membandingkan
bilangan
pecahan.
Pendeskripsian
ini
dapat
validator yang terdiri dari satu dosen pendidikan matematika UM dan satu guru
bidang studi matematika SMP Laboratorium UM.
Data hasil penelitian yang diperoleh selanjutnya divalidasi dengan
menggunakan triangulasi teknik. Dalam hal ini teknik perolehan data yang
digunakan adalah dengan menggunakan instrumen kemampuan siswa (instrumen
isian I dan instrumen isian II) dan wawancara semiterstruktur. Berdasarkan
triangulasi teknik, data hasil penelitian dapat dikatakan valid jika jawaban siswa
ketika menjawab secara tertulis (menjawab instrumen kemampuan siswa) sama
dengan jawabannya ketika harus menjawab lisan (wawancara).
HASIL DAN PEMBAHASAN
Skor siswa pada instrumen kemampuan siswa dalam membandingkan
bilangan pecahan menunjukkan 2 orang siswa masuk dalam kelompok I yaitu
kelompok siswa berkemampuan tinggi (S1 dan S2). Sedangkan siswa yang
termasuk dalam kelompok II (kelompok siswa berkemampuan sedang) dan
kelompok III (kelompok siswa berkemampuan rendah) masing-masing terdapat
lebih dari dua orang. Berdasarkan masukan guru bidang studi mengenai
kemampuan siswa dalam berkomunikasi maka dipilih 2 orang siswa untuk
masing-masing kelompok. Sehingga subjek pada penelitian ini terdiri dari siswa
berkemampuan tinggi (S1 dan S2), siswa berkemampuan sedang (S3 dan S4) serta
siswa berkemampuan rendah (S5 dan S6).
Dalam membandingkan bilangan pecahan S1 diketahui menggunakan
strategi yang diungkapkan Cramer dkk (2009), yaitu strategi menyamakan
penyebut. Maksudnya, sebelum membandingkan bilangan pecahan, S 1 terlebih
dahulu memperhatikan penyebutnya. Jika penyebut-penyebutnya berbeda, maka
yang perlu dilakukan adalah menyamakan penyebutnya terlebih dahulu.
Sedangkan jika pecahan-pecahan yang akan dibandingkan berpenyebut sama,
maka S1 membandingkan bilangan dengan memperhatikan pembilang-pembilang
yang akan dibandingkan. Selain dengan menyamakan penyebut, S1 juga mampu
menggunakan strategi menggambar. Strategi menggambar juga disebutkan dalam
Cramer dkk (2009) yang menggolongkan strategi ini sebagai salah satu strategi
informal. Sedangkan strategi menyamakan penyebut termasuk dalam strategi
formal. Selain digunakan S1, strategi menyamakan penyebut ini juga digunakan
subjek lain yaitu S3.
Strategi berbeda dalam membandingkan bilangan pecahan diungkapkan S2.
Berdasarkan jawaban serta hasil wawancaranya diketahui S 2 menggunakan
strategi mendesimalkan dalam membandingkan bilangan pecahan. Strategi
mendesimalkan atau mengubah bentuk bilangan pecahan menjadi bilangan
desimal juga diungkapkan Clarke & Roche (2009). Dalam menggunakan strategi
ini, S2 akan terlebih dahulu mengubah bilangan-bilangan pecahan yang akan
dibandingkan menjadi bilangan desimal. S2 mengubah bentuk bilangan pecahan
menjadi bilangan desimal dengan dua digit di belakang koma. Selanjutnya, S2
membandingkan digit-digit tersebut dan menentukan bilangan yang bernilai lebih
besar/lebih
kecil
mendesimalkan,
dengan
S2
juga
membandingkan
menggunakan
digit-digitnya.
strategi
Selain
strategi
perumpamaan
dalam
1
2 . Sedangkan strategi
a c
>
b d
hanya jika
a> c
atau