Hiv
Hiv
DARAH
PASIEN HIV / AIDS
SOP
No. Dokumen
No.Revisi
Tanggal Terbit
Halaman
:
:
:
:
PUSKESMAS
Disahkan Oleh
: Kepala
CICALENGKA DTP Puskesmas Cicalengka DTP
Pengertian
Tujuan
Kebijakan
Prosedur
Unit Terkait
KEPALA PUSKESMAS
CICALENGKA DTP
drg.Nurtiana
NIP 19760810 200801 2 010
Luka tusuk pada petugas, karena alat benda tajam/jarum bekas
pasien HIV/AIDS tanpa disengaja.
Mencegah resiko penularan dari penderita ke petugas kesehatan
yang berhubungan dengan pekerjaan petugas kesehatan karena
luka tusuk akibat benda tajam/jarum bekas pasien HIV/AIDS.
Memperhatikan kesehatan dan keselamatan kerja
1.
Persiapan
1.1 Alat :
1.1.1.
Nacl 0,9 %
1.1.2.
Air bersih
1.1.3.
Sabun atau larutan antiseptik
2. Langkah-langkah
2.1.
Bila terjadi luka tusuk jangan panik, atasi
dengan prosedur dalam waktu 4 jam
2.2.
Segera cuci bagian tubuh yang tertusuk dengan
air mengalir dan sabun atau aniseptik, luka jangan di
pencet-pencet
2.3.
Percikan pada mukosa atau kulit segera dibilas
dengan guyuran air.
2.4.
Mata di irigasi menggunakan larutan NaCl 0,9%
2.5.
Segera laporkan kepada tim HIV/AIDS dan Tin
Pengendali infeksi RS
2.6.
Segera ikuti penatalaksanaan profilaksis pasca
pajanan.
3. Hal hal yang harus diperhatikan :
3.1.
Ketenangan dalam bertindak
3.2.
Cermat dan teliti
SMF
SOP
No. Dokumen
No.Revisi
Tanggal Terbit
:
:
:
:
Halaman
PUSKESMAS
Disahkan Oleh
: Kepala
CICALENGKA DTP Puskesmas Cicalengka DTP
Pengertian
Tujuan
Kebijakan
Prosedur
KEPALA PUSKESMAS
CICALENGKA DTP
drg.Nurtiana
NIP 19760810 200801 2 010
Suatu proses konsultasi untuik membantu pasien mempelajari
situasi mereka, mengenali dan melakukan pemecahan masalah
terhadap keterbatasan yang diberikan lingkungan.
1.
Menyediakan dukungan psikologik.
2.
Mencegah penularan HIV.
3.
Menyediakan informasi tenteng perilaku beresiko.
4.
Membantu mengembangkan keahlian pribadi yang
diperlukan untuk menjalani kebiasaan hidup aman.
5.
Memastikan pengobatan yang efektif termasuk
pemecahan masalah dengan menangani isu.
1.
Konseling diberikan oleh konselor yang telah terlatih.
2.
Ruang konseling harus aman, nyaman serta perlu
manjaga kerahasiaan.
3.
Syarat-syarat konselor di Rumah Sakit:
3.1. Harus terlatih melalui pelatihan atau pendidikan
formal.
3.2. Menyediakan diri dan waktunya untuk membantu
pasien melalui konseling.
3.3. Dapat berempati dan mendengarkan dengan perhatian.
3.4. Memahami proses infeksi HIV dan infeksi opotunistik.
3.5. Dapat menyimpan rahasia.
1. Persiapan :
1.1. Alat :
1.1.1. Leaflet
1.1.2. Ruang konseling
1.1.3. Meja dan kursi untuk petugas dan pasien
2. Langkah langkah :
2.1. Konseling pencegahan :
2.1.1. Pemahaman HIV / AIDS dan dampak fisik serta
psikososial.
2.1.2. Cara penularan dan pencegahan.
2.1.3. Pemahaman perilaku hidup sehat.
2.1.4. Mendorong perubahan perilaku kearah hidup
2.2.
2.3.
sehat.
Konseling Pre test
2.2.1. Motivasi pelaksanaan test sukarela.
2.2.2. Interpretsi hasil yest meliputi:
2.2.2.1. penapisan dan konfirmasi
2.2.2.2. tanpa gejala dan gejala nyata.
2.2.2.3. Pemahaman
infeksi HIV dan
dampaknya. HIV tidak dapat sembuh
namun dapat tetap produktif.
2.2.2.4. Infeksi opotunistis dapat diobati.
2.2.3. Estimasi hasil
2.2.3.1. Kesiapan mental emosional penerimaaan
hasil pemeriksaan.
2.2.3.2. Mengkaji factor resiko
2.2.3.3. Periode jendela.
2.2.4. Membuat rencana jika didapatkan hasil.
2.2.4.1. Apa yang dilakukan jika hasil positif
atau negatif.
2.2.4.2. Memperkirakan dukungan dari orang
dekat / sekitar pasien. Membangun
pemahaman hidup sehat dan mendorong
perilaku sehat.
Membuat keputusan : melaksanakan test / tidak.
Unit Terkait
SMF, IRNA
SOP
No. Dokumen
No.Revisi
Tanggal Terbit
Halaman
:
:
:
:
PUSKESMAS
Disahkan Oleh
: Kepala
CICALENGKA DTP Puskesmas Cicalengka DTP
Pengertian
Tujuan
Kebijakan
Prosedur
KEPALA PUSKESMAS
CICALENGKA DTP
drg.Nurtiana
NIP 19760810 200801 2 010
Memberikan perawatan jenazah pasien HIV/AIDS dengan
aman dan benar.
1.
Melindungi petugas / keluarga, lingkungan dari
tertularnya virus HIV/AIDS
2.
Memberikan rasa aman bagi petugas yang merawat /
memandikan jenazah HIV/AIDS.
1. Petugas yang merawat jenazah menggunakan alat pelindung
pribadi secara lengkap.
2. Petugas telah mengetahui cara membersihkan mayat yang
infeksius.
3. Jenazah dengan kasus HIV / AIDS tidak boleh dimandikan di
rumah pasien
1.
Persiapan :
1.1. Alat :
1.1.1. Masker
1.1.2. Sarung tangan karet
1.1.3. Apron
1.1.4. Sepatu Boot
1.1.5. Kapas / kassa
1.1.6. Plester kedap air
1.1.7. Identitas jenazah
2.
Langkah langkah :
2.1. Tindakan di ruangan :
2.1.1. Mencuci tangan sebelum memakai sarung tangan
karet
2.1.2. Pakai masker penutup mulut dan baju pelindung
(Apron)
2.1.3. Luruskan tubuh, tutup mata telinga dan mulut
jenazah dengan kapas atau kasa.
Unit Terkait
PROSEDUR TETAP
VOLUNTARY COUNSELING
AND TESTING (VCT)
No. Dokumen
:
No.Revisi
:
Tanggal
Terbit
:
SOP
:
Halaman
PUSKESMAS
Disahkan Oleh
: Kepala
CICALENGKA DTP Puskesmas Cicalengka DTP
1. PENGERTIAN
KEPALA PUSKESMAS
CICALENGKA DTP
drg.Nurtiana
NIP 19760810 200801 2 010
1.1 Konseling dan tes sukarela selanjutnya disebut VCT
(Voluntary Counseling and Testing) adalah kegiatan konseling
yang bersifat sukarela dan rahasia antara konselor dari Tim
penanggulanggan HIV-AIDS puskesmas cicalengka dengan
orang yang ingin mengetahui status HIV nya atau orangyang
berisiko tertular HIV.
1.2 Disebut telahmenjalani VCT apabila menjalani : konseling
pre tes, testing, dan konseling pasca tes.
1.3 Konseling adalah saran, anjuran, nasehat profesional yang
diberikan kepada seseorang yang mempunyai masalah/problem
(oxford Advance Learnes Dictionary 4th ed).
1.4
rawat inap.
Tujuan pembuatan protap ini :
1.
3.
4. PROSEDUR
5. DOKUMEN
TERKAIT
disepakati.
5.1 Pedoman Nasional PERAWATAN DUKUNGAN DAN
PENGOBATAN BAGI ODHA, Dirjen Pemberantasan Penyakit
Menular & Penyehatan Lingkungan DEPKES RI tahun 2005.
pendaftaran
UGD
Rawat Jalan
ruang bersalin
(1)
Dari dalam puskesmas
cicalengka:Alur pelayanan VCT mengikuti gambar dibawah.
Rawat Inap
(1)
Rawat Jalan
Dari Luar puskesmas
UGD
cicalengka
MCU
Pasiendatang sendiri /
Laboratorium
rujukan dari luar
puskesmas cicalengka
Pendaftaran (2)
Tidak,
Dianjurkan
kunjungan
ulang.
Ya
Penandatanganan
inform consent.
Formulir
permintaanTes
Hasil
PROSEDUR TETAP
PROVIDER INITIATED
TESTING AND COUNSELING
(PITC)
PUSKESMAS CICALENGKA
No. Dokumen
:
No.Revisi
:
SOP Tanggal Terbit
:
Halaman
:
PUSKESMAS
Disahkan Oleh
: Kepala
CICALENGKA DTP Puskesmas Cicalengka DTP
1. PENGERTIAN
KEPALA PUSKESMAS
CICALENGKA DTP
drg.Nurtiana
NIP 19760810 200801 2 010
1.1 PITC (Provider Initiated Testing and Counseling) adalah
testing dan konseling yang diinisiasi oleh petugas kesehatan
Tim
Penanggulangan
HIV-AIDS
PUSKESMAS
2.TUJUAN
2. Agar
setiapdokter
di
lingkungan
PUSKESMAS
4. PROSEDUR
5.DOKUMEN
TERKAIT
6. SUMBER
TERKAIT
Setuju
1.Menawarkan Tes
2.Memberikan info pretest:
Penularan
Pencegahan HIV
Tidak Setuju
laboratorium
positif
Penanganan Lanjut
Negatif
KONSELING
PELAYANAN
KONSELING PASCATES
DI KLINIK VCT
SOP
No. Dokumen
No.Revisi
Tanggal Terbit
Halaman
:
:
:
:
PUSKESMAS
Disahkan Oleh
: Kepala
CICALENGKA DTP Puskesmas Cicalengka DTP
Pengertian
Tujuan
KEPALA PUSKESMAS
CICALENGKA DTP
drg.Nurtiana
NIP 19760810 200801 2 010
Pelayanan yang diberikan kepada klien yang beresiko tinggi
terkena HIV.
1. Klien mendapatkan hasil pemeriksaan test HIV dengan
penjelasan implikasinya dari Konselor.
Prosedur
singkat
dan
dukungan
kepada
klien
untuk
emosinya
dan
memfasilitasi
penyelesaian masalah
3. Setelah pasien cukup tenang dan konseling dapat
dilanjutkan, Konselor menjelaskan beberapa informasi:
- Pengobatan ARV
- Kesehatan reproduksi dan kesehatan seksual
- Menawarkan konseling pasangan
4. Konselor menawarkan secara rutin klien mengikuti
pemeriksaan IMS dan manfaatnya.
5. Untuk klien perempuan terdapat fasilitas layanan
pemeriksaan kehamilan dan rencana penggunaan alat
kontrasepsi bagi laki-laki dan perempuan.
6. Memotivasi agar datang ke klinik untuk evaluasi awal
secara medis.
7. Konselor dan klien menyepakati waktu kunjungan
berikutnya, jika klien pada saat yang ditentukan klien
tidak bisa hadir, disarankan untuk menghubungi
Konselor untuk perjanjian berikutnya.
8. Konselor memberikan kesempatan kepada klien untuk
bertanya mengenai hal-hal yang belum diketahui dan
memotivasi untuk didampingi MK.
9. Jika tidak ada pertanyaan, sesi konseling ditutup dan
Konselor mengisi form pasca konseling.
Bila hasil negatif:
1. Konselor mendiskusikan kemungkinan klien masih
berada dalam periode jendela.
2. Konselor membuat kesimpulan dan gali lebih lanjut
berbagai hambatan.
Unit Terkait
membuat
perjanjian
untuk
kunjungan
PENANGANAN DAN
PELAPORAN KTD, KPC,
KNC DAN RESIKO KLINIS
SOP
No. Dokumen
No.Revisi
Tanggal Terbit
Halaman
:
:
:
:
PUSKESMAS
Disahkan Oleh
: Kepala
CICALENGKA DTP Puskesmas Cicalengka DTP
1.Pengertian
2.Tujuan
3.Kebijakan
KEPALA PUSKESMAS
CICALENGKA DTP
drg.Nurtiana
NIP 19760810 200801 2 010
Prosedur ini mencakup semua kegiatan yang terkait dengan
identifikasi, dokumentasi dan pelaporan kasus KTD,KPC dan
KNC.
Pelayanan klinis yang bermutu sangat dipengaruhi oleh
kemampuan
puskesmas
dalam
mengidentifikasi,
mendokumentasi, menganalisis dan melaporkan permasalahan
mutu pelayanan klinis seperti KTD,KPC,KNC untuk itu perlu
dibuat suatu standar prosedur yang dapat membakukan
manajemen resiko klinis.
SK Kepala puskesmas tentang kebijakan mutu dan keselamatan
pasien.
4.Referensi
5.Prosedur
6.Distribusi
penanganan
6. Sosialisasi rencana tindak dan pelaksanaannya pada rapat
rutin puskesma
Kepala puskesmas, penanggung jawab klinis, tim peningkatan
mutu pelayanan klinis, dokter, perawat, bidan, analis kesehatan,
nutrisionis, sanitarian.
7.Dokumen Terkait
SOP
No. Dokumen
No.Revisi
Tanggal Terbit
Halaman
:
:
:
:
PUSKESMAS
Disahkan Oleh
: Kepala
CICALENGKA DTP Puskesmas Cicalengka DTP
KEPALA PUSKESMAS
CICALENGKA DTP
drg.Nurtiana
NIP 19760810 200801 2 010
PENGERTIAN
TUJUAN
KEBIJAKAN
PROSEDUR
1.
2.
3.
UNIT TERKAIT
4.
5.
6.
7.