PROPOSAL TESIS
JUNAIDI CERDAS TARIGAN
1506699775
FAKULTAS EKONOMI
PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN
KEKHUSUSAN PASAR MODAL
UNIVERSITAS INDONESIA
JAKARTA
2016
BAB I
PENDAHULUAN
2.1
Latar Belakang
Kegiatan Pasar Modal telah hadir di Indonesia sejak zaman
kolonial Belanda dimana pada saat itu, Pasar Modal didirikan dan
digunakan untuk kepentingan pemerintahan Belanda dan VOC yaitu
digunakan sebagai sumber dana pembangunan perkebunan yang dilakukan
secara masif pada saat itu. Perkembangan Pasar Modal dimulai dengan
pembukaan cabang Amsterdamse Effectenbueurs di Batavia (Jakarta) pada
tanggal 14 Desember 1912 yang diselenggarakan oleh Vereniging voor de
Effectenhandel.1
Pada awalnya Bursa tersebut memperjualbelikan saham dan
Obligasi yang diterbitkan oleh perusahaan/ perkebunan Belanda yang
beroperasi di Indonesia, Obligasi yang diterbitkan pemerintah (provinsi
dan kotapraja), sertifikat saham perusahaan-perusahaan Amerika yang
diterbitkan oleh kantor administrasi di negeri Belanda serta Efek milik
perusahaan
Belanda lainnya.
Namun selanjutnya
seiring
dengan
tersebut,
seluruh
aspek
perekonomian
nasional
perlu
2 Direktorat Jenderal Lembaga Keuangan (DJLK) dan Bapepam, sesuai dengan Keputusan
Menteri Keuangan Republik Indonesia nomor 606/KMK.01/2005 tanggal 30 Desember 2005
Tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Pengawasan Pasar Modal dan Lembaga Keuangan dan
Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia nomor 184/PMK.01/2010 tanggal 11 Oktober
2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Keuangan, digabung menjadi Badan
Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam dan LK)
dan
pengaturan
terintegrasi
untuk
mengakomodir
Tabel 1.1 Data Statistik Pasar Modal Indonesia per 16 Juni 20163
3Data Statistik Bidang Pengawasan Sektor Pasar Modal, Bahan Market Update
RDK 22 Juni 2016.
9
Tabel 1.2 Data Statistik Kinerja Indeks Obligasi Indonesia per 16 Juni 2016
2.2
Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian sebagaimana telah dikemukakan dalam latar
belakang di atas, yang menjadi fokus adalah bagaimana tantangan dan
peranan nyata Otoritas Jasa Keuangan bagi perkembangan industri Pasar
Modal, termasuk program maupun kebijakan dalam rangka terwujudnya
Pasar Modal Indonesia yang efisien, wajar dan teratur.
2.3
Pertanyaan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah tersebut di
atas, dapat diidentifikasi beberapa pertanyaan terkait dengan tantangan dan
peranan Otoritas Jasa Keuangan dalam rangka terciptanya Pasar Modal
Indonesia yang efisien, wajar dan teratur, yaitu sebagai berikut:
10
Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini bagi penulis adalah untuk dapat
mengetahui tantangan serta peranan Otoritas Jasa Keuangan dan Self
Regulatory Organization termasuk kebijakan dan program yang telah
disusun dalam rangka tercapainya Pasar Modal yang efisien, wajar dan
teratur dan memiliki daya saing global.
2.5
Manfaat Penelitian
Penelitian ini disusun sebagai bahan referensi dan dapat
memberikan manfaat edukasi bagi regulator, praktisi di sektor jasa
keuangan khususnya di bidang Pasar Modal, akademisi dan masyarakat
11
Batasan Penelitian
A. Objek Penelitian
Adapun objek dalam penelitian ini adalah Otoritas Jasa
Keuangan dan Self Regulatory Organizationtermasuk program dan
kebijakan yang telah dan akan diambil dalam rangka pengembangan
Pasar Modal dan terciptanya Pasar Modal yang efisien, wajar dan
teratur.
B. Data Penelitian
Dalam mempersiapkan tulisan ini ini, Penulis menggunakan data
primer, yang diperoleh langsung dari penyusunan pengembangan
infrastruktur maupun pengembangan pasar yang sedang disusun oleh
Otoritas Jasa Keuangan dan Self Regulatory Organization, maupun data
sekunder yang diperoleh dari website Otoritas Jasa Keuangan dan Self
Regulatory Organization.
12
2.7
Struktur Penulisan
Penulisan ini akan terdiri dari lima bab dan masing-masing bab
akan terbagi ke dalam sub bab tersendiri. Masing-masing sub bab tersebut
akan menjelaskan secara terperinci permasalahan yang dibahas pada bab
tersebut. Adapun sistematikan penulisan adalah sebagai berikut:
Bab I : Pendahuluan
Bagian ini berisi latar belakang permasalahan, perumusan masalah,
pertanyaan penelitian, tujuan studi atau penelitian, manfaat penelitian,
metodologi penulisan dan diakhiri dengan sistematikan penulisan.
Bab II : Landasan Teori
Menjelaskan dasar teori mengenai fungsi, peranan dan kewenangan
Otoritas Jasa Keuangan serta beberapa kebijakan yang dilakukan maupun
seharusnya dilakukan oleh Otoritas Jasa Keuangan dalam terwujudnya
Pasar Modal yang efisien, wajar dan teratur.
Bab III : Metodologi Penelitian
Membahas secara singkat mengenai metode penelitian dalam rangka
menyusun dan melakukan penelaahan terhadap rumusan permasalahan,
objek penelitian, analisis penelitian dan kesimpulan serta saran yang
diperoleh dari dilakukannya penelitian ini.
13
14
BAB II
FUNGSI, PERANAN DAN KEBIJAKAN OTORITAS JASA
KEUANGAN DI BIDANG PASAR MODAL
2.1
15
tersebut perlu pula mendapat pengawasan agar Pasar Modal dapat berjalan
secara teratur, wajar, efisien, serta melindungi kepentingan pemodal dan
masyarakat.
Mempertimbangkan hal tersebut, maka timbul suatu pemikiran
Pemerintah yang didukung Dewan Perwakilan Rakyat untuk membentuk
suatu lembaga pengawasan sektor jasa keuangan yang terintegrasi untuk
seluruh sektor jasa keuangan serta bersifat independen. Pemikiran tersebut
kemudian termaktub dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1999
tentang Bank Indonesia sebagaimana diubah dengan Undang-Undang
Nomor 3 Tahun 2004 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 23
Tahun 1999 tentang Bank Indonesia yang mengamanatkan bahwa
pengawasan industri jasa keuangan, termasuk Pasar Modal akan dilakukan
oleh suatu lembaga independen tersendiri dan saat ini sudah terealisasi
dengan diundangkannya Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang
Otoritas Jasa Keuangan.
Penerbitan Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas
Jasa Keuangan tersebut telah mempertimbangkan dan dilandasi dengan
prinsip-prinsip reformasi sektor keuangan yaitu antara lain prinsip
independensi, prinsip terintegrasi dan prinsip menghindari benturan
kepentingan di dalam pengawasan sektor keuangan dimaksud.
16
17
dalam
kewenangan
terdapat
wewenang-wewenang
(rechts
Pengaturan Umum
Secara umum, Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar
Modal mengatur kewenangan dan tugas Otoritas Jasa Keuangan
sebagai:
1) Lembaga Pembina;
2) Lembaga Pengatur;
3) Lembaga Pengawas.
Ketiga kewenangan tersebut haruslah dilaksanakan oleh Otoritas
Jasa Keuangan dengan tujuan terciptanya suatu pasar modal yang:
1) teratur;
2) wajar;
3) efisien;
5 M. Irsan Nasarudin dan Indra Surya, Aspek Hukum Pasar Modal Indonesia,
op.cit, hlm. 116.
6 Ibid, hlm. 116.
19
Pengaturan Terperinci
Pengaturan tentang kewenangan Otoritas Jasa Keuangan secara
terperinci dapat ditemukan dalam Undang-Undang Nomor 21
Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan dan Undang-Undang
Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal.
2.1.3
yang
pada
prinsipnya
merupakan
penegasan
atau
22
23
DAFTAR PUSTAKA
M.Irsan Nasarudin-Indra Surya, Aspek Hukum Pasar Modal Indonesia, Prenada
Media, Jakarta, 2004;
Prajudi Atmosudirjo, Hukum Administrasi Negara, Ghalia Indonesia, Jakarta,
1994;
Robert Ang, Buku Pintar Pasar Modal Indonesia, MediaSoft Indonesia, Jakarta,
1997;
24