Anda di halaman 1dari 18

Kata pengantar

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya khususnya bagi
penulis yang telah menyelesaikan makalah laporan metode ilmiah yang berjudul “Pengaruh
cahaya terhadap perkembangan dan pertumbuhan kacang hijau”

Dalam menulis karya ilmiah ini, alhamdulillah penulis tidak mendapatkan kendala – kendala,
sehingga penyelesaiannya dapat dikerjakan dengan baik. Selain itu penulis juga mengucapkan
terima kasih kepada guru sebagai pembimbing, orang tua dan semua orang yang terlibat yang
telah memberikan dorongan dan motivasi sehingga karya ilmiah ini dapat terselesaikan.

Disini penulis juga sampaikan, jika seandainya dalam penulisan karya ilmiah ini terdapat hal –
hal yang tidak sesuai dengan harapan, untuk itu penulis dengan senang hati menerima masukan,
kritikan dan saran dari pembaca yang sifatnya membangun demi kesempurnaan karya ilmiah ini.
Semoga apa yang di harapkan penulis dapat di capai dengan sempurna.

Latar belakang
Allah menciptakan alam ini seisinya dengan penuh keberagaman dan kesempurnaan. Tidak ada
kata sia-sia dan tanpa guna. Semua memiliki nilai lebih yang kadang tidak diketahui manfaatnya
oleh manusia.
Dalam menjalani kehidupan, makhluk hidup memiliki peraturan-peraturan sendiri. Walaupun
antara manusia, tumbuhan dan hewan memiliki ciri kehidupan masing-masing, namun tidak dapat
dipungkiri, bahwa ketiganya adalah makhluk Allah yang memiliki kekhususan tersendiri.
Diantara ketiga makhluk hidup di atas, tumbuhan memiliki karakter yang lebih banyak
perbedaannya dengan manusia dan hewan. Hal ini, tentunya sesuai dengan siklus hidupnya yang
tidak terlalu mudah untuk diamati, karena tumbuhan tidak dapat berpindah tempat secara bebas
seperti halnya manusia dan hewan.
Tumbuhan memiliki banyak faktor yang berpengaruh bagi kelangsungan hidupnya. Faktor-faktor
yang mempengaruhi proses pertumbuhan dapat dibedakan menjadi dua, yaitu faktor internal dan
faktor eksternal. Faktor internal terdiri atas genetika (hereditas) dan hormon. Sedangkan faktor
eksternal meliputi cahaya, suhu, nutrien, dan kelembapan.
Salah satu faktor eksternal yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman, adalah faktor cahaya.
Cahaya sangat dibutuhkan oleh tanaman, untuk kelangsungan hidupnya. Keberadaan cahaya
begitu penting karena berasal dari cahaya itulah, makanan yang diperlukan oleh tanaman dapat
terpenuhi melalui proses fotosintesis.
Adanya anggapan bahwa tanaman pasti akan mati dan terhenti pertumbuhannya jika tidak terkena
cahaya, pada prinsipnya hal ini ada benarnya. Karena cahaya merupakan salah satu faktor
pertumbuhan. Sehingga, tumbuhan atau tanaman tersebut tidak dapat bertahan hidup lama, seperti
halnya tanaman pada umumnya.
Cahaya memang memiliki peran sangat penting bagi pertumbuhan tanaman. Sehingga,
keberadaannya pun sangat di butuhkan oleh tanaman, pada umumnya. Sebenarnya, cahaya yang
dibutuhkan oleh tanaman tidak harus cahaya secara langsung dan dalam kapasitas tertentu. Hal ini,
seakan menunjukkan bahwa, yang penting tanaman tersebut terkena cahaya, sehingga dapat
berfotosintesis.
Tumbuhan adalah makhluk yang tidak dapat berpindah tempat sendiri, seperti halnya manusia
ataupun hewan. Untuk itu, sebagai sesama makhluk hidup, alangkah baiknya jika saling peduli
terhadap makhluk hidup lainnya. Namun, semua tentu harus dilandasi ilmu, sebagai modal untuk
memperbaiki kehidupan.
Oleh karena itu, untuk mengetahui seberapa penting dan seberapa besar pengaruh cahaya terhadap
pertumbuhan tanaman, terlebih kacang tanah, maka dilakukanlah penelitian ini. Dalam penelitian
ini diharapkan hasilnya sesuai dengan teori yang telah ada dan disempurnakan melalui penelitian
secara langsung ini.

Tumbuh dan berkembang merupakan salah satu ciri makhluk hidup. Dua rangkaian proses tersebut
berjalan bersamaan, sehingga tidak dapat dipisahkan. Pertumbuhan diartikan sebagai suatu proses
pertambahan ukuran atau volume serta jumlah sel secara irreversible, yaitu tidak dapat kembali
kebentuk semula. Pertumbuhan disebabkan oleh pembelahan sel (pertambahan jumlah sel) dan
oleh adanya pembesaran sel (pertambahan ukuran sel). Pertumbuhan bersifat kuantitatif (dapat
diukur), untuk mengukur petumbuhan dapat menggunakan alat auksanometer. Sedangkan
perkembangan merupakan spesialisasi sel menjadi struktur dan fungsi tertentu. Perkembangan
tidak dapat dinyatakan dengan ukuran, tetapi melalui perubahan bentuk dan tingkat kedewasaan.

Perkecambahan merupakan proses munculnya tanaman kecil (plantula) dari dalam biji hasil dari
perkembangan dan pertumbuhan embrio. Perkembangan dan pertumbuhan dapat dipengaruhi oleh
faktor internal dan eksternal. Faktor pendukung yang paling penting bagi proses perkecambahan
adalah air. Proses awal perkecambahan dimulai dari penyerapan air dengan cepat secara imbibisi.
Air yang berimbibisi bisa mengakibatkan biji memecah kulit pembungkusnya dan mengembang
serta memicu perubahan metabolik pada embrio sehingga biji mengalami pertumbuhan. Selain itu,
proses perkecambahan juga membutuhkan cahaya. Kekurangan cahaya akan mengganggu proses
fotosintesis pada kecambah yang menimbulkan gejala etiolasi. Gejala ini dapat dilihat dari batang
kecambah akan tumbuh lebih cepat namun lemah dan daunnya berukuran kecil, tipis, dan
berwarna pucat. Sebaliknya, tumbuhan yang tumbuh ditempat terang menyebabkan tumbuhan
tumbuh lebih lambat dengan kondisi relative pendek, daun berkembang, tampak lebih segar dan
batang kecambah lebih kokoh.

Sesuai dengan penjelasan yang telah dijabarkan diatas, mengenai faktor yang berpengaruh pada
proses perkembangan dan pertumbuhan biji kacang hijau. Maka dilakukanlah percobaan ini

Manfaat penelitian
Manfaat untuk penyusun
Dengan melakukan penelitian untuk menyusun karya tulis ilmiah ini, dapat memberikan
pengalaman khususnya untuk kami sebagai peneliti sekaligus penyusun karya tulis ini serta
pengetahuan tentang pengaruh cahaya terhadap pertumbuhan dan perkembangan kacang hijau dan
perbedaan pertumbuhan dan perkembangan biji kacang hijau yang diletakan dilingkungan yang
berbeda intensitas cahayanya.
· Manfaat untuk pembaca
Untuk menambah wawasan dan pengetahuan tentang pengaruh cahaya terhadap pertumbuhan dan
perkembangan kacang hijau dan perbedaan pertumbuhan dan perkembangan biji kacang hijau
yang diletakan dilingkungan yang berbeda intensitas cahayanya, sehingga dapat menanam kacang
hijau dengan intensitas cahaya yang tepat.

. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan

Pertumbuhan dan perkembangan merupakan dua proses yang berjalan sejajar dan berdampingan.
Jadi proses pertumbuhan dan perkembangan tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lain. Setiap
makhluk hidup mengalami proses pertumbuhan dan perkembangan. Misalnya yang terjadi pada
diri kita, kalau diamati keadaan ketika bayi sangat berbeda dengan keadaan saat ini.
Pertumbuhan adalah proses pertambahan ukuran yang tidak dapat kembali ke asal (irreversibel),
yang meliputi pertambahan volume dam pertambahan massa. Selain disebabkan pertambahan
ukuran sel, pertumbuhan juga terjadi karena pertambahan jumlah sel. Contohnya bayi yang baru
lahir ukurannya + 45 cm dengan berat badan + 3 kg. Setelah mengalami pertumbuhan, tinggi
badan dapat mencapai lebih dari 150 cm dan berat badan lebih dari 30 kg.
Perkembangan adalah proses menuju tercapainya kedewasaan. Pada tingkat seluler, perkembangan
dapat berupa diferensiasi sel-sel yang baru membelah membentuk jaringan yang menyusun organ
tertentu. Pada tumbuhan perkembangan ditandai dengan munculnya bunga atau buah. Sedang
pada hewan dan manusia ditandai dengan kematangan organ reproduksi sehingga siap untuk
menghasilkan keturunan. Perkembangan juga menyebabkan perkembangan psikis dari usia bayi,
anak-anak, dan menjadi dewasa. Kalau kamu perhatikan, tinggi dan besar badanmu bisa jadi
berbeda bila dibandingkan dengan teman-teman sekelasmu.
Padahal usia kalian hampir sama, dengan kata lain waktu tumbuh dan berkembangnya hampir
sama. Mengapa bisa demikian? Hal ini disebabkan karena pertumbuhan dan perkembangan
dipengaruhi oleh berbagai faktor. Karena ada perbedaan faktor yang mempengaruhi pertumbuhan
dan perkembangan, tinggi dan besar badan teman-teman sekelasmu bisa berbeda-beda.

Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan danperkembangan dapat dibedakan menjadi


faktor dari dalam dan faktor dari luar tubuh. Faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhinya?
Untuk mengetahuinya, pelajarilah uraian berikut ini dengan baik.
1. Faktor Dalam (Internal)
Faktor dalam yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan berasal dari dalam tubuh
makhluk hidup sendiri. Yang termasuk kategori ini adalah faktor gen dan keadaan hormonal.
a. Gen
Gen adalah substansi/materi pembawa sifat yang diturunkan dari induk. Gen mempengaruhi ciri
dan sifat makhluk hidup, misalnya bentuk tubuh, tinggi tubuh, warna kulit, warna bunga, warna
bulu, rasa buah, dan sebagainya. Gen juga menentukan kemampuan metabolisme makhluk hidup,
sehingga mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangannya. Hewan, tumbuhan, dan manusia
yang memiliki gen tumbuh yang baik akan tumbuh dan berkembang dengan cepat sesuai dengan
periode pertumbuhan dan perkembangannya.
Meskipun peranan gen sangat penting, faktor genetis bukan satu-satunya faktor yang menentukan
pola pertumbuhan dan perkembangan, karena juga dipengaruhi oleh faktor lainnya. Misalnya
tanaman yang mempunyai sifat unggul dalam pertumbuhan dan perkembangannya, hanya akan
tumbuh dengan cepat, lekas berbuah, dan berbuah lebat jika ditanam di lahan subur dan
kondisinya sesuai. Bila ditanam di lahan tandus dan kondisi lingkungannya tidak sesuai,
pertumbuhan dan perkembangannya menjadi kurang baik. Demikian juga ternak unggul hanya
akan berproduksi secara optimal bila diberi pakan yang baik dan dipelihara di lingkungan yang
sesuai.

b. Hormon
Hormon merupakan zat yang berfungsi untuk mengendalikan berbagai fungsi di dalam tubuh.
Meskipun kadarnya sedikit, hormon memberikan pengaruh yang nyata dalam pengaturan berbagai
proses dalam tubuh. Hormon yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan pada makhluk
hidup beragam jenisnya.

1) Hormon pada tumbuhan


Hormon pada tumbuhan sering disebut fitohormon atau zat pengatur tubuh. Beberapa di antaranya
adalah auksin, sitokinin, giberelin, etilen, dan asam absisat.
a) Auksin, berfungsi untuk memacu perpanjangan sel, merangsang pembentukan bunga, buah, dan
mengaktifkan kambium untuk membentuk sel-sel baru.
b) Sitokinin, memacu pembelahan sel serta mempercepat pembentukan akar dan tunas.
c) Giberelin, merangsang pembelahan dan pembesaran sel serta merangsang perkecambahan biji.
Pada tumbuhan tertentu, giberelin dapat menyebabkan munculnya bunga lebih cepat.
d) Etilen, berperan untuk menghambat pemanjangan batang, mempercepat penuaan buah, dan
menyebabkan penuaan daun.
e) Asam absisat berperan dalam proses perontokan daun.

2) Hormon pada hewan


Beberapa hormon pertumbuhan pada hewan adalah sebagai berikut.
a) Tiroksin, mengendalikan pertumbuhan hewan. Pada katak hormon ini merangsang dimulainya
proses metamorfosis.
b) Somatomedin, mempengaruhi pertumbuhan tulang.
c) Ekdison dan juvenil, mempengaruhi perkembangan
fase larva dan fase dewasa, khususnya pada hewan Invertebrata.

3) Hormon pada manusia


Hormon dihasilkan oleh kelenjar endokrin atau kelenjar buntu, yaitu suatu kelenjar yang tidak
mempunyai saluran. Beberapa hormon pertumbuhan pada manusia antara lain sebagai berikut.
a) Hormon tiroksin, dihasilkan oleh kelenjar gondok/ tiroid. Hormon ini memengaruhi
pertumbuhan, perkembangan, dan metabolisme karbohidrat dalam tubuh. Kekurangan hormon ini
dapat mengakibatkan mixoedema yaitu kegemukan.
b) Hormon pertumbuhan (Growth hormon – GH). Hormon ini dihasilkan oleh hipofisis bagian
depan. Hormon ini disebut juga hormon somatotropin (STH). Peranannya adalah memengaruhi
kecepatan pertumbuhan seseorang. Seorang anak tidak akan tumbuh dengan normal jika
kekurangan hormon pertumbuhan. Pada masa pertumbuhan, kelebihan hormon ini akan
mengakibatkan pertumbuhan raksasa (gigantisme), sebaliknya jika kekurangan akan menyebabkan
kerdil (kretinisme). Jika kelebihan hormon terjadi setelah dewasa, akan menyebabkan
membesarnya bagian tubuh tertentu, seperti pada hidung atau telinga. Kelainan ini disebut
akromegali.
c) Hormon testosteron, mengatur perkembangan organ reproduksi dan munculnya tanda-tanda
kelamin sekunder pada pria.
d) Hormon estrogen/progresteron, mengatur perkembangan organ reproduksi dan munculnya
tandatanda kelamin sekunder pada wanita.

2. Faktor Luar (Eksternal)


Faktor luar yang mempengaruhi proses pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup berasal
dari faktor lingkungan. Beberapa faktor lingkungan yang memengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan makhluk hidup adalah sebagai berikut.

a. Makanan atau Nutrisi


Makanan merupakan bahan baku dan sumber energi dalam proses metabolisme tubuh. Kualitas
dan kuantitas makanan akan mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup.
Karena sedang dalam masa pertumbuhan, kamu harus cukup makan makanan yang bergizi untuk
mendukung pertumbuhan dan perkembangan tubuhmu.
Zat gizi yang diperlukan manusia dan hewan adalah karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan
mineral. Semua zat ini diperoleh dari makanan. Sedangkan bagi tumbuhan, nutrisi yang
diperlukan berupa air dan zat hara yang terlarut dalam air. Melalui proses fotosintesis, air dan
karbon dioksida (CO2) diubah menjadi zat makanan dengan bantuan sinar matahari. Meskipun
tidak berperan langsung dalam fotosintesis, zat hara diperlukan agar tumbuhan dapat tumbuh dan
berkembang dengan baik. Coba kamu amati, tanaman padi yang terlambat dipupuk, daunnya akan
berwarna kekuningan. Setelah dipupuk, daun tanaman padi itu akan kembali berwarna hijau dan
tumbuh dengan baik. Mengapa demikian? Di dalam pupuk terkandung zat hara yang penting
sebagai nutrisi tanaman.
b. Suhu
Semua makhluk hidup membutuhkan suhu yang sesuai untuk menunjang pertumbuhan dan
perkembangannya. Suhu ini disebut suhu optimum, misalnya suhu tubuh manusia yang normal
adalah sekitar 37°C. Pada suhu optimum, semua makhluk hidup dapat tumbuh dan berkembang
dengan baik. Hewan dan manusia memiliki kemampuan untuk bertahan hidup dalam kisaran suhu
lingkungan tertentu. Tumbuhan menunjukkan pengaruh yang lebih nyata terhadap suhu. Padi yang
ditanam pada awal musim kemarau (suhu udara rata-rata tinggi) lebih cepat dipanen daripada padi
yang ditanam pada musim penghujan (suhu udara rata-rata rendah). Jenis bunga mawar yang
tumbuh dan berbunga dengan baik di pegunungan yang sejuk, ketika ditanam di daerah pantai
yang panas pertumbuhannya menjadi lambat dan tidak menghasilkan bunga yang seindah
sebelumnya. Hal ini disebabkan karena semua proses dalam pertumbuhan dan perkembangan
seperti penyerapan air, fotosintesis, penguapan, dan pernapasan pada tumbuhan dipengaruhi oleh
suhu.
c. Cahaya
Cahaya berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup. Tumbuhan sangat
membutuhkan cahaya matahari untuk fotosintesis. Namun keberadaan cahaya ternyata dapat
menghambat pertumbuhan tumbuhan karena cahaya dapat merusak hormon auksin yang terdapat
pada ujung batang. Bila kamu menyimpan kecambah di tempat gelap selama beberapa hari,
kecambah itu akan tumbuh lebih cepat (lebih tinggi) dari seharusnya, namun tampak lemah dan
pucat/kekuning-kuningan karena kekurangan klorofil. Selain tumbuhan, manusia juga
membutuhkan cahaya matahari untuk membantu pembentukan vitamin D.
d. Air dan Kelembapan
Air dan kelembapan merupakan faktor penting untuk pertumbuhan dan perkembangan. Air sangat
dibutuhkan oleh makhluk hidup. Tanpa air, makhluk hidup tidak dapat bertahan hidup. Air
merupakan tempat berlangsungnya reaksi-reaksi kimia di dalam tubuh. Tanpa air, reaksi kimia di
dalam sel tidak dapat berlangsung, sehingga dapat mengakibatkan kematian.
Kelembapan adalah banyaknya kandungan uap air dalam udara atau tanah. Tanah yang lembab
berpengarauh baik terhadap pertumbuhan tumbuhan. Kondisi yang lembab banyak air yang dapat
diserap oleh tumbuhan dan lebih sedikit penguapan. Kondisi ini sangat mempengaruhi sekali
terhadap pemanjangan sel. Kelembapan juga penting untuk mempertahankan stabilitas bentuk sel.
e. Tanah
Bagi tumbuhan, tanah berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangannya. Tumbuhan akan
tumbuh dan berkembang dengan optimal bila kondisi tanah tempat hidupnya sesuai dengan
kebutuhan nutrisi dan unsur hara. Kondisi tanah ditentukan oleh faktor lingkungan lain, misalnya
suhu, kandungan mineral, dan air.

B Pertumbuhan dan Perkembangan pada Tumbuhan

Pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan dimulai sejak perkecambahan biji. Kecambah


kemudian berkembang menjadi tumbuhan kecil yang sempurna. Setelah tumbuh hingga mencapai
ukuran dan usia tertentu, tumbuhan akan berkembang membentuk bunga dan buah atau biji
sebagai alat perkembangbiakannya. Pertumbuhan pada tumbuhan terjadi di daerah meristematis
(titik tumbuh), yaitu bagian yang mengandung jaringan meristem. Jaringan ini terletak di ujung
batang, ujung akar, dan kambium. Aktivitas jaringan meristem yang terletak di ujung batang/akar
menghasilkan pola pertumbuhan yang berbeda bila dibandingkan dengan jaringan meristem di
kambium. Oleh karena itu pertumbuhan pada tumbuhan dapat dibedakan menjadi dua macam,
yaitu pertumbuhan primer dan pertumbuhan sekunder.

1. Pertumbuhan Primer

Daerah Pertumbuhan pada Akar


Daerah Pertumbuhan pada Akar

Pertumbuhan primer adalah pertumbuhan yang terjadi akibat aktivitas jaringan meristem primer
atau disebut juga meristem apikal. Titik tumbuh primer terbentuk sejak tumbuhan masih berupa
embrio. Jaringan meristem ini terdapat di ujung batang dan ujung akar. Akibat pertumbuhan ini,
akar dan batang tumbuhan bertambah panjang.

Pada titik tumbuh, pertumbuhan terjadi secara bertahap. Oleh karena itu daerah pertumbuhan
dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu daerah pembelahan, daerah perpanjangan, dan daerah
diferensiasi.

a. Daerah pembelahan
Daerah pembelahan terletak di bagian paling ujung. Di daerah ini sel-sel baru terus-menerus
dihasilkan melalui proses pembelahan sel. Daerah inilah yang disebut daerah meristematis.
b. Daerah pemanjangan
Daerah pemanjangan terletak di belakang daerah pembelahan. Di daerah ini sel-sel hasil
pembelahan akan tumbuh sehingga ukuran sel bertambah besar. Akibatnya di daerah inilah yang
mengalami pemanjangan.

c. Daerah diferensiasi
Daerah diferensiasi terletak di belakang daerah pemanjangan. Sel-sel yang telah tumbuh
mengalami perubahan bentuk dan fungsi. Sebagian sel mengalami diferensiasi menjadi epidermis,
korteks, xilem, dan floem. Sebagian lagi membentuk parenkim, kolenkim, dan sklerenkim.

2. Pertumbuhan Sekunder

Pertumbuhan sekunder disebabkan oleh aktivitas jaringan meristem sekunder. Contoh jaringan
meristem sekunder adalah jaringan kambium pada batang tumbuhan dikotil dan Gymnospermae.
Sel-sel jaringan kambium senantiasa membelah. Pembelahan ke arah dalam membentuk xilem
atau kayu sedangkan pembelahan ke luar membentuk floem atau kulit kayu. Akibat aktivitas
jaringan meristem pada kambium, diameter batang dan akar bertambah besar. Tumbuhan
monokotil tidak mempunyai kambium sehingga tidak mengalami pertumbuhan sekunder. Bila
kamu perhatikandiameter batang palem, bambu, tebu, dan kelapa hampir selalu sama dari kecil
hingga dewasa. Berbeda dengan tumbuhan dikotil seperti mangga, jati, jambu, asam, cemara, dan
pinus.

Bila kamu menjumpainya, coba perhatikan dengan seksama! Aktivitas pertumbuhan kambium
tidak selalu sama antara musim penghujan dengan musim kemarau. Di musim penghujan, air dan
zat hara terlarut tersedia dengan melimpah sehingga pembelahan sel lebih giat. Sebaliknya di
musim kemarau, ketersediaan air berkurang sehingga aktivitas pembelahan sel berkurang.
Aktivitas pembelahan yang berbeda ini tampak sebagai cincin-cincin konsentris pada batang yang
disebut lingkaran tahun. Perkembangan pada tumbuhan merupakan diferensiasi atau spesialisasi
sel atau bagian-bagian tumbuhan untuk melakukan fungsi khusus (menjadi dewasa).
Perkembangan pada tingkat sel misalnya sel-sel hasil pembelahan jaringan meristem mengalami
diferensiasi membentuk jaringan pengangkut.

Contoh perkembangan pada tingkat organ misalnya terbentuknya organ generatif yaitu munculnya
bunga. Beberapa jenis tumbuhan memiliki umur yang berbedabeda untuk berkembang menjadi
dewasa. Masa dewasa ditandai dengan kemampuan berkembang biak secara generatif. Jadi ketika
suatu tumbuhan telah membentuk bunga berarti tumbuhan itu telah dewasa dan dapat
bereproduksi secara generatif (menghasilkan biji). Biji merupakan calon individu yang dapat
tumbuh dan berkembang jika menemukan kondisi lingkungan yang sesuai.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan pada Tumbuhan


Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan dibedakan
menjadi faktor intenal dan faktor external.
1. Faktor Internal
Faktor internal yang dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan
meliputi hereditas. hormon pada tumbuhan, kalin, maupun florigen.

a. Faktor hereditas
Gen-gen tertentu di dalam sel bekerja pada waktu yang tepat untuk mengkodekan aktivitas dan
sifat yang khusus pada proses pertumbuhan dan perkembangan.

b. Hormon tumbuhan
Hormon tumbuhan adalah senyawa organik yang disintesis pada salah satu bagian tumbuhan dan
dipindahkan ke bagian lain yang pada konsentrasi sangat rendah mampu menimbulkan suatu
respons fisiologis. Hormon pada tumbuhan disebut juga fitohormon.

Berdasarkan fungsi fisiologisnya dikenal lima macam fitohormon. kelima macam fitohormon
tersebut dikelompokan lagi menjadi dua, yaitu hormon yang bersifat memicu pertumbuhan dan
perkembangan serta hormon yang memiliki sifat menghambat pertumbuhan dan perkembangan.

1) Hormon yang dapat memicu pertumbuhan dan perkembangan


Beberapa hormon bisa memicu adanya pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan, misalnya
hormon auksin, sitokinin, dan giberelin.

(A) Auksin
Auksin ditemukan pertama kali oleh Firts Went pada tahun 1926 pada bagian pucuk tumbuhan
gandum Avena sativa yang sedang mengalami pertumbuhan.

Hormon auksin kemudian disintesis pada bagian meristem apikal yang terletak pada ujung batanf
yang kemudian disebarkan keseluruh bagian tumbuhan dengan gerakan terpolarisasi menuju satu
arah.

Di alam dijumpai beberapa jenis auksin seperti indole acetic acid (IAA = asam indol asetat),
phenyl acetic acid (4-kloro IAA), dan indole butyric acid (IBA = asam indole butirat). Auksin
yang berhasil disintesis antara lain napthalene acid (MCPA), DAN 2,3 dichloro phenoxy acetic
acid (2,4D). Ketiga senyawa tersebut tidak dikelompokan sebagai hormon tumbuhan, tetapi
dikelompokan kedalam zat pengatur tumbuh (ZPT) pada tanaman.

Auksin dapat mempengaruhi proses pemanjangan sel yang kemudian diikuti oleh tekanan turgor
di dalam sel untuk memperkuat dinding sel.
Fungsi auksin lainnya antara lain sebagai berikut:

Mempengaruhi pembentukan ada akar lateral dan akar adventif, khususnya auksin IBA
Mempengaruhi pertumbuhan tunas samping (tunas lateral atau aksilar)
Memicu berbagai jenis sel tumbuhan untuk dapat menghasilkan gas etilen
Memicu perkembangan bunga dan buah
Merangsang pembelahan kambium vaskuler
Pada tahap reproduksi, IAA dapat ditemukan ada didalam serbuk sari, buah, dan biji. IAA
memiliki tanggung jawab terhadap dominansi apikal, yaitu pola pertumbuhan dimana ujung
puncak batang mencegah tumbuhnya tunas samping. Pengaruh auksin yang menyebabkan
dormansi apikal dapat dilihat pada gambar dibawah ini:

Dominansi Apikal karena Pengaruh Hormon Auksin


B) Sitokinin
Sitokinin merupakan senyawa yang berasal dari adenin, suatu senyawa yang didalamnya
mengandung nitrogen. Pada tahun 1940-an Johannes van Overbeek menemukan sitokinin didalam
buah kelapa yang belum matang.

Berdasarkan penelitian oleh Johannes van Overbeek, hormon ini memiliki peran dalam memicu
pembelahan sitoplasma (sitokinesis).

Sitokinin alami seperti zeatin dan zeatin ribosida dihasilkan dari jaringan yang masih tumbuh aktif
terutama akar, embrio, dan buah jagung. Sitokinin yang disintesis pada akarnya akan diangkut
keatas melalui xilem menuju organ tumbuhan yang masih muda. Sitokinin buatan antara lain
adalah kinetin dan benziladenin.

Sitokinin memiliki beberapa fungsi diantaranya adalah sebagai berikut:

Memicu proses perkembangan kloroplas dan sintesis klorofil


Memicu pembelahan sel dan pembentukan organ
Memicu perkembangan tunas samping pada tumbuhan dikotil. Sitokinin di transportasikan dari
akar menuju batang yang mampu mengaktifkan pertumbuhan tunas-tunas samping sehingga
tanaman mempunyai cabang yang cukup banyak dan menjadi rimbun
Membantu proses pembesaran sel-sel kotiledon dan daun pada tumbuhan dikotil
Menunda proses penuaan daun, bunga dan buah dengan cara mengontrol proses kemunduran yang
dapat menyebabkan adanya kematian sel-sel pada tanaman.
Giberelin
Giberelin memiliki sifat asam sehingga hal inilah yang menyebabkan giberelin disebut sebagai
asam giberalat atau biasa disingkat sebagai GA.

Hormon giberelin pertama kali ditemukan oleh Eiichi Kurosawa yaitu pada tahun 1926. Awalnya
giberelin disintesis dari jamur Gibberella Fujikuroi.

Sampai saat ini sudah ditemukan sekitar 110 jenis giberelin pada beberapa jenis jamur, ganggang,
tumbuhan lumut, tumbuhan paku, maupun tumbuhan tingkat tinggi. Giberelin bisa diperoleh dari
biji yang belum dewasa (terutama pada tumbuhan dikotil), ujung akar, daun muda, dan tunas.

Sebagian besar giberelin yang diproduksi tumbuhan adalah berbentuk inaktif yang akan
membutuhkan prekursor (pemicu) untuk menjadi bentuk yang aktif. Asetil Ko-A memiliki fungsi
sebagai prekursor pada sintesis giberelin.

Kemampuannya dalam meningkatkan pertumbuhan pada tanaman jauh lebih kuat dibandingkan
dengan pengaruh yang ditimbulkan oleh hormon auksin apabila diberikan secara tunggal.

Namun demikian, pemberian hormon auksin dalam jumlah yang sangat kecil tetap dibutuhkan
agar hormon giberelin dapat memberikan efek yang maksimal.

Sebagian besar tumbuhan dikotil akan tumbuh jauh lebih cepat apabila diberi dengan giberelin,
misalnya tanaman kubis yang dapat tumbuh mencapai 2 meter jika diberikan giberelin. Banyak
tanaman yang secara genetik memiliki tubuh yang kerdil akan tumbuh normal setelah diberikan
giberelin.

Pengaruh pemberian hormon giberelin pada tanaman yang kerdil dapat dilihat pada Gambar
dibawah ini:

tanaman kerdil yang diberi giberelin-2-2


Dari kiri ke kanan tanaman kerdil yang diberi giberelin dan tanaman normal
2) Hormon yang bersifat menghambat pertumbuhan dan perkembangan
Hormon yang bisa menghambat pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan adalah asam
absisat dan gas etilen.

(a) Asam Absisat


Asam absisat pertama kali dikenali dan dicirikan secara kimia oleh Frederick T. Addicott pada
tahun 1963 saat mempelajari senyawa yang menyebabkan gugurnya buah kapas.

Asam absisat (ABA) memiliki kemampuan khusus untuk mendorong terjadinya perontokan
(absisi) pada tumbuhan. Hormon ini disintesis pada akar, batang, daun, dan buah yang berwarna
hijau.

Hormon ini juga membantu melindungi tumbuhan dari keadaan kurang air, tanah bergaram, suhu
dingin maupun panas, serta cuaca yang beku.

ABA umumnya ditemui pada tumbuhan yang berpembuluh, dan ditemukan juga pada beberapa
jenis tumbuhan lumut, ganggang hijau, dan cendawan. Fungsi hormon ABA lainnya antara lain
sebagai berikut:

(1) Membantu proses embriogenesis serta pembentukan protein dalam biji.


(2) Menginduksi penutupan stomata.
(3) Mencegah proses perkecambahan atau pertumbuhan prematur pada biji beberapa jenis
tumbuhan.
(4) Mengurangi kecepatan pada proses pembelahan dan pemanjangan sel bahkan dapat
menghentikannya.
(5) Memicu berbagai jenis sel tumbuhan untuk dapat menghasilkan gas etilen.
(b) Gas Etilen
Etilen adalah merupakan fitohormon berbentuk gas yang sangat mudah menguap R. Gane
membuktikan pada tahun 1934, bahwa etilen disintesis oleh tumbuhan dan akhirnya menyebabkan
proses pemasakan yang lebih cepat.

Semua bagian dari tumbuhan Spermatophyta menghasilkan etilen. Hormon ini memiliki fungsi
yaitu menghambat pemanjangan akar dan batang serta bertanggung jawab terhadap pematangan
buah.

Jika buah yang berwarna hijau diletakkan di suatu tempat yang tertutup rapat maka buah tersebut
akan jauh lebih cepat masak dibandingkan dalam keadaan normal.

Pematangan buah merupakan suatu variasi dari adanya proses penuaan yang didalamnya
melibatkan perubahan amilum menjadi glukosa, pelunakan dinding-dinding sel, atau perusakan
membran sel yang dapat berakibat pada hilangnya cairan sel sehingga jaringan mengering.

Pematangan buah sendiri distimulasi oleh gas etilen yang berdifusi ke dalam ruang-ruang antar sel
buah. Gas tersebut juga dapat berdifusi melalui udara dari satu buah ke buah yang lainnya.

Sebagai contoh, sebuah apel ranum akan mampu mematangkan keseluruhan buahnya dalam satu
wadah. Buah akan matang jauh lebih cepat jika buah tersebut disimpan di dalam kantung plastik
yang menyebabkan gas etilen terakumulasi.

Pada kasus lain, petani buah juuga menghambat proses pematangan akibat gas etilen alami dengan
cara penyimpanan buah apel yang dialiri gas CO². Selain berfungsi menghambat kerja etilen, gas
CO² juga mampu mencegah akumulasi etilen. Dengan teknik ini buah apel yang akan dipanen
pada musim gugur dapat disimpan untuk dijual kembali pada musim panas berikutnya.

Peranan etilen sendiri dalam memicu gugurnya daun jauh lebih banyak diketahui daripada
peranannya dalam hal perubahan warna daun yang rontok maupun pengeringan daun. Pada saat
daun rontok, bagian pangkal tangkai daunnya akan terlepas sendiri dari batang.

Daerah yang terpisah ini dapat disebut lapisan absisi yang merupakan areal sempit yang tersusun
dari sel-sel parenkim yang berukuran kecil dengan dinding sel yang tipis dan lemah.

Setelah daun tersebut rontok, maka daerah absisi akan membentuk luka pada batang. Sel-sel yang
mati akan menutupi luka untuk membantu melindungi tumbuhan terhadap serangan patogen.

Gas etilen mampu berinteraksi dengan fitohormon lainnya untuk memicu respons pertumbuhan
yang cukup spesifik, misalnya interaksi antara etilen dan ABA bisa mengontrol adanya kerontokan
pada daun, interaksi antara etilen dan giberelin mampu mengontrol rasio bunga jantan dan bunga
betina pada tumbuhan berumah satu (monoecious)
(c) Kalin
Selain fitohormon, pada tumbuhan juga terdapat salah satu hormon pertumbuhan organ yang
disebut dengan kalin, kalin sendiri terdiri dari rhizokalin, kaulokalin, filokalin, dan anthokalin.

Rhizokalin adalah hormon tumbuhan yang memiliki peran mempengaruhi pertumbuhan akar,
Kaulokalin adalah hormon pada tumbuhan yang memiliki peran mempengaruhi pertumbuhan pada
batang, Filokalin adalah hormon tumbuhan yang mempengaruhi pertumbuhan daun, dan
Anthokalin adalah hormon pada tumbuhan yang mempengaruhi pertumbuhan bunga.

(d) Florigen
Florigen adalah hormon tumbuhan yang memiliki peran khusus yaoti merangsang pembentukan
bunga sehingga kondisi ini merupakan suatu langkah untuk memicu tanaman mengadakan fase
generatif atau melakukan perkembangan.

2. Faktor Eksternal
Faktor eksternal yang dapat mempengaruhi proses pertumbuhan dan perkembangan pada
tumbuhan antara lain unsur hara, suhu, kelembapan, dan cahaya.

A. Unsur hara
Unsur hara sangat dibutuhkan dalam proses pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan.
Apabila unsur hara tidak tersedia bagi suatu tanaman maka tanaman tersebut akan menunjukkan
gejala kekurangan (defisiensi) unsur tersebut dan pertumbuhan serta perkembangan akan
terhambat.

Unsur hara makro dibutuhkan oleh tumbuhan dalam jumlah yang cukup banyak, misalnya unsur
C, H, O, N, P, K, S, Ca, dan Mg. Unsur hara mikro diperlukan tumbuhan dalam jumlah kadar yang
sedikit, misalnya unsur Fe, B, Mn, Cu, Zn, Mo, CI, dan Ni.

Karbon diambil tumbuhan dalam bentuk CO², hidrogen diambil dalam bentuk H²O, sedangkan
oksigen sendiri diambil dalam bentuk CO², H²O, dan O². Unsur C, H, dan O merupakan bagian
penyusun utama makromolekul seperti karbohidrat, protein, lemak, dan asam nukleat.

B. Suhu
Pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan sangatlah dipengaruhi oleh tekanan suhu. Setiap
organisme memiliki suhu minimum, suhu optimum, maupun suhu maksimum. Dibawah suhu
minimum, tumbuhan tidak akan bisa tumbuh. Pada suhu optimum, tumbuhan memiliki laju
pertumbuhan yang paling tinggi dan cepat. Diatas suhu maksimum, tumbuhan tidak akan tumbuh
atau bahkan dapat mengalami kematian.

Pertumbuhan dan perkembangan berbagai jenis tumbuhan pada umumnya menyesuaikan diri
dengan suhu lingkungan alaminya.
Vernalisasi adalah peningkatan perkecambahan atau penggabungan oleh tekanan suhu yang
rendah. Istilah vernalisasi sendiri pertama kali diperkenalkan oleh Trofim Denisovich Lysenko
pada sekitar tahun 1920-an.
C. Kelembapan
Kelembapan tanah dan kelembapan udara mempengaruhi pertumbuhan maupun perkembangan
pada tumbuhan. Tanah yang lembap dan udara yang kering dapat mempercepat pertumbuhan dan
perkembangan karena semakin banyak larutan dari dalam tanah yang mampu untuk diserap.

D. Cahaya

Cahaya merupakan salah satu faktor lingkungan yang dibutuhkan untuk dapat mengendalikan
pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan. Cahaya sangat diperlukan dalam proses
fotosintesis. Pengendalian proses perkembangan oleh cahaya disebut fotomorfogenesis.

Beberapa efek yang dapat disebabkan adanya fotomorfogenesis dapat dengan mudah diketahui
yaitu dengan cara membandingkan antara kecambah yang tumbuh pada tempat yang terang
dengan kecambah yang tumbuh di tempat yang gelap.

Kecambah yang tumbuh di tempat gelap akan mengalami etiolasi (bahasa prancis, etioler yang
berarti adanya pertambahan pucat atau lemah pada tumbuhan).

Kemampuan suatu organisme untuk dapat merespons adanya perubahan-perubahan waktu


pencahayaan (fotoperiodik) dapat kita kenal dengan fotoperiodisme.

Tumbuhan dapat dikelompokan menjadi tiga kelompok apabila dihubungkan dengan kemampuan
fotoperiodisme yang mempengaruhi proses pembungaan, yaitu tumbuhan berhari pendek,
tumbuhan berhari panjang, dan tumbuhan berhari netral.

Tumbuhan berhari pendek (short-day-plants) adalah tumbuhan yang dapat berbunga ketika
periode gelap jauh lebih lama daripada periode kritis pembungaan (lebih dari 12 jam), misalnya
bunga aster dan bunga dahlia.

Tumbuhan berhari panjang (long day plants) adalah jenis tumbuhan yang mampu berbunga ketika
periode gelap lebih pendek daripada periode kritis pembungaan (kurang dari 12 jam), misalnya
pada bayam, selada, dan tumbuhan Gramineae.

Tumbuhan berhari netral adalah jenis tumbuhan yang dapat berbunga tanpa adanya pengaruh oleh
periode gelap, misalnya pada bunga matahari dan bunga mawar.

Agar suatu cahaya mampu mempengaruhi proses pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan
maka tumbuhan harus mampu menyerap cahaya.

Pada tumbuhan terdapat empat macam penerima cahaya yang dapat mempengaruhi proses
fotomorfogenesis, yaitu fitokrom, kriptokrom, penerima cahaya UV-B, dan protoklorofilida.
TAHAP-TAHAP PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN PADA TUMBUHAN
TAHAP AWAL PERTUMBUHAN
Mula-mula biji melakukan imbibisi atau penyerapan air sampai ukuran bijinya bertambah dan
menjadi lunak.
Saat air masuk ke dalam biji, enzim-enzim mulai aktif sehingga menghasilkan berbagai reaksi
kimia.
Kerja enzim ini antara lain, mengaktifkan metabolisme di dalam biji dengan mensintesis cadangan
makanan sebagai persediaan cadangan makanan pada saat perkecambahan berlangsung.
PERKECAMBAHAN
Perkecambahan terjadi karena pertumbuhan radikula (calon akar) dan pertumbuhan plumula
(calon batang).
Faktor yang memengaruhi perkecambahan adalah air, kelembapan, oksigen, dan suhu.
Perkecambahan biji ada dua macam, yaitu:
a. Tipe perkecambahan di atas tanah (Epigeal)
Hipokotil memanjang sehingga plumula dan kotiledon ke permukaan tanah dan kotiledon
melakukan fotosintesis selama daun belum terbentuk.
Contoh: perkecambahan kacang hijau.b. Tipe perkecambahan di bawah tanah (hipogeal)
Epikotil memanjang sehingga plumula keluar menembus kulit biji dan muncul di atas permukaan
tanah, sedangkan kotiledon tertinggal dalam tanah. Contoh: perkecambahan kacang kapri (Pisum
sativum).
PERTUMBUHAN PRIMER
Merupakan pertumbuhan yang terjadi karena adanya aktivitas meristem primer.
Pertumbuhan ini disebabkan oleh kegiatan titik tumbuh primer yang terdapat pada ujung akar dan
ujung batang dimulai sejak tumbuhan masih berupa embrio.
Ciri-ciri jaringan meristem ini adalah mempunyai dinding sel yang tipis, bervakuola kecil atau
tidak bervakuola, sitoplasma pekat dan sel-selnya belum berspesialisasi.
Jaringan meristem ada dua jenis, yaitu:
Jaringan meristem apikal
Jaringan ini terdapat pada ujung akar dan batang, yang berfungsi untuk mewujudkan pertumbuhan
primer.
Jaringan meristem lateral
Jaringan ini dapat membentuk pertumbuhan sekunder. Contoh yang sering kita temukan adalah
kambium, jaringan ini dapat menumbuhkan pertumbuhan lateral atau menambah diameter dari
bagian tumbuhan.
Kambium didapatkan pada tumbuhan dikotil dan Gymnospermae.

Contoh yang lain adalah kambium gabus yang terdapat pada batang dan akar tumbuhan berkayu
atau pada bagian tumbuhan yang kena luka.

PERTUMBUHAN SEKUNDER
Pertumbuhan ini terjadi pada tumbuhan Dikotiledon dan Gymnospermae.
Pertumbuhan sekunder disebabkan oleh kegiatan meristem sekunder, yang meliputi:
Kambium gabus (felogen)
Pertumbuhan felogen menghasilkan jaringan gabus. Jaringan gabus berperan sebagai pelindung,
yaitu menggantikan fungsi epidermis yang mati dan terkelupas, juga merupakan bagian dari
jaringan sekunder yang disebut periderm.
Kambium fasis (vasikuler)
Berperan membentuk xilem sekunder ke arah dalam dan membentuk floem sekunder ke arah luar,
selain itu juga menghasilkan sel-sel hidup yang berderet-deret menurut arah jari-jari dari bagian
xilem ke bagian floem yang disebut jari-jari empulur.
Bagian xilem lebih tebal daripada bagian floem karena kegiatan kambium ke arah dalam lebih
besar daripada kegiatan ke arah luar.
Kambium interfasis (intervasikuler)
Merupakan kambium yang membentuk jari-jari empulur. Tumbuhan monokotil yang tidak
mempunyai kambium, tumbuh dengan cara penebalan. Tetapi pada umumnya, pertumbuhan
terjadi karena adanya peningkatan banyaknya dan ukuran sel. Pertumbuhan pada tumbuhan dikotil
yang berkayu menyangkut kedua aktivitas tersebut, sel-sel baru yang kecil yang dihasilkan
kambium dan meristem apikal, kemudian sel-sel ini membesar dan berdifferensiasi. (Kimball,
1992: 411)
PERTUMBUHAN TERMINAL

Terjadi pada ujung akar dan ujung batang tumbuhan berbiji yang aktif tumbuh. Terdapat 3 daerah
(zona) pertumbuhan dan perkembangan.

Daerah pembelahan (daerah meristematik


)Merupakan daerah yang paling ujung dan merupakan tempat terbentuknya sel-sel baru. Sel-sel di
daerah ini mempunyai inti sel yang relatif besar, berdinding tipis, dan aktif membelah diri.
Daerah pemanjangan
Merupakan daerah hasil pembelahan sel-sel meristem. Sel-sel hasil pembelahan tersebut akan
bertambah besar ukurannya sehingga menjadi bagian dari daerah perpanjangan. Ukuran selnya
bertambah beberapa puluh kali dibandingkan sel-sel meristematik.
Daerah diferensiasi
Merupakan daerah yang terletak di bawah daerah pemanjangan. Sel-sel di daerah ini umumnya
mempunyai dinding yang menebal dan beberapa di antaranya mengalami diferensiasi menjadi
epidermis, korteks, dan empulur. Sel yang lain berdiferensiasi menjadi jaringan parenkim, jaringan
penunjang, dan jaringan pengangkut (xilem dan floem).

. Auksin atau AIA (Asam Indol Asetat)

Auksin merupakan senyawa asam asetat dengan gugusan indol dan derivat-derivatnya.
Pertama kali auksin ditemukan pada ujung koleoptil kecambah gandum (Avena sativa).
Pusat pembentukan auksin adalah ujung koleoptil (ujung tumbuhan).
Jika terkena sinar matahari, auksin akan berubah menjadi senyawa yang menghambat
pertumbuhan. Hal inilah yang menyebabkan batang akan membelok ke arah datangnya cahaya,
karena bagian yang tidak terkena cahaya pertumbuhannya lebih cepat daripada bagian yang
terkena cahaya.
Fungsi auksin, yaitu:
Merangsang perpanjangan sel.
Merangsang pembentukan bunga dan buah.
Merangsang pemanjangan titik tumbuh.
Mempengaruhi pembengkokan batang.
Merangsang pembentukan akar lateral.
Merangsang terjadinya proses diferensiasi.
2. Gibberellin

Gibberellin merupakan hormon yang pertama kali ditemukan pada jamur Gibberella fujikuroii
yang parasit pada tumbuhan padi. Ditemukan oleh Kuroshawa pada tahun 1926.
Fungsi gibberellin, yaitu:
Merangsang pembelahan sel kambium.
Merangsang pembungaan lebih awal sebelum waktunya.
Merangsang pembentukan buah tanpa biji (partenokarpi).
Merangsang tanaman tumbuh sangat cepat sehingga mempunyai ukuran raksasa. (Dwidjoseputro,
1992: 197)
3. Sitokinin

Sitokinin merupakan kumpulan senyawa yang fungsinya mirip satu sama lain.
Fungsi sitokinin yaitu:
Merangsang proses pembelahan sel.
Menunda pengguguran daun, bunga, dan buah.
Mempengaruhi pertumbuhan tunas dan akar.
Meningkatkan daya resistensi terhadap pengaruh yang merugikan, seperti suhu rendah, infeksi
virus, pembunuh gulma, dan radiasi.
Menghambat (menahan) menguningnya daun dengan jalan membuat kandungan protein dan
klorofil yang seimbang dalam daun (senescens).

4. Gas Etilen

Gas etilen merupakan hormon tumbuh yang dalam keadaan normal berbentuk gas.
Fungsi gas etilen, yaitu:
Membantu memecahkan dormansi pada tanaman, misalnya pada ubi dan kentang.
Mendukung pematangan buah.
Mendukung terjadinya abscission (pelapukan) pada daun.
Mendukung proses pembungaan.
Menghambat pemanjangan akar pada beberapa spesies tanaman dan dapat menstimulasi
pemanjangan batang.
Menstimulasi perkecambahan.
Mendukung terbentuknya bulu-bulu akar.
5. Asam Absisat (ABA)

Asam absisat merupakan hormon tumbuh yang hampir selalu menghambat pertumbuhan, baik
dalam bentuk menurunkan kecepatan maupun menghentikan pembelahan dan pemanjangan sel
bersama-sama.
Fungsi asam absisat, yaitu:
a. Menghambat perkecambahan biji.
b. Mempengaruhi pembungaan tanaman.
c. Memperpanjang masa dormansi umbi-umbian.
d. Mempengaruhi pucuk tumbuhan untuk melakukan dormansi.
6. Kalin

Kalin merupakan hormon yang mempengaruhi pembentukan organ.


Berdasarkan organ yang dipengaruhinya, kalin dibedakan atas:
Rhizokalin, mempengaruhi pembentukan akar.
Kaulokalin, mempengaruhi pembentukan batang.
Filokalin, mempengaruhi pembentukan daun.
Antokalin, mempengaruhi pembentukan bunga.
7. Asam Traumalin

Asam traumalin disebut sebagai hormon luka/kambium karena hormon ini berperan apabila
tumbuhan mengalami kerusakan jaringan.
Jika terluka, tumbuhan akan merangsang sel-sel di daerah luka menjadi bersifat meristem lagi
sehingga mampu mengadakan pembelahan sel untuk menutup luka tersebut. Kemampuan itu
disebut restitusi atau regenerasi.
Peristiwa ini dapat terjadi karena adanya asam traumalin (asam traumalat).

BAB III
METODE PENELITIAN
ALAT DAN BAHAN
Kapas
Mangkok
5 gelas aqua yang kosong
Benang dan mistar
Karet tangan atau tali rapiah
1 buah kantong plastik yang berwarna hitam (tas/kresek)
Air
25 biji kacang hijau (yang bagus apabila direndam kedalamair tidak terapung)
CARA KERJA
25 biji kacang hijau direndam terlebih dahulu di di dalam mangkok
Masukkan kapas kedalam 5 gelas aqua setebal 2 cm, lalu beri air sampai kapasnya
basah dan terendam (diusahakan airnya jangan tergenang kecuali gelas iiB)
Masukkan 5 biji kacang hijau kedalam masing masing gelas aqua yang sudah diberi
kapas dan air tadi.
Tempelkan label atau tulis pada masing-masing 5 gelas tadi dengan tulisan IA. IB. IC.
IIA. IIB dengan rincian sebagai berikut :
Gelas IA untuk percobaan suhu normal. Letakkan pada suhu normal misalnya di atas
meja dalam rumah.
Gelas IB untuk percobaan suhu panas. Letakkan di belakang kulkas ekat dengan
kompresornya. Hati-hati jangan terlalu dekat dengan kompresornya.
Gelas IC untuk percobaan pengaruh suhu dingin. Letakkan di dalam kulkas.
Gelas IIA percobaan untuk pengaruh cahaya. Dibiarkan di tempat terbuka misalnya di
atas meja bersama engan gelas IA atau di tempat lain yang penting ada cahaya.
Gelas IIB untuk percobaan pengaruh cahaya. Gelas ini ditutup atau dibungkus yang
rapat seluruh tubuhnya dengan tas kresek hitam dan ikat dengan karet atau tali rapiah
sehingga betul betul tidak ada cahaya sama sekali yang dia terima.
Amati proses perkecambahan dan kecepatan pertumbuhan kecambah pada 5 gelas
awua tersebut selama 7 hari (hitung hari pertama besoknya setelah dibuat semua
percobaan ini).
Jaga kapas tetap basah jangan sampai kering sehingga sering dipercik dengan air
kecuali gelas yang IIB.
WAKTU DAN TEMPAT PENELITIAN
Waktu : 16 Agustus 2020 – 23 Agustus 2020
Tempat ; Jln. Aisyah Tangahu, Desa Bube Baru
VARIABEL
Variabel bebas : suhu dan cahaya
Variable terikat : pertumbuhan dan perkembangan kacang hijau
Variable kontro l : kecambah kacang hijau, jumlah air, kualitas biji kacang hijau
JENIS DATA
Data kuantitatif yang dinyatakan dalam bentuk angka
METTODE PENGUMPULAN DATA
Metode pengumpulan data dilakukan dengan eksperimen atau percobaan

https://karedok.net/modul-buku/biologi/pertumbuhan-dan-perkembangan-tumbuhan/2/?amp

https://www.google.com/amp/s/karedok.net/modul-buku/biologi/pertumbuhan-dan-
perkembangan-tumbuhan/%3famp

https://www.pusatilmupengetahuan.com/pengertian-pertumbuhan-dan-perkembangan-pada-
tumbuhan/

http://kudunku.blogspot.com/2014/01/laporan-penelitian-pertumbuhan-dan.html?m=1

Anda mungkin juga menyukai