Anda di halaman 1dari 4

PERAWATAN JENAZAH PASIEN HIV/AIDS

No. : ....../SOP/PKM-CLM/IX/2020
Dokumen
No. Revisi :
SOP Tanggal : 9 November 2020
Terbit
Halaman :
KUSYANADI, SKM
PUSKESMAS
NIP.197104081991011002
CILIMUS

1 Pengertian Memberikan perawatan jenazah pasien HIV/AIDS dengan seorang


pria dan benar.
2 Tujuan 1. Melindungi petugas/keluarga, lingkungan dari tertularnya
virus HIV/AIDS
2. Memberikan rasa seorang pria bagi petugas yang merawat
memandikan jenazah HIV/AIDS
3 Kebijakan 1. Petugas yang merawat jenazah menggunakan alat pelindung
pribadi secara lengkap
2. Petugas telah selamat cara membersihkan mayat yang
infeksius
3. Jenazah dengan kasus HIV/AIDS tidak boleh dimandikan di
rumah pasien
4 Referensi Kepmenkes RI no 288/MENKES/SK/III/2003 ttg Pedoman
Penyehatan Sarana dan Bangunan Umum
5 Prosedur/ 1. Persiapan :
Langkah- 1.1. Alat :
langkah
1.1.1. Masker
1.1.2. Sarung tangan karet
1.1.3. Celemek
1.1.4. Sepatu boot
1.1.5. Kapas/kassa
1.1.6. Plester kedap udara
1.1.7. Identitas jenazah
2. Langkah-langkah :
2.1. Tindakan di ruangan :
2.1.1 mencuci tangan sebelum pakai sarung tangan
karet
2.1.2 pakai masker penutup mulut dan baju pelindung
(celemek)
2.1.3 lusruskan tubuh, tutup mata telinga dan mulut
jenazah dengan kapas atau kasa
2.1.4 tutup dubur dengan kasa dan plester kedap
udara
2.1.5 lepaskan alat Kesehatan yang terpasang dan
amankan
2.1.6 setiap luka harus di plester rapat
2.1.7 pasang label identitas jenazah pada kaki
2.1.8 mencuci tangan sesudah melepas sarung tangan
2.1.9 keluarga/ teman diberi kesempatan untuk
melihat jenazah
2.2. Tindakan dikamar jenazah :
2.2.1. petugas cuci tangan sebelum pakai sarung
tangan
2.2.2. alat perlindungan pribadi dikenakan :
2.2.2.1. sarung tangan karet Panjang sampai
siku
2.2.2.2. sepatu boot
2.2.2.3. pelindung wajah (masker dan kacamata)
2.2.2.4. celemek plastic kedap udara
2.2.2.5. jas
2.2.3. jenazah dimandikan
2.2.4. bungkus jenazah dengan kain kafan atau kain
pembungkus sesuai agama dan keyakinan yang
dianut
2.2.5. cuci tangan dengan sabun setelah sarung tangan
dilepas
2.3. Jenazah yang telah dibungkus tidak boleh dibuka lagi
2.4. Jenazah tidak boleh dibalsam, disuntik untuk
pengawetan kecuali oleh petugas khusus
2.5. Jenazah tidak boleh diotopsi, dalam hal tertentu otopsi
dilakukan setelah mendapatkanpersetujuan dari
pimpinan RS.
2.5.1. Pemahaman HIV/AIDS dan dampak fisik serta
psikososial
2.5.2. Cara penularan dan pencegahan
2.5.3. Pemahaman prilaku hidup sehat
2.5.4. Mendorong perubahan prilaku kearah hidup sehat
2.6. Konseling pra uji
2.2.1 motivasi pelaksana uji keinginan
2.2.2 Interpensi hasil ya T termasuk :
2.2.2.1. penapisan dan konfirmasi
2.2.2.2. tanpa gejala dan gejala nyata
2.2.2.3. pemahaman infeksi HIV dan dampaknya
HIV tidak dapat sembuh namun dapat
tetap produktif
2.2.2.4. infeksi opotuniti dapat dirawat
2.2.3. estimasi hasil
2.2.3.1. kesiapan mental emosional penerimaan
hasil pemeriksaan
2.2.3.2. mengkaji factor resiko
2.2.3.3. periode jendela
2.2.4. membuat rencana jika didapatkan hasil
2.2.4.1. apa yang dilakukan jika hasil positif atau
negative
2.2.4.2. memperkirakan dukungan dari orang
dekat/ sekitar pasien. Membangun
pemahaman hidup sehat dan mendorong
prilaku sehat
Membuat keputusan : melakukan uji/tidak
2.7. Konseling pasca uji
2.7.1. Penilaian situasi psikososial terkini, mendukung
mental emosional pasien
2.7.2. Menilai pemahaman klien
2.7.3. Membacakan hasil
2.7.4. Mendukung emosi klien, ventilasi dan mendorong
klien bicara lebih lanjut
2.7.5. Manajemen urusan masalah : gali masalah,
pahami dan jelaskan pada klien, susun rencana,
membantu membuat rencana menghadapi
kehidupan pasca pemberitahuan hasil dengan
perubahan kearah prilaku sehat
2.8. Konseling m,enghadapi kematian
2.8.1. Pemahaman akan makna hidup
2.8.2. Pemahaman akan makna meninggal dunia
2.8.3. Cita-cita yang sudah tercapai
2.8.4. Cita-cita yang belum tercapai
2.8.5. Bagaimana cengan cita-cita yang belum tercapai
kepada siapa mau disampaikan
2.9. Konseling tidur berobat
2.9.1. Pemahaman jenis, cara, dan proses pengobatan
2.9.2. Pemahaman dampak putus obat
2.9.3. Dukungan untuk mengurangi beban psikologis
yang membuat pasien merasa sakit/cacat/tidak
berdaya, taka da harapan menghadapi kehidupan
karena ia harus menggunakan obat dalam jangka
waktu Panjang.
6 Bagian Alir

7 Hal-hal yang 1. Segera dikirim kulit dan permukaan tubuh lain dengan udara
Perlu bila terkena darah atau cairan tubuh lain
Diperhatikan 2. Dilarang memanipulasi alat suntik, atau jarum suntik buang
semua alat/benda tajam dalam wadah tahan tusukan
3. Setiap permukaan yang terkena percikan tau tumpahan
darah, segera bersihkan dengan larutan klorin 0,5%
4. Peralatan yang akan dipakai lagi harus berhenti dengan
urutan : dekontaminasi, pelayanan, desinfeksi atau sterilisasi
5. Sampah dan bahan terkontaminasi ditempatkan dalam
kantong plastic, pembuangan sampah dan bahan tercemar
sesuai cara pengelolaan sampah medis.
8 Unit Terkait IRNA, kamar jenazah

9 Dokumen
Terkait

10 Rekaman
Historis NO YANG DIUBAH ISI PERUBAHAN TANGGAL MULAI
Perubahan DIBERLAKUKAN

Anda mungkin juga menyukai