PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia merupakan negara agraris yang mayoritas penduduknya mempunyai
mata pencaharian di bidang pertanian. Sektor pertanian pada setiaptahun
pembangunan di Indonesia, penting untuk dikembangkan karenamemberikan
kontribusi yang cukup tinggi pada Pendapatan Domestik Bruto(PDB). Salah satu sub
sektor pertanian yang mempunyai potensi memberikan kontribusiPendapatan
Domestik Bruto(PDB) di Indonesia adalah hortikultura. Pada tahun 2012 Direktorat
Jenderal Hortikultura telah diberi amanat untuk melaksanakan Program peningkatan
produksi, produktivitas dan mutu produk hortikultura berkelanjutan, mencakup
pengembangan komoditas sayuran, buah, tanaman obatdan florikultura, serta
pengembangan sistem perbenihan dan sistem perlindungan hortikultura (DITJEN
Hortikultura,2012).
Berbagai
kegiatan
telah
dilakukan
baik
dipusat
maupun
daerah
produksi krisan tahun 2012 sebesar 25,61% dibandingkan dengan produksi tahun
2011, antara lain disebabkan permintaan krisan yang semakin tinggi, umur panen
krisan pendek hanya sekitar 3 bulan, harga cukup baik, sehingga mendorong
Air kelapa muda ini rasanya manis, mengandung mineral 4%, gula 2%, abu
dan gula. Bila buah makin tua, maka airnya makin kurang manis, air kelapa dari buah
tua hanya mengandung beberapa vitamin dalam jumlah kecil. selain itu, air kelapa
dari buah yang tua juga mengandung asam amino bebas sebanyak 4,135 g 100 g-1sisa
alcohol (Munawar, 2009).
Secara umum air kelapa mengandung 2,6% gula, 0,55% protein, 0,74%
lemak, serta 0,46% mineral. Jenis gula yang terkandung adalah glukosa, fruktosa, dan
sukrosa. Beberapa jenis kelapa ada pula yang memiliki kadar gula sebesar 3% pada
air kelapa tua, dan 5,1% pada air kelapa muda (Aziza, 2013).
Air kelapa merupakan cairan endosperma dari buah kelapa yang mengandung
senyawa organic (Pierrik dalam Budiono, 2004). Air kelapa telah lama dikenal
sebagai salah satu zat pengatur tumbuh alami yang lebih murah dan mudah
didapatkan. Zat pengatur rumbuh merupakan senyawa organic bukan nutrisi tanaman,
aktif dalam konsentrasi rendah yang dapat merangsang, menghambat atau merubah
pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Secara prinsip zat pengatur tumbuh
bertujuan untuk mengendalikan pertumbuhan tanaman.
Air kelapa merupakan salah satu bahan alami yang mengandung hormon
sitokinin 5,8 mg/L, auksin 0,07 mg/Ldan giberelin serta senyawa lain (Bey etal.,
2006). Sitokinin yang terkandung pada air kelapa berfungsi untuk merangsang
pembelahan sel. Air kelapa berguna untuk merangsang pertumbuhan tunas baru pada
stek. Penelitian Forwati (2006) memperlihatkan hasil bahwa pemberian air kelapa
pada konsentrasi 25 % memberikan pengaruh nyata terhadap jumlah tunas dan
5
rupakan bahan dasar dari pembentukan dan aktivitas koenzim, diantaranya adalah tiamin
atau yang biasa disebut vitamin B1 (Hendaryono, 2000).
Perlakuan konsentrasi vitamin B1 3 mLL -1 air pada media arang sekam
menunjukkan tinggi bibit terbaik dibanding media serbuk sabut kelapa dan pakis. Hal ini
diduga karena karak-teristik arang sekam yang berwarna hitam sehingga efektif menyerap
sinar matahari dan menghasilkan panas yang membantu percepatan metabolisme sel bibit
yang didukung oleh konsentrasi vitamin B1 yang tepat sehingga membantu metabolisme
akar pada bibit yang menunjang pertumbuhan tinggi bibit (Lisa Limarni et al, 2005).
Menurut Purwanto et al (2012) bahwa penggunaan air kelapa dengan intensitas
penyiraman 1 x 4 hari dengan takaran 200 mL memberikan pengaruh pertumbuhan
tanaman cabai kerinting yang paling optimal.
Berdasarkan pada hal-hal yang telah dikemukakan, masih perlu dilakukan
suatu penelitian untuk mengetahui pengaruh penggunaan berbagai konsentrasi
Vitamin B1 dan air kelapa terhadap pertumbuhan dan produksitanaman krisan
(Chrysanthemum indicum L).
1.2 Hipotesis
Adapun hipotesis dari penelitian ini yaitu:
1. Terdapat satu konsentrasi pemberian Vitamin B1 memberikan pengaruh terbaik
terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman krisan (Chrysanthemum indicum
L).
2. Terdapat satu konsentrasi pemberian air kelapa memberikan pengaruh terbaik
terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman krisan (Chrysanthemum indicum
L).
3. Terdapat satu interaksi pemberian konsentrasi Vitamin B1 dan air kelapa
memberikan pengaruh terbaik terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman
krisan (Chrysanthemum indicum L).
1.3 Tujuan dan Kegunaan
Tujuan
dilaksanakannya
penelitian
ini
adalah
untuk
mengetahui
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Karakteristik Tanaman Krisan
Menurut Rukmana dan Mulyana (1997), krisan di dalam systemtaksonomi
tumbuhan menurut beberapa ahli botani dapat dikelompokkan kedalam Kingdom
Plantae, Divisio Spermatophyta, Subdivisio Angiospermae, Kelas Dicotyledonae,
ordoAsterales,
familiAsteraceae,
genusChrysanhemum,
species
bunga juga menjadi pilihan konsumen. Salah satu bunga krisan yang paling banyak
diminati adalah krisan yang berwarna putih, merah, putih dan kuning, sebagai warna
dasar krisan namun sekarang terdapat berbagai macam warna yang merupakan hasil
persilangan diantara warna dasar tadi (Rukmana dan Mulyana, 1997).
Krisan varietas wastu kaniya Mempunyai warna bunga pita putih (White 155),
dengan produktivitas bunga 11-13 kuntum per tanaman. Varietas ini bertipe spray
dekoratif dengan diameter kuntum bunga mencapai 5.74 cm, lama kemekaran bunga
13-16 hari dan beradaptasi baik pada ketinggian 700 -1.200 m dpl.Menurut Crater
(1990), tanaman krisan merupakan tanaman perdudengan sifat tumbuh semusim
(annual), mempunyai ciri morfologis batangtegak kokoh, bulat, berwarna hijau, sisi
bawah berwarna hijau muda denganrambut putih yang rapat, bentuk bervariasi dari
bulat telur (ovaltus) sampai lansel (lanseolantus) dasar bunga segitiga (kuneatus)
tepian rata (entire)dengan kapitulum yang tersusun dari bunga tabung, mahkota
tabung berwarnakuning, sedangkan mahkota bunga tepi bervariasi, berwarna putih,
pink,kuning, atau lila.
Bunga krisan merupakan bunga majemuk di dalam satu bonggol bunga
terdapat bunga cakram yang berbentuk tabung dan bunga tepi yang berbentuk pita.
Bunga tabung dapat berkembang dengan warna yang sama atau berbeda dengan
bunga pita. Dengan bentuk dan warna bunga krisan yang beranekaragam
memungkinkan banyak pilihan bagi konsumen (Sanjaya, 1996). Bunga krisan
memiliki akar yang rentan kerusakan akibat dari lingkungan yang kurang mendukung
terhadap pertumbuhan tanaman tersebut. Perakaran menyebar hingga kedalaman 3010
11
1730
C. Suhu udaraberpengaruh
adalah antara
18o C)menyebabkanbunga
o
krisan cenderung berwarna kusam, sedangkan suhu rendah (kurang dari 16 C)
12
mendapatkan
bunga
yang
berkualitas
baik,
tanaman
fotoperiode
dan
meningkatkan
laju
fotosintesis.
TL
(Fluorescent)
dapat
mempercepat
pertumbuhan
generatif
fase
vegetatif
sekitar
dua
sampai
delapan
minggu
untuk
13
mencapai
kadar
yang
dianjurkan.Mengingat
tanaman
krisan
o
membutuhkan temperatur untuk pertumbuhanantara 202 6 Cdan pembungaan
o
pada temperatur 1618 Cdengan kelembabanudara antara 70-90% (Harry, 1994).
2.2.5Tanah
Menurut Korfek dalam Isabella (2003), krisan dapat tumbuh pada setiap jenis
tanah tergantung penanganannya. Tanah yang ideal untuk tanaman krisan adalah
bertekstur lempung berpasir, mempunyai drainase dan aerasi yang baik dan
mengandung bahan organik yang tinggi dengan pH sedikit asam. tingkat kemasaman
tanah yang baik untuk pertumbuhan tanaman krisan adalah sekitar 5,5 sampai 6,5.
14
Krisan memerlukan tanah dengan kesuburan sedang,Karena tanah yang subur akan
mengakibatkan tanaman menjadi rimbun.Krisan pada umumnya akan dapat tumbuh
dan berkembang dengan baik bila semua syarat-syarat tumbuh terpenuhi.
2.3 Panen
Penentuan stadium panen adalah ketika bunga telah stengah mekar 3-4 hari
sebelum mekar penuh. Tipe spray 75-80% dari seluruh tanaman. Umur tanaman siap
panen yaitu setelah 3-4 bulan setelah tanam. Panen sebaiknya dilakukan pagi hari,
saat suhu udara tidak terlalu tinggi dan saat bunga krisan berturgor optimum.
Pemanenan dapat dilakukan dengan dua cara yaitu dipotong tangkainya dan dicabut
seluruh tanaman. Tata cara panen bunga krisan: tentukan tanaman siap panen, potong
tangkai bunga dengan gunting steril sepanjang 60-80 cm dengan menyisakan tunggal
batang setinggi 20-30 cm dari permukaan tanah (Yuli Andiani, 2013).
2.4 Air Kelapa
Air kelapa yang jumlahnya berkisar antara 25 persen dari komponen buah
kelapa. Menurut Lawalata (2011) bahwa air kelapa mengandung hormon auksin dan
sitokinin. Kedua hormon tersebut digunakan untuk mendukung pembelahan sel
embrio kelapa. Air kelapa memiliki kandungan kalium cukup tinggi sampai mencapai
17%. Selanjutnya Kristina dan Syahid (2012) menyatakan air kelapa mengandung
15
vitamin dan mineral. Hasil analisis menunjukkan bahwa air kelapa tua dan muda
memiliki komposisi vitamin dan mineral yang berbeda. Air kelapa muda mengandung
zat hara dan zat pengatur tumbuh yang diperlukan untuk perkembangan dan
pertumbuhan tanaman. Air kelapa muda juga mengandung senyawa organik seperti
vitamin C, vitamin B, hormon auksin, giberelin dan sitokinin. Air kelapa muda juga
mengandung air, protein, karbohidrat , mineral, vitamin,sedikit lemak, Ca dan P
(Danoesastro, H. 1973).Menurut Rindengan (2004), komposisi nutrisi dari air kelapa
secara lagsung dipengaruhi oleh jenis varietas kelapa dan perbedaan tingkat
kemasakan buah, secara tidak langsung dipengaruhi oleh lingkungan tumbuh dan
pemeliharaan seperti keadaan tanah dan iklim. Dari kedua jenis kelapa tersebut kadar
kalium lebih banyak dibandingkan dengan natrium, sehingga air kelapa banyak
digunakan sebagai pengobatan. Jumlah kalium yang banyak terdapat dalam air kelapa
yang berasal dari kelapa hijau yang muda. Kadar kalium air kelapa tua 312 mg/L -1 air
kelapa muda 3120 mg/L (Child, 1964).
Air kelapa muda mempunyai rasa dan kandungan nutrisi terbaik. Usia panen
buah kelapa untuk mendapatkan kandungan nutrisi terbaik adalah antara umur 5 - 7
bulan. Jika dibawah 5 bulan, rasa air kelapa cenderung masih sepat dan tanpa nutrisi.
Sedangkan jika sudah tua, kandungan air sedikit dan rasanya menjadi hambar.
(Anonim 2013). Sedangkan umur kelapa tua yaitu berada pada kisaran 11-12 bulan.
Buah kelapa tua (masak) ditandai dengan:Penampakan sabut mulai mengering,
Tempurung sudah berwarna hitam,
berbunyi, Berat buah menurun (rata-rata perbuah berat kelapa genjah tinggal 1,5 kg
16
dan kelapa dalam 2 kg), pembentukan putih lembaga sempurna (padat) dan jika tidak
dipetik buah yang masak akan jatuh dengan sendirinya (Suhardiman, 1994).
Sedangkan kriteria untuk kelapa muda yaitu apabila dipanen ciri fisik yang nampak
adalah kulit buahnya berwarna agak kehijauan dan tangkai buah sudah kering
(Rahmat Rukmanadan Herdi Yudirachman, 2004).
Air kelapa muda mempunyai kandungan nutrisi yang cukup hebat meliputi
gula sederhana, vitamin, mineral, elektrolit, enzim-enzim, asam amino, sitokin, dan
phytohormon. Vitamin yang terkandung dalam air kelapa muda adalah vitamin C dan
B kompleks (niacin, thiamin, riboflavin, piridoksin, dan folat). Sedangkan mineral
penting yang terdapat dalam air kelapa muda antara lain zat besi, kalsium, kalium,
dan fosfor (Kristina dan Syahid (2012).
Tabel 1. Komposisi vitamin, mineral, dan sukrosa dalam air kelapa muda dan tua
Komposisi
Vitamin
Vitamin C
Riboflavin
Vitamin B5
Inositol
Biotin
Piridoksin
Thiamin
Mineral
N
P
K
Mg
Fe
8,59
0,26
0,60
2,30
20,52
0,03
0,02
4,50
0,25
0,62
2,21
21,50
-
43,00
13,17
14,11
9,11
0,25
12,50
15,37
7,52
0,32
17
Na
Mn
Zn
Ca
Sukrosa
21,07
Tidak terdeksi
1,05
24,67
4,89
20,55
Tidak terdeksi
3,18
26,50
3,45
18
6. Mematahkan dominansi pucuk / apikal, yaitu suatu kondisi dimana pucuk tanaman
atau akar tidak mau berkembang (Anonimous, 2009).
Air kelapa mengandung auksin, sitokinin, asam amino, vitamin dan mineral.
Komposisi ini akan berpengaruh terhadap pertumbuhan dan hasil bawang merah.
Sedangkan sitokinin mempengaruhi kemampuan tanaman dapat mengendalikan
penuaan daun, bunga dan buah (Anonimous, 2009).
Penggunaan air kelapa telah nyata memberikan manfaat pada tanaman. Menurut
Budiono (2004) bahwa pemberian air kelapa sampai 20% mampu meningkatkan
pertambahan jumlah tunas dan jumlah daun bawang merah dari in vitro. Penggunaan
air kelapa mampu meningkatkan hasil kedelai hingga 45%, kacang tanah hingga 15 %
dan sayuran hingga 20-30% (Lawalata, 2011). Menurut Sujarwati (2011) bahwa
pemberian air kelapa mampu meningkatkan pertumbuhan bibit pada bibit palem putri.
Air kelapa berpengaruh nyata terhadap parameter tinggi tanaman, panjang daun,
panjang akar dan berat basah bibit palem putri. Hal ini disebabkan air kelapa pada
konsentrasi 50% mengakibatkan peningkatan jumlah sitokinin yang optimal,
sehingga merangsang pembelahan sel.
2.5 Vitamin B1
Vitamin B dalam jumlah besar diperlukan pada tanaman yang dipacu untuk
berproduksi tinggi atau tanaman yang berada pada kondisi lingkungan yang kurang
menguntungkan (cuaca terlalu panas, kekurangan air, serangan hama/penyakit). Pada
19
kondisi
tersebut
tambahan
vitamin
diperlukan
tanaman
untuk
20
BAB III
METODOLOGI
3.1 Tempat dan waktu
Penelitian ini dilaksanakan di dalam rumah plastik Kelurahan Pattapang
Kecamatan Tinggi Moncong Kabupaten Gowa Provinsi Sulawesi Selatan, dengan
ketinggian tempat 1500 m dpl yang berlangsung dari bulan April hingga Juli 2015
3.2 Bahan dan Alat
Adapun bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu bibit krisan
yang dikembangkan melalui stek pucukdengan menggunakan varietas salju yang
digolongkan ke dalam jenis pompon, tanah, pupuk kandang ayam, sekam bakar, air,
air kelapa muda umur 4-5 bulan dan air kelapa muda berumur 6-7 bulan sertaVitamin
B1.
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu handsprayer, timbangan analitik,
ember, mistar, cangkul, alat tulis menulis, kamera, meteran, polybag ukuran 30 x 40
cm, gelas ukur, bambu, tali rapiah, paku, label dan talang plastik.
3.3 Metode percobaan
Penelitiandilaksanakan dalam bentuk Rancangan Acak Kelompok (RAK)pola
faktorial dua faktor.
21
(200 mLL-1 )
= Kontrol
b1
b2
b3
k 1 b0
k 2 b0
k 0 b1
k 1 b1
k 2 b1
k 0 b2
k 1 b2
k 2 b2
k 0 b3
k 1 b3
k 2 b3
22
23
Persiapan media
Media yang digunakan pada penelitian ini adalah campuran tanah, pupuk
24
Pemotongan pucuk
Setelah menemukan pucuk yang baik untuk dijadikan bibit, kemudian pucuk
tersebutdipotong dengan menggunakan silet atau pisau yang steril dan tajam, dengan
ukuran panjang pucuk yang dipotong kurang lebih 5 cm. Setelah itu, cabut sebagian
atau seluruh daun yang berada pada pucuk tersebut. Hal tersebut dimaksudkan untuk
mengurangi penguapan yang berlebihan.
Penyemaian stek pucuk
Setelah stek pucuk dipotong selanjutnya hasil daristek pucuk tersebut disemai.
Sebelumnya, perlu menyiapkan media semai berupa pasir, sekam bakar yang sudah
steril. Media semai tersebut dimasukkan ke dalam talang plastik yang bagian
bawahnya dilubangi untuk menghindari jumlah air yang berlebihan, yang dapat
mengakibatkan stek pucuk menjadi busuk. Setelah media semai dibuat, selanjutnya
stek pucukditanam dengan cara menancapkannya ke dalam media semai tersebut
dengan kedalaman sekitar sepertiga dari panjang stek pucuk. Perawatan dengan
melakukan penyiraman menggunakan sprayer air sebanyak 2 kali sehari pada pagi
dan sore hari. Apabila terdapat hama atau penyakit, maka dilakukan penyemprotan
dengan mengunakan pestisida.
3.4.3Penanaman
Setelah bibit disemai maka bibit asal stek pucuk siap dipindahkan ke polybag.
Setelah ditanam maka tanah disekitar batang dipadatkan. Kemudian disiram
25
kriteria umur sesuai dengan metode perlakuan.Aplikasi air kelapa dilakukan dengan
cara melarutkannya sesuai dengan perlakuan yang ada ke dalam 1 liter air hingga
menjadi larutan homogen. Penyemprotan dilakukan 2 MST (14 hari) sampai 8 MST
dengan cara disemprotkan kedaun dan batang tanaman dengan interval 2 minggu
sekali dengan volume semprot 100 mL per pot.
3.4.5Aplikasi Vitamin B1
Vitamin B1 yang digunakan pada penelitian ini adalah Vitamin B1 dalam
bentuk tablet tiap tablet vitamin mempunyai berat 25 mg. Aplikasi Vitamin B1
dilakukan dengan cara melarutkan sesuai dengan perlakuan yang ada kedalam satu
liter air hingga menjadi larutan homogen. Penyemprotan dilakukan 2 MST (14 hari)
sampai 8 MST dengan cara disemprotkan ke daun dan batang tanaman dengan
interval 2 minggu sekali dengan volume semprot 100 mL per pot.
3.4.6Pemeliharaan
Pemeliharaan
meliputi
penyiraman,
penyulaman,
penyiangan
dan
pengendalian hama dan penyakit. Penyiraman dilakukan satu kali sehari. Penyulaman
26
dilakukan sedini mungkin guna untuk menggantikan tanaman yang tidak tumbuh.
Penyiangan dilakukan untuk membersihkan rumput yang ada disekitar tanaman.
3.4.7Parameter pengamatan
Pengamatan yang dilakukan pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Rata-rata tinggi tanaman (cm), diukur mulai dari pangkal batang sampai titik
tumbuh tiap dua minggu sekali hingga akhir penelitian.
2. Rata-rata jumlah daun ( helai ), dihitung daun yang terbentuk sempurna pada
batang tiap dua minggu sekali sampai akhir penelitian.
3. Rata-rata jumlah cabang yang terbentuk diamati pada akhir penelitian.
4. Rata-rata diameter bunga terbesar (cm), diukur pada akhir penelitian.
5. Rata-rata diameter bunga terkecil (cm), diamati pada akhir penelitian.
6. Rata-rata jumlah bunga (kuntum), dihitung semua bunga mekar yang terbentuk
pada akhir penelitian.
7. Rata-rata jumlah anakan (stolon) yang terbentuk diamati pada akhir penelitian.
8. Daya tahan bunga (hari), dihitung sejak bunga mekar hingga bunga layu.
27
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2009. Bunga potong seruni (Krisan) http:// www. Indo next. Com/
report/ report. 380. htm.Diakses pada tanggal 11 Maret 2015.
Anonim.2012.
Pemeliharaan
adenium.
2013.
Manfaat
air
kelapa.
http://manfaat-aneka-
Hortikultura.
2012.
Akuntabilitas
kinerja
instansi
pemerintah.
http://www.pertanian.go.id/sakip/admin/data2/LAKIP%20DITJEN
%20HORTIKULTURA%202012%20FINAL.pdf. Diakses pada tanggal 18
Maret 2015.
28
29
Mila Aziza. 2013. Manfaat air kelapa. https://milaazizah.wordpress.com/kesehatan2/manfaat-air-kelapa/. Diakses pada tanggal 25 Februari 2015.
Munawar, T. 2009. pohon kelapa termasuk dalam keluarga. Dikutip dari
http://muhtaufiqmunawar.blogspot.com/2009/02/
pohon-Kelapa-Termasuk-
30
Suhardiman,P.1994.Bertanam
kelapa
hibrida.Jakarta:Penebar
swadaya.
31
32
33