Anda di halaman 1dari 27

LAPORAN PENELITIAN

“PENGARUH PEMBERIAN MSG TERHADAP


PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN TANAMAN
KEMANGI (Ocimum sanctum)”

Disusun oleh :
DAFFA KEVIN FERIO
XII MIPA 4/09

SMA NEGERI 2 KOTA MOJOKERTO


Jl. Raya Ijen 9 (0321) 3215505 Fax. (0321) 331116 Mojokerto 61317
Website: www.sman2mojokerto.sch.id E-mail: info@sman2mojokerto.sch.id
MOJOKERTO 61317

1|Page
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayahnya
khususnya bagi penulis yang telah menyelesaikan laporan penelitian ilmiah yang berjudul
“Pengaruh Pemberian MSG Terhadap Pertumbuhan dan Perkembangan Tanaman kemangi”.
Dalam menulis laporan penelitian ilmiah ini, alhamdulillah penulis tidak mendapatkan
kendala – kendala, sehingga penyelesaiannya dapat dikerjakan dengan baik. Selain itu penulis
juga mengucapkan banyak terima kasih kepada guru sebagai pembimbing, orang tua dan
semua orang yang terlibat yang telah memberikan dorongan dan motivasi sehingga laporan
penelitian ilmiah ini dapat terselesaikan.
Disini penulis juga sampaikan, jika seandainya dalam penulisan laporan penelitian
ilmiah ini terdapat hal – hal yang tidak sesuai dengan harapan, untuk itu penulis dengan
senang hati menerima masukan, kritikan dan saran dari pembaca yang sifatnya membangun
demi kesempurnaan dalam laporan penelitian ilmiah ini. Semoga apa yang diharapkan
penulis dapat dicapai dengan sempurna. Amin.

Mojokerto, 20 Agustus 2020

Penyusun

2|Page
ABSTRAK

Monosodium Glutamat adalah salah satu bahan penyedap rasa buatan yang sering kita
gunakan sebagai salah satu bahan aditif pada makanan. Pengaruh Monosodium
Glutamat terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman kemangi masih belum kita
ketahui. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian Monosodium
Glutamat terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman kemangi. Data yang dihasilkan
dalam penelitian ini berupa data kuantitatif dan kualitatif dalam bentuk tabel dan deskripsi.
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian jenis eksperimen.
Dalam penelitian ini penulis melakukan penelitian dengan 2 jenis penyiraman yang berbeda,
yakni penyiraman tanaman kemangi dengan air biasa atau bebas Monosodium Glutamat dan
penyiraman dengan air yang telah tercampur dengan bahan Monosodium Glutamat. Data
yang dihasilkan merupakan data hasil pengamatan per harinya dengan memperhatikan
ketinggian tanaman dalam satuan centimeter serta perkembangannya. Air yang telah
dicampur dengan bahan Monosodium Glutamat berbanding lurus dengan laju pertumbuhan
dan perkembangan tanaman kemangi, jika dibandingkan dengan tanaman kemangi yang
disiram dengan air yang bebas Monosodium Glutamat. Semakin tinggi kadar Monosodium
Glutamat yang digunakan maka semakin cepat pula pertumbuhan dan perkembangan pada
tanaman kemangi. Dikarenakan pertumbuhan dan perkembangan tanaman kemangi yang
cepat, maka larutan Monosodium Glutamat cukup dianjurkan untuk mengaplikasikannya ke
dalam perkembangbiakan tanaman kemangi.

Kata kunci : Monosodium Glutamat (MSG atau Vetsin atau Micin),  pertumbuhan,


perkembangan, tanaman kemangi (Ocimum sanctum)

3|Page
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL…………………………………………………………….1

KATA PENGANTAR ……………………………………………………………………………………………………2

ABSTRAK…………………………………………………………………………………..3

DAFTAR ISI………………………………………………………………………………..4

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang……………………………………………………………………………...6

B. Rumusan Masalah………………………………………………………………. ………....8

C. Tujuan Penelitian…………………………………………………………………………...8

D. Manfaat Penelitian………………………………………………………………………….8

E. Batasan Masalah……………………………………………………………………………9

F. Hipotesis…………………………………………………………………………………...10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Pertumbuhan dan Perkembangan Tumbuhan………………………………...11

B. Tahapan Pertumbuhan dan Perkembangan Tumbuhan…………………………………...11

C. Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan Tumbuhan……………...12

D. Monosodium Glutamat (MSG)…………………………………………………………...15

E. Objek Penelitian (Tanaman Kemangi) ……………………………………………….......15

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian…………………………………………………………………………....17
B. Tempat dan Waktu Penelitian…………………………………………………………….17
C. Variabel…………………………………………………………………………………...17
D. Instrumen Penelitian…………………………….………………………………………...17

4|Page
E. Prosedur Penelitian………………………………………………………………………..20

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil……………………………………………………………………………………….21

B. Pembahasan……………………………………………………………………………….22

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan…………………………………………………………………………….….24
B. Saran………………………………………………………………………………………25
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………….26
LAMPIRAN………………………………………………………………………………..27

5|Page
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Tanaman herbal banyak dimanfaatkan untuk alternatif penyembuhan penyakit secara
alami. Bagian tanaman yang digunakan dapat berupa akar, batang, daun, umbi atau juga
seluruh bagian tanaman. Penggunaan obat tradisional di Indonesia sudah berlangsung sejak
ribuan tahun yang lalu, sebelum obat modern ditemukan dan dipasarkan.
Pada zaman saat ini pada masa pandemi Virus Covid-19 sedang melanda negara kita
yang tercinta Negara Indonesia, banyak masyarakat yang kembali menggunakan tanaman
herbal sebagai alternatif pengobatan. Faktor yang mendorong masyarakat untuk
mendayagunakan obat bahan alami antara lain mahalnya harga obat modern/sintetis dan
banyaknya efek samping yang dihasilkan. Selain itu faktor promosi melalui media massa juga
ikut berperan dalam meningkatkan penggunaan obat bahan alam. Oleh karena itu, obat
tradisional dari bahan alam menjadi semakin populer dan penggunaannya meningkat tidak
saja di negara sedang berkembang seperti Indonesia, tetapi juga pada negara maju misalnya
Jerman dan Amerika Serikat. Pada masa pandemi sekarang ini juga banyak penelitian yang
dilakukan terhadap tanaman herbal. Penelitian obat tradisional Indonesia mencakup
penelitian obat herbal tunggal maupun dalam bentuk ramuan. Jenis penelitian yang telah
dilakukan selama ini meliputi penelitian budidaya tanaman obat, analisis kandungan kimia,
toksisitas, farmakodinamika, formulasi, dan uji klinik.
Pada umumnya masyarakat Indonesia sering menggunakan obat tradisional dari
tanaman herbal, salah satu tanaman yang berlimpah dan sering digunakan oleh masyarakat
Indonesia adalah Ocimum sanctum atau biasa kita kenal dengan kemangi.   Tanaman kemangi
berasal dari daerah Asia tropis. Tanaman jenis ini pernah menjadi tanaman kerajaan di
Prancis dan Italia. Bunga dari tanaman kemangi ini bisa dipilih oleh orang untuk menyatakan
cinta. Sedangkan di India tanaman ini merupakan salah satu tanaman disucikan yang
digunakan untuk upacara-upacara keagamaan. Di Indonesia sendiri, tanaman kemangi
dimanfaatkan untuk sayur atau lalap sebagai pemacu selera makan. Masyarakat Minangkabau
menggunakan tumbuhan sejenis kemangi yang dinamakan dengan ruku-ruku. Di dalam
Bahasa Thailand disebut sebagai bai kra pao. Ruku-ruku biasanya digunakan untuk memasak
gulai ikan dan asam padeh (asam pedas). Tanaman kemangi dapat tumbuh di dataran rendah
hingga pada ketinggian 500 mdpl. Kemangi juga toleran terhadap cuaca panas maupun

6|Page
dingin. Tanaman ini juga mudah dibudidayakan dari stek batang atau penyemaiaan benih dari
bunganya yang telah mengering.
Sebagai tanaman herbal memiliki berbagai kandungan yang sangat bermanfaat bagi
tubuh sebagai upaya meningkatkan daya tahan tubuh terhadap serangan Virus Covid-19.
Adapun kandungan zat-zat yang terdapat pada tanaman kemangi ini diantaranya adalah :
1. Senyawa kimia berupa 1,8 sineol, anethol, apigenin, dan boron.
2. Kandungan senyawa terbesar dalam kemangi adalah methyl chavicol (30-80%).
3. Bagian daunnya terkandung minyak esensial, protein, vitamin A dan C, Asam
Rosmarinat, serta mengandung Beta Karoten.
4. Beta karoten yang terkandung dalam kemangi merupakan senyawa antioksidan yang
dapat mencegah kerusakan sel tubuh.
5. Magnesium dalam kemangi dapat membantu merilekskan jantung dan juga pembuluh
darah.
6. Minyak atsiri dalam daun kemangi mampu menghambat pertumbuhan
bakteri Candida Albicans. Candida Albicans ini adalah salah satu bakteri yang sering
menyebabkan penyakit di daerah mulut dan sekitarnya.
7. Minyak atsiri dalam daun kemangi bersifat antibakteri terhadap Escherichia Coli.
8. Senyawa kelompok fenolik, seperti Flavonoid mampu mereduksi radikal bebas.
9. Kandungan Eugenol (70,5%) pada kemangi dapat berfungsi sebagai larvasida
terhadap larva nyamuk Aedes Aegypti.
10. Kandungan aktif (Anetol, Boron dan Stigmasterol) merangsang pengeluaran hormon
estrogen.
11. Konsumsi kemangi secara signifikan juga bisa mengurangi risiko neoplasia
(pembentukan tumor) dan kanker hati.

Oleh karena permintaan masyarakat Indonesia terhadap kebutuhan akan tanaman


herbal dalam upaya meningkatkan daya tahan tubuh dalam menghadapi serangan Virus
Covid-19 meningkat, masyarakat Indonesia terdorong untuk membudidayakan tanaman
herbal secara mandiri di rumah. Dalam membudidayakan tanaman kemangi diperlukan
faktor-faktor eksternal yang dapat menunjang keberhasilan dari pertumbuhan dan
perkembangan tanaman herbal ini. Sedangkan pada akhir-akhir ini harga pupuk di pasaran
semakin melonjak drastis yang disebabkan adanya wabah pandemik Virus Covid-19 yang
membuat pertumbuhan ekonomi di negara kita Indonesia mengalami minus/penurunan dan
hal itulah yang dapat menyebabkan harga bahan baku dan lain-lain sebagainya mengalami
7|Page
peningkatan. Baik pupuk organik maupun pupuk kimia, telah mengalami kenaikan harga
yang cukup signifikan. Pupuk kimia atau pupuk buatan pabrik banyak dimanfaatkan para
petani atau pecinta tanaman untuk menyuburkan tanah. Pupuk-pupuk buatan ini memang
berguna menyuburkan dan meningkatkan hasil produksi tanaman, namun disamping itu juga
memiliki dampak yang tidak baik bagi lingkungan. Pupuk-pupuk buatan tersebut, banyak
mengandung bahan kimia berbahaya. Oleh karena itu, diperlukan suatu alternatif lain untuk
mendapatkan pupuk yang murah dan sehat.
MSG (Monosodium Glutamat) atau biasa kita sebut dengan vetsin atau micin, selain
digunakan sebagai penyedap rasa, seringkali dijadikan sebagai pupuk pada tanaman hias oleh
masayarakat umum. MSG diyakini mengandung zat-zat yang dibutuhkan oleh tanaman dan
dapat membuat tanaman semakin subur. Kandungan Na yang tinggi pada MSG diduga dapat
mempengaruhi tingkat kesuburan tanaman, mempercepat pertumbuhan, mempercepat
pembungaan, mempercepat pembungaan, dan menyebabkan tanaman agar tidak mudah mati
karena nutrisi tanaman tercukupi.  

B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang tersebut dapat dirumuskan suatu masalah, yaitu :
Apakah pemberian larutan MSG berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan
tanaman kemangi (Ocimum sanctum)?

C. Hipotesis
Berdasarkan dari hasil asumsi-asumsi diatas, hipotesis dari penelitian ini adalah :
H0 :
Pemberian larutan MSG tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan
tanaman kemangi.
H1 :
Pemberian larutan MSG berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman
kemangi

8|Page
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan dari rumusan masalah sebelumnya, tujuan dari penelitian ini adalah sebagai
berikut :
1. Mebcari pupuk alternatif yang murah dan mudah untuk didapat untuk
membudidayakan tanaman herbal secara mandiri di rumah.
2. Mengetahui pengaruh pemberian larutan MSG terhadap pertumbuhan dan
perkembangan tanaman kemangi.
3. Mengetahui pengaruh MSG terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman
kemangi.

E. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah :
1. Dapat menambah ilmu pengetahuan mengenai kajian ilmiah dari membuat laporan
penelitian ilmiah yang berjudul “Pengaruh Pemberian MSG Terhadap Pertumbuhan
Tanaman Kemangi”.
2. Dapat menambah informasi ilmiah kepada masyarakat mengenai pengaruh MSG
terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman herbal kemangi.
3. Dapat mendapatkan cara alternatif mempercepat pertumbuhan tanaman sebagai
pengganti pupuk yang mahal dan dapat mencemari air.

9|Page
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Pertumbuhan dan Perkembangan


Pertumbuhan adalah proses bertambahnya ukuran (diantaranya volume, massa, dan
tinggi) serta jumlah sel secara irreversible (tidak dapat kembali ke bentuk semula).
Pertumbuhan bersifat kuantitatif (dapat diukur) dengan menggunakan auksanometer.
Pertumbuhan terjadi karena pertambahan jumlah sel dan pembesaran sel. Proses ini terjadi
akibat pembelahan mitosis pada jaringan bersifat meristematik. Contoh, pertambahan tinggi
batang dan jumlah daun.
Perkembangan adalah proses terspesialisasi sel menuju ke bentuk dan fungsi tertentu
yang mengarah ke tingkat kedewasaan yang bersifat kualitatif (tidak dapat dihitung) dan
bersifat reversible (dapat kembali ke bentuk semula). Contoh, munculnya bunga sebagai alat
perkembangbiakan.

B. Tahapan Pertumbuhan dan Perkembangan Tumbuhan


Pertumbuhan dan perkembangan pada tanaman diawali dengan perkecambahan biji.
Perkecambahan adalah munculnya plantula (tanaman kecil dari dalam biji) karena
pertumbuhan embrio di dalam biji menjadi tanaman baru. Embrio terdiri dari akar lembaga
(calon akar = radikula), daun lembaga (kotiledon) dan batang lembaga (kaulikulus).
1. Struktur Biji
Pada biji tanaman dikotil maupun monokotil, Epikotil (bagian atas kotiledon) di
ujung epikotil terdapat Plumula (ujung batang & calon daun) merupakan poros embrio yang
tumbuh ke atas yang selanjutnya akan tumbuh menjadi daun pertama, sedangkan Hipokotil
(bagian bawah kotiledon) di ujungnya terdapat radikula (calon akar) adalah poros embrio
yang tumbuh ke bawah dan akan menjadi akar primer.
Pada tanaman monokotil, misalnya jagung, kotiledon mengalami modifikasi menjadi
skutelum dan koleoptil. Skutelum berfungsi sebagai alat penyerap makanan yang terdapat di
dalam endosperma, sedangkan koleoptil berfungsi melindungi plumula. Selain itu, pada
jagung juga terdapat koleoriza yang berfungsi melindungi radikula.
Pada biji dikotil yang berkecambah, embrio menyerap nutrien dari endosperma
(cadangan makanan) sehingga kotiledon mengecil pada akhirnya kisut dan lepas.

10 | P a g e
2. Proses Perkecambahan
Proses Fisika, (a) Terjadi ketika biji menyerap air (imbibisi) akibat dari potensial air
rendah pada biji yang kering. Proses Kimia, (b) Air yang masuk mengaktifkan embrio untuk
melepaskan hormone giberelin (GA). (c) Hormon GA mendorong aleuron (lapisan tipis
bagian luar endosperma) untuk sintesis dan mengeluarkan enzim. (d) Enzim bekerja
menghidrolisis cadangan makanan yang terdapat dalam kotiledon dan endosperma. Proses ini
menghasilkan molekul kecil larut dalam air, misal enzim amylase menghidrolisis pati dalam
endosperma menjadi gula. Selanjutnya gula dan zat lain diserap dari endosperma oleh
kotiledon selama pertumbuhan embrio menjadi bibit tanaman.
3. Macam Perkecambahan
Berdasarkan letak kotiledon pada saat perkecambahan, ada dua tipe perkecambahan,
yaitu :
a. Perkecambahan Epigeal
Ciri Perkecambahan ini : Terangkatnya kotiledon dan plamula ke permukaan tanah.
Pemanjangan terjadi pada bagian hipokotil (ruas batang dibawah kotiledon).
Perkecambahan ini umumnya terjadi pada biji tanaman Dicotyledoneae (kecuali
kacang kapri), contoh : tanaman kemangi, kacang kedelai, kapas.
b. Perkecambahan Hipogeal Ciri Perkecambahan ini : Tertinggalnya kotiledon didalam
tanah, sedang plamula tetap menembus tanah. Pemanjangan terjadi pada epikotil (ruas
batang diatas kotiledon). Umumnya terjadi pada biji monocotyledoneae, contoh :
Jagung, padi. dan Dicotyledoneae yaitu hanya kacang kapri.

Pada akhir perkecambahan terbentuk akar, batang, dan daun. Selanjutnya, tumbuhan
mengalami pertumbuhan, yaitu :
a. Pertumbuhan Primer. Pertumbuhan yang terjadi karena aktivitas meristem apikal
(terdapat pada ujung batang dan ujung akar), menyebabkan pemanjangan akar dan
batang.
b. Pertumbuhan Sekunder. Pertumbuhan sekunder terjadi akibat aktivitas pembelahan
mitosisi pada jaringan meristem sekunder (lateral) sehingga mengakibatkan diameter
batang dan akar bertambah besar. Meristem lateral terbagi atas : Kambium vaskuler
(terletak diantara xylem dan floem menyebabkan pembelahan sel kearah dalam
membentuk xylem dan kearah luar membentuk floem. dan Kambium gabus (jaringan
pelindung yang menggantikan fungsi jaringan epidermis yang rusak/mati).
Pertumbuhan sekunder terjadi pada tumbuhan dikotil.
11 | P a g e
C. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan Tumbuhan
Terdapat faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan:
1. Faktor Internal (Dalam)
a. Faktor Intraseluler/Genetis Gen mengandung faktor-faktor sifat keturunan yang dapat
diturunkan pada keturunnanya. Gen juga berfungsi untuk mengkontrol reaksi kimia
didalam sel, misalnya sintesis protein. Pembentukan yang merupakan dasar penyusun
tubuh tumbuhan, yang dikendalikan oleh gen secara langsung. Maka gen dapat
mengatur pertumbuhan melalui sifat yang diturunkan dan sintesis-sintesis yang
dikendalikan.
b. Faktor Interseluler/Fisiologi Proses yang terjadi merupakan proses fungsional tingkat
seluler. Hormon adalah regulator pertumbuhan yang sangat esensial yang dibuat pada
suatu bagian tumbuhan. Hormon tumbuhan disebut fitohormon. Hormon itu
diantaranya :
1) Auksin
Hormon ini ditemukan pada titik tumbuh batang dan selubung daun pertama
tanaman monokotil yang disebut koleoptil, ujung akar, dan ujung batang serta
jaringan yang masih bersifat meristematis. Fungsi Auksin :
a) Merangsang aktivitas kambium untuk membentuk xylem dan floem.
b) Mencegah rontoknya daun, bunga dan buah.
c) Merangsang pembentukan buah dan bunga.
d) Memacu pembentangan dan pembelahan sel.
e) Merangsang pemanjangan (sel) tunas ujung tanaman.
f) Membantu pembentukan buah tanpa biji (partenokarpi).
g) Merangsang pembentukan akar lateral dan serabut akar.
h) Merangsang dominasi apical, yaitu terhalangnya tunas lateral oleh adanya
tunas ujung tanaman. Jika tunas ujung tanaman dipotong, maka tunas-tunas
lateral akan tumbuh.
i) Memelihara elastisitas dinding sel.
Tanaman yang semula tumbuh tegak jika direbahkan maka auksin akan
terkumpul di sisi bawah, menyebabkan ketidakseimbangan sel bagian atas dengan
bagian bawah sehingga batang tumbuh membengkok ke atas. Aktivitas auksin akan
terhambat oleh cahaya matahari. Karena pada bagian tanaman yang terkena cahaya
auksin akan tidak merata sehingga pertumbuhan terhambat. Sehingga tempat gelap
akan tumbuh lebih panjang. Hal ini karena kandungan auksin pada tempat terang
12 | P a g e
lebih rendah dari tempat gelap. Oleh karena itu, batang tumbuh membengkok
kearah datangnya cahaya.
2) Giberelin.
Berperan dalam merangsang pertumbuhan dan perkembangan embrio.
3) Etilen.
Berperan dalam proses pematangan buah dan kerontokan daun.
4) Sitokinin.
Berperan dalam pembelahan sel (sitokinesis).
5) Asam absisat.
Berperan dalam proses penuaan dan gugurnya daun.
6) Kalin.
Berperan dalam proses organogenesis.
7) Asam traumalin.
Berperan dalam proses regenerasi sel apabila tumbuhan mengalami kerusakan
jaringan.
2. Faktor Eksternal/Luar (Lingkungan)
a) Air
Air termasuk senyawa utama yang sangat dibutuhkan tumbuhan. Tanpa air, reaksi
kimia dalam sel tidak berlangsung sehingga tumbuhan akan mati.
b) Cahaya Kualitas, intensitas, dan lamanya radiasi yang mengenai tumbuhan mempunyai
pengaruh yang besar terhadap berbagai proses fisiologi tumbuhan. Pada intensitas
cahaya berlebih maka auksin dan klorofil akan rusak sehingga menghambat
pertumbuhan. Sebaliknya, pada intensitas kurang cahaya tumbuhan mengalami
etiolasi. Fotoperiodisme adalah Respon tumbuhan terhadap lama penyinaran (panjang
hari). Berdasarkan panjang hari, tumbuhan dapat dibedakan menjadi empat macam,
yaitu:
1) Tumbuhan hari pendek, tumbuhan yang berbunga jika terkena penyinaran kurang
dari 12 jam sehari. Tumbuhan hari pendek contohnya aster, krisan,dahlia, ubi jalar,
kedelai, dan anggrek.
2) Tumbuhan hari panjang, tumbuhan yang berbunga jika terkena penyinaran lebih
dari 12 jam (14 – 16 jam) sehari. Tumbuhan hari panjang, contohnya bayam,
kentang, gandum, kol, bit gula, selada, dan tembakau.

13 | P a g e
3) Tumbuhan hari netral, tumbuhan yang tidak responsive terhadap panjang hari
untuk pembungaannya. Tumbuhan hari netral contohnya bunga matahari. mawar,
kapas, mentimun dan tomat.
c) Kelembapan
Laju transpirasi dipengaruhi oleh kelembapan udara. Jika kelembapan udara rendah,
transpirasi akan meningkat. Hal ini memacu akar untuk menyerap lebih banyak air
dan mineral dari dalam tanah. Meningkatnya penyerapan nutrien oleh akar akan
meningkatkan pertumbuhan tanaman.
d) Nutrien.
Zat makanan bisa terdapat dalam air, udara, dan tanah (umumnya) dalam bentuk ion.
Nutrien digunakan tumbuhan untuk sumber energi dan sumber materi untuk sintesis
berbagaikomponen sel yang diperlukan selama pertumbuhan. Jika kebutuhan kurang
maka akan terjadi defisiensi (tumbuh tidak sempurna hingga bisa mati) Nutrien
dibedekan atas :
1) Makronukrien (unsure makro/butuh dalam jumlah banyak). Misalnya : C, H, O
[defisiensi : Pertumbuhan dan metabolisme terhambat, akhirnya mati ], N
(Nitrogen) [Daun pucat, klorosis/menguning dan gugur), P (Fosfor), K (Kalium),
Ca (Kalsium) [Daun tidak terbentuk] , S (Sulfur), Mg (Magnesium).
2) Mikronutrien (unsure mikro/butuh dalam jumlah sedikit). Misalnya : Fe (Besi)
[Klorosis], Cl (Klor) [layu], B (Boron), Mn (Mangan), Mo (Molibdenum), Zn
(Seng), Cu (Tembaga). • Suhu Suhu berpengaruh dalm proses fotosintesis,
respirasi, transpirasi, dan reproduksi. Pada suhu optimum (suhu tertentu saat
tumbuh dan berkembang dengan baik berkisar 10 – 38°C). Umumnya tumbuhan
tidak tumbuh pada suhu 0°C dan diatas 40°C.
e) Oksigen
Oksigen mempengaruhi pertumbuhan tumbuhan. Dalam respirasi aerob pada
tumbuhan, terjadi penggunaan oksigen untuk menghasilkan energi. Energi ini
digunakan, antara lain untuk pemecahan kulit biji dalam perkecambahan, dan aktivitas
tumbuhan. Apabila tumbuhan kekurangan Oksigen dapat mengalami kematian.
f) pH medium (Tingkat keasaman)
Derajat keasaman tanah (pH tanah) sangat berpengaruh terhadap ketersediaan unsur
hara yang diperlukan oleh tumbuhan. Pada kondisi pH tanah netral unsur-unsur yang
diperlukan, seperti Ca, Mg, P, K cukup tersedia. Adapun pada pH asam, unsur yang
tersedia adalah Al, Mo, Zn, yang dapat meracuni tubuh tumbuhan. Secara khusus, inti
14 | P a g e
dari penelitian ini adalah keterkaitan antara Hormon auksin dengan intensitas cahaya
matahari yang akan mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman
kemangi.

D. Monosodium Glutamat (MSG/Vetsin/Micin)


MSG adalah salah satu bahan aditif yang biasa digunakan untuk menambah cita rasa
makanan. MSG memiliki nama pasaran yang biasa disebut dengan Vetsin atau Micin. MSG
adalah garam buatan yang berasal dari proses kimiawi. Adapun bahan dasar dari pembuatan
MSG adalah berasal dari tetes tebu yang melalui proses fermentasi. MSG terdiri dari
kandungan senyawa C, H, O, N, dan Na. kelima unsur senyawa yang terkandung dalam MSG
ini merupakan lima unsur senyawa yang diperlukan untuk nutrisi dalam perkembangan
tanaman. Kelima unsur tersebut memiliki beberapa manfaat, yakni : Unsur nitrogen memiliki
manfaat yang baik untuk merangsang pertumbuhan bagian tanaman, seperti batang, cabang
dan daun dan proses pembentukan protein dan lemak, yang dibutuhkan tanaman dalam
melakukan proses pertumbuhan. Unsur karbon sangat penting bagi pembentukan karena
sebagian besar tanaman terdiri dari unsur ini. Selain itu unsur karbon juga terdapat pada
gas karbon monoksida yang sangat berfungsi untuk pembentukan makanan bagi tanaman.
Unsur Hidrogen merupakan elemen pokok tanaman dalam pembangunan bahan organik pada
tanaman. Sedangkan unsur natrium sangat penting bagi tumbuhan untuk memperbaiki
pertumbuhan tanaman. Natrium juga sebagai unsur pengatur kadar unsur kalium yang akan
menyebabkan kecacatan jika tanaman menyerap kalium secara berlebih.

E. Objek Penelitian ( Tanaman Kemangi )


Kemangi memiliki nama latin Ocimum sanctum dan masuk dalam
famili Lamiacaea.   Kemangi  memiliki 50 – 150 jenis yang tersebar dari daerah tropis Asia,
Afrika sampai Amerika tengah dan Amerika selatan. Dari sekian banyak
jenis Ocimum tersebut, hanya beberapa yang telah menjadi komoditas komersial. Beberapa
diantaranya jenis Ocimum basilicum, Ocimum sanctum, Ocimum gratisimum, Ocimum
americanum dan beberapa jenis lainnya. Tanaman kemangi berasal dari daerah Asia tropis.
Tanaman jenis ini pernah menjadi tanaman kerajaan di Prancis dan Italia. Bunga dari
tanaman kemangi ini dapat dipilih untuk menyatakan cinta. Sedangkan di India tanaman ini
merupakan salah satu tanaman disucikan yang digunakan untuk upacara-upacara keagamaan.
Di Indonesia sendiri, tanaman kemangi dimanfaatkan untuk sayur atau lalap sebagai pemacu
selera makan. Masyarakat Minangkabau menggunakan tumbuhan sejenis kemangi yang
15 | P a g e
dinamakan dengan ruku-ruku. Di dalam Bahasa Thailand disebut sebagai bai kra pao. Ruku-
ruku biasanya digunakan untuk memasak gulai ikan dan asam padeh (asam pedas).
Dalam dunia tumbuh-tumbuhan, tanaman kemangi ini diklasifikasikan seperti berikut
ini:
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas : Asteridae
Ordo : Lamiales
Famili : Lamiaceae
Genus : Ocimum
Spesies : Ocimum sanctum

Tanaman kemangi dapat tumbuh di dataran rendah hingga pada ketinggian 500 mdpl.
Kemangi juga toleran terhadap cuaca panas maupun dingin. Karena tanaman ini merupakan
tanaman yang terbanyak sebarannya di dunia, maka tidak heran ada begitu banyak peneliti
yang membahas mengenai morfologi dari tanaman kemangi. Jadi, morfologinya adalah:
1. Morfologi Batang kemangi
Untuk batangnya sendiri, tanaman kemangi memiliki ciri khasnya. Ialah batang yang
memiliki bermacam bentuk, memiliki bulu, serta mempunyai warna yang bervariasi. Kadang
bisa hijau, namun ada juga yang berwarna agak keunguan. Meski begitu, batang dari tanaman
ini ialah berjenis dikotil. Seperti yang sudah disinggung bahwasannya tanaman ini memiliki
banyak jenis bentuknya. Ada yang segi empat, bulat, beralur, ada juga yang bercabang, dan
sebagainya. Hal ini dilihat dari batang tanaman yang berkayu. Tanaman ini bisa
dibudidayakan dari stek batang.
2. Morfologi Bunga tanaman Kemangi
Selain itu, tanaman ini juga memiliki ciri khas unik pada bunganya. Untuk bunganya sendiri,
tanaman ini cenderung memiliki bunga yang bergerombol, serta mempunyai mahkota bunga
yang berwarna keunguan. Dan karena bergerombol, biasanya bunga yang demikian tidak
berada di satu tempat saja. Bunga dari tanaman kemangi ini ada juga yang berada di batang
tanaman tersebut, dan lagi, bergerombol. Panjang dari bunga tanaman kemangi sendiri sekitar

16 | P a g e
5 s/d 7 mm, serta mereka memberikan aroma yang sangat khas. Dan karena bergerombol
biasanya terdapat berbagai warna yang membuat mereka tampak cantik.
3. Morfologi Daun tanaman Kemangi
Daun dari tanaman kemangi atau nama latinnya adalah Ocimum Sanctum ini, memiliki dua
jenis warna. Ada yang hijau sampai dengan berwarna kecoklatan. Daun dari tanaman ini juga
memiliki bau yang sangat khas, namun jika digunakan sebagai bahan masakan biasanya akan
mengeluarkan rasa yang agak pedas. Untuk bentuk dari daun kemangi ada beberapa jenis
bentuk. Mulai dari lonjong memanjang, atau seperti bundarnya telur namun agak memanjang.
Untuk permukaan dari daun kemangi ialah memiliki rambut yang tipis dan halus. Serta untuk
panjang dari daun kemangi sendiri sekitar 2 s/d 7,5 cm. Perbedaan iklim ini hanya
mengakibatkan penampilan tanacnan sedikit berbeda. Kemangi yang ditanam di daerah
dingin daunnya lebih lebar dan lebih hijau. Sedangkan kemangi di daerah panas daunnya
kecil, tipis, dan berwama hijau pucat. Saat tanaman ini tumbuh besar, pemetikan pucuk
tanaman harus seringkali dilakukan untuk menghindari munculnya bunga. Ketika bunga
muncul maka daun akan mengecil sehingga sulit dimanfaatkan dan tampilannya kurang
bagus.

4. Morfologi Biji tanaman Kemangi


Bentuk biji dari tanaman ini rata-rata berbentu bulat. Sedangkan untuk warnanya sendiri
juga rata-rata adalah cokelat. Berat dari biji tanaman kemangi ini sekitar 0,026 gram
untuk 100 butirnya. Makanya tidak heran jika saat panen datang, biasanya para
pembudidaya akan mendapatkan setidaknya ada 50 tanaman kemangi yang mulai panen
dan siap untuk dimanfaatkan. Ukuran dari biji tanaman kemangi, sekitar 0,1 mm perbutir.
Biji kemangi bisa didapat dari bunga kemangi yang sudah matang dari pohonnya dan dari
tanaman yang telah tua. Bunga kemangi yang telah mengering mengandung biji/benih
yang siap disemaikan. Biji kemangi yang siap untuk digunakan memiliki ciri yakni
berwarna hitam, kering, dan benihnya berasal dari tanaman yang sudah tua.

17 | P a g e
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian
Metode penelitian yang kami gunakan adalah jenis penelitian eksperimen. Jenis
penelitian eksperimen adalah metode yang sistematis dan terfokus pada hubungan yang
mengandung fenomena sebab-akibat. Sedangkan jenis penelitian deskriptif adalah metode
penelitian yang berusaha untuk menjabarkan hasil penelitian sesuai dengan apa adanya,
dengam tujuan menggambarkan secara sistematis fakta dan karakteristik objek yang diteliti
secara tepat.
Maka dari itu, kami melakukan penelitian ini dengan jenis penelitian eksperimen
deskriptif untuk mendapatkan hasil penelitian atau mendapatkan data penelitian secara
sistematis, menunjukkan sebab-akibat serta menjabarkannya sesuai dengan fakta dan
karakteristik objek yang diteliti secara tepat.

B. Tempat dan Waktu Penelitian


1.) Tempat : Di rumah penulis, yang berlokasi di Perum Gatoel, JL. Madura No.02 ,
Kranggan, Kec. Prajurit Kulon, Kota Mojokerto
2.) Waktu : Bulan Agustus mulai dari tanggal 10 Agustus 2020 hingga 16 Agustus 2020
selama 1 minggu,

C. Variabel Penelitian
Adapun variabel dalam melakukan penelitian ini diantaranya adalah :
Variabel Bebas: pemberian larutan MSG.
Variabel Terikat: pertumbuhan dan perkembangan tanaman kemangi.
Variabel Kontrol: suhu, pencahayaan, dan media tanam.

D. Instrumen Penelitian
Alat yang digunakan untuk melakukan penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. sendok takar ukuran 1 sendok teh (1 sdt) (digunakan untuk mengaduk agar MSG
dapat larut dalam air).

18 | P a g e
2. 2 buah gelas plastik Aqua bekas dengan ukuran yang sama (digunakan sebagai media
untuk melarutkan MSG).
3. 1 buah penggaris 30 cm (digunakan untuk mengukur pertumbuhan tanaman
kemangi).
4. Alat tulis serta lembar kerja pengamatan (alat tulis kami gunakan untuk menulis dan
mencatat data-data apa saja yang terjadi selama proses pengamatan sedangkan lembar
kerja pengamatan kami gunakan sebagai media untuk mencatat dari hasil yang kami
peroleh selama melakukan pengamatan).
5. 1 buah sedotan plastik (Kami gunakan untuk menyangga tanaman kemangi yang
batangnya membengkok agar tetap tegak lurus).

Sedangkan bahan diperlukan adalah:


1. 2 bibit kemangi
2. 240 mL air (sebanyak 1 gelas penuh Aqua gelas bekas).
3. 10% larutan MSG.
4. 2 buah polybag diberi label A dan B.
5. Tanah humus
6. Arang sekam

E. Prosedur Kerja :
Adapun langkah-langkah kerja dalam melakukan penelitan ini adalah sebagai berikut :
1. Membuat media semai dengan komposisi tanah humus dan arang sekam dengan
perbandingan 1:1 kemudian dicampur hingga merata.
2. Memasukkan media semai ke dalam polybag A dan B.
3. Menanam bibit kemangi ke dalam masing-masing media tanam di polibag kemudian
diletakkan di tempat teduh
4. Memasukkan 10% larutan MSG ke dalam 240 ml air dan diaduk rata.
5. Menyiram tanaman kemangi pada polibag A dengan larutan MSG, dan polibag B
dengan air biasa secara rutin pada waktu pagi, siang dan malam selama 7 hari dan
mencatat panjang batangnya setiap hari dan perkembangannya

19 | P a g e
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil
Pada bab ini akan dibahas mengenai data hasil pengamatan berupa perubahan
pertumbuhan dan perkembangan tanaman kemangi yang telah disiram dengan menggunakan
larutan Monosodium Glutamat (MSG) dan disiram dengan tanpa menggunakan larutan
Monosodium Glutamat (MSG).
1. Pertumbuhan Tanaman
Berikut ini adalah data tabel dan deskripsi hasil dari data penelitian pada masing-masing
sampel yang menunjukkan adanya perubahan pertumbuhan kemangi per harinya. Adapun
pertumbuhan yang diamati adalah pertumbuhan tanaman kemangi yang telah diberi perlakuan
penyiraman dengan Monosodium Glutamat (MSG) dan penyiraman tanpa Monosodium
Glutamat (MSG). Perubahan pertumbuhan dari segi ketinggian tanaman ditunjukkan dalam
satuan centimeter.
Tabel 1
Sampe
No Larutan Pertumbuhan Tanaman Kemangi Hari Ke-
l
1 2 3 4 5 6 7
1. MSG A 3,2 cm 3,9 cm 4,8 cm 5,2 cm 6,3 cm 6,7 cm 7,8 cm
Tanpa
2. B 2 cm 2,2 cm 2,6 cm 3,4 cm 3,8 cm 4,3 cm 4,7 cm
MSG

Tabel 1
Dilihat dari tabel 1, tanaman kemangi pada sampel A yang disiram dengan menggunakan
larutan  Monosodium Glutamat  mengalami pertumbuhan yang signifikan dan konsisten pada
hari pertama hingga hari ketujuh. Sedangkan tanaman kemangi pada sampel A mengalami
pertumbuhan yang sedikit dari hari pertama sampai hari kedua dan mulai mengalami
pertumbuhan yang konsisten pada hari ketiga hingga hari ketujuh meskipun pertumbuhannya
tidak terlalu signifikan bila dibandingkan pertumbuhan pada tanaman kemangi sampel A
yang disiram dengan air yang mengandung Monosodium Glutamat.
20 | P a g e
c. Perkembangan Tanaman
Berikut ini adalah data tabel dan deskripsi hasil dari data penelitian pada masing-masing
sampel yang menunjukkan adanya perubahan perkembangan pada tanaman kemangi per
harinya. Adapun perkembangan yang diamati adalah perkembangan tanaman kemangi yang
telah diberi perlakuan penyiraman dengan larutan Monosodium Glutamat dan penyiraman
tanpa larutan Monosodium Glutamat. 
Tabel 2
A. Sampel A Tanaman Kemangi dengan larutan MSG
Hari Ke- Pekembangan
1 Akar
2 Akar
3 Batang
4 Batang
5 Daun
6 Daun
7 Bunga

B. Sampel B Tanaman Kemangi tanpa larutan MSG


Hari Ke- Perkembangan
1 Akar
2 Akar
3 Akar
4 Akar
5 Batang
6 Batang
7 Daun

Tabel 2
Berdasarkan data dari tabel 2 di atas, tanaman kemangi sampel A mengalami perkembangan
yang sangat signifikan. Dapat dilihat bahwa akar tanaman tanaman kemangi sampel A
mengalami pertumbuhan sejak hari pertama dan mulai berkembang pada hari ketiga, tanaman
kemangi sampel A terus mengalami perkembangan pada hari ketiga hingga ketujuh. Akan

21 | P a g e
tetapi, tanaman kemangi sampel B menunjukkan perkembangan akan tetapi tidak terlalu
signifikan perkembangannya bila dibandingkan dengan tanaman kemangi sampel A.
B. Pembahasan
Tanaman kemangi sampel A adalah sampel tanaman yang diberi perlakuan
penyiraman larutan Monosodium Glutamat. Tanaman kemangi sampel B disiram dengan air
biasa yang digunakan sebagai sampel acuan pada perubahan yang dialami oleh tanaman
kemangi sampel A. Tanaman kemangi Sampel A dan B diberi perlakuan yang sama dalam
mendapatkan cahaya yang cukup, waktu penanamannya yang serentak, pasokan gas (CO2 dan
O2), dan media tanah yang sama, dan media tanam yang sama yakni polybag.
Berdasarkan hasil data pengamatan kami sebagaimana yang telah dideskripsikan pada
sub-bab sebelumnya bahwa tanaman kemangi yang disiram dengan larutan Monosodium
Glutamat, mengalami pertumbuhan yang cukup signifikan apabila dibandingkan dengan
tanaman tanaman kemangi yang disiram dengan air biasa tanpa larutan Monosodium
Glutamat.
Jika dilihat dari data sebelumnya, perkembangan tanaman kemangi yang disiram
dengan larutan Monosodium Glutamat   pada tanaman sampel A, mengalami perkembangan
yang sangat cepat dan signifikan apabila dibandingkan dengan perkembangan tanaman pada
sampel B yang disiram dengan air biasa tanpa larutan Monosodium Glutamat. Hal ini
membuktikan bahwa larutan Monosodium Glutamat sangat mempengaruhi laju
perkembangan dan pertumbuhan suatu tanaman kemangi.
Tanaman kemangi pada polibag A yang diberi penyiraman dengan larutan MSG
menunjukkan kecepatan pertumbuhan dan perkembangan dibanding tanaman kemangi di
polibag B. Hal ini dimungkinkan karena MSG mengandung banyak unsur nitrogen. Unsur N
(Nitrogen) berguna untuk merangsang pertumbuhan tanaman khususnya batang, cabang, dan
daun. Secara mikroskopis unsur nitrogen diperlukan untuk pembentukan protein, lemak, dan
berbagai senyawa organik lainnya dalam tanaman.
Penyiraman tanaman kemangi dengan menggunakan larutan Monosodium
Glutamat tidak terlalu memberikan dampak yang berbahaya bagi pertumbuhan dan
perkembangan tanaman, sebab tanaman yang disiram dengan larutan Monosodium Glutamat
dapat mengalami pertumbuhan dan perkembangan dengan laju yang sangat cepat dan
signifikan.

22 | P a g e
 

BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari data diatas diketahui bahwa tanaman kemangi sampel A (yang disiram dengan
larutan MSG) lebih cepat tumbuh dari pada tanaman kemangi sampel B (yang disiram
dengan air tanpa diberi MSG). Sehingga hipotesis pertama kami yang berbunyi “Pemberian
larutan MSG berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman kemangi.”
dapat diterima
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penyiraman larutan Monosodium
Glutamat pada tanaman kemangi dapat mempercepat laju pertumbuhan dan
perkembangan tanaman kemangi. Dan dikarenakan penyiraman dengan larutan Monosodium
Glutamat dapat mempercepat proses pertumbuhan tanaman kemangi, maka
larutan Monosodium Glutamat  dapat digunakan sebagai salah satu alternatif mahalnya pupuk
di pasaran dan dapat meningkatkan perekonomian masyarakat dalam bidang
perkembangbiakan tanaman kemangi.

B. Saran
Setelah melakukan penelitian, penulis mengemukakan beberapa saran yang dapat
direkomendasikan diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Dengan adanya penelitian ini, maka diharapkan ada penelitian lanjutan untuk mengetahui
dosis Monosodium glutamat yang tepat untuk dijadikan sebagai pupuk alternatif bagi
tanaman kemangi.
2. Diharapkan dengan adanya penelitian ini dapat menggugah rasa ingin tahu peneliti lain
untuk melakukan penelitian lanjutan mengenai dampak pemberian Monosodium
Glutamat terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman lainnya, serta penelitian
lanjutan untuk
3. Bagi pembaca, diharapkan penelitian ini dapat menambah pengetahuan kajian ilmiah dari
pengaruh MSG terhadap pertumbuhan tanaman kemangi.

 
23 | P a g e
DAFTAR PUSTAKA

http://adihadiana.blogspot.com/2013/03/pengertian-pertumbuhan-dan-perkembangan.html

Anang. 2010. Monosodium Glutamat Sebagai Pupuk Alternatif Tanaman Aglaonema.


(https://meynyeng.wordpress.com/2010/06/03/monosodium-glutamat-sebagai-pupuk-
alternatif-tanaman-aglaonema/, diakses pada tanggal 20 Agustus 2020.
Hariyanto. 2013. Contoh Kata Pengantar. (http://belajarpsikologi.com/kata-pengantar-
contoh-kata-pengantar/, diakses pada tanggal 20 Agustus 2020.
https://akg.fkm.ui.ac.id/kemangi-si-pembebas-bau/

https://agrotek.id/klasifikasi-dan-morfologi-tanaman-kemangi/

24 | P a g e
LAMPIRAN

A
Gambar 1. Gambar tanaman kemangi sampel A yang telah disiram dengan larutan MSG
selama 7 hari.

B
Gambar 2. Gambar tanaman kemangi sampel B yang disiram dengan air biasa tanpa MSG
selama 7 hari.

25 | P a g e
A B

Gambar 3. Gambar hasil tanaman kemangi sampel A dan B yang disiram dengan air larutan
MSG dan dengan air biasa tanpa MSG selama 7 hari.

Gambar 4. Gambar alat-alat yang diperlukan untuk melakukan penelitian selama 7 hari.

26 | P a g e
Gambar 5. Gambar msg beserta 2 tanaman kemangi sampel A dan B tampak atas.

B A
Gambar 6. Gambar tanaman kemangi sampel A yang telah disiram dengan larutan MSG
tampak berbunga berbeda dengan tanaman kemangi sampel B yang disiram air biasa tanpa
MSG belum berbunga. Bagian kiri tanaman kemangi sampel B dan bagian kanan tanaman
kemangi sampel A.

27 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai