Sni03 3448 1994 Tata Cara Penyambungan Tiang Pancang Beton PDF
Sni03 3448 1994 Tata Cara Penyambungan Tiang Pancang Beton PDF
SNI 03-3448-1994
BAB II
PERSYARATAN-PERSYRATAN
2.1. Jenis sambungan tiang pancang beton pracetak dengan tipe struktur monolit
hanya dapat digunakan dengan persyaratan sebagai berikut :
1) kedua komponen tiang pancang beton pracetak yang akan disambung mempunyai
bentuk dan ukuran penampang yang sama.
2) ujung-ujung komponen yang akan disambung telah disiapkan pada waktu
pelaksanaan pembuatn tiang pancang, sesuai dengan spesifikasi yang berlaku
3) kedua komponen tiang yang akan disambung mempunyai mutu beton dan baja
tulangan yang sama
4) kedua komponen tiang yang akan disambung harus dalam keadaan lurus dan
bengkok
2.2. Struktur sambungan tiang pancang beton pracetak harus dilaksanakan, sehingga
dalam komponen menjadi satu komponen yang bersifat :
1) monolit
2) sentris
3) lurus
BAB III
KETENTUAN-KETENTUAN
3.1. Umum
1) struktur sambungan tiang pancang beton pracetak tipe monolit harus kuat memikul
beban dan gaya-gaya, baik dalam arah vertikal maupun lateral akibat :
(1) beban dan gaya-gaya yang bekerja pada pilar atau kepala jembatan.
(2) pemancangan
(3) deformasi lateral dan vertikal
(4) gaya lateral akibat timbunan pada oprit
(5) gaya gesek negatif
2) mutu beton sesuai dengan SNI 03-1974-1990 dan baja tulangan harus menjamin
keawetannya, terutama pada lingkungan korosif.
3.2. Bahan
Bahan yang digunakan terdiri dari :
1) Beton
(1) mutu beton yang digunakan untuk tiang pancang beton harus mempunyai
kekuatan fc = 35 Mpa (K-300), sesuai dengan SNI 03-1974-1990.
(2) setiap pembuatan tiang harus didasarkan kepada rencana campuran dengan
menggunakan komponen bahan yang memenuhi komponen yang berlaku dan
selama pelaksanaan pengecoran harus diikuti dengan pengendalian mutu.
2
SNI 03-3448-1994
2) Baja
(1) baja tulangan untuk sambungan tiang pancang beton pracetak harus
mempunyai tegangan leleh minimum 400 Mpa (Bj-40), bebas dari korosi dan
kotoran yang menempel pada baja.
(2) selubung untuk sambungan tiang dibuat dari baja yang mempunyai tegangan
leleh minimum 300 Mpa (BJ-30).
(3) untuk menjamin tercapainya mutu baja yang disyaratkan, sebelum digunakan
harus dilakukan pengujian mutu sesuai dengan SK SNI M-104-1990-03 oleh
laboratorium yang telah diakreditasi.
3) Epoxy
(1) untuk menjamin kuat ikat antara beton dan epoxy serta baja dan epoxy, epoxy
yang digunakan harus mempunyai ketentuan yang berlaku;
(2) sebelum dipindahkan harus dilakukan pengujian mutu epoxy.
3.3. Struktur
1) Konstruksi sambungan tiang harus diperkuat dengan tulangan penyambung dan
selubung baja.
2) Tulangan penyambung :
(1)
(2)
(3)
(4)
tulangan penyambung harus dibuat dari baja tulangan ulir yang mempunyai
tegangan leleh sama dengan tegangan leleh tulangan utama
panjang tulangan penyambung adalah sebagai berikut :
a) sepanjang 11 = 25 d, masuk ke ujung tiang yang dipasang diatas.
b) sepanjang 12 = 25 d, masuk ke ujung tiang yang dipasang dibawah.
tulangan penyambung diletakan pada jarak 0,25 d dari sisi tiang
diameter penyambung tergantung dari ukuran penampang tiang, D, yaitu :
a) ukuran tiang 30 x 30 cm2 25 mm
b) ukuran tiang 35 x 35 cm2 28 mm
(5)
Tulangan Penyambung
12
Diameter
11
Jumlah
mm
mm
mm
25
625
625
4
28
700
700
4
32
800
800
4
3) Selubung baja
(1) selubung baja dibuat dari pelat baja tebal 10 mm, mempunayi bentuk
penampang persegi yang sudut-sudutnya dilas listrik.
(2) rongga bagian dalam selubung mempunyai lebar D 20 mm, dengan panjang 2
kali lebar tiang (2D).
(3) pada bagian tengah dipasang kait dari pelat baja tebal 4 mm, lebar 15 mm yang
dilas sekeliling bagian dalam selubung.
3
SNI 03-3448-1994
(4) dimensi selubung baja untuk tiang penampang persegi tercantum pada tabel 2.
(5) baja yang digunakan untuk selubung harus mempunyai tegangan leleh
minimum 300 Mpa (Bj-30).
Tabel 2 Dimensi Selubung Baja
Ukuran Tiang
Cm2
30 x 30
35 x 35
40 x 40
Ukuran Selubung
Panjang
Rongga dalam
mm
mm
11
12
280 x 280
300
300
330 x 330
350
350
380 x 380
400
400
(2)
pada kedua ujung tiang yang akan disambung harus sudah disiapkan pada
waktu pelaksanaan pembuatan tiang :
a) masing-masing 4 buah lubang untuk menempatkan tulangan penyambung
dengan ukuran seperti tercantum pada tabel 3.
b) Satu alur pada ke empat sisi ujung tiang masing-masing dengan ukuran
(10 x 30) mm2+
lubang tempat tulangan harus dibuat lurus, sehingga setelah dipasang
tulangan penyambung dalam posisi aksial.
Tabel 3 Ukuran Lubang Untuk Tulangan
Ukuran Tiang
Cm2
30 x 30
35 x 35
40 x 40
Ukuran Lubang
mm
Diameter
Panjang
27
627
30
702
34
802
5) Epoxy
(1) bahan epoxy harus memenuhi ketentuan yang berlaku.
(2) harus dibuktikan dengan hasil pengujian yang dilakukan oleh laboratorium yang
sudah diakreditasi.
SNI 03-3448-1994
BAB IV
CARA PENGUJIAN
SNI 03-3448-1994
e) tutup bagian bawah seluruh baja dengan penjepit baja yang dapat dibuka
kembali setelah epoxy mengeras, agar epoxy tidak meleleh keluar.
5) Rawat epoxy dengan cara :
a) alamiah pada suhu udara dan dijaga dari pengaruh air selama 24 jam.
b) Lakukan pemanasan dengan uap pada suhu 1000 C untuk mempercepat
pengerasan; selama pemanasan dengan uap, selubung harus ditutup rapat
untuk menghindari dari pengaruh lembab yang dapat mengurangi kelekatan
epoxy.
4.4. Lanjutkan pemancangan atau penekanan tiang, setelah epoxy mengeras dengan
sempurna.
LAMPIRAN A
DAFTAR ISTILAH
Persilangan atas
fly over
SNI 03-3448-1994
LAMPIRAN B