Anda di halaman 1dari 32

APLIKASI PENGGUNAAN MODEL TRANSPORTASI, PENUGASAN, TEORI

PERMAINAN DAN JARINGAN PADA PABRIK SUSU PT.VISIOMILK


Suryandaru Prasetyo Jati
1313102534
Program Studi Pendidikan Matematika
Universitas Widya Dharma Klaten
suryandaruprasetyo@yahoo.com
ABSTRAK
Semua perusahaan pasti memiliki tujuan yang sama yaitu mendapatkan keuntungan sebesar besarnya dan
menekan kerugian seminimal mungkin. Untuk mendapatkan keuntungan yang maksimal sebuah perusahaan
dapat dilihat dari beberapa segi berikut yaitu dari segi distribusi barang dari pabrik menuju distributor di masing
masing wilayah, efektivitas pembagian kerja pekerja di masing masing distributor, dapat bersaing dengan
perusahaan yang memproduksi barang yang sama serta dapat meminimumkan biaya distribusi dari distributor
menuju agen. Dalam hal ini, penulis membuat pemodelan matematis dengan mengaplikasikan materi riset
operasi yakni model transportasi, penugasan, permainan dan jaringan. Dalam paper ini akan dibahas beberapa
permasalahan yang sering dialami oleh pabrik susu olahan PT. Visiomilk. Tujuannya untuk memecahkan
masalah yang terkait dengan biaya pengiriman dari produsen ke distributor, pola penugasan yang optimum,
menentukan strategi yang memungkinkan bisa diterapkan dalam perusahaan agar dapat bersaing dengan
perusahaan lain dan menghitung jarak terdekat yang dapat ditempuh oleh distributor di wilayah Sukoharjo.
Metode penelitian yang digunakan yaitu studi literatur atau studi pustaka, dengan menelusuri sumber-sumber
tulisan yang pernah dibuat sebelumnya, sehingga hasil dari penelitian ini berupa solusi tentang pengaturan
distribusi, pola penugasan dan strategi yang sesuai untuk mengatasi keadaan yang sedang berlangsung.
Kata Kunci : riset operasi; transportasi; penugasan; permainan; jaringan.

1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Beberapa tahun terakhir, konsumsi susu menjadi kebutuhan utama sehari-hari terutama di
kota- kota besar. Hal ini disebabkan karena semakin tingginya kesadaran masyarakat tentang
pentingnya mengokonsumsi susu sebagai sumber kalsium dan gizi. Menanggapi semakin banyaknya
permintaan susu dalam bentuk kemasan praktis semakin banyak pula pabrik susu kemasan salah
satunya PT. Visiomilk.
Untuk menjalankan kegiatannya PT. Visiomilk harus mempertimbangkan prinsip ekonomi,
yaitu dengan pengeluaran yang minimal dapat menghasilkan kinerja yang maksimal, dalam hal ini
memenuhi kebutuhan konsumen akan susu bubuk maupun cair. Tentu saja dalam mencapai tujuan
tersebut PT. Visiomilk menemui beberapa kendala, diantaranya :
1. Distribusi produk hasil produksi secara optimal ke distributor.
2. Penugasan sales untuk mendistribusikan produk susu dari distributor ke toko atau agen.
3. Persaingan antar perusahaan susu kemasan.
4. Jarak terdekat yang ditempuh sales untuk menghemat pengeluaran di suatu wilayah distributor.
1.2 Tujuan Penelitian
Berdasarkan uraian di atas, maka tujuan
utama
dari
penelitian
ini
ialah
mengembangkan model optimasi distribusi produk susu kemasan ke distributor dengan metode
pojok barat laut dan VAM lalu dioptimalkan menggunakan MODI. Penugasan sales untuk
mendistribusikan produk susu dari distributor ke toko atau agen. Menyelesaikan permasalahan
persaingan antar perusahaan pengolah susu. Menghitung biaya distribusi yang paling optimal di salah
satu kota menggunakan graf atau metode jaringan.
1.3 Deskripsi Masalah
Pada paper kali ini penulis mengangkat beberapa masalah yang dialami oleh PT. Visiomilk
diantaranya:

Perusahaan Susu PT. Visiomilk mempunyai 4 pabrik besar di Yogyakarta, Semarang, Pacitan,
dan Klaten dengan kapasitas masing masing 400, 700, 300, dan 600. Susu tersebut akan
didistribusikan ke 4 kota yang menjadi target pemasaran yaitu Sragen, Sleman, Wonogiri dan
Sukoharjo dengan kapasitas daya tampung masing masing 300, 700, 500 dan 500. Biaya pengiriman
dari Yogyakarta ke Sragen, Sleman, Wonogiri dan Sukoharjo masing masing 7, 5, 9, dan 5 (dalam
jutaan rupiah). Biaya pengiriman dari Semarang ke Sragen, Sleman, Wonogiri dan Sukoharjo masing
masing 4, 10, 8 dan 6 (dalam jutaan rupiah). Biaya pengiriman dari Pacitan ke Sragen, Sleman
Wonogiri dan Sukoharjo masing masing 6, 3, 4 dan 7 (dalam jutaan rupiah). Biaya pengiriman dari
Klaten ke Sragen, Sleman Wonogiri dan Sukoharjo masing masing 5, 4, 7 dan 3 (dalam jutaan
rupiah). Bagaimana solusi distribusi yang paling optimum?.
PT. Visiomilk yang memiliki target penjualan sebesar 30.000 bungkus per produk, sementara
PT. Visiomilk memiliki 5 varian produk yaitu susu bubuk, susu kemasan botol 300 ml, susu kemasan
botol 500 ml, susu kemasan botol 1000 ml dan susu siap minum kemasan karton. Smentara jumlah
sales yang dimiiki oleh PT. Visiomilk hanya 4 tim sales. Untuk rincian kemampuan penjualan ada
ditabel dibawah ini (dalam ribuan). Bagaimana penugasan terbaik bagi tim sales?
Berikut data penjualan produk dari setiap sales dalam ribuan.
Tabel 1.1
Susu Bubuk Susu Kemasan Susu Kemasan Susu Kemasan Susu Siap Minum
Botol 300 ml
Botol 500 ml
Botol 1000 ml
Kemasan Karton
Sales I
27
34
35
26
26
Sales II
25
34
30
27
29
Sales III 30
38
30
28
30
Sales IV 34
38
26
30
31
PT. Visiomilk adalah dua perusahaan pengolah susu terbesar di Indonesia. Persaingan antara
keduanya sudah terlihan jelas dengan dikeluarkannya produk susu yang sejenis. PT. Visiomilk sedang
mengembangkan beberapa strategi pemasaran untuk memperoleh presentase pasar yang saat ini
dimiliki oleh PT. Indomilk. Tabel Payoff berikut ini menunjukkan perolehan pelanggan untuk
Indomilk dan kehilangan pelanggan untuk Visiomilk.
Tabel 1.2
Strategi Visiomilk
Strategi Indomilk
Hadian
Kupon
Diskon
Undian
Hadiah
150
200
60
40
Kupon
90
100
50
60
Diskon
60
160
100
70
Undian
30
70
160
180
Masalah yang terakhir yang diangkat dalam paper ini adalah tentang masalah distributor di
wilayah Sukoharjo dalam mendistribusikan barangnya ke 10 agen di masing masing kecamatan.
2. METODE PENELITIAN
Untuk membantu dan menunjang penulisan tugas akhir ini, metode yang digunakan adalah metode
studi literatur atau studi pustaka. Studi pustaka yaitu salah satu teknik yang dapat digunakan dalam
sebuah penelitian dengan menelusuri sumber-sumber tulisan yang sudah pernah dibuat sebelumnya.
Penelitian ini dilakukan secara individual. Adapun tahapan yang dilakukan sebagai berikut:
Fase identifikasi, tahap awal dengan mengumpulkan data dan informasi yang dibutuhkan dalam
penulisan
Fase analisis, untuk menunjang penelitian dilakukan analisa data dan kajian dari berbagai referensi
buku yang terkait dan berbagai sumber informasi.
Fase pengolahan data, data yang sudah didapatkan diolah sedemikian rupa sehingga dapat
dibentuk dalam pemodelan matematis yang terkait dengan sub bab transportasi, penugasan,
strategi permainan dan jaringan.
2

3. KAJIAN PUSTAKA
A. Susu
Susu merupakan hasil sekresi kelenjar susu hewan mamalian betina sebagai sumber gizi bagi
anaknya. Kebutuhan gizi pada setiap hewan mamalia betina bervariasi sehingga kandungan susu yang
dihasilkan tidak sama pada hewan mamalia yang berbeda(Potter, 1976). Menurut Winarno (1993),
susu adalah cairan berwarna putih yang disekresi oleh kelenjar mamae pada binatang mamalia betina,
untuk bahan makanan dan sumber gizi bagi anaknya. Sebagian besar susu yang dikonsumsi manusia
berasal dari sapi.
B. Riset Operasi
Menurut Tjuju Tarliah Dimyati dan Ahmad Dimyati (2009:1-2) menyatakan, sejak revolusi
industri, dunia usaha tampaknya telah diwarnai pertumbuhan dalam hal ukuran (besarnya) dan
kompleksitas organisasi-organisasi perusahaan. Bagian yang mengalami perubahan yang cukup
mencolok adalah perkembangan dalam pembagian kerja dan segmentasi tanggung jawab manajemen
dalam organisasi-organisasi tersebut. Perkembangan spesialisasi ini, bagaimanapun juga telah
menciptakan masalah-masalah baru yang sekarang masih terjadi diberbagai organisasi. Salah satu
masalah kecendrungan unit-unit suatu organisasi tumbuh secara relative menjadi kerajaan yang
otonomi dengan tujuan-tujuan dan sistem-sistem nilai sendiri, oleh sebab itu kehilangan pandangan
bagaimana kegiatan-kegiatan dan tujuan-tujuan mereka disatukan pada keseluruhan organisasi. Di
samping itu, kompleksitas dan spesialisasi dalam suatu organisasi menimbulkan kesulitan yang
semakin besar untuk mengalokasikan sumber daya-sumber daya yang tersedia untuk kegiatankegiatan organisasi yang bermacam-macam dengan cara yang paling efektif sebagai organisasi
keseluruhan. Masalah-masalah ini dan kebutuhan untuk menemukan cara yang lebih baik dalam
memecahkannya, telah menimbulkan kebutuhan akan teknik-teknik riset operasi.
Senada dalam Siang (2011: 1-2) menyatakan, bahwa masalah Riset Operasi (Operation Research)
pertama kali muncul di inggris selama perang dunia II. Inggris mula-mula tertarik menggunakan
metode kuantitatif dalam pemakaian radar selama perang. Mereka menamakan pendekatan itu
sebagai Operation Research karena mereka menggunakan ilmuwan (scientist) untuk meneliti
(Research) masalah-masalah operasional selama perang. Ternyata pendekatan sangat berhasil dalam
pemecahan masalah operasi konvoi, operasi kapal selam, strategi pengeboman dan operasi
pertambangan. Aplikasi ini menyebabkan riset operasi didefinisikan sebagai : seni memenangkan
perang tanpa berperang (Whitehouse, 1976).
Setelah perang usai, para praktisi riset operasi kemudian berkonsentrasi untuk memformalkan
ilmu/pendekatan yang mereka kembangkan selama perang dan mencari aplikasinya dalam sektor
industri. Beberapa pendekatan sudah dimulai dalam bidang industri oleh Frederick W. Taylor, yang
menimbulkan ilmu tersendiri dalam bidang teknik industri, kebanyakan bisnis adalah bisnis-bisnis
mikro yang dikelola oleh satu orang saja. Akan tetapi dengan otomatisasi maka manajemen dan
spesialisasi dapat dikembangkan. Otomatisasi tersebut menyebabkkan timbulnya permasalahan baru
dalam manajemen. Akibatnya, munculnya ilmu-ilmu disiplin baru seperti riset pasar, manajemen
keuangan, dll. Masing-masing ilmu tersebut menyelesaikan permasalahan tanpa memperhatikan
organisasi secara keseluruhan.
Seorang manajer harus menentukan penyelesaian secara keseluruhan, bukan pada bagian
masing-masing. Penyelesaian bagian masing-masing mudah dicari tetapi optimum secara keseluruhan

sulit ditemukan. Riset Operasi membantu manajer dalam menyelesaikan masalah yang terkait
interaksi seluruh obyek terhadap solusi terbaik pada seluruh item.
Riset operasi berhubungan dengan prinsip optimisasi, yaitu bagaimana cara menggunakan sumber
daya (waktu, biaya, tenaga, dll) untuk mengoptimalkan hasil. Mengoptimalkan hasil bisa berarti
memaksimukan (menguntungkan/ hasil yang didapatkan) atau meminimumkan (merugikan/hasil yang
dikeluarkan).
Beberapa contoh kasus dalam sehari-hari yang berhadapan dengan riset operasi dalam Siang (2009:2)
antara lain:
a. Ada berapa jalur darat yang bisa dilalui dari Jakarta ke Yogyakarta? Jalur mana yang paling
optimal dari segi darat? Dari segi waktu? Dari segi biaya?
b. Pembuatan kaleng untuk menyimpan makanan, berapa ukuran kaleng (volume dan diameter)
agar volume tertentu membutukan bahan seminimum mungkin?
c. Pengaturan traffic light. Berapa lama lampu hijau harus menyala pada setiap sisi agar antrian
kendaraan seminimum mungkin?
Operations Research Society of America mendefinisikan Riset Operasi sebagai berikut: Riset Operasi
berhubungan dengan keputusan ilmiah tentang bagaimana mengoptimalkan rancangan dan operasi
mesin SDM yang biasanya menjadi kendala/keadaan tertentu dimana sumber terbatas.
Beberapa masalah dalam industri saat ini terus berkembang, sehingga penggunaan komputer dalam
Riset Operasi terus mengalami mengalami upgrading terutama dalam menghadapi International
rivalry dan productivity problem. Tanpa bantuan komputer terutama dalam software khusus untuk RO
sangat impossible untuk finishing problem yang cukup besar dan complicated. Program aplikasi
software yang support menganalisa dan biasa digunakan antara lain adalah QM, QSB+, Tora,
Mathematicha, LINDO (Linear, Interactive and Discrete Optimizer), POM For Windows dan
sebagainya.
Riset operasi digambarkan sebagai suatu pendekatan ilmiah kepada pengambilan keputusan
yang meliputi operasi dari sistem sistem organisasi, dan berusaha menetapkan arah tindakan terbaik
(optimum) dari sebuah masalah keputusan di bawah sumber daya yang terbatas ( Ismaniah, 2009 ).
C. Masalah Trasportasi
Masalah transportasi berhubungan dengan distribusi suatu produk tunggal dari beberapa
sumber, dengan penawaran terbatas, menuju beberapa tujuan dengan permintaan tertentu , pada
biaya transport minimum. Karena hanya ada satu macam barang, suatu tempat tujuan dapat
memenuhi permintaannya dari satu atau lebih sumber. Asumsi dasar model ini adalah bahwa biaya
transport pada suatu rute tertentu proporsional dengan banyaknya unit yang dikirimkan. Definisi
unit yang dikirimkan sangat tergantung pada jenis produk yang diangkut, satuan penawaran
dan permintaan akan barang yang diangkut harus konsisten. (Rizani & Sudiadi, 2014).
D. Model Transportasi
Asumsi dasar model ini adalah biaya transport pada suatu rute tertentu proporsional
dengan banyaknya unit yang dikirimkan. ( Subardi, 1992 ). Menurut Rizani & Sudiadi, (2014),
suatu model transportasi dikatakan seimbang (balanced program) apabila total jumlah antara
penawaran (supply) dan permintaan (demand) sama, secara matematis :

i=1

i=1

a i= b i
Model transportasi dapat dirumuskan sebagai berikut:
m

C ij X ij
i=1 j=1

Dengan Syarat:
n

X ij =S i
j=1

(penawaran i = 1,2,3.....,m)
n

X ij=D j
j=1

(penawaran j = 1,2,3.....,m)
Semua

X ij 0

Metode yang akan digunakan untuk menghitung solusi awal yaitu menggunakan metode pojok
barat laut dan metode VAM sementara untuk solusi optimum menggunakan metode MODI dengan
rincian sebagai berikut.
Metode Pojok Barat Laut
Solusi awal menggunakan metode pojok barat laut ditentukan dengan mengisi sel kosong
yang masih dapat diisi dan terletak paling kiri atas (sudut barat laut). Jumlah yang
dialokasikan pada sel kosong tersebut tidak boleh melebihi jumlah suplai pada sumber i dan
jumlah permintaan j pada tujuan.
Langkah-langkah Metode Pojok Barat Laut adalah sebagai berikut :
1. Dimulai dengan mengisi kotak pojok barat laut yaitu sel (1,1) sehingga berlaku
X11 = min{a1,b1}
Terdapat 3 kemungkinan, yaitu :
a) Jika a1 > b1, maka X11 = b1, kemudian dilanjutkan langkah mendatar yaitu :
X12 =min {a1 - X11, b1}.
b) Jika a1 = b1, maka X11 = b1 = a1, kemudian dilanjutkan langkah miring yaitu :
X22 =min {a2, b2}.
c) Jika a1 < b1, maka X11 = a1, kemudian dilanjutkan langkah turun yaitu:
X21 = min{a2, b1 - X11}.
2. Langkah diatas diulangi sambil melangkah menuju arah tenggara atau kotak (m,n)
atau ke arah pojok kanan bawah.
Metode VAM
Proses Aproksimasi Vogel:
1. Hitung opportunity cost untuk setiap baris dan kolom. Opportunity cost untuk setiap baris I
dihitung dengan mengurangkan nilain C ij terkecil pada baris itu dari nilai C ij satu tingkat
lebih besar pada baris yang sama. Opportunity cost kolom diperoleh dengan cara yang
serupa. Biaya biaya ini adalah penalty karena tidak memilih kotak dengan biaya
minimum.
2. Pilih baris atau kolom dengan opportunity cost terbesar (jika terdapat nilai kembar pilih
sembarang). Alokasikan sebanyak mungkin ke kotak dengan nilai C ij minimum pada baris
atau kolom yang dipilih. Untuk C ij terkecil, Xij = minimum [Si,Di]. Artinya penalty terbesar
dihindari.

3. Sesuaikan penawaran dan permintaan untuk menunjukkan alokasi yang sudah dilakukan.
Hilangkan semua baris dan kolom dimana penawaran dan permintaan telah dihabiskan.
4. Jika semua permintaan dan penawaran belum dipenuhi, kembali kelangkah 1 dan hitung lagi
opportunity cost yang baru. Jika semua penawaran dan permintaan telah terpenuhi, solusi
telah diperoleh.
Menentukan solusi optimum:
Metode yang digunakan untuk mencari solusi optimum yaitu metode Modified Distribution.
Metode ini dalam merubah alokasi produk untuk mendapatkan alokasi produksi yang
optimal menggunakan suatu indeks perbaikan yang berdasarkan pada nilai baris dan nilai
kolom. Cara untuk penentuan nilai baris dan nilai kolom menggunakan persamaan:
Ri + Kj = Cij
Dimana :
Ri = Nilai baris ke-i
Kj = Nilai kolom ke-j
Cij = biaya pengangkutan 1 unit barang dari sumber I ke tujuan j.
Pedoman prosedur alokasi tahap pertama mengggunakan prosedur pedoman sudut
barat laut (north west corner rule). Untuk metode MODI ada syarat yang harus dipenuhi, yaitu
banyaknya kotak terisi harus sama dengan banyaknya baris ditambah banyaknya kolom
dikurang satu.

E. Masalah Penugasan
Bentuk Umum
Menurut Rizani & Sudiadi (2014) metode penugasan atau assignment atau hungarian method
merupakan metode untuk menentukan alokasi sumber daya ke suatu tugas terterntu secara satu
persatu (one by one). Masalan penugasan dapat berbentuk minimasi dan maksimasi. Bila berkait
dengan kesalahan, kerugian, cacat, dan hal-hal yang negatif, itu berarti persoalan minimasi.
Sebaliknya, bila berkait dengan perolehan, prestasi, dan hal-hal yang positif, itu berarti persoalan
maksimasi.
a) Langkah menghitung nilai maksimasi dengan metode hungarian adalah sebagai berikut:
1. Lakukan operasi baris, yaitu dengan mengurangkan semua nilai pada baris dengan
nilai terbesarnya (operasi per baris untuk mendapatkan nilai 0 pada tiap barisnya).
2. Lakukan operasi kolom untuk memastikan bahwa pada tiap kolom ada nilai 0
(lakukan pengurangan terhadap nilai terbesar hanya pada kolom yang tidak
memiliki nilai 0).
3. Lakukan penugasan terbaiknya (merujuk kepada elemen yang bernilai 0 atau
terbesar, dipilih dan dipilah sendiri), dengan cara:
a) Penugasan pertama kali pada baris dan kolom yang memiliki satu-satunya nilai
0.
b) Penugasan berikutnya pada baris saja atau kolom saja yang memiliki satusatunya nilai 0.
c) Kerjakan terus hingga selesai dan diperoleh nilai terbesar.
b) Langkah menghitung nilai maksimasi dengan metode hungarian adalah sebagai berikut:
1. Lakukan operasi baris, yaitu dengan mengurangkan semua nilai pada baris
dengan nilai terbesarnya (operasi per baris untuk mendapatkan nilai 0 pada
tiap barisnya).
2. Lakukan operasi kolom untuk memastikan bahwa pada tiap kolom ada nilai
0 (lakukan pengurangan terhadap nilai terbesar hanya pada kolom yang tidak
memiliki nilai 0).
3. Lakukan penugasan terbaiknya (merujuk kepada elemen yang bernilai 0
atau terbesar, dipilih dan dipilah sendiri), dengan cara:
a) Penugasan pertama kali pada baris dan kolom yang memiliki satu-satunya nilai 0.

b) Penugasan berikutnya pada baris saja atau kolom saja yang memiliki satusatunya nilai 0.
c) Kerjakan terus hingga selesai dan diperoleh nilai terbesar.
c) Kasus tidak seimbang langkah langkahnya sebagai berikut:
1. Menambahkan variabel dummy.
2. Menentukan matriks keuntungan.
3. Menentukan matriks opportunity-loss.
4. Menentukan matriks total opportunity-loss.
5. Menentukan matriks total tes for optimality
6. Merevisi matriks sampai optimal. Merevisi matriks dengan membuat garis melalui 0
dengan jumlah garis paling minimum. Matriks yang sudah optimal ditandai dengan
jumlah garis = jumlah baris atau kolom.
7. Menentukan penugasan.
F. Teori Permainan
Menurut Rizani & Sudiadi (2014), teori permainan (game theory) adalah suatu pendekatan
matematis untuk merumuskan situasi persaingan dan konflik antara berbagai kepentingan. Teori ini
dikembangkan untuk menganalisis proses pengambilan keputusan dari situasi-situasi persaingan
yang berbeda-beda dan melibatkan dua atau lebih kepentingan.
Teori permainan mula-mula dikembangkan oleh seorang ahli matematika perancis bernama
Emile Borel pada tahun 1921. Kemudian, Jhon Von Neumann dan Oskar morgensten
mengembangkan lebih lanjut sebagai alat untuk merumuskan perilaku ekonomi yang bersaing.
Model-model teori permainan dapat diklasifikasikan dengan sejumlah cara, seperti jumlah
pemain, jumlah keuntungan dan kerugian dan jumlah strategi yang digunakan dalam permainan.
Sebagai contoh, bila jumlah pemain adalah dua, permainan disebut sebagai permainan dua-pemain.
Berikut disajikan jenis jenis strategi dalam teori permainan antara lain:
1. Permainan strategi murni
Dalam permainan strategi murni, strategi optimal untuk setiap pemain adalah dengan
mempergunakan strategi tunggal. Dalam permainan ini, pemain baris (maximizing
player) mengidentifikasikan strategi optimalnya melalui aplikasi kriteria maksimin (maximin).
Sedangkan pemain kolom (minimizing player) menggunakan kriteria minimaks (minimax)
untuk mengidentifikasikan strategi optimalnya. Dalam hal ini nilai yang dicapai harus
merupakan maksimum dari minimaks dan minimum dari maksimin kolom. Pada kasus tersebut
titik equilibrium telah dicapai dan titik ini sering disebut titik pelana (saddle point).
2. Permainan strategi campuran
Strategi campuran digunakan apabila nilai maksimin tidak sama dengan nilai minimaks,
titik pelana tidak akan dicapai, sehingga permainan tidak dapat dipecahkan dengan
mempergunakan strategi murni.
Penyelesain permasalahan menggunakan metode campuran ada 3 cara antara lain:
Metode probabilitas p q
Tabel 1.1
Perusahaan 2
S1
S2
q
1q
Perusahaan 1

S1
S2

p
1p

a
c

B
D

Bila apapun strategi yang digunakan perusahaan 1, perusahaan 2 meresponnya dengan S 1


persamaannnya.
I. p(a) + c(1 p)= ap + c cp
7

Bila apapun strategi yang digunakan perusahaan 1, perusahaan 2 meresponnya dengan S 2


persamaannnya.
II. p(b) + d(1 p)= bp + d dp
Kedua persamaan digabung menjadi
ap + c cp = bp + d dp
Sehingga nilai p dapat diketahui dari persamaan diatas setelah nilai p ketemu dapat dicari nilai
1 p.
Untuk nilai permainan nilai p dan 1 p di substitusikan ke persamaan I dan II.
Bila apapun strategi yang digunakan perusahaan 2, perusahaan 1 meresponnya dengan S 1
persamaannnya.
III. q(a) + b(1 p)= aq + b bp
Bila apapun strategi yang digunakan perusahaan 2, perusahaan 1 meresponnya dengan S 2
persamaannnya.
IV. q(c) + d(1 p)= cq + d dq
Kedua persamaan digabung menjadi
aq + b bp = cq + d dq
Sehingga nilai q dapat diketahui dari persamaan diatas setelah nilai q ketemu dapat dicari nilai
1 q.
Untuk nilai permainan nilai q dan 1 q di substitusikan ke persamaan III dan IV.
Metode aljabar matriks
Tabel 1.2
Strategi
Strategi Perusahaan 2
S1
S2
Perusahaan 1
S1
a
B
S2
c
C
Dari tabel diatas dapat dibentuk menjadi matriks A sebagai berikut.

[ ]

A= a b
c d

Det A = adbc

PCOV A = d c
b a
P Adj A =

d b
c a

Strategi Perusahaan 1=

Strategi Perusahaan 2=

Nilai Permainan =

[ 1 1 ] [ P Adj A ]

[]

[ 1 1 ] [ P Adj A ] 1
1
[1 1 ] [ P cov A ]

[]

[ 1 1 ] [ P Adj A ] 1
1
Det A

[]

[ 1 1 ] [ P Adj A ] 1
1

Metode Enti matriks

Tabel 1.3
Strategi
Perusahaan 1
S1
S2

Strategi Perusahaan 2
S1
S2
a
B
c
C

H 11=a
H 12=b
H 21=c
H 22=d
Peluang Perusahaan 1

X 1=

H 22H 21
H 22H 21+ H 11H 12

X 2=1X 1
Peluang Perusahaan 2

Y 1=

H 22H 12
H 22H 21+ H 11 H 12

Nilai Permainan=X 1 Y 1 H 11 + X 1 Y 2 H 12+ X 2 Y 1 H 21+ X 2 Y 2 H 22


G. Model Jaringan
Menurut Rinaldi (2012), model jaringan memuat beberapa hal berikut.
Pohon (tree) adalah graf tak-berarah terhubung dan tidak mengandung sirkuit.
Pohon Merentang
a) Pohon merentang dari graf terhubung adalah upagraf merentang yang berupa pohon.
b) Pohon merentang diperoleh dengan memutus sirkuit di dalam graf.
c) Setiap graf terhubung mempunyai paling sedikit satu buah pohon merentang.
d) Graf tak-terhubung dengan k komponen mempunyai k buah hutan merentang yang disebut
hutan merentang (spanning forest).
Aplikasi pohon merentang
a) Jumlah ruas jalan seminimum mungkin yang menghubungkan semua kota sehingga setiap
kota tetap terhubung satu sama lain.
b) Perutean (routing) pesan pada jaringan komputer.
Pohon merentang minimum
a) Graf terhubung-berbobot mungkin mempunyai lebih dari 1 pohon merentang.
b) Pohon merentang yang berbobot minimum dinamakan pohon merentang minimum
(minimum spanning tree).
Algoritma pohon merentang minimum
Untuk menentukan pohon merentang minimum suatu graf G bisa menggunakan :

a) Algoritma Prim
b) Algoritma Kruskal
Masalah rute terpendek
Langkah langkahnya adalah sebagai berikut.
1. Plikih langsung rute tersingkat dari titik awal.
2. Buat suatu setelan permanen dengan titik awal simpul terpilih dalam langkah 1.

3. Tentukan seluruh simpul yang berhubungan langsung dengan simpul simpul setelan
permanen.
4. Pilihlah simpul dengan rute (cabang) terpendek dari kumpulan simpul simpul yang
berhubungan langsung dengan simpul simpul setelan permanen.
5. Ulangi langkah 3 dan 4 sampai seluruh simpul bergabung dengan setelan permanen.
4. PEMBAHASAN
A. Masalah Transportasi
Perusahaan Susu PT. Visiomilk mempunyai 4 pabrik besar di Yogyakarta, Semarang, Pacitan, dan
Klaten dengan kapasitas masing masing 400,700, 300, dan 600. Susu tersebut akan didistribusikan
ke 4 kota yang menjadi target pemasaran yaitu Sragen, Sleman, Wonogiri dan Sukoharjo dengan
kapasitas daya tampung masing masing 300, 700, 500 dan 500. Biaya pengiriman dari Yogyakarta
ke Sragen, Sleman, Wonogiri dan Sukoharjo masing masing 7, 5, 9, dan 5 (dalam jutaan rupiah).
Biaya pengiriman dari Semarang ke Sragen, Sleman, Wonogiri dan Sukoharjo masing masing 4, 10,
8 dan 6 (dalam jutaan rupiah). Biaya pengiriman dari Pacitan ke Sragen, Sleman Wonogiri dan
Sukoharjo masing masing 6, 3, 4 dan 7 (dalam jutaan rupiah). Biaya pengiriman dari Klaten ke
Sragen, Sleman Wonogiri dan Sukoharjo masing masing 5, 4, 7 dan 3 (dalam jutaan rupiah).
Bagaimana solusi optimum dari permasalahan diatas?
Penyelesaian:
Tabel Transportasi
Tabel 3.1
Tujuan
Kapasitas
Sumber
Pabrik
Sragen
Sleman
Wonogiri
Sukoharjo
7
5
9
5
400
Pabrik Yogyakarta X11
X12
X13
X14
4
10
8
6
700
X22
X23
X24
Pabrik Semarang
X21
6
3
4
7
300
X
X
X
Pabrik Pacitan
X31
32
33
34
5
4
7
3
600
X42
X43
X44
Pabrik Klaten
X41
Kebutuhan
300
700
500
500
2000

Model Transportasi
Fungsi Tujuan:
Meminimumkan: Z= (7X11+5 X12+9 X13+5 X14+ 4X21+10X22+8 X23+6 X24+6 X31+3X32+
4 X33+7 X34+5 X41+4 X42+7 X43+3 X44) x 1.000.000
Fungsi Kendala:
Keterbatasan Kapasitas Sumber ke-1(Yogyakarta)
: X11+ X12 +X13 +X14=400
Keterbatasan Kapasitas Sumber ke-2(Semarang)
: X21+ X22 +X23 +X24=700
Keterbatasan Kapasitas Sumber ke-3(Pacitan)
: X31+ X32 +X33 +X34=300
Keterbatasan Kapasitas Sumber ke-4(Klaten)
: X41+ X42 +X43 +X44 =600
Keterbatasan Kapasitas Tujuan ke-1(Sragen)
: X11+ X21 +X31 +X41 =300
Keterbatasan Kapasitas Tujuan ke-2(Sleman)
: X12+ X22 +X32 +X42=700
Keterbatasan Kapasitas Tujuan ke-3(Wonogiri)
: X13+ X23 +X33 +X43=500
Keterbatasan Kapasitas Tujuan ke-4(Sukoharjo)
: X14+ X24 +X34 +X44=500
Syarat non negatif : Xij

0, untuk i= 1, 2, 3 dan j= 1, 2, 3

Ongkos Awal dengan Metode Pojok Barat Laut


Tabel 3.2

10

Sumber
Sragen

Sleman
7

Pabrik Yogyakarta

300

Pabrik Semarang

6
Pabrik Pacitan

X31

X13
10

600

X21

100

400

700

300

X24
4

300

5
X14

3
X32

Sukoharjo
9

100
4

Kapasitas
Pabrik

Tujuan
Wonogiri

X34

5
4
7
3
600
X42
100
500
Pabrik Klaten
X41
Kebutuhan
300
700
500
500
2000
Jadi variabel basisnya adalah X11, X12 , X22 , X23, X33 , X44 , X44
Sedangkan variabel variabel non basisnya adalah X13 , X14 , X21 , X24, X31, X32, X34, X41, X42.
Biaya awalnya adalah :
Z= C11X11 + C12X12 +C22 X22+C23X23+C33X33+C43X43+C44X44
Z= 7.300 + 5.100 +10.600+8.100+4.300+7.100+9.500
Z= 2.100 + 500 +6.000+800+1.200+700+4.500
Z= 12.800 . 1.000.000
Z= 12.800.000

Masuk ke Metode MODI


1. Menghitung Hasil Metode Pojok Barat Laut.
Hasilnya Z= 12.800
2. Menentukan Nilai Baris dan Kolom
Ri+Kj=Cij
RA1=0 (Nilai Baris A1)
RA1+KT1= 7 0+KT1= 7 KT1= 7 (Nilai Kolom T1)
RA1+KT2= 5 0+KT2= 5 KT2= 5 (Nilai Kolom T2)
RA2+KT2= 10 RA2+5= 10 RA2= 5 (Nilai Baris A2)
RA2+KT3= 8 5+ KT3= 8 KT3= 3 (Nilai Kolom T3)
RA3+KT3= 4 RA3+3 = 4 RA3= 1 (Nilai Baris A3)
RA4+KT3= 7 RA4+ 3 = 7 RA4= 4 (Nilai Baris A4)
RA4+KT4= 3 4 + KT4= 3 RA4= 1 (Nilai Kolom T4)
3. Menghitung Indeks Perbaikan dan Memilih Titik Tolak Perbaikan
Tabel 3.3
Kotak
Indeks Perbaikan=Cij Ri Kj
A1T3
903=6
A1T4
50+1=6
A2T1
4 5 7 = 8 (Titik Tolak Perubahan)
A2T4
65+1=2
A3T1
617=2
A3T2
315=3
A3T4
71+1=7
A4T1
54+7=8
A4T2
44+5=5
4. Memperbaiki Alokasi
Tabel 3.4
Sumber

Tujuan
Sragen

Kapasitas
Pabrik
Sleman

Wonogiri

Sukoharjo
11

7 +
5
9
300 / 0
100 / 400 X13
X14
+
4 10
8
600 / 300 100
X24
Pabrik Semarang
0 / 300
Pabrik Pacitan
6
3
4
X31
X32
300
X34
5
4
7
X42
100
500
Pabrik Klaten
X41
Kebutuhan
300
700
500
500
Biaya Pengangkutan (Z) tahap kedua Sebesar
Z=5(400)+ 4(300) + 10(300) +8(100) +4(300) +7(100) +3(500)
Z=2.000 + 1.200 + 3.000 + 800 + 1.200 + 700 +1.500
Z=10.400. 1.000.000 = Rp 10.400.000.000
5. Menentukan Nilai Baris dan Kolom
Ri+Kj=Cij
RA1=0 (Nilai Baris A1)
RA1+KT2= 5 0+KT2= 5 KT2= 5 (Nilai Kolom T2)
RA2+KT2= 10 RA2+5= 10 RA2= 5 (Nilai Baris A2)
RA2+KT1= 4 5 + KT1 = 4 KT1= 1 (Nilai Kolom T1)
RA2+KT3= 8 5 + KT3= 8 KT3= 3 (Nilai Kolom T3)
RA3+KT3= 4 RA3+3 = 4 RA3= 1 (Nilai Baris A3)
RA4+KT3= 7 RA4+ 3 = 7 RA4= 4 (Nilai Baris A4)
RA4+KT4= 3 4 + KT4= 3 KT4= 1 (Nilai Kolom T4)
6. Menghitung Indeks Perbaikan dan Memilih Titik Tolak Perbaikan
Tabel 3.5
Kotak
Indeks Perbaikan=Cij Ri Kj
A1T1
70+1=8
A1T3
903=6
A1T4
504=1
A2T4
65+1=2
A3T1
61+1=6
A3T2
3 1 5 = 3
A3T4
71+1=7
A4T1
54+1=2
A4T2
4 4 5 = 5 (Titik Tolak Perubahan)
7. Memperbaiki Alokasi
Tabel 3.6

400

700

300

600

Pabrik Yogyakarta

Sumber

Kapasitas
Pabrik

Tujuan
Sragen

Sleman

Wonogiri

5
9
400
X13
4 10 +
8
Pabrik Semarang
300
300/200
100/200
6
3
4
Pabrik Pacitan
X31
X32
300
5 +
4
7
Pabrik Klaten
X41
0/100
100/0
Kebutuhan
300
700
500
Biaya Pengangkutan (Z) tahap ketiga Sebesar
=5(400) +4(300)+ 10(200) +8(200) +4(300) +4(100) +3(500)
=2.000+1.200 + 2.000 +1.600 + 1.200 +400 + 1.500
=9.900. 1.000.000 = Rp 9.900.000.000

Sukoharjo

Pabrik Yogyakarta

X11

2000

400

700

300

600

X14
X24
X34
500
500

2000

12

8. Menentukan Nilai Baris dan Kolom


Ri+Kj=Cij
RA1=0 (Nilai Baris A1)
RA1+KT2= 5 0+KT2= 5 KT2= 5 (Nilai Kolom T2)
RA2+KT2= 10 RA2+5= 10 RA2= 5 (Nilai Baris A2)
RA2+KT3= 8 5 + KT3 = 8 KT3= 3 (Nilai Kolom T3)
RA3+KT3= 4 RA3 + 3 = 4 RA3= 1 (Nilai Baris A3)
RA4+KT2= 4 RA4+5 = 4 RA4= 1 (Nilai Baris A4)
RA4+KT4= 3 1 + KT4 = 3 KT4= 4 (Nilai Kolom T4)
RA2+KT1= 4 5 + KT1= 4 KT4= 1 (Nilai Kolom T1)
9. Menghitung Indeks Perbaikan dan Memilih Titik Tolak Perbaikan
Tabel 3.7
Kotak
Kotak Indeks Perbaikan=Cij Ri Kj
A1T1
7 0+1 =8
A3T2
3 1 5 = 3 (Titik Tolak Perubahan)
A1T3
9 03 =6
A3T4
7 1 +1 = 7
A1T4
5 0 4 =1
A4T1
5+1+1 =7
A2T4
65+1 =2
A4T2
7+1 3=3
A3T1
61+1 =6
10. Memperbaiki Alokasi
Tabel 3.8
Kapasitas
Tujuan
Pabrik
Sumber
Sragen
Sleman
Wonogiri
Sukoharjo
7
5
9
5
400
Pabrik Yogyakarta
X11
400
X13
X14
4 10 +
8
6
700
200/0
200/400
X24
Pabrik Semarang
300
6 +
3
4
7
300
0/200
300/100
X
Pabrik Pacitan
X31
34
5
4
7
3
600
100
X31
500
Pabrik Klaten
X41
Kebutuhan
300
700
500
500
2000
Biaya Pengangkutan (Z)tahap keempat sebesar
Z=5(400) +4(300)+8(400) +3(200) +4(100) +4(100) + 3(500)
Z=2.000 + 1.200 + 3.200 + 600 + 400 + 400 +1.500
Z=9.300 . 1.000.000 = Rp 9.300.000.000
11. Tabel Hasil Revisi
Tabel 3.9
Kapasitas
Tujuan
Pabrik
Sumber
Sragen
Sleman
Wonogiri
Sukoharjo
7
5
9
5
400
Pabrik Yogyakarta
X11
400
X13
X14
4
10
8
6
700
Pabrik Semarang
300
X22
400
X24
6
3
4
7
300
Pabrik Pacitan
X31
200
100
X34
5
4
7
3
600
Pabrik Klaten
X41
100
X31
500
Kebutuhan
300
700
500
500
2000
12. Menentukan Nilai Baris dan Kolom
Ri+Kj=Cij
RA1=0 (Nilai Baris A1)

13

RA1+KT2= 5 0+KT2= 5 KT2= 5 (Nilai Kolom T2)


RA3+KT2= 3 RA3+5= 3 RA3= 2 (Nilai Baris A3)
RA4+KT2= 4 RA4 + 5 = 4 RA4= 1 (Nilai Baris A4)
RA4+KT4= 3 1 +KT4= 3 KT4= 4 (Nilai Kolom T4)
RA3+KT3= 4 2 + KT3 = 4 KT3= 6 (Nilai Kolom T3)
RA2+KT3= 8 RA2 + 6 = 8 RA2 = 2 (Nilai Baris A2)
RA2+KT1= 4 2 + KT1= 4 KT4= 2 (Nilai Kolom T1)
13. Menghitung Indeks Perbaikan dan Memilih Titik Tolak Perbaikan
Tabel 3.10
Kotak
Indeks Perbaikan=Cij Ri Kj
A1T1
7 02 =5
A1T3
9 06 =3
A1T4
5 0 4 =1
A2T2
10 2 5 = 3
A2T4
624 =0
A3T1
6+22 =6
A3T4
7 + 2 4 = 5
A4T1
5 + 1 2 = 4
A4T3
7 + 1 6 = 2
Tabel Optimal dengan nilai optimal Rp 9.300.000.000
Solusi Awal Menggunakan Metode VAM
Tabel 3.11
Tujuan
Sumber
Sragen
Sleman
Wonogiri
Sukoharjo
7
5
9
5
Pabrik Yogyakarta X11
400
X13
X14
4
10
8
6
200
200
X24
Pabrik Semarang
300
6
3
4
7
X32
300
X34
Pabrik Pacitan
X31
5
4
7
3
100
X
500
Pabrik Klaten
X41
43
Kebutuhan
300
700
500
500
1
1
3*
2
1
1
1
2*
Selisih 2 sel

1
1
1
dengan biaya

terkecil
2
1

5*

Kapasitas
Pabrik
400

Selisish 2 sel dengan


biaya terkecil
0 0 2
2
2

700

300

600

4*

2000

Solusi Awal metode VAM sebesar:


5. 400 + 4. 300 + 10. 200 + 8. 200 + 4. 300 +4.100 + 3. 500 =
2.000 + 1.200 + 2.000 + 1.600 + 1.200 + 400 +1.500
= 9.900
Masuk ke Metode MODI
1. Menghitung Hasil Metode VAM.
Hasilnya Z= 9.900
2. Menentukan Nilai Baris dan Kolom
Ri+Kj=Cij
RA1=0 (Nilai Baris A1)
RA1+KT2= 5 0+KT2= 5 KT2= 5 (Nilai Kolom T2)
RA2+KT2= 10 RA2+ 5= 10 RA2= 5 (Nilai Baris A2)

14

3*

RA2 + KT1= 4 5 + KT1= 4


RA2 + KT3= 8 5 + KT3= 8
RA3 + KT3= 4 RA3 + 3= 4
RA4 + KT2= 4 RA4 + 5= 4

KT1= 1 (Nilai Kolom T1)


KT3= 3 (Nilai Kolom T3)
RA3= 1 (Nilai Baris A3)
RA4= 1 (Nilai Baris A4)

RA4 + KT4= 3 1 + KT4= 3 KT4= 4 (Nilai Kolom T4)


3. Menghitung Indeks Perbaikan dan Memilih Titik Tolak Perbaikan
Tabel 3.12
Kotak
Indeks Perbaikan=Cij Ri Kj
Kota Indeks Perbaikan=Cij Ri Kj
k
A1T1
7 0 +1 = 8
A3T2
3 1 5 = 3(Titik Tolak Perubahan)
A1T3
903=6
A3T4
7 1 4= 2
A1T4
504=1
A4T1
5+1+1=7
A2T4
654=3
A4T3
7+13=5
A3T1
61+1=6
4. Memperbaiki Alokasi
Tabel 3.13
Kapasitas
Tujuan
Pabrik
Sumber
Sragen
Sleman
Wonogiri
Sukoharjo
7
5
9
5
400
X13
X14
Pabrik Yogyakarta
X11
400
4
- 10
+ 8
6
700
200/0
200/400
X24
Pabrik Semarang
300
6
+ 3
- 4
7
300
0/200
300/100
X34
Pabrik Pacitan
X31
5
4
7
3
600
100
X43
500
Pabrik Klaten
X41
Kebutuhan
300
700
500
500
2000
Biaya Pengangkutan (Z) tahap kedua Sebesar
Z=5(400)+ 4(300) +8(400) +3(200) +4(100) + 4(100) + 3(500)
Z=2.000 + 1.200 + 3.200 + 600 + 400 + 400 +1.500
Z=9.300. 1.000.000 = Rp 9.300.000.000
5. Menentukan Nilai Baris dan Kolom
Ri+Kj=Cij
RA1=0 (Nilai Baris A1)
RA1+KT2= 5 0+KT2= 5 KT2= 5 (Nilai Kolom T2)
RA3+KT2= 3 RA3+5= 3 RA3= 2 (Nilai Baris A3)
RA4+KT2= 4 RA4 + 5 = 4 RA4= 1 (Nilai Baris A4)
RA4+KT4= 3 1 +KT4= 3 KT4= 4 (Nilai Kolom T4)
RA3+KT3= 4 2 + KT3 = 4 KT3= 6 (Nilai Kolom T3)
RA2+KT3= 8 RA2 + 6 = 8 RA2 = 2 (Nilai Baris A2)
RA2+KT1= 4 2 + KT1= 4 KT4= 2 (Nilai Kolom T1)
6. Menghitung Indeks Perbaikan dan Memilih Titik Tolak Perbaikan
Tabel 3.14
Kotak
Indeks Perbaikan=Cij Ri Kj
Kotak
Indeks Perbaikan=Cij Ri Kj
A1T1
7 02 =5
A3T1
6+22 =6
A1T3
9 06 =3
A3T4
7 + 2 4 = 5
A1T4
5 0 4 =1
A4T1
5 + 1 2 = 4
A2T2
10 2 5 = 3
A4T3
7 + 1 6 = 2
A2T4
624 =0
Tabel Optimal dengan nilai optimal Rp 9.300.000.000

15

B. Masalah Penugasan
PT. Visiomilk yang memiliki target penjualan sebesar 30.000 bungkus per produk, sementara PT.
Visiomilk memiliki 5 varian produk yaitu susu bubuk, susu kemasan botol 300 ml, susu kemasan
botol 500 ml, susu kemasan botol 1000 ml dan susu siap minum kemasan karton. Smentara jumlah
sales yang dimiiki oleh PT. Visiomilk hanya 4 tim sales. Untuk rincian kemampuan penjualan ada
ditabel dibawah ini (dalam ribuan). Bagaimana penugasan terbaik bagi tim sales?
Berikut data penjualan produk dari setiap sales dalam ribuan.
Tabel 3.15
Susu Bubuk
Susu Kemasan Susu Kemasan Susu Kemasan Susu Siap Minum
Botol 300 ml
Botol 500 ml
Botol 1000 ml
Kemasan Karton
Sales I
27
34
35
26
26
Sales II
25
34
30
27
29
Sales III
30
38
30
28
30
Sales IV
34
38
26
30
31
Solusi:
Langkah 1: Karena kasus tak seimbang tambahkan variabel dummy menjadi
Tabel 3.16
Susu Bubuk
Susu Kemasan Susu Kemasan Susu Kemasan Susu siap Minum
Botol 300 ml
Botol 500 ml
Botol 1000 ml
Kemasan Karton
Sales I
27
34
35
26
26
Sales II
25
34
30
27
29
Sales III
30
38
30
28
30
Sales IV
34
38
26
30
31
Dummy
0
0
0
0
0
Langkah 2: Tentukan Matriks Keuntungan.
Tabel 3.17
Susu Bubuk
Susu Kemasan Susu Kemasan Susu Kemasan Susu siap Minum
Botol 300 ml
Botol 500 ml
Botol 1000 ml
Kemasan Karton
Sales I
27
34
35
26
26
Sales II
25
34
30
27
29
Sales III
30
38
30
28
30
Sales IV
34
38
26
30
31
Dummy
0
0
0
0
0
Langkah 3: Tentukan matriks opportunity loss
Tiap elemen pada baris 1 dikurangi 35 lalu dimutlakkan.
Tiap elemen pada baris 2 dikurangi 34 lalu dimutlakkan.
Tiap elemen pada baris 3 dikurangi 38 lalu dimutlakkan.
Tiap elemen pada baris 4 dikurangi 38 lalu dimutlakkan.
Tiap elemen pada baris 5 dikurangi 0 lalu dimutlakkan.
Didapat hasil sebagai berikut.
Tabel 3.18
Susu Bubuk
Susu Kemasan Susu Kemasan Susu Kemasan Susu siap Minum
Botol 300 ml
Botol 500 ml
Botol 1000 ml
Kemasan Karton
Sales I
8
1
0
9
9
Sales II
9
0
4
7
5
Sales III
8
0
8
10
8
Sales IV
4
0
12
8
7
Dummy
0
0
0
0
0
Langkah 4: Tentukan matriks total opportunity loss.
Tiap elemen pada kolom1, 2, 3, 4, 5 dikurangi 0.
Didapat hasil sebagai berikut.

16

Tabel 3.19
Susu Bubuk
Susu Kemasan Susu Kemasan Susu Kemasan Susu siap Minum
Botol 300 ml
Botol 500 ml
Botol 1000 ml
Kemasan Karton
Sales I
8
1
0
9
9
Sales II
9
0
4
7
5
Sales III
8
0
8
10
8
Sales IV
4
0
12
8
7
Dummy
0
0
0
0
0
Langkah 5 : Matriks test for optimality
Tabel 3.20
Susu Bubuk
Susu Kemasan Susu Kemasan Susu Kemasan Susu siap Minum
Botol 300 ml
Botol 500 ml
Botol 1000 ml
Kemasan Karton
Sales I
8
1
0
9
9
Sales II
9
0
4
7
5
Sales III
8
0
8
10
8
Sales IV
4
0
12
8
7
Dummy
0
0
0
0
0
Jumlah garis = 3, sedangkan jumlah baris atau kolom = 5. Sehingga solusi belum layak, diperlukan
revisi pada matriks.
Langkah 6: Matriks hasil revisi dan tes for optimality.
Elemen terkecil yang terkecil yang belum terliput garis yaitu 4, digunakan untuk mengurangi seluruh
elemen yang tak terliput garis, dan ditambahkan pada elemen yang merupakan perpotongan 2 garis.
Tabel 3.21
Susu Bubuk
Susu Kemasan Susu Kemasan Susu Kemasan Susu siap Minum
Botol 300 ml
Botol 500 ml
Botol 1000 ml
Kemasan Karton
Sales I
4
1
0
5
5
Sales II
5
0
4
3
1
Sales III
4
0
8
6
4
Sales IV
0
0
12
4
3
Dummy
0
4
4
0
0
Jumlah garis = 4, sedangkan jumlah baris atau kolom = 5. Sehingga solusi belum layak, diperlukan
revisi pada matriks.
Elemen terkecil yang terkecil yang belum terliput garis yaitu 1, digunakan untuk mengurangi seluruh
elemen yang tak terliput garis, dan ditambahkan pada elemen yang merupakan perpotongan 2 garis.
Tabel 3.22
Susu Bubuk
Susu Kemasan Susu Kemasan Susu Kemasan Susu siap Minum
Botol 300 ml
Botol 500 ml
Botol 1000 ml
Kemasan Karton
Sales I
5
2
0
5
5
Sales II
5
0
3
2
0
Sales III
4
0
7
5
3
Sales IV
0
0
11
3
2
Dummy
1
5
4
0
0
Jumlah garis = 5, sedangkan jumlah baris atau kolom = 5. Sehingga solusi sudah layak.
Langkah 7 : Matriks Optimum
Tabel 3.23
Susu Bubuk
Susu Kemasan Susu Kemasan Susu Kemasan Susu siap Minum
Botol 300 ml
Botol 500 ml
Botol 1000 ml
Kemasan Karton
Sales I
5
2
0
5
5
Sales II
5
0
3
2
0
Sales III
4
0
7
5
3
Sales IV
0
0
11
3
2
17

Dummy
1
Langkah 8 Penugasan
Sales
Sales I
Sales II
Sales III
Sales IV
Sales Dummy

Tabel 3.24
Produk
Susu Kemasan Botol 500 ml
Susu siap Minum Kemasan Karton
Susu Kemasan Botol 300 ml
Susu Bubuk
Susu siap Minum Kemasan Karton
Total

Penjualan
35.000
29.000
38.000
34.000
0
136.000

C. Teori Permainan
PT. Visiomilk adalah dua perusahaan pengolah susu terbesar di Indonesia. Persaingan antara keduanya
sudah terlihan jelas dengan dikeluarkannya produk susu yang sejenis. PT. Visiomilk sedang
mengembangkan beberapa strategi pemasaran untuk memperoleh presentase pasar yang saat ini
dimiliki oleh PT. Indomilk. Tabel Payoff berikut ini menunjukkan perolehan pelanggan untuk
Indomilk dan kehilangan pelanggan untuk Visiomilk.
Tabel 3.25
Strategi
Strategi Indomilk
Hadian
Kupon
Diskon
Undian
Visiomilk
Hadiah
150
200
60
40
Kupon
90
100
50
60
Diskon
60
160
100
70
Undian
30
70
160
180
Penyelesaian
Strategi
Visiomilk
Hadiah
Kupon
Diskon
Undian
Maksimum
Kolol

Hadian
150
90
60
30
150
(Minimaks)

Tabel 3.26
Strategi Indomilk
Kupon
Diskon
200
60
100
50
160
100
70
160
200
160

Minimum Baris
Undian
40
60
70
180
180

40
50
60 (Maksimin)
30

Maksimin = 60
Minimaks = 200
Maksimin

Minimaks, maka mauk ke strategi campuran.

Dihilangkan 2 baris yang menyebabkan keuntungan kecil yaitu baris hadiah dan diskon.
Dihilangkan 2 kolom yang meneyebabkan kerugian besar yaitu kolom Kupon dan Undian.
Tabel menjadi sebagai berikut.
Tabel 3.27
Strategi
Strategi Indomilk
Minimum Baris
Hadian
Diskon
Visiomilk
Kupon
90
50
50
Diskon
60
100
60 (Maksimin)
Maksimum
90
100
Kolol
(Minimaks)
Maksimin = 60
Minimaks = 90

18

Dari matriks diatas dapat dicari solusi dengan 3 cara yaitu metode probabilitas p q, Metode Aljabar
Matriks dan Metode Entri Matriks.

Metode Probabilitas p q
a) Untuk PT. Visiomilk
Tabel 3.28
q
1q
p
90
50
1p
60
100
Apapun strategi yang digunakan Visiomilk, Indomilk merespon dengan strategi hadiah.
I. p(90) + 60(1 p) = 90p + 60 60p = 30p + 60
Apapun strategi yang digunakan Visiomilk, Indomilk merespon dengan strategi diskon.
II. p(50) + 100(1 p) = 50p + 100 100p = 50p + 100
I dan II digabung menjadi
30p + 60 = 50p + 100
30p+50p = 100 60
80p
= 40
p
= 0,5
1p
= 1 0,5 = 0,5
Substitusikan ke persamaan I
p(90) + 60(1 p) =
0,5(90) + 60 (0,5)= 75
Substitusikan ke persamaan II
p(50) + 100(1 p)=
0,5(50) + 100(0,5)= 75
b) Untuk PT. Indomilk
Apapun Strategi yang digunakan PT. Indomilk, PT. Visiomilk menggunakan strategi kupon.
III. q(90) + 50(1 q) = 90q + 50 50q = 40q + 50
Apapun Strategi yang digunakan PT. Indomilk, PT. Visiomilk menggunakan strategi Diskon.
IV. q(60) + 100(1 q) = 60q + 100 100q = 40q + 100
III dan IV digabung menjadi
40q + 50 = 40q + 100
40q +40q= 100 50
80q
= 50
q
= 0,625
1q
= 1 0,625 = 0,375
Substitusikan ke persamaan III
q(90) + 50(1 q)
=
0,625(90) + 50(0,375) = 75
Substitusikan ke persamaan IV
q(60) + 100(1 q)
=
0,625(60) + 100(0,375)= 75
Metode Aljabar Matriks
Diketahui tabel sebagai berikut
Tabel 3.29
Strategi
Strategi Indomilk
Hadian
Diskon
Visiomilk
Kupon
90
50
Diskon
60
100
Dari tabel diatas dapat dibentuk menjadi matriks A sebagai berikut.

A=

90 50
60 100

]
19

Det A = 90. 100 50.60 = 6000

]
]

PCOV A = 100 60
50 90

P Adj A = 100 5 0
60 90

Strategi Visiomilk=

[ 1 1 ] [ P Adj A ]

[]

[ 1 1 ] [ P Adj A ] 1
1

]
][ ]

[ 1 1 ] 100 5 0
=

60 90

[ 1 1 ] 100 5 0 1
60 900

[ 40 40 ]

[]

[ 40 40 ] 1
1

[ 40 40 ]
[ 80 ]

1 1
= , ( p , 1 p)
2 2
Strategi Indomilk=

[1 1 ] [ Pcov A ]

[]

[ 1 1 ] [ P Adj A ] 1
1

]
][ ]

[ 1 1 ] 100 6 0
=

50 90

[ 1 1 ] 100 5 0 1
60 900

[50 30 ]

[]

[ 40 40 ] 1
1

[ 50 30 ]
[ 80 ]

5 3
= , (q ,1q)
8 8

20

Nilai Permainan =

Det A

[]

[ 1 1 ] [ P Adj A ] 1
1

[ 1 1]
=

6000
100 5 0 1
60 900 1

][ ]

6000

[]

[ 40 40 ] 1
1

6000
80

=75

Metode Entri Matriks


Diketahui tabel sebagai berikut
Tabel 3.30
Strategi
Strategi Indomilk
Hadian
Diskon
Visiomilk
Kupon
90
50
Diskon
60
100
Dari tabel diatas dapat dibentuk menjadi matriks A sebagai berikut.

A= 90 50
60 100

H 11=90
H 12=50
H 21 =60
H 22 =100
Peluang PT. Visiomilk

X 1=

H 22H 21
H 22H 21+ H 11H 12

X 1=

10060
10060+9050

X 1=

40
80

X 1=

1
2

1 1
X 2=1X 1=1 =
2 2

21

Peluang PT. Indomilk

Y 1=

H 22H 12
H 22H 21+ H 11 H 12

Y 1=

10050
10060+ 9050

Y 1=

50
80

Y 1=

5
8

5 3
Y 2=1Y 1=1 =
8 8
Nilai Permainan=X 1 Y 1 H 11 + X 1 Y 2 H 12+ X 2 Y 1 H 21+ X 2 Y 2 H 22
1 5
1 3
1 5
1 3
. .90+ . .50+ . .60+ . .100
2 8
2 8
2 8
2 8

450 150 300 300


+
+
+
16 16 16 16

1200
16

75

22

D. Model Jaringan

Gambar 3.1
Graf diatas merupakan graf jalur distribusi distributor di wilayah Sukoharjo dengan tujuan sebagai
berikut:
A. Kecamatan Baki
B. Kecamatan Bendosari
C. KecamatanBulu
D. Kecamatan Gatak
E. Kecamatan Grogol
F. Kartasura
G. Mojolaban
H. Nguter
I. Polokarto
J. Sukoharjo
Keterangan tiap 1 km memerlukan biaya Rp 100.000.
Berapakah biaya minimum yang harus dikeluarkan oleh distributor di kabupaten Sukoharjo untuk
mendistribusikan produk PT. Visiomilk di wilayah pemasarannya?
Solusi:
Seorang manajer di perusahaan distributor Sukoharjo mencoba mengitung pegeluaran untuk
distribusi denganmenggnakan metode algoritma prim sebagai berikut.
Tabel 3.31
Langkah
Sisi
Bobot
Pohon Merentang
1
(A,I)
2

23

(A,B)

(B,C)

(C,D)

(B,J)

(J,E)

24

(E,F)

(F,G)

(G,H)

Jarak tempuh : 2+8+4+3+5+6+6+4+2= 40 km


Biaya minimum distribusi daerah Sukoharjo (Z):
Z= (2+8+4+3+5+6+6+4+2). (Rp 100.000)
Z=40 km. (Rp 100.000)
Z= Rp 4.000.000
Manajer tersebut juga menghitung biaya minimum menggunakan mtode rute terpendek didapat hasil
sebagai berikut.
Tentukan rute terpendek awal dan titik awal (node I) ke tujuan terdekat node A

25

Gambar 3.2
Permanent set
{I}

Branch
IA
IJ
IG
IH

Tabel 3.32
Distance/cost
2*
15
12
9

Tentukan semua simpul yang terhubung langsung ke setelan permanen (permanent set)

Gambar 3.3

Permanent set
{I, A}

Branch
AB
AJ
IJ
IG
IH

Tabel 3.33
Distance/cost
10
12
15
12
9*

Definisi ulang permanent set

26

Gambar 3.4
Tabel 3.34
Permanent
set
{I, A, H}

Branch

Distance/cost

AB
AJ
IJ
IG
HF
HG

10*
12
15
12
19
11

27

Lanjutkan

Gambar 3.5
Tabel 3. 35
Permanent set

Branch

{I, A, H, B}

AJ
IJ
IG
HF
HG
BC
BJ

Distance/
cost
12
15
12
19
11*
14
15

Lanjutkan

Gambar 3.6
Tabel 3.36
Permanent set
{I, A, H, B,G}

Branch
AJ
IJ
IG
HF
BC
BJ
GJ
GF

Distance/cost
12*
15
12
19
14
15
18
15

28

Lanjutkan

Gambar 3.7
Tabel 3.37
Permanent set
{I, A, H, B,G,J}

Branch
IJ
HF
BC
BJ
GJ
GF
JC
JE

Distance/cost
15
19
14*
15
18
15
16
16

Lanjutkan

Gambar 3.8
Tabel 3.38
Permanent set
{I, A, H, B,G,J,C}

Branch
HF
GJ
GF
JC
JE
CE
CD

Distance/cost
19
18
15*
16
16
24
30

29

Lanjutkan

Gambar 3.9
Tabel 3.39
Permanent set
{I, A, H, B,G,J,C,F}

Branch
GJ
JE
CE
CD
FJ
FE
F D

Distance/cost
18
16*
24
30
22
21
29

Lanjutkan

Gambar 3.10
Tabel 3.40
Permanent set
{I, A, H, B,G,J,C,F,E}

Branch
CD
F D
ED

Distance/cost
30
29
28*

Optimal Solution

30

Gambar 3.11
Ringkasan solusi:
From Polokarto to
Baki (node A)
Nguter (node H)
Bendosari (node B)
Mojolaban (node G)
Sukoharjo (node J)
Bulu (node C)
Kartasura (node F)
Grogol (node E)
Gatak (node D)

Route
IA
IH
I A B
IHG
I A J
I A B C
I H G F
I A J E
I A J E D

Total Distance and Cost


2 km and Rp 200.000
9 km and Rp 900.000
10 km and Rp 1.000.000
11 km and Rp 1.100.000
12 km and Rp 1.200.000
14 km and Rp 1.400.000
15 km and Rp 1.500.000
18 km and Rp 1.800.000
28 km and Rp 2.800.000

4. SIMPULAN

Transportasi
Dari masalah transportasi yang dialami oleh PT. Visiomilk didapatkan hasil optimal yang sama antara
metode pojok barat laut setelah dilakukan pengoptimalan menggunakan MODI dan metode VAM
setelah dilakukan pengoptimalan menggunakan MODI yaitu sebesar Rp. 9.300.000.

Penugasan
Sementara untuk masalah penugasan PT. Visiomilk. PT. Visiomilk memiliki 5 varian produk.
Sementara jumlah sales yang dimiiki oleh PT. Visiomilk hanya 4 tim sales. Didapatkan penyelesaian
sesuai tabel 3.24 penjualn sebanyak 136.000 bungkus.

Permainan
Penggunaan teori permainan pada persoalan kali ini adalah untuk menghitung keuntungan maksimum
PT. Visiomilk sekaligus kerugian minimum PT. Indomilk. Pada pembahasan telah dihitung
menggunakan 3 metode yaitu metode probabilitas p q, metode aljabar matriks dan metode enti
matriks, menghasilkan kesimpulan yang sama yaitu PT. Visiomilk sebagai pendatang baru mendapat
tambahan 75 pelanggan sedangkan PT. Indomilk sebagai perusahaan lama kehilangan 75 pelanggan.

Jaringan
Permasalahn yang terakhir yang diangkat dalam jurnal ini adalah masalh jaringan yaitu mengenai
jarak terdekat yang dapat ditempuh oleh distributor di wilayah Sukoharjo untuk mendistribusikan
produk PT. Visiomilk ke agen agen yang nantinya akan berpengaruh kepada biaya distribusi. Di
pembahasan dilakukan perhitungan dengan metode algoritma prim menghasilkan rute terpendek
dengan jarak tempuh 40 km dengan biaya yang harus dikeluarkan untuk wilayah sukoharjo sebesar
Rp. 4.000.000. Sementara dengan menggunakan metode rute terpendek menghasilkan biaya yang jauh
lebih tinggi yaitu sebesar Rp 11. 900.000. Terjadi selisih hasil perhitungan metode algoritma prim
31

dengan metode rute terpendek hal ini dikarenakan asumsi sang manajer ketika menghitung
menggunakan algoritma prim adalah bahwa untk distribusi ke agen agen di wilayah Sukoharjo
hanya membutuhkan 1 truk dan truk cukup ke gudang 1 kali, sementara pada prakteknya untuk
distribusi ke kecamatan diwilayah Sukoharjo memang cukup menggunakan 1 truk, namun karena
tingginya permintaan oleh agen sehingga muatan 1 truk hanya cukup untuk satu agen di kecamatan.
Jadi misalkan truk mendistribusikan hasil olahan PT. Visiomilk ke agen di kecamatan Baki, setelah
dari Baki truk tersebut harus kembali ke gudang setelah itu truk baru biasa mengrim ke kecamatan
berikutnya.
DAFTAR PUSTAKA
[1]
[2]
[3]
[4]
[5]

Anton, Howard, Chris Rorres.2004. Aljabar Linear Elementer.Jakarta:Erlangga


JJ,Jong. 2009. Riset Operasi Dalam Pendekatan Algoritmis. Yogyakarta:Andi
Munir, Rinaldi.2012.Matematika Diskret.Bandung:ITB
Sudiadi, Rizani Teguh.2014.Diktat Teknik Riset Operasional.Palembang:STMIK MDP
http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/125768-S-5675-Hubungan%20antara-Literatur.pdf
Diakses tanggal 10/12/2015 pukul 21. 48
[6] http://pn-blambanganumpu.go.id/SAKIP/RISET%20OPERASIONAL.pdf
Diakses tanggal 07/01/2016 pukul 06. 52
[7] http://www.academia.edu/8065165/Tugas_individu_Riset_Operasi_UNPAM
Diakses tanggal 07/01/2016 pukul 06. 55
[8] http://www.gurupendidikan.com/pengertian-riset-operasi-lengkap/
Diakses tanggal 07/01/2016 pukul 06. 57

32

Anda mungkin juga menyukai