Isi Makalah Zakat Dalam Islam
Isi Makalah Zakat Dalam Islam
PENDAHULUAN
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Tentang zakat
2.1.1 Pengertian zakat
Zakat adalah jumlah harta tertentu yang wajib dikeluarkan oleh orang yang
beragama islam dan diberikan kepada golongan yang berhak menerimanya (fakir,
miskin dan sebagainya). Zakat merupakan rukun ketiga dari rukun islam. Zakat dari
segi prakteknya adalah kegiatan bagi-bagi yang diwajibkan bagi umat muslim.
2.1.2
Sejarah zakat
Setiap muslim diwajibkan memberikan sedekah dari rizky yang dikaruniakan
Allah SWT. Kewajiban ini tertulis di dalam Al-quran. Pada awalnya Al-quran hanya
memerintahkan untuk memberikan sedekah (pemberian yang sifatnya bebas, tidak
wajib). Namun pada kemudian hari, umat islam diperintahkan untuk membayar
zakat. Zakat menjadi wajib hukumnya sejak tahun 66 M. Nabi Muhammad
melenbagakan perintah zakat ini dengan menetapkan pajak bertingkat bagi mereka
yang kaya untuk meringankan beban kehidupan mereka yang miskin. Sejak saat itu,
zakat diterapkan dalam negara-negara islam. Hal ini menunjukkan bahwa pada
kemudian hari ada pengaturan pemberian zakat, khususnya mengenai jumlah zakat
tersebut. Pada zaman khalifah zakat dikumpulkan oleh pegawai sipil dan
didistribusikan kepada kelompok tertentu dari masyarakat. Kelompok ini adalah
orang miskin, janda, budak yang ingin membeli kebebasan mereka, orang yang
terlilit hutang dan tidak mampu membayar.
2.1.3
Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan rukulah beserta orang-orang yang
ruku (QS. Al Baqarah: 43). Perintah zakat ini berulang di dalam Al Quran dalam
berbagai ayat sampai berulang hingga 32 kali.
Begitu pula dalam hadits ditunjukkan mengenai wajibnya melalui haditsd dari Ibnu
Umar radhiyallahu anhuma, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wa
sallam bersabda,
Islam dibangun di atas lima perkara: bersaksi bahwa tidak ada ilah (sesembahan)
yang berhak disembah melainkan Allah dan Muhammad adalah utusan-Nya;
menegakkan
shalat;
menunaikan
zakat;
menunaikanhaji; dan
berpuasa
di
bulan Ramadhan.
Begitu juga dalam sabda Nabi shallallahu alaihi wa sallam ketika memerintahkan
pada Muadz yang ingin berdakwah ke Yaman,
Jika mereka telah mentaati engkau (untuk mentauhidkan Allah dan menunaikan
shalat ), maka ajarilah mereka sedekah (zakat) yang diwajibkan atas mereka di mana
zakat tersebut diambil dari orang-orang kaya di antara mereka dan kemudian disebar
kembali oleh orang miskin di antara mereka.
Ibnu Hajar Al Asqolani rahimahullah berkata, Zakat adalah suatu kepastian dalam
syariat Islam, sehingga tidak perlu lagi kita bersusah payah mendatangkan dalil-dalil
untuk membuktikannya. Para ulama hanya berselisih pendapat dalam hal
perinciannya. Adapun hukum asalnya telah disepakati bahwa zakat itu wajib, sehingga
barang siapa yang mengingkarinya, ia menjadi kafir.
Perlu diketahui bahwa istilah zakat dan sedekah dalam syariat Islam memiliki
makna yang sama. Keduanya terbagi menjadi dua: (1) wajib, dan (2) sunnah. Adapun
anggapan sebagian masyarakat bahwa zakat adalah yang hukum, sedangkan sedekah
adalah yang sunnah, maka itu adalah anggapan yang tidak berdasarkan kepada dalil
yang benar nan kuat.
2.1.4
Macam-macam zakat
1. Zakat fitrah
Zakat fitrah berbeda dengan zakat maal, karena yang dizakati adalah
manusia (diri atau jiwa kita), bukan harta atau pendapatan kita. Zakat fitrah
wajib atas setiap orang islam yang bernyawa besar kecil, tua muda, laki-laki
perempuan, yang mempunyai kelebihan makanan dari keperluan untuk sehari
semalam hari raya. Bayi pun yang lahir sebelum terbenam matahari pada akhir
ramadhan wajib dikeluarkan zakat fitrahnya.
Dengan singkat dapat dikatakan bahwa zakat fitrah adalah kewajiban
agama yang merata kepada setiap umat islam. Yang harus mengeluarkan zakat
fitrah itu adalah kepala rumah tangga dengan semua orang yang menjadi
tanggungannya, istrinya, anak-anaknya, ibu bapaknya dan mertuanya (bila
mereka tinggal dengannya), pembantunya, orang lain yang tinggal bersamasamanya dan menjadi tanggung jawabnya. Zakat fitrah atau zakat jiwa
dihubungkan dengan bulan suci ramadhan dan hari raya idul fitri. Karena itu
dinamakan juga zakatul fitri.
Ketentuan hukum wajib pelaksanaan zakat fitrah terdapat dalam surat Al-Ala
ayat 14 dan 15 :
a.
b.
c.
d.
..
Artinya : zakat itu selaku pembersih dari perbuatan sia-sia dan omonganomongan yang kotor dari orang-orang yang berpuasa dan sebagai makanan
bagi orang-orang miskin. Barangsiapa yang menunaikannya sebelum sholat
idul fitrih, itu adalah zakat fitrah yang diterima dan barangsiapa yang
menuanikannya setelah sholat idul fitrih maka itu hanyalah sedekah biasa.
(H.R Abu Dawud dan Ibnu Majah)
pesawat udara, kapal laut, dan lain-lain. Serta benda tidak bergerak seperti,
emas, perak, permata, rumah, tanah, dan lainnya. Di samping itu benda yang
tidak termasuk kedua jenis itu, tetapi mempunyai nilai tersendiri yaitu, uang,
termasuk deposito, simpanan, dan saham.
Menurut islam benda yang kita miliki itu yang disebut harta kekayaan.
Bila sudah mencapai nisab maka harus dikeluarkan zakatnya. Namun ajaran
islam tidak kaku. Tidak semua harta yang kita miliki dikelurkan zakatnya.
Pada umumnya harta yang wajib dikeluarkan zakatnya adalah harta yang
mengandung perkembangan.
a. Emas, perak, logam mulia, dan batu permata
Bahwa emas, perak, logam mulia, dan batu permata wajib dikeluarkan
zakatnya tetapi mengenai perhiasan wanita, peralatan dan perabotan
rumah tangga terbuat dari bahan-bahanitu. Ada yang berpendapat wajib
mengeluarkan zakatnya sementara beberapa ulama mengatakan tidak
perlu. Karena pada umumnya manusia cenderung ingin menjaga agar
hartanya jangan sampai berkurang. Maka banyak yang condong mengikuti
pendapat ulama yang mengatakan tidak wajib mengeluarkan zakat atas
pehiasan dan perabotan rumah tangga yang terbuat dari logam atau batu
mulia. Namun, sesungguhnya demi ketentraman batin supaya terlepas dari
berbagai kecemasan dalam menghadapi perhitungan Allah SWT di akhirat
nanti sebaiknya dikeluarkan zakat atas barang-barang perhiasan itu.
...
mereka)
inilah
harta
bendamu
yang
kamu
simpan
itu.
atau oleh saudara, selagi tidak disewakan tidak dikenakan zakat. Kondisi
rumah tidak dipersyaratkan apakah rumah itu sangat mewah, luas, dan
amat mahal namun apabila dihuni sendiri bersama keluarga baik keluarga
kecil atau keluarga besar maka tidak wajib mengeluarkan zakat. Akan
tetapi jika rumah besar atau kecil yang disewakan, dikontrakkan, atau
digunakan untuk pelajar mondok dengan biaya tertentu tiap bulan maka
harus dikeluarkan zakatnya. Sementara itu hasil dari menyewakan dan
mengkontrakkan dikenakan zakat penghasilan. Tanah dimana rmah yang
didiami atau tanah dimana rumahnya tidak dikenakan zakat, juga tidak
wajib dikeluarkan zakatnya, begitu pula tanah yang ditanami. Hanya hasil
tumbuh-tumbuhan yang dikenakan zakat untuk tumbuh-tumbuhan. Dalam
kehidupan modern sekarang banyak orang yang membeli tanah untuk
menyimpan uang, mengingat harga tanah bertambah lama bertambah naik.
Dalam hal ini tanah yang berstatus demikian termasuk harta yang harus
dikeluarkan zakatnya. Akan tetapi, bila tanah itu diperuntukkan bagi
kepentingan sosial, kepentingan masyarakat ramai atau keagamaan
misalnya
diatasnya
dibangun
kampus
pendidikan,
perpustakaan,
laboratorium, masjid, dan lain-lain maka tanah itu tidak dihitung sebagai
harta yang harus dikeluarkan zakatnya.
c. Kendaraan bermotor
Apabila kendaraan itu dipakai keperluaan sendiri dan keluarga maka
tidak dikenakan zakat. Apabila satu keluarga mempunyai lebih dari satu
kedaraan misalnya ada sepeda motor, ada mobil bermerek termashur. Satu
dipakai oleh bapak, satu dipakai untuk keperluan menunjang kegiatan ibu,
lainnya untuk anak-anak, semua itu tidak termasuk harta yang harus
dikeluarkan zakatnya. Tetapi apabila kendaraan itu digunakan untuk
memperoleh penghasilan, walaupun yang dimiliki hanya sebuah bajaj
termasuk harta yang harus dikeluarkan zakatnya. Termasuk kendaraan
bus, minibus, taksi, mikrolet, kendaraan air, pesawat udara yang
digunakan untuk mendapatkan penghasilan.
d. Uang simpanan, deposito, dan saham
Uang simpanan dan yang lainnya itu termasuk harta yang harus
dikeluarkan zakatnya. Pada zaman kemajuan ini banyak orang yang
menyimpan uangnya di bank atau unuk membeli surat-surat berharga
seperti saham dan lain-lainnya. Bila ia menyimpannya di bank atau
mendepositkannya, maka tiap bulan ia mendapatkan bunga. Bila is
membeli saham, maka tiap tahun ia akan menerima keuntungan dari
perusahaan yang dibeli sahamnya, yang disebut deviden. Bunga dari
deviden secara tersendiri dikenakan zakat penghasilan
e. Binatang ternak
Sesungguhnya binatang ternak termasuk harta yang wajib dikeluarkan
zakatnya. Namun selama ini kurang medapat perhatian dari kalangan
masyarakat. Karena tidak banyak yang mempunyai peternakan dalam
jumlah besar. Mungkin petani desa hanya mempunyai satu dua ekor sapi,
kerbau, untuk membajak sawah. Dalam zaman ini sudah banyak
perorangan yang memelihara binatang ternak, baik sekedar hobi maupun
sumber penghasilan. Di samping itu binatang ternak juga memberikan
hasil lain kepada kita. Kalau ayam da bebek memberikan hasil telor,
kambing, sapi dan kerbau memberikan susu. Maka untuk hasil yang
diberikan oleh ternak itu harus pula dikeluarkan. Yakinlah apa yang telah
kita keluarkan itu tidak akan hilang percuma. Allah SWT pasti telah
menyediakan ganjarannya, jiwa yang sehat di dunia, surga di akhirat nanti.
f. Zakat barang tambang dan barang temuan
Sungguh besar karunia Allah AWT bagi hamban-Nya di mana-mana
disediakan-Nya segala yang diperlukan manusia. Baik di darat, di laut, di
udara, di dalam perut bumi. Semuanyadiserahkan kepada manusia untuk
mengelolah, dan memanfaatkannya. Ada dua macam barang yang terdapat
di dalam perut bumi. Pertama barang tambang, kedua harta orang-orang
zaman dulu yang terpendam dalam bumi karena suatu sebab, dikenal
sebagai harta karun (rikaz).
a. Barang tambang (madin)
Barang-barang yang terdapat dalam perut bumi baru bermanfaat
apabila terlebih dahulu ditambang, kemudian diolah. Seperti, emas,
perak, platina, batu bara, kapur, intan, berlian, minyak bumi, gas,
dan lain-lainnya. Semua hasil yang didapatkan dari pertambangan
itu, baik diusahakan oleh pemerintah, maupun oleh swasta atau
perorangan harus dikeluarkan zakatnya.
b. Perak, nisab perak adalah 200 dirham ( 672 gram), haulnya satu
tahun. Zakat yang dikeluarkan sebesar 2,5%.
c. Uang kertas, nisab untuk uang kertas adalah seharga emas 96 gram,
haulnya satu tahun. Kadar zakat yang dikeluarkan 2,5%.
d. Hasil pertanian atau perkebunan, nisab hasil pertanian dan
perkebunan adalah 5 wasaq/653 kilogram, haulnya satu tahun.
Adapun kadar zakatnya sebesar 10% jika pengairannya tanpa biaya
dan 5% jika pengairannya dengan biaya.
e. Harta perniagaan atau perdagangan, nisab untuk perniagaan adalah
sama dengan nisab untuk uang, yaitu seharga emas 96 gram dan
haulnya satu tahun. Kadar zakat yang dikeluarkan sebesar 2,5%.
f. Binatang ternak, nisab dan haulnya inatang ternak adalah :
a. Unta nisabnya 5 ekor, haulnya satu tahun
b. Sapi atau kerbau nisabnya 30 ekor, haulnya satu tahun
c. Kambing atau domba nisabnya 40 ekor, haulnya satu tahun
g. Rikaz atau barang temuan, untuk harta rikaz tidak ada nisabnya.
Adapun haulnya adalah pada saat menemukan barang tersebut.
Kadar zakatnya untuk barang temuan (rikaz) sebesar 20%.
1.1.5
Sesungguhnya zakat itu untuk orang-orang fakir, miskin, amilin, muallaf,
riqab, gharim, fisabillah, dan ibnu sabil. Adalah kewajiban yang ditentukan Allah.
Dan Allah Maha Mengetahui dan Maha Bijaksana. (QS At-Tubah ayat 60)
Fakir, orang yang tidak mampu atau tidak mempunyai harta sama sekali, dan juga
tidak mempunyai mata pencaharian atau usaha yang jelas dan tetap, sehingga ia
tidak mampu memenuhi kebutuhan pokok hidupnya.
Miskin, orang yang mempunyai harta sekadarnya, atau mempunyai pekerjaan
tertentu yang dapat menutup sebahagian hajatnya akan tetapi selalu tidak
mencukupi.
Amil, orang yang ditunjuk untuk mengumpulkan zakat, menyimpannya, membagibagikan kepada yang berhak menerimanya, mengerjakan pembukuannya, dan
mengelolahnya.
Muallaf, orang yang baru masuk Islam dan membutuhkan bantuan untuk
menyesuaikan diri dengan keadaan barunya.
Riqab, budak belian yang diberi kesempatan oleh tuannya untuk mengumpulkan
uang guna menebus dirinya, agar dia mendapat status sebagai manusia merdeka.
Gharim, orang yang berhutang untuk kebutuhan yang halal dan tidak sanggup untuk
memenuhinya.
Fisabilillah, orang yang berjuang di jalan Allah (misal: dakwah, perang dsb).
Ibnu sabil, orang yang kehabisan bekal dalam perjalanan untuk tujuan yang baik.
Misalnya pelajar atau mahasiswa yang belajar jauh dari orang tuanya kehabisan
biaya atau kekurangan bekal.
1.1.6
Manfaat zakat
1. Faedah agama (Diniyyah)
Dengan berzakat berarti telah menjalankan salah satu dari Rukun Islam yang
mengantarkan seorang hamba kepada kebahagiaan dan keselamatan dunia dan
akhirat.
Merupakan sarana bagi hamba untuk taqarrub (mendekatkan diri) kepada Rabbnya, akan menambah keimanan karena keberadaannya yang memuat beberapa
macam ketaatan.
Menanamkan sifat kemuliaan, rasa toleran dan kelapangan dada kepada pribadi
pembayar zakat.
Pembayar zakat biasanya identik dengan sifat rahmah (belas kasih) dan lembut
kepada saudaranya yang tidak punya.
Zakat merupakan sarana untuk membantu dalam memenuhi hajat hidup para
fakir miskin yang merupakan kelompok mayoritas sebagian besar negara di
dunia.
Zakat bisa mengurangi kecemburuan sosial, dendam dan rasa dongkol yang ada
dalam dada fakir miskin. Karena masyarakat bawah biasanya jika melihat mereka
yang berkelas ekonomi tinggi menghambur-hamburkan harta untuk sesuatu yang
tidak bermanfaaat bisa tersulut rasa benci dan permusuhan mereka. Jikalau harta
yang demikian melimpah itu dimanfaatkan untuk mengentaskan kemiskinan tentu
akan terjalin keharmonisan dan cinta kasih antara si kaya dan si miskin.
Zakat akan memacu pertumbuhan ekonomi pelakunya dan yang jelas berkahnya
akan melimpah.
Membayar zakat berarti memperluas peredaran harta benda atau uang, karena
ketika harta dibelanjakan maka perputarannya akan meluas dan lebih banyak
pihak yang mengambil manfaat.
1.1.7
3.
Tidak sempurna iman seseorang di antara kalian sehingga dia mencintai
saudaranya sebagaimana dia mencintai dirinya sendiri. Sebagaimana kita
mencintai jika ada saudara kita meringankan kesusahan kita, begitu juga
seharusnya kita suka untuk meringankan kesusahan saudara kita yang lain. Maka
pemberian seperti ini merupakan tanda kesempurnaan iman kita.
4. Sebab masuk surga. Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,
Sesungguhnya di surga terdapat kamar yang luarnya dapat terlihat dari dalamnya
dan dalamnya dapat terlihat dari luarnya. Kemudian ada seorang badui berdiri
lantas bertanya, Kepada siapa (kamar tersebut) wahai Rasulullah? Beliau
bersabda, Bagi orang yang berkata baik, memberi makan (di antaranya lewat
zakat, pen), rajin berpuasa, shalat karena Allah di malam hari di saat manusia
sedang terlelap tidur. Setiap kita tentu saja ingin masuk surga.
5.
Menjadikan masyarakat Islam seperti keluarga besar (satu kesatuan). Karena dengan
zakat, berarti yang kaya menolong yang miskin dan orang yang berkecukupan akan
menolong orang yang kesulitan. Akhirnya setiap orang merasa seperti satu saudara.
Allah Taala berfirman,
Dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik
kepadamu (QS. Al Qoshosh: 77)
6. Memadamkan kemarahan orang miskin. Terkadang orang miskin menjadi marah
karena melihat orang kaya hidup mewah. Orang kaya dapat memakai kendaraan
yang dia suka (dengan berganti-ganti) atau tinggal di rumah mana saja yang dia
mau. Tidak ragu lagi, pasti akan timbul sesuatu (kemarahan) pada hati orang
miskin. Apabila orang kaya berderma pada mereka, maka padamlah kemarahan
tersebut. Mereka akan mengatakan, Saudara-saudara kami ini mengetahui kami
berada dalam kesusahan. Maka orang miskin tersebut akan suka dan timbul rasa
cinta kepada orang kaya yang berderma tadi.
7.
Setiap orang akan berada di naungan amalan sedekahnya hingga ia mendapatkan
keputusan di tengah-tengah manusia.
9.
Seseorang akan lebih mengenal hukum dan aturan Allah. Karena ia tidaklah
menunaikan zakat sampai ia mengetahui hukum zakat dan keadaan hartanya. Juga
ia pasti telah mengetahui nishob zakat tersebut dan orang yang berhak
menerimanya serta hal-hal lain yang urgent diketahui.
10. Menambah harta. Terkadang Allah membuka pintu rizki dari harta yang dizakati.
Sebagaimana terdapat dalam hadits yang artinya,
Sedekah tidaklah mengurangi harta.
11. Merupakan sebab turunnya banyak kebaikan. Rasulullah shallallahu alaihi wa
sallam bersabda,
Tidaklah suatu kaum enggan mengeluarkan zakat dari harta-harta mereka,
melainkan mereka akan dicegah dari mendapatkan hujan dari langit. Sekiranya
bukan karena binatang-binatang ternak, niscaya mereka tidak diberi hujan.
12. Zakat akan meredam murka Allah. Sebagaimana disebutkan dalam hadits,
Sedekah itu dapat memamkan murka Allah dan mencegah dari keadaan mati
yang
jelek.
Sedekah itu akan memadamkan dosa sebagaimana air dapat memadamkan api.
BAB III
PENUTUP
1.1
Simpulan
Zakat dibagi menjadi dua , yaitu zakat fitrah dan zakat mal. Zakat fitrah merupakan
zakat yang dikeluarkan umat Islam pada sebagian bulan Ramadhan dan sebagian bulan
Syawal untuk mensucikan jiwa. Sedangkan zakat mal adalah zakat harta yang dimiliki
seseorang karena sudah mencapai nisabnya.
Hukum mengeluarkan zakat adalah wajib. Yang dibayarkan zakat fitrah yaitu berupa
makanan pokok sebesar 3,1 liter atau 2,5 kg atau bisa juga dibayarkan dengan uang
senilai makanan pokok yang harus dibayarkan. Sedangkan yang dibayarkan zakat mal
berupa binatang ternak, emas dan perak, biji-bijian dan buah-buahan, rikaz, dan hasil
tambang. Adapun orang-orang yang berhak menerima zakat yaitu orang fakir, orang
miskin, amil, muallaf, hamba sahaya, orang yang berhutang, fi sabilillah, dan ibnu sabil.
DAFTAR PUSTAKA