Anda di halaman 1dari 3

Konseling HIV / AIDS

No. Dokumen No. Revisi Halaman


03.5.03.10224.15 0 1/3

Ditetapkan,
Direktur Utama
Prosedur Tanggal Terbit
Tetap 1 April 2004
Dr. Sri Endarini, MPH.
NIP. 140058832

Pengertian Suatu proses konsultasi untuik membantu pasien


mempelajari situasi mereka, mengenali dan melakukan
pemecahan masalah terhadap keterbatasan yang
diberikan lingkungan.
Tujuan 1. Menyediakan dukungan psikologik.
2. Mencegah penularan HIV.
3. Menyediakan informasi tenteng perilaku
beresiko.
4. Membantu mengembangkan keahlian pribadi
yang diperlukan untuk menjalani kebiasaan
hidup aman.
5. Memastikan pengobatan yang efektif termasuk
pemecahan masalah dengan menangani isu.
Kebijakan 1. Konseling diberikan oleh konselor yang telah
terlatih.
2. Ruang konseling harus aman, nyaman serta
perlu manjaga kerahasiaan.
3. Syarat-syarat konselor di Rumah Sakit:
3.1. Harus terlatih melalui pelatihan atau pendidikan
formal.
3.2. Menyediakan diri dan waktunya untuk membantu
pasien melalui konseling.
3.3. Dapat berempati dan mendengarkan dengan
perhatian.
3.4. Memahami proses infeksi HIV dan infeksi
opotunistik.
3.5. Dapat menyimpan rahasia.
Prosedur 1. Persiapan :
1.1. Alat :
1.1.1. Leaflet
1.1.2. Ruang konseling
1.1.3. Meja dan kursi untuk petugas dan pasien
Konseling HIV / AIDS

No. Dokumen No. Revisi Halaman


03.5.03.10224.15 0 2/3

Prosedur Tanggal Terbit


Tetap 1 April 2004

2. Langkah langkah :
2.1. Konseling pencegahan :
2.1.1. Pemahaman HIV / AIDS dan dampak fisik serta
psikososial.
2.1.2. Cara penularan dan tidak menularkan serta
pencegahan.
2.1.3. Pemahaman perilaku hidup sehat.
2.1.4. Mendorong perubahan perilaku kearah hidup
sehat.
2.2. Konseling Pre test
2.2.1. Motif pelaksanaan test sukarela.
2.2.2. Interpretsi hasil yest meliputi:
2.2.2.1. penapisan dan konfirmasi
2.2.2.2. tanpa gejala dan gejala nyata.
2.2.2.3. Pemahaman aakan infeksi HIV dan
dampaknya. HIV tidak dapat sembuh namun
dapat tetap produktif.
2.2.2.4. Infeksi opotunistis dapat diobati.
2.2.3. Estimasi hasil
2.2.3.1. Kesiapan mental emosional
penerimaaan hasil pemeriksaan.
2.2.3.2. Kajilah resiko bukan harapan hasil.
2.2.3.3. Periode jendela.
2.2.4. Membuat rencana jika didapatkan hasil.
2.2.4.1. Apa yang dilakukan jika hasil positif
atau negatif.
2.2.4.2. Memperkirakan dukungan dari orang
dekat / sekitar pasien. Membangun pemahaman
hidup sehat dan mendorong perilaku sehat.
2.2.4.3. Membuat keputusan : melaksanakan test
/ tidak.
Konseling HIV / AIDS

No. Dokumen No. Revisi Halaman


03.5.03.10224.15 0 3/3

Prosedur Tanggal Terbit


Tetap 1 April 2004

2.3. Konseling Pasca test


2.3.1. menilai situasi psikososial terkini, mendukung
mental emosional pasien.
2.3.2. Menilai pemahaman klien.
2.3.3. Membacakan hasil.
2.3.4. Mendukung emosi klien, vestilasi dan
mendorong klien bicara lebih lanjut.
2.3.5. Manajemen pemecahan masalah : gali masalah,
pahami dan pahamkan pada klien, susun
rencana. Membantu membuet rencana
menghadapi kehidupan pasca pemantapan hasil
dengan perubahan kearah perilaku sehat.
2.4. Konseling menghadapi kematian
2.4.1. Pemahaman akan makna hidup.
2.4.2. Pemahaman kan makna meninggal duania.
2.4.3. Cita-cita yang sudah tercapai.
2.4.4. Cita-cita yang belum kesampaian.
2.4.5. Pada siapa dan bagaimana cita-cita yangbelum
tercapai disampaikan.
2.5. Konseling kepatuhan berobat
2.5.1. Pemahaman jenis, cara dan proses pengobatan.
2.5.2. Pemahaman dampak putus obat.
2.5.3. Dukungan untuk mengurangi beban psikologik
yang membuat pasien merasa sakit / cacat /
tidak berdaya, tak ada harapan menghadapi
kehidupan karena ia harus meggunakan obat
dalam jangka waktu panjang.
3. Hal hal yang harus diperhatikan :
3.1. Tahap penerimaan pasien
3.2. Respon pasien
3.3. Kerahasiaan pasien
Unit Terkait SMF, IRNA

Anda mungkin juga menyukai