BILANGAN BULAT
Oleh : Eni Marliana
ABSTRAK
Miskonsepsi dapat dipandang sebagai suatu pengertian yang tidak akurat
terhadap konsep, penggunaan konsep yang salah, klasifikasi contoh-contoh yang
salah, dan hubungan konsep-konsep yang tidak benar. Bentuk miskonsepsi dapat
berupa kesalahan konsep, hubungan yang tidak benar antar konsep, dan gagasan
intuitif atau pandangan yang keliru. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
siswa yang memahami konsep, miskonsepsi, dan tidak tahu konsep siswa kelas
VII SMP Negeri 1 Karang Baru pada operasi bilangan bulat serta untuk
mengetahui karakteristik miskonsepsi siswa kelas VII SMP Negeri 1 Karang Baru
pada operasi bilangan bulat. Jenis penelitian yaitu kualitatif dengan metode
deskriptif. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII-C SMP Negeri 1
Karang Baru yang berjumlah 32 siswa. Sedangkan objek penelitian yaitu analisis
miskonsepsi pada operasi bilangan bulat. Instrumen penelitian yang digunakan
adalah test uraian yang dilengkapi dengan Certainty Of Reponse Indeks (CRI) dan
wawancara. Soal tes uraian berjumlah 10 soal dan diambil dari buku fokus ujian
nasional dan buku panduan kelas VII. Tes digunakan untuk mengetahui jumlah
persentase siswa yang memahami konsep, miskonsepsi, dan tidak tahu konsep
pada materi operasi bilangan bulat. Kemudian wawancara digunakan untuk
mengetahui karakteristik dari miskonsepsi siswa pada operasi bilangan bulat.
Wawancara dilakukan pada siswa yang memiliki variasi miskonsepsi terbanyak.
Berdasarkan penelitian ini dari hasil analisis tes uraian dan wawancara maka
hasilnya sebagai berikut: Siswa mengalami miskonsepsi pada operasi bilangan
bulat sebesar 35%, siswa tidak tahu konsep operasi bilangan bulat sebesar 44,38%
dan siswa memahami konsep operasi bilangan bulat dengan baik sebesar 19,38%.
Karakteristik miskonsepsi pada operasi bilangan bulat di siswa kelas VII SMP
Negeri 1 Karang Baru yaitu miskonsepsi klasifikasional dan miskonsepsi
teoritikal. Miskonsepsi klasifikasional dalam operasi bilangan bulat yaitu siswa
mengalami miskonsepsi dalam memahami inti dari soal dan mengklasifikasikan
unsur yang diketahui dari soal sehingga siswa salah mengklasifikasikan soal ke
dalam model matematika. kesalahan siswa dalam memodelkan matematika
membuat siswa salah dalam memilih konsep penyelesaian masalah operasi
bilangan bulat. Kemudian miskonsepsi teoritikal banyak terjadi pada siswa yaitu
disaat siswa melakukan langkah penyelesaian, siswa miskonsepsi dalam
perubahan tanda bilangan, perubahan tanda operasi dan siswa memiliki
pemahaman sendiri yang lain dari aturan operasi bilangan bulat yang tidak sesuai
dengan kaidah operasi bilangan bulat. Dengan pemahaman awal dalam aturan
perubahan tanda bilangan dan aturan operasi bilangan bulat yang dimiliki siswa
membuat siswa salah dalam memahami aturan perubahan tanda dalam
menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan materi operasi bilangan bulat .
mempelajari tentang bilangan, log ika, ruang, bentuk, perhitungan, dan penalaran.
Proses pembelajaran matematika terdiri dari berbagai konsep yang tersusun secara
hierarkis, logis, dan sistematis artinya konsep disusun selanjutnya yang lebih
pelajaran yang penuh dengan konsep-konsep. Jika terdapat salah satu konsep tidak
benar adalah hal mutlak yang harus dimiliki siswa. Tidak hanya benar saja, siswa
yang akan datang. Siswa mempelajari konsep-konsep yang saling berkaitan. Bila
salah satu konsep tidak dipahami dengan baik, maka hal ini tentu akan
dimiliki oleh siswa kadang-kadang tidak sesuai dengan konsep para ilmuwan.
Konsepsi-konsepsi yang lain yang tidak sesuai dengan konsepsi ilmuwan secara
umum disebut miskonsepsi. Berbagai miskonsepsi yang terjadi pada siswa akan
soal yang diberikan dan tentunya berpengaruh juga terhadap hasil belajar. Oleh
sebab itu miskonsepsi yang dimiliki siswa ini tidak boleh dibiarkan bertahan lama
pada diri siswa. Namun demikian, bagi guru mengubah miskonsepsi yang sudah
materi bilangan bulat. Nursalam dalam Anita Purnama Putri mengatakan bahwa
bilangan adalah ruh dari matematika dan matematika merupakan bahasa murni
ilmu pengetahuan dimana setiap bilangan memiliki nilai yang disebut angka.
Tidak ada satupun aspek kehidupan yang tidak bersentuhan dengan dengan angka.
Dari pagi hingga malam, dari bayi hingga orang tua, dari kelahiran sampai
mengenal jenis kelamin, bahasa, suku, budaya, dan agama. Semuanya sepakat dan
saling mengerti satu sama lainnya, apabila dihadapkan pada angka. Bahkan
manusia sendiri disadari atau tidak dikenali dengan deretan angka-angka yang
tergambar dari nomor induk mahasiswa, nomor induk pegawai, nomor telepon,
nomor wajib pajak dan lain sebagainya. Dapat dikatakan bahwa kehidupan
manusia di muka bumi tidak terlepas dari bilangan (Anita Purnama Putri, 2014:
21). Banyak penerapan operasi bilangan bulat dalam kehidupan sehari-hari seperti
perdagangan, jual-beli, perhitungan suhu dan cuaca, perhitungan data statistik dan
bidang lainnya. Dengan demikian menjadi tuntutan terhadap peserta didik agar
memahami materi bilangan bulat dengan baik. Contoh penerapan bilangan bulat
yaitu termometer. Dalam melihat termometer untuk menyatakan suhu dibawah nol
digunakan tanda negatif. Dalam matematika yang menjadi dasar sebuah ilmu
yaitu mengenai bilangan. Bilangan bulat adalah bilangan yang terdiri atas
bilangan negatif, nol dan bilangan positif (J.Dris Tasari, 2011: 2). Materi bilangan
bulat telah didapatkan mulai dari sekolah dasar. Walaupun demikian masih
bilangan bulat yang dalam bentuk negatif dijumlahkan dengan bilangan bulat
Demikian juga ketika siswa menyelesaikan operasi dalam bentuk perkalian dan
aturan perubahan tanda dalam pembagian dan perkalian bilangan bulat. Sehingga
untuk membedakan antara siswa yang mengalami miskonsepsi dan tidak paham
adanya miskonsepsi (Izza Auliyatul Muna, 2015: 314). Hasil penelitian tersebut
membuktikan bahwa metode CRI efektif dalam mendiagnosis siswa yang tidak
miskonsepsi siswa dan karakteristik miskonsepsi siswa kelas VII SMP Negeri 1
Berdasarkan rumusan masalah yang diurai diatas maka tujuan penelitian ini
adalah Mengetahui apakah siswa paham konsep, miskonsepsi atau tidak tahu
konsep serta karakteristik miskonsepsi siswa kelas VII SMP Negeri 1 Karang
Baru
LANDASAN TEORITIS
1. Pengertian Miskonsepsi
salah, dan hubungan konsep-konsep yang tidak benar. Bentuk miskonsepsi dapat
berupa kesalahan konsep, hubungan yang tidak benar antar konsep, dan gagasan
2. Jenis-jenis Miskonsepsi
Miskonsepsi ini terjadi ketika siswa salah mengoperasikan tanda operasi jika
bertemu dengan tanda bilangan. (b) Miskonsepsi dalam menuliskan tanda negatif
atau positif pada hasil operasi hitung. (c) Miskonsepsi dalam urutan penyelesaian
4. Bilangan Bulat
Bilangan bulat adalah bilangan yang terdiri dari bilangan positif, nol dan
bilangan negatif. Dimana bilangan bulat bukan merupakan bilangan pecahan dan
desimal (Roslina, 2015: 98). Bilangan bulat terbagi menjadi bilangan cacah dan
bilangan asli. Bilangan asli dibagi menjadi bilangan ganji, bilangan genap,
bilangan prima dan bilangan komposit. Operasi dalam bilangan bulat terdiri dari
tidak tahu konsep, Saleem Hasan telah mengembangkan suatu metode identifikasi
yang dikenal dengan istilah Certainty of Response Index (CRI) yang merupakan
yang diberikan. CRI yang rendah menandakan ketidakyakinan konsep pada diri
mencerminkan keyakinan dan kepastian konsep yang tinggi pada diri responden.
CRI dikembangkan dengan skala enam (0-5) seperti pada tabel berikut:
CRI Kriteria
(Totally guessed answer)
0
Menebak
(Almost gues)
1
Agak Menebak
(Not Sure)
2
Tidak yakin benar
(Sure)
3
Benar
(Almost certain)
4
Hampir pasti benar
(Certain)
5
Yakin benar
Skor nol berarti tidak tahu konsep sama sekali tentang teknik, metode atau
rumus yang diperlukan untuk menjawab suatu pertanyaan (jawaban dengan cara
menebak), sementara skor lima menandakan kepercayaan diri yang penuh atas
(CRI 0-2), maka hal ini menggambarkan bahwa dalam menjawab soal dilakukan
dengan menebak. Jika CRI tinggi (CRI 3-5), maka responden memiliki tingkat
kepercayan diri (confidence) yang tinggi dalam menjawab soal atau pertanyaan.
konsep dan memiliki strategi yang tepat atau confidence bahwa jawabannya salah
salah. Dengan menggunakan metode CRI ini dalam kita dapat menentukan mana
siswa yang mengalami miskonsepsi dan mana yang tidak tahu konsep.
METODE PENELITIAN
yaitu metode tes esai dan wawancara. Tes yang digunakan dalam penelitian ini
yaitu bentuk tes esai yang dilengkapi dengan instrumen CRI (Certainty of
Wawancara dalam penelitian ini dilakukan setelah data tes didapat. Tujuan
siswa pada materi operasi bilangan bulat. Wawancara tidak dilakukan pada semua
siswa yang mengikuti tes tertulis, melainkan hanya beberapa subjek yang dipilih
dianggap dapat memberikan lebih banyak informasi yang dibutuhkan peneliti bila
Subjek dalam penelitian ini yaitu siswa kelas VII SMP Negeri 1 Karang baru.
Objek yang diambil satu kelas yaitu kelas VII-C yang berjumlah 32 orang, tetapi
subjek dipilih untuk tes wawancara berdasarkan hasil tes esai siswa dengan
metode CRI, yaitu siswa yang memiliki miskonsepsi tinggi sesuai rentang yang
ditetapkan pada materi operasi bilangan bulat. Penelitian ini dilakukan pada kelas
VII-C SMP Negeri 1 Karang Baru. Pemilihan subjek didasarkan pada variasi dan
Dari hasil analisis tes terlihat bahwa sebanyak 35% mengalami miskonsepsi,
penyelesaian dari materi operasi bilangan bulat. Untuk mengetahui lebih dalam
tentang jumlah persen setiap butir soal yang dipahami dengan baik, miskonsepsi,
miskonsepsi tertinggi dengan menjawab soal pada CRI tinggi namun jawaban
salah pada soal nomor 9 tentang operasi perkalian bilangan bulat 56,25% dan
terendah pada soal nomor 10 tentang operasi pembagian bilangan bulat yang
banyak terjadi dalam tahap siswa akan menggunakan konsep operasi yang
bilangan. Siswa tidak paham konsep tertinggi dengan menjawab soal benar
maupun salah namun CRI pada soal tentang operasi pembagian bilangan bulat
yang melibatkan perubahan tanda bilangan sebesar 90,63% dan terendah pada
dengan baik dalam operasi bilangan bulat pada soal tentang operasi
sebanyak 43,75 % siswa dapat menyelesaikan soal tersebut dengan benar dan
menunjukkan siswa tidak memahami soal yaitu pada. Pada soal tentang
operasi campuran bilangan bulat melibatkan bilangan negatif dan positif dan
bilangan bulat yaitu siswa mengalami miskonsepsi dalam memahami inti dari
teoritikal banyak terjadi pada siswa yaitu disaat siswa melakukan langkah
penyelesaian, siswa miskonsepsi dalam perubahan tanda bilangan, perubahan
tanda operasi dan siswa memiliki pemahaman sendiri yang lain dari aturan
operasi bilangan bulat yang tidak sesuai dengan kaidah operasi bilangan bulat.
KESIMPULAN
Setelah dilakukan analisis tes esai dan wawancara di kelas VII-C SMP
Negeri 1 Karang Baru dan pembahasan penelitian maka dapat diambil kesimpulan
sebagai berikut :
bilangan bulat sebanyak 35% dan persentase terkecil yaitu siswa yang
memahami betul konsep dari operasi bilangan bulat yaitu sebesar 19,38%.
yang berkaitan dengan operasi bilangan bulat. Soal-soal uraian yang dapat
dalam soal serta mengubah ke dalam model matematika agar siswa dapat
khususnya dan para guru serta siswa lain pada umumnya agar selalu menekankan
masalah. Dengan banyak berlatih dalam menjawab soal-soal bentuk uraian, hal
tersebut dapat melatih siswa dalam cara memahami maksud dari soal dan dapat
DAFTAR PUSTAKA
Agung Herutomo, Rezky dan Tri Edi Mulyono Saputro (2014), Analisis
Kesalahan dan Miskonsepsi Siswa Kelas VIII Pada Materi Aljabar,
Edusentris, Jurnal Ilmu Pendidikan dan Pengajaran, Vol.1, No.2, Juli 2014
Asri Fitriani, Dhika, Mardiyana, dan Getut Pramesti (2013), Analisis Miskonsepsi
Siswa Pada Pembelajaran Matematika Materi Pokok Bangun Ruang
Dimensi Tiga Ditinjau Dari Kecerdasan Visual Spasial Siswa Kelas X
SMA Negeri 1 Klaten T.A 2012/2013, Prosiding SNMPM Universitas
Sebelas Maret 2013 Volume 1
Auliyatul Muna, Izza (2015), Identifikasi Miskonsepsi Mahasiswa PGMI Pada
Konsep Hukum Newton Menggunakan Certainty Of Response Index (CRI),
Cendekia Vol. 13 No. 2, Juli - Desember 2015
Tasari, J.Dris (2011), Matematika Untuk SMP Kelas VII (BSE), Jakarta: Pusat
kurikulum dan Perbukuan Kementrian Pendidikan Nasional, 2011
Ulfah, Sri dan Harina Fitriyani (2017), Of Responses Index (CRI): Miskonsepsi
Siswa SMP Pada Materi Pecahan, Seminar Nasional Pendidikan, Sains
dan Teknologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Muhammadiyah Semarang 2017, ISBN:978-602-61599-6-0,
2017