Anda di halaman 1dari 4

Nama : Pirda Insan Pirdaus

Fakultas peternakan

Kabupaten Garut, adalah sebuah kabuaten di Provinsi Jawa Barat,


Indonesia. Ibukotanya adalah Tarogong Kidul. Kabupaten Garut sekarang
dipimpin oleh seorang bupati bernama H. Rudy Gunawan, S.H., M.H. dan wakil
bupati bernam dr. H. Helmi Budiman. Kabupaten Garut memiliki luas 3.065,19
km2, yang terdiri dari 42 kecamatan, 21 kelurahan dan 424 desa. Kabupaten ini
berbatasan langsung dengan Kabupaten sumedang di sebelah utara, Kabupaten
Tasikmalaya di sebelah timur, Samudera Hindia di selatan, serta Kabupaten
Cianjur dan Kabupaten Bandung di sebelah barat.
Sejarah Garut tak bisa dilepaskan dari Kabupaten Limbangan. Kabupaten
Limbangan adalah Kabupaten lama yang ibukotanya dipindahkan ke Garut kini
karena seringkali terjadi bencana alam berupa banjir yang melanda daerah
ibukota. Selain itu, kurang berkembangnya pusat pemerintahan karena jauh dari
sungai yang menjadi sarana transportasi dan irigasi areal pesawahan dan
perkebunan. Bupati Adiwijaya (1813-1831) membentuk panitia survei lokasi
untuk ibukota kabupaten yang baru. Pilihan akhirnya jatuh di tempat yang
dikelilingi gunung dan memiliki mata air yang mengalir ke Ci Manuk. Tempat
tersebut berjarak kurang lebih 17 km dari pusat kota lama. Saat menemukan mata
air, seorang panitia kakarut (bahasa sunda: tergores) belukar. Orang Belanda yang
ikut survei tak dapat menirukan kata tadi, dan menyebutnya gagarut. Pada
awalnya, nama kabupaten yang ibukotanya telah dipindahkan tidak akan diubah,
masih Kabupaten Limbangan. Namun, atas saran sesepuh hendaknya nama
kabupaten diganti dengan nama baru sehingga tidak menimbulkan bencana dan
malapetaka dikemudian hari seperti yang sering menimpa kabupaten Limbangan.
Dari

kejadian kakarut tersebut,

yang

dilafalkan

oleh

orang

Belanda

dengan gagarut, muncullah nama kebupaten baru, Garut. Hari jadi Garut
diperingati setiap tanggal 16 Februari.

Kabupaten Garut merupakan wilayah yang sangat kaya sumberdaya alam.


Wilayah seluas tersebut dihuni oleh 2.737.526 jiwa penduduk (Sensus Penduduk
2010), atau dengan kepadatan penduduk 893 jiwa per km2. namun karena
kurangnya sdm dan tenaga ahli yang mengelola potensi garut yang sangat banyak.
Maka saya sebagai mahasiswa sarjana peternakan unsoed, saya ingin mengelola
potensi alam di garut khususnya bidang peternakan. Saya ingin menadjikan Garut
sebagai kabupaten percontohan di bidang peternakan, baik di priangan timur, jawa
barat, Indoneisa bahkan dunia. Karena mahasiswa adalah calon pelurus bangsa
bukan penerus, karena kalau kita meneruskan bangsa, maka pemimpin bangsa
yang sekarang korupsi, takutnya kita akan meneruskan generasi korupsi bangsa
yang akan menghancurkan bangsa itu sendiri, maka jadilah pelurus bangsa yang
terus meluruskan bangsa kea rah yang lebih baik.
Garut masih jauh jika akan dijadikan sebagai kabupaten percontohan di
bidang peternakan, karena masih banyak kekurangan, salah satunya karena
peternak di garut masih menjadikan peternak menjadi pekerjaan sampingan bukan
menjadikan peternakan sebagai pekerjaan utama. Cara saya mengatasi masalah
tersebut dengan cara memberikan penyuluhan kepada masyarakat peternak garut
bahwa menjadi peternak itu, bisa menghasilkan keuntungan yang banyak jika
diolah dengan benar.
Masalah selanjutnya yang menghadapi peternak garut yaitu kurangnya
pengetahuan akan beternak yang baik dan benar. Masalah tersebut bisa diatasi
dengan cara, yang pertama seperti yang sudah dipaparkan diatas, yaitu dengan
memberikan penyuluhan kepada masyarakat tentang cara beternak yang baik, cara
yang kedua membuat sekolah pesantren yang khusus mengajarkan para peternak
sekaligus belajar agama, solusi yang ketiga yaitu mengajukan kepada pemerintah
garut untuk memberikan lebih banyak beasiswa untuk siswa yang berminat untuk
menjadi peternak ulung.
Masalah yang selanjutnya yaitu banyak peternak Garut yang kurang
modal, untuk mengembangkan usaha ternaknya menjadi lebih besar dan maju.
Solusinya yaitu mengajukan pada pemerintah kabupaten Garut untuk memberikan

modal kepada para pengusaha di bidang peternakan Garut yang kekurangan


modal.
Masalah yang selanjutnya yaitu, kurangnya pemasaran hewan ternak
karena kurangnya infrastruktur di wilayah pedesaan, hal tersebut menjadi kendala
yang sangat besar, karena kurangnya pemasaran akan terjadi ketidak rataan
kebutuhan masyarakat. Solusinya mengajukan kepemerintah Garut supaya
infrastruktur seperti jalan yang rusak di pedesaan diperbaiki agar pemasaran
lancar.
masalah yang selanjutnya yaitu teknologi yang digunakan para peternak
masih menggunakan teknologi tradisional, sehingga hasil peternakan tidak
optimal. Contohnya yaitu jika masyarakat tradisional masih menetaskan telur
dengan dierami oleh induk ayam, maka masyarakat modern menggunakan
incubator, dan induk ayam bisa dilepas dan dapat bertelur lagi sehingga hasil telur
nya menjadi banyak,
masalah yang selanjutnya yaitu kurangnya bibit unggul di Garut, karena
jika kurangnya bibit unggul, maka kualitas daging akan kurang, sehingga tidak
akan bersaing dengan daging Impor yang kualitasnya jauh dengan daging lokal,
solusinya, saya akan mengajukan kepada pemerintah dengan menyuplay bibit
unggul kepada masyarakat Indonesia, supaya kualitas daging di Garut akan
meningkat dan bersaing dengan produk impor,
kesimpulannya garut itu sangatlah kaya akan potensial alamnya, akan
tetapi masih banyak kekurangan seperti, sdm, tenaga ahli, kurangnya pemasaran
dan infrastruktur, masih banyak peternak yang kurang modal, teknologi yang
digunakan masih tradisional, bibit unggul masih kurang. Hal tersebut tidak akan
teratasi apabila para pelurus bangsa menjadi penerus. Insya Allah saya akan
menjadi pelurus bangsa nanti setelah saya menjadi sarjana peternakan.

Anda mungkin juga menyukai