Anda di halaman 1dari 33

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia merupakan negara agraris yang mayoritas penduduknya mempunyai
mata pencaharian di bidang pertanian. Sektor pertanian pada setiaptahun
pembangunan di Indonesia, penting untuk dikembangkan karenamemberikan
kontribusi yang cukup tinggi pada Pendapatan Domestik Bruto(PDB). Salah satu sub
sektor pertanian yang mempunyai potensi memberikan kontribusiPendapatan
Domestik Bruto(PDB) di Indonesia adalah hortikultura. Pada tahun 2012 Direktorat
Jenderal Hortikultura telah diberi amanat untuk melaksanakan Program peningkatan
produksi, produktivitas dan mutu produk hortikultura berkelanjutan, mencakup
pengembangan komoditas sayuran, buah, tanaman obatdan florikultura, serta
pengembangan sistem perbenihan dan sistem perlindungan hortikultura (DITJEN
Hortikultura,2012).
Berbagai

kegiatan

telah

dilakukan

baik

dipusat

maupun

daerah

(kabupaten/kota) dan dilaksanakan oleh berbagai institusi. Di antara komoditas


hortikultura yang setiap tahunnya mengalami perkembangan yaitu agribisnis
florikultura. Hal ini dikarenakan adanya peningkatan kesejahteraan masyarakat serta
bergesernya pola konsumsi masyarakat dari konsumsi makanan menjadi konsumsi
non makanan. Selain itu, florikultura memiliki sifat yang unik karena dikonsumsi
untuk memenuhi kebutuhan non jasmani.

Bunga potong adalah bunga yang dimanfaatkan sebagai bahan rangkaian


bunga untuk berbagai keperluan dalam daur hidup manusia, mulai dari kelahiran,
perkawinan dan kematian. Saat ini budidaya bunga berkembang seiring dengan
meningkatnya permintaan bunga potong dan rangkaian bunga terutama di perkotaan.
Tanaman krisan merupakan salah satu jenis bunga potong yang bernilai komersial di
Indonesia. Menurut Sarwono (1992) bunga potong krisan cukup populer dan
menduduki urutan tertinggi di antara bunga potong selain anggrek, karena di samping
mempunyai bentuk mahkota dan warna yang bagus, bunga ini termasuk murah
harganya. Selain itu, keunggulan lain bunga krisan dibandingkan bunga potong
lainnya karena tanaman krisan dapat diatur pembungaan dan masa panennya menurut
kebutuhan pasar. Masa panen tanaman ini cukup singkat, sekitar 3-4 bulan kuncup
bunga sudah bermunculan.
Capaian produksi krisan, jauh melebihi target produksi. Tahun 2012 target
produksi mencapai 201.368.750 tangkai dan dapat direalisasikan sebesar 384.215.341
tangkai (190,8%). Bila dibandingkan dengan angka produksi krisan tahun 2011
sebesar 305.867.882 tangkai, maka perkiraan produksi krisan tahun 2012 mengalami
kenaikan sebesar 78.347.459 (25,61%). Permintaan krisan cukup baik, antara lain
karena

krisan merupakan komponen utama dalam rangkaian bunga. Kenaikan

produksi krisan tahun 2012 sebesar 25,61% dibandingkan dengan produksi tahun
2011, antara lain disebabkan permintaan krisan yang semakin tinggi, umur panen
krisan pendek hanya sekitar 3 bulan, harga cukup baik, sehingga mendorong

masyarakat secara swadaya meningkatkan luas lahan produksi krisan (DITJEN


Hortikultura,2012).
Kelayakan Investasi Usaha Pembibitan Krisan PT Transplants Indonesia di
Kecamatan Cugenang Cianjur. Berdasarkan nilai NPV(net present value) bahwa
usaha pembibitan krisan proporsi produksi dengan jumlah bibit akar lebih banyak
dari jumlah bibit stek, akan memberikan keuntungan yang lebih besar. Hal ini
disebabkan harga jual jenis bibit akar yang terbilang lebih mahal karena bisa
langsung ditanam (Winarno, 2002).
Tanaman hias bunga banyak disukai orang karena memiliki bentuk dan warna
yang beraneka ragam dan sebagian ada yang menghasilkan aroma yang harum.
Krisan misalnya selain dapat dijadikan sebagai bunga potong juga dapat berfungsi
sebagai tanaman hias pot. Bunga potong ditandai dengan sosok tanaman berukuran
pendek sampai tinggi, mempunyai tangkai bunga panjang, ukuran bunga bervariasi
(kecil, menengah, besar), umumnya ditanam dilapang (kebun), sedangkan bunga pot
ditandai dengan sosok tanaman kecil (mini), tingginya 20-40 cm, berbunga lebat dan
cocok ditanam pada tempat terbatas, seperti pot, polybag atau wadah lain. Tanaman
hias yang ditanam dalam pot terutama dipilih dari jenis tanaman yang memiliki
kemampuan berbunga dan berfungsi sebagai penghias ruangan (Endah, 2001).
Upaya untuk meningkatkan pertumbuhan dan produksi tanaman krisan salah
satunya adalah pemberian zat pengatur tumbuh. Pemberian zat pengatur tumbuh atau
tindakan yang dilakukan untuk menambah nutrisi yang dibutuhkan oleh tanaman
sehingga tanaman dapat mempercepat pertumbuhan dan meningkatkan produksinya.
3

Peningkatan produktivitas dilakukan dengan penggunaan zat pengatur tumbuh


(ZPT). ZPT adalah senyawa organik yang bukan hara yang dalam jumlah sedikit
dapat mendukung dapat merubah proses fisiologi tumbuhan. ZPT terdiri dari 5 yaitu
auksin yang mempunyai kemampuan dalam mendukung perpanjangan sel, giberelin
dapat menstimulasi pembelahan sel, pemanjangan sel atau keduanya, sitokinin
mendukung terjadinya pembelahan sel ethilen berperan dalam hal proses pematangan
suatu buah, dan asam abisat (Abidin,1987).
Harga ZPT sintetik cukup mahal dan tidak ready stock menyebabkan biaya
produksi yang tinggi. Oleh karenanya diperlukan adanya ZPT alami yang dapat
digunakan untuk menggantikan peran ZPT (sitokinin) sintetik. ZPT alami yang telah
lama dikenal adalah air kelapa (Danoesastro, 1973).Air kelapa sebagai salah satu zat
pengatur tumbuh alami yang lebih murah dan mudah didapatkan. Secara prinsip zat
pengatur tumbuh bertujuan untuk mengendalikanpertumbuhan tanaman. Air kelapa
merupakan salah satu limbah dari produk kelapa. Limbah ini banyak dibuang serta
kurang dimanfaatkan oleh masyarakat.
ZPT auksin secara garis besarnya dapat dibagi atas dua golongan, yaitu alami
seperti urine sapi dan air kelapa muda dan sintesis (buatan) dengan merek dagang
seperti atonik, Dekamon, Rootone F, Root Up. Air kelapa muda mengandung zat hara
dan zat pengatur tumbuh yang diperlukanuntuk perkembangan dan pertumbuhan
tanaman. Air kelapa muda juga mengandung air, protein, karbohidrat, mineral,
vitamin, sedikit lemak, Cadan P(Danoesastro, 1973).

Air kelapa muda ini rasanya manis, mengandung mineral 4%, gula 2%, abu
dan gula. Bila buah makin tua, maka airnya makin kurang manis, air kelapa dari buah
tua hanya mengandung beberapa vitamin dalam jumlah kecil. selain itu, air kelapa
dari buah yang tua juga mengandung asam amino bebas sebanyak 4,135 g 100 g-1sisa
alcohol (Munawar, 2009).
Secara umum air kelapa mengandung 2,6% gula, 0,55% protein, 0,74%
lemak, serta 0,46% mineral. Jenis gula yang terkandung adalah glukosa, fruktosa, dan
sukrosa. Beberapa jenis kelapa ada pula yang memiliki kadar gula sebesar 3% pada
air kelapa tua, dan 5,1% pada air kelapa muda (Aziza, 2013).
Air kelapa merupakan cairan endosperma dari buah kelapa yang mengandung
senyawa organic (Pierrik dalam Budiono, 2004). Air kelapa telah lama dikenal
sebagai salah satu zat pengatur tumbuh alami yang lebih murah dan mudah
didapatkan. Zat pengatur rumbuh merupakan senyawa organic bukan nutrisi tanaman,
aktif dalam konsentrasi rendah yang dapat merangsang, menghambat atau merubah
pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Secara prinsip zat pengatur tumbuh
bertujuan untuk mengendalikan pertumbuhan tanaman.
Air kelapa merupakan salah satu bahan alami yang mengandung hormon
sitokinin 5,8 mg/L, auksin 0,07 mg/Ldan giberelin serta senyawa lain (Bey etal.,
2006). Sitokinin yang terkandung pada air kelapa berfungsi untuk merangsang
pembelahan sel. Air kelapa berguna untuk merangsang pertumbuhan tunas baru pada
stek. Penelitian Forwati (2006) memperlihatkan hasil bahwa pemberian air kelapa
pada konsentrasi 25 % memberikan pengaruh nyata terhadap jumlah tunas dan
5

panjang tunas stek Melinjo (Gnetumgnemon).Air kelapa yang jumlahnya berkisar


antara 25% dari komponen buah kelapa. Menurut Lawalata (2011) bahwa air kelapa
mengandung hormon auksin dan sitokinin. Kedua hormon tersebut digunakan untuk
mendukung pembelahan sel embrio kelapa. Air kelapa memiliki kandungan kalium
cukup tinggi sampai mencapai 17%. Selanjutnya Kristina dan Syahid (2012)
menyatakan air kelapa mengandung vitamin dan mineral.
Penggunaan satu jenis pupuk dalam jangka panjang merugikan pertumbuhan
tanaman. Sebab pupuk itu mengandung unsur tertentu seperti nitrogen, fosfor, dan
kalium yang tinggi. Segera ganti dengan pupuk dengan ratio seimbang atau unsur lain
yang lebih tinggi. Selain pupuk utama itu , juga dibarengi dengan berbagai suplemen.
Tujuannya tentu saja agar pertumbuhan tanaman kian bagus. Beberapa diantaranya ,
yaitu: Vitamin B1.Vitamin B1, salah satu zat untuk mempercepat pertumbuhan
adenium, juga pemulihan tenaga usai pindah tanam. Vitamin itu termasuk kelompok
fitohormon, yaitu suatu zat yang dalam jumlah kecil/sedikit mampu memacu
pertumbuhan. Penggunaan vitamin B1 pada adenium diharapkan mampu mengatasi
masalah lambatnya pertumbuhan tanaman(Anonim, 2012).
Biasanya setelah masa pembungaan,tanaman anggrek seminggu sekali diberi
larutan vitamin B1 untuk merangsang pertumbuhan tunas baru. Selain itu vitamin B1
bagi anggrek juga berfungsi untuk daya tahan tanaman dari stress dan serangan hama
(Maharaja, 2009). Pertumbuhan akar dapat dirangsang dengan penambahan vitamin yang
penting untuk metabolisme tumbuhan. Hampir semua vitamin dapat larut dalam air me-

rupakan bahan dasar dari pembentukan dan aktivitas koenzim, diantaranya adalah tiamin
atau yang biasa disebut vitamin B1 (Hendaryono, 2000).
Perlakuan konsentrasi vitamin B1 3 mLL -1 air pada media arang sekam
menunjukkan tinggi bibit terbaik dibanding media serbuk sabut kelapa dan pakis. Hal ini
diduga karena karak-teristik arang sekam yang berwarna hitam sehingga efektif menyerap
sinar matahari dan menghasilkan panas yang membantu percepatan metabolisme sel bibit
yang didukung oleh konsentrasi vitamin B1 yang tepat sehingga membantu metabolisme
akar pada bibit yang menunjang pertumbuhan tinggi bibit (Lisa Limarni et al, 2005).
Menurut Purwanto et al (2012) bahwa penggunaan air kelapa dengan intensitas
penyiraman 1 x 4 hari dengan takaran 200 mL memberikan pengaruh pertumbuhan
tanaman cabai kerinting yang paling optimal.
Berdasarkan pada hal-hal yang telah dikemukakan, masih perlu dilakukan
suatu penelitian untuk mengetahui pengaruh penggunaan berbagai konsentrasi
Vitamin B1 dan air kelapa terhadap pertumbuhan dan produksitanaman krisan
(Chrysanthemum indicum L).

1.2 Hipotesis
Adapun hipotesis dari penelitian ini yaitu:
1. Terdapat satu konsentrasi pemberian Vitamin B1 memberikan pengaruh terbaik
terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman krisan (Chrysanthemum indicum
L).
2. Terdapat satu konsentrasi pemberian air kelapa memberikan pengaruh terbaik
terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman krisan (Chrysanthemum indicum
L).
3. Terdapat satu interaksi pemberian konsentrasi Vitamin B1 dan air kelapa
memberikan pengaruh terbaik terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman
krisan (Chrysanthemum indicum L).
1.3 Tujuan dan Kegunaan
Tujuan

dilaksanakannya

penelitian

ini

adalah

untuk

mengetahui

pengaruhberbagai konsentrasi Vitamin B1 dan air kelapa terhadappertumbuhan dan


produksi tanaman krisan.
Adapun kegunaanya adalah sebagai bahan informasi dalam pengembangan
budidaya krisan dengan menggunakan berbagai konsentrasi Vitamin B1 dan air
kelapa serta sebagai pembandingpada penelitian selanjutnya.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Karakteristik Tanaman Krisan
Menurut Rukmana dan Mulyana (1997), krisan di dalam systemtaksonomi
tumbuhan menurut beberapa ahli botani dapat dikelompokkan kedalam Kingdom
Plantae, Divisio Spermatophyta, Subdivisio Angiospermae, Kelas Dicotyledonae,
ordoAsterales,

familiAsteraceae,

genusChrysanhemum,

species

Chrysanthemum,sp.Tanaman ini tersebar luas didataran Eropa, Asia, Afrika dan


Amerika ( Haryani, 1995).
Krisan merupakan tanaman bunga hias berupa perdu dengan sebutan lain
seruni atau bunga emas (Golden Flower) berasal dari dataran Cina. Krisan kuning
berasal dari dataran Cina dikenal dengan Chrysanthemum indicum (kuning),
Chrysanthemum morifolium (ungu dan pink) dan Chrysanthemum daisy (bulat
pompom) (Reginawanti, 1999).Menurut Rukmana dan Mulyana 1997, terdapat 1000
varietas krisan yang tumbuh didunia. Beberapa varietas krisan yang dikenal antara
lain adalah C. daisy, C. indicum, C. coccineum, C. frustescens, C. maximum, dan C.
parthenium. varietas krisan yang banyak ditanam di Indonesia umumnya diintroduksi
dari luar negeri terutama dari Belanda, Amerika Serikat dan Jepang.
Bunga krisan sangat populer dimasyarakat karena banyaknya jenis, bentuk
dan warna bunga. Selain bentuk mahkota dan jumlah bunga dalam tangkai, warna,

bunga juga menjadi pilihan konsumen. Salah satu bunga krisan yang paling banyak
diminati adalah krisan yang berwarna putih, merah, putih dan kuning, sebagai warna
dasar krisan namun sekarang terdapat berbagai macam warna yang merupakan hasil
persilangan diantara warna dasar tadi (Rukmana dan Mulyana, 1997).
Krisan varietas wastu kaniya Mempunyai warna bunga pita putih (White 155),
dengan produktivitas bunga 11-13 kuntum per tanaman. Varietas ini bertipe spray
dekoratif dengan diameter kuntum bunga mencapai 5.74 cm, lama kemekaran bunga
13-16 hari dan beradaptasi baik pada ketinggian 700 -1.200 m dpl.Menurut Crater
(1990), tanaman krisan merupakan tanaman perdudengan sifat tumbuh semusim
(annual), mempunyai ciri morfologis batangtegak kokoh, bulat, berwarna hijau, sisi
bawah berwarna hijau muda denganrambut putih yang rapat, bentuk bervariasi dari
bulat telur (ovaltus) sampai lansel (lanseolantus) dasar bunga segitiga (kuneatus)
tepian rata (entire)dengan kapitulum yang tersusun dari bunga tabung, mahkota
tabung berwarnakuning, sedangkan mahkota bunga tepi bervariasi, berwarna putih,
pink,kuning, atau lila.
Bunga krisan merupakan bunga majemuk di dalam satu bonggol bunga
terdapat bunga cakram yang berbentuk tabung dan bunga tepi yang berbentuk pita.
Bunga tabung dapat berkembang dengan warna yang sama atau berbeda dengan
bunga pita. Dengan bentuk dan warna bunga krisan yang beranekaragam
memungkinkan banyak pilihan bagi konsumen (Sanjaya, 1996). Bunga krisan
memiliki akar yang rentan kerusakan akibat dari lingkungan yang kurang mendukung
terhadap pertumbuhan tanaman tersebut. Perakaran menyebar hingga kedalaman 3010

40 centimeter.Berdasarkan jumlah bunga yang dipelihara dalam satu tangkai, bunga


krisan dibagi ke dalam dua tipe yaitu tipe standar dan tipe spray. Berdasarkan jumlah
bunganya, krisan dikenal dengan krisan standar krisan spray. Krisan standar, jumlah
bunganya hanya satu kuntum pertangkai dan diameter bunganya berukuran besar.
Sedangkan krisan spray, jumlah bunganya 10-20 kuntum dan diameter bunganya
berukuran kecil antara 2-3 cm (Rukmana dan Mulyana, 1997).
Menurut Rukmana dan Mulyana (1997), bentuk bunga krisan beraneka
macam, kalangan peminat bunga (Florikulturis) membedakannya dalam lima macam
golongan:
1. Tunggal
Pada tiap tangkai terdapat satu kuntum bunga, piringan dasar bunga sempit dan
susunan mahkota bunga hanya satu lapis
2. Anemone
Pada tiap tangkai hanya terdapat satu kuntum bunga, tetapi piringan dasar
bunganya lebar dan tebal.
3. Pompon
Bentuk bunga bulat seperti bola, mahkota bunga menyebar kesemua arah dan
piringan dasar bunganya tidak tampak
4. Dekoratif
Bunganya berbentuk bulat, mahkota bunganya bertumpuk rapat, ditengahya
pendek dan bagian tepi memanjang
5. Besar
Tiap tangkai terdapat satu kuntum bunga, berukuran besar dengan diameter lebih
dari 10 cm. piringan dasar tidak tampak, mahkota bunganya memiliki banyak
variasi antara lain melekuk ke dalam atau keluar, pipih panjang, berbentuk sendok.
2.2 Syarat Tumbuh

11

2.2.1. Suhu Udara


Menurut Rukmana dan Mulyana (1997), Suhu udara yang paling baikuntuk
pertumbuhan tanaman krisan di daerah beriklim tropis seperti Indonesiaadalah antara
20-26oC di siang hari. Toleransi tanaman krisan terhadap factor13suhu udara untuk

tetap tumbuh dengan baik adalah antara

1730

C. Suhu udaraberpengaruh

langsung terhadap pembungaan krisan. Suhu udara yang ideal untukpembungaan

adalah antara

1618o . Suhu tinggi (lebih dari

18o C)menyebabkanbunga

o
krisan cenderung berwarna kusam, sedangkan suhu rendah (kurang dari 16 C)

berpengaruh baik terhadap warna bunga karena cenderung makin cerah.


2.2.2 Kelembaban Udara
Tanaman krisan membutuhkan kondisi kelembaban udara tinggi. Pada
fasepertumbuhan awal, seperti perkecambahan benih atau pembentukan akar bibit
stekdiperlukan kelembaban udara antara 90-95%. Tanaman muda sampai
dewasatumbuh dengan baik pada kondisi kelembaban udara antara 70-90%(Rukmana
dan Mulyana,1997).
Kelembaban udara yang tinggi perlu diimbangi dengan sirkulasi udarayang
memadai (lancar) di sekitar kebun. Bila kelembaban udara tinggi, sementarasirkulasi

12

udara jelek dapat menyebabkan organisme penyebab penyakit seperticendawan


mudah berkembang (Rukmana dan Mulyana,1997).
Hujan deras atau keadaan curah hujan tinggi yang langsung menerpatanaman
krisan juga menyebabkan tanaman mudah roboh, rusak, dan kualitasbunganya
rendah. Oleh karena itu pembudidayaan krisan di daerah bercurah hujantinggi dapat
dilakukan di dalam bangunan rumah plastik dan rumah kaca (Rukmana dan
Mulyana,1997).
2.2.3Cahaya
Untuk

mendapatkan

bunga

yang

berkualitas

baik,

tanaman

krisanmembutuhkan cahaya yang lebih lama daripada panjang hari normal.


Penambahanpanjang hari dapat dilakukan dengan penyinaran buatan setelah matahari
terbenamatau selama periode gelap. Penambahan cahaya pada tanaman dapat
berfungsi14memanipulasi

fotoperiode

dan

meningkatkan

laju

fotosintesis.

Peningkatan hasilfotosintesis berpengaruh terhadap laju pertumbuhan generatif yaitu


pembentukanpembungaan. Pembentukan kuncup bunga memerlukan panjang hari
kurang dari14,5 jam sedangkan untuk perkembangan kuncup bunga, panjang hari
yang dibutuhkan haruskurang dari 13,5 jam (Langhans dalam Isabella, 2003).
Sumber cahaya buatan yang umum digunakan adalah lampu pijar dan
TL.Lampu

TL

(Fluorescent)

dapat

mempercepat

pertumbuhan

generatif

tanamankrisan daripada lampu pijar. Periode pemasangan lampu dilakukan sampai


batastertentu

fase

vegetatif

sekitar

dua

sampai

delapan

minggu

untuk

13

mendorongpembentukan bunga. Perlakuan hari panjang dihentikan apabila tanaman


sudahmencapai tinggi yang diinginkan sekitar 35-50 centimeter dan kemudian
tanamandiberikan perlakuan hari pendek untuk inisiasi pembungaan (Kofranek
dalamIsabella, 2003).
2.2.4Ketinggian Tempat
Krisan dapat tumbuh baik didataran tinggi >800 meter diatas permukaan laut
(mdpl). Kadar CO2 memegang peranan penting dalam pertumbuhan krisan. KadarCO2
yang ideal dan dianjurkan untuk memacu kemampuan fotosintesis tanamankrisan
adalah antara 600900 ppm. Oleh karena itu pada pembudidayaan tanamankrisan
dalam bangunan tertutup seperti rumah plastik dan rumah kaca, dapatditambahkan
CO2 hingga

mencapai

kadar

yang

dianjurkan.Mengingat

tanaman

krisan

o
membutuhkan temperatur untuk pertumbuhanantara 202 6 Cdan pembungaan

o
pada temperatur 1618 Cdengan kelembabanudara antara 70-90% (Harry, 1994).

2.2.5Tanah
Menurut Korfek dalam Isabella (2003), krisan dapat tumbuh pada setiap jenis
tanah tergantung penanganannya. Tanah yang ideal untuk tanaman krisan adalah
bertekstur lempung berpasir, mempunyai drainase dan aerasi yang baik dan
mengandung bahan organik yang tinggi dengan pH sedikit asam. tingkat kemasaman
tanah yang baik untuk pertumbuhan tanaman krisan adalah sekitar 5,5 sampai 6,5.

14

Krisan memerlukan tanah dengan kesuburan sedang,Karena tanah yang subur akan
mengakibatkan tanaman menjadi rimbun.Krisan pada umumnya akan dapat tumbuh
dan berkembang dengan baik bila semua syarat-syarat tumbuh terpenuhi.

2.3 Panen
Penentuan stadium panen adalah ketika bunga telah stengah mekar 3-4 hari
sebelum mekar penuh. Tipe spray 75-80% dari seluruh tanaman. Umur tanaman siap
panen yaitu setelah 3-4 bulan setelah tanam. Panen sebaiknya dilakukan pagi hari,
saat suhu udara tidak terlalu tinggi dan saat bunga krisan berturgor optimum.
Pemanenan dapat dilakukan dengan dua cara yaitu dipotong tangkainya dan dicabut
seluruh tanaman. Tata cara panen bunga krisan: tentukan tanaman siap panen, potong
tangkai bunga dengan gunting steril sepanjang 60-80 cm dengan menyisakan tunggal
batang setinggi 20-30 cm dari permukaan tanah (Yuli Andiani, 2013).
2.4 Air Kelapa
Air kelapa yang jumlahnya berkisar antara 25 persen dari komponen buah
kelapa. Menurut Lawalata (2011) bahwa air kelapa mengandung hormon auksin dan
sitokinin. Kedua hormon tersebut digunakan untuk mendukung pembelahan sel
embrio kelapa. Air kelapa memiliki kandungan kalium cukup tinggi sampai mencapai
17%. Selanjutnya Kristina dan Syahid (2012) menyatakan air kelapa mengandung

15

vitamin dan mineral. Hasil analisis menunjukkan bahwa air kelapa tua dan muda
memiliki komposisi vitamin dan mineral yang berbeda. Air kelapa muda mengandung
zat hara dan zat pengatur tumbuh yang diperlukan untuk perkembangan dan
pertumbuhan tanaman. Air kelapa muda juga mengandung senyawa organik seperti
vitamin C, vitamin B, hormon auksin, giberelin dan sitokinin. Air kelapa muda juga
mengandung air, protein, karbohidrat , mineral, vitamin,sedikit lemak, Ca dan P
(Danoesastro, H. 1973).Menurut Rindengan (2004), komposisi nutrisi dari air kelapa
secara lagsung dipengaruhi oleh jenis varietas kelapa dan perbedaan tingkat
kemasakan buah, secara tidak langsung dipengaruhi oleh lingkungan tumbuh dan
pemeliharaan seperti keadaan tanah dan iklim. Dari kedua jenis kelapa tersebut kadar
kalium lebih banyak dibandingkan dengan natrium, sehingga air kelapa banyak
digunakan sebagai pengobatan. Jumlah kalium yang banyak terdapat dalam air kelapa
yang berasal dari kelapa hijau yang muda. Kadar kalium air kelapa tua 312 mg/L -1 air
kelapa muda 3120 mg/L (Child, 1964).
Air kelapa muda mempunyai rasa dan kandungan nutrisi terbaik. Usia panen
buah kelapa untuk mendapatkan kandungan nutrisi terbaik adalah antara umur 5 - 7
bulan. Jika dibawah 5 bulan, rasa air kelapa cenderung masih sepat dan tanpa nutrisi.
Sedangkan jika sudah tua, kandungan air sedikit dan rasanya menjadi hambar.
(Anonim 2013). Sedangkan umur kelapa tua yaitu berada pada kisaran 11-12 bulan.
Buah kelapa tua (masak) ditandai dengan:Penampakan sabut mulai mengering,
Tempurung sudah berwarna hitam,

Air kelapa mulai berkurang,bila dikocok

berbunyi, Berat buah menurun (rata-rata perbuah berat kelapa genjah tinggal 1,5 kg
16

dan kelapa dalam 2 kg), pembentukan putih lembaga sempurna (padat) dan jika tidak
dipetik buah yang masak akan jatuh dengan sendirinya (Suhardiman, 1994).
Sedangkan kriteria untuk kelapa muda yaitu apabila dipanen ciri fisik yang nampak
adalah kulit buahnya berwarna agak kehijauan dan tangkai buah sudah kering
(Rahmat Rukmanadan Herdi Yudirachman, 2004).
Air kelapa muda mempunyai kandungan nutrisi yang cukup hebat meliputi
gula sederhana, vitamin, mineral, elektrolit, enzim-enzim, asam amino, sitokin, dan
phytohormon. Vitamin yang terkandung dalam air kelapa muda adalah vitamin C dan
B kompleks (niacin, thiamin, riboflavin, piridoksin, dan folat). Sedangkan mineral
penting yang terdapat dalam air kelapa muda antara lain zat besi, kalsium, kalium,
dan fosfor (Kristina dan Syahid (2012).
Tabel 1. Komposisi vitamin, mineral, dan sukrosa dalam air kelapa muda dan tua
Komposisi

Vitamin
Vitamin C
Riboflavin
Vitamin B5
Inositol
Biotin
Piridoksin
Thiamin
Mineral
N
P
K
Mg
Fe

Air kelapa muda


(mg/100 mL-1)

Air kelapa tua


(mg/100 mL-1)

8,59
0,26
0,60
2,30
20,52
0,03
0,02

4,50
0,25
0,62
2,21
21,50
-

43,00
13,17
14,11
9,11
0,25

12,50
15,37
7,52
0,32

17

Na
Mn
Zn
Ca
Sukrosa

21,07
Tidak terdeksi
1,05
24,67
4,89

20,55
Tidak terdeksi
3,18
26,50
3,45

Sumber : Kristina dan Syahid (2012).


Kandungansitokinin dalam air kelapa 60 % mampu memacupembelahan sel
pada primordia daun yangmendukung bertambahnya jumlah daun. MenurutLeopold
(1955) dan Bidwell (1974) sitokininmampu mempercepat pembentukan daun
danmemacu pembelahan serta pembesaran sel.Auksin dapat memacu kerja sitokinin
dalamproses pembelahan dan pembesaran sel. Auksindapat memacu kerja sitokinin
dalam menginduksienzim-enzim yang berfungsi dalam pembelahan suatusel terutama
pada primordia daun (Salisbury danRoss, 1995).
Auksin berperan penting dalam mempengaruhi kemampuan membelah,
membesar dan memanjangnya sel. Secara terinci auxin berfungsi sebagai:
1. Perkecambahan biji.Auxin akan mematahkan dormansi biji (biji tidak mau
berkecambah) dan akan merangsang proses perkecambahan biji. Perendaman
biji/benih dengan Auxin juga akan membantu menaikkan kuantitas hasil panen.
2. Pembentukkan akar. Auxin akan memacu proses terbentuknya akar serta
pertumbuhan akar dengan lebih baik
3. Pembungaan dan pembuahan.Auxin akan merangsang dan mempertinggi
prosentase timbulnya bunga dan buah.
4. Mendorong Partenokarpi.Parthenokarpi adalah suatu kondisi dimana tanaman
berbuah tanpafertilisasi atau penyerbukan.
5. Mengurangi gugurnya buah sebelum waktunya.

18

6. Mematahkan dominansi pucuk / apikal, yaitu suatu kondisi dimana pucuk tanaman
atau akar tidak mau berkembang (Anonimous, 2009).

Air kelapa mengandung auksin, sitokinin, asam amino, vitamin dan mineral.
Komposisi ini akan berpengaruh terhadap pertumbuhan dan hasil bawang merah.
Sedangkan sitokinin mempengaruhi kemampuan tanaman dapat mengendalikan
penuaan daun, bunga dan buah (Anonimous, 2009).
Penggunaan air kelapa telah nyata memberikan manfaat pada tanaman. Menurut
Budiono (2004) bahwa pemberian air kelapa sampai 20% mampu meningkatkan
pertambahan jumlah tunas dan jumlah daun bawang merah dari in vitro. Penggunaan
air kelapa mampu meningkatkan hasil kedelai hingga 45%, kacang tanah hingga 15 %
dan sayuran hingga 20-30% (Lawalata, 2011). Menurut Sujarwati (2011) bahwa
pemberian air kelapa mampu meningkatkan pertumbuhan bibit pada bibit palem putri.
Air kelapa berpengaruh nyata terhadap parameter tinggi tanaman, panjang daun,
panjang akar dan berat basah bibit palem putri. Hal ini disebabkan air kelapa pada
konsentrasi 50% mengakibatkan peningkatan jumlah sitokinin yang optimal,
sehingga merangsang pembelahan sel.
2.5 Vitamin B1
Vitamin B dalam jumlah besar diperlukan pada tanaman yang dipacu untuk
berproduksi tinggi atau tanaman yang berada pada kondisi lingkungan yang kurang
menguntungkan (cuaca terlalu panas, kekurangan air, serangan hama/penyakit). Pada

19

kondisi

tersebut

tambahan

vitamin

diperlukan

tanaman

untuk

meningkatkan/mempertahankan laju metabolisme serta mengurangi dampak stress


yang ditimbulkan oleh lingkungan yang buruk.Menurut Wattimena (1988) golongan
vitamin B merupakan komponen dari koenzim-koenzim yang penting dalam metabolisme
sel-sel. Wetherell (1982) menyatakan bahwa dengan pemberian tiamin ternyata
merangsang pertumbuhan tinggi eksplan dan mempertinggi pertumbuhan akar dalam fasefase akhir.
Vitamin B1 tidak hanya baik untuk manusia, tetapi juga bisa digunakan untuk memacu
pertumbuhan anggrek. Menurut penelitian Syafril dan Dyah dalam (Trubus, 2005)
pemberian vitamin B1 (thiamine) pada konsentrasi 70 ppm mampu memacu pertumbuhan
vegetatif (pertambahan tinggi, luas daun, jumlah tunas daun, dan bobot tanaman) pada
tanaman anggrek.Sutiyoso (2003) menyatakan thiamine berperan sebagai koenzim dalam
proses karboksilase yaitu penambahan atau pelepasan CO2. Syafril dan Dyah dalam
(Trubus, 2005) pemberian vitamin B1 (thiamine) pada dosis tertentu mampu memacu
pertumbuhan vegetatif (pertambahan tinggi tanaman, panjang dan luas daun, jumlah tunas
daun dan bobot tanaman) pada anggrek.

20

BAB III
METODOLOGI
3.1 Tempat dan waktu
Penelitian ini dilaksanakan di dalam rumah plastik Kelurahan Pattapang
Kecamatan Tinggi Moncong Kabupaten Gowa Provinsi Sulawesi Selatan, dengan
ketinggian tempat 1500 m dpl yang berlangsung dari bulan April hingga Juli 2015
3.2 Bahan dan Alat
Adapun bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu bibit krisan
yang dikembangkan melalui stek pucukdengan menggunakan varietas salju yang
digolongkan ke dalam jenis pompon, tanah, pupuk kandang ayam, sekam bakar, air,
air kelapa muda umur 4-5 bulan dan air kelapa muda berumur 6-7 bulan sertaVitamin
B1.
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu handsprayer, timbangan analitik,
ember, mistar, cangkul, alat tulis menulis, kamera, meteran, polybag ukuran 30 x 40
cm, gelas ukur, bambu, tali rapiah, paku, label dan talang plastik.
3.3 Metode percobaan
Penelitiandilaksanakan dalam bentuk Rancangan Acak Kelompok (RAK)pola
faktorial dua faktor.

21

Faktor pertama yaitu zat pengatur tumbuh Air kelapa (K)


k 0 = Kontrol
k 1 = Air kelapa berumur 4-5 bulan (200 mLL-1 )
k 2 = Air kelapa berumur 6-7 bulan

(200 mLL-1 )

Faktor kedua adalah Vitamani B1 (B) yang terdiri atas:


b0

= Kontrol

b1

= 35 ppm setara dengan 35 mg L-1

b2

= 70 ppm setara dengan 70 mg L-1

b3

= 105 ppm setara dengan 105 mg L-1

Berdasarkan jumlah perlakuan dari masing-masing faktor, maka diperoleh 12


kombinasi perlakuan, yaitu:
k 0 b0

k 1 b0

k 2 b0

k 0 b1

k 1 b1

k 2 b1

k 0 b2

k 1 b2

k 2 b2

k 0 b3

k 1 b3

k 2 b3

Setiap kombinasi perlakuan diulang sebanyak 3 kali sehingga terdapat 36 unit


percobaan. Tiap satu unit percobaan terdapat 3 tanaman sehingga seluruhnya terdapat
108 bibit tanaman krisan.

22

23

3.4 Pelaksanaan penelitian


3.4.1

Persiapan media
Media yang digunakan pada penelitian ini adalah campuran tanah, pupuk

kandang ayam dengan perbandingan 3:1 kemudian dimasukkan ke dalam polybag


yang berukuran 30 x 40 cm. Media tersebut dijenuhkan dengan air dan dibiarkan
selama satu minggu untuk siap ditanami. Kemudian polybag yang berisi media yang
telah dicampurkan ditempatkan pada tempat yang telah ditentukan.
3.4.2

Persiapan Bibit Tanaman


Seleksi tanaman krisan sebagai induk
Langkah pertama dalam melakukan stek adalah dengan menyeleksi
tanaman krisan untuk dijadikan induk. Dengan mendapatkan induk yang berkualitas,
akan menghasilkan bibit yang berkualitas pula. Ciri-ciri induk krisan yang berkualitas
adalah pertumbuhan bunganya cepat, memiliki produktivitas bunga yang cukup
tinggi, serta tidak terserang hama dan penyakit (dalam kondisi sehat).
Seleksi pucuk sebagai bibit
Setelah mendapatkan induk yang berkualitas, Iangkah selanjutnya adalah
menyeleksi pucuk dari induk tersebut untuk dijadikan bibit krisan. Adapun pucuk
yang baik untuk dijadikan bibit krisan adalah mempunyai 3 helai daun yang sudah
dewasa dengan warna hijau terangdan memiliki diameter pangkal3-5 mm.

24

Pemotongan pucuk
Setelah menemukan pucuk yang baik untuk dijadikan bibit, kemudian pucuk
tersebutdipotong dengan menggunakan silet atau pisau yang steril dan tajam, dengan
ukuran panjang pucuk yang dipotong kurang lebih 5 cm. Setelah itu, cabut sebagian
atau seluruh daun yang berada pada pucuk tersebut. Hal tersebut dimaksudkan untuk
mengurangi penguapan yang berlebihan.
Penyemaian stek pucuk
Setelah stek pucuk dipotong selanjutnya hasil daristek pucuk tersebut disemai.
Sebelumnya, perlu menyiapkan media semai berupa pasir, sekam bakar yang sudah
steril. Media semai tersebut dimasukkan ke dalam talang plastik yang bagian
bawahnya dilubangi untuk menghindari jumlah air yang berlebihan, yang dapat
mengakibatkan stek pucuk menjadi busuk. Setelah media semai dibuat, selanjutnya
stek pucukditanam dengan cara menancapkannya ke dalam media semai tersebut
dengan kedalaman sekitar sepertiga dari panjang stek pucuk. Perawatan dengan
melakukan penyiraman menggunakan sprayer air sebanyak 2 kali sehari pada pagi
dan sore hari. Apabila terdapat hama atau penyakit, maka dilakukan penyemprotan
dengan mengunakan pestisida.
3.4.3Penanaman
Setelah bibit disemai maka bibit asal stek pucuk siap dipindahkan ke polybag.
Setelah ditanam maka tanah disekitar batang dipadatkan. Kemudian disiram

25

airhinggacukup basah ataulembab. Penanaman dilakukan pada pagi hari. Serta di


tambahkan pupuk NPK sebagai pupuk dasar sebanyak 10 gram/tanaman.
3.4.4

Aplikasi air kelapa


Air kelapa yang digunakan pada penelitian ini adalah air kelapa muda dengan

kriteria umur sesuai dengan metode perlakuan.Aplikasi air kelapa dilakukan dengan
cara melarutkannya sesuai dengan perlakuan yang ada ke dalam 1 liter air hingga
menjadi larutan homogen. Penyemprotan dilakukan 2 MST (14 hari) sampai 8 MST
dengan cara disemprotkan kedaun dan batang tanaman dengan interval 2 minggu
sekali dengan volume semprot 100 mL per pot.
3.4.5Aplikasi Vitamin B1
Vitamin B1 yang digunakan pada penelitian ini adalah Vitamin B1 dalam
bentuk tablet tiap tablet vitamin mempunyai berat 25 mg. Aplikasi Vitamin B1
dilakukan dengan cara melarutkan sesuai dengan perlakuan yang ada kedalam satu
liter air hingga menjadi larutan homogen. Penyemprotan dilakukan 2 MST (14 hari)
sampai 8 MST dengan cara disemprotkan ke daun dan batang tanaman dengan
interval 2 minggu sekali dengan volume semprot 100 mL per pot.
3.4.6Pemeliharaan
Pemeliharaan

meliputi

penyiraman,

penyulaman,

penyiangan

dan

pengendalian hama dan penyakit. Penyiraman dilakukan satu kali sehari. Penyulaman

26

dilakukan sedini mungkin guna untuk menggantikan tanaman yang tidak tumbuh.
Penyiangan dilakukan untuk membersihkan rumput yang ada disekitar tanaman.
3.4.7Parameter pengamatan
Pengamatan yang dilakukan pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Rata-rata tinggi tanaman (cm), diukur mulai dari pangkal batang sampai titik
tumbuh tiap dua minggu sekali hingga akhir penelitian.
2. Rata-rata jumlah daun ( helai ), dihitung daun yang terbentuk sempurna pada
batang tiap dua minggu sekali sampai akhir penelitian.
3. Rata-rata jumlah cabang yang terbentuk diamati pada akhir penelitian.
4. Rata-rata diameter bunga terbesar (cm), diukur pada akhir penelitian.
5. Rata-rata diameter bunga terkecil (cm), diamati pada akhir penelitian.
6. Rata-rata jumlah bunga (kuntum), dihitung semua bunga mekar yang terbentuk
pada akhir penelitian.
7. Rata-rata jumlah anakan (stolon) yang terbentuk diamati pada akhir penelitian.
8. Daya tahan bunga (hari), dihitung sejak bunga mekar hingga bunga layu.

27

DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2009. Bunga potong seruni (Krisan) http:// www. Indo next. Com/
report/ report. 380. htm.Diakses pada tanggal 11 Maret 2015.
Anonim.2012.

Pemeliharaan

adenium.

https://infokebun.wordpress.com/tag/tanaman-hias/. Diakses pada tanggal 11


Maret 2015.
Anonim.

2013.

Manfaat

air

kelapa.

http://manfaat-aneka-

buah.blogspot.com/2013/03/manfaat-air-kelapa.html Diakses pada tanggal


24 Februari 2015.
Bey, Y.; Syafii W. dan Sutrisna, 2006. Pengaruh pemberian giberelin dan air kelapa
terhadap pertumbuhan anggrek bulan, J. Biogenesis2(2):41-46.
Bidwell, RGS, 1974, Plant physiology second edition, Mac Milan Publishing, New
York.
Budiono, D. P. 2004. Multiplikasi In Vitro tunas bawang merah (Allium ascalonicum
L) pada berbagai taraf konsentrasi air kelapa. Agronomi 8 (2) : 75-80.
Child, R. (1964). Tropical agriculture series. Logman. Group London. Page 77
Crater, L. D. 1990. Pot mums. Academic Press Inc. Newyork.
DIRJEN

Hortikultura.

2012.

Akuntabilitas

kinerja

instansi

pemerintah.

http://www.pertanian.go.id/sakip/admin/data2/LAKIP%20DITJEN
%20HORTIKULTURA%202012%20FINAL.pdf. Diakses pada tanggal 18
Maret 2015.

28

Djamhuri,E. 2011. Pemanfaatan air kelapa untuk meningkatkan pertumbuhan


stekpucuk meranti tembaga (Shorea leprosula Miq). Silvikultur Tropika
2(01):5-8.
Endah, JH.,2001. Membuat tanaman hias rajin berbunga. Agromedia Pustaka.
Forwati, T.Y., 2006, Pengaruh konsentrasi dan lama perendaman air kelapa
terhadap pertumbuhan stek melinjo (Gnetum gnemon). Fakultas Pertanian,
Universitas Tanjungpura, Pontianak, (Skripsi).
Harry,Rusmini. 1994. Usahatani bunga potong. Pusat Perpustakaan Pertanian
dan Komunikasi Penelitian. Bogor.
Haryani, 1995. Krisan Queen of The East. Trubus XXVI : 308 (Hal 72-73).
Hendaryono, S. 2000. Pembibitan anggrek dalam botol. Kanisisus. Yogyakarta
Isabella, Nyimas. 2003. Budidaya bunga krisan potong (Dendranthema grandiflora
Tzvelev) Skripsi. Jurusan Budidaya Pertanian. Fakultas Pertanian. Institut
Pertanian Bogor.
Kristina, N. N dan S F SYAHID.2012.Pengaruh air kelapa terhadap multiplikasi
tunas In Vitro, produksi rimpang, dan kandungan Xanthorrhizol temulawak di
lapangan. Jurnal Littri 18(3), 125-134.
Lawalata, Imelda Jeanette. 2011. Pemberian beberapa kombinasi ZPT terhadap
regerasi tanaman gloxinia dari eksplan batang dan daun secara In Vitro. J
Exp. Life Sci. 1 (2) :83-87.
Leopold, A.L, 1955. Auxins and plant growt. Barkeley, Los Angeles : Univ.of
California Press.

29

Mila Aziza. 2013. Manfaat air kelapa. https://milaazizah.wordpress.com/kesehatan2/manfaat-air-kelapa/. Diakses pada tanggal 25 Februari 2015.
Munawar, T. 2009. pohon kelapa termasuk dalam keluarga. Dikutip dari
http://muhtaufiqmunawar.blogspot.com/2009/02/

pohon-Kelapa-Termasuk-

dalam-keluarga.html. diakses tanggal 25 februari 2015.


Patimah, N., dan Haerudin, E. (2007). Nyiur melambai. Cetakan I. Bandung: PT
sinergi Pustaka Indonesia.Hal 21-29
Purwanto, J; A Asngad dan T Suryani. 2012. Pengaruh media tanam arang sekam
dan batang pakis terhadap pertumbuhan cabai keriting (Capsicum annum L)
ditinjau dari intensitas penyiraman air kelapa. Prosiding Seminar Nasional IX
Pendidikan Biologi FKIP UNS. H 642-647.
Rahmat R dan Herdi Y. 2004. Budi daya kelapa kopyor. Semarang : CV. Aneka Ilmu.
Reginawanti.1999. Krisan (C. Morifolium Ramat, C. Indicum, C. daisy).http://www.
Kpel.or.id/ TTGP/ Komoditi/ Krisan I. htm.Diakses pada tanggal 24 Februari
2015.
Rindengan, B. (2004). Potensi buah kelapa muda untuk kesehatan dan
pengolahannya. Manado: Thesis Balai penelitian kelapa dan Palma.Hal 2-4
Salisbury, F.B. dan Ross, C.W., 1995. Fisiologi tumbuhan, Jilid 1, Edisi Keempat.
Penerbit ITB, Bandung.
Sarwono, B. 1992. Bunga potong komersial di Jakarta. Trubus, 23 (267) p. 32-33.
Soekartawi. 1996. Manajemen agribisnis bunga potong. Universitas Indonesia
Press. Jakarta.

30

Suhardiman,P.1994.Bertanam

kelapa

hibrida.Jakarta:Penebar

swadaya.

Pasca panen Kelapa


Sujarwati, S Fathonah, E Johani dan Herlina. 2011. Penggunaan air kelapa untuk
meningkatkan perkecambahan dan pertumbuhan palem putri (Veitchia
Merilli) Sagu 10 (1) 24-29.
Sutiyoso, Y. 2003. Anggrek potongdendrobium. Penebar Swadaya. Jakarta.
Trubus. 2005. Anggrek dendrobium info Kit. PT. Trubus Swadaya. Jakarta. 218 hal.
Wattimena, G. A. 1988. Zat pengatur tumbuh tanaman. PAU Bioteknologi IPB. Bogor.
Wetherell, D. F. 1982. Pengantar propagasi tanaman secara in-vitro. diterjemahkan oleh
Koensomardiyah. Fakultas Farmasi Universitas Gajah Mada. Avery Publishing
Group Inc. Wayne New Jersey.
Winarno, Adi. 2002. Kelayakan Investasi usaha pembibitan krisanPT Transplants
Indonesia di Kecamatan Cugenang Cianjur. Skripsi. JurusanIlmu-ilmu Sosial
Eknomi Pertanian. Fakultas Pertanian. Institut PertanianBogor.

31

32

33

Anda mungkin juga menyukai