajar SD, SMP dan SMA di Kecamatan
Porsea dan Kecamatan Balige.
Kondisi jenjang pendidikan formal yang terdapat di Kabupaten Toba
Samosir serta persebarannya di tiap kecamatan dapat dilihat pada tabel
berikut:

Pokja Sanitasi Kab. Toba Samosir

II-13

PPSP

Percepatan
Pembangunan
Sanitasi
Permukiman

Tabel II.10
Jumlah Sekolah, Guru dan Murid Menurut Tingkat Pendidikan
Periode 2007/2008 2008/2009
Tahun Ajaran/Teaching Year
Tingkat Pendidikan/
Education Level
1

2007/2008

2008/2009

a. Sekolah/Schools

223

223

b. Guru/Teachers

1.942

2.067

c. Murid/Students

26.636

26.297

a. Sekolah/Schools

44

44

b. Guru/Teachers

921

961

c. Murid/Students

12.356

12.272

a. Sekolah/Schools

16

16

b. Guru/Teachers

462

507

c. Murid/Students

6.646

6.866

a. Sekolah/Schools

19

20

b. Guru/Teachers

452

506

c. Murid/Students

5.858

5.596

a. Akademi/Academy

b. Dosen/Lecturer

71

65

c. Mahasiswa/Students

611

675

Sekolah Dasar/Primary School

SLTP/Junior High Schools

SMA/Senior High Schools

SMK/Vocational Senior High Schools

Akademi/Academy

Sumber : BPS (Badan Pusat Statistik) Kabupaten Toba Samosir Tahun 2009

Pokja Sanitasi Kab. Toba Samosir

II-14

PPSP

Percepatan
Pembangunan
Sanitasi
Permukiman

Tabel II.11
Kondisi SD, SMP, SMA dan SMK, jumlah murid pertingkatan, jumlah guru, ratarata rasio murid dengan guru dan rata-rata rasio guru dengan sekolah
pertingkatan

NO

Tingkat
Sekolah

Jlh
Murid

Jlh
Guru

Ratarata
rasio
murid
dgn
Guru

Ratarata
rasio
guru
dengan
Sekolah

Negeri

Swasta

Jlh
Sekolah

120

18

138

3.236

276

11.72

12

15

1.185

55

21.54

3.66

PAUD

TK N/S

SD, SDLB,
MI N/S

214

223

25.998

1.994

13.03

8.94

SMP,MTs N/S

37

43

11.779

952

12.39

22.13

SMA N/S

10

15

6.687

506

13.26

33.73

SMK N/S

16

20

5.470

511

10.70

25.55

388

66

454

54.412

4.309

Jumlah

Sumber Data: Dinas Pendidikan Nasional Kab. Toba Samosir Tahun 2010

Tabel II.12
Data Gedung Sekolah Menurut Tingkat Sekolah
Kondisi Bangunan
NO Tingkat Sekolah
Rusak
Rusak
Baik
Ringan
Berat
1 PAUD
106
32
-

Jumlah
Ruang
138

2 TK Negeri/Swasta

36

40

3 SD, MI Negeri/
Swasta
4 SMP, MTs Negeri/
Swasta
5 SMA Negeri/
Swasta
6 SMK Negeri/
Swasta

1.207

145

1.354

248

116

37

401

86

76

20

182

64

76

44

184

1.747

449

Jumlah

103

2.299

Sumber Data : Dinas Pendidikan Nasional Kab.Toba Samosir Thn 2010

Kondisi fisik dan sarana prasarana pendidikan di sekolah-sekolah


khususnya sekolah dasar masih sangat minim. Hal ini tentunya sangat
mempengaruhi kualitas pendidikan di Kabupaten Toba Samosir secara umum.
Peningkatan kualitas sarana prasarana sekolah ini memakan biaya yang sangat
besar oleh karena itu diperlukan perencanaan yang terarah dan matang.

Pokja Sanitasi Kab. Toba Samosir

II-15

PPSP

Percepatan
Pembangunan
Sanitasi
Permukiman

Tabel II.13
Jumlah Sekolah Menurut Tingkat Pendidikan dan Kecamatan
Periode Tahun 2008 2009
Kecamatan/
Sub Regency

01 Balige
02 Tampahan
03 Laguboti
04 Habinsaran
05 Borbor
06 Nassau
07 Silaen
08 Sigumpar
09 Porsea
10 Pintu Pohan Meranti
11 Siantar Narumonda
12 Lumban Julu
13 Uluan
14 Ajibata
15 Parmaksian
16 Bonatua Lunasi
Jumlah/Total : 2008
: 2007
: 2006

Tingkat Pendidikan/Education Level


SD/MI/SLB

SLTP/MTs

SMA

SMK

31
6
19
27
11
15
16
9
15
15
8
13
14
9
8
7
223
223
221

8
1
4
5
1
2
3
2
2
5
2
2
2
2
2
1
44
44
39

5
2
2
1
1
1
2
1
1
16
16
15

8
4
1
3
1
1
2
20
19
18

Sumber : BPS (Badan Pusat Statistik) Kabupaten Toba Samosir Tahun 2009

1. Angka Buta Huruf


Salah satu indikator yang dapat dijadikan ukuran kesejahteraan sosial
yang merata adalah dengan melihat tinggi rendahnya persentase penduduk
yang melek huruf. Tingkat melek huruf atau tingkat buta huruf dapat dijadikan
ukuran kemajuan suatu bangsa. Kemampuan membaca dan menulis akan
mendorong meningkatnya peran aktif penduduk dalam proses pembangunan.
Secara persentase, penduduk usia 10 tahun ke atas yang belum dapat membaca
dan menulis di Kabupaten Toba Samosir dapat dikatakan rendah. Menurut hasil
Susenas 2008, persentase penduduk berusia 10 tahun ke atas yang melek huruf
sebanyak 98,49 persen dan buta huruf 1,51 persen. Bila dibandingkan dengan
tahun 2007, maka sudah tejadi penurunan buta huruf dengan angka buta huruf
tahun 2007 1,54 persen.

Pokja Sanitasi Kab. Toba Samosir

II-16

PPSP

Percepatan
Pembangunan
Sanitasi
Permukiman

Tabel II.14
Persentase Penduduk 10 Tahun Ke Atas Yang Buta Huruf
Menurut Golongan Umur dan Jenis Kelamin
Tahun 2008
Persentase
Status Pendidikan
Laki-laki
Perempuan
Total
10-14
0,00
0,00
0,00
15-19
0,00
0,00
0,00
20-24
0,00
0,00
0,00
25-29
0,00
0,00
0,00
30-34
0,00
0,00
0,00
35-39
0,00
0,00
0,00
40-44
0,00
0,00
0,00
45-49
0,00
0,00
0,00
50-54
1,24
2,05
1,93
55-59
1,20
6,73
3,78
60-64
1,13
6,87
3,83
65+
12,18
19,58
13,54
Persentase Penduduk Toba
0,76
2,31
1,51
Samosir Yang Buta Huruf
Sumber : Indikator Makro Sosial Ekonomi Kabupaten Toba Samosir tahun 2009

II.5. Kesehatan
2.5.1 Profil Kesehatan dan Pencapaian Pembangunan Kesehatan
Sebelum membahas profil kesehatan, terlebih dahulu kita tinjau
konsep Visi dan Misi

yang dikembangkan Dinas Kesehatan Kabupaten Toba

Samosir dalam menangani kesehatan di Kabupaten Toba Samosir periode tahun


2011 - 2015. Visi Dinas Kesehatan Kabupaten Toba Samosir adalah Mewujudkan
Masyarakat

Mandiri

Untuk

Hidup

Sehat

Berlandaskan

Kasih,

Peduli,

Bermartabat Pada Tahun 2015.


Untuk mencapai Visi Pembangunan Kesehatan Kabupaten Toba
Samosir tersebut di atas, akan diwujudkan melalui Misi Pembangunan
Kesehatan Kabupaten Toba Samosir tahun 2011-2015 berikut ini:
a. Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui peningkatan mutu
pelayanan kesehatan;
b. Menjamin ketersediaan dan sumber daya kesehatan;
c. Memberdayakan masyarakat untuk berperilaku hidup sehat;
d. Menciptakan tata kelola kepemerintahan yang baik di bidang kesehatan;

Pokja Sanitasi Kab. Toba Samosir

II-17

PPSP

Percepatan
Pembangunan
Sanitasi
Permukiman

e. Meningkatkan penggunaan teknologi dan sistem informasi kesehatan untuk


mendukung upaya pelayanan kesehatan;
f. Meningkatkan pembiayaan kesehatan yang bersumber dari pemerintah,
masyarakat dan pihak swasta;
g. Meningkatkan kemitraan pelayanan kesehatan dengan lembaga pendidikan,
pemerintah dan swasta.
Strategi dan arah kebijakan umum disusun untuk mencapai visi dan
misi Dinas Kesehatan Kabupaten Toba Samosir tersebut, maka berikut ini adalah
strategi yang dilakukan Pemerintah Kabupaten Toba Samosir dalam bidang
kesehatan:
1. Meningkatkan pemberdayaan masyarakat, swasta dan masyarakat madani
dalam pembangunan kesehatan melalui kerjasama Pemerintah Kabupaten
Toba Samosir;
2. Meningkatkan pelayanan kesehatan yang merata, terjangkau, bermutu dan
berkeadilan, serta berbasis bukti dengan pengutamaan pada upaya
promotifpreventif;
3. Meningkatkan

pembiayaan

pembangunan

kesehatan,

terutama

untuk

mewujudkan jaminan sosial kesehatan;


4. Meningkatkan pengembangan dan pemberdayaan SDM kesehatan yang
merata dan bermutu;
5. Meningkatkan ketersediaan, pemerataan, dan keterjangkauan obat dan alat
kesehatan serta menjamin keamanan, manfaat dan mutu sediakan farmasi,
alat kesehatan dan makanan;
6. Meningkatkan manajemen kesehatan yang akuntabel, transparan, berdaya
guna dan berhasil guna untuk menetapkan desentralisasi kesehatan yang
bertanggung jawab.
Gambaran derajat kesehatan di suatu wilayah dapat dilihat dari
indikator yang dinilai paling peka sebagai ukuran derajat kesehatan meliputi;
(A) Angka Kematian, (B) Angka Kesakitan dan (C) Status Gizi.
A. Angka Kematian
Indikator pengukuran angka kematian ini dilihat dari angka
kematian bayi per 1000 kelahiran hidup, angka kematian balita per 1000
kelahiran hidup, jumlah kematian ibu dan angka kecelakaan lalu lintas per
100.000 penduduk.

Pokja Sanitasi Kab. Toba Samosir

II-18

PPSP

Percepatan
Pembangunan
Sanitasi
Permukiman

Tabel II.15
Angka Kematian Bayi dan Balita di Kabupaten Toba Samosir
periode Tahun 20042009
No

Tahun

AKB ()

AKABA ()

2004

0,94

23,65

2005

2,85

13,91

2006

6,73

5,57

2007

14,6

4,7

2008

10,23

0,22

2009

6,1

1,3

Sumber : Profil Dinas Kesehatan Kab.Tobasa Tahun 2009 dan MDGs


Keterangan : AKB (Angka Kematian Bayi) & AKABA (Angka Kematian Anak Balita)

Angka kematian bayi di Kabupaten Toba Samosir tahun 20042008


secara berturutturut sebesar 0,94; 2,85; 6,73; 14,6 dan tahun
2008 sebesar 10,23 (artinya dari setiap 1000 kelahiran hidup terdapat 10
kematian bayi). Untuk tahun 2009 angka kematian bayi adalah sebesar
6,1 masih lebih rendah dari target nasional tahun 2010 sebesar 23 jiwa
per 1000 kelahiran hidup.
Berdasarkan tabel tersebut juga terlihat bahwa angka kematian
balita (AKAB) kecenderungannya menurun dari tahun 2004 s/d 2009 dengan
besaran 23, `pada tahun 2004 menjadi 0,22 tahun 2008. Untuk tahun
2009 terjadi kecenderungan kenaikan dari tahun 2008, yakni dari 0,22
tahun 2008 menjadi 1,3 tahun 2009. Namun secara nasional target yang
ditetapkan tahun 2010 adalah sebesar 32 per seribu kelahiran hidup,
sehingga kondisi tahun 2009 tersebut masih berada di bawah target
nasional.
B. Angka Kesakitan
Angka kesakitan merupakan jumlah penderita suatu penyakit
tertentu dibandingkan dengan jumlah penduduk yang kemungkinan terkena
penyakit tersebut dalam suatu wilayah dan waktu tertentu dikaitkan
dengan konstanta (faktor penentu). Angka kejadian Acute Flaccid Paralysis
(AFP) tahun 2009 pada anak usia<15 tahun ditemukan di Kecamatan
Lumban Julu sebanyak 3 kasus.

Pokja Sanitasi Kab. Toba Samosir

II-19

PPSP

Percepatan
Pembangunan
Sanitasi
Permukiman

Adapun persebaran Angka Kesakitan yang terdapat di Kabupaten


Toba Samosir dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel II.16
Angka Kesakitan Kabupaten Toba Samosir periode 2005-2009
No
1.

Jenis Penyakit
Infeksi akut lain pada Saluran

Keadaan Tahun ( jiwa )


2005

2006

2007

2008

2009

5.988

5.992

5.996

5.998

5.973

5.642

5.452

5.231

4.946

4.831

Pernapasan bagian atas


2.

Penyakit lain pada saluran


pernapasan bagian atas

3.

Penyakit lainnya

3.853

3.842

3.641

3.279

3.168

4.

Diare

3.561

3.229

3.176

3.064

2.992

5.

Tekanan Darah Tinggi

2.267

2.455

2.581

2.762

2.800

6.

Penyakit sistem otot &

2.655

2.544

2.389

2.472

2.512

Jaringan Pengikat
7.

Infeksi Penyakit Usus lainnya

2.311

2.452

2.165

2.143

2.098

8.

Tukak Lambung

1.863

1.655

1.678

1.606

1.592

9.

Karies Gigi

1.488

1.376

1.439

1.265

1.438

10.

Kecelakaan dan Ruda Paksa

1.347

1.305

1.366

1.258

1.272

Sumber : Dinas Kesehatan Kab. Toba Samosir Tahun 2010

C. Status Gizi
Untuk menggambarkan status gizi di suatu daerah dapat dilihat dari
angka kunjungan neonates, kunjungan gizi, berat bayi lahir rendah (BBLR)
ditangani, balita dengan gizi buruk dan kecamatan bebas rawan gizi.
Persentase kunjungan neonates dan bayi tahun 2009 masingmasing
sebesar 75% dan 100%. Jumlah bayi yang lahir tahun 2009 di Kabupaten Toba
Samosir sebanyak 3.951 jiwa, dimana 0,05% (2 bayi) merupakan BBLR yang
keseluruhannya dapat ditangani.
Dari 18.496 balita yang ada di Kabupaten Toba Samosir tahun 2009,
dari 15.091 balita yang melaksanakan penimbangan dan 81,48% (12.296 balita)
berat badannya naik. Untuk kasus gizi buruk tahun 20052008 masingmasing
sebesar 0,57%, 0,60%, 1,74% dan 1,02%. Terhadap data ini ada kecenderungan
peningkatan kasus gizi buruk yang walaupun tidak signifikan. Berikut ini kondisi
status gizi balita di Kabupaten Toba Samosir dapat dilihat pada tabel:

Pokja Sanitasi Kab. Toba Samosir

II-20

PPSP

Percepatan
Pembangunan
Sanitasi
Permukiman

Tabel II.17
Status Gizi Balita di Kabupaten Toba Samosir periode 2005-2009
No

Tahun

Balita Gizi Buruk (%)

2005

0,57

2006

0,60

2007

1,74

2008

1,02

2009

1,05

Sumber data : Dinas Kesehatan Kab.Toba Samosir Tahun 2010

Kesehatan Ibu
Jumlah kematian ibu untuk tahun 2009 terdapat sebanyak 8 kasus,
masingmasing terdapat di kecamatan Balige (3 kasus), Kecamatan Habinsaran
(1 kasus), Kecamatan Nassau (2 kasus) dan Kecamatan Porsea (2 kasus).
Masih ditemukannya kematian ibu di Kabupaten Toba Samosir erat
kaitannya dengan angka kesakitan yang berhubungan dengan kehamilan dan
pertolongan persalinan.
Pengobatan
Kondisi penyakit terbanyak,bila ditinjau dari tampilan tabel di bawah
ini, penyakit infeksi masih mendominasi. Sebagian besar penyakit infeksi yang
terjadi itu, karena pengelolaan lingkungan yang belum optimal dan mutu
lingkungan yang tergolong kurang. Berikut kondisi penyakit terbanyak yang ada
di Kabupaten Toba Samosir dapat dilihat pada tabel berikut:

Pokja Sanitasi Kab. Toba Samosir

II-21

PPSP

Percepatan
Pembangunan
Sanitasi
Permukiman

Tabel II.18
Penyakit Terbanyak di Kabupaten Toba Samosir periode 20052009
No
1

Jenis Penyakit
Infeksi akut lain pada Saluran

Keadaan Tahun ( jiwa )


2005

2006

2007

2008

2009

5.988

5.992

5.996

5.998

5.973

5.642

5.452

5.231

4.946

4.831

Pernapasan bagian atas


2

Penyakit lain pada saluran


pernapasan bagian atas

Penyakit lainnya

3.853

3.842

3.641

3.279

3.168

Diare

3.561

3.229

3.176

3.064

2.992

Tekanan Darah Tinggi

2.267

2.455

2.581

2.762

2.800

Penyakit system otot &

2.655

2.544

2.389

2.472

2.512

Jaringan Pengikat
7

Infeksi Penyakit Usus lainnya

2.311

2.452

2.165

2.143

2.098

Tukak Lambung

1.863

1.655

1.678

1.606

1.592

Karies Gigi

1.488

1.376

1.439

1.265

1.438

Kecelakaan dan Ruda Paksa

1.347

1.305

1.366

1.258

1.272

10

Sumber : Dinas Kesehatan Kab.Tobasa Tahun 2010

Kondisi pengobatan yang terdapat di Kabupaten Toba Samosir adalah


sebagai berikut:
1. Ketersediaan obat generik di puskesmas;
2. Pasien terlayani kesehatannya bila berobat ke puskesmas;
3. Polindes terbuka 24 jam;
4. Tenaga bidan desa tersebar di 90% desa yang ada.
Perilaku Sehat
Upaya membangun kesehatan tak dapat berhasil guna tanpa adanya
peran serta masyarakat, yang salah satu bentuknya Posyandu yang mempunyai
peran penting dalam mengidentifikasi kesehatan dan tumbuh kembang anak.
Perilaku sehat erat kaitannya dengan derajad kesehatan. Derajat
kesehatan di masyarakat ditunjukkan dengan makin menurunnya prevalensi gizi
buruk dan malaria.
Peningkatan kinerja di bidang kesehatan ini tidak terlepas dari upaya
pemerintah daerah maupun bantuan pemerintah pusat dalam meningkatkan
kualitas dan jangkauan serta penyediaan obat-obatan esensial bagi masyarakat.
Berbagai upaya yang dilakukan untuk meningkatkan pelayanan kesehatan
kepada masyarakat dapat dilihat pada tabel berikut:

Pokja Sanitasi Kab. Toba Samosir

II-22

PPSP

Percepatan
Pembangunan
Sanitasi
Permukiman

Tabel II.19
Perkembangan Sarana dan Prasarana Kesehatan
Kabupaten Toba Samosir
Tahun (unit)
No

Sarana Prasarana

2005

2006

2007

2008

2009

s/d

s/d

s/d

s/d

s/d

2006

2007

2008

2009

2010

1.

Puskesmas

12

14

17

18

19

2.

Puskesmas

38

33

32

32

30

252

245

280

285

285

pembantu

3.

Posyandu

Sumber Data : Dinas Kesehatan Kab.Toba Samosir Tahun 2010

Tabel II.20
Jumlah Fasilitas Kesehatan Menurut Status Kepemilikan
No

Fasilitas Kesehatan

Pemerintah

Swasta

Jumlah

1.

Rumah Sakit Umum

2.

Rumah Sakit Mini Daerah

3.

Rumah Sakit Khusus Kusta

4.

Apotek

5.

Pondok Bersalin Desa

98

98

6.

Praktek Dokter

36

36

7.

Praktek Bidan

280

15

295

8.

SPK/AKPER

9.

Sekolah Menengah Farmasi

Sumber Data : BPS Kab. Toba Samosir Tahun 2009

Ketersediaan sumber daya aparatur kesehatan di Kabupaten Toba


Samosir dapat dilihat pada tabel berikut:

Pokja Sanitasi Kab. Toba Samosir

II-23

PPSP

Percepatan
Pembangunan
Sanitasi
Permukiman

Tabel II.21
Jumlah Tenaga Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Toba Samosir Menurut
Kecamatan Tahun 2008
Dokter/State
Physician

Paramedis
Perawatan

Paramedis
Non
Perawatan

Non
Medis

Jumlah/Total

01 Balige

67

88

02 Tampahan

20

27

03 Laguboti

33

44

04 Habinsaran

45

55

05 Borbor

25

35

06 Nassau

26

32

07 Silaen

34

43

08 Sigumpar

15

20

09 Porsea
10 Pintu Pohan
Meranti
11 Siantar
Narumonda

3
3

43
25

4
1

3
4

53
33

26

31

12 Lumban Julu

25

39

13 Uluan

33

42

14 Ajibata

23

36

15 Parmaksian

16 Bonatua

17

21

52
44
45

457
406
354

43
65
87

47
22
55

599
537
541

Kecamatan/
Sub Regency

Lunasi
Jumlah : 2008
: 2007
: 2006

Sumber : BPS (Badan Pusat Statistik) Kabupaten Toba Samosir

II.6. Kondisi Kepemilikan Lahan dan Sosial Budaya Masyarakat


Secara umum Kabupaten Toba Samosir mempunyai lahan dengan
status penguasaan lahan yaitu tanah ulayat dan tanah pemerintah, yang artinya
adalah:
Tanah Ulayat adalah tanah yang dimiliki oleh garis keturunan yang memiliki
lahan tersebut dan dikelola oleh turunan nenek moyang tesebut dan disebut
juga tanah adat, yang umumnya wilayah Toba Samosir adalah orang Batak
Toba (mayoritas).

Pokja Sanitasi Kab. Toba Samosir

II-24

PPSP

Percepatan
Pembangunan
Sanitasi
Permukiman

Tanah Negara (Pemerintah) adalah tanah yang dimiliki oleh pemerintah dan
dikelola oleh pemerintah
Khusus perkotaan status dan penguasaan tanah di Kota Balige terbagi
dalam dua jenis yaitu tanah ulayat dan tanah negara. Tanah ulayat (tanah adat)
berkaitan dengan budaya masyarakatnya dimana tanah dimiliki secara turun
temurun (adat) dan sampai saat ini pemanfaatannya belum optimal. Masih
banyak

ditemukan

tanah-tanah

kosong

atau

belum

dimanfaatkan

dan

berkembang menjadi daerah semak belukar atau lahan kering.


Di Kota Balige sendiri tidak ditemukan tempat pemakaman umum
sebagaimana kota-kota lainnya. Hal ini disebabkan karena tanah-tanah yang
dimiliki secara turun temurun tadi banyak yang dijadikan tempat pemakaman
keluarga. Hal ini tentu saja menjadi faktor penghalang dalam perencanaan kota
ke depannya.
Selanjutnya data Rencana Penggunaan Lahan, Kepadatan Penduduk,
Kondisi perekonomian dan struktur PDRB Kabupaten Toba Samosir dapat dilihat
pada tabel di bawah ini:

Pokja Sanitasi Kab. Toba Samosir

II-25

PPSP

Percepatan
Pembangunan
Sanitasi
Permukiman

Tabel II.22
Penggunaan Lahan Di Kabupaten Toba Samosir
No

Kecamatan

Pt

Permukiman

Ajibata

Rencana Pengunaan Lahan 2009


Pc
Sw
B

116.81

149.02

271.80

Lumban Julu

1.08

583.51

67.95

90.36

PP. Meranti

92.75

1,377.53

Bonatua Lunasi

34.13

Porsea

Parmaksian

S Narumonda

115.37

Uluan

Habinsaran

APL

Total (Ha)

608.56

1,146.18

1,132.57

1,875.47

275.51

7,907.18

9,652.97

1,070.31

411.45

1,362.37

2,878.25

2,444.53

1,789.83

834.17

5,666.05

1,264.38

14.95

340.17

1,677.11

594.85

885.76

951.49

9.81

1,028.37

3,585.65

129.05

3.49

1,492.30

361.75

3,290.07

5,276.67

118.04

2,223.24

4,321.81

243.17

213.48

5,537.48

12,657.22

248.47

3,861.23

230.29

6,748.13

11,132.91

133.15

464.37

57.61

10

Nassau

44.80

11

Silaen

132.79

12

Sigumpar

55.24

13

Laguboti

256.82

14

Tampahan

15
16

35.47

1,642.49

547.69

264.57

1,753.16

4,340.70

1,717.89

362.76

37.26

659.96

2,868.58

2,894.49

560.83

2.97

1,818.35

5,533.46

432.07

304.36

1,455.38

91.76

403.40

223.79

Balige

474.15

470.52

1,907.61

350.81

102.44

1,824.18

5,129.72

Borbor

171.80

3,904.41

2,160.95

237.68

1,225.87

7,572.82

15,273.52

Jumlah

2,025.32

9,080.75

27,604.82

6,198.27

2,518.75

42,721.90

90,149.82

Sumber Data : Analisis Tim Penyusun Revisi RTRW Kab.Toba Samosir tahun 2009
Keterangan:
Pt

: Pertanian Lahan Kering

Pc

: Pertanian Lahan Kering Campuran

Sw

: Sawah

B
APL

: Semak/Belukar
: Area Penggunaan Lain

Pada umumnya di Kabupaten Toba Samosir, suku yang dominan di


Kota Balige adalah Suku Tapanuli atau Suku Batak Toba. Konsep garis keturunan
di kota ini sangat kuat. Satu garis keturunan ditandai dengan marga yang
digunakan secara turun temurun berdasarkan garis keturunan laki-laki. Marga
dalam adat Batak dapat diartikan dalam suatu arti kelompok masyarakat pada
umumnya yang mempunyai tali persaudaraan yang sangat kuat. Marga-marga
terus

berkembang

sejalan

dengan

pergeseran

masyarakat

dan

perkembangannya. Penyebaran marga-marga ini sebenarnya dapat dilihat dari


sebaran kampung-kampung yang sesuai dengan marganya. Untuk saat ini,

Pokja Sanitasi Kab. Toba Samosir

II-26

PPSP

Percepatan
Pembangunan
Sanitasi
Permukiman

perkembangan sosial ekonomi dan budaya yang dinamis menyebabkan sebaran


berdasarkan marga-marga tersebut sudah tidak jelas lagi.Komposisi agama yang
dianut oleh Penduduk Kabupaten Toba Samosir terdiri dari Kristen Protestan,
Kristen Katolik, Islam dan Aliran Kepercayaan (Parmalim). Komposisi yang
terbesar berturutturut adalah penganut agama Kristen Protestan diikuti Kristen
Katolik, Islam dan Aliran Kepercayaan (Parmalim).
Berikut ini, akan ditampilkan tabulasi persebaran rumah ibadah yang
terdapat di seluruh Kecamatan yang terdapat di Kabupaten Toba Samosir:

01
02
03
04
05
06
07
08
09
10
11
12
13
14
15
16

Tabel II.23
Jumlah Rumah Ibadah Menurut Kecamatan Dan Jenis Rumah Ibadah
Tahun 2008
Langgar/
Gereja (unit)
Mesjid
Lainnya*)
Kecamatan
Surau
(unit)
(unit)
Protestan Katolik
(unit)
Balige
5
3
38
3
Tampahan
5
1
Laguboti
2
1
19
4
1
Habinsaran
3
2
56
18
Borbor
19
6
Nassau
3
11
1
Silaen
1
1
31
8
Sigumpar
12
Porsea
9
3
21
4
1
Pintu Pohan
2
2
21
2
Meranti
Siantar
2
8
1
Narumonda
Lumban Julu
4
44
4
1
Uluan
7
6
5
Ajibata
9
7
1
Parmaksian )
Bonatua Lunasi
1
)
Jumlah : 2008
31
12
301
65
10
: 2007
31
12
301
65
(tahun
: 2006
31
12
301
65
2010)

Sumber: BPS (Badan Pusat Statistik) Kabupaten Toba Samosir & Para Camat Se-Kab.Tobasa
Keterangan: ) Masih Bergabung di kecamatan induk (Porsea, Lumban Julu dan Uluan),
*) = Fasilitas tempat ibadah aliran kepercayaan

Pokja Sanitasi Kab. Toba Samosir

II-27

PPSP

Percepatan
Pembangunan
Sanitasi
Permukiman

II.7. Perekonomian
Pembangunan daerah sebagai bagian integral dari pembangunan
nasional harus dilaksanakan secara terpadu dan serasi serta diarahkan untuk
mengembangkan daerah sesuai dengan prioritas dan potensi wilayah/kawasan.
Upaya untuk memperbaiki kesejahteraan rakyat pada periode 2011-2015 masih
akan dibayangi oleh kondisi krisis ekonomi global. Tantangan pokok yang akan
dihadapi pada periode 2011-2015 masih terkait dengan masalah-masalah sosial
mendasar terutama penganguran dan kemiskinan. Pada tahun 2008 jumlah
pencari kerja yang terdaftar pada Dinas tenaga Kerja dan Transmigrasi
Kabupaten Toba Samosir sebanyak 614 orang dengan rincian 208 laki-laki dan
406 perempuan. Dari jumlah tersebut 60,59% merupakan pencari kerja tamatan
SLTA, tamatan Diploma 19,06%, tamatan Sarjana 18,73% dan sisanya 1,63%
merupakan tamatan SLTP dan SD. Dari 614 orang pencari kerja tersebut yang
telah diterima bekerja adalah sejumlah 435 orang dari berbagai latar belakang
pendidikan.
Guna menekan jumlah pengangguran, kualitas pertumbuhan ekonomi
perlu ditingkatkan agar kegiatan ekonomi dapat menciptakan lapangan kerja
yang lebih besar dan mengurangi jumlah penduduk miskin. Fakta yang ada
menunjukkan bahwa hampir separuh jumlah propinsi memiliki tingkat
kemiskinan di atas rata-rata nasional dan pada umumnya penduduk miskin
masih terkonsentrasi di daerah perdesaan. Pada Tahun 2008 jumlah Keluarga
Prasejahtra/Keluarga

Sejahtra

(KS

I)

sebesar

14.777

keluarga

dimana

Kecamatan Balige merupakan kecamatan yang memiliki jumlah keluarga


prasejahtra/KS I, yaitu sebanyak 2.005 keluarga dan kecamatan tampahan
merupakan kecamatan dengan jumlah keluarga prasejahtra/KS I terkecil yaitu
hanya 444 keluarga.
Secara umum struktur ekonomi Kabupaten Toba Samosir masih
didominasi sektor industri diikuti sektor pertanian dan perdagangan. Pada
tahun 2005 kontribusi sektor industri terhadap PDRB atas dasar harga berlaku
adalah 37,71%, pada tahun 2005, tahun 2006 naik menjadi 39,54%, tahun 2007
naik menjadi 41,20%, tahun 2008 naik menjadi 42,58%, tahun 2009 turun
menjadi 42.48%. Distribusi setiap lapangan usaha terhadap PDRB Kabupaten
Toba Samosir dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Pokja Sanitasi Kab. Toba Samosir

II-28

PPSP

Percepatan
Pembangunan
Sanitasi
Permukiman

Tabel II.24
Struktur Perekonomian Kabupaten Toba Samosir Tahun 2005-2009
Atas Dasar Harga Berlaku (Juta/Rupiah)
Lapangan
Usaha
Pertanian

2005

2006

2007

2008

2009

608.038,43

641.201,75

689.531,89

745.373,57

805.655,21

6.102,54

7.179,64

8.564,64

10.407,65

12.396,23

714.913,13

838.721,27

994.941,50

1.168.585,30

1.298.111,61

Listrik, Gas
dan Air Minum

20.669,61

22.909,85

25.604,18

28.658,63

32.377,59

Bangunan

97.885,95

114.483,04

132.085,73

154.670,03

188.436,97

174.198,88

203.180,00

235.980,69

275.462,33

303.166,31

63.181,83

70.124,57

77.539,09

86.821,59

97.610,55

59.619,02

64.629,48

72.748,80

82.704,70

91.876,76

151.161,14

158.679,88

177.623,36

197.104,95

226.788,76

1.895.770,53

2.121.109,48

2.414.619,87

2.746.136,65

3.056.049,03

Pertambangan
dan Penggalian
Industri

Perdagangan,
Hotel, dan
Restoran
Pengangkutan
dan
Komunikasi
Keuangan,
Asuransi,
Persewaan dan
Jasa
Perusahaan
Jasa
Kemasyarakatan, Sosial
dan
Perorangan
Total

Sumber: Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Toba Samosir Tahun 2009

Tabel II.25
Kondisi Ekonomi Menurut Lapangan Usaha
PDRB Atas Dasar Harga Konstan 2000
Tahun (Juta Rp)

Lapangan Usaha
2005
520.615,14

2006
536.306,42

2007
560.571,92

2008
583.984,47

3.555,82

3.914,35

4.313,42

4.837,04

455.907,63
12.914,94
51.091,59
122.581,25

489.013,44
13.455,57
54.779,64
130.275,43

519.688,76
14.374,50
58.771,85
139.359,45

552.211,35
15.359,57
63.619,75
149.343,19

45.657,75
40.048,41

48.762,43
41.999,14

52.102,31
43.675,24

56.031,63
45.829,38

100.737,25

104.545,25

108.826,34

114.577,23

1.353.109,78

1.423.051,67

1.501.683,79

1.585.793,61

Pertanian
Pertambangan dan
Penggalian
Industri
Listrik, Gas dan Air
Bangunan
Perdangangan, Hotel dan
Restoran
Pengankutan & Komunikasi
Keuangan, Asuransi,
Persewaan, dan Jasa
Perusahaan
Jasa Kemasyarakatan,
Sosial dan Perorangan

Sumber Data : BPS Kab.Toba Samosir Tahun 2009

Pokja Sanitasi Kab. Toba Samosir

II-29

PPSP

Percepatan
Pembangunan
Sanitasi
Permukiman

Tabel II.26
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Toba Samosir
Atas Dasar Harga Berlaku
(Rp.000)
829.175,56

Tahun
2000

Atas Dasar Harga Konstan 2000


(Rp.000)
829.175,56

2001

921.427,29

845.749,80

2002

1.040.894,02

892.195,14

2003

2.014.705,75

1.535.669,57

2004

1.748.167,49

1.289.294,33

2005

1.895.770,53

1.353.109,77

2006

2.121.109,48

1.423.051,66

2007

2.414.619,87

1.501.683,78

2008

2.746.136,65

1.585.793,62

Sumber Data : BPS Kab.Toba Samosir Tahun 2009

II.8. Visi dan Misi Kabupaten Toba Samosir


II.8.1. Visi
Dengan mempertimbangkan kondisi objektif seluruh sumberdaya yang
merupakan

sumber-sumber

terpilih

untuk

mewujudkan

pembangunan

Kabupaten Toba Samosir ke arah yang lebih baik dan mewakili semua aspirasi
masyarakat, disusunlah Visi Kabupaten Toba Samosir tahun 2011 s/d 2015
sesuai Peraturan Daerah Kabupaten Toba Samosir Nomor 3 Tahun 2010 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Toba
Samosir Tahun 2011-2015 yaitu: Terwujudnya Kabupaten Toba Samosir Yang
Memiliki Rasa Kasih, Peduli dan Bermartabat.
II.8.2. Misi
Untuk tercapainya Visi pembangunan Kabupaten Toba Samosir
tersebut, maka Misi Kabupaten Toba Samosir ditetapkan sebagai berikut:
1.

Mewujudkan pemerintahan yang bersih dan berwibawa;

2.

Meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan;

3.

Meningkatkan mutu pendidikan dan pengembangan sumber daya manusia;

4.

Meningkatkan pembangunan infrastruktur;

5.

Mewujudkan pengembangan ekonomi rakyat;

6.

Mengoptimalkan serta memanfaatkan sumber daya alam;

Pokja Sanitasi Kab. Toba Samosir

II-30

PPSP
7.

Percepatan
Pembangunan
Sanitasi
Permukiman

Memelihara stabilitas kehidupan masyarakat yang aman, tertib dan


dinamis.

II.9. Institusi dan Organisasi


II.9.1. Kelembagaan Sanitasi di Kabupaten Toba Samosir
Sampai saat sekarang kelembagaan yang secara khusus menangani
sanitasi di Kabupaten Toba Samosir belum ada. Penanganan dilakukan secara
bersama dan menjadi tanggung jawab beberapa lembaga/instansi (SKPD) yang
terkait. Secara garis besar terdapat dua lapisan institusi yang terkait dengan
sanitasi. Lapisan pertama adalah institusi yang mengemban tugas di bidang
sanitasi secara langsung dan lapisan kedua adalah institusi yang bersinggungan
dan berkaitan dengan bidang sanitasi, namun lebih bersifat mendukung
(kebijakan). Dinas atau badan yang mengemban tugas yang di bidang sanitasi
adalah sebagai berikut;
II.9.1.1. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
Fungsi utama Badan ini di bidang sanitasi sesuai Perda Kabupaten
Toba Samosir Nomor 2 Tahun 2008 adalah sebagai badan perencana programprogram sanitasi, yang selanjutnya dijadikan sebagai acuan bagi dinas, badan
maupun kantor menyusun kegiatan menurut fungsi dan tugasnya masingmasing. Selain sebagai institusi perencana, tugas lain Bappeda di bidang
sanitasi adalah sebagai lembaga yang memonitor dan mengevaluasi pelaksanaan
berbagai program pembangunan di Kabupaten Toba Samosir, termasuk sanitasi
dari fungsi tersebut maka, untuk Bappeda dalam peta kelembagaan sanitasi
yang lebih berfungsi pada pembuat dan pemantau berbagai kebijakan di bidang
sanitasi.
II.9.1.2. Dinas Pasar, Kebersihan dan Pertamanan
Dinas ini memiliki fungsi pokok sebagai berikut (Peraturan Daerah
Kabupaten Toba Samosir Nomor 2 Tahun 2008):
a. Merumuskan kebijakan teknis di bidang pasar, kebersihan, dan pertamanan;
b. Menyelenggarakan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di bidang
pasar, kebersihan dan pertamanan;

Pokja Sanitasi Kab. Toba Samosir

II-31

PPSP

Percepatan
Pembangunan
Sanitasi
Permukiman

c. Membina dan melaksanakan tugas di bidang pasar, kebersihan dan


pertamanan.
Dari uraian fungsi pokok di atas, maka bisa disimpulkan bahwa tugas
dinas ini cukup luas, karena di samping sebagai regulator teknis, dinas ini juga
berfungsi sebagai pelaksana regulasi dan operator di bidang sanitasi (sampah
dan air limbah). Kondisi ini akan menimbulkan proses penegakan terhadap
aturan dan standar teknis di bidang sanitasi menjadi sesuatu yang sulit karena
regulator yang juga berfungsi sebagai lembaga pelaksana dan pengawas. Di
samping penegakan aturan, proses penyusunan aturan teknis terkait dengan
sanitasi menjadi sangat sulit, karena semua seksi sudah cukup sibuk dengan
proses penyusunan dan pelaksanaan program. Beberapa peraturan daerah
(Perda) yang tujuannya melakukan monitoring, mengawasi dan menegakan
hukum antara lain Retribusi Perlayanan Persampahan Nomor 7 Tahun 2003
dimana wajib retribusi adalah pribadi/badan yang menurut peraturan
perundang-undangan diwajibkan untuk melakukan pembayaran retibusi dengan
ketentuan yang telah ditetapkan dan tentang sanksi terhadap pelanggaran
perda dimaksud, belum diatur secara spesifik. Hal umum yang dilakukan selama
ini terhadap penunggak retribusi hanyalah pemberhentian pelayanan. Kebijakan
ini disadari belum memberikan solusi yang efektif karena akan menimbulkan
permasalahan baru. Sementara perda tentang pengelolaan air limbah sejauh ini
belum ada pada Dinas Pasar, Kebersihan dan Pertamanan Kabupaten Toba
Samosir dan penanganannya secara langsung masih ada pada Badan Lingkungan
Hidup dan Pertambangan Kabupaten Toba Samosir.
II.9.1.3. Dinas Tata Ruang dan Permukiman
Bila di tinjau dari ruang lingkup sanitasi dan tupoksi dinas, maka
keterlibatan Dinas Tarukim adalah Drainase, baik itu mulai dari tahap
perencanaan, kontruksi maupun di bidang pemeliharaanya. Secara rinci fungsi
Dinas Tata Ruang dan Permukiman adalah sebagai berikut (Perda Kabupaten
Toba Samosir Nomor 2 Tahun 2008):
a. Merumuskan kebijakan teknis di bidang tata ruang dan permukiman;
b. Menyelenggarakan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di bidang tata
ruang dan permukiman;
c. Membina dan melaksanakan tugas di bidang tata ruang dan permukiman.

Pokja Sanitasi Kab. Toba Samosir

II-32

PPSP

Percepatan
Pembangunan
Sanitasi
Permukiman

Karena drainase erat kaitannya dengan jalan dan tata bangunan maka
dalam proses perencanaan dan pengembangan serta pemeliharaan harus
bekerja sama dengan bagian yang menangani jalan (Dinas PU kabupaten/
propinsi dan tata bangunan yang masih berada di Dinas Tarukim).
II.9.1.4. Dinas Kesehatan Kabupaten
Dinas Kesehatan, yang membangun tugas untuk menyusun program
dan standar-standar sanitasi masyarakat serta penyadaran masyarakat atas
pentingnya sanitasi.
Dalam menjalankan tugasnya Dinas Kesehatan mempunyai fungsi
sebagai berikut (Perda Kabupaten Toba Samosir Nomor 2 Tahun 2008):
a.

Perumusan

kebijakan

teknis

di

bidang

kesehatan,

yang

meliputi

pencegahan dan pemberantasan penyakit menular dan penyehatan


lingkungan, pelayanan medik, kesehatan masyarakat, pendataan dan
pengembangan
pembangunan

informasi
kesehatan

kesehatan,
masyarakat

keluarga
sesuai

sejahtera

kebijakan

yang

serta
telah

ditetapkan oleh bupati;


b.

Pembinaan umum dan teknis dalam penyelenggaraan kewenangan daerah


di bidang kesehatan, yang meliputi pencegahan dan pemberantasan
penyakit menular dan penyehatan lingkungan, pelayanan medik, kesehatan
masyarakat, pendataan dan pengembangan informasi kesehatan, keluarga
sejahterah serta pembangunan kesehatan masyarakat;

c.

Pengelolaan perizinan di bidang kesehatan, yang meliputi pencegahan dan


pemberantasan penyakit menular dan penyehatan lingkungan, pelayanan
medik, kesehatan masyarakat, pendataan dan pengembangan informasi
kesehatan, keluarga sejahtera serta pembangunan kesehatan masyarakat;

d.

Penyelenggaraan

pelayanan

umum

yang

meliputi

penyuluhan

dan

penyebaran informasi di bidang kesehatan, yang meliputi pencegahan dan


pemberantasan penyakit menular dan penyehatan lingkungan, pelayanan
medik, kesehatan masyarakat, pendataan dan pengembangan informasi
kesehatan, keluarga sejahtera serta pembangunan kesehatan masyarakat;
e.

Monitoring dan evaluasi terhadap pelaksanaan tugas-tugas di bidang


kesehatan, yang meliputi pencegahan dan pemberantasan penyakit
menular

dan

penyehatan

Pokja Sanitasi Kab. Toba Samosir

lingkungan,

pelayanan

medik,

kesehatan

II-33

PPSP

Percepatan
Pembangunan
Sanitasi
Permukiman

masyarakat, pendataan dan pengembangan informasi kesehatan, keluarga


sejahtera serta pembangunan kesehatan masyarakat;
f.

Pengaturan, pengendalian dan pembinaan terhadap UPT dan Puskesmas


dalam lingkup Dinas Kesehatan;

g.

Penyelenggaraan tata usaha Dinas Kesehatan.


Surat Keputusan Mendagri Nomor 130-67 Tahun 2002 tentang

Pengakuan Kewenangan Kabupaten dan Kota yang selanjutnya untuk bidang


kesehatan diperjelas dengan Surat Sekretaris Jenderal Depkes dan Depsos
Republik

Indonesia

Nomor

OT.01.SJ.IV.1051

terdapat

27

kewenangan

pembangunan kesehatan di tingkat kabupaten dan kota sebagai berikut:


a.

Perencanaan pembangunan kesehatan wilayah kabupaten/kota;

b.

Pengaturan dan pengorganisasian sistem kesehatan kabupaten/kota;

c.

Perizinan kerja/praktek tenaga kesehatan;

d.

Perizinan sarana kesehatan;

e.

Perizinan distribusi pelayanan obat skala kabupaten/kota (apotik dan toko


obat);

f.

Pendayagunaan tenaga kesehatan;

g.

Implementasi sistem pembiayaan kesehatan melalui jaminan pemeliharaan


kesehatan masyarakat dan atau sistem lain di kabupaten/kota;

h.

Penyelenggaraan upaya/sarana kesehatan kabupaten/kota;

i.

Penyelenggaraan upaya dan promosi kesehatan masyarakat;

j.

Pencegahan dan pemberantasan penyakit dalam lingkungan kabupaten/


kota;

k.

Penyelenggaraan upaya kesehatan lingkungan dan pemantauan dampak


pembangunan terhadap kesehatan lingkup kabupaten/kota;

l.

Perencanaan dan pengadaan obat pelayanan kesehatan dasar essensial;

m. Pencegahan

dan

penanggulangan

penyalahgunaan

obat,

narkotika,

psikotropika, zat adiktif dan bahan berbahaya lingkup kabupaten/kota;


n.

Penetapan tarif pelayanan kesehatan lingkup kabupaten/kota;

o.

Penelitian dan pengembangan kesehatan kabupaten/kota;

p.

Penyelenggaraan kewaspadaan pangan dan gizi lingkup kabupaten/kota;

q.

Bimbingan dan pengendalian kegiatan pengobatan tradisional;

r.

Bimbingan dan pengendalian upaya/sarana kesehatan skala kabupaten/


kota;

Pokja Sanitasi Kab. Toba Samosir

II-34

PPSP

Percepatan
Pembangunan
Sanitasi
Permukiman

s.

Bimbingan dan pengendalian upaya kesehatan lingkup kabupaten/kota;

t.

Pencatatan dan pelaporan obat pelayanan kesehatan dasar;

u.

Penyelenggaraan sistem informasi kesehatan kabupaten/kota;

v.

Pengembangan kerjasama lintas sektor lingkup kabupaten/kota dan


kerjasama antar daerah;

w. Bimbingan teknis mutu dan keamanan industri rumah tangga, makanan;


x.

Menyelenggarakan program pelatihan kesehatan di wilayah kabupaten/


kota;

y.

Pelaksanaan kegiatan pengawasan program kesehatan;

z.

Penyelenggaraan akuntabilitas instansi kesehatan di wilayah kabupaten/


kota;

aa. Mengamankan kebijakan pengawasan dan pengendalian penapisan dan


pengembangan Iptek kesehatan/kedokteran canggih.
Dalam pelaksanaan kewenangan tersebut secara aplikasi seyogyanya
diciptakan hubungan koordinasi, kerjasama, tanggung jawab, berupa:
a.

Koordinasi dan kerjasama lintas program yaitu antar Subdinas dan antar
Seksi.

b.

Koordinasi dan kerjasama lintas sektoral dengan sektor terkait.

c.

Tanggung jawab terletak pada masingmasing dan latar belakang program.

II.9.1.5. Badan Lingkungan Hidup dan Pertambangan


Tugas pokok dari Badan Lingkungan Hidup dan Pertambangan
Kabupaten Toba Samosir sesuai Perda Kab.Toba Samosir Nomor 2 Tahun 2008
adalah merumuskan kebijaksanaan koordinasi dan pengawasan pengelolaan
bidang lingkungan hidup dan pertambangan, merumuskan kebijakan operasional
pada bidang pengendalian pencemaran lingkungan dan pengolahan limbah
dalam kegiatan penanganan lingkungan hidup dan pertambangan, merumuskan
kebijakan

operasional

pada

bidang

pengendalian

kerusakan/pemulihan

lingkungan dan penataan wilayah/bina usaha dalam kegiatan penanganan


lingkungan hidup dan pertambangan, merumuskan kebijakan operasional pada
bidang penataan lingkungan dan pembinaan masyarakat dan komunikasi
lingkungan dalam kegiatan penanganan lingkungan hidup dan pertambangan,
merumuskan kebijakan operasional pada bidang tambang dan energi dalam
kegiatan penanganan lingkungan hidup dan pertambangan, melaksanakan

Pokja Sanitasi Kab. Toba Samosir

II-35

PPSP

Percepatan
Pembangunan
Sanitasi
Permukiman

koordinasi pelaksanaan pada bidang pengendalian pencemaran lingkungan dan


pengolahan

limbah,

pengendalian

kerusakan/pemulihan

lingkungan

dan

penataan wilayah/bina usaha.


II.9.1.6. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Toba Samosir
Bila di tinjau dari ruang lingkup sanitasi dan tupoksi dinas, maka
keterlibatan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata adalah pembinaan masyarakat
sadar wisata dan penataan lokasi tujuan wisata bebas dari masalah sampah dan
air limbah serta peningkatan keindahan lingkungan, baik itu mulai dari tahap
perencanaan, kontruksi maupun di bidang pemeliharaanya. Secara rinci Fungsi
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata adalah sebagai berikut (Perda Kab.Toba
Samosir Nomor 2 Tahun 2008):
a. Merumuskan kebijakan teknis di bidang kebudayaan dan pariwisata;
b. Menyelenggarakan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di bidang
kebudayaan dan pariwisata;
c. Membina dan melaksanakan tugas di bidang kebudayaan dan pariwisata.
Dari pemetaan diatas maka bisa ada terdapat dua lapisan institusi
bidang sanitasi yaitu institusi utama dan institusi pendukung. Di samping itu
secara operasional kelompok kerja (pokja) sanitasi yang bertugas melakukan
sinkronisasi antar dinas dan pemerintah propinsi, sehingga pelaksanaan program
Sanitasi senantiasa satu langkah bersamaan dengan program Sanitasi yang
dikembangkan pusat.
II.10. Keuangan Daerah
Alokasi dana untuk sanitasi pada Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah (APBD), merupakan salah satu parameter strategis guna melihat
keseriusan penanganan sektor sanitasi di Kabupaten Toba Samosir. Lima tahun
terakhir sejak 2005 s/d 2009 terlihat bahwa persentase dana yang dialokasikan
untuk sanitasi masih relatif kecil dari total APBD Kabupaten Toba Samosir.
Meskipun demikian, bukan serta merta Kabupaten mengabaikannya-melainkan
karena beberapa sektor utama penggerak perekonomian juga sangat mendesak
untuk ditangani. Dengan kata lain, meskipun anggaran fisik sanitasi masih kecil,
namun kegiatan dan program yang terkait sanitasi tetap berjalan dan tersebar
di berbagai alokasi kegiatan SKPD yang terkait sanitasi seperti Dinas Kesehatan,

Pokja Sanitasi Kab. Toba Samosir

II-36

PPSP

Percepatan
Pembangunan
Sanitasi
Permukiman

Dinas Tata Ruang dan Permukiman, Dinas Pasar, Kebersihan dan Pertamanan,
Dinas

Kebudayaan

dan

Pariwisata

dan

Badan

Lingkungan

Hidup

dan

Pertambangan.
Adapun kondisi alokasi Anggaran untuk penataan sektor Sanitasi
(meliputi drainase, pemberdayaan masyarakat, persampahan dan penataan
lingkungan bersih dan sehat) di Kabupaten Toba Samosir dari APBD Kabupaten
Toba Samosir mulai dari TA 2008, 2009 dan 2010 yang tersebar di Dinas
Kesehatan, Dinas Tata Ruang Permukiman, Badan Lingkungan Hidup dan
Pertambangan,

Dinas

Pasar,

Kebersihan

dan

Pertamanan

serta

Dinas

Kebudayaan dan Pariwisata adalah sebagai berikut:


Tabel II. 27
Alokasi Anggaran Penataan Sanitasi Dari Belanja Langsung APBD
Kabupaten Toba Samosir
KONDISI BELANJA LANGSUNG APBD

PAGU (Rp)

KABUPATEN TOBA SAMOSIR


T.A
2008

TOTAL BELANJA

TOTAL BELANJA

( Rp )

LANGSUNG (Rp)

456.919.672.840

173.013.364.600

SKPD
TA 2008

TA 2009

TA 2010

Dinas Kesehatan

2.440.784.000

Dinas Tarukim

4.878.600.000

941.252.000

1.692.300.344

200.000.000

Dinas Pasar
Badan Lingkungan
Hidup &
Pertambangan
Dinas Kebudayaan &
Pariwisata
Total TA 2008
2009

491.043.298.000

238.010.382.000

10.152.936.344

Dinas Kesehatan

474.470.000

Dinas Tarukim

5.697.900.000

Dinas Pasar

1.096.983.000

Badan Lingkungan

1.224.510.200

200.000.000

Total TA 2009

8.693.863.200

Dinas Kesehatan

1.724.899.850

Dinas Tarukim

5.869.800.000

Dinas Pasar

615.000.000

Badan Lingkungan

989.000.000

9.198.699.850

Hidup &
Pertambangan
Dinas Kebudayaan &
Pariwisata

2010

456.919.672.840

173.013.364.600

Hidup &
Pertambangan
Dinas Kebudayaan &
Pariwisata
Total TA 2010

Sumber Data : Dokumen APBD Kabupaten Toba Samosir

Pokja Sanitasi Kab. Toba Samosir

II-37

PPSP

Percepatan
Pembangunan
Sanitasi
Permukiman

Untuk melihat kondisi alokasi anggaran dari pos belanja APBD


Kabupaten Toba Samosir TA 2008, 2009 dan Tahun Anggaran yang sedang
berlangsung Tahun 2010 untuk penataan pembangunan sektor Sanitasi dilakukan
dengan perhitungan proporsi Total Belanja Langsung untuk sektor Sanitasi dari
setiap SKPD yang terlibat terhadap Total Belanja Langsung dari APBD
Kabupaten Toba Samosir. Dari tabel II.27 dapat diperoleh proporsi penataan
sektor sanitasi berturutturut untuk TA 2008 sebesar 5,87%, TA 2009 sebesar
3,65% dan angka sementara TA. 2010 sebesar 5,32%.
Dasar hukum pengelolaan keuangan daerah adalah:
a. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara;
b. Undang-undang Nomor 01 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara;
c. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah;
d. Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara
Pemerintah Pusat dan Daerah.
Dalam operasional penatalaksanaan pengelolaan keuangan daerah,
pemerintah

telah

menerbitkan

beberapa

regulasi

untuk

mendukung

penyelenggaraan pengelolaan keuangan tersebut, yang antara lain:


a. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005, tentang Standar Akuntansi
Pemerintahan;
b. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005, tentang Pengelolaan Keuangan
Badan Layanan Umum;
c. Peraturan Pemerintah Nomor 54 Tahun 2005, tentang Pinjaman Daerah;
d. Peraturan Pemerintah Nomor 56 Tahun 2005, tentang Sistem Informasi
Keuangan Daerah;
e. Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 2005, tentang Hibah Kepada Daerah;
f. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005, tentang Pengelolaan Keuangan
Daerah;
g. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005, tentang Pedoman Penyusunan
dan Penerapan Standar Pelayanan Minimal.
Ringkasan perkembangan realisasi Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten
Toba Samosir dalam tahun 2005 s/d tahun 2009, dapat diperlihatkan dalam
tabel berikut:

Pokja Sanitasi Kab. Toba Samosir

II-38

PPSP

Percepatan
Pembangunan
Sanitasi
Permukiman

Tabel II.28
Perkembangan Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Toba Samosir
T.A
Uraian
Realisasi (Rp)
2005
Pendapatan Asli Daerah (PAD)
1. Pendapatan Pajak Daerah
1.352.779.028,00
2. Retribusi Daerah
730.186.170,00
3. Hasil Perusahaan Milik Daerah & Hasil
120.000.000,00
Pengelolaan Kekayaan Daerah
4. Lain-lain PAD yang sah
1.393.958.148,62
Jumlah PAD
Pendapatan Dana Perimbangan
1. Bagian Daerah dari Bagi Hasil Pajak
2. Bagi Hasil Bukan Pajak
3. DAU
4. DAK
5. Bagi Hasil Pajak dan Bantuan
Keuangan dari Propinsi
Jumlah Pendapatan Dana Perimbangan
Lain-lain Pendapatan yang Sah
1. Dana bantuan dari Pemerintah
Jumlah Lain-lain Pendapatan yang Sah

3.596.923.346,62

15.012.448.282,00
558.619.795,00
108.378.000.000,00
11.610.000.000,00
9.236.792.102,00

144.795.860.179,00

14.635.626.877,92
14.635.626.877,92

Total Pendapatan T.A 2005

163.028.410.403,54

Belanja Tidak Langsung


Belanja Pegawai/Personalia
Belanja Barang dan Jasa
Belanja Pemeliharaan

91.531.897.976,00
77.376.030.836,00
12.865.586.327,00
1.290.280.813,00

Belanja Langsung
Belanja Aparatur
Belanja Operasi Pemeliharaan
Belanja Pegawai/Personalia
Belanja Barang dan Jasa
Belanja Perjalanan Dinas

65.506.164.524,69
7.075.615.294,00
5.972.653.823,00
2.498.356.000,00
1.264.990.150,00
1.542.242.000,00

Pokja Sanitasi Kab. Toba Samosir

II-39

PPSP
T.A

Percepatan
Pembangunan
Sanitasi
Permukiman

Uraian
Belanja Pemeliharaan
Belanja Modal
Belanja Publik
Belanja Operasi Pemeliharaan
Belanja Pegawai/Personalia
Belanja Barang dan Jasa
Belanja Perjalanan Dinas
Belanja Pemeliharaan
Belanja Modal
Belanja Bagi Hasil dan Bantuan Keuangan

Belanja Tidak Tersangka


Total Belanja

2006

Realisasi (Rp)
667.065.673,00
1.102.961.471,00
47.531.503.004,69
31.154.695.291,50
4.912.021.800,00
11.130.277.500,00
2.485.745.000,00
12.626.650.991,50
16.376.807.713,19
10.590.499.226,00
308.547.000,00
157.038.062.500,69

Pembiayaan
Penerimaan Pembiayaan
Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun
Lalu
Pengeluaran Daerah
Penyertaan Modal (Investasi)
Pembayaran Hutang yang Jatuh Tempo

17.135.428.227,28
19.135.428.227,28

Jumlah Pembiayaan

17.135.428.227,28

Pendapatan Asli Daerah (PAD)


1. Pendapatan Pajak Daerah
2. Retribusi Daerah
3. Hasil Perusahaan Milik Daerah & Hasil
Pengelolaan Kekayaan Daerah
4. Lain-lain PAD yang sah

19.135.428.227,28
2.000.000.000,00
2.000.000.000,00
0,00

1.661.771.736,00
1.206.532.558,00
1.216.056.214,00
9.503.733.066,54

Jumlah PAD

13.588.093.574,54

Pendapatan Dana Perimbangan


1. Bagian Daerah dari Bagi Hasil Pajak
2. Bagi Hasil Bukan Pajak
3. DAU
4. DAK

18.989.763.972,00
528.073.001,00
210.442.000.000,00
26.656.526.809,00

Pokja Sanitasi Kab. Toba Samosir

II-40

PPSP
T.A

Percepatan
Pembangunan
Sanitasi
Permukiman

Uraian
5. Bagi Hasil Pajak dan Bantuan
Keuangan dari Propinsi

Realisasi (Rp)
10.749.454.253,00

Jumlah Pendapatan Dana Perimbangan

267.365.818.035,00

Total Pendapatan

280.953.911.609,54

Belanja
Belanja Aparatur
Belanja Administrasi Umum
Belanja Operasi dan Pemeliharaan
Belanja Modal

266.376.803.950,09
72.261.996.938,00
57.652.744.233,00
7.983.231.560,00
6.626.021.145,00

Belanja Publik
Belanja Administrasi Umum
Belanja Operasi dan Pemeliharaan
Belanja Modal
Belanja Bagi Hasil dan Bantuan Keuangan
Belanja Tidak Tersangka

194.114.807.012,09
64.424.665.822,00
45.775.924.724,00
69.619.120.516,09
14.295.095.950,00
0,00

Jumlah Belanja T.A 2006

266.376.803.950,09

Surplus/(Defisit)

14.577.107.659,45

Pembiayaan

19.904.591.012,22

Penerimaan Daerah
Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun
Lalu
Transfer dari Dana Cadangan
Transfer dari Dana Depresiasi
Penerimaan Pinjaman dan Obligasi
Hasil Penjualan Asset Daerah yang
Dipisahkan

23.059.656.829,22

Pengeluaran Daerah
Penyertaan Modal (Investasi)

Pokja Sanitasi Kab. Toba Samosir

23.059.656.829,22
0,00
0,00
0,00
0,00
3.155.065.817,00
3.155.065.817,00

II-41

PPSP
T.A

Percepatan
Pembangunan
Sanitasi
Permukiman

Uraian
Pembayaran Utang Pokok yang Jatuh
Tempo
Pembiayaan Netto

2007

Pendapatan Asli Daerah (PAD)


1. Pendapatan Pajak Daerah
2. Retribusi Daerah
3. Hasil Perusahaan Milik Daerah & Hasil
Pengelolaan Kekayaan Daerah
4. Lain-lain PAD yang sah
Jumlah PAD
Pendapatan Transfer
1. Bagian Daerah dari Bagi Hasil Pajak
2. Bagian Daerah dari Bagi Hasil Bukan
Pajak ( sumber daya alam )
3. DAU
4. DAK
5. Bagi Hasil Pajak
Jumlah Pendapatan Transfer
Lain-lain Pendapatan yang Sah
1. Pendapatan Dana Darurat
2. Bantuan Keuangan dari Propinsi
3. Pendapatan lainnya
Jumlah Lain-lain Pendapatan yang Sah

Realisasi (Rp)
0,00

19.904.591.012,22

2.005.834.236,00
1.435.382.972,00
980.840.264,50
2.846.392.246,00
7.268.449.718,50

21.753.958.511,00
614.116.417,00
239.982.000.000,00
54.552.000.000,00
8.165.514.908,00
325.067.589.836,00

8.000.000.000,00
5.078.476.500,00
10.119.210.040,00
23.197.686.540,00

Total Pendapatan T.A 2007

355.533.726.094,50

Belanja
Belanja Tidak Langsung
Belanja Pegawai
Belanja Bantuan Sosial
Belanja Bantuan Keuangan Kepada
Propinsi/
Kabupaten/Kota dan Pemerintahan Desa
Belanja Tidak Terduga

339.221.876.389,00
138.483.146.944,00
124.611.557.744,00
3.818.455.200,00

Pokja Sanitasi Kab. Toba Samosir

9.208.784.000,00
844.350.000,00

II-42

PPSP
T.A

Percepatan
Pembangunan
Sanitasi
Permukiman

Uraian
Belanja Langsung
Belanja Pegawai
Belanja Barang dan Jasa
Belanja Modal

Realisasi (Rp)
200.738.729.445,00
24.485.323.520,00
66.112.224.874,00
110.141.181.051,00

Total Belanja T.A 2007


Surplus/(Defisit)

339.221.876.389,00
16.311.849.705,50

Pembiayaan
Penerimaan
Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun
Lalu
Transfer dari Dana Cadangan
Penerimaan Pinjaman dan Obligasi
Hasil Penjualan Asset Daerah yang
Dipisahkan
Pengeluaran
Penyertaan Modal (Investasi)
Pembayaran Utang Pokok yang Jatuh
Tempo
Pembiayaan Dana Bergulir
Pembiayaan Netto
2008

Pendapatan Asli Daerah (PAD)


1. Pendapatan Pajak Daerah
2. Retribusi Daerah
3. Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah
yang dipisahkan
4. Lain-lain PAD yang sah
Jumlah PAD
Pendapatan Transfer
1. Bagian Daerah dari Bagi Hasil Pajak
2. Bagian Daerah dari Bagi Hasil Bukan
Pajak (sumber daya alam)
3. DAU
4. DAK
5. Bagi Hasil Pajak

Pokja Sanitasi Kab. Toba Samosir

34.481.698.671,67
34.481.698.671,67
0,00
0,00
0,00

1.766.500.000,00
747.000.000,00
0,00
1.019.500.000,00
32.715.198.671,67

3.075.269.246,00
1.859.392.396,00
1.348.864.116,13
4.227.366.259,00
10.510.892.017,13

18.022.673.048,00
544.078.233,00
252.143.902.000,00
52.488.900.000,00
21.882.635.700,00

II-43

PPSP
T.A

Percepatan
Pembangunan
Sanitasi
Permukiman

Uraian
6. Bagian Daerah dari Bagi Hasil Pajak
Jumlah Pendapatan Transfer
Lain-lain Pendapatan yang Sah
1. Bantuan keuangan dari Propinsi
2. Pendapatan Lainnya
Jumlah Lain-lain Pendapatan yang Sah

Realisasi (Rp)
11.495.092.643,14
356.577.281.624,14

6.259.446.796,00
7.996.276.089,94
14.255.722.885,94

Total Pendapatan T.A 2008

381.343.896.527,21

Belanja
Belanja Operasi
Belanja Pegawai
Belanja Barang
Belanja Bunga
Belanja Subsidi
Belanja Hibah
Belanja Bantuan Sosial
Belanja Bantuan Keuangan

400.570.675.521,69
299.976.027.387,60
192.188.984.155,60
86.139.075.232,00
0,00
0,00
1.652.722.000,00
7.771.362.000,00
12.223.884.000,00

Belanja Modal
Belanja Tanah
Belanja Peralatan dan Mesin
Belanja Gedung dan Bangunan
Belanja Jalan, irigasi dan Jaringan
Belanja Aset Tetap Lainnya
Belanja Aset Lainnya
Belanja Tidak Terduga
Belanja Tidak Terduga

99.196.005.635,09
0,00
27.838.462.796,00
35.608.967.627,00
35.514.775.612,09
233.799.600,00
0,00
1.398.642.499,00
1.398.642.499,00

Jumlah Belanja T.A 2008

400.570.675.521,69

Surplus/(Defisit)

(19.226.778.994,48)

Pembiayaan
Penerimaan Daerah
Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun
Lalu

Pokja Sanitasi Kab. Toba Samosir

49.590.366.829,17
49.590.366.829,17
49.590.366.829,17

II-44

PPSP
T.A

Percepatan
Pembangunan
Sanitasi
Permukiman

Uraian
Pencairan Dana Cadangan
Penerimaan Pinjaman dan Obligasi
Hasil Penjualan Asset Daerah yang
Dipisahkan
Pengeluaran Daerah
Pembentukan Dana Cadangan
Penyertaan Modal (Investasi)
Pembayaran Hutang Pokok yang Jatuh
Tempo
Pembiayaan Netto

2009

Pendapatan Asli Daerah ( PAD )


1. Pendapatan Pajak Daerah
2. Retribusi Daerah
3. Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah
yang dipisahkan
4. Lain - lain PAD yang sah
Jumlah PAD
Pendapatan Transfer
1. Bagian Daerah dari Bagi Hasil Pajak
2. Bagian Daerah dari Bagi Hasil Bukan
Pajak ( sumber daya alam )
3. DAU
4. DAK
5. Bagi Hasil Pajak
Jumlah Pendapatan Transfer
Lain-lain Pendapatan yang Sah
1. Pendapatan Dana Darurat
2. Bantuan Keuangan dari Propinsi
3. Pendapatan lainnya
Jumlah Lain-lain Pendapatan yang Sah

Realisasi (Rp)
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00

49.590.366.829,17

2.828.191.424,00
2.668.493.980,00
1.210.404.178,00
2.492.046.153,00
9.199.135.735,00

23.021.176.051,00
451.472.114,00
279.893.493.000,00
50.056.000.000,00
9.895.076.755,28
363.317.217.920,28

34.455.466.000,00
6.881.834.000,00
18.869.522.514,00
60.206.822.514,00

Total Pendapatan T.A 2009

432.723.176.169,28

Belanja

460.748.051.922,60

Pokja Sanitasi Kab. Toba Samosir

II-45

PPSP

Percepatan
Pembangunan
Sanitasi
Permukiman

T.A

Uraian
Belanja Operasi
Belanja Pegawai
Belanja Barang
Belanja Bunga
Belanja Subsidi
Belanja Hibah
Belanja Bantuan Sosial
Belanja Bantuan Keuangan

Realisasi (Rp)
327.807.959.465,00
237.704.684.600,00
67.327.105.765,00
0,00
0,00
1.409.932.000,00
7.948.437.100,00
13.417.800.000,00

Belanja Modal
Belanja Tanah
Belanja Peralatan dan Mesin
Belanja Gedung dan Bangunan
Belanja Jalan, irigasi dan Jaringan
Belanja Aset Tetap Lainnya
Belanja Aset Lainnya

130.946.878.957,60
0,00
12.857.828.490,00
75.305.176.556,71
42.719.071.840,89
64.802.070,00
0,00

Belanja Tidak Terduga


Belanja Tidak Terduga
Jumlah Belanja T.A 2009

1.993.213.500,00
1.993.213.500,00
460.748.051.922,60

Surplus/(Defisit)
Pembiayaan
Penerimaan Daerah
Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun
Lalu
Pencairan Dana Cadangan
Penerimaan Pinjaman dan Obligasi
Hasil Penjualan Asset Daerah yang
Dipisahkan
Pengeluaran Daerah
Pembentukan Dana Cadangan
Penyertaan Modal (Investasi)
Pembayaran Hutang Pokok yang Jatuh
Tempo
Pembiayaan Netto

30.363.587.834,69
30.363.587.834,69
30.363.587.834,69
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
30.363.587.834,69

Sumber Data : Dinas Pendapatan, Pengelola Keuangan dan Kekayaan Daerah Kab. Tobasa 2009

Pokja Sanitasi Kab. Toba Samosir

II-46

PPSP

Percepatan
Pembangunan
Sanitasi
Permukiman

II.10.1. Kondisi Kemampuan Keuangan Daerah


Berdasarkan tabulasi perkembangan pendapatan Kabupaten Toba
Samosir yang diuraikan di atas untuk periode tahun 2005 s/d 2009, untuk
menentukan kondisi keuangan daerah dalam keadaan baik/tidak baik dapat
ditentukan melalui rasio/perbandingan antara Pendapatan Asli Daerah (PAD)
terhadap Total Pendapatan APBD dengan ketentuan apabila hasilnya 10%
menunjukkan bahwa kondisi keuangan daerah dalam keadaan baik. Maka
merujuk pada rasio PAD terhadap total pendapatan pada APBD Kabupaten
periode 2005, 2006, 2007, 2008 dan 2009 berturutturut sebesar 2,21%; 4,84%;
2,04%; 2,76% dan 2,13%. Dengan demikian keadaan keuangan di Kabupaten
Toba Samosir berada pada posisi lemah/memerlukan bantuan/suntikan dana.
Tingkat Partisipasi Masyarakat Dalam Pembangunan
Untuk

menentukan

tingkat

partisipasi

masyarakat

dalam

pembangunan dapat dilakukan dengan membandingkan PAD perkapita terhadap


PDRB perkapita dengan ketentuan bahwa apabila nilai rasio PAD perkapita
terhadap PDRB perkapita 5% menunjukkan tingkat partisipasi yang baik. Maka
merujuk pada rasio PAD perkapita terhadap PDRB perkapita atas dasar harga
berlaku periode 2006, 2007, dan 2008 berturutturut sebesar 6,40%; 3,01% dan
3,82%. Dengan demikian keadaan keuangan di Kabupaten Toba Samosir pada
tahun 2007 dan 2008 berada pada posisi tingkat partisipasi masyarakat yang
lemah/memerlukan bantuan/suntikan dana.
2.10.2. Institusi Pengelolaan Keuangan Daerah
Institusi pengelola keuangan di Kabupaten Toba Samosir berada pada
kewenangan Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Kekayaan Daerah
(DPPKKD).
2.11. Tata Ruang Wilayah
Penataan tata ruang wilayah di Kabupaten Toba Samosir, sampai saat
ini masih dalam proses revisi Perda Kabupaten Toba Samosir Nomor 24 Tahun
2001 tentang RTRW Kabupaten Toba Samosir karena halhal berikut:

Pokja Sanitasi Kab. Toba Samosir

II-47

PPSP

Percepatan
Pembangunan
Sanitasi
Permukiman

1. Mekarnya Kabupaten Toba Samsoir menjadi Kabupaten Samosir dan


Kabupaten Toba Samosir pada tahun 2003;
2. Adanya pemekaran Kecamatan di Kabupaten Toba Samosir;
3. Adanya proses Revisi SK Menteri Kehutanan RI Nomor 44 tahun 2005 tentang
Penghunjukan Kawasan Hutan di Propinsi Sumatera Utara.
Sasaran yang ingin dicapai dari penyusunan Strategi Pengembangan
Wilayah Kabupaten Toba Samosir ini adalah sebagai berikut:
1. Secara

lokal

(mikro)

adalah

pemecahan

masalah

ketidakseimbangan

perkembangan antara wilayah bagian utara dengan wilayah bagian selatan,


termasuk didalamnya masalah kegiatan yang merusak lingkungan.
2. Secara regional dan nasional (makro) adalah meningkatkan peran Kebupaten
Toba Samosir terhadap wilayah sekitarnya baik secara ekonomi maupun fisik
dan ikut mendorong terciptanya kawasan andalan Tapanuli dan sekitarnya
(Unggulan kawasan pantai tengah (Toba Samosir) dan kawasan Strategis
Nasional Danau Toba dan Sekitarnya.
3. Secara internasional (makro) adalah meningkatkan peran Kabupaten Toba
Samosir dalam konteks perdagangan Internasional terutama dengan negaranegara di Kawasan Timur Tengah dan Asia Selatan.
Adapun dasar-dasar dalam penentuan strategi pengembangan wilayah ini adalah
sebagai berikut:
1. Analisis kebijaksanaan pembangunan dalam konstelasi nasional, Pulau
Sumatera dan Propinsi Sumatera Utara;
2. Hasil perumusan Potensi dan Masalah Pengembangan Wilayah Kabupaten
Toba Samosir.
Berdasarkan hal tersebut, maka strategi pengembangan ruang
wilayah Kabupaten Toba Samosir dapat dijabarkan sebagai berikut:
1. Mempertahankan kawasan yang berfungsi lindung;
2. Mendorong pertumbuhan kawasan yang berfungsi budidaya yang terdiri
dari:
Kawasan yang sangat perlu didorong pertumbuhannya;
Kawasan yang perlu didorong pertumbuhannya;
Kawasan yang didorong pertumbuhannya;
3. Mengendalikan pertumbuhan kawasan yang berlokasi 100 meter dari pinggir
pantai dengan pertimbangan rawan bencana.

Pokja Sanitasi Kab. Toba Samosir

II-48

PPSP

Percepatan
Pembangunan
Sanitasi
Permukiman

Kondisi fisik Wilayah Kabupaten Toba Samosir yang cenderung linier atau
memanjang dari Utara ke Selatan, maka Struktur Pusat Pengembangan yang
sesuai untuk Wilayah ini adalah Pusat Jamak (Pusat lebih dari satu). Adapun
dasar pertimbangan dalam penyusunan rencana struktur pusat pengembangan
wilayah Kabupaten Toba Samosir adalah sebagai berikut:
1. Hasil analisis struktur ruang berdasarkan RTRW Nasional, RTRW Pulau
Sumatera dan RTRW Propinsi Sumatera Utara;
2. Hasil analisis skalogram;
3. Hasil perumusan potensi dan masalah pengembangan wilayah;
4. Strategi pengembangan wilayah Kabupaten Toba Samosir;
5. Kebijaksanaan Pembangunan Pemerintah Kabupaten Toba Samosir (Visi,
Misi, Arah Kebijakan Program Strategis).
Berdasarkan pertimbangan tersebut, maka Rencana Struktur Pusat
Pengembangan Wilayah Kabupaten Toba Samosir dapat diuraikan sebagai
berikut:
A. Pusat Pengembangan Wilayah Hirarki I
Pusat Pengembangan Wilayah Hirarki I untuk melayani kegiatan dengan skala
Regional (Kabupaten Toba Samosir dengan Sekitarnya) dan Lokal (Kabupaten
Toba Samosir) serta Lingkungan (Kecamatan). Sedangkan lokasi dari Pusat
Pengembangan Wilayah Hirarki I ini adalah di Pusat Kecamatan Balige dengan
pertimbangan:

Lokasi strategis dilalui oleh jaringan jalan negara dan merupakan


ibukota kabupaten (pusat pemerintahan);

Sesuai dengan arahan RTRW Propinsi Sumatera Utara dan Balige sebagai
PKW (Pusat Kegiatan Wilayah) tipe II/C/1;

Sesuai dengan potensi eksisting.

Adapun fungsi primer dari Pusat Pengembangan Balige ini adalah:

Pusat pemerintahan kabupaten & kecamatan;

Pusat kawasan industri kecil (industri pengolahan hasil pertanian,


perkebunan, peternakan, perikanan, industri rumah tangga lainnya);

Pusat pendidikan umum dan Kejuruan (SD, SLTP, SLTA, PT/D3);

Pusat perdagangan dan jasa (pasar dan bank);

Pusat transportasi danau.

Pokja Sanitasi Kab. Toba Samosir

II-49

PPSP

Percepatan
Pembangunan
Sanitasi
Permukiman

B. Pusat Pengembangan Wilayah Hirarki II


Pusat Pengembangan Wilayah Hirarki II ini untuk melayani kegiatan dengan
skala Lokal (Kabupaten Toba Samosir) dan skala lingkungan kecamatan.
Sedangkan lokasi dari Pusat Pengembangan Wilayah Hirarki II ini adalah sebagai
berikut:
1. Pusat Kecamatan Porsea dengan pertimbangan:

Lokasi strategis dilalui oleh jaringan jalan Propinsi dan merupakan


Ibukota kecamatan;

Sesuai dengan arahan RTRW Nasional untuk mendorong pertumbuhan


kawasan tertinggal, Porsea sebagai PKL (Perda RTRWP Usul Kabupaten);

Sesuai dengan potensi eksisting.

Adapun fungsi primer dari Pusat Pengembangan Porsea ini adalah:

Pusat pemerintahan kecamatan;

Pusat pertanian;

Industri kertas (Toba Pulp Lestari).

2. Pusat Kecamatan Sigumpar dengan pertimbangan:

Lokasi strategis dilalui oleh jaringan jalan Propinsi dan merupakan


ibukota kecamatan;

Sesuai dengan arahan RTRW Nasional dan RTRW Propinsi Sumatera


Utara;

Sesuai dengan potensi eksisting.

Adapun fungsi primer dari Pusat Pengembangan Sigumpar ini adalah:

Pusat pemerintahan kecamatan;

Pusat pariwisata rohani (museum, makam Nomensen);

Pusat pendidikan menengah.

3. Pusat Kecamatan Lumban Julu dengan pertimbangan:

Lokasi strategis dilalui oleh jaringan jalan propinsi dan merupakan


Ibukota kecamatan;

Sesuai dengan potensi eksisting.

Adapun fungsi primer dari Pusat Pengembangan Lumban Julu ini adalah:

Pusat pemerintahan kecamatan;

Pusat pertanian dan pengolahan hasil pertanian;

Pusat agropolitan (pengembangan tanaman jagung);

Pokja Sanitasi Kab. Toba Samosir

II-50

PPSP

Percepatan
Pembangunan
Sanitasi
Permukiman

Pusat pendidikan menengah.

4. Pusat Kecamatan Habinsaran dengan pertimbangan:

Lokasi strategis dilalui oleh jaringan jalan negara dan merupakan


ibukota kecamatan;

Sesuai dengan potensi eksisting;

Sesuai dengan arahan RTRW Propinsi Sumatera Utara.

Adapun fungsi primer dari Pusat Pengembangan Habinsaran ini adalah:

Pusat pemerintahan kecamatan;

Pusat perkebunan (PTP IV Kebun Teh Sibosur);

Pusat pertanian dan pengolahan hasil perkebunan;

Pusat pendidikan menengah dan kejuruan.

C. Pusat Pengembangan Wilayah Hirarki III


Pusat Pengembangan Wilayah Hirarki III ini untuk kegiatan dengan skala
lingkungan Kecamatan. Dasar pertimbangan pemilihan lokasinya adalah sesuai
dengan potensi eksisting dan merupakan ibukota kecamatan. Adapun lokasi
tersebut terdiri dari:
1. Pusat Kecamatan Laguboti;
2. Pusat Kecamatan Tampahan;
3. Pusat Kecamatan Siantar Narumonda;
4. Pusat Kecamatan Silaen;
5. Pusat Kecamatan Uluan;
6. Pusat Kecamatan Meranti Pintu Pohan;
7. Pusat Kecamatan Ajibata;
8. Pusat Kecamatan Borbor;
9. Pusat Kecamatan Nassau;
10. Pusat Kecamatan Parmaksian;
11. Pusat Kecamatan Bonatua Lunasi.
Pusat kecamatan masing-masing dengan pertimbangan skala lingkungan:

Lokasi strategis skala lingkungan sebahagian wilayah dilalui oleh


jaringan jalan propinsi dan jalan kabupaten serta merupakan ibukota
kecamatan;

Sesuai dengan potensi eksisting;

Sesuai dengan arahan RTRW Propinsi Sumatera Utara.

Pokja Sanitasi Kab. Toba Samosir

II-51

PPSP

Percepatan
Pembangunan
Sanitasi
Permukiman

Adapun fungsi primer dari Pusat Pengembangan masing-masing kecamatan


adalah:

Pusat pemerintahan kecamatan;

Pusat perkebunan rakyat dan pengolahan hasil perkebunan rakyat;

Pusat pertanian dan pengolahan hasil pertanian;

Pusat pendidikan menengah dan kejuruan.

Pokja Sanitasi Kab. Toba Samosir

II-52

PPSP

Percepatan
Pembangunan
Sanitasi
Permukiman

BAB III
PROFIL SANITASI KABUPATEN TOBA SAMOSIR
III.1. Kondisi Umum Sanitasi Kabupaten Toba Samosir Berskala Kota
III.1.1. Kesehatan Lingkungan
Sebagian

besar

penduduk

masih

tetap

menganggap

rumah

sebagai

kebutuhan dasar selain makanan


dan pakaian. Permintaan unit
rumah terus meningkat sejalan
dengan pertumbuhan penduduk.
Terbatasnya
permukiman

lahan
dan

untuk

penawaran
perumahan
pada

hanya

suatu

tertuju
golongan

masyarakat tertentu menjadi


kendala bagi sebagian besar
masyarakat dalam memenuhi
kebutuhan

perumahan.

Secara langsung hal ini akan

berpengaruh pada tingginya harga


rumah,

sedangkan

tingkat

pendapatan penduduk Indonesia


relatif rendah. Dengan demikian,
banyak rumah tangga menempati
rumah

yang

terutama

kurang

dipandang

dari

layak,
segi

kesehatan.

Pokja Sanitasi Kab. Toba Samosir

III-1

PPSP

Percepatan
Pembangunan
Sanitasi
Permukiman

Penyediaan perumahan merupakan salah satu masalah yang masih


memerlukan penanganan secara serius, baik mengenai kelengkapan sarana
perumahannya maupun kelengkapan fasilitas lingkungannya. Demikian pula
letaknya dengan fasilitas sosial dan fasilitas umum seperti sekolah, tempat
berobat, pasar dan tempat rekreasi. Maka, kondisi perumahan beserta
lingkungannya dapat menggambarkan tingkat kesejahteraan masyarakat.
III.1.2. Kesehatan Dan Pola Hidup Masyarakat
Pada

umumnya

budaya masyarakat batak


yang memelihara ternak
secara bebas, buang air
besar secara sembarangan
dan

buang

sampah

sembarangan

telah

mengakibatkan kurangnya
kebersihan

lingkungan.

Melalui Dinas Kebudayaan


dan Pariwisata Kabupaten Toba Samosir telah melakukan penyuluhan Sapta
Pesona untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya kebersihan
lingkungan. Maksud dan tujuan Sapta Pesona adalah untuk meningkatkan
partisipatif masyarakat dalam menjaga dan memelihara kebersihan lingkungan
dan dapat memahami Poda Nalima (lima nasehat), yaitu: (1) paias roham
(bersihkan hatimu), (2) paias pamatangmu (bersihkan tubuhmu), (3) paias
paheanmu

(bersihkan

pakaianmu),

(4)

paias

bagasmu (bersihkan rumah)


dan (5) paias alamanmu
(bersihkan pekaranganmu).
Pembuangan
bekas

mandi,

cuci

air
dan

dapur secara langsung ke


saluran/riol
yang

Pokja Sanitasi Kab. Toba Samosir

dan
ada,

selokan
akan

III-2

PPSP

Percepatan
Pembangunan
Sanitasi
Permukiman

mengakibatkan: kesehatan lingkungan terganggu, kotor, dan kadangkala di


beberapa bagian tersumbat, sehingga melimpah dan tergenang di tempat yang
lain. Perilaku yang sama, juga terjadi pada rumah tangga yang memiliki usaha
peternakan babi, ayam dan itik.
Pembuangan limbah

di pasar,

pedagang

kaki lima di

waktu

siang/malam, juga belum tertangani secara baik. Akibatnya saluran drainase


kota,

menjadi

satu-satunya

sarana

pembuangan

limbah.

Kondisi

ini

mengakibatkan saluran drainase sepanjang pusat kota dan wilayah sekitarnya


menjadi terganggu kelancarannya.
III.1.3. Kuantitas dan Kualitas Air Bersih
Air
merupakan

bersih
kebutuhan

yang sangat vital bagi


kehidupan
terutama

manusia
untuk

keperluan air minum.


Sebagian

besar

masyarakat Kabupaten
Toba Samosir dalam hal
pemenuhan kebutuhan
air

bersih

masih

memanfaatkan sumber air secara langsung dari air tanah berupa Sumur
terlindung, pompa, mata air terlindung dan air permukaan (sungai/danau)
tanpa fasilitasi dari suatu Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM). Kondisi
tersebut sangat dimungkinkan mengingat kondisi geografis Kabupaten Toba
Samosir merupakan perbukitan yang sulit dijangkau oleh air ledeng (Fasilitas
PDAM).
Secara umum data kondisi fasilitas saranaprasarana air bersih/air
minum yang terdapat di Kabupaten Toba Samosir dapat di lihat pada tabel
berikut ini:

Pokja Sanitasi Kab. Toba Samosir

III-3

PPSP

Percepatan
Pembangunan
Sanitasi
Permukiman

Tabel III.1
Kondisi Fasilitas Sarana Prasarana Air Minum
di Kabupaten Toba Samosir
No

Jenis Fasilitas Sumber Air Minum

Persentase (%)

Ledeng (PDAM)

11,00

Pompa

19,90

Sumur Terlindungi

26,34

Sumur Tak Terlindungi

7,24

Mata Air Terlindungi

17,77

Mata Air Tak Terlindungi

9,01

Air Sungai

7,04

Air Hujan

1,06

Lainnya

0,64
Jumlah

100

Sumber Data : SUSENAS 2008, BPS Kab. Toba Samosir

Dari segi kepemilikan fasilitas air minum yang ada di Kabupaten Toba
Samosir secara umum paling banyak berupa milik pribadi/sendiri sebesar
48,90% , milik umum sebesar 28,98%, milik bersama 18,10% dan tidak ada
fasilitas sebesar 4,02%.
Berdasarkan data yang diperoleh dari Dinas Tata Ruang dan
Permukiman Kabupaten Toba Samosir, secara bertahap telah dilakukan
pembangunan sarana air bersih dengan sistem sumur pompa dan sistem
gravitasi yang menggunakan pipanisasi di beberapa Kecamatan yang ada di
Kabupaten Toba Samosir dengan keadaan masyarakatnya masih memiliki akses
yang relatif rendah terhadap ketersediaan saranaprasarana air bersih yang
memadai. Kondisi ini dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel III.2
Pencapaian Pembangunan Sarana Air Bersih Kabupaten Toba Samosir
Indikator Dan Pencapaian Kinerja Per
No
Uraian
Tahun
Ket
2007 (unit)
2008 (unit)
2009 (unit)
1 Kondisi Baik
2 Kondisi Sedang
Kondisi Sedang
3 Rusak
Total

8
3

19
-

22
-

11

19

22

Sumber Data : LKPJ 5 Tahun Dinas Tata Ruang dan Permukiman Kab.Toba Samosir Tahun 2009

Pokja Sanitasi Kab. Toba Samosir

III-4

PPSP

Percepatan
Pembangunan
Sanitasi
Permukiman

Sampai dengan tahun 2008, pengadaan air bersih di Kabupaten Toba


Samosir yang dilayani suatu Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) dalam hal ini
PDAM Tirtanadi Cabang Balige (Perusahaan Daerah milik Pemerintah Propinsi
Sumatera Utara) masih menjangkau 4 kecamatan (tersebar di 42 desa/
kelurahan dengan total jumlah pelanggan sebanyak 4.520 pelanggan) dari 16
kecamatan di Kabupaten Toba Samosir dengan sumber air bakunya berasal dari
Danau Toba. Keempat kecamatan tersebut adalah Kecamatan Balige, Laguboti,
Porsea dan Ajibata dengan rincian sebagai berikut (sumber data PDAM Tirtanadi
Cabang Balige):
Kapasitas produksi air bersih untuk tahun 2007 sebesar 2.207.520 m3/tahun
dan tahun 2008 sebesar 2.057.676 m3 per tahun;
Lamanya waktu operasi penyaluran air bersih selama 24 jam;
Jumlah produksi air bersih untuk tahun 2007 sebesar 1.686.469 m3 dan
tahun 2008 sebesar 1.686.469 m3.
Sumber air PDAM Tirtanadi cabang Kabupaten Toba Samosir disuplai
dari Danau Toba. Sementara sumber air bersih yang dipergunakan oleh
masyarakat Kabupaten Toba Samosir di luar dari layanan PDAM Tirtanadi
(terutama penduduk yang berdomisili di pedesaan) adalah air tanah dan air
permukaan (sungai/anak sungai/limpasan air hujan dan Danau Toba).
III.1.4. Limbah Cair Rumah Tangga
Melalui
Ruang

dan

Kabupaten
telah

Dinas

Tata

Permukiman

Toba

dilakukan

Samosir,
upaya

penataan dan pembangunan


sarana dan prasarana Mandi
CuciKakus

(MCK)sebagai

salah satu komponen dalam


sarana

prasarana

pengelolaan air limbah bagi


masyarakat yang rendah aksesnya terhadap sarana tersebut. Berikut ini adalah
perkembangan Pencapaian pembangunan Sarana Prasarana MandiCuciKakus

Pokja Sanitasi Kab. Toba Samosir

III-5

PPSP

Percepatan
Pembangunan
Sanitasi
Permukiman

(MCK) yang tersebar di beberapa Kecamatan Kabupaten Toba Samosir periode


Tahun 2007 s/d 2009:
Tabel III.3
Kondisi Capaian Pembangunan MCK Kabupaten Toba Samosir
Uraian
Indikator dan pencapaian kinerja per tahun
2007 (unit)
2008 (unit)
2009 (unit)

no

1 Kondisi Baik
2 Kondisi Sedang
Kondisi Sedang
3 Rusak
Total

2
-

0
-

1
-

Ket

Sumber Data: Dinas Tarukim Kab.Tobasa Tahun 2009

Secara umum masyarakat di Kabupaten Toba Samosir masih memiliki


akses yang relatif belum optimal terhadap sarana dan prasarana pengelolaan air
limbah rumah tangga yang memadai. Keberadaan sarana dan prasarana
pengelolaan air limbah berupa tinja manusia yang tersebar di Kabupaten Toba
Samosir berdasarkan SUSENAS 2008, BPS Kab. Toba Samosir; sebesar 66,22%
rumah tangga telah memiliki fasilitas tempat buang air besar (tinja) yang mana
dari persentase tersebut terdapat sebesar 60,21% rumah tangga telah memiliki
fasilitas tempat buang
air besar (BAB) sendiri;
4,02%

rumah

tangga

dengan fasilitas milik


bersama

dan

1,99%

berupa fasilitas umum.


Sementara
tangga
Toba

di

rumah
Kabupaten

Samosir

yang

tidak memiliki fasilitas


Buang Air Besar adalah
sebesar 33,78%.
Fasilitas Buang Air Besar pada Rumah tangga yang ada Kabupaten
Toba Samosir umumnya terdiri dari konstruksi fasilitas berupa leher angsa,
Pelengsengan, Cubluk/Cemplung dan lainnya. Pada tabel berikut ini dapat
dilihat datadata kondisi konstruksi fasilitas BAB tersebut :

Pokja Sanitasi Kab. Toba Samosir

III-6

PPSP

Percepatan
Pembangunan
Sanitasi
Permukiman

Tabel III.4
Fasilitas Konstruksi Buang Air Besar (BAB) di Kabupaten Toba Samosir
No

Fasilitas Konstruksi BAB

Persentase ( % )

Leher Angsa

85,62

Pelengsengan

4,08

Cubluk/Cemplung

7,02

Lainnya

3,28
Jumlah

100

Sumber Data : SUSENAS 2008, BPS Kab. Toba Samosir

Kondisi

tempat

penampungan akhir dari


fasilitas buang air besar
yang ada di Kabupaten
Toba

Samosir

dari

tangki,

terdiri
kolam/

sawah, sungai/ danau


dan lainnya. Pada tabel
berikut ini dapat dilihat
datadata
tempat

kondisi
pembuangan

akhir dari fasilitas BAB yang ada sebagai berikut:


Tabel III.5
Fasilitas Tempat Pembuangan Akhir Tinja di Kabupaten Toba Samosir
No

Fasilitas Konstruksi BAB

Persentase (%)

1.

Tangki

46,44

2.

Kolam/Sawah

1,20

3.

Sungai/Danau

8,25

4.

Lainnya

44,11
Jumlah

100

Sumber Data : SUSENAS 2008, BPS Kab. Toba Samosir

Pembuangan Limbah di pasar, pedagang kaki lima di waktu


siang/malam, juga belum tertangani secara baik. Akibatnya saluran drainase
kota,

menjadi

satu-satunya

Pokja Sanitasi Kab. Toba Samosir

sarana

pembuangan

limbah.

Kondisi

ini

III-7

PPSP

Percepatan
Pembangunan
Sanitasi
Permukiman

mengakibatkan saluran drainase sepanjang pusat kota dan wilayah sekitarnya


menjadi terganggu kelancarannya.
Pembuangan limbah tinja manusia ke sungai/danau untuk kemudian
airnya digunakan untuk keperluan rumah tangga (mandi, mencuci dan air
minum) kemudian ikan yang ada di sungai/danau juga mengkonsumsi tinja
tersebut dan suatu saat ikan ditangkap dan dijadikan lauk bagi rumah tangga
masih terjadi . Hal ini sudah dianggap lumrah dan menjadi solusi praktis selama
bertahun-tahun.
III.1.5. Limbah Padat (Sampah)
Produksi

sampah

di

Kabupaten Toba Samosir ratarata perhari lebih kurang 459,312


m3/hari dengan asumsi produksi
sampah

0,012

m3/hari/rumah

tangga yang sebahagian besar


berasal dari sampah pasar, rumah
tangga,

sekolah,

perkantoran,
rumah makan, pertokoan
dan

lain

sebagainya.

Seperti

disebutkan

sebelumnya

cakupan

wilayah layanan adalah


ibu kota kecamatan yaitu
Balige, Laguboti, Porsea
dan Ajibata.

Sampah

yang terangkut ke TPA


rata-rata per hari dari ke
4 ibu kota kecamatan
tersebut sebanyak 37,8m3
yang terdiri dari berbagai
sumber,

sebagaimana

terlihat pada tabel di bawah ini:

Pokja Sanitasi Kab. Toba Samosir

III-8

PPSP

Percepatan
Pembangunan
Sanitasi
Permukiman

Tabel III.6
Timbulan & Jumlah Sampah yang terangkut per hari (m3/hari)
Jumlah
No

Lokasi

Lokasi
(unit)

1.

Permukiman

2.

Sarana:

(m3/hari)

Sampah
Terangkut
(m3/hari)

153

2,2032

1,836

37

0,5328

0,444

25,92

21,6

613

8,8272

7,356

79

1,1376

0,948

e. Restoran

1,2

f. Hotel

1,2

g. Kantor

50

1,44

1,2

h. Sekolah

19

0,5472

0,456

i. Terminal

1,2

j. Rumah Sakit

1,152

0,96

k. Taman Kota

a. Jln Arteri & Kolektor


b. Pasar
c. Tempat Dagang
d. Rumah makan

3.

Timbulan

Perairan:

a. Danau
b. Sungai
c. Anak Sungai

Sumber Data : Dinas Pasar, Kebersihan dan Pertamanan Kab. Toba Samosir 2010

Kalau ditinjau dari segi luas wilayah, daerah yang dapat dilayani dalam
masalah persampahan ini baru mencapai lebih kurang 9,71 km2 atau 0,48 % dari
luas wilayah Kabupaten Toba Samosir sedangkan dari jumlah penduduk yang
terlayani hanya 12,46 %. Untuk kelancaran pelayanan menjelang sampah dapat
diangkat ke tempat pembuangan akhir sampah (TPA) sampai tahun 2010 telah
disediakan sarana tempat penampungan sampah sementara yang diletakkan
pada jalur jalan yang dilewati armada truk sampah sebagaimana terlihat pada
tabel di bawah ini:

Pokja Sanitasi Kab. Toba Samosir

III-9

PPSP

Percepatan
Pembangunan
Sanitasi
Permukiman

Tabel III.7
Sarana Sampah Di Kabupaten Toba Samosir
Jumlah
Kapasitas
Jenis
(unit)
(m3)

No

1. TPSS Ember Plastik

Kondisi

2. TPSS Drum

200

50

Rusak

3. Container

4. Transfer Depo

5. Gerobak Sampah

6. Becak Sampah

7. Truck Sampah roda 6

42

Baik 1 unit,
Sedang 5 unit
& Rusak 1 unit

8. Pick Up Sampah roda 4

9. Arm Roll Kecil

45

135

Baik

10. Buldozer
11. TPSS Permanen

Sumber Data : Dinas Pasar, Kebersihan dan Pertamanan Kab. Toba Samosir 2010

Pemerintah Kabupaten Toba Samosir telah mengalokasikan anggaran


untuk pengelolaan persampahan dari tahun 2005 s/d 2009 bersumber dari APBD
Kabupaten Toba Samosir sementara peran serta masyarakat (Peran serta
masyarakat yang dimaksud terdiri dari masyarakat sendiri juga sumbangan
pihak ketiga lainnya antara lain; Perbankan, Kontraktor, PLN dan usaha swasta
lainnya) belum ada sebagaimana dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tahun

Tabel III.8
Jumlah Anggaran Pengelolaan Kebersihan/Sampah
Jumlah Anggaran
Peran Serta
Total (Rp)
(Rp)
Masyarakat (Rp)

2005

253.500.000

253.500.000

2006

771.200.000

771.200.000

2007

703.385.000

703.385.000

2008

636.220.000

636.220.000

2009

662.037.000

662.037.000

3.026.342.000

3.026.342.000

Total (Rp)

Sumber Data : Dinas Pasar, Kebersihan dan Pertamanan Kab. Toba Samosir 2010

Pokja Sanitasi Kab. Toba Samosir

III-10

PPSP

Percepatan
Pembangunan
Sanitasi
Permukiman

Proses

akhir

dari

rangkaian

pelayanan

persampahan

adalah

pemusnahan di lokasi tempat pembuangan akhir (TPA), pada proses ini


masyarakat tidak begitu mengetahui hal-hal apa yang diperlukan di suatu lokasi
TPA. Sebagaimana layaknya suatu TPA, yang harus dilengkapi dengan
persyaratan-persyaratan teknis dan operasional yang terkontrol, hal ini
membutuhkan biaya yang sangat mahal, meskipun keberadaannya tidak begitu
diperhitungkan oleh masyarakat.
Sampai dengan saat ini Pemerintah Kabupaten Toba Samosir memiliki
2 lokasi TPA, yaitu TPA Pintu Bosi di Kecamatan Laguboti dengan luas 2 Ha dan
TPA Sijambur di Kecamatan Ajibata dengan luas 0,2 Ha dengan rincian data TPA
tersebut sebagai berikut:
1. TPA Pintu Bosi Di Kecamatan Laguboti :
a. Status tanah milik Pemerintah Kabupaten Toba Samosir
b. Luas areal 2 Ha.
c. Tingkat kemiringan 45%.
d. Jenis tanah lempung
e. Metode pengelolaan dumping
f. Study Kelayakan belum pernah dilakukan.
g. Mulai dioperasikan tahun 2001
h. Perkiraan sisa waktu daya tampung 10 tahun.
i. Jarak dari pemukiman 1,5 Km.

Pokja Sanitasi Kab. Toba Samosir

III-11

PPSP

Percepatan
Pembangunan
Sanitasi
Permukiman

2. TPA Sijambur Kecamatan Ajibata


a. Status tanah milik Pemerintah Kabupaten Toba Samosir
b. Luas areal 0,2 Ha.
c. Tingkat kemiringan 600.
d. Jenis tanah lempung.
e. Metode pengelolaan dumping
f. Study Kelayakan belum pernah dilakukan.
g. Mulai dioperasikan tahun 2005.
h. Perkiraan sisa waktu daya tampung 10 tahun
i. Jarak dari pemukiman 2 Km.

Pokja Sanitasi Kab. Toba Samosir

III-12

PPSP

Percepatan
Pembangunan
Sanitasi
Permukiman

Tabel III.9
Kelengkapan Sarana dan Prasarana TPA Pintu Bosi Kecamatan Laguboti
No
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.

Komponen
Jalan masuk
Jalan Operasi
Drainase
Saluran Lindi
Pengolahan Lindi
Sumur monitoring/pantau
Penanganan Gas
Penyediaan air bersih
Pos/kantor jaga
Jembatan timbang/sistem
pencatatan
Garase Buldozer
Bengkel
Pengomposan manual
Petugas yang menangani
pengolahan lindi
Penutupan untuk lokasi yang
sudah penuh
Pemilahan sampah
Pagar lokasi
Buldozer

Keberadaan

Kondisi

Onderlaag
Onderlaag
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada

Sedang
Rusak
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada

Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada

Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada

Tidak ada

Tidak ada

Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada

Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada

Sumber Data : Dinas Pasar, Kebersihan dan Pertamanan Kab.Toba Samosir 2010
994'30"

500000

!.

520000

540000

560000

9935'0"

REVISI RENCANA TATA RUANG WILAYAH


KABUPATEN TOBA SAMOSIR

Aji Bata

Gambar I.22
Kabupaten Simalungun

PETA LOKASI PEMBUANGAN SAMPAH

Lumban Julu

!.

1:250.000

Kabupaten Asahan

Pintu Pohan Meranti

2,5

10

15

20

280 00 0
231 '0"

280 00 0

Bona Tua Lunasi

!.

Kilometers

Legenda
"/

Ibu kota kabupaten

Tempat Pembuangan Akhir

!O

Ibu kota kecamatan

Tempat Pembuangan Sementara

Jalan Kabupaten
Permaksian

Jalan Negara

!.

Kabupaten
Samosir

Jalan By Pass
Uluan

!.

Batas Kabupaten

Porsea

!.

Batas Kecamatan
Siantarnarumonda

Garis Danau

!.

Danau Toba

Sigumpar

!.

!.

Silaen

Kabupaten
Labuhan Batu

!.
Tampahan

!.

"/

260 00 0

260 00 0

Danau Toba
Lagoboti

Balige

Lembar Pengesahan

Nassau
Habinsaran

!.

!.
Borbor

!.

Sumber Data :
- Survey lapangan tahun 2007 - 2009

Kabupaten Tapanuli Utara

- DEM SRTM dan CITRA ASTER tahun 2008


- Peta dasar adalah peta RBI yang dikeluarkan
BAKOSURTANAL skala 1 : 50.000 edisi I/1986

Kabupaten Tapanuli
Selatan

- Peta jaringan jalan Ditjen Bina Marga


- Peta Hutan dari BPKH tahun 2005
- SK Menhut PP. no. 44 Tahun 2005

240 00 0

- Bappeda Kabupaten Toba Samosir tahun 2005


- Peta DTA Danau Toba BKPEKDT tahun 2005

240 00 0

231 '0"

!.

- PUSDATA Departemen PU Jak arta tahun 2005


- Toponimi berdas arkan Perpres No. 112 tentang
pembakuan nama rupa bumi
- Pengolahan s pasial dan citra menggunakan
aplikasi Arcview 3.3 buil up ENVI 4.2

Insert

dengan Sistem Proyeksi Univers al Transver


Merc ator (UTM) di WGS 1984

DINAS TATA RUANG DAN PEMUKIMAN


PEMERINTAH KABUPATEN TOBA SAMOSIR
PROPINSI SUMATERA UTARA
500000

994'30"

520000

540000

560000

9935'0"
ARD

Gambar III.1. Rencana Tempat Pembuangan Sampah


(Sumber : Peta Rencana hasil Analisis Tim Revisi RTRW Kab. Toba Samosir Tahun 2009)

Pokja Sanitasi Kab. Toba Samosir

III-13

PPSP

Percepatan
Pembangunan
Sanitasi
Permukiman

III.1.6. Drainase Lingkungan


Sejak terbentuknya Dinas Tata Ruang dan Permukiman Kabupaten
Toba Samosir pada tahun 2007, penataan dan pembangunan drainase di
Kabupaten Toba Samosir yang merupakan salah satu dari tugas fungsi
tanggung jawab dari Dinas tersebut. Kabupaten Toba Samosir sebagai suatu
Kabupaten yang relatif masih
baru/hasil

pemekaran

Kabupaten dalam hal penataan

dan pembangunan drainase


masih sangat membutuhkan
penanganan
Keterbatasan

yang

serius.
APBD

Kabupaten merupakan salah satu kendala dalam peningkatan capaian program


pembangunan drainase tersebut. Berikut ini dapat dilihat perkembangan
Pencapaian pembangunan drainase yang tersebar di beberapa Kecamatan
Kabupaten Toba Samosir periode Tahun 2007 s/d 2009:

Pokja Sanitasi Kab. Toba Samosir

III-14

PPSP

Percepatan
Pembangunan
Sanitasi
Permukiman

Tabel III.10
Pencapaian Pembangunan Drainase Kabupaten Toba Samosir
No
1.

Indikator Dan Pencapaian Kinerja Per Tahun

Uraian
Pembuatan Parit
Jalan/ Drainase

2.

Total Panjang

Total

2007 (Km)

2008 (Km)

2009 (Km)

Km

0,629

0,475

0,900

2,004

1.171,10

1.193,00

1.228,5

3.592,6

Jalan Kabupaten
Sumber Data : Dinas Tata Ruang dan Permukiman Kab. Toba Samosir Tahun 2009 & BPS Kab.
Tobasa 2009

Tabel III.11
Kondisi Capaian Pembangunan Drainase Kabupaten Toba Samosir
No

Uraian

Indikator Dan Pencapaian Kinerja Per Tahun


2007 (Km)

2008 (Km)

Ket.

2009 (Km)

Kondisi Baik

0,315

0,380

0,900

Kondisi Sedang

0,189

0,095

0,451

Kondisi Rusak

0,126

0,095

0,180

Total

0,630

0,475

0,900

Sumber Data : Dinas Tata Ruang dan Permukiman Kab. Toba Samosir Tahun 2009

Dari

segi

drainase

kota/permukiman, sampai saat


ini

drainase

kabupaten

untuk

dapat

jalan

direalisir

0,17% dari total panjang jalan


Kabupaten

sepanjang

1.193,20Km.
yang

Permasalahan

ditemui

dalam

pembangunan drainase adalah


keterbatasan

lahan

untuk

drainase tersebut, adanya drainase bergabung dengan saluran irigasi. Untuk


pengembangan ke depan, Pemerintah Kabupaten Toba Samosir akan menyusun
Rencana

Induk

Pengembangan

Drainase

Permukiman

sehingga

strategi

pengembangan dan penataan drainase permukiman dapat lebih sempurna.

Pokja Sanitasi Kab. Toba Samosir

III-15

PPSP

Percepatan
Pembangunan
Sanitasi
Permukiman

Drainase di Kabupaten Toba Samosir secara umum dapat dibagi dua


kelompok yaitu drainase primer dan drainase sekunder. Secara lebih jelas dapat
dilihat pada tabel berikut;
Tabel III.12
Drainase Primer dan Sekunder Kabupaten Toba Samosir Tahun 2007-2009
No

Uraian Kegiatan

TAHUN 2007
Pembuatan Parit jalan Dusun Jonggol
Tampubolon Sibulele Desa Sibola Hotang
SAS kecamatan Balige

Jenis Drainase
Primer Sekunder

Volume

Satuan

39.24

m3

Pembuatan drainase buangan dari Komplek


Asrama Kompi 125 Onan Sampang Desa
Sianipar Tangga Kel. Balige III Kec. Balige

350

Pembuatan drainase pas. Batu / gorong gorong pada ruas jalan Silalahi Dolok Desa
Pagar Batu Kec. Balige
Pembuatan Parit di Dusun IV Lumban balian
Op. Raja Hutapea Kec. Laguboti

100

140

Pokja Sanitasi Kab. Toba Samosir

III-16

PPSP
No

Percepatan
Pembangunan
Sanitasi
Permukiman

Jenis Drainase
Primer Sekunder

Uraian Kegiatan

Volume

Satuan

TAHUN 2008
Pembuatan parit di Lumban panjaitan Pardede
Onan kec. Balige (DAK)

200

m'

Pembuatan parit di jalan Tarutung KM 3 Kec.


Balige (DAK)

100

m'

Pembuatan drainase kota Laguboti Kec.


Laguboti (DAK)
Pembuatan drainase kota Lumban Julu Kec.
Lumban Julu (DAK)

200

m'

187

m'

Pembuatan drainase kota Borbor Kec. Borbor


(DAK)
Pembuatan parit dan gorong-gorong Sirait Uruk
Desa Patane I Kec. Porsea (DAK)

200

m'

150

m'

Pembuatan drainase di Jln. Samosir Kec.


Balige (DAK)
Pembuatan drainase kota Kec. Silaen (DAK)
Pembuatan drainase di Kompleks SDN 17355
Desa Sitolu Ama Kec. Laguboti

100

m'

187
120

m'
m'

10

Pembuatan drainase di Lumban Sibuea desa


Pangombusan Kec. Porsea

65

m'

11

Pembuatan drainase Huta Gorat Dolok Kel.


Parsoburan Kec. Habinsaran

74

m'

12

Pembuatan drainase depan Gereja HKBP


Nagatimbul dan menuju SD Negeri Nagatimbul
Kec. L. Julu
Pemeliharaan rutin drainase kota Porsea
(Swakelola) kec. Porsea (DAK)

74

m'

paket

Pemeliharaan rutin drainase kota Balige


(swakelola) DAK

paket

4
5
6
7
8
9

13
14

Pokja Sanitasi Kab. Toba Samosir

III-17

PPSP
No

Percepatan
Pembangunan
Sanitasi
Permukiman

Uraian Kegiatan

TAHUN 2009
Pembangunan saluran drainase di komplek
perkantoran Soposurung Kec. Balige (DAK)

Jenis Drainase
Primer Sekunder

Volume

Satuan

100

Rehabilitasi saluran drainase / Penataan


trotoar dan pelebaran jalan Kartini Soposurung
& Pembangunan saluran drainase di samping
Yasop Kec. Balige (DAK)

paket

Lanjutan pembangunan saluran drainase Jalan


Pelajar Soposurung Kec. Balige (DAK)

115

Rehabilitasi saluran drainase Jalan Cemara


Kec. Balige (DAK)

41.667

m3

Rehabilitasi saluran drainase Jalan Baba Lubis


Kec. Balige (DAK)

500

Pembangunan saluran drainase Dinas Tarukim


Kec. Balige (DAK)

42

Pembangunan saluran drainase kota di Kec.


Laguboti (DAK)

110

Pembangunan saluran drainase jalan Simpang


IV desa Narumonda I Kec. Siantar Narumonda
(DAK)
Pembangunan saluran drainase di stadion
Jonggi Manulus Kec. Parmaksian (DAK)

120

107

Lanjutan pembangunan saluran drainase


keliling pasar Borbor (DAK)

62

9
10

Sumber Data : Dinas Tarukim Kab. Toba Samosir 2010

Informasi data lapangan diperoleh bahwa wilayah-wilayah yang mengalami


banjir/genangan pada saat musim hujan disebabkan permasalahan drainase
adalah :
1. Beberapa Ruas Jalan di Kota Balige: Kelurahan Luban Dolok Haumabange di
sekitar Jalan Gereja dan Jalan Raja Paindoan sampai dengan terminal mini;
Kelurahan Pardede Onan di sekitar Jalan Patuan Nagari mulai kompleks
Kejari Balige sampai dengan kompleks BNI 46 Balige, Kelurahan Napitupulu
di sekitar Jalan DI Panjaitan, Jalan Muliaraja dan Jalan Bukit Barisan; Desa
Lumban Silintong di sekitar Jalan Lumban Silintong mulai simpang tiga
sampai dengan kompleks HKBP; Desa Tambunan Sunge di sekitar Jalan
Balige-P. Siantar serta Desa Sibolahotang SAS di sekitar jalan Balige-P.
Siantar.
2. Terminal Porsea
3. Depan Kantor Camat Porsea
4. Pasar/Pekan Porsea

Pokja Sanitasi Kab. Toba Samosir

III-18

PPSP

Percepatan
Pembangunan
Sanitasi
Permukiman

5. Pasar/Pekan Ajibata
(sumber : Dinas Tata Ruang dan Permukiman Kab. Toba Samosir)
III.1.7. Pencemaran Udara
Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di lingkungan Pemerintah
Kabupaten Toba Samosir yang secara khusus menangani pencemaran udara
belum ada. Namun untuk mengelola pencemaran lingkungan secara umum
diperankan oleh Badan Lingkungan Hidup dan Pertambangan Kabupaten Toba
Samosir dan sampai saat ini kegiatankegiatan yang mengarah pada pencemaran
udara belum menjadi prioritas.
III.1.8. Limbah Industri
Satuan kerja Perangkat Daerah ( SKPD ) Kabupaten Toba Samosir yang
menangani pengelolaan limbah industri dilaksanakan oleh Badan Lingkungan
Hidup dan Pertambangan Kabupaten Toba Samosir.
III.1.9. Limbah Medis
Satuan kerja Perangkat Daerah (SKPD) Kabupaten Toba Samosir yang
menangani pengelolaan limbah medis dilaksanakan oleh Badan Lingkungan
Hidup dan Pertambangan Kabupaten Toba Samosir.
III.2. Pengolahan Limbah Cair
Upaya pengelolaan limbah cair yang berasal dari rumah tangga
(domestik), tempat umum ataupun dari UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah)
secara baik dan benar oleh instansi teknis yang berkompeten belum ada,
kalaupun ada masih relatif rendah. Dijumpai, bahwa limbah cair yang
dihasilkan/dibuang dari masing-masing rumah tangga (air bekas mandi, cuci dan
dapur) dari kedai minuman, rumah makan/restoran, dan sebagainya, masih ada
dialirkan langsung ke saluran/riol dan selokan yang justru menimbulkan
terganggunya

kesehatan

lingkungan,

kotor,

dan

membuat

riol/selokan

tersumbat, dan bila musim penghujan tiba air melimpah dan menggenangi
badan jalan. Tidak adanya upaya pengelolaan limbah cair dengan baik dan
benar, juga berlaku untuk rumah tangga yang memiliki usaha peternakan babi,
ayam dan itik.

Pokja Sanitasi Kab. Toba Samosir

III-19

PPSP

Percepatan
Pembangunan
Sanitasi
Permukiman

Dan yang lebih parahnya


lagi,

bahwa

hampir

semua

masyarakat yang berdomisili di


pinggiran Danau Toba (baik rumah
tangga

atau

restoran/rumah

makan atau tempat-tempat santai


yang menyediakan makanan dan
minuman untuk umum) limbah
cairnya masuk ke perairan Danau
Toba, sehingga dapat menimbulkan dampak terhadap kualitas air Danau Toba,
dan pada jangka waktu tertentu akan mencemari danau itu sendiri, dan pada
akhirnya sudah barang tentu akan mempengaruhi tingkat kesehatan masyarakat
yang menggunakan air Danau Toba sebagai konsumsi untuk kebutuhan air.
Begitu juga dengan pemilik kapal penumpang umum yang ada di perairan Danau
Toba juga dikarenakan belum ada himbauan bagi setiap kapal untuk
menyediakan penampung limbah cair, membuat limbah cair masuk ke perairan
Danau Toba. Hal mana diperlukan instruksi atau berupa surat edaran Bupati
atau yang dikeluarkan oleh instansi teknis yang terkait untuk menginstruksikan
bagi setiap pemilik kapal untuk membuat penampung limbah cair, agar tidak
langsung dibuang ke perairan danau.

Karena tidak tersedianya sarana

penampung limbah cair yang terpusat disediakan oleh Pemerintah berupa


IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah).
Upaya pengelolaan kualitas lingkungan dan air limbah di Kabupaten
Toba Samosir baik yang dilakukan oleh instansi pemerintah yang berkompeten
(dalam hal ini Badan Lingkungan Hidup dan Pertamanan Kabupaten Toba
Samosir

dan

Dinas

Pasar,

Kebersihan dan Pertamanan


Kabupaten Toba Samosir), dan
begitu

juga

pihak

swasta

belum

ada.

dengan

upaya

(BUMN/BUMD)
Hal

ini

dapat

dilihat bahwa saluran drainase


seperti parit, gorong-gorong,
anak

Pokja Sanitasi Kab. Toba Samosir

sungai

(dalam

istilah

III-20

PPSP

Percepatan
Pembangunan
Sanitasi
Permukiman

daerah disebut bondar) hampir seluruhnya dipenuhi dengan sampah, sehingga


pada musim hujan tiba saluran tersebut banyak yang tersumbat, dan pasir yang
terbawa arus dari hulu menumpuk di hilir dan lama kelamaan menjadi tumbuh
gulma atau semacam tanaman liar, hal mana terlihat di beberapa anak sungai
seperti Simate-mate dan Sungai Halian yang bagian hilirnya (muara pertemuan
air sungai dengan perairan Danau Toba) penuh dengan tanaman liar,
rumput/semak, begitu juga dengan sampah-sampah menumpuk di muara
sungai/anak sungai.
Kalaupun ada, masih pada kondisi tata kelola limbah cair rumah
tangga yang dibangun tidak terkelola dalam suatu sistem yang saling
terintegrasi. Apalagi jika diperhatikan ternyata kelayakan konstruksinya juga
relatif belum optimal. Adapun sebagian faktor-faktor yang membuat upaya
pengelolaan limbah tidak optimal asdalah selain terbatasnya APBD Kabupaten
Toba Samosir yang dialokasikan kepada instansi teknis terkait (Badan
Lingkungan Hidup dan Pertamanan Kabupaten Toba Samosir dan Dinas Pasar,
Kebersihan dan Pertamanan Kabupaten Toba Samosir), juga sumber daya
manusia (PNS) yang telah mengikuti kursus/pelatihan dalam bidang sanitasi
juga merupakan salah satu kendala dalam peningkatan capaian program
pembangunan drainase tersebut, kalaupun sudah ada beberapa PNS yang telah
mngikuti pelatihan di bidang sanitasi atau air bersih belum menjadi perhatian
oleh instansi yang menangani bidang kepegawaian dalam job description
terlebih peluang untuk menduduki jabatan strategis.
Data dan Informasi yang diperoleh dari Dinas Pasar, Kebersihan dan
Pertamanan menjelaskan bahwa septic tank yang ada di Kabupaten Toba
Samosir tidak pernah dikuras secara rutin. Kalau pun ada yang melakukan
pengurasan, masih dilakukan secara individu tanpa adanya koordinasi dengan
Dinas Pasar, Kebersihan dan Pertamanan Kabupaten Toba Samosir. Hal ini
disebabkan, sampai saat ini (Tahun 2010) Pemerintah Kabupaten Toba Samosir
belum memiliki mobil penghisap tinja dan untuk keperluan akan fasilitas
tersebut, Pemerintah Kabupaten Toba Samosir masih meminjam dari Kabupaten
tetangga (Kabupaten Simalungun, Kabupaten Tapanuli Utara dan Kabupaten
Humbang Hasundutan).
Sementara itu septic tank sebagian besar tidak ditata dengan dasar
yang kedap air. Kondisi ini dikhawatirkan akan mencemari atau merembes ke

Pokja Sanitasi Kab. Toba Samosir

III-21

PPSP

Percepatan
Pembangunan
Sanitasi
Permukiman

tanah sekitar, yang akan mengakibatkan kontaminasi dengan air tanah.


Demikian pula sebagian sumur penduduk (kondisi yang ada) dimana tidak diberi
cincin, guna menghindari kontaminasi/bercampurnya dengan air limbah yang
meresap.
III.2.1. Landasan Hukum/Legal Operasional
Sesuai dengan laporan Badan Lingkungan Hidup dan Pertambangan
Kabupaten Toba Samosir, bahwa sampai dengan saat ini Peraturan Daerah
sebagai legal operasional tentang pengelolaan air limbah cair rumah tangga di
Kabupaten Toba Samosir belum ada. Kondisi ini disebabkan minimnya sarana
prasarana pendukung.
Selama ini Badan Lingkungan Hidup dan Pertambangan Kabupaten
Toba Samosir

melakukan

pembenahan penanganan air

limbah

dengan

menggunakan landasan hukum yang lebih tinggi hierarkinya dari Perda seperti
UndangUndang atau Peraturan Pemerintah.
III.2.2. Aspek Institusional
SKPD di lingkungan Pemerintah Kabupaten Toba Samosir yang
mengelola limbah cair adalah Badan Lingkungan Hidup dan Pertambangan
Kabupaten Toba Samosir melalui Bidang Penataan Wilayah dan Bina Usaha.

III.2.3. Cakupan Pelayanan


Tugas pokok dari Badan Lingkungan Hidup dan Pertambangan
Kabupaten Toba Samosir adalah merumuskan kebijaksanaan koordinasi dan
pengawasan

pengelolaan

bidang

lingkungan

hidup

dan

pertambangan,

merumuskan kebijakan operasional pada bidang pengendalian pencemaran


lingkungan dan pengolahan limbah dalam kegiatan penanganan lingkungan
hidup dan pertambangan, merumuskan kebijakan operasional pada bidang
pengendalian kerusakan/pemulihan lingkungan dan penataan wilayah / bina
usaha dalam kegiatan penanganan lingkungan hidup dan pertambangan,
merumuskan kebijakan operasional pada bidang penataan lingkungan dan
pembinaan masyarakat dan komunikasi lingkungan dalam kegiatan penanganan
lingkungan hidup dan pertambangan, merumuskan kebijakan operasional pada
bidang tambang dan energi dalam kegiatan penanganan lingkungan hidup dan

Pokja Sanitasi Kab. Toba Samosir

III-22

PPSP

Percepatan
Pembangunan
Sanitasi
Permukiman

pertambangan,

melaksanakan

koordinasi

pelaksanaan

pada

bidang

pengendalian pencemaran lingkungan dan pengolahan limbah, pengendalian


kerusakan/pemulihan lingkungan dan penataan wilayah/bina usaha.
III.2.4. Aspek Teknis dan Teknologi
Aspek teknis dan teknologi yang diterapkan dalam pengelolaan limbah
cair di Kabupaten Toba Samosir, berdasarkan data & Informasi dari Badan
Lingkungan Hidup dan Pertambangan Kab. Toba Samosir belum membuat sistem
pengolahan limbah cair secara Off side sistem maupun on side sistem. Kondisi
ini disebabkan oleh minimnya sarana prasarana pendukung.
III.2.5. Peran Serta Masyarakat dan Gender Dalam Pelayanan Limbah Cair
Berdasarkan data dan informasi yang diperoleh dari Badan Lingkungan
Hidup dan Pertambangan Kabupaten Toba Samosir bahwa peningkatan peran
serta masyarakat dan gender dalam pelayanan limbah cair masih dilakukan
dengan tahapan sosialisasi dan pemasangan papan reklame tentang kebersihan
lingkungan.
Pelibatan masyarakat dan gender secara langsung dalam pengelolaan
limbah cair domestik yang dilakukan selama ini belum terwujud dengan
munculnya kelompok kader di masyarakat yang perduli (terwujud atas prakarsa
masyarakat sendiri) terhadap penanganan air limbah. Kondisi ini disebabkan
minimnya anggaran pembinaan dan minimnya sarana prasarana pendukung.
III.2.6. Permasalahan
Masalah pengelolaan limbah cair domestik di Kabupaten Toba
Samosir sampai saat ini belum tertangani secara optimal, sampai saat ini
instalasi IPAL yang ada hanya berada di Kecamatan Ajibata Kabupaten Toba
Samosir dan di Kecamatan Girsang Sipangan Bolon Kabupaten Simalungun yang
dikelola oleh PDAM Tirtanadi (BUMD milik Pemerintah Propinsi Sumatera Utara)
Cabang Balige dan kondisinya dalam keadaan kurang terawat.
Sebagian besar pelanggan PDAM tirtanadi Cabang Balige yang
berdomisili di Kecamatan Ajibata keberatan kalau retribusi air limbah
dibebankan ke penambahan retribusi air minum. Sehingga biaya perawatan IPAL
berjalan sekedar.

Pokja Sanitasi Kab. Toba Samosir

III-23

PPSP

Percepatan
Pembangunan
Sanitasi
Permukiman

III.3. Pengelolaan Persampahan (Limbah Padat)


Masalah sampah di Kabupaten Toba Samosir sampai saat ini belum
tertangani secara optimal, sampai sekarang terlayani baru meliputi ibu kota
kecamatan dengan pemukiman yang cenderung padat dan jalur jalan utama.
Kalau dipilah berdasarkan Kecamatan dari 16 Kecamatan yang ada di Kabupaten
Toba Samosir baru terlayani 4 Kecamatan (25%). Hal ini disebabkan oleh adanya
keterbatasan pada berbagai aspek seperti; jumlah anggaran operasional,
jumlah armada, jumlah tenaga kerja dan manajemen pengelolaan persampahan
itu sendiri.
Keterbatasan pada berbagai aspek seperti keterbatasan anggaran
operasional, jumlah armada, jumlah tenaga kerja dan manajemen pengelolaan
persampahan itu sendiri, mempengaruhi total pelayanan. Akibatnya sampah
yang dihasilkan masyarakat tidak terlayani secara baik ditambah pula aspek
kebiasaan dari masyarakat yang membuang sampah secara sembarangan. Tidak
heran pada waktu-waktu tertentu masih dijumpai sampah bertebaran dan tidak
terangkut pada hari setelah pecan, pada musim penghujan dimana sampah yang
dating dari saluran

drainase yang

meluap

akibat membuang sampah

sembarangan dan juga akibat kondisi jalan menuju TPA yang sulit dilalui pada
musim penghujan.
Agar pelayanan persampahan dapat lebih optimal, dan dalam rangka
untuk mewujudkan target Millennium Development Goals (MDGs) tahun 2015,
maka

ke

depan

perlu

diupayakan

peningkatan

sarana

dan

prasarana

pengelolaan persampahan secara bertahap.


III.3.1. Landasan Hukum/ Legal Operasional
Sesuai dengan laporan Dinas Pasar, Kebersihan dan Pertamanan
Kabupaten Toba Samosir, bahwa sampai dengan saat ini Peraturan Daerah
sebagai legal operasional tentang pengelolaan persampahan di Kabupaten Toba
Samosir hanya Peraturan Daerah Kabupaten Toba Samosir Nomor : 7 Tahun 2003
tentang Tarif Retribusi Sampah Daerah.

Pokja Sanitasi Kab. Toba Samosir

III-24

PPSP

Percepatan
Pembangunan
Sanitasi
Permukiman

III.3.2. Aspek Institusional


SKPD di lingkungan Pemerintah Kabupaten Toba Samosir yang
mengelola persampahan adalah Dinas Pasar, Kebersihan dan Pertamanan
Kabupaten Toba Samosir dan Badan Lingkungan Hidup dan Pertambangan
Kabupaten Toba Samosir. Khusus Badan Lingkungan Hidup dan Pertambangan
menangani persampahan di ibu kota Kabupaten ; Kecamatan Balige dalam
bentuk pengadaan tong sampah dan pengadaan petugas penyapu jalan.
Untuk Dinas Pasar, Kebersihan dan Pertamanan, pengelolaan sampah
(limbah padat) di tangani oleh Bidang Kebersihan dengan tugas dan fungsinya;
(1) Menyusun rencana dan program kerja pada bidang kebersihan dan
mengumpulkan

bahan

perumusan

pedoman

teknis

kebijaksanaan

dan

pembinaan kebersihan, (2) Mengkoordinir petugas kebersihan dan pemakaian


peralatan kebersihan dan melaksanakan pengawasan dan pengoperasian
peralatan kebersihan, (3) Mempersiapkan dan Menyelenggarakan pembuangan,
pengangkutan,

pemusnahan

sampah

serta

melaksanakan

pemeliharaan

pengangkutan sampah, (4) Melakukan perawatan Tempat Pembuangan Sampah


(TPS) dan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah, (5) Merumuskan kebijakan
teknis pengelolaan persampahan dan pengoperasian mobil kebersihan, (6)
Memberikan bantuan dan pelayanan umum kepada masyarakat mengenai
pengelolaan kebersihan sarana umum, (7) Melaksanakan pengawasan dan
penertiban pemakaian sarana prasarana kebersihan, (8) Membuat pupuk bokasi
yang berbahan dasar sampah setelah dikelola dan ditangani sehingga
bermanfaat bagi masyarakat, dan (9) Memberi penyuluhan bagi masyarakat
akan perilaku hidup bersih.
III.3.3. Cakupan Pelayanan
Dinas Pasar, Kebersihan dan Pertamanan memiliki fungsi pokok
sebagai berikut (Perda Kabupaten Toba Samosir Nomor 2 Tahun 2008):
a. Merumuskan kebijakan teknis di bidang pasar, kebersihan, dan pertamanan.
b. Menyelenggarakan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di bidang
pasar, kebersihan dan pertamanan.
c. Membina dan melaksanakan tugas di bidang pasar, kebersihan dan
pertamanan.

Pokja Sanitasi Kab. Toba Samosir

III-25

PPSP

Percepatan
Pembangunan
Sanitasi
Permukiman

Dari uraian fungsi pokok di atas, maka bisa disimpulkan bahwa tugas
Dinas ini cukup luas, karena di samping sebagai regulator teknis, Dinas ini juga
berfungsi sebagai pelaksana regulasi dan operator di bidang sanitasi (sampah
dan air limbah). Kondisi ini akan menimbulkan proses penegakan terhadap
aturan dan standar teknis di bidang sanitasi menjadi sesuatu yang sulit karena
regulator yang juga berfungsi sebagai lembaga pelaksana dan pengawas. Di
samping penegakan aturan, proses penyusunan aturan teknis terkait dengan
sanitasi menjadi sangat sulit, karena semua seksi sudah cukup sibuk dengan
proses penyusunan dan pelaksanaan program.
Produksi sampah di Kabupaten Toba Samosir rata-rata perhari lebih
kurang 45,36 m3/hari dan sampah terangkut 37,8 m3/hari dengan asumsi
produksi sampah 0,012 m3/hari/rumah tangga yang sebahagian besar berasal
dari sampah pasar, rumah tangga, sekolah, perkantoran, rumah makan,
pertokoan dan lain sebagainya. Seperti disebutkan sebelumnya cakupan wilayah
layanan adalah ibu kota kecamatan yaitu: Balige, Laguboti, Porsea dan Ajibata.
Sampah yang terangkut ke TPA rata-rata perhari dari ke 4 ibu kota kecamatan
tersebut sebanyak37,8m3 yang terdiri dari berbagai sumber.
Keterlibatan Badan Lingkungan Hidup dan Pertambangan Kabupaten
Toba Samosir dalam pengelolaan persampahan dalam hal penyediaan tenaga
penyapu jalan umum di ibu kota Kabupaten Toba Samosir dan pengadaan tong
sampah yang terbuat dari Fiber yang diplotkan di ibu kota Kabupaten Toba
Samosir.
III.3.4. Aspek Teknis dan Teknologi
Berdasarkan data dan informasi dari Dinas Pasar, Kebersihan dan
Pertamanan Kabupaten Toba Samosir bahwa Aspek teknis dan teknologi yang
diterapkan dalam pengelolaan persampahan masih dilaksanakan secara
konvensional artinya sampah diambil, diangkut dan dibuang ke Tempat
Pembuangan Akhir Sampah.
III.3.5. Peran serta Masyarakat dan Jender dalam Pengelolaan Sampah
Berdasarkan data dan informasi yang diperoleh dari Dinas Pasar,
Kebersihan dan Pertamanan Kabupaten Toba Samosir bahwa peningkatan peran
serta masyarakat dan gender dalam pengelolaan sampah masih dilakukan

Pokja Sanitasi Kab. Toba Samosir

III-26

PPSP

Percepatan
Pembangunan
Sanitasi
Permukiman

dengan tahapan sosialisasi dan pemasangan papan reklame tentang kebersihan


lingkungan.
Pelibatan masyarakat dan gender secara langsung dalam pengelolaan
persampahan selama ini belum terwujud dengan munculnya kelompok kader di
masyarakat yang perduli (terwujud atas prakarsa masyarakat sendiri) terhadap
penanganan sampah. Kondisi ini disebabkan minimnya anggaran pembinaan dan
minimnya sarana prasarana pendukung.
III.3.6. Permasalahan dalam Pengelolaan Sampah
Keterbatasan APBD Kabupaten Toba Samosir berimplikasi pada
minimnya alokasi anggaran untuk pengelolaan persampahan dan minimnya
sarana prasarana pengelolaan persampahan di Kabupaten Toba Samosir.
Implementasi Perda Kabupaten Toba Samosir Nomor 7 Tahun 2003
tentang Retribusi Sampah, masih sulit diterapkan karena secara empiris
merupakan akibat dari keterbatasan sarana dan prasarana yang dimiliki
Kabupaten Toba Samosir dalam hal ini Dinas Pasar, Kebersihan dan
Pertamanan. Sehingga tuntutan dari masyarakat untuk mendapatkan layanan
yang maksimal tidak diimbangi dengan peningkatan pelayanan oleh Pemerintah
Kabupaten Toba Samosir serta tidak adanya sanksi yang tegas terhadap
pelanggaran pada perda dimaksud.
Secara umum tindak lanjut yang dilakukan oleh Dinas Pasar,
Kebersihan dan Pertamanan Kab. Toba Samosir terhadap pelanggaran Perda
Nomor 7 dimaksud adalah dengan melakukan pemberhentian pelayanan untuk
wajib retribusi yang menunggak, walaupun sebenarnya bukan merupakan solusi
terbaik karena dapat menimbulkan permasalahan baru.
III.4. Pengelolaan Drainase
Sejak terbentuknya Dinas Tata Ruang dan
Permukiman Kabupaten Toba Samosir pada tahun 2007,
penataan dan pembangunan drainase di Kabupaten
Toba Samosir yang merupakan salah satu dari tugas
fungsitanggung jawab dari Dinas tersebut. Kabupaten
Toba Samosir sebagai suatu Kabupaten yang relatif

Pokja Sanitasi Kab. Toba Samosir

III-27

PPSP

Percepatan
Pembangunan
Sanitasi
Permukiman

masih baru/hasil pemekaran Kabupaten dalam hal penataan dan pembangunan


drainase masih sangat membutuhkan penanganan yang serius. Keterbatasan
APBD Kabupaten merupakan salah satu kendala dalam peningkatan capaian
program

pembangunan

drainase

tersebut.

Berikut

ini

dapat

dilihat

perkembangan Pencapaian pembangunan drainase yang tersebar di beberapa


Kecamatan Kabupaten Toba Samosir periode Tahun 2007 s/d 2009:
Tabel III.13
Pencapaian Pembangunan Drainase Kabupaten Toba Samosir
Indikator Dan Pencapaian Kinerja Per
Tahun
No
Uraian
2007 (Km)
2008 (Km)
2009 (Km)
1 Pembuatan Parit
0,629
0,475
0,900
Jalan/Drainase
2 Total Panjang
1.171,10
1.193,00
Jalan Kabupaten

Total
Km
2,004
-

Sumber Data : Dinas Tata Ruang dan Permukiman Kab. Toba Samosir Tahun 2009 & BPS Kab.
Toba Samosir Tahun 2009

No
1
2
3

Tabel III.14
Kondisi Capaian Pembangunan Drainase Kabupaten Toba Samosir
Indikator Dan Pencapaian Kinerja Per Tahun
Uraian
2007 (Km)
2008 (Km)
2009 (Km)
Kondisi Baik
0,315
0,380
0,900
Kondisi Sedang
0,189
0,095
Kondisi Rusak
0,126
Total

0,630

0,475

Ket.
-

0,900

Sumber Data : Dinas Tata Ruang dan Permukiman Kab.Toba Samosir Tahun 2009

Dari segi drainase kota/permukiman, sampai saat ini drainase untuk


jalan kabupaten dapat direalisir 0,17% dari total panjang jalan Kabupaten
sepanjang 1.193,20 Km. Permasalahan yang ditemui dalam pembangunan
drainase adalah keterbatasan lahan untuk drainase tersebut, adanya drainase
bergabung dengan saluran irigasi. Untuk pengembangan ke depan, Pemerintah
Kabupaten Toba Samosir akan menyusun Rencana Induk Pengembangan
Drainase Permukiman sehingga strategi pengembangan dan penataan drainase
Permukiman dapat lebih sempurna.
III.4.1. Landasan Hukum/Legal Operasional
Sesuai dengan laporan Dinas Tata Ruang dan Permukiman Kabupaten
Toba Samosir, bahwa sampai dengan saat ini Peraturan Daerah sebagai legal

Pokja Sanitasi Kab. Toba Samosir

III-28

PPSP

Percepatan
Pembangunan
Sanitasi
Permukiman

operasional tentang drainase di Kabupaten Toba Samosir belum ada. Namun


secara umum yang berkaitan dengan pengelolaan drainase secara implisit
termuat dalam Perda Kabupaten Toba Samosir tentang Izin Mendirikan
Bangunan (IMB) yang sudah ada. Kaitannya dengan pengelolaan drainase, dalam
Perda ini hanya mengatur tata letak dari poros jalan dan tembok bangunan.
Kondisi ini disebabkan minimnya sarana prasarana pendukung.
III.4.2. Aspek Institusional
SKPD di lingkungan Pemerintah Kabupaten Toba Samosir yang
mengelola drainase adalah Dinas Tata Ruang dan Permukiman Kabupaten Toba
Samosir khususnya Bidang Penyehatan lingkungan dan Permukiman, seksi
Permukiman.
III.4.3. Cakupan Pelayanan
Bila di tinjau dari ruang lingkup sanitasi dan tupoksi dinas, maka
keterlibatan Dinas Tarukim adalah Drainase, baik itu mulai dari tahap
perencanaan, kontruksi maupun di bidang pemeliharaanya. Secara rinci Fungsi
Dinas Tata Ruang dan Permukiman adalah sebagai berikut (Perda Kab.Toba
Samosir Nomor 2 Tahun 2008):
a. Merumuskan kebijakan teknis di bidang tata ruang dan permukiman.
b. Menyelenggarakan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di bidang tata
ruang dan permukiman.
c. Membina dan melaksanakan tugas di bidang tata ruang dan permukiman.
Karena drainase erat kaitannya dengan jalan dan tata bangunan maka dalam
proses perencanaan dan pengembangan serta pemeliharaan harus bekerja sama
dengan bagian yang menangani jalan (Dinas PU Kabupaten/Propinsi dan tata
bangunan yang masih berada di Dinas Tarukim).
III.4.4. Aspek Teknis dan Operasional
Berdasarkan data dan informasi dari Dinas Tata Ruang dan
Permukiman Kabupaten Toba Samosir bahwa Aspek teknis dan teknologi yang
diterapkan dalam pengelolaan drainase masih dilaksanakan secara konvensional
artinya pengaturan penggelontoran air masih memanfaatkan kondisi topografi
yang ada.

Pokja Sanitasi Kab. Toba Samosir

III-29

PPSP

Percepatan
Pembangunan
Sanitasi
Permukiman

III.4.5. Peran serta Masyarakat dan Jender dalam Pengelolaan Drainase


Lingkungan
Berdasarkan data dan informasi yang diperoleh dari Dinas Tata Ruang
dan Permukiman Kabupaten Toba Samosir bahwa peningkatan peran serta
masyarakat dan gender dalam pengelolaan drainase dilakukan dengan tahapan
sosialisasi untuk meningkatkan kesadaran masyarakat.
Pemberdayaan masyarakat dan jender dalam pengelolaan drainase lingkungan
di Kabupaten Toba Samosir secara nyata dilakukan dengan adanya Program
Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri dengan sumber dana APBN
dengan perincian sebagai berikut:

No

Tabel III.15
Rekapitulasi Alokasi Dana PNPM Mandiri Perdesaan
Alokasi Dana (juta rupiah)
Kecamatan
2005
2006
2007
2008

1 Balige

1.000

1.000

1.000

3.000

2 Tampahan

2009
900
900

3 Laguboti

750

4 Habinsaran

750

1.000

1.500

900

750

750

2.750

900

5 Borbor

900

6 Nassau

900

7 Silaen

3.000

8 Sigumpar

900
900

9 Porsea

1.000

1.000

3.000

900

10 PP Meranti

900

11 S. Namuronda

900

12 Lumban Julu

1.000

500

500

1.750

900

13 Uluan

900

14 Ajibata

900

15 Parmaksian

900

16

Bonatua

900

Lunasi
Jumlah

2.750

4.000

4.250

15.000

14.400

Sumber data PNPM Mandiri Perdesaan Tobasa

Pokja Sanitasi Kab. Toba Samosir

III-30

PPSP

Percepatan
Pembangunan
Sanitasi
Permukiman

Tabel III.16
Alokasi Dana Menurut Kegiatan PNPM Mandiri Perdesaan
No

Kegiatan

2005

Drainase

Air Bersih

Persampahan

SPP

Bangunan
Lainnya

2006

1.025.518.500

Total

2007

2008

2009

817.319.500

1.770.650.900

2.799.399.500

3.989.749.900

518.450.900

1.152.828.400

1.947.457.300

958.727.100

110.000.000

240.000.000

167.627.000

702.629.900

1.596.581.300

1.614.481.500

2.424.229.600

1.158.893.700

9.550.513.300

7.854.941.700

2.750.000.000

4.000.000.000

4.250.000.000

15.000.000.000

14.400.000.000

Sumber data PNPM Mandiri Perdesaan Tobasa

10.000.000.000
9.000.000.000
8.000.000.000
7.000.000.000
6.000.000.000
5.000.000.000
4.000.000.000
3.000.000.000
2.000.000.000
1.000.000.000
0
2005
Drainase

Air Bersih

2006

2007

Persampahan

2008
SPP

2009

Bangunan Lainnya

Grafik III.I
Alokasi Dana Menurut Kegiatan PNPM Mandiri Perdesaan
III.4.6. Permasalahan Pengelolaan Drainase
Pola jaringan drainase di Kabupaten Toba Samosir mengikuti pola
jaringan jalan eksisting dan memanfaatkan sungai sebagai saluran primer.
Berdasarkan observasi lapangan, maka dapat dinilai bahwa potensi dan masalah
drainase di Kabupaten Toba Samosir adalah sebagai berikut :
1. Prasarana drainase berfungsi ganda yaitu untuk penyaluran air hujan dan air
limbah.
2. Jalan Negara, sebagian besar mempunyai saluran tidak permanen dengan
kondisi kurang baik.

Pokja Sanitasi Kab. Toba Samosir

III-31

PPSP

Percepatan
Pembangunan
Sanitasi
Permukiman

3. Jalan Propinsi, sebagian besar salurannya tidak permanen dengan kondisi


kurang baik.
4. Jalan Kabupaten, sebagian besar salurannya tidak permanen dengan kondisi
kurang baik.
5. Jalan di Perumahan (bangunan baru), sebagian besar mempunyai saluran
permanen dengan kondisi baik dan hanya sebagian kecil yang tidak
mempunyai saluran drainase.
6. Jalan di Perumahan (perkampungan lama), sebagian besar tidak mempunyai
drainase, terutama pada perkampungan di pinggir danau atau di pantai.
Drainase sebagai salah sarana penyehatan lingkungan permukiman
harus senantiasa dijaga keberadaannya. Di banyak lokasi kondisi drainase belum
tertangani dengan baik. Banyak drainase yang seharusnya merupakan saluran
pembuangan air limbah dan air hujan, menjadi tempat pembuangan sampah
sehingga mengakibatkan semakin bertambahnya daerah-daerah yang tergenang
pada saat musim hujan. Beberapa permasalahan yang berkaitan dengan
pembangunan drainase di Kabupaten Toba Samosir adalah sebagai berikut :
a.

Masih dijumpai banyak saluran drainase yang mengalami pendangkalan dan


tertimbun sampah.

b.

Peran serta masyarakat dalam pengelolaan drainase masih rendah.

c.

Biaya Operasi dan Pemeliharaan drainase masih terbatas.

d.

Saluran drainase baru tersedia untuk kategori primer 15,5% dan kategori
sekunder 58,6 % sedangkan kategori tersier belum tercatat sama sekali
meskipun telah ada di kawasan pemukiman. Secara terperinci masalah
menyangkut Drainase di masingmasing kecamatan di Kabupaten Toba
Samosir adalah sebagai berikut:

III.5. Penyediaan Air Bersih


Pada tahun 2004, ditinjau dari tingkat pelayanan Air Bersih yang
dikelola PDAM Tirtanadi Balige dengan cara membandingkan jumlah pelanggan
Air Bersih dengan jumlah Rumah, maka yang terlayani hanya 5.29% masih jauh
dari Standar Pelayanan Minimal (Kepmenkimpraswil No. 534/2001) yaitu 5575%. Berdasarkan hal tersebut dapat dinilai bahwa tingkat pelayanan prasarana
air bersih di Kabupaten Toba Samosir masih rendah dan peluang peningkatan
jumlah pelanggannya masih besar.

Pokja Sanitasi Kab. Toba Samosir

III-32

PPSP

Percepatan
Pembangunan
Sanitasi
Permukiman

III.5.1. Landasan Hukum/ Legal Operasional


Sesuai dengan laporan Dinas Tata Ruang dan Permukiman Kabupaten
Toba Samosir, bahwa sampai dengan saat ini Peraturan Daerah sebagai legal
operasional tentang Air Bersih di Kabupaten Toba Samosir belum ada.Kondisi ini
disebabkan masih minimnya sarana prasarana pendukung dan keterbatasan
kemampuan anggaran.
III.5.2. Aspek Institusional
SKPD di lingkungan Pemerintah Kabupaten Toba Samosir yang
mengelola air bersih adalah Dinas Tata Ruang dan Permukiman Kabupaten Toba
Samosir, Bidang Penyehatan Lingkungan dan Permukiman dan untuk PDAM yang
turut melayani air bersih dikelola oleh BUMD milik Pemerintah Propinsi
Sumatera Utara.
III.5.3. Cakupan Pelayanan
Sampai dengan tahun 2008, Pengadaan air bersih di Kabupaten Toba
Samosir yang dilayani suatu Perusahaan Daerah Air Minum ( PDAM ) dalam hal
ini PDAM Tirtanadi Cabang Balige (Perusahaan Daerah milik Pemerintah
Propinsi Sumatera Utara) masih menjangkau 4 kecamatan (tersebar di 42
desa/kelurahan dengan total jumlah pelanggan sebanyak 4.520 pelanggan) dari
16 Kecamatan di Kabupaten Toba Samosir dengan sumber air bakunya berasal
dari Danau Toba. Keempat kecamatan tersebut adalah Kecamatan Balige,
Laguboti, Porsea dan Ajibata.
Posisi dan peranan Dinas Tata Ruang dan Permukiman Kabupaten
Toba Samosir dalam hal pengelolaan air bersih di Kabupaten Toba Samosir
adalah pembuatan sumur pompa, sistem gravitasi (pipanisasi) dan sistem
konstruksi Mandi Cuci Kakus (MCK) yang ditempatkan menjadi sumber air bersih
untuk suatu kumpulan masyarakat di kecamatankecamatan.
III.5.4. Aspek Teknis dan Operasional
Berdasarkan data dan informasi dari Dinas Tata Ruang dan
Permukiman Kabupaten Toba Samosir bahwa Aspek teknis dan teknologi yang

Pokja Sanitasi Kab. Toba Samosir

III-33

PPSP
diterapkan

Percepatan
Pembangunan
Sanitasi
Permukiman

dalam

pengelolaan

air

bersih

masih

dilaksanakan

secara

konvensional artinya masih memanfaatkan grafitasi dan mesin pompa air.


III.5.5. Permasalahan Penyediaan Air Bersih
Pelayanan prasarana air bersih di Kabupaten Toba Samosir masih
rendah dan peluang peningkatan jumlah pelanggannya masih besar. Namun saat
ini yang menjadi permasalahan adalah sebagai berikut :
1. Jumlah air yang hilang dalam penyaluran cukup besar yaitu 19.4%.
2. Jaringan pipa penyaluran yang masih terbatas di kawasan-kawasan tertentu.
Permasalahan dalam Pembangunan Air Minum. Permasalahan dalam
pembangunan air minum di Kabupaten Toba Samosir terutama dapat dilihat
dari sistem penyediaan air minum untuk melayani kebutuhan air bersih
masyarakat Kabupaten Toba Samosir. Permasalahan tersebut dapat dijelaskan
sebagai berikut:
a.

Keterbatasan Sumber Air Baku.


Kabupaten Toba Samosir sebagai pusat Perdagangan, Pemerintahan dan
Pariwisata membawa konsekuensi terhadap pesatnya perkembangan
pembangunan yang mengakibatkan pengurangan luas lahan terbuka sebagai
daerah resapan air sehingga berdampak pada kuantitas sumber-sumber air.

b.

Kapasitas produksi air bersih PDAM Tirtanadi Cabang Balige saat ini belum
mencukupi, perlu adanya penambahan kapasitas sehingga kebutuhan air
bersih untuk masyarakat Kabupaten Toba Samosir ke depan bisa terpenuhi.

c.

Ketergantungan suplai air dari sumber yang berasal dari Danau Toba,
sehingga keterjaminan suplai air dari PDAM tersebut kurang dapat
diandalkan mengingat perkembangan daerah layanan PDAM penyuplai terus
berkembang. Selain itu masalah tarif pembelian air yang terus meningkat
dari tahun ke tahun namun di satu sisi PDAM Tirtanadi belum dapat
menyesuaikan tarif air pelanggannya.

d.

Dana yang dibutuhkan untuk pembangunan sarana produksi cukup besar


sedangkan tarif air belum mengacu tarif Full Cost.

e.

untuk jangka panjang pemanfaatan sumber air dari Danau dan sungai/anak
sungai yang ada di Kabupaten Toba Samosir dengan sistem pengolahan
perlu direncanakan untuk mengantisipasi peningkatan kebutuhan air
minum. Secara terperinci masalah menyangkut Pembangunan Air Minum di

Pokja Sanitasi Kab. Toba Samosir

III-34

PPSP

Percepatan
Pembangunan
Sanitasi
Permukiman

masingmasing kecamatan di Kabupaten Toba Samosir adalah sebgai


berikut:
Kec Balige :
a. Tarif PDAM tinggi.
b. Kaporit terasa.
c. Belum seluruh masyarakat menikmati air bersih.
d. Kondisi air tanah tidak mendukung.
e. Air sumur masih ada yang tidak pakai cincin.
f. Air sumur dan limbah berdekatan.
g. Cakupan air bersih masih rendah disebabkan biaya relatif tinggi.
h. Kualitas air tanah kurang memenuhi standar kesehatan.
i. Debit air PDAM pada saat tertentu kurang.
Kec Laguboti :
a. Belum semua rumah tangga dialiri PDAM.
b. Banyak sumur berdekatan dengan air limbah.
c. Masih

ada

sumur

yang

berdekatan

dengan

kandang

ternak

yang

memungkinkan resapan kotoran ternak mengalir ke dalam sumur.


d. Kurangnya pengetahuan tentang air bersih.
e. Masyarakat pemakai air bersih, masih tidak mengetahui tentang retribusi
yang dibayarkan setiap bulan uang K3, masih banyaknya masyarakat yang
ingin mendapatkan air bersih, dan apabila dihubungi PDAM tidak ada
penyambungan baru.
Kec Ajibata :
a. Rendahnya kemampuan ekonomi masyarakat untuk mendapatkan sumber air
bersih dari PDAM.
b. Sumber Air masyarakat tercemar akibat pembuatan sumur berdekatan
dengan saluran pembuangan limbah.
c. Masih ada masyarakat yang menggunakan air bandar sebagai sarana untuk
mandi dan mencuci.
d. PDAM airnya sering terputus dan mati pada jam-jam tertentu.
e. Debit Air PDAM yang tidak normal.
f. Sumur gali belum menurut syarat kesehatan.
g. Masih ada sumur yang belum memakai cincin.

Pokja Sanitasi Kab. Toba Samosir

III-35

PPSP

Percepatan
Pembangunan
Sanitasi
Permukiman

III.6. Komponen Sanitasi Lainnya


Yang dimaksud dengan komponen sanitasi lain adalah kegiatankegiatan pengembangan sanitasi yang tidak termasuk dalam komponen sampah,
air limbah, drainase dan air bersih. Termasuk dalam komponen ini adalah
kegiatan Bantuan Teknis Pengembangan Sanitasi, Promosi Sanitasi, dan lainlain.
III.6.1. Penanganan Limbah Industri
SKPD di lingkungan Pemerintah Kabupaten Toba Samosir yang
menangani limbah industri adalah Badan Lingkungan Hidup dan Pertambangan
Kabupaten Toba Samosir. Dan saat ini kegiatan yang dilakukan dalam
penanganan

limbah

industri

ini

masih

tergolong

minim

dikarenakan

keterbatasan APBD kabupaten Toba Samosir.

III.6.2. Penanganan Limbah Medis


SKPD di lingkungan Pemerintah Kabupaten Toba Samosir yang
menangani limbah medis adalah Badan Lingkungan Hidup dan Pertambangan
Kabupaten Toba Samosir. Dan saat ini kegiatan yang dilakukan dalam
penanganan limbah medis ini masih tergolong minim dikarenakan keterbatasan
APBD kabupaten Toba Samosir dan keberadaan skala aktifitas Rumah Sakit
relatif tergolong kecil.
III.6.3. Kampanye PHBS
Beberapa kegiatan utama yang telah dilakukan dalam meningkatkan
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dapat dibagi atas tiga golongan besar,
yakni :
a. Kegiatan rutin.
b. Kegiatan pembinaan per kasus.
c. Kegiatan pendukung.
Kegiatan Rutin terdiri atas : pelayanan terhadap kebutuhan dasar
yang berdampak besar terhadap hidup bersih dan sehat adalah Pos Pelayanan
Terpadu (Posyandu), pembinaan rumah sehat dan penanganan Sanitasi dasar

Pokja Sanitasi Kab. Toba Samosir

III-36

PPSP

Percepatan
Pembangunan
Sanitasi
Permukiman

yang terdapat pada kawasan perumahan. Sedangkan Kegiatan pembinaan per


kasus adalah penanganan Kejadian Luar Biasa (KLB) khususnya yang berbasis
lingkungan seperti (Muntaber, Flu Burung, Chikugunya dll). Adapun kegiatan
pendukung adalah kampanye hidup sehat yang dilakukan di sekolah SLTP &
SLTA, survey, pemeriksaan dan kegiatan penanggulangan langsung, yang
berpengaruh terhadap hidup bersih dan sehat.
III.7. Pembiayaan Sanitasi Kabupaten
Alokasi dana untuk Sanitasi pada Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah (APBD), merupakan salah satu parameter strategis guna melihat
keseriusan penanganan sektor sanitasi di Kabupaten Toba Samosir. 5 (Lima)
tahun terakhir sejak 2005 s/d 2009 terlihat bahwa persentase dana yang
dialokasikan untuk sanitasi masih relatif kecil dari total APBD Kabupaten Toba
Samosir.

Meskipun

mengabaikannya

demikian,

melainkan

bukan

karena

serta

beberapa

merta
sektor

berarti

Kabupaten

utama

penggerak

perekonomian juga sangat mendesak untuk ditangani. Dengan kata lain,


meskipun anggaran fisik sanitasi masih kecil, namun kegiatan dan program yang
terkait sanitasi tetap berjalan dan tersebar di berbagai alokasi kegiatan SKPD
yang terkait sanitasi seperti Dinas Kesehatan, Dinas Tata Ruang dan
Permukiman, Dinas Pasar, Kebersihan dan Pertamanan, Dinas Kebudayaan dan
Pariwisata dan Badan Lingkungan Hidup dan Pertambangan.

Pokja Sanitasi Kab. Toba Samosir

III-37

PPSP

Percepatan
Pembangunan
Sanitasi
Permukiman

BAB IV
RENCANA PROGRAM PENGEMBANGAN SANITASI
YANG SEDANG BERJALAN
IV.1. Visi dan Misi Sanitasi Kabupaten
Dengan mempertimbangkan kondisi objektif seluruh sumberdaya yang
merupakan

sumber-sumber

terpilih

untuk

mewujudkan

pembangunan

Kabupaten Toba Samosir ke arah yang lebih baik dan mewakili aspirasi
masyarakat, disusunlah Visi Misi Kabupaten Toba Samosir tahun 2011 s/d 2015
berdasarkan Peraturan Daerah Toba Samosir Nomor 3 Tahun 2010 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Toba
Samosir Tahun 2011-2015 dan VisiMisi Sanitasi Kabupaten Toba Samosir Tahun
2011-2015 sebagai berikut:
Tabel IV.1
Visi dan Misi Sanitasi Kabupaten Toba Samosir
Visi & Misi Kabupaten Toba Samosir
Visi & Misi Sanitasi Kab.Toba Samosir
VISI
VISI
Terwujudnya Kabupaten Toba
Terwujudnya lingkungan yang sehat
Samosir Yang Memiliki Rasa Kasih,
di Kabupaten Toba Samosir melalui
Peduli dan Bermartabat.
pembangunan sektor Sanitasi
MISI
MISI
1. Mewujudkan Pemerintahan yang
1. Meningkatkan partisipasi
bersih dan Berwibawa.
masyarakat, lembaga swasta/badan
swasta, Lembaga Swadaya
2. Meningkatkan Kualitas Pelayanan
Masyarakat dan lembaga
Kesehatan.
pendidikan dalam pembangunan
3. Meningkatkan mutu pendidikan dan
sektor sanitasi.
pengembangan sumber daya
2. Meningkatkan kualitas sarana dan
manusia.
prasarana pengelolaan air limbah,
4. Meningkatkan pembangunan
drainase, persampahan, air bersih,
infrastruktur.
dan perilaku hidup bersih sehat.
5. Mewujudkan pengembangan
3.
Meningkatkan kualitas aparatur
ekonomi rakyat.
pemerintah daerah Kabupaten Toba
6. Mengoptimalkan serta
Samosir
memanfaatkan sumber daya alam.
4.
Memperluas cakupan layanan
7. Memelihara stabilitas kehidupan
sanitasi
masyarakat yang aman, tertib dan
dinamis.

Pokja Sanitasi Kab. Toba Samosir

IV-1

PPSP

Percepatan
Pembangunan
Sanitasi
Permukiman

IV.2. Strategi Penanganan Sanitasi Kabupaten Berskala Kota


Mengacu kepada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
(RPJMD) Kabupaten Toba Samosir Tahun 2011-2015 maka arah kebijakan umum
dan strategi pembangunan sektor sanitasi mengacu kepada arah kebijakan
umum dan strategi pembangunan Kabupaten Toba Samosir sebagai berikut:
IV.2.1. Kebijakan Umum terkait pembangunan sektor sanitasi
a. Bidang Sosial Budaya
1. Kebijakan

dalam

urusan

pendidikan

diarahkan

pada

meningkatkan

penyediaan sarana dan prasarana pendidikan sanitasi


2. Kebijakan dalam urusan kesehatan diarahkan pada meningkatkan upaya
lingkungan yang sehat dan perilaku hidup bersih dan sehat,
3. Kebijakan dalam urusan kesehatan diarahkan pada meningkatkan kapasitas
sistem, organisasi dan individu dalam meningkatkan kesehatan masyarakat
Kabupaten Toba Samosir
4. Kebijakan dalam urusan kesehatan diarahkan pada meningkatkan kualitas
pelayanan kesehatan kepada masyarakat
5. Kebijakan dalam urusan kesehatan diarahkan pada meningkatkan partisipasi
masyarakat dalam pembiayaan kesehatan, sehingga masyarakat mampu
dapat mensubsidi masyarakat yang kurang mampu.
6. Kebijakan dalam urusan pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak
diarahkan pada meningkatkan pengarusutamaan gender (PUG) dalam
pembangunan sanitasi
7. Kebijakan

dalam

urusan

pemberdayaan

masyarakat

desa/kelurahan

diarahkan pada memfasilitasi pengembangan masyarakat dan lembaga


kelurahan dalam melaksanakan pembangunan sanitasi.
b. Bidang Ekonomi
1. Kebijakan dalam urusan penanaman modal diarahkan pada meningkatkan
dukungan dari sisi SDM maupun infrastruktur sanitasi
2. Kebijakan dalam urusan penanaman modal diarahkan pada meningkatkan
promosi potensi dan peluang investasi di sektor sanitasi

Pokja Sanitasi Kab. Toba Samosir

IV-2

PPSP

Percepatan
Pembangunan
Sanitasi
Permukiman

c. Bidang Tata Ruang, Sarana dan Prasarana


Kebijakan dalam urusan penataan ruang diarahkan pada meningkatkan
keterlibatan para pelaksana pembangunan dalam rencana pemanfaatan tata
ruang sebagai dasar pelaksanaan pembangunan sanitasi
d. Bidang Perumahan
Kebijakan dalam urusan perumahan diarahkan pada meningkatkan penataan
lingkungan kawasan kumuh perumahan di Kabupaten Toba Samosir.
e. Bidang Pekerjaan Umum
1. Kebijakan dalam urusan pekerjaan umum diarahkan pada mewujudkan
keterpaduan perencanaan pembangunan saluran drainase kabupaten dengan
perencanaan penataan ruang kabupaten.
2. Kebijakan dalam urusan pekerjaan umum diarahkan pada meningkatkan dan
memperhatikan relevansi kondisi kontur dalam perencanaan saluran
drainase/gorong yang masih kurang diperhatikan .
3. Kebijakan dalam urusan pekerjaan umum diarahkan pada meningkatkan
kapasitas dan kualitas pelayanan saluran drainase/gorong-gorong perkotaan
dengan meningkatkan ketegasan sanksi dalam mengoptimalkan fungsi
saluran drainase
4. Kebijakan dalam urusan pekerjaan umum diarahkan pada meningkatkan
kualitas dan kuantitas saluran drainase .
5. Kebijakan dalam urusan pekerjaan umum diarahkan pada mewujudkan
sistem jaringan dan manajemen pengolahan air baku secara terpadu
6. Kebijakan dalam urusan pekerjaan umum diarahkan pada meningkatkan
keterlibatan masyarakat dalam pembangunan prasarana air minum / air
bersih ;
7. Kebijakan dalam urusan pekerjaan umum diarahkan pada meningkatkan
kuantitas dan kualitas sarana sanitasi kabupaten melalui rencana induk
system sanitasi Kabupaten Toba Samosir.
8. Kebijakan dalam urusan pekerjaan umum diarahkan pada meningkatkan
keterlibatan masyarakat dalam pembangunan sarana pengelolaan air limbah
dalam skala komunitas

Pokja Sanitasi Kab. Toba Samosir

IV-3

PPSP

Percepatan
Pembangunan
Sanitasi
Permukiman

9. Kebijakan dalam urusan Bidang Tata Ruang dan Permukiman diarahkan pada
meningkatkan kapasitas air minum.
f. Bidang Komunikasi dan Informatika
Kebijakan

dalam

urusan

komunikasi

dan

informatika

diarahkan

pada

meningkatkan kerjasama pemerintah daerah dengan mass media dalam rangka


penyebarluasan informasi pembangunan sanitasi.
IV.3. Rencana Peningkatan Pengelolaan Limbah Cair
Rencana pengelolaan air limbah terkait erat dengan program
pembangunan perumahan dan permukiman terutama dalam upaya menekan
pertumbuhan permukiman kumuh di Kabupaten Toba Samosir. Oleh karenanya
setiap tahun selalu dilakukan kegiatan guna meningkatkan kualitas lingkungan
perumahan dan permukiman ini. Walaupun telah dilakukan pembangunan
prasarana dan sarana yang merupakan prasarana dasar lingkungan perumahan
dan permukiman seperti air limbah, sampah dan drainase, namun penyehatan
lingkungan perumahan dan permukiman

masih jauh dari memadai. Akses

penduduk ke prasarana dan sarana pengolahan air limbah masih rendah,


demikian pula dengan system pelayanan drainase kota.
Arah kebijakan pengelolaan air limbah terkait dengan arah kebijakan
pembangunan perumahan dan permukiman terutama arah kebijakan dalam:
a. Peningkatan prasarana dan sarana dasar, sederhana dan sehat.
b. Meningkatkan fasilitasi dan pemberdayaan masyarakat berpendapatan
rendah dalam penyediaan lahan, sumber pembiayaan dan prasarana dan
sarana lingkungan melalui pembangunan perumahan yang bertumpu pada
masyarakat.
c. Meningkatkan kualitas pelayanan prasarana dan sarana lingkungan pada
kawasan kumuh perkotaan.
Untuk merealisasikan kebijakan di atas maka beberapa kegiatan yang
dilaksanakan berkaitan dengan pengelolaan air limbah di Kabupaten Toba
Samosir terlebih dahulu Melakukan kegiatan penyadaran masyarakat tentang
pentingnya pengelolaan air limbah secara swadaya, untuk mencegah terjadinya
pencemaran lingkungan yang lebih meluas.

Pokja Sanitasi Kab. Toba Samosir

IV-4

PPSP

Percepatan
Pembangunan
Sanitasi
Permukiman

Program pemberdayaan masyarakat miskin yang sudah dilakukan di Kabupaten


Toba Samosir, dimulai pada tahun 2006, dimana kegiatannya adalah berupa
Penyediaan asuransi kesehatan bagi penduduk miskin (ASKES Tobamas).
IV.3.1. Sistem Terpusat (Off Site)
Design dan kegiatannnya belum ada karena minimnya sarana prasarana
pendukung.
IV.3.2. Sistem Sanimas
Sudah berjalan namun belum optimal.
IV.3.3. Sistem On-Site
Design Plan dan kegiatannya belum ada karena minimnya sarana prasarana
pendukung.
IV.4. Rencana Peningkatan Pengelolaan Sampah (Limbah Padat)
Upaya penanganan masalah sampah terkait erat dengan upaya
menciptakan Kabupaten Toba Samosir yang bersih dan indah. Hal ini dapat
dilakukan melalui pengelolaan sampah dan pembuatan pertamanan di wilayah
Kabupaten Toba Samosir. Produksi sampah rata-rata per tahun di Kabupaten
Toba Samosir sebesar 459,312

m3 setiap harinya. Untuk menangani volume

sampah yang sangat besar ini idealnya pemerintah Kabupaten memiliki 16 unit
mobil angkutan sampah dengan dua kali waktu pengangkutan.
Sasaran pembangunan persampahan di Kabupaten Toba Samosir lebih
diutamakan untuk meminimalisasi pencemaran lingkungan, sehingga pada
akhimya akan meningkatkan daya tarik Kabupaten Toba Samosir sebagai daerah
tujuan

wisata.

Oleh

karenanya

maka

arah

kebijakan

pembangunan

persampahan ini lebih ditekankan pada upaya peningkatan peranan masyarakat


dalam pengelolaan kebersihan dan keindahan kota. Menjadikan aspek
kebersihan dan keindahan sebagai salah satu jati diri Kabupaten Toba Samosir.
Pelayanan persampahan yang berkualitas, terjangkau, efisien, menjangkau
seluruh lapisan masyarakat, serta berwawasan lingkungan. Guna merealisasikan
kebijakan

yang

telah

ditentukan

ini

maka

program

program

dalam

pembangunan persampahan di Kabupaten Toba Samosir ini dirancang sebagai

Pokja Sanitasi Kab. Toba Samosir

IV-5

PPSP
berikut:

Percepatan
Pembangunan
Sanitasi
Permukiman

Program

peningkatan

kinerja

pengelolaan

persampahan,

yang

dilaksanakan melalui kegiatan-kegiatan sebagai berikut:


a. Pengembangan teknologi tepat guna di bidang persampahan.
b. Peningkatan sarana dan prasarana persampahan.
c. Pengembangan sumber daya manusia melalui pendidikan dan pelatihan bagi
aparat yang menangani persampahan.
Guna merealisasikan kebijakan dan program di bidang persampahan ini maka
kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakan adalah:
a. Memperluas cakupan kegiatan penyapuan, kegiatan pengumpulan, kegiatan
pengangkutan dan penyelesaian akhir sehingga semua wilayah dapat
terlayani.
b. Meningkatkan swadaya masyarakat dalam pengelolaan sampah melalui
pembentukan kelompok-kelompok pengelola sampah swadaya.
c. Menambah jumlah sarana dan prasarana persampahan.
d. Meningkatkan operasional dan pemeliharaan persampahan.
Untuk mendayagunakan dan mengoptimalkan fungsi TPA, Dinas Pasar,
Kebersihan dan Pertamanan bersama masyarakat khususnya dengan Kelompok
Karang Taruna akan melakukan fungsi 3R.
IV.5. Rencana Peningkatan Pengelolaan Saluran Drainase Lingkungan
Pengembangan

drainase

tidak

dapat

dilepaskan

dari

upaya

menciptakan lingkungan perumahan dan permukiman yang sehat, karena


drainase merupakan salah satu sarana dasar di lingkungan perumahan dan
permukiman. Sebagaimana halnya dengan masalah persampahan, maka
drainase juga ditujukan untuk menciptakan Kabupaten Toba Samosir yang
bersih dan indah. Sasaran pengembangan drainase juga ditujukan untuk
meminimalisir pencemaran Lingkungan. Dengan demikian arah kebijakan
pengembangan

drainase

juga

ditujukan

untuk:

meningkatkan

peranan

masyarakat dalam pengelolaan drainase , pelayanan drainase yang berkualitas,


efisien terjangkau seluruh lapisan masyarakat dan berwawasan lingkungan.
Maka program-program dalam pengembangan drainase ini diarahkan
untuk peningkatan kinerja pengelolaan drainase dengan kegiatan-kegiatan
sebagai berikut:

Pokja Sanitasi Kab. Toba Samosir

IV-6

PPSP

Percepatan
Pembangunan
Sanitasi
Permukiman

a. Pengembangan teknologi tepat guna di bidang drainase.


b. Peningkatan sarana dan prasarana drainase.
c. Pengembangan sumber daya manusia melalui pendidikan dan pelatihan bagi
aparat yang menangani drainase.
Kegiatan-kegiatan

yang

akan

dilakukan

dalam

pengembangan

drainase

Kabupaten Toba Samosir adalah:


a. Operasional dan pemeliharaan drainase.
b. Peningkatan kualitas sarana prasarana drainase.
c. Peningkatan kuantitas jangkauan layanan sarana prasarana drainase.
d. Rehabilitasi drainase yang mengalami kerusakan.
e. Penggelontoran saluran drainase.
IV.6. Rencana Pembangunan Penyediaan Air Minum/Air Bersih
Pelayanan yang ingin dikembangkan dalam pembangunan air minum
hingga akhir tahun 2010 adalah pelayanan air minum yang berkualitas efisien,
dengan harga yang terjangkau dan berkelanjutan yang akan dilaksanakan
melalui kebijakan:
a. Menciptakan

kesadaran

seluruh

stakeholders

terhadap

pentingnya

peningkatan layanan air minum/air bersih dalam pengembangan sumber


daya manusia dan produktivitas kerja.
b. Meningkatkan peran serta seluruh stakeholders dalam upaya mencapai
sasaran pembangunan air bersih akhir tahun 2015.
c. Menciptakan iklim yang kondusif bagi dunia usaha untuk turut serta dalam
memberikan pelayanan air minum melalui deregulasi dan regulasi peraturan
yang terkait dengan kemitraan swasta.
d. Mendorong pengelolaan air minum dalam upaya meningkatkan efisiensi
pelayanan dan efisiensi pemanfaatan sumber daya alam (air baku).
e. Meningkatkan kinerja pengelolaan air minum air bersih .
f. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia pengelola pelayanan air minum/
air bersih melalui uji kompetensi, pendidikan, pelatihan dan perbaikan
pelayanan kesehatan.

Pokja Sanitasi Kab. Toba Samosir

IV-7

PPSP

Percepatan
Pembangunan
Sanitasi
Permukiman

g. Mengurangi tingkat kebocoran pelayanan air minum hingga mencapai


ambang batas normal Guna melaksanakan kebijakan di atas maka programprogram yang dilaksanakan adalah sebagai berikut:
Program pemberdayaan masyarakat dengan kegiatan-kegiatan sebagai berikut:
a. Kampanye publik, mediasi dan fasilitasi kepada masyarakat mengenai
perlunya perilaku hidup bersih dan sehat.
b. Pelaksanaan percontohan dan pengembangan peran serta masyarakat dalam
menjaga kelestarian sumber air baku.
c. Pelestarian budaya dan kearifan lokal yang mendukung pelestarian dan
penjagaan kualitas air baku.
Program

pengembangan

kelembagaan

dengan

kegiatan-kegiatan

sebagai

berikut:
a. Koordinasi dan kerjasama antar kegiatan dalam pembangunan air minum/air
bersih.
b. Terciptanya peraturan yang mengatur kemitraan pemerintah dan swasta
dalam pembangunan air minum/air bersih.
c. Tersedianya sumber pembiayaan yang memadai dan berkelanjutan.
IV.7. Rencana Peningkatan Kampanye PHBS
Beberapa kegiatan utama yang telah dilakukan dalam meningkatkan
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dapat dibagi atas tiga golongan besar,
yakni:
a. Kegiatan rutin.
b. Kegiatan pembinaan per kasus.
c. Kegiatan pendukung.
Kegiatan Rutin terdiri atas pelayanan terhadap kebutuhan dasar yang
berdampak besar terhadap hidup bersih dan sehat adalah Pos Pelayanan
Terpadu (Posyandu), pembinaan rumah sehat dan penanganan Sanitasi dasar
yang terdapat pada kawasan perumahan. Sedangkan Kegiatan pembinaan per
kasus adalah penanganan Kejadian Luar Biasa (KLB) khususnya yang berbasis
lingkungan seperti (Muntaber, Flu Burung, Chikugunya dll). Adapun kegiatan
pendukung adalah kampanye hidup sehat yang dilakukan di sekolah SLTP &

Pokja Sanitasi Kab. Toba Samosir

IV-8

PPSP

Percepatan
Pembangunan
Sanitasi
Permukiman

SLTA, survey, pemeriksaan dan kegiatan penanggulangan langsung, yang


berpengaruh terhadap hidup bersih dan sehat.

Pokja Sanitasi Kab. Toba Samosir

IV-9

PPSP

Percepatan
Pembangunan
Sanitasi
Permukiman

BAB V
INDIKASI PERMASALAHAN DAN OPSI
PENGEMBANGAN SANITASI
V.1. Area Beresiko Tinggi dan Permasalahan Utama
Penentuan area beresiko tinggi untuk kabupaten Toba Samosir
dilakukan melalui penggabungan hasil analisa data Survei Penilaian Resiko
Lingkungan/EHRA (Environmental Health Risk Assessment) dan Persepsi anggota
Tim Teknis Pokja Sanitasi Kabupaten Toba Samosir yang berasal dari Bappeda,
Badan

Lingkungan

Hidup

dan

Pertambangan,

Dinas

Kesehatan,

Dinas

Kebudayaan dan Pariwisata, Dinas Tata Ruang dan Permukiman dan Dinas
Pasar, Kebersihan dan Pertamanan.
Penentuan
lokasi

yang

prioritas

pelaksanaan

Survei

Kabupaten
dilakukan
sampling
dengan

lokasi
untuk

EHRA

di

Toba

Samosir

dengan

purposive

(secara

sengaja

pertimbangan

teknis

tertentu)

yakni

di

seluruh

kelurahan

yang

ada

dengan

mempertimbangkan

keterbatasan

alokasi

anggaran

dan

skala

prioritas

penanganan kondisi sanitasi (drainase, air bersih, air limbah dan persampahan)
berskala kota di Kabupaten Toba Samosir sehingga kelurahan dikategorikan
berskala kota.
Adapun wilayah sebagai lokasi pelaksanaan survei EHRA di Kabupaten
Toba Samosir meliputi 13 Kelurahan yang tersebar di 6 Kecamatan (Balige,
Laguboti, Sigumpar, Porsea, Ajibata dan Habinsaran) dari 16 Kecamatan yang
ada di Kabupaten Toba Samosir. Dan yang menjadi objeknya adalah Rumah
Tangga sebagai responden dengan penentuan jumlahnya menggunakan metode
sampling Systematic Random Sampling dengan perincian sebagai berikut:

Pokja Sanitasi Kab. Toba Samosir

V-1

PPSP

Percepatan
Pembangunan
Sanitasi
Permukiman

Tabel V.1
Data Jumlah Rumah Tangga (RT) di Enam Kecamatan Yang Disurvei
No

Kecamatan

Jumlah RT

Balige

8.282

Laguboti

4.096

Habinsaran

3.254

Sigumpar

1.658

Porsea

2.508

Ajibata

1.561

Total RT

21.359

Sumber Data : BPS Kab. Toba Samosir


Formulasi penentuan Ukuran Sampling (Jumlah Sampel RT):
n

(NxPxQ)
(N-1)B2 / 4 + PQ

Keterangan Variabel Rumus:


N = Total Populasi (Jumlah RT keseluruhan di 16 Kecamatan);
P = Proporsi (Total RT di 6 Kecamatan/Total RT di 16 Kecamatan) sebesar
37,5%;
B = Tingkat kesalahan sampling sebesar 2,75%;
Q = (1 P);
n = nilai ukuran Rumah Tangga yang disampling.
Dari rumus penentuan ukuran sampling di atas diperoleh data sebagai
berikut :
N = 21.359 RT (Total RT di 6 Kecamatan)
P = 37,5 %
B = 2,75
Q = 0,625
n 1.172 RT ( jumlah ukuran sampel RT )
Sehingga diperoleh data sampling RT di tiap kecamatan (6 Kecamatan) seperti
pada tabel berikut:

Pokja Sanitasi Kab. Toba Samosir

V-2

PPSP

Percepatan
Pembangunan
Sanitasi
Permukiman

Tabel V.2
Jumlah Sampel Rumah Tangga (RT) Di Enam Kecamatan Yang Disurvei
Jumlah Sampel
Jumlah
No
Kecamatan
RT
Kelurahan
1
Balige
480
6 kelurahan
2
Laguboti
180
1 kelurahan
3
4

Habinsaran
Sigumpar

176
94

1 kelurahan
1 kelurahan

5
6

Porsea
Ajibata

160
82

3 kelurahan
1 kelurahan

1.172

13 kelurahan

Total

Sumber data : Hasil Analisa Pokja Sanitasi Tahun 2010

Maka dari jumlah sampel RT per Kecamatan sebagaimana tersebut pada tabel
di atas, dapat ditentukan jumlah sampel RT per Kelurahan dengan cara berikut
ini :
Penentuan Jumlah Sampel RT di tiap Kelurahan adalah sebagai berikut:
-

Alat dan Bahan: Daftar Rumah Tangga per kelurahan, kalkulator,


nomor undian

Rumus penentuan Interval: AI = Jumlah Sampel RT/Sampel


Keterangan: AI = Angka Interval

Maka jumlah sampel RT dalam tiap kelurahan:

No
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.

Tabel V.3
Jumlah Sampel RT Tiap Kelurahan & Penentuan Interval
Sampel
No. Urut
Kelurahan
RT
AI
(n)
Start
Parsoburan Tengah
925
176
5
4
Pasar Laguboti
208
180
1
1
Sigumpar Dangsina
182
94
2
2
Lumban Dolok
552
79
7
5
Hauma Bange
Pardede Onan
634
91
7
5
Balige I
405
58
7
5
Napitupulu
745
107
7
7
Bagasan
Balige III
400
58
7
3
Sangkarnihuta
602
87
7
5
Parparean III
243
43
7
5
Pasar Porsea
302
54
7
6
Patane III
354
63
7
2
Parsaoran Ajibata
82
82
7
2
Total
5634
1172
78
52

Sumber Data : Analisa Pokja Sanitasi Tahun 2010

Pokja Sanitasi Kab. Toba Samosir

V-3

PPSP

Percepatan
Pembangunan
Sanitasi
Permukiman

Gambar V.1. Peta Sampling Survey EHRA

Pokja Sanitasi Kab. Toba Samosir

V-4

PPSP

Percepatan
Pembangunan
Sanitasi
Permukiman

Sehingga data primer yang akan diperoleh dari total sampel Rumah
Tangga (RT) sebanyak 1.172 sebagai responden menggunakan metode
wawancara dengan alat bantu quesioner dan observasi yang dilakukan oleh
enumerator/pengumpul

data

dari

aparatur

kecamatan,

kelurahan

dan

puskesmas (Keputusan Bupati Toba Samosir Nomor : 177 Tahun 2010 )


Penentuan area beresiko ini ditentukan melalui data yang diperoleh
dari survey EHRA dan ditambah dengan nilai persepsi SKPD sesuai dengan isu
atau parameter yang disepakati oleh tim Pokja kabupaten Toba Samosir tahun
2010.

Kondisi Sanitasi yang diangkat dalam penentuan area beresiko


berdasarkan sub sektor sanitasi berikut ini :
1.

Air Limbah;

2.

Drainase;

3.

Sampah;

4.

Air Minum;

5.

PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat).

Permasalahan utama yang dihadapi oleh Pemerintah Kabupaten


Toba Samosir yang merupakan salah satu Daerah Tujuan Wisata Danau
Toba adalah tingkat pencemaran danau toba yang sangat meprihatinkan
terkait dengan Permasalahan Pengelolaan Air Limbah. Hal ini
dipengaruhi oleh belum tersedianya sarana prasarana pengelolaan air limbah

di Kabupaten Toba Samosir yang memadai dan masih rendahnya


kesadaran masyarakat. Sementara sebaran isu strategis untuk setiap sub
sektor sanitasi sebagaimana tersebut di atas dapat dilihat pada uraian
berikut ini:
1. Adapun isu-isu strategis dalam pengelolaan air limbah di Kabupaten
Toba Samosir adalah sebagai berikut:
Sangat minimnya sarana prasarana pengelolaan air limbah;
Alokasi Anggaran pengelolaan air limbah sangat terbatas.
Rendahnya kesadaran masyarakat untuk menyerahkan tanah/aset
untuk kepentingan umum;

Pokja Sanitasi Kab. Toba Samosir

V-5

PPSP

Percepatan
Pembangunan
Sanitasi
Permukiman

Kurangnya

pemahaman

dan

kesadaran

masyarakat

dalam

pengelolaan air limbah.


2. Adapun isu-isu strategis dalam pengelolaan persampahan di Kabupaten
Toba Samosir adalah sebagai berikut:
Kesadaran masyarakat akan buang sampah dengan benar rendah;
Rendahnya kesadaran masyarakat untuk menyerahkan tanah/aset
untuk kepentingan umum;
Alokasi anggaran pengelolaan sangat terbatas/minim;
Sarana dan Prasarana persampahan masih sangat kurang;
Minimnya petugas kebersihan.
3. Adapun isu-isu strategis dalam pengelolaan drainase di Kabupaten
Toba Samosir adalah sebagai berikut:
Rendahnya kesadaran masyarakat;
Alokasi anggaran terbatas;
Rendahnya kesadaran masyarakat untuk menyerahkan tanah/aset
untuk kepentingan umum;
Kurangnya fasilitas sanitasi umum di lingkungan permukiman.
4. Adapun isu-isu strategis dalam pengelolaan air bersih di Kabupaten
Toba Samosir adalah sebagai berikut:
Rendahnya kesadaran masyarakat atas pengelolaan & pemeliharaan
sarana dan prasarana air bersih;
Alokasi anggaran pengelolaan air bersih sangat terbatas;
Rendahnya kesadaran masyarakat untuk menyerahkan tanah/aset
untuk kepentingan umum;
Terbatasnya ketersedian dan keberfungsian sarana dan prasarana
air bersih.
5. Adapun isu-isu strategis dalam pengelolaan PHBS di Kabupaten Toba
Samosir adalah sebagai berikut:
Masyarakat kurang sadar;
Alokasi anggar sangat terbatas;
Fasilitas MCK kurang.

Pokja Sanitasi Kab. Toba Samosir

V-6

PPSP
V.1.1

Percepatan
Pembangunan
Sanitasi
Permukiman

Area Beresiko Tinggi


Untuk

jelasnya

mengenai

parameter

yang

digunakan

dalam

penentuan daerah beresiko dapat dilihat dalam Tabel V.4:


Tabel V.4
Paramater Penentuan Area Beresiko Dari Hasil
Batas Resiko
No
Satuan
Parameter
Kesehatan
Lingkungan
1 Cakupan Pelayanan
%
5%, beresiko
Air Minum (SPAM)
2 Buangan air limbah
%
4%, beresiko
rumah tangga ke
tempat terbuka
3 Persentase
Frekwensi Angkut
tinja (Sekali/5
tahun)
4 BABS

20%, beresiko

5%, beresiko

5 Persentase Banjir

20%, beresiko

6 Cuci Tangan Pakai


Sabun (CTPS)

60%, beresiko

7 Tingkat kesakitan
diare
8 Persentase Angkut
Sampah (Sampah
diangkut maksimal
satu kali dalam
seminggu dari
jumlah responden)

10%, beresiko

15%, beresiko

Data Survey EHRA


Alasan
Menguasai HAJAT
HIDUP ORANG BANYAK
Saluran pembuangan
air limbah tidak
menjamin penurunan
tingkat pencemaran
badan air
Kondisi tanah lembab,
sehingga merembes
kedalam tanah
Dampak langsung yang
dirasakan terhadap
lingkungan sekitar
Banjir dapat membawa
bibit bibit penyakit
Kondisi cuaca yang
dingin dan kesulitan
memperoleh air bersih
Tingkat pencemaran
air tinggi
Daerah dingin
mempercepat
pembusukan sampah

Sumber : Hasil Analisa Tim Pokja Kab. Toba Samosir Tahun 2010

Berdasarkan data EHRA melalui survei yang dilakukan diperoleh


parameter yang menentukan area beresiko di Kabupaten Toba Samosir adalah:
1.

Cakupan Pelayanan Air Minum (CPAM) dengan kriteria lebih kecil atau sama
dengan 5 % (5%) di suatu kelurahan dikategorikan beresiko karena
diasumsikan bahwa air minum menguasai hajat hidup orang banyak;

2.

Buangan air limbah rumah tangga ke tempat terbuka dengan kriteria lebih
dari atau sama dengan 4% (4%) di suatu kelurahan dikategorikan beresiko

Pokja Sanitasi Kab. Toba Samosir

V-7

PPSP

Percepatan
Pembangunan
Sanitasi
Permukiman

karena diasumsikan bahwa saluran pembuangan air limbah tidak menjamin


penurunan tingkat pencemaran badan air;
3.

Persentase frekuensi angkut tinja (sekali dalam 5 tahun) dengan kriteria


kurang dari atau sama dengan 20% (20%) disuatu kelurahan dikategorikan
beresiko karena diasumsikan bahwa kondisi tanah lembab, sehingga
rembesan masuk ke dalam tanah;

4.

Buang air besar sembarangan (BABS) dengan kriteria lebih dari atau sama
dengan 5% ( 5%) disuatu kelurahan dikategorikan beresiko karena dampak
langsung yang dirasakan terhadap lingkungan;

5.

Persentase banjir dengan kriteria lebih dari atau sama dengan 20% ( 20%)
disuatu kelurahan dikategorikan beresiko karena banjir dapat membawa
bibit penyakit;

6.

Cuci tangan pakai sabun (CTPS) dengan kriteria lebih dari atau sama
dengan 60% (60%) disuatu kelurahan dikategorikan beresiko karena kondisi
cuaca yang dingin dan kesulitan memperoleh air bersih;

7.

Tingkat kesakitan diare dengan kriteria lebih dari atau sama dengan 10%
(10%) disuatu kelurahan dikategorikan beresiko;

8.

Persentase angkut sampah dengan kriteria lebih dari atau sama dengan 15%
(15%) disuatu kelurahan dikategorikan beresiko karena daerah dingin
mempercepat pembusukan.
Penentuan daerah beresiko ini dilakukan melalui pembobotan

terhadap masing-masing parameter. Pembobotan dilakukan untuk memperoleh


klasifikasi daerah-daerah yang beresiko. Pengklasifikasian ini dilakukan untuk
melihat daerah-daerah mana saja yang perlu ditangani dengan cepat. Kelas
Klasifikasi daerah beresiko ini adalah:
1.

Klasifikasi kisaran area tidak beresiko (wilayah 1);

2.

Klasifikasi kisaran area kurang beresiko (wilayah 2);

3.

Klasifikasi area beresiko (wilayah 3);

4.

Klasifikasi area sangat beresiko (wilayah 4).

Dari data EHRA yang dihasilkan melalui aplikasi SPSS dapat disimpulkan bahwa:

1. Parameter Cakupan Pelayanan Air Minum (SPAM) yang beresiko


terdapat di 3 kelurahan yaitu kelurahan Parsaoran Ajibata (Kec.
Ajibata), Kelurahan Sangkarnihuta

(Kec. Balige) dan Kelurahan

Parparean III ( Kec. Porsea);

Pokja Sanitasi Kab. Toba Samosir

V-8

PPSP
2.

Percepatan
Pembangunan
Sanitasi
Permukiman

Parameter buangan air limbah rumah tangga ke tempat terbuka yang


sangat beresiko terdapat di 13 kelurahan;

3.

Parameter Frekuensi angkut tinja yang sangat beresiko terdapat di 12


kelurahan (kecuali Kelurahan Balige III di Kec. Balige);

4.

Parameter BABS yang sangat beresiko terdapat di 4 kelurahan meliputi;


(1) kelurahan Parsoburan tengah (Kec. Habinsaran), (2) Kelurahan
Sigumpar Dangsina (Kec. Sigumpar), (3) Kelurahan Parparean III (Kec.
Porsea), (4) Kelurahan Sangkarnihuta (Kec. Balige);

5.

Parameter Persentase Banjir yang sangat beresiko terdapat di 1 kelurahan


(Kelurahan Patane III di Kecamatan Porsea);

6.

Parameter cuci tangan pakai sabun (CTPS) yang sangat beresiko terdapat
di 1 kelurahan (Kelurahan Balige I, Kecamatan Balige);

7.

Parameter tingkat kesakitan diare yang sangat beresiko tidak ada di setiap
kelurahan;

8.

Parameter angkut sampah yang sangat beresiko terdapat di 13 kelurahan.

V.1.2

Wilayah Beresiko Berdasarkan Analisa Data EHRA


Penentuan wilayah beresiko berdasarkan analisa data EHRA dilakukan

dengan pembobotan terhadap 8 (delapan) parameter yang sudah disepakati,


dan dari 8 parameter tersebut dikumulatifkan keseluruh kecamatan sehingga
diperoleh kondisi beresiko tidaknya tiap kecamatan yang ada. Parameter yang
paling menonjol dijadikan sebagai indikasi beresiko adalah air limbah rumah
tangga, persampahan, drainase, air minum dan PHBS. Maka diperoleh kondisi
resiko untuk tiap kelurahan sebagaimana tertera pada Tabel V.5 dan Gambar
V.2 menunjukkan kondisi tersebut.
Tabel V.5
Daerah Beresiko Berdasarkan Analisa Data EHRA
Wilayah
Wilayah
Wilayah
Wilayah
No
No
No
No
Beresiko I
Bersisko II
Beresiko III
Bersiko IV
1 Lumban Dolok
1 Balige I
1 Balige III
1 Patane III
2 Pardede Onan
2 Sangkar
Nihuta
3 Napitupulu
3 Parsoburan
Bagasan
Tengah
4 Pasar Laguboti
4 Ajibata
5 Sigumpar
6 Parparean III
7 Pasar Porsea
Sumber : Hasil Analisa Tim Pokja Kab. Toba Samosir Tahun 2010

Pokja Sanitasi Kab. Toba Samosir

V-9

PPSP

Percepatan
Pembangunan
Sanitasi
Permukiman

Gambar V.2 Peta wilayah beresiko berdasarkan analisa data EHRA

Pokja Sanitasi Kab. Toba Samosir

V-10

PPSP
V.1.3

Percepatan
Pembangunan
Sanitasi
Permukiman

Wilayah Beresiko Berdasarkan Persepsi SKPD / Pokja Sanitasi


SKPD yang terlibat adalah Dinas Tata Ruang dan Permukiman, Dinas

Lingkungan Hidup, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, Bappeda, Dinas Kesehatan


dan Dinas Pasar, Kebersihan dan Pertamanan. Pendapat SKPD ini merupakan
persepsi para anggota Tim Pokja terhadap kondisi sanitasi kelurahan sesuai
pengalaman dan tugas pokok dan fungsi (TUPOKSI) satuan kerja perangkat
daerah (SKPD). Berdasarkan Pendapat SKPD tersebut diperolehlah 7 (tujuh)
kelurahan pada wilayah Area tidak beresiko (wilayah 1), 6 (enam) Kelurahan
pada wilayah yang Kurang beresiko (wilayah II), tidak ada Kelurahan pada
wilayah yang beresiko (wilayah III) dan wilayah yang sangat beresiko (wilayah
IV). Untuk jelasnya mengenai wilayah beresiko berdasarkan pendapat SKPD
dapat dilihat dalam Tabel V.6 dan Gambar V.3 untuk menunjukkan dalam peta
daerah berdasarkan persepsi SKPD/Pokja Sanitasi.

No
1
2
3
4
5
6
7

Tabel V.6
Daerah Beresiko Berdasarkan Persepsi SKPD
Wilayah
Wilayah
Wilayah
No
No
No
Beresiko I
Bersisko II
Beresiko III
Lumban Dolok
1 Balige III
Pardede Onan
2 Napitupulu
Bagasan
Sangkar
Balige I
3 Nihuta
Pasar
Laguboti
4 Parparean III
Parsoburan
Tengah
5 Pasar Porsea
Sigumpar
Parsaoran
Dangsina
6 Ajibata
Patane III

Wilayah
Bersiko IV

Sumber : Tim Pokja Sanitasi Kab. Toba Samosir Tahun 2010

Pokja Sanitasi Kab. Toba Samosir

V-11

PPSP

Percepatan
Pembangunan
Sanitasi
Permukiman

Gambar V.3 Peta wilayah beresiko berdasarkan persepsi SKPD

Pokja Sanitasi Kab. Toba Samosir

V-12

PPSP

Percepatan
Pembangunan
Sanitasi
Permukiman

V.1.4 Wilayah Beresiko Berdasarkan Hasil Data EHRA dan Persepsi SKPD/
Pokja Sanitasi Kab. Toba Samosir Tahun 2010
Penentuan area beresiko berdasarkan data EHRA dan persepsi SKPD
dilakukan dengan menjumlahkan bobot nilai resiko secara kumulatif untuk 8
parameter per kelurahan dengan bobot nilai resiko persepsi SKPD secara
kumulatif untuk keseluruhan parameter (8 parameter) tiap kelurahan,
kemudian hasil dibagi 2 (dua) maka diperolehlah klasifikasi berdasarkan area
beresiko. Maka diperolehlah

6 (enam) kelurahan pada wilayah area kurang

beresiko (wilayah II), 7 (tujuh) kelurahan pada wilayah area yang beresiko
(wilayah III). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel V.7 dan Gambar
V.4.

No

Tabel V.7
Daerah Beresiko Berdasarkan Data EHRA dan Persepsi SKPD
Wilayah
Wilayah
Wilayah
Wilayah
No
No
No
Beresiko I
Bersisko II
Beresiko III
Bersiko IV
1 Lumban
1
Balige I
Dolok HB
2 Pardede
2
Napitupulu
Onan
Bagasan
3 Balige III
3
Sangkar Nihuta
4 Pasar
4
Parsoburan
Laguboti
Tengah
5 Sigumpar
5
Parparean III
Dangsina
6 Pasar Porsea
6
Patane III
7
Parsaoran
Ajibata

Hasil Analisa Tim Pokja Kab. Toba Samosir

Pokja Sanitasi Kab. Toba Samosir

V-13

PPSP

Percepatan
Pembangunan
Sanitasi
Permukiman

Gambar V.4. Peta Area Beresiko Berdasarkan analisa data EHRA dan SKPD

Pokja Sanitasi Kab. Toba Samosir

V-14

PPSP

Percepatan
Pembangunan
Sanitasi
Permukiman

V.2. Kajian Dan Opsi Partisipasi Masyarakat Dan Jender Di Area Beresiko
V.2.1. Kajian Dan Opsi Pengembangan Aspek Teknis Di Area Beresiko
A. Untuk Wilayah beresiko terhadap Air Limbah
A.1. Opsi Penanganan Jangka Pendek
Jangka pendek yang dimaksud adalah perencanaan pembangunan
yang dilakukan untuk periode 1 tahunan. Untuk sub-sektor air limbah
(mencakup Limbah Tinja/Black Water, Grey Water,Yellow Water (air
seni) limbah cair domestik) yang menjadikan suatu area beresiko

untuk sub sektor air limbah akan direncanakan kegiatan:


-

Melakukan survey dan pemetaan;

Pembangunan fasilitas konstruksi Mandi Cuci Kakus (MCK);

Pengadaan dan pembagian jamban dan septic tank keluarga


sehat;

Pembangunan Instalasi Pengelolaan Lumpur Tinja (IPLT);

Pembuatan septic tank communal.

Kelurahan dengan Penanganan Jangka Pendek adalah:


1. Lumban Dolok Hauma Bange
2. Pardede Onan
3. Balige III
4. Balige I
5. Sangkar Nihuta
6. Napitupulu Bagasan
7. Parsoburan Tengah
8. Pasar Laguboti
9. Sigumpar Dangsina
10. Patane III
11. Pasar Porsea
12. Parsaoran Ajibata
13. Parparean III.

Pokja Sanitasi Kab. Toba Samosir

V-15

PPSP

Percepatan
Pembangunan
Sanitasi
Permukiman

A.2. Opsi Penanganan Jangka Menengah


Jangka

menengah

yang

dimaksud

adalah

perencanaan

pembangunan yang dilakukan untuk periode 5 tahunan. Untuk


sub-sektor Air Limbah (mencakup Limbah Tinja/Black Water,
Grey Water & Yellow Water, Limbah cair domestik) yang
menjadikan suatu area beresiko untuk sub sektor air limbah
akan direncanakan kegiatan :
- Pembuatan Master Plan Pengelolaan Air Limbah;
- Pembangunan septic tank communal (Sistem offside);
- Pengadaan dan pembagian jamban dan septic tank keluarga
sehat;
- Pembangunan IPAL (Instalasi Pengelolaan Air Limbah) & IPLT
(Instalasi Pengelolaan Lumpur Tinja);
- Pengadaan mobil sedot tinja.
Kelurahan dengan Penanganan Jangka Menengah adalah:
1. Lumban Dolok Hauma Bange
2. Pardede Onan
3. Balige III
4. Balige I
5. Sangkar Nihuta
6. Napitupulu Bagasan
7. Parsoburan Tengah
8. Pasar Laguboti
9. Sigumpar Dangsina
10. Patane III
11. Pasar Porsea
12. Parsaoran Ajibata
13. Parparean III.

Pokja Sanitasi Kab. Toba Samosir

V-16

PPSP

Percepatan
Pembangunan
Sanitasi
Permukiman

Gambar V.5. Peta daerah beresiko air limbah

Pokja Sanitasi Kab. Toba Samosir

V-17

PPSP

Percepatan
Pembangunan
Sanitasi
Permukiman

B. Untuk Wilayah beresiko terhadap Persampahan


B.1. Opsi Penanganan Jangka Pendek
Jangka

pendek

yang

dimaksud

adalah

perencanaan

pembangunan yang dilakukan untuk periode 1 tahunan. Untuk


sub-sektor Persampahan yang menjadikan suatu area beresiko
akan direncanakan kegiatan:
- Survey dan pemetaan;
- Penambahan jumlah petugas kebersihan;
- Pengadaan tong sampah;
- Pengadaan gerobak sampah, motor sampah dan Armroll
Truck;
- Pembangunan

TPSS

(Tempat

Pembuangan

Sampah

Sementara).
Kelurahan dengan Penanganan Jangka Pendek adalah:
1. Lumban Dolok Hauma Bange;
2. Pardede Onan;
3. Balige I;
4. Balige III;
5. Napitupulu Bagasan;
6. Sangkar Nihuta;
7. Pasar Laguboti;
8. Parsoburan Tengah;
9. Sigumpar Dangsina;
10. Parparean III;
11. Pasar Porsea;
12. Patane III;
13. Parsaoran Ajibata.
B.2. Opsi Penanganan Jangka Menengah
Jangka

menengah

yang

dimaksud

adalah

perencanaan

pembangunan yang dilakukan untuk periode 5 tahunan. Untuk


sub-sektor Persampahan yang menjadikan suatu area beresiko
akan direncanakan kegiatan:
Pokja Sanitasi Kab. Toba Samosir

V-18

PPSP

Percepatan
Pembangunan
Sanitasi
Permukiman

Pembuatan Master Plan Pengelolaan Persampahan;

Penambahan jumlah petugas kebersihan;

Peningkatan status dan fungsi TPA (Tempat Pemrosesan


Akhir) Sampah dari open dumping ke sistem Controlled
Landfill;

Pengadaan

Armroll

Truck,

Mobil

Truk

Sampah

dan

Compactor Truck;
-

Pembangunan Instalasi pembuatan kompos;

Pembangunan instalasi daur ulang sampah.

Kelurahan dengan Penanganan Jangka Menengah adalah :


1. Lumban Dolok Hauma Bange
2. Pardede Onan
3. Balige I
4. Balige III
5. Napitupulu Bagasan
6. Sangkar Nihuta
7. Pasar Laguboti
8. Parsoburan Tengah
9. Sigumpar Dangsina
10. Parparean III
11. Pasar Porsea
12. Patane III
13. Parsaoran Ajibata.

Pokja Sanitasi Kab. Toba Samosir

V-19

PPSP

Percepatan
Pembangunan
Sanitasi
Permukiman

Gambar V.6. Peta daerah beresiko persampahan

Pokja Sanitasi Kab. Toba Samosir

V-20

PPSP

Percepatan
Pembangunan
Sanitasi
Permukiman

C. Untuk Wilayah beresiko terhadap Drainase


C.1. Opsi Penanganan Jangka Pendek
Jangka

pendek

yang

dimaksud

adalah

perencanaan

pembangunan yang dilakukan untuk periode 1 tahunan . Untuk


sub-sektor Drainase yang menjadikan suatu area beresiko akan
direncanakan pembuatan/pembangunan:
-

Survey dan Pemetaan Drainase;

Drainase tanpa perkerasan;

Normalisasi dan revitalisasi saluran drainase ;

Pembuatan parit infiltrasi

Drainase dengan perkerasan.

Kelurahan dengan Penanganan Jangka Pendek adalah :


1. Kelurahan Patane III di Kecamatan Porsea
C.2. Opsi Penanganan Jangka Menengah
Jangka

menengah

yang

dimaksud

adalah

perencanaan

pembangunan yang dilakukan untuk periode 5 tahunan . Untuk


sub-sektor

yang

menjadikan

suatu

area

beresiko

akan

direncanakan pembuatan/pembangunan :
-

Pembuatan master plan pengelolaan drainase

Rehabilitasi dan Pemeliharaan Jaringan Drainase

Normalisasi dan revitalisasi saluran drainase ;

Pembangunan drainase dengan instalasi perangkap lemak ;

Pembangunan parit infiltrasi

Pembangunan Kolam Retensi.

Kelurahan dengan Penanganan Jangka Menengah adalah :


1. Lumban Dolok Hauma Bange
2. Pardede Onan
3. Balige I
4. Balige III
5. Napitupulu Bagasan
6. Sangkar Nihuta
7. Pasar Laguboti
Pokja Sanitasi Kab. Toba Samosir

V-21

PPSP

Percepatan
Pembangunan
Sanitasi
Permukiman

8. Parsoburan Tengah
9. Sigumpar Dangsina
10. Parparean III
11. Pasar Porsea
12. Patane III
13. Parsaoran Ajibata.

Pokja Sanitasi Kab. Toba Samosir

V-22

PPSP

Percepatan
Pembangunan
Sanitasi
Permukiman

Gambar V.7. Peta daerah beresiko drainase

Pokja Sanitasi Kab. Toba Samosir

V-23

PPSP

Percepatan
Pembangunan
Sanitasi
Permukiman

D. Untuk Wilayah beresiko terhadap Air Bersih


D.1. Opsi Penanganan Jangka Pendek
Jangka

pendek

yang

dimaksud

adalah

perencanaan

pembangunan yang dilakukan untuk periode 1 tahunan. Untuk


sub-sektor Air Minum yang menjadikan suatu area beresiko akan
direncanakan kegiatan:
- Survey dan Pemetaan
- Rehabilitasi dan Pemeliharaan sarana prasarana air bersih
- Pembuatan pipanisasi dengan memanfaatkan air gunung/air
permukaan/mata air yang menggunakan sistem gravitasi.
Kelurahan dengan Penanganan Jangka Pendek adalah:
1. Parsoburan Tengah
2. Sigumpar Dangsina.
D.2. Opsi Penanganan Jangka Menengah
Jangka

menengah

yang

dimaksud

adalah

perencanaan

pembangunan yang dilakukan untuk periode 5 tahunan. Untuk


sub-sektor Air Minum/Air Bersih yang menjadikan suatu area
beresiko akan direncanakan Kegiatan berikut:
- Pembuatan master plan pengelolaan air minum/air bersih
- Pembuatan pipanisasi dengan memanfaatkan air gunung/air
permukaan/mata air menggunakan sistem gravitasi dengan
dibantu fasilitas Reservoir.
- Rehabilitasi dan Pemeliharaan sarana prasarana air bersih
- Pembuatan sumur bor terpusat dan mengalirkannya ke rumah
penduduk dengan menggunakan pipanisasi dan pemanfaatan
sistem grafitasi.
Kelurahan dengan Penanganan Jangka Menengah adalah:
1. Lumban Dolok Hauma Bange;
2. Pardede Onan;
3. Balige I;
4. Balige III;
5. Napitupulu Bagasan;
Pokja Sanitasi Kab. Toba Samosir

V-24

PPSP

Percepatan
Pembangunan
Sanitasi
Permukiman

6. Sangkar Nihuta;
7. Pasar Laguboti;
8. Parsoburan Tengah;
9. Sigumpar Dangsina;
10. Parparean III;
11. Pasar Porsea;
12. Patane III;
13. Parsaoran Ajibata.

Pokja Sanitasi Kab. Toba Samosir

V-25

PPSP

Percepatan
Pembangunan
Sanitasi
Permukiman

Gambar V.8. Peta daerah beresiko air minum

Pokja Sanitasi Kab. Toba Samosir

V-26

PPSP

Percepatan
Pembangunan
Sanitasi
Permukiman

E. Untuk Wilayah beresiko terhadap PHBS


E.1. Opsi Penanganan Jangka Pendek
Jangka pendek yang dimaksud adalah perencanaan pembangunan yang
dilakukan untuk periode 1 tahunan. Untuk sub-sektor PHBS yang
menjadikan suatu area beresiko akan direncanakan kegiatan:
- Pembuatan Papan Reklame, Stiker, Spanduk dan Leaflet;
- Penyuluhan dan Sosialisasi;
- Pembangunan fasilitas Mandi Cuci Kakus (MCK).
Kelurahan dengan Penanganan Jangka Pendek adalah :
1.

Lumban Dolok

2.

Pardede Onan

3.

Balige I

4.

Balige III

5.

Napitupulu Bagasan

6.

Sangkar Nihuta

7.

Laguboti

8.

Parsoburan Tengah

9.

Sigumpar

10. Parparean III


11. Pasar Porsea
12. Patane III
13. Ajibata.
E.2. Opsi Penanganan Jangka Menengah
Jangka menengah yang dimaksud adalah perencanaan pembangunan
yang dilakukan untuk periode 5 tahun. Untuk sub-sektor PHBS yang
menjadikan suatu area beresiko akan direncanakan Kegiatan:
- Pembentukan dan pembinaan kelembagaan PHBS di tingkat
Kecamatan dan Kelurahan;
- Pembangunan sarana prasarana MCK;
- Pembuatan Perlombaan antar Kecamatan untuk PHBS.
Kelurahan dengan Penanganan Jangka Menengah adalah:
1. Parsoburan Tengah
2. Sigumpar
3. Parparean III

Pokja Sanitasi Kab. Toba Samosir

V-27

PPSP

Percepatan
Pembangunan
Sanitasi
Permukiman

4. Sangkar Nihuta.

Pokja Sanitasi Kab. Toba Samosir

V-28

PPSP

Percepatan
Pembangunan
Sanitasi
Permukiman

Gambar V.9. Peta daerah beresiko PHBS

Pokja Sanitasi Kab. Toba Samosir

V-29

PPSP

Percepatan
Pembangunan
Sanitasi
Permukiman

V.2.2. Kajian Dan Opsi Partisipasi Masyarakat Dan Jender Di Area Prioritas
A. Partisipasi Masyarakat
Upayaupaya yang akan dilakukan untuk meningkatkan partisipasi masyarakat
yang bermukim di wilayah yang beresiko sanitasinya adalah sebagai berikut :
a. Melakukan kampanye penyadaran masyarakat secara langsung (pertemuan)
atau tidak langsung (Leaflet, sticker dan Papan Reklame)
b. Membentuk dan membina kelembagaan masyarakat untuk peduli terhadap
kondisi SANITASI, misalnya terbentuknya POKJA SANITASI di tingkat
kecamatan hingga kelurahan.
c. Melakukan pembinaan terhadap peningkatan swadaya masyarakat dalam
menjaga dan memelihara sarana dan prasarana sanitasi yang ada.
B. Pemberdayaan Jender
Upayaupaya yang akan dilakukan untuk meningkatkan partisipasi jender
terhadap wilayah yang beresiko sanitasinya adalah sebagai berikut:
a. Melakukan kampanye penyadaran masyarakat secara langsung (pertemuan)
atau tidak langsung (Leaflet, sticker dan Papan Reklame)
b. Membentuk dan membina kelembagaan masyarakat untuk peduli terhadap
kondisi SANITASI, misalnya terbentuknya Pokja Sanitasi di tingkat kecamatan
hingga kelurahan.
c. Melakukan pembinaan prilaku masyarakat terhadap peningkatan peran serta
perempuan dalam menjaga dan memelihara sarana dan prasarana sanitasi.
V.3. Komunikasi Untuk Peningkatan Kepedulian Sanitasi
Bentuk komunikasi yang akan dilakukan dalam rangka peningkatan
kepedulian masyarakat terhadap kondisi sanitasi yang ada adalah:
a. Melakukan kampanye sanitasi melalui radio Pemerintah Kabupaten Toba
Samosir;
b. Melakukan kampanye sanitasi melalui spanduk, papan reklame, majalah/
koran;
c. Mencetak stiker dan leaflet yang terkait sanitasi.

Pokja Sanitasi Kab. Toba Samosir

V-30

PPSP

Percepatan
Pembangunan
Sanitasi
Permukiman

V.4. Keterlibatan Sektor Swasta Dalam Bidang Sanitasi


Terobosanterobosan yang akan dilakukan untuk melibatkan sektor
swasta dalam pembangunan dan pemeliharaan sarana dan prasarana sanitasi
adalah dengan membangun jaringan kemitraan dengan sektorsektor swasta
yang ada di Kabupaten Toba Samosir, Propinsi Sumatera Utara maupun di
tingkat nasional, misalnya mengupayakan keterlibatan PT. Toba Pulp Lestari
untuk membangun sarana prasarana sanitasi.

Pokja Sanitasi Kab. Toba Samosir

V-31

PPSP

Percepatan
Pembangunan
Sanitasi
Permukiman

BAB VI
PENUTUP
Dalam rangka peningkatan kuantitas dan kualitas pembangunan
sanitasi di Kabupaten Toba Samosir, Buku Putih Sanitasi Kabupaten Toba
Samosir tahun 2010 ini merupakan salah satu sumber informasi yang sangat
penting. Isi Buku Putih Sanitasi ini akan selalu berkembang sesuai pembaharuan
data-data dari laporan status sanitasi Kabupaten dari SKPDSKPD terkait setiap
tahun, hasil survey, diskusi, kajian seminar dan lain sebagainya. Dengan
demikian maka diharapkan kebijakan pelaksanaan pembangunan sanitasi dapat
berjalan searah dengan permasalahan sanitasi yang berkembang ditingkat
masyarakat Kabupaten Toba Samosir.
Keterlibatan lintas Dinas/Badan/Satuan Kerja Perangkat Daerah
dalam pembangunan dan pengembangan Sanitasi di Kabupaten Toba Samosir,
masih perlu ditopang dengan dukungan luas dari seluruh pemangku kepentingan
pembangunan dan masyarakat. Oleh karenanya, ke depan diharapkan adanya
peningkatan keinginan dari beberapa komponen masyarakat yang peduli pada
persoalan sanitasi. Komponen yang dimaksud dapat berupa Guru Unit Kesehatan
Sekolah, para tokoh agama, Lembaga Adat Budaya Batak Toba, Lembaga
Swadaya Masyarakat (LSM), dan sektor Swasta.
Keinginan untuk berperan lebih banyak dalam konteks perubahan
sanitasi di Kabupaten Toba Samosir mengemuka saat diadakan lokakarya Buku
Putih Sanitasi Tingkat Kabupaten yang dilaksanakan pada tanggal 10 Nopember
2010.
Meskipun keinginan untuk perubahan cukup besar di tengah
masyarakat maupun pihak aparatur Pemerintah Kabupaten Toba Samosir dalam
usaha

meningkatkan

upaya

dan

kesadaran

sanitasi,

pihak

Pemerintah

Kabupaten Toba Samosir juga menyadari bahwa kemampuan APBD Kabupaten


Toba Samosir untuk membiayai pembangunan dan pembangunan sektor sanitasi
masih sangat terbatas. Sehingga pengelolaan sanitasi di Kabupaten Toba
Samosir belum sepenuhnya mampu menata pembangunan dan pengembangan
sektor sanitasi sesuai dengan harapan masyarakat dan seluruh pemangku
kepentingan yang terkait dengan sektor sanitasi.

Pokja Sanitasi Kab. Toba Samosir

VI-1

PPSP

Percepatan
Pembangunan
Sanitasi
Permukiman

Ada 3 hal pokok yang telah teridentifikasi dalam masalah sanitasi


kota yang mendesak untuk ditangani. Masing-masingnya adalah; pertama
masalah perilaku meliputi peningkatan pengetahuan, pembentukan sikap
sehingga menjadi perilaku warga masyarakat. Kedua, masalah sarana prasarana
dan Ketiga terkait masalah manajerial.
Belum memadainya penanganan sanitasi Kabupaten Toba Samosir
merupakan hilir dari kompleksitas penanganan birokrasi, keterbatasan APBD
Kabupaten Toba Samosir dan kurangnya dukungan dari berbagai pemangku
kepentingan (stakeholders). Banyak kendala yang harus dihadapi oleh
Pemerintah Kabupaten Toba Samosir, seperti dana yang terbatas, sanitasi
belum menjadi prioritas pembangunan, kemungkinan ketidaktahuan masyarakat
maupun pihak pemerintah daerah bahwa masalah sanitasi sangat berpengaruh
terhadap kesehatan masyarakat, kemiskinan, produktivitas, sosial ekonomi
masyarakat. Hal ini dapat dimaklumi karena desentralisasi masih relatif baru
dan masih dalam proses pemantapan. Sebelum melaksanakan desentralisasi
semua relative diatur dan diberi oleh Pemerintah, dan sekarang sebaliknya.
Pengaturan, perencanaan dan pembangunan harus tumbuh dan berkembang
dari daerah itu sendiri. Sedangkan pihak Pemerintah Pusat yang secara sektoral
berhubungan dengan masalah sanitasi, tugas utamanya adalah melakukan
pembinaan aparatur (Bintur) dan andai kata memberikan bantuan pun harus
melalui Pemerintah Provinsi yang merupakan perpanjangan tangan pemerintah
pusat.
Demikianlah Buku Putih Sanitasi Kabupaten Toba Samosir Tahun 2010
ini kami susun untuk dapat menjadi pedoman bagi seluruh pemangku
kepentingan pembangunan di Kabupaten Toba Samosir dalam merencanakan
dan melaksanakan pembangunan dan pengembangan sektor sanitasi yang sangat
dirasakan dapat menyentuh kebutuhan dasar masyarakat Toba Samosir sehingga
Kabupaten Toba Samosir yang memiliki rasa kasih, peduli dan bermartabat
dapat terwujud.

Balige,

2010

BUPATI TOBA SAMOSIR

PANDAPOTAN KASMIN SIMANJUNTAK

Pokja Sanitasi Kab. Toba Samosir

VI-2

Anda mungkin juga menyukai