Anda di halaman 1dari 10

CEKLIST BIMBINGAN DAN KONSELING

SPIRITUAL PASIEN TERMINAL DAN MENJELANG AJAL

NO KEGIATAN RINCIAN
1 Pengkajian 1. Identifikasi kebutuhan konseling pasien
2. Identifikasi masalah psikis dan fisik dari pasien terminal

2 Persiapan lingkungan 1. menyiapkan tempat/ruang lingkup dengan baik


a. tenang (privasi pasien terjaga)
b. aman
c. nyaman (jika pasien nyaman dengan anggota keluarga
dapat disertakan)
3 Tata laksana bimbingan 1. menyampaikan salam teraupeutik
konseling 2. duduk dengan menghadap kepada pasien dengan
mempertahankan kontak mata
3. atur ekspresi wajah dengan menunjukkan perhatian
sikap bersahabat, tidak menilai dan
tersenyum
4. kesediaan diri dan waktu untuk
mendengarkan pasien di ucapkan
dengan benar dan hati-hati
5. jaminan kerahasiaan pasien di
sampaikan secara hati-hati
6.perhatikan dengan seksama perilaku verbal dan non verbal
dari pasien
7. gunakan alat bantu seperti alat perekam untuk
memperjelas informasi
8. berikan respon yang jelas dan baik
9. informasi diberikan dengan jelas
sesuai dengan kebutuhan pasien
10. klarifikasi pemahaman pasien dengan
hati-hati
11. masalah dirumuskan dengan seksama
bersama pasien
12. alternatif pemecahan masalah
dirumuskan bersama pasien dilakukan
dengan seksama
13. beri pasien kesempatan untuk mengambil keputusan
14. Langkah-langkah pemecahan masalah
dirumuskan bersama pasien dengan
benar
15. berikan rujukan seperti rohaniawan maupun psikolog
jika perlu dengan benar
16. semua pembicaraan dirangkum dengan
jelas sesuai permasalahan
17.berikan salam sebelum meninggalkan ruangan
4 Evaluasi 1. Kontrak pertemuan ulang
. Merencanakan tindakan sesuai dengan hasil konseling
1. Dokumentasi 2. Tulis hasil konseling pada rekam medis pasien
dengan jelas
CEKLIST KETERAMPILAN KEPERAWATAN DIRUMAH PASIEN TERMINAL DAN
MENJELANG AJAL

Aspek yang dinilai nilai

0 1 2

Pengertian: penyakit terminal adalah penyakit yang secara medis


kedokteran tidak bisa disembuhkan lagi, dan penyakit ini terjadi pada
stadium lanjut.

Tujuan:

1.) Keluarga bisa lebih intensif memberikan pengawasan dan perawatan


pada anggota yang sakit

2) Dapat mengefisiensi waktu dantenaga yang dikeluarkan keluarga

3) Keluarga bisa berdiskusi tentang apa yang keputusan terbaik untuk


pasien

4) Kebutuhan pasien dan keluarga bisa lebih banyak terpenuhi dengan


mudah

Indikasi :

1. Kanker yang sudah masuk ke staging lanjut.


2. Penyakit degeneratif, sering terjadi pada lansia.
3. Penyakit paru obstruktif kronis, cystic fibrosis,
4. Parkinson
5. Stroke
6. Penyakit Genetika
7. Gagal Jantung
8. Penyakit infeksi HIV/AIDS yang sudah memberi dampak
komplikasi keseluruh tubuh

1. Mengidentifikasi kebutuhan konseling kesehatan pada pasien terminal

2. Masalah fisik dan psikis pasien terminal diidentifikasi.

3. Tempat konseling disiapkan dengan benar: a. Tenang (terjaga privacy


pasien)
b. Aman

c. Nyaman

4. Salam terapeutik disampaikan dengan ramah

5. Duduk menghadap pasien, dengan mempertahankan kontak mata

6. Eskpresi wajah menunjukkan perhatian, sikap bersahabat, tidak menilai


dan dengan tersenyum

7. Kesediaan diri dan waktu untuk mendengarkan pasien diucapkan


dengan benar dan hati-hati.

8. Jaminan kerahasiaan pasien

disampaikan secara hatihati.

9. Tingkah laku verbal dan non verbal pasien diperhatikan dengan


seksama.

10. Kesediaan diri untuk mendengarkan semua yang akan diungkapkan


klien disampaikan dengan benar.

11. Alat bantu untuk memperjelas informasi (alat merekam) digunakan


dengan tepat.

12. Ungkapan klien direspon secara konstruktif, beri dukungan dengan


benar.

13. Informasi diberikan dengan jelas sesuai kebutuhan pasien

14. Klarifikasi pemahaman pasien dengan hati-hati.

15. Masalah dirumuskan dengan seksama bersama pasien.

16. Alternatif pemecahan masalah dirumuskan bersama pasien dilakukan


dengan seksama.

17. Pasien diberi desempatan mengambil keputusan

18. Langkah-langkah pemecahan masalah dirumuskan bersama pasien


dengan benar

19. Rujukan (Rohaniwan, psikolog, psikiater, hospice care) yang perlu


dihubungi ditunjukkan dengan benar.
20. Semua pembicaraan dirangkum dengan jelas sesuai permasalahan.

21. Salam diucapkan sebelum meninggalkan ruangan.


22. Upaya tindak lanjut : kontrak pertemuan ulang dirumuskan

23. Merencanakan tindakan sesuai dengan hasil konseling


24. Hasil dari proses konseling kesehatan didokumentasi dengan jelas.

25. Adanya paraf/tanda tangan dan nama terang konselor Kesehatan


CHECKLIST PERAWATAN JENAZAH

Nama :

NIM :

Aspek yang dinilai Nilai


0 1 2
Definisi :
Perawatan klien setelah meninggal, termasuk
menyiapkan jenazah untuk diperlihatkan pada keluarga,
transportasi ke kamar jenazah, dan melakukan disposisi
( penyerahan ) barang-Barang milik klien.
Tujuan :
Untuk merawat jenazah
Indikasi :
Perawatan jenazah dimulai setelah dokter menyatakan
kematian klien. Jika klien meninggal karena kekerasan
atau dicurigai akibat tindak kriminalitas, perawatan
jenazah dilakukan setelah pemeriksaan medis lengkap
melalui autopsi.
Persiapan alat :
1. Kasa/ perban
2. Sarung tangan
3. Pengganjal dagu
4. Bantalan
5. Kapas
6. Plastik jenazah atau pembungkus jenazah
7. Tiga label identifikasi
8. Plester penahan untuk menutup luka atau pungsi
9. Tas plastik untuk tempat barang-barang klien
10. Air dalam baskom
11. Sabun
12. Handuk
13. Selimut mandi
14. Kain kafan
15. Daftar barang berharga
16. Peniti
17. Sisir
18. Baju bersih
19. Peralatan ganti balutan (jika perlu)
Tahap orientasi :
 Memberi salam pada keluarga jenazah
 Memperkenalkan nama perawat
 Jelaskan prosedur dan tujuan tindakan pada keluarga
 Menjelaskan tentang kerahasiaan
Tahap pre interaksi :
 Cuci tangan
 Siapkan alat
Tahap kerja :
 Siapkan alat yang diperlukan dan bawa kedalam
ruangan
 Atur lingkungan disekitar tempat tidur. Jika kematian
terjadi pada unit multibed, jaga privasi klien yang lain,
tutup pintu koridor, cuci tangan
 Tinggikan tempat tidur untuk memudahkan kerja dan
atur pada posisi datar
 Tempatkan tubuh dalam posisi supinasi
 Tutup mata, dengan menggunakan kapas yang secara
perlahan ditutupkan pada kelopak mata dan plester jika
mata tidak tertutup
 Luruskan badan, dengan lengan diletakkan
menyilang tubuh pada pergelangan tangan dan
menyilang abdomen. Pada beberapa RS, terkadang
lengan berada disamping dengan telapak tangan
menghadap kebawah
 Ambil gigi palsu jika diperlukan dan tutup mulut.
Jika mulut tetap tidak mau tertutup, tempatkan
gulungan handuk dibawah dagu agar mulut tertutup.
Tempatkan bantal dibawah kepala.
 Lepaskan perhiasan dan barang berharga dihadapan
keluarga. Pada umumnya, semua cincin, anting, gelang,
dll dilepas dan ditempatkan pada tas plastik tempat
barang berharga, termasuk kacamata, kartu, surat,
kunci, barang religi. Beri label identitas.
 Jaga keamanan barang berharga klien. Ikuti peraturan
RS untuk disposisi ( penyerahan ) barang berharga.
Jangan meninggalkan barang berharga. Tempatkan
dikantor perawat sampai dapat disimpan ditempat yang
lebih aman atau diserahkan kepada keluarga. Jika
memungkinkan, keluarga dianjurkan untuk membawa
pulang semua barang milik klien sebelum klien
meninggal
 Bersihkan badan. Dengan menggunakan air bersih,
bersihkan area tubuh dari kotoran, seperti darah, feses,
atau muntahan. Jika kotoran terdapat pada area rektum,
uretra, atau vagina, letakkan kasa untuk menutup setiap
lubang dan rekatkan dengan plester untuk mencegah
pengeluaran lebih lanjut
 Rapikan rambut dengan sisir
Rawat drainase dan slang yang lain. Jika akan
dilakukan autopsi, slang pada umumnya dibiarkan pada
badan, ambil botol drainaseatau kantong dari slang dan
tekuk slang, ketika dilakukan autopsi, angkat slang.
Pastikan balon sudah dikempiskan sehingga tidak
melukai jaringan tubuh selama pengangkatan slang.
 Ganti balutan bila ada. Balutan yang kotor harus
diganti dengan yang bersih. Bekas plester dihilangkan
dengan bensin atau larutan yang lain sesuai dengan
peraturan RS
 Pakaikan pakaian yang bersih untuk diperlihatkan
kepada keluarga. Jika keluarga meminta untuk melihat
jenazah, tempatkan pada posisi tidur, supinasi, mata
tertutup, lengan menyilang di abdomen. Rapikan tempat
tidur seperti setelah mandi.
 Beri label identifikasi pada jenazah. Label identitas
berisi nama, umur dan jenis kelamin, tanggal, nomor
RS, nomor kamar, dan nama dokter. Sesuai dengan
peraturan RS, ikatkan label identitas pada pergelangan
tangan atau pergelangan kaki atau plester label pada
dada depan klien.
 Letakkan jenazah pada kain kafan sesuai dengan
peraturan RS. Ikatkan kasa/perban atau pengikat yang
lain dibawah dagu dan sekitar kepala untuk menjaga
dagu tetap tertutup. Selain itu, ikat pergelangan tangan
bersama menyilang di atas abdomen agar lengan tidak
jatuh dari brankar ketika jenazah diangkut ke kamar
jenazah.
 Letakkan jenazah pada kain kafan. Lipat bagian 1 ke
bawah menutup kepala, diikuti bagian 2 ke atas
menutup kaki. Lipat bagian 3 dan 4. Peniti atau plester
diperlukan untuk menjaga kain kafan pada tempatnya.
 Beri label pada bagian luar. Label identifikasi di beri
peniti pada bagian luar kain kafan.
 Pindahkan jenazah ke kamar jenazah. Beberapa RS
membiarkan jenazah di ruangan sampai petugas kamar
jenazah ,mengambilnya. Pindahkan jenazah secara
perlahan ke brankar. Tutup jenazah dengan kain. Pada
beberapa RS, bagaian wajah dibiarkan tetap terbuka,
namun ada pula yang menutupi wajah jenazah. Ikat
jenazah dengan pengikat brankar pada bagian dada dan
lutut. Pengikatan untuk mencegah jenazah jatuh, tetapi
tidak boleh terlalu kuat sehingga dapat menyebabkan
lecet.
 Bereskan dan bersihkan kamar klien.
Tahap terminasi :
-
Tahap dokumentasi :
 Catat prosedur. Pada catatan perawatan, catat waktu
dan tanggal jenazah diantar ke kamar jenazah. lakukan
pencatatan apakah barang berharga disimpan atau
diserahkan pada keluarga.

Keterangan :

0 = tidak dikerjakan

1 = dikerjakan tapi tidak sempurna

2 = dikerjakan dengan sempurna

Anda mungkin juga menyukai