Anda di halaman 1dari 29

Tugas Lingkungan Laut

KL4100

Tugas 3

Oleh:
Natania Josephine Hutagalung
15513033

Dosen:
Andojo Wurjanto, Ph.D

PROGRAM STUDI TEKNIK KELAUTAN

FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN


INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
2015-2016

1. Cari referensi mengenai jenis mineral yang terkandung dalam batuan keras dan
prosentase kandungannya. Uraikan pemahaman Anda mengenai hal ini dengan narasi dan
tabel dan/atau sketsa dan/atau diagram dan/atau gambar.
Jawab:
Mineral adalah zat non-organik padat yang terbentuk secara alamiah, terdiri atas
unsur atau senyawa unsur-unsur yang mempunyai susunan kimia tertentu dan struktur
internal kristal beraturan. Mineral pembentuk batuan yaitu Mineral Silikat, Oksida,
Sulfida, Karbonat dan Sulfat. Mineral silikat membentuk kelompok terbesar dan
terpenting dari mineral pembentuk batuan.

Mineral filosilikat Chrysocolla.


Sumber: https://id.wikipedia.org/wiki/Mineral_silikat

Batuan adalah bagian dari kerak bumi yang dapat terdiri atas agregat kohesif salah
satu atau lebih mineral, atau bahan-bahan mineral. Dapat diartikan bahwa batuan terdiri
atas banyak butiran mineral kristal dan silika ,yang semua mineral tidak harus sama
kemudian yang bersatu sebagai massa padat.

Mineral

Tabel kandungan mineral dalam batuan


Warna Asli
Warna
Berat
Goresan

Jenis

Kandungan

Amfibolit

Hitam

Hijau muda

3,1

Mineral kandungan batuan

Argentit

Perak

Abu-abu

7,3

Perak, belerang

Bauksit

Coklat

Putih

2,5

Alumunium, oksigen

Belerang

Kuning

Kuning muda

2,0

Batu mulia

Berlian

Putih

Putih

3,5

Mineral kandungan batuan

Biotit

Hitam

Hijau muda

3,0

Emas mineral

Emas Alam

Emas

Emas

16-19

Emas mineral

Epidot

Hijau

Hijau muda

3,4

Mineral kandungan batuan

Felspar

Putih

Putih

2,7

Mineral kandungan batuan

Flourit

Hijau

Putih

3,2

Flourin, kalk

Fosforit

Putih

Putih

3,2

Mineral kandungan batuan

Galena

Perak

Hitam

7,6

Timbal, belerang

Gips

Putih

Putih

2,3

Kal, sulfat

Grafit

Hitam

Hitam

2,2

Karbon

Hamaitt

Hitam

Coklat

5,3

Besi, oksigen

Kalsit

Putih

Putih

2,7

Mineral kandungan batuan

Kasiterit

Hitam

Hijau muda

7,0

Timah, oksigen

Kerpu Seng

Coklat

Coklat muda

Seng, belerang

Kerpu Uran

Hitam

Hitam

8-10

Uranium

Kwarsa

Putih

Putih

2,7

Mineral kandungan batuan

Limonit

Coklat

Coklat

3-4

Besi, oksigen

Magnetit

Hitam

Hitam

5,2

Besi, oksigen

Malakit

Hijau

Hijau muda

4,0

Air raksa, belerang

Mangaan

Hitam

Hitam

4,8

Mangaan, oksigen

Molibdenit

Perak

Hitam

4,7

Molibdenum, belerang

Muskovit

Putih

Putih

2,9

Mineral kandungan batuan

Olivin

Kuning

Putih

3,5

Mineral kandungan batuan

Pirit Besi

Emas

Hitam

Besi, belerang

Pirit Tembaga

Emas

Hitam

4,2

Tembaga, besi, belerang

Piroxen

Hitam

Hijau muda

3,3

Mineral kandungan batuan

Realgar

Coklat

Jingga

3,5

Arsen, belerang

Sinabar

Merah

Merah

8,1

Air raksa, belerang

Stibnit

Perak

Hitam

4,6

Antimon, belerang

Talk

Putih

Putih

2,7

Mineral kandungan batuan

Topaz

Kuning

Putih

3,5

Batu mulia

Yakut

Merah

Putih

3,5

Batu mulia

Gold on quartzite from the Claremont Mine, Zimbabwe.


Sumber: https://hypocentre.wordpress.com/2012/08/18/rock-366day-227-gold-on-quartzite/

Sumber:
https://askiravistara.wordpress.com/2013/09/28/mineral-dan-batuan/
http://www.pengetahuanlengkap.com/2015/01/kandungan-mineral-dan-batuan-bumi.html

2. Cari referensi mengenai proses penambangan sampai menghasilkan mineral jadi


(misalnya, emas). Uraikan pemahaman Anda mengenai hal ini dengan narasi dan tabel
dan/atau sketsa dan/atau diagram dan/atau gambar.
Jawab:
Pada industri, emas diperoleh dengan cara mengisolasinya dari batuan bijih emas
(ekstraksi). Menurut Greenwood dkk (1989), batuan bijih emas yang layak untuk
dieksploitasi sebagai industri tambang emas, kandungan emasnya sekitar 25 g/ton (25
ppm).
Berdasarkan proses terbentuknya, endapan emas dikatagorikan menjadi dua yaitu :
A. Endapan primer / Cebakan Primer
Umumnya emas ditemukan dalam bentuk logam (native) yang terdapat di dalam retakanretakan batuan kwarsa dan dalam bentuk mineral yang terbentuk dari proses magmatisme
atau pengkonsentrasian di permukaan.
B. Endapan plaser / Cebakan Sekunder
Ditemukan dalam bentuk emas aluvial yang terbentuk karena proses pelapukan terhadap
batuan-batuan yang mengandung.
Metode penambangan emas sangat dipengaruhi oleh karakteristik cebakan emas
primer atau sekunder yang dapat mempengaruhi cara pengelolaan lingkungan yang akan
dilakukan untuk meminimalisir dampak kegiatan penambangan tersebut.
A. Cebakan Primer
Cebakan primer merupakan cebakan yang terbentuk bersamaan dengan proses
pembentukan batuan. Cebakan emas primer dapat ditambang secara tambang terbuka
(open pit) maupun tambang bawah tanah (underground minning). Salah satu tipe cebakan
primer yang biasa dilakukan pada penambangan skala kecil adalah bijih tipe urat (vein).
Beberapa karakteristik dari bijih tipe vein (urat) yang mempengaruhi teknik
penambangan antara lain :
1. Komponen mineral atau logam tidak tersebar merata pada badan urat.

2. Mineral bijih dapat berupa kristal-kristal yang kasar.


3. Kebanyakan urat mempunyai lebar yang sempit sehingga rentan dengan pengotoran
(dilution).
4. Kebanyakan urat berasosiasi dengan sesar, pengisi rekahan, dan zona geser (regangan),
sehingga pada kondisi ini memungkinkan terjadinya efek dilution pada batuan samping.
5. Perbedaan assay (kadar) antara urat dan batuan samping pada umumnya tajam,
berhubungan dengan kontak dengan batuan samping, impregnasi pada batuan samping,
serta pola urat yang menjari (bercabang).
6. Fluktuasi ketebalan urat sulit diprediksi, dan mempunyai rentang yang terbatas, serta
mempunyai kadar yang sangat erratic (acak/tidak beraturan) dan sulit diprediksi.
7. Kebanyakan urat relatif keras dan bersifat brittle.
Dengan memperhatikan karakteristik tersebut, metode penambangan yang umum
diterapkan

adalah

tambang

bawah

tanah

(underground)

dengan

metode

Gophering/Coyoting (di Indonesia disebut lubang tikus), yaitu suatu cara penambangan
yang tidak sistematis, tidak perlu mengadakan persiapan-persiapan penambangan dan
arah penggalian hanya mengikuti arah larinya cebakan bijih.
Oleh karena itu ukuran lubang (stope) juga tidak tentu, tergantung dari ukuran
cebakan bijih di tempat itu dan umumnya tanpa penyanggaan yang baik. Cara
penambangan ini umumnya tanpa penyangga yang memadai dan penggalian umumnya
dilakukan tanpa alat-alat mekanis. Metode tambang emas seperti ini umum diterapkan di
berbagai daerah operasi tambang rakyat di Indonesia, seperti di Ciguha, PongkorBogor,dll.
METODE GOPHERING/COYOTING
Proses yang dilakukan dalam penambangan Metode Underground skala tambang rakyat
1. Pembangunan lubang masuk ke tambang.

Lubang masuk dibuat sangat sederhana dengan diameter umumnya hanya dapat
untuk akses 1 orang saja.

Lobang akses untuk mengidentifikasi batuan yang mengandung emas.


Sumber: http://eprints.ung.ac.id/872/9/2013-2-69201-281409050-bab408012014051419.pdf

2. Pembangunan akses menuju badan bijih.

Akses menuju badan bijih dibuat sesuai lokasi badan bijih yang menjadi target.
Terdapat 2 cara untuk menuju badan bijih berdasarkan lokasi dari cebakan, yaitu:
a. Menggunakan drift ( lubang masuk horizontal, nembak ), jika lokasi badan bijih
relatif sejajar dengan jalan masuk utama.
b. Menggunakan shaft ( lubang masuk vertikal, nyumur ), jika lokasi badan bijih
relatif di bawah jalan masuk utama.
Seperti halnya lubang masuk ke tambang, akses menuju badan bijih dibuat secara
sederhana, dengan lokasi kerja
yang hanya cukup untuk
dipakai satu orang saja dengan
diameter sekitar 1 1,5 meter.
Lubang masuk tersebut dibuat
tanpa penyangga atau hanya
dengan penyangga sederhana
untuk daerah yang diperkirakan
rawan runtuh.

Jalur untuk memasuki areal lokasi emas di samping


kiri kana lorong ini mengandung biji emas.
Sumber: http://eprints.ung.ac.id/872/9/2013-2-69201281409050-bab4-08012014051419.pdf

3. Penggalian bijih emas

Penggalian bijih emas dilakukan dengan mengikuti arah kemenerusan bijih. Alat
yang dipakai untuk keperluan pemberaian batuan berupa alat gali manual, seperti
belincong.
4. Pengangkutan bijih emas

Pengangkutan dari dalam tambang menuju ke luar tambang dilakukan secara


manual. Jalur pengangkutan menggunakan jalan masuk utama. Khusus untuk akses
menggunakan shaft, pengangkutan dibantu dengan sistem katrol.

Penambangan metode Underground yang baik dilakukan dengan ketentuan:

Jalan masuk menuju urat bijih emas harus dibuat lebih dari satu buah, dan
dapat dibuat datar/horizontal, miring/inclined maupun tegak lurus/vertikal
sesuai dengan kebutuhan.

Ukuran jalan masuk dapat disesuaikan dengan kebutuhan, disarankan


diameter > 100 cm.

Lokasi jalan masuk berada pada daerah yang stabil ( kemiringan < 30o ) dan
diusahakan tidak membuat jalan masuk pada lereng yang curam.

Lubang bukaan harus dijaga dalam kondisi stabil/tidak runtuh, bila diperlukan
dapat dipasang suatu sistem penyanggaan yang harus dapat menjamin
kestabilan lubang bukaan ( untuk lubang masuk dengan kemiringan > 60o
disarankan untuk selalu memasang penyangga ).

Kayu penyangga yang digunakan disarankan kayu kelas 1 ( kayu jati, kihiang,
rasamala, dll ). Ukuran diameter/garistengah kayu penyangga yang digunakan
disarankan tidak kurang dari 7 cm. Jarak antar penyangga disarankan tidak
lebih dari 0.75 x diameter bukaan ( tergantung kelas kayu penyangga yang
digunakan dan kekuatan batuan yang disangga ).

Sirkulasi udara harus terjamin sehingga dapat menjamin kebutuhan minimal 2


m3 /menit, bila perlu dapat menggunakan blower / kompresor untuk mensupply kebutuhan oksigen ke dalam lubang

Disekitar lubang masuk dibuat paritan untuk mencegah air masuk, dan paritan
diarahkan menuju ke kolam pengendap dengan pengendapan dilakukan

bertahap, bila perlu dapat menggunakan pompa air submersible untuk


membuang genangan air dari dalam lubang.

B. Cebakan Sekunder
Cebakan emas sekunder atau yang lebih dikenal sebagai endapan emas aluvial
merupakan emas yang diendapkan bersama dengan material sedimen yang terbawa oleh
arus sungai atau gelombang laut adalah karakteristik yang umum mudah ditemukan dan
ditambang oleh rakyat, karena kemudahan penambangannya.
Cebakan emas aluvial dicirikan oleh kondisi endapan sedimen memiliki
karakteristik bersifat

lepas dengan kandungan logam emas berupa butiran, dapat

ditambang dan diolah dengan cara pemisahan emas secara fisik, menggunakan peralatan
sederhana.
Karakteristik dari endapan emas aluvial akan menentukan sistem dan peralatan
dalam melakukan kegiatan penambangan. Berdasarkan karakteristik endapan emas
tersebut, maka metode penambangan terbuka adalah metode yang umum diterapkan.

METODE PENAMBANGAN TERBUKA


Metode penambangan terbuka yang umum diterapkan dengan menggunakan peralatan
berupa:
1. Pendulangan (panning)
Penambangan dengan cara
pendulangan banyak dilakukan
oleh pertambangan rakyat di
sungai atau dekat sungai. Cara
ini

banyak

dilakukan

oleh

penambang perorangan dengan


menggunakan

nampan

pendulangan untuk memisahkan


konsentrat atau butir emas dari
mineral pengotornya.

Pendulangan emas di Kampung Laine, Kecamatan


Manganitu Selatan.
Sumber:
https://sitaro.wordpress.com/2011/11/19/dengancamera-mereka-nekat-menerobos-tambang-emasliar/

2. Tambang Semprot (hydraulicking)


Pada tambang semprot digunakan alat semprot (monitor) dan pompa untuk
memberaikan batuan dan selanjutnya lumpur hasil semprotan dialirkan atau
dipompa ke instalasi konsentrasi (sluicebox). Cara ini banyak dilakukan pada
pertambangan skala kecil termasuk tambang rakyat dimana tersedia sumber air yang
cukup, umumnya berlokasi di atau dekat sungai.
Beberapa syarat yang menjadikan endapan emas aluvial dapat ditambang
menggunakan metode tambang semprot antara lain :

Kondisi/jenis material memungkinkan terberaikan oleh semprotan air

Ketersediaan air yang cukup

Ketersediaan ruang untuk penempatan hasil cucian atau pemisahan bijih.

Metode penambangan ini umum diterapkan diberbagai daerah operasi


pertambangan rakyat di Indonesia, seperti di

Sungai Kahayan, Bukitrawi;

Palangkaraya, Kalimantan Tengah; dll.

Penambangan hydraulic di New Zealand.


Sumber: http://cnx.org/contents/1741effd-9cda-4b2b-a91e003e6f587263@43.4:29/Sustainability:_A_Comprehensiv

3. Dredging
Dredging adalah teknik penambangan yang dilakukakan bila endapan placer
terletak di bawah permukaan air, misalnya di lepas pantai, sungai, danau atau
lembah yang tersedia banyak air. Pada tambang ini banyak dilakukan pada
pertambangan skala kecil termasuk tambang rakyat dengan menggunakan kapal

keruk (dredge) atau dengan dragline yang dikombinasi dengan pengolahan di atas
pontoon (floating washing plants).
Alat-alat yang dipakai pada penambangan kapal keruk berdasarkan alat galinya
dibedakan menjadi tiga, yaitu :

Multy bucket dredge, kapal keruk yang alat galinya berupa rangkaian
mangkok (bucket)

Cutter suction dredge, alat galinya berupa pisau pemotong yang menyerupai
mahkota.

Bucket wheel dredge, alat galinya dilengkapi dengan timba yang berputar
(bucket wheel)

Dredging Emas
Sumber:
http://www.goldfeverprospecting.com/drforgoin.html

Sumber:http://ikatanpenambangemasrakyat.blogspot.co.id/2013/03/metode-tambangemas.html

3. Cara referensi mengenai dan uraikan contoh nyata penempatan tailing di darat. Lengkapi
jawaban anda dengan tabel dan/atau sketsa dan/atau diagram dan/atau gambar.
Jawab:
Penempatan tailing di darat dapat dilakukan dengan membangun sebuah kolam
pembuangan yang biasa dinamakan Kolam Tailing (Tailing Pond). Tailings pond adalah
sebuah area penyimpanan di darat yang sengaja dialirkan hasil tailing penambangan ke
kolam agar dapat terjadi pemisahan antara komponen padat dan cair dari tailing dengan
sedimentasi. Kolam tailing umumnya dikelilingi oleh dam, maka itu kolam ini sering
disebut tailings impoundments atau tailings dams.
Tujuan dari kolam tailing adalah untuk mencegah adanya hasil tailing cair
maupun padat menyebar dan merugikan daerah sekitar penambangan maupun tailing
yang diangkut oleh angin ke wilayah berpenduduk di mana bahan kimia beracun dapat
berpotensi berbahaya bagi kesehatan manusia. Meskipun fungsinya meminimalisir
kerugian, kolam ini juga dapat menimbulkan bahaya. Kolam tailing dapat berbahaya
karena kolam ini menarik satwa liar seperti burung air atau caribou yang menganggap
kolam ini kolam alami, padahal kenyataannya kolam ini sangat beracun dan berbahaya
bagi kesehatan hewan-hewan ini.

Kolam tailing di Alberta, Kanada.


Sumber: http://www.cbc.ca/news/politics/nafta-probe-of-alberta-s-tailingsponds-blocked-by-canada-1.2935004

Kolam tailing harus dilakukan pemeriksaan secara rutin dan teliti. Karena kolam
tailing dapat mengalami kebocoran secara bertahap. Contoh nyatanya adalah kolam
tailing di Alberta, Kanada yang, menurut studi para pakar, merembes melalui tanah
menuju Sungai Athabasca. Studi tersebut menunjukkan bahwa ada senyawa kimia di
sungai tersebut yang sama dengan yang terkandung dari Tailing ponds yang ditemukan 1
meter dibawah sungai.
Subtansi di dalam kolam tailing juga dapat berbahaya terhadap kehidupan seharihari. Air yang mengalir melalui kolam tailing dapat terlapisi minyak, air yang memiliki
konten minyak bekas penambangan berbahaya bagi makhluk hidup . Pada 2010, sebuah
studi mengatakan bahwa sekitar 2000 burung mati setiap tahunnya di Alberta.

Sistem pengontrolan dari kolam tailing di Alberta, Kanada.


Sumber: http://oilsands.alberta.ca/tailings.html

Sumber: https://en.wikipedia.org/wiki/Tailings

4. Cara referensi mengenai dan uraikan contoh nyata penempatan tailing di laut. Lengkapi
jawaban anda dengan tabel dan/atau sketsa dan/atau diagram dan/atau gambar.
Jawab:
Pembuangan limbah tailing ke laut biasa disebut STD atau Sub-marine Tailing
Disposal. Sub-marine Tailing Disposal sering digantikan dengan istilah Sub-marine
Tailing Placement. Submarine tailing placement lebih dikenal karena kata penempatan
(placement) terdengar disengaja dan berkonotasi baik dibandingkan dengan kata
pembuangan (disposal) sehingga lebih sering diperdengarkan. Cara STD ini dianggap
dapat menyembunyikan dampak yang terjadi serta jauh lebih murah dari segi biaya.
Perusahaan yang menerapkam metode STD mempromosikan bahwa metode ini adalah
metode yang aman dengan asumsi bahwa di laut terdapat lapisan termoklin yang dapat
menahan tailing agar tetap mengendap dan tidak naik ke permukaan dan mengontaminasi
ikan.

Deep submarine tailings placement di Norwegian Fjord


Sumber: http://sciencenordic.com/dilemmas-mining

Limbah tailing sudah jamak diketahui mengandung berbagai material beracun


yang berasal dari reaksi oksidasi batuan dan bahan kimia yang digunakan dalam proses
pemisahan

bijih.

Pembuangan

tailing

ke

laut

akan

menyebabkan terjadinya

sedimentasi dari endapan tailing dan penyebaran tailing ke wilayah laut yang lebih luas.
Semua dampak ini akan semakin mengancam dan memusnahkan kekayaan keragaman
hayati laut, mengganggu kesehatan (beberapa limbah logam berat terakumulasi dalam
rantai makanan), dan semakin memiskinkan masyarakat pesisir dan pulau-pulau kecil
yang sangat tergantung pada laut. Salah satu contoh masalah yang timbul akibat STD
menimpa PT Newmont Minahasa Raya (PT NMR), salah satu perusahaan pertambangan
yang beroperasi di Indonesia dan menerapkan sistem tailing. PT NMR terbukti
bersalah mencemarkan

Teluk

Buyat,

Minahasa

Selatan,

Sulawesi

Utara.

Tercemarnya Teluk Buyat disebabkan pembuangan tailing PT NMR yang tidak sesuai
Amdal.

Sumber:http://dokumen.tips/documents/dampak-lingkungan-an-tailing-di-dasar-lautoleh-pt-newmont-nusa-tenggara.html

5. Cari referensi mengenai dan jelaskan pemahaman Anda mengenai tailing PT Freeport
Indonesia.
Jawab:
Salah satu volume limbah terbesar pada operasi pertambangan PT Freeport
berbentuk tailing, pasir sisa dari hasil pengolahan batuan bijih di pabrik pengolahan.
Volume tailing kering yang dihasilkan dari pabrik pengolah bijih selama tahun 2012
adalah sekitar 58 juta metrik ton. Proses pengolahan konsentrat yang dilakukan adalah
proses fisik di mana bijih dihancurkan kemudian dicampur dengan reagen di dalam bak
flotasi. Melalui proses ini, mineral yang mengandung tembaga dan emas dipisahkan dari
partikel batuan yang tidak bernilai ekonomis. PT Freeport Indonesia mengalihkan
tailingnya menuju ke laut melalui Sungai Ajkwa.

PT Freeport Indonesia menerapkan prinsip 3R dalam pengelolaan Tailling dan


pertambangan, tailing yang dihasilkan dari pabrik pengolahan dikirim kembali ke pabrik
semen di tambang bawah tanah dimana tailing dicampur dengan semen dan digunakan
kembali untuk mengisi lubang-lubang yang telah ditambang
Tailing PT Freeport Indonesia dapat dimanfaatkan sebagai bahan konstruksi
(beton) untuk pembangunan insfrastruktur. Implementasi beton tailing dapat dilakukan
secara pracetak. Tailing digunakan sebagai produk unggulan daerah berbasis tailing:
tiang pancang, tiang listrik, komponen rumah tinggal, komponen jembatan,dll.
Pemerintah provinsi papua dan PTFI telah memperpanjang MoU pada tahun 2011
untuk penggunaan tailing sebagai bahan kosntruksi dalam pembangunan infrastruktur
provinsi. Tailing juga telah digunakan sebagai bahan konstruksi dalam pembangunan
jalan dan jembatan Mimika. Sebagai bagian dari pelaksanaan MoU tsb, PTFI telah
melakukan pemngiriman lebih dari 460000 m3 tons tailing sebagai bahan konstruksi ke
Merauke, berbagai proyek pembangunan di Timika dan di wilayah proyek PTFI.
Masyarakat adat pengguna lahan daerah pengendapan Tailing merupakan mitra penting
dalam program pengelolaan Tailing, termasuk dalam perencanaan jangka panjang.

Sungai Atjkwa akibat limbah tambang PT Freeport Indonesia


Sumber: http://www.aktual.com/183616sungai-atjkwatercemar-limbah-tambang-freeport/

Sekilas nampaknya sistem perencanaan pengelolaan dan pembuangan tailing PT


Freeport dapat berjalan dengan baik dan lancar, namun sayangnya pembuangan tailing ke
area sungai seperti yang direncanakan tidak berjalan semulus yang dikira. Merujuk data
Citra Land Satelit (Landsat) tahun 2000, 35.820 hektare lahan di Irianjaya telah tercemar.
Pencemaran itu bersumber dari tailing yang dibuang ke Sungai Ajkwa, Irianjaya. Salah
satu dampak pencemaran tersebut adalah kerusakan hutan rawa di bagian barat Sungai
Ajkwa. Sebab, ratusan ribu ton tailing per dari PT Freeport telah dibuang ke sungai itu.
Dan masih banyak lagi dugaan-dugaan yang dilontarkan oleh beberapa pihak tentang
bagaimana tailing dari PT Freeport Indonesia merusak lingkungan disekitar Sungai
Ajkwa, namun pihak PT Freeport dengan tegas membantah dugaan-dugaan tersebut.

Sumber:
http://ptfi.co.id/id/media/facts-about-feeport-indonesia/tailing
http://www.aktual.com/183616sungai-atjkwa-tercemar-limbah-tambang-freeport/

6. Cari referensi mengenai dan jelaskan pemahaman Anda mengenai tailing PT Newmont
Nusa Tenggara.
Jawab:
Tailing yang berasal dari pabrik pengolahan bijih tembaga-emas PT NNT adalah
sisa batuan yang telah digiling/digerus halus, setelah mineral berharga yang mengandung
nilai ekonomi di dalamnya diambil. Tailing memiliki sifat atau karakteristik yang sama
seperti halnya pasir yang banyak ditemukan di pulau Sumbawa.
Pemerintah Indonesia dan PT NNT bersama-sama menetapkan sistem
Penempatan Tailing di Dasar Laut sebagai sistem pilihan pada saat melalukan Analisis
Mengenai Dampak Lingkungan Proyek Batu Hijau. Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan sebagai bagian dari studi kelayakan yang menganalisis secara terperinci
pilihan alternatif pengelolaan lingkungan untuk dikembangkan di Batu Hijau diselesaikan
pada 1996.

Pipa pembuangan tailing ke pantai milik PT Newmont Nusa Tenggara (NNT).


Sumber: http://www.hukumonline.com/berita/baca/lt4ba747c218ffa/divestasi-sahamnewmont-tuntas

Pada 2003, PT NNT melakukan penelitian laut dalam bersama P2-LIPI


dalam upaya mendapatkan informasi oseanografi dan lingkungan laut. Informasi ini
digunakan untuk mevalidasi model konseptual Sistem Penempatan Tailing di Dasar
Laut, dan juga untuk mengidentifikasi dampak yang mungkin timbul dan tidak
pernah diprediksi sebelumnya. Dalam penelitian gabungan ini juga, pemahaman yang

lebih baik tentang potensi dampak tailing terhadap kondisi lingkungan laut dalam
dapat diketahui. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tailing mengalir dari mulut
pipa tailing ke dalam Ngarai Senunu dan terus turun ke kedalaman 3.000 sampai 4.000
meter di bawah permukaan laut. Tidak terdapat indikasi dampak yang melebihi apa
yang telah

diprediksi

sebelumnya

tau

dampak

yang

belum

teridentifikasi

sebelumnya sebagaimana yang tercantum di dalam dokumen amdal.


PT NNT harus memenuhi atau melebihi semua persyaratan yang telah
ditetapkan di dalam rencana pengelolaan lingkungan yang terdapat di dalam amdal,
sesuai dengan peraturan perundangan yang ada di Indonesia. Keputusan penempatan
tailing di dasar laut didasarkan pada banyak faktor. Beberapa faktor utama yang
dipertimbangkan atas keputusan ini antara lain :
a. Penempatan tailing di darat akan menimbulkan dampak terhadap lebih dari 2.310
hektar hutan dan tanah pertanian produktif.
b. Tingkat curah hujan tahunan yang melebihi 2.500 milimeter akan menyebabkan
air di dalam dam penampung tailing di darat sangat sulit dikelola.
c. Tantangan pengelolaan air di dalam dam penampung tailing yang dibangun di daerah
yang rawan gempa bumi dapat mengancam keselamatan masyarakat yang tinggal di
sekitarnya.
d. Tailing

yang ditempatkan di bawah zona photic laut yang produktif akan

meminimalkan dampak terhadap lingkungan.

Peta pemodelan sebaran tailing sampai tahun 2018 PT NNT


Sumber: mgi.esdm.go.id

Faktor-faktor tersebut diklaim menjadikan sistem Penempatan Tailing di


Dasar Laut lebih aman dan merupakan sistem pengelolaan tailing yang lebih
bertanggung jawab terhadap lingkungan. Metode penempatan tailing di dasar laut
oleh PT NNT telah sesuai dengan pengetatan persyaratan dan sistem pengawasan
sesuai syarat perpanjangan izin pada 2007 dan disesuaikan dengan studi amdal
sebelum proyek Batu Hijau dilaksanakan. Penempatan tailing di dasar laut oleh PT NNT
telah sesuai dengan baku mutu tailing yang ditetapkan oleh pemerintah berdasarkan
riset pihak riset lembaga pemerintah dan independen dengan beberapa parameter
yaitu: kandungan logam pada tailing, air aut, ikan, serta keragama species yang
berhubungan dengan ekosistem pada perairan tersebut.

Sumber: http://dokumen.tips/download/link/dampak-lingkungan-an-tailing-di-dasar-lautoleh-pt-newmont-nusa-tenggara

7. Cari referensi mengenai dan jelaskan baku mutu air laut Indonesia.
Jawab:
Baku Mutu Air Laut adalah ukuran batas atau kadar makhluk hidup, zat, energi
atau komponen yang ada atau harus ada dan atau unsur pencemar yang ditenggang
keberadaannya di dalam air laut. Penetapan Baku Mutu Air Laut ini meliputi Baku Mutu
Air Laut untuk Perairan Pelabuhan, Wisata Bahari dan Biota Laut. Kawasan perairan
laut diluar Perairan Pelabuhan dan Wisata Bahari mengacu kepada Baku Mutu Air Laut
untuk Biota Laut.
Tabel 1. Baku Mutu Air Laut untuk Perairan Pelabuhan

Keterangan:
1. Nihil adalah tidak terdeteksi dengan batas deteksi alat yang digunakan (sesuai dengan metode
yang digunakan).

2. Metode analisa mengacu pada metode analisa untuk air laut yang telah ada, baik internasional
maupun nasional.
3. Alami adalah kondisi normal suatu lingkungan, bervariasi setiap saat (siang, malam dan
musim).
4. Pengamatan oleh manusia (visual).
5. Pengamatan oleh manusia (visual). Lapisan minyak yang diacu adalah lapisan tipis (thin
layer) dengan ketebalan 0,01mm.
Tabel 2 & 3 Baku Mutu Air Laut untuk Wisata Bahari

Keterangan:
1. Nihil adalah tidak terdeteksi dengan batas deteksi alat yang digunakan (sesuai dengan metode
yang digunakan).
2. Metode analisa mengacu pada metode analisa untuk air laut yang telah ada, baik internasional
maupun nasional.
3. Alami adalah kondisi normal suatu lingkungan, bervariasi setiap saat (siang, malam dan
musim).
4. Pengamatan oleh manusia (visual).
5. Pengamatan oleh manusia (visual). Lapisan minyak yang diacu adalah lapisan tipis (thin layer)
dengan ketebalan 0,01mm:

Diperbolehkan terjadi perubahan sampai dengan <10% kedalaman euphotic


Diperbolehkan terjadi perubahan sampai dengan <10% konsentrasi rata2 musiman
Diperbolehkan terjadi perubahan sampai dengan <2oC dari suhu alami
Diperbolehkan terjadi perubahan sampai dengan <0,2 satuan pH
Diperbolehkan terjadi perubahan sampai dengan <5% salinitas rata-rata musiman
Berbagai jenis pestisida seperti: DDT, Endrin, Endosulfan dan Heptachlor
Diperbolehkan terjadi perubahan sampai dengan <10% konsentrasi rata-rata musiman
Tabel 4. Baku Mutu Air Laut untuk Biota Laut

Penetapan baku mutu air selain didasarkan pada peruntukan (designated beneficial water
uses), juga didasarkan pada kondisi nyata kualitas air yang mungkin berada antara satu daerah
dengan daerah lainnya. Oleh karena itu, penetapan baku mutu air dengan pendekatan golongan
peruntukkan perlu disesuaikan dengan menerapkan pendekatan klasifikasi kualitas air (kelas air).
Penetapan baku mutu air yang didasarkan pada peruntukan semata akan menghadapi kesulitan
serta tidak realistis dan sulit dicapai pada air yang kondisi nyata kualitasnya tidak layak untuk
semua golongan peruntukan. Dengan ditetapkannya baku mutu air pada sumber air dan
memperhatikan kondisi airnya, akan dapat dihitung berapa beban zat pencemar yang dapat
ditenggang adanya oleh air penerima sehingga air dapat tetap berfungsi sesuai dengan
peruntukannya. Beban pencemaran ini merupakan daya tampung beban pencemaran bagi air
penerima yang telah ditetapkan peruntukannya.
Sumber:
http://garasibiologi.blogspot.co.id/2013/05/baku-mutu-air-laut.html
Kepmen NLH No. 51 Tahun 2004 Tentang Baku Mutu Air Laut

8. Jelaskan dimana Teknik Kelautan dapat berperan dalam penempatan tailing di laut.
Jawab:

Peta pemodelan sebaran kumulatif tailing di Lihir, 2007.


Sumber: http://www.infomine.com/library/publications/docs/Shimmield2010.pdf

Teknik Kelautan dapat memberikan peran penting dalam penempatan tailing di


laut dengan melakukan pemodelan sebaran tailing di laut. Karena dengan model ini, kita
dapat mengetahui seluas apa impact dari tailing yang dibuang ke laut. Pemodelan ini
dapat menjadi penilaian apakah rencana pembuangan tailing ke laut layak dan pantas
untuk dilakukan atau tidak.

Pemodelan mixing zone di sekitar


tambang emas, Lihir.
Sumber:
http://www.infomine.com/library/publicati
ons/docs/Shimmield2010.pdf

Selain itu, Teknik Kelautan dapat membantu pembuangan tailing yang baik
dengan cara ikut serta dalam proses desain instalasi pipa bawah laut. Karena untuk
membuang tailing yang baik, harus dibuang di dasar laut yang dalam di bawah
Thermocline. Untuk membuang langsung menuju dasar laut, dibutuhkan instalasi pipa
pembuangan tailings yang langsung menuju ke dasar laut. Peran Teknik Kelautan adalah
mendesain dan menentukan jalur yang paling baik dan efisien menuju ke lokasi
pembuangan tersebut.

9. Jelaskan berdasarkan pemahaman anda setelah mengerjakan tugas butir (1) s.d. (8),
apakah dalam perkara penempatan tailing di laut, iptek bisa mengendalikan
lingkungan? Jika ya, jelaskan aspek lingkungan apa saja yang dikendalikan. Jika tidak,
lantas apa yang bisa dilakukan iptek dalam perkara ini?
Jawab:
Setelah mengerjakan butir 1 hingga 8 dan memahami konsep pembuangan tailing
di laut, menurut saya iptek tidak dapat mengendalikan lingkungan di dalam permasalahn
pembuangan tailing ke laut. Hal yang bisa dilakukan adalah mencegah agar dampak atau
efek yang diberikan dari hasil pembuangan tersebut tidak parah atau terlalu buruk.
Contohnya adalah pembuatan model sebaran tailing di laut, dengan model ini, kita dapat
menentukan apakah pembuangan tailing tersebut aman dan tidak merusak lingkungan
atua tidak. Hal tersebut lebih condong ke arah pencegahan agar pembuangan tailing tidak
merusak lingkungan. Jika menurut pemodelan pembuangan tersebut terlalu berbahaya
untuk lingkungan sekitar penambangan, maka pembuangan tailing dapat diberhentikan.
Selain itu, iptek tidak dapat mengendalikan lingkungan dalam kasus pembuangan
tailing ke dalam laut karena selama ini dianggap tailing yang sudah dibuang ke dalam
palung laut dianggap tidak memberikan dampak negatif terhadap lingkungan sehingga
dianggap pengendalian lingkungan di dasar laut tidak dibutuhkan.

10. Cari referensi dan uraikan perangkat lunak apa yang bisa memodelkan variasi dalam
ruang dan waktu baku mutu air laut. Jelaskan input dan output dari perangkat lunak
tersebut.
Jawab:
Perangkat lunak yang digunakan untuk memodelkan variasi dalam ruang dan waktu baku
mutu air laut adalah Mike 3.

Dengan memasukan input-input data dari kondisi lingkungan laut yang diamati seperti
ketinggian muka air dan komponen kecepatan hasil output dari Mike 3 yang digunakan sebagai
parameter dalam baku mutu air laut adalah salinitas, densitas dan temperatur.

Anda mungkin juga menyukai