Oleh
Yohanes Mario Putra Bagus
Faktor Eksternal
Faktor eksternal yang mempengaruhi pertumbuhan tumbuhan merupakan
faktor yang berasal dari luar tubuh tumbuhan. Faktor eksternal tersebut antara
lain zat hara, cahaya, air, suhu, dan kelembapan.
a.Zat Hara :
Zat hara merupan unsur unsur mineral yang membantu tanaman untuk
melakukan proses fotosintesis. Fotosintesis sendiri merupakan nutrisi yang
dibutuhkan tanaman untuk menunjang kehidupannya dan pertumbuhan. Apabila
nutrisi tercukupi maka tanaman dapat bertumbuh dengan sehat
B.Cahaya
Cahaya diperlukan oleh tumbuhan untuk melakukan proses fotolisis, fotosintesis,
dan fotomorgenesis supaya mendapatkan nutrisi dan energi. Tanpa adanya
cahaya akan terjadi etiolasi yaitu pertumbuhan cepat yang tidak normal. Cahaya
matahari tidak dapat mempercepat pertumbuhan tanaman, namun membantu
tanaman tumbuh dengan sehat dan normal
C.Air
Air sendiri berfungsi untuk membantu biji dalam berkecambah dan sebagai
sumber zat fotosintesis untuk memenuhi nutrisi dan energi guna
keberlangsungan kehidupan tanaman .Dengan adanya air maka tanaman dapat
bertumbuh dengan baik dan normal. Selain itu air juga menjaga kelembapan
supayan tanaman tidak cepat layu sehingga tanaman dapat melakukan
pertumbuhan secara baik.
D.Suhu
Suhu memiliki peranan dalam memengaruhi pemgaktifan enzim pertumbuhan
yang dimiliki oleh tumbuhan.Tanaman memiliki suhu optimum untuk
berkembang. Suhu optimumnya berbeda-beda tergantung pada jenis
tanamannya.Pada suhu yang terlalu tinggi atau terlalu rendah, tanaman dapat
kehilangan kemampuan fisiologisnya seperti fotosintesis, respirasi, transpirasi,
absorpsi air, dan nutrisi.Bila tumbuhan berada pada tempat dengan suhu yang
lebih tinggi dari itu, kinerja enzim akan terganggu. Akibatnya, respirasi dan
transpor zat terganggu. Hal ini dapat menyebabkan kekurangan nutrisi pada
tumbuhan. Pada suhu yang tinggi, air yang dapat diserap oleh tumbuhan juga
lebih sedikit namun penguapan akan lebih mudah terjadi. Untuk menghindari
penguapan berlebihan, tumbuhan akan menutup stomatanya. Namun penutupan
stomata menyebabkan tidak adanya pertukaran oksigen dan karbondioksida,
atau artinya transpirasi zat terganggu. Hal ini membuat metabolisme terganggu
dan kematian pada tumbuhan.Adapun pada suhu rendah, air dan akar tanaman
akan membeku sehingga penyerapan air dapat terganggu. Pada suhu rendah,
enzim akan berhenti melakukan proses kimia, sehingga metabolisme tumbuhan
pun akan terhenti.
E. Kelembapan
Kelembapan sendiri mempengaruhi proses perkecambahan dalam tanamanan.
Kelembapan juga dibutuhkan oleh tanaman agar tubuhnya tidak cepat kering
karena penguapan. Kelembaban yang dibutuhkan tiap tanaman berbeda-beda
tergantung pada jenisnya. Kelembaban udara akan berpengaruh terhadap laju
penguapan atau transpirasi. Jika kelembaban rendah, maka laju transpirasi
meningkat dan penyerapan air dan zat-zat mineral juga meningkat. Hal itu akan
meningkatkan ketersediaan nutrisi untuk pertumbuhan tanaman. Dan sebaliknya,
jika kelembaban tinggi, maka laju transpirasi rendah dan penyerapan zat-zat
nutrisi juga rendah. Hal ini akan mengurangi ketersediaan nutrisi untuk
pertumbuhan tanaman sehingga pertumbuhannya juga akan terhambat.
3. Tahap-Tahap Pertumbuhan Tanaman
Pertumbuhan pada biji telah dimulai pada saat proses fisika, kimia, dan biologi
mulai berlangsung. Mula-mula terjadi proses fisika saat biji melakukan imbibisi
atau penyerapan air sampai biji ukurannya bertambah dan menjadi lunak. Saat air
masuk ke dalam biji, enzim-enzim mulai aktif sehingga menghasilkan berbagai
reaksi kimia. Kerja enzim ini antara lain, mengaktifkan metabolisme di dalam biji
dengan mensintesis cadangan makanan sebagai persediaan cadangan makanan
pada saat perkecambahan berlangsung yang dipakai untuk berkecambah.
2. Perkecambahan
Perkecambahan adalah munculnya plantula (tanaman kecil) dari dalam biji yang
merupakan hasil pertumbuhan dan perkembangan embrio. Pada perkembangan
embrio saat berkecambah, bagian plumula tumbuh dan berkembang menjadi
batang, sedangkan radikula menjadi akar. Tipe perkecambahan ada dua macam,
tipe itu sebagai berikut.
Tipe perkecambahan di atas tanah (Epigeal), Tipe ini terjadi, jika plumula muncul
di atas permukaan tanah, sedangkan kotiledon tetap berada di dalam tanah.
Tipe perkecambahan di bawah tanah (hipogeal) Tipe ini terjadi, jika plumula dan
kotiledon muncul di atas permukaan tanah.
3. Pertumbuhan Primer
Setelah fase perkecambahan, diikuti pertumbuhan tiga sistem jaringan meristem
primer yang terletak di akar dan batang. Pada fase ini tumbuhan membentuk akar,
batang, dan daun. Tiga sistem jaringan primer yang terbentuk sebagai berikut.
Protoderm, yaitu lapisan terluar yang akan membentuk jaringan
epidermis.Meristem dasar yang akan berkembang menjadi jaringan dasar yang
mengisi lapisan korteks pada akar di antara style dan epidermis.Prokambium,
yaitu lapisan dalam yang akan berkembang menjadi silinder pusat, yaitu floem
dan xilem.Pertumbuhan primer pada akar.Akar muda yang keluar dari biji segera
masuk ke dalam tanah, selanjutnya membentuk sistem perakaran tanaman. Pada
ujung akar yang masih muda, terdapat empat daera..
4. Klasifikasi Tanaman Kacang Hijau
Kingdom :Plantae
Divisi :Magnolipita
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Fabales
Famili : Fabaceae
Genus : Vigna
Spesies : V. radiate
Nama binomial : Vigna radiate
Kacang hijau adalah sejenis tanaman budidaya dan palawija yang dikenal luas di
daerah tropika. Tumbuhan yang termasuk suku polong- polongan (Fabaceae) ini
memiliki banyak manfaat dalam kehidupan sehari-hari sebagai sumber bahan pangan
berprotein nabati tinggi. Kacang hijau di Indonesia menempati urutan ketiga
terpenting sebagai tanaman pangan legum, setelah kedelai dan kacang tanah.
Bagian paling bernilai ekonomi adalah bijinya. Biji kacang hijau direbushingga
lunak dan dimakan sebagai bubur atau dimakan langsung. Biji matang yang digerus
dan dijadikan sebagai isi onde-onde, bakpao, atau gandas turi. Kecambah kacang
hijau menjadi sayuran yang umum dimakan di kawasan Asia Timur dan Asia
Tenggara dan dikenal sebagai tauge. Kacang hijau bila direbus cukup lama akan
pecah dan pati yang terkandung dalam bijinya akan keluar dan mengental, menjadi
semacam bubur. Tepung biji kacang hijau, disebut di pasaran sebagai tepung hunkue,
digunakan dalam pembuatan kue-kue dan cenderung membentuk gel. Tepung ini juga
dapat diolah menjadi mi yang dikenal sebagai soun.
5. Monosodium Glutamate (MSG)
MSG adalah salah satu bahan aditif yang biasa digunakan untuk menambah cita
rasa makanan. MSG memiliki nama pasaran yang biasa disebut dengan vetsin. MSG
adalah garam buatan yang berasal dari proses kimiawi. Adapun bahan dasar dari
pembuatan MSG adalah tebu.
MSG terdiri dari kandungan senyawa C, H, O, N, dan Na. kelima unsur senyawa
yang terkandung dalam MSG ini merupakan lima unsur senyawa yang diperlukan
untuk nutrisi dlam perkembangan tanaman. Kelima unsur tersebut.
Unsur nitrogen memiliki manfaat yang baik untuk merangsang pertumbuhan
bagian tanaman, seperti batang, cabang dan daun dan roses pembentukan protein dan
lemak, yang dibutuhkan tanaman dalam melakukan proses pertumbuhan.
Unsur karbon sangat penting bagi pembentukan karena sebagian besar tanaman
terdiri dari unsur ini. Selain itu unsur karbon juga terdapat pada gas karbon
monoksida yang sangat berfungsi untuk pembentukan makanan bagi tanaman.
Unsur Hidrogen merupakan elemen pokok tanaman dalam pembangunan bahan
organic pada tanaman.
Sedangkan unsur natrium sangat penting bagi tumbuhan untuk memperbaiki
pertumbuhan tanaman. Natrium juga sebagai unsur pengatur kadar unsur kalium yang
akan menyebabkan kecacatan jika tanaman menyerap kalium secara berlebih.
Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kajian teori yang telah dijabarkan, maka kami dapat merumuskan
hipotesis sebagai berikut :
1. Monosodium glutamat dapat menyuburkan tanaman dan mampu membuat
pertumbuhan tanaman lebih cepat.
2. Monosodium glutamat memiliki dampak yang tidak terlalu fatal bagi
pertumbuhan tanaman sehingga tanaman tidak akan mati hanya karena
penyiraman tanaman dengan larutan MSG
Bab II
Merode Penelitian
Jenis Penelitian
Jenis penelitian eksperimen adalah metode yang sistematis dan terfokus pada hubungan
yang mengandung fenomena sebab akibat. Sedangkan jenis penelitian deskriptif adalah
metode penelitian yang berusaha untuk menjabarkan hasil penelitian sesuai dengan apa
adanya, dengam tujuan menggambarkan secara sistematis fakta dan karakteristik objek yang
diteliti secara tepat.
Maka dari itu, kami melakukan penelitian ini dengan jenis penelitian eksperimen
deskriptif untuk mendapatkan hasil penelitian atau mendapatkan data penelitian secara
sistematis, menunjukkan sebab akibat serta menjabarkannya sesuai dengan fakta dan
karakteristik objek yang diteliti secara tepat.
Alat dan Bahan
Alat
1. Penggaris
2. Alat tulis
3. 6 buah gelas plastik bekas dengan ukuran yang sama (3 buah untuk media tanam dan 3
yang lainnya sebagai pencampuran larutan untuk penyiraman)
4. buah sendok makan
5. Dibutuhkan 1 plastik es batu yang telah di potong menjadi 3 bagian
6. Tiga buah karet gelang
Bahan
1.Biji kacang hijau
2.Air
3.Kapas
4.Tanah
5. MSG (Monosodium Glutamate) merk Ajinomoto
Variabel Penelitian
1. Variabel bebas : Pemberian jumlah Monosodium Glutamate (MSG) kepada tanaman
2. Variabel kontrol : Media tanam (ukuran pot, jumlah kapas), jenis tanaman kacang hijau,
Monosodium Glutamate (MSG)
3. Variabel terikat: Pertumbuhan kacang hijau yang diamati, yaitu tinggi tanaman, kondisi
fisik yang tampak pada batang, dan kondisi fisik yang tampak pada daun.
Dilihat dari tabel biji kacang hijau sampel C yang disiram oleh larutan tanpa Monosodium
glutamat tidak mengalami pertumbuhan pada hari pertama dan kedua. Akan tetapi, mulai
mengalami pertumbuhan yang signifikan dan konsisten pada hari ketiga hingga hari ketujuh.
Sedangkan biji kacang hijau sampel A tidak mengalami pertumbuhan sedikitpun dari hari
pertama hingga hari terakhir, sementara sampel B tidak mengalami pertumbuhan dari hari
pertama hingga keenam, dan pada hari ketujuh hanya mengalami pertumbuhan sedikit
sebesar 1 cm.
B. Perkembangan Tanaman
Berikut adalah tabel hasil pengamatan perkembangan kacang hijau per harinya. Pada
tabel tersebut tertera perubahan bagian-bagian tanaman yang tumbuh per harinya.
Hari ke- Sampel A Sampel B Sampel C
Berdasarkan tabel kacang hijau sampel C mengalami perkembangan yang sangat signifikan.
Dapat dilihat bahwa akar tanaman kacang hijau sampel C mengalami pertumbuhan sejak hari
ketiga dan mulai berkembang hingga muncul daun pada hari yang keemam, begitu pula
tanaman kacang hijau sampel B yang meskipun lebih lambat berkembangnya dengan sampel
C. kacang hijau sampel C terus mengalami perkembangan pada hari ketiga hingga ketujuh.
Sementara, kacang hijau sampel B tidak menunjukkan adanya perkembangan lebih lanjut
pada hari keempat hingga seterusnya. Sedangkan kacang hijau sampel A tidak mengalami
perkembangan sedikitpun sejak hari pertama hingga hari ketujuh tiba.
Pembahasan
Tanaman kacang hijau sampel A dan B adalah sampel tanaman yang diberi perlakuan
penyiraman larutan Monosodium glutamat dengan kadar yang berbeda, dimana tanaman
sampel B dengan kadar sedang dan sampel A dengan kadar tinggi. Tanaman kacang hijau
sampel C disiram dengan air biasa yang digunakan sebagai sampel acuan pada perubahan
yang dialami oleh tanaman sampel A dan B. Sampel A, B, dan C diberi perlakuan yang sama
dalam mendapatkan cahaya yang cukup serta waktu penanamannya yang serentak pula.
Berdasarkan hasil data sebagaimana yang telah dideskripsikan pada subbab sebelumnya,
maka tanaman kacang hijau yang disiram dengan larutan Monosodium glutamat, Baik itu
dengan kadar sedang maupun tinggi tidak mengalami pertumbuhan jika dibandingkan dengan
tanaman kacang hijau yang disiram dengan air biasa.
Jika dilihat dari data tersebut, perkembangan kacang hijau yang disiram dengan larutan
Monosodium glutamat kadar sedang pada tanaman sampel B mengalami perkembangan
yang sangat lambat jika dibandingkan dengan perkembangan tanaman pada sampel C yang
disiram dengan air biasa. Sedangkan tanaman kacang hijau sampel A yang disiram dengan
larutan Monosodium glutamat kadar tinggi tidak mengalami perkembangan sedikitpun. Hal
ini membuktikan bahwa kadar larutan Monosodium glutamat sangat mempengaruhi laju
perkembangan dan pertumbuhan suatu tanaman kacang hijau. Perbandingan kadar
Monosodium glutamat pada larutan penyiraman berbanding terbalik dengan laju
pertumbuhan dan perkembangan tanaman kacang hijau. Semakin tinggi kadar Monosodium
glutamat, maka semakin lambat pula laju pertumbuhan dan perkembangan tanaman kacang
hijau.
Berdasarkan pembahasan tersebut, maka penulis membuktikan bahwa hipotesis pertama
bahwa Monosodium glutamat dapat menyuburkan tanaman dan mampu membuat
pertumbuhan tanaman lebih cepat adalah salah.
Dampak penyiraman tanaman menggunakan larutan Monosodium glutamat tidak terlalu
fatal bagi perkembangan tanaman, karena tanaman yang disiram dengan larutan Monosodium
glutamat tetap dapat mengalami perkembangan walaupun dengan laju yang sangat lambat.
Dengan hal ini maka hipotesis kedua kami diterima. Dengan catatan larutan yang disiram
memiliki kadar tertentu.
Bab IV
Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan
Berdasarkan penelitian dan pembahasan yang telah penulis lakukan, dapat disimpulkan
bahwa penyiraman larutan Monosodium glutamat pada tanaman kacang hijau memperlambat
laju pertumbuhan dan perkembangan tanaman kacang hijau. Semakin tinggi kadar
Monosodium glutamate, maka semakin lambat pula pertumbuhan dan perkembangannya,
begitu pula sebaliknya.
Dikarenakan penyiraman dengan larutan Monosodium glutamat dapat memperlambat
pertumbuhan tanaman kacang hijau, maka larutan Monosodium glutamat tidak dapat
digunakan sebagai salah satu alternatif pengganti pupuk untuk memenuhi nutrisi
pertumbuhan kacang hijau
Saran
Bagi penulis, diharapkan untuk lebih dapat mempersiapkan suatu penelitian dengan
terencana supaya tidak terkesan dadakan dan meningkatkah hasil penelitian menjadi
lebih baik.
Bagi petani kacang hijau, diharapakan tidak menggunakan MSG sebagai nutrisi
tumbuhan karena dapat mengambat pertumbuhan dan perkembangan kacang hijau.
Bagi pembaca, diharapkan penelitian ini dapat menambah pengetahuan kajian ilmiah
dari pengaruh MSG terhadap pertumbuhan tanaman kacang hijau dan menambah rasa
ingin tahu terhadap pengaruh MSG dengan pertumbuhan kacang hijau sehingga
tertarik untuk membuat penelitian.
Daftar Pustaka
Selain tidak baik bagi pertumbuhan tanaman, ternyata Peneliti memasukkan MSG ke dalam
MSG juga tidak baik bagi manusia jika tidak disalah- gelas.
gunakan.
Biji Kacang hijau yang digunakan dalam penelitian Memasukkan Cairan yang berisi ka-
Dar MSG tinggi (3 sendok makan)
Tanaman kacang hijau yang tidak diberi MSG Tanaman kacang hijau yang diberi
Pada hari yang ke -7 (terakhir) kadar MSG yang tinggi