Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya khususnya bagi
penulis yang telah menyelesaikan makalah laporan metode ilmiah yang berjudul “Pengaruh
cahaya terhadap perkembangan dan pertumbuhan kacang hijau”
Dalam menulis karya ilmiah ini, alhamdulillah penulis tidak mendapatkan kendala – kendala,
sehingga penyelesaiannya dapat dikerjakan dengan baik. Selain itu penulis juga mengucapkan
terima kasih kepada guru sebagai pembimbing, orang tua dan semua orang yang terlibat yang
telah memberikan dorongan dan motivasi sehingga karya ilmiah ini dapat terselesaikan.
Disini penulis juga sampaikan, jika seandainya dalam penulisan karya ilmiah ini terdapat hal –
hal yang tidak sesuai dengan harapan, untuk itu penulis dengan senang hati menerima masukan,
kritikan dan saran dari pembaca yang sifatnya membangun demi kesempurnaan karya ilmiah ini.
Semoga apa yang di harapkan penulis dapat di capai dengan sempurna.
Latar belakang
Allah menciptakan alam ini seisinya dengan penuh keberagaman dan kesempurnaan. Tidak ada
kata sia-sia dan tanpa guna. Semua memiliki nilai lebih yang kadang tidak diketahui manfaatnya
oleh manusia.
Dalam menjalani kehidupan, makhluk hidup memiliki peraturan-peraturan sendiri. Walaupun
antara manusia, tumbuhan dan hewan memiliki ciri kehidupan masing-masing, namun tidak dapat
dipungkiri, bahwa ketiganya adalah makhluk Allah yang memiliki kekhususan tersendiri.
Diantara ketiga makhluk hidup di atas, tumbuhan memiliki karakter yang lebih banyak
perbedaannya dengan manusia dan hewan. Hal ini, tentunya sesuai dengan siklus hidupnya yang
tidak terlalu mudah untuk diamati, karena tumbuhan tidak dapat berpindah tempat secara bebas
seperti halnya manusia dan hewan.
Tumbuhan memiliki banyak faktor yang berpengaruh bagi kelangsungan hidupnya. Faktor-faktor
yang mempengaruhi proses pertumbuhan dapat dibedakan menjadi dua, yaitu faktor internal dan
faktor eksternal. Faktor internal terdiri atas genetika (hereditas) dan hormon. Sedangkan faktor
eksternal meliputi cahaya, suhu, nutrien, dan kelembapan.
Salah satu faktor eksternal yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman, adalah faktor cahaya.
Cahaya sangat dibutuhkan oleh tanaman, untuk kelangsungan hidupnya. Keberadaan cahaya
begitu penting karena berasal dari cahaya itulah, makanan yang diperlukan oleh tanaman dapat
terpenuhi melalui proses fotosintesis.
Adanya anggapan bahwa tanaman pasti akan mati dan terhenti pertumbuhannya jika tidak terkena
cahaya, pada prinsipnya hal ini ada benarnya. Karena cahaya merupakan salah satu faktor
pertumbuhan. Sehingga, tumbuhan atau tanaman tersebut tidak dapat bertahan hidup lama, seperti
halnya tanaman pada umumnya.
Cahaya memang memiliki peran sangat penting bagi pertumbuhan tanaman. Sehingga,
keberadaannya pun sangat di butuhkan oleh tanaman, pada umumnya. Sebenarnya, cahaya yang
dibutuhkan oleh tanaman tidak harus cahaya secara langsung dan dalam kapasitas tertentu. Hal ini,
seakan menunjukkan bahwa, yang penting tanaman tersebut terkena cahaya, sehingga dapat
berfotosintesis.
Tumbuhan adalah makhluk yang tidak dapat berpindah tempat sendiri, seperti halnya manusia
ataupun hewan. Untuk itu, sebagai sesama makhluk hidup, alangkah baiknya jika saling peduli
terhadap makhluk hidup lainnya. Namun, semua tentu harus dilandasi ilmu, sebagai modal untuk
memperbaiki kehidupan.
Oleh karena itu, untuk mengetahui seberapa penting dan seberapa besar pengaruh cahaya terhadap
pertumbuhan tanaman, terlebih kacang tanah, maka dilakukanlah penelitian ini. Dalam penelitian
ini diharapkan hasilnya sesuai dengan teori yang telah ada dan disempurnakan melalui penelitian
secara langsung ini.
Tumbuh dan berkembang merupakan salah satu ciri makhluk hidup. Dua rangkaian proses tersebut
berjalan bersamaan, sehingga tidak dapat dipisahkan. Pertumbuhan diartikan sebagai suatu proses
pertambahan ukuran atau volume serta jumlah sel secara irreversible, yaitu tidak dapat kembali
kebentuk semula. Pertumbuhan disebabkan oleh pembelahan sel (pertambahan jumlah sel) dan
oleh adanya pembesaran sel (pertambahan ukuran sel). Pertumbuhan bersifat kuantitatif (dapat
diukur), untuk mengukur petumbuhan dapat menggunakan alat auksanometer. Sedangkan
perkembangan merupakan spesialisasi sel menjadi struktur dan fungsi tertentu. Perkembangan
tidak dapat dinyatakan dengan ukuran, tetapi melalui perubahan bentuk dan tingkat kedewasaan.
Perkecambahan merupakan proses munculnya tanaman kecil (plantula) dari dalam biji hasil dari
perkembangan dan pertumbuhan embrio. Perkembangan dan pertumbuhan dapat dipengaruhi oleh
faktor internal dan eksternal. Faktor pendukung yang paling penting bagi proses perkecambahan
adalah air. Proses awal perkecambahan dimulai dari penyerapan air dengan cepat secara imbibisi.
Air yang berimbibisi bisa mengakibatkan biji memecah kulit pembungkusnya dan mengembang
serta memicu perubahan metabolik pada embrio sehingga biji mengalami pertumbuhan. Selain itu,
proses perkecambahan juga membutuhkan cahaya. Kekurangan cahaya akan mengganggu proses
fotosintesis pada kecambah yang menimbulkan gejala etiolasi. Gejala ini dapat dilihat dari batang
kecambah akan tumbuh lebih cepat namun lemah dan daunnya berukuran kecil, tipis, dan
berwarna pucat. Sebaliknya, tumbuhan yang tumbuh ditempat terang menyebabkan tumbuhan
tumbuh lebih lambat dengan kondisi relative pendek, daun berkembang, tampak lebih segar dan
batang kecambah lebih kokoh.
Sesuai dengan penjelasan yang telah dijabarkan diatas, mengenai faktor yang berpengaruh pada
proses perkembangan dan pertumbuhan biji kacang hijau. Maka dilakukanlah percobaan ini
Manfaat penelitian
Manfaat untuk penyusun
Dengan melakukan penelitian untuk menyusun karya tulis ilmiah ini, dapat memberikan
pengalaman khususnya untuk kami sebagai peneliti sekaligus penyusun karya tulis ini serta
pengetahuan tentang pengaruh cahaya terhadap pertumbuhan dan perkembangan kacang hijau dan
perbedaan pertumbuhan dan perkembangan biji kacang hijau yang diletakan dilingkungan yang
berbeda intensitas cahayanya.
· Manfaat untuk pembaca
Untuk menambah wawasan dan pengetahuan tentang pengaruh cahaya terhadap pertumbuhan dan
perkembangan kacang hijau dan perbedaan pertumbuhan dan perkembangan biji kacang hijau
yang diletakan dilingkungan yang berbeda intensitas cahayanya, sehingga dapat menanam kacang
hijau dengan intensitas cahaya yang tepat.
Pertumbuhan dan perkembangan merupakan dua proses yang berjalan sejajar dan berdampingan.
Jadi proses pertumbuhan dan perkembangan tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lain. Setiap
makhluk hidup mengalami proses pertumbuhan dan perkembangan. Misalnya yang terjadi pada
diri kita, kalau diamati keadaan ketika bayi sangat berbeda dengan keadaan saat ini.
Pertumbuhan adalah proses pertambahan ukuran yang tidak dapat kembali ke asal (irreversibel),
yang meliputi pertambahan volume dam pertambahan massa. Selain disebabkan pertambahan
ukuran sel, pertumbuhan juga terjadi karena pertambahan jumlah sel. Contohnya bayi yang baru
lahir ukurannya + 45 cm dengan berat badan + 3 kg. Setelah mengalami pertumbuhan, tinggi
badan dapat mencapai lebih dari 150 cm dan berat badan lebih dari 30 kg.
Perkembangan adalah proses menuju tercapainya kedewasaan. Pada tingkat seluler, perkembangan
dapat berupa diferensiasi sel-sel yang baru membelah membentuk jaringan yang menyusun organ
tertentu. Pada tumbuhan perkembangan ditandai dengan munculnya bunga atau buah. Sedang
pada hewan dan manusia ditandai dengan kematangan organ reproduksi sehingga siap untuk
menghasilkan keturunan. Perkembangan juga menyebabkan perkembangan psikis dari usia bayi,
anak-anak, dan menjadi dewasa. Kalau kamu perhatikan, tinggi dan besar badanmu bisa jadi
berbeda bila dibandingkan dengan teman-teman sekelasmu.
Padahal usia kalian hampir sama, dengan kata lain waktu tumbuh dan berkembangnya hampir
sama. Mengapa bisa demikian? Hal ini disebabkan karena pertumbuhan dan perkembangan
dipengaruhi oleh berbagai faktor. Karena ada perbedaan faktor yang mempengaruhi pertumbuhan
dan perkembangan, tinggi dan besar badan teman-teman sekelasmu bisa berbeda-beda.
b. Hormon
Hormon merupakan zat yang berfungsi untuk mengendalikan berbagai fungsi di dalam tubuh.
Meskipun kadarnya sedikit, hormon memberikan pengaruh yang nyata dalam pengaturan berbagai
proses dalam tubuh. Hormon yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan pada makhluk
hidup beragam jenisnya.
1. Pertumbuhan Primer
Pertumbuhan primer adalah pertumbuhan yang terjadi akibat aktivitas jaringan meristem primer
atau disebut juga meristem apikal. Titik tumbuh primer terbentuk sejak tumbuhan masih berupa
embrio. Jaringan meristem ini terdapat di ujung batang dan ujung akar. Akibat pertumbuhan ini,
akar dan batang tumbuhan bertambah panjang.
Pada titik tumbuh, pertumbuhan terjadi secara bertahap. Oleh karena itu daerah pertumbuhan
dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu daerah pembelahan, daerah perpanjangan, dan daerah
diferensiasi.
a. Daerah pembelahan
Daerah pembelahan terletak di bagian paling ujung. Di daerah ini sel-sel baru terus-menerus
dihasilkan melalui proses pembelahan sel. Daerah inilah yang disebut daerah meristematis.
b. Daerah pemanjangan
Daerah pemanjangan terletak di belakang daerah pembelahan. Di daerah ini sel-sel hasil
pembelahan akan tumbuh sehingga ukuran sel bertambah besar. Akibatnya di daerah inilah yang
mengalami pemanjangan.
c. Daerah diferensiasi
Daerah diferensiasi terletak di belakang daerah pemanjangan. Sel-sel yang telah tumbuh
mengalami perubahan bentuk dan fungsi. Sebagian sel mengalami diferensiasi menjadi epidermis,
korteks, xilem, dan floem. Sebagian lagi membentuk parenkim, kolenkim, dan sklerenkim.
2. Pertumbuhan Sekunder
Pertumbuhan sekunder disebabkan oleh aktivitas jaringan meristem sekunder. Contoh jaringan
meristem sekunder adalah jaringan kambium pada batang tumbuhan dikotil dan Gymnospermae.
Sel-sel jaringan kambium senantiasa membelah. Pembelahan ke arah dalam membentuk xilem
atau kayu sedangkan pembelahan ke luar membentuk floem atau kulit kayu. Akibat aktivitas
jaringan meristem pada kambium, diameter batang dan akar bertambah besar. Tumbuhan
monokotil tidak mempunyai kambium sehingga tidak mengalami pertumbuhan sekunder. Bila
kamu perhatikandiameter batang palem, bambu, tebu, dan kelapa hampir selalu sama dari kecil
hingga dewasa. Berbeda dengan tumbuhan dikotil seperti mangga, jati, jambu, asam, cemara, dan
pinus.
Bila kamu menjumpainya, coba perhatikan dengan seksama! Aktivitas pertumbuhan kambium
tidak selalu sama antara musim penghujan dengan musim kemarau. Di musim penghujan, air dan
zat hara terlarut tersedia dengan melimpah sehingga pembelahan sel lebih giat. Sebaliknya di
musim kemarau, ketersediaan air berkurang sehingga aktivitas pembelahan sel berkurang.
Aktivitas pembelahan yang berbeda ini tampak sebagai cincin-cincin konsentris pada batang yang
disebut lingkaran tahun. Perkembangan pada tumbuhan merupakan diferensiasi atau spesialisasi
sel atau bagian-bagian tumbuhan untuk melakukan fungsi khusus (menjadi dewasa).
Perkembangan pada tingkat sel misalnya sel-sel hasil pembelahan jaringan meristem mengalami
diferensiasi membentuk jaringan pengangkut.
Contoh perkembangan pada tingkat organ misalnya terbentuknya organ generatif yaitu munculnya
bunga. Beberapa jenis tumbuhan memiliki umur yang berbedabeda untuk berkembang menjadi
dewasa. Masa dewasa ditandai dengan kemampuan berkembang biak secara generatif. Jadi ketika
suatu tumbuhan telah membentuk bunga berarti tumbuhan itu telah dewasa dan dapat
bereproduksi secara generatif (menghasilkan biji). Biji merupakan calon individu yang dapat
tumbuh dan berkembang jika menemukan kondisi lingkungan yang sesuai.
a. Faktor hereditas
Gen-gen tertentu di dalam sel bekerja pada waktu yang tepat untuk mengkodekan aktivitas dan
sifat yang khusus pada proses pertumbuhan dan perkembangan.
b. Hormon tumbuhan
Hormon tumbuhan adalah senyawa organik yang disintesis pada salah satu bagian tumbuhan dan
dipindahkan ke bagian lain yang pada konsentrasi sangat rendah mampu menimbulkan suatu
respons fisiologis. Hormon pada tumbuhan disebut juga fitohormon.
Berdasarkan fungsi fisiologisnya dikenal lima macam fitohormon. kelima macam fitohormon
tersebut dikelompokan lagi menjadi dua, yaitu hormon yang bersifat memicu pertumbuhan dan
perkembangan serta hormon yang memiliki sifat menghambat pertumbuhan dan perkembangan.
(A) Auksin
Auksin ditemukan pertama kali oleh Firts Went pada tahun 1926 pada bagian pucuk tumbuhan
gandum Avena sativa yang sedang mengalami pertumbuhan.
Hormon auksin kemudian disintesis pada bagian meristem apikal yang terletak pada ujung batanf
yang kemudian disebarkan keseluruh bagian tumbuhan dengan gerakan terpolarisasi menuju satu
arah.
Di alam dijumpai beberapa jenis auksin seperti indole acetic acid (IAA = asam indol asetat),
phenyl acetic acid (4-kloro IAA), dan indole butyric acid (IBA = asam indole butirat). Auksin
yang berhasil disintesis antara lain napthalene acid (MCPA), DAN 2,3 dichloro phenoxy acetic
acid (2,4D). Ketiga senyawa tersebut tidak dikelompokan sebagai hormon tumbuhan, tetapi
dikelompokan kedalam zat pengatur tumbuh (ZPT) pada tanaman.
Auksin dapat mempengaruhi proses pemanjangan sel yang kemudian diikuti oleh tekanan turgor
di dalam sel untuk memperkuat dinding sel.
Fungsi auksin lainnya antara lain sebagai berikut:
Mempengaruhi pembentukan ada akar lateral dan akar adventif, khususnya auksin IBA
Mempengaruhi pertumbuhan tunas samping (tunas lateral atau aksilar)
Memicu berbagai jenis sel tumbuhan untuk dapat menghasilkan gas etilen
Memicu perkembangan bunga dan buah
Merangsang pembelahan kambium vaskuler
Pada tahap reproduksi, IAA dapat ditemukan ada didalam serbuk sari, buah, dan biji. IAA
memiliki tanggung jawab terhadap dominansi apikal, yaitu pola pertumbuhan dimana ujung
puncak batang mencegah tumbuhnya tunas samping. Pengaruh auksin yang menyebabkan
dormansi apikal dapat dilihat pada gambar dibawah ini:
Berdasarkan penelitian oleh Johannes van Overbeek, hormon ini memiliki peran dalam memicu
pembelahan sitoplasma (sitokinesis).
Sitokinin alami seperti zeatin dan zeatin ribosida dihasilkan dari jaringan yang masih tumbuh aktif
terutama akar, embrio, dan buah jagung. Sitokinin yang disintesis pada akarnya akan diangkut
keatas melalui xilem menuju organ tumbuhan yang masih muda. Sitokinin buatan antara lain
adalah kinetin dan benziladenin.
Hormon giberelin pertama kali ditemukan oleh Eiichi Kurosawa yaitu pada tahun 1926. Awalnya
giberelin disintesis dari jamur Gibberella Fujikuroi.
Sampai saat ini sudah ditemukan sekitar 110 jenis giberelin pada beberapa jenis jamur, ganggang,
tumbuhan lumut, tumbuhan paku, maupun tumbuhan tingkat tinggi. Giberelin bisa diperoleh dari
biji yang belum dewasa (terutama pada tumbuhan dikotil), ujung akar, daun muda, dan tunas.
Sebagian besar giberelin yang diproduksi tumbuhan adalah berbentuk inaktif yang akan
membutuhkan prekursor (pemicu) untuk menjadi bentuk yang aktif. Asetil Ko-A memiliki fungsi
sebagai prekursor pada sintesis giberelin.
Kemampuannya dalam meningkatkan pertumbuhan pada tanaman jauh lebih kuat dibandingkan
dengan pengaruh yang ditimbulkan oleh hormon auksin apabila diberikan secara tunggal.
Namun demikian, pemberian hormon auksin dalam jumlah yang sangat kecil tetap dibutuhkan
agar hormon giberelin dapat memberikan efek yang maksimal.
Sebagian besar tumbuhan dikotil akan tumbuh jauh lebih cepat apabila diberi dengan giberelin,
misalnya tanaman kubis yang dapat tumbuh mencapai 2 meter jika diberikan giberelin. Banyak
tanaman yang secara genetik memiliki tubuh yang kerdil akan tumbuh normal setelah diberikan
giberelin.
Pengaruh pemberian hormon giberelin pada tanaman yang kerdil dapat dilihat pada Gambar
dibawah ini:
Asam absisat (ABA) memiliki kemampuan khusus untuk mendorong terjadinya perontokan
(absisi) pada tumbuhan. Hormon ini disintesis pada akar, batang, daun, dan buah yang berwarna
hijau.
Hormon ini juga membantu melindungi tumbuhan dari keadaan kurang air, tanah bergaram, suhu
dingin maupun panas, serta cuaca yang beku.
ABA umumnya ditemui pada tumbuhan yang berpembuluh, dan ditemukan juga pada beberapa
jenis tumbuhan lumut, ganggang hijau, dan cendawan. Fungsi hormon ABA lainnya antara lain
sebagai berikut:
Semua bagian dari tumbuhan Spermatophyta menghasilkan etilen. Hormon ini memiliki fungsi
yaitu menghambat pemanjangan akar dan batang serta bertanggung jawab terhadap pematangan
buah.
Jika buah yang berwarna hijau diletakkan di suatu tempat yang tertutup rapat maka buah tersebut
akan jauh lebih cepat masak dibandingkan dalam keadaan normal.
Pematangan buah merupakan suatu variasi dari adanya proses penuaan yang didalamnya
melibatkan perubahan amilum menjadi glukosa, pelunakan dinding-dinding sel, atau perusakan
membran sel yang dapat berakibat pada hilangnya cairan sel sehingga jaringan mengering.
Pematangan buah sendiri distimulasi oleh gas etilen yang berdifusi ke dalam ruang-ruang antar sel
buah. Gas tersebut juga dapat berdifusi melalui udara dari satu buah ke buah yang lainnya.
Sebagai contoh, sebuah apel ranum akan mampu mematangkan keseluruhan buahnya dalam satu
wadah. Buah akan matang jauh lebih cepat jika buah tersebut disimpan di dalam kantung plastik
yang menyebabkan gas etilen terakumulasi.
Pada kasus lain, petani buah juuga menghambat proses pematangan akibat gas etilen alami dengan
cara penyimpanan buah apel yang dialiri gas CO². Selain berfungsi menghambat kerja etilen, gas
CO² juga mampu mencegah akumulasi etilen. Dengan teknik ini buah apel yang akan dipanen
pada musim gugur dapat disimpan untuk dijual kembali pada musim panas berikutnya.
Peranan etilen sendiri dalam memicu gugurnya daun jauh lebih banyak diketahui daripada
peranannya dalam hal perubahan warna daun yang rontok maupun pengeringan daun. Pada saat
daun rontok, bagian pangkal tangkai daunnya akan terlepas sendiri dari batang.
Daerah yang terpisah ini dapat disebut lapisan absisi yang merupakan areal sempit yang tersusun
dari sel-sel parenkim yang berukuran kecil dengan dinding sel yang tipis dan lemah.
Setelah daun tersebut rontok, maka daerah absisi akan membentuk luka pada batang. Sel-sel yang
mati akan menutupi luka untuk membantu melindungi tumbuhan terhadap serangan patogen.
Gas etilen mampu berinteraksi dengan fitohormon lainnya untuk memicu respons pertumbuhan
yang cukup spesifik, misalnya interaksi antara etilen dan ABA bisa mengontrol adanya kerontokan
pada daun, interaksi antara etilen dan giberelin mampu mengontrol rasio bunga jantan dan bunga
betina pada tumbuhan berumah satu (monoecious)
(c) Kalin
Selain fitohormon, pada tumbuhan juga terdapat salah satu hormon pertumbuhan organ yang
disebut dengan kalin, kalin sendiri terdiri dari rhizokalin, kaulokalin, filokalin, dan anthokalin.
Rhizokalin adalah hormon tumbuhan yang memiliki peran mempengaruhi pertumbuhan akar,
Kaulokalin adalah hormon pada tumbuhan yang memiliki peran mempengaruhi pertumbuhan pada
batang, Filokalin adalah hormon tumbuhan yang mempengaruhi pertumbuhan daun, dan
Anthokalin adalah hormon pada tumbuhan yang mempengaruhi pertumbuhan bunga.
(d) Florigen
Florigen adalah hormon tumbuhan yang memiliki peran khusus yaoti merangsang pembentukan
bunga sehingga kondisi ini merupakan suatu langkah untuk memicu tanaman mengadakan fase
generatif atau melakukan perkembangan.
2. Faktor Eksternal
Faktor eksternal yang dapat mempengaruhi proses pertumbuhan dan perkembangan pada
tumbuhan antara lain unsur hara, suhu, kelembapan, dan cahaya.
A. Unsur hara
Unsur hara sangat dibutuhkan dalam proses pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan.
Apabila unsur hara tidak tersedia bagi suatu tanaman maka tanaman tersebut akan menunjukkan
gejala kekurangan (defisiensi) unsur tersebut dan pertumbuhan serta perkembangan akan
terhambat.
Unsur hara makro dibutuhkan oleh tumbuhan dalam jumlah yang cukup banyak, misalnya unsur
C, H, O, N, P, K, S, Ca, dan Mg. Unsur hara mikro diperlukan tumbuhan dalam jumlah kadar yang
sedikit, misalnya unsur Fe, B, Mn, Cu, Zn, Mo, CI, dan Ni.
Karbon diambil tumbuhan dalam bentuk CO², hidrogen diambil dalam bentuk H²O, sedangkan
oksigen sendiri diambil dalam bentuk CO², H²O, dan O². Unsur C, H, dan O merupakan bagian
penyusun utama makromolekul seperti karbohidrat, protein, lemak, dan asam nukleat.
B. Suhu
Pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan sangatlah dipengaruhi oleh tekanan suhu. Setiap
organisme memiliki suhu minimum, suhu optimum, maupun suhu maksimum. Dibawah suhu
minimum, tumbuhan tidak akan bisa tumbuh. Pada suhu optimum, tumbuhan memiliki laju
pertumbuhan yang paling tinggi dan cepat. Diatas suhu maksimum, tumbuhan tidak akan tumbuh
atau bahkan dapat mengalami kematian.
Pertumbuhan dan perkembangan berbagai jenis tumbuhan pada umumnya menyesuaikan diri
dengan suhu lingkungan alaminya.
Vernalisasi adalah peningkatan perkecambahan atau penggabungan oleh tekanan suhu yang
rendah. Istilah vernalisasi sendiri pertama kali diperkenalkan oleh Trofim Denisovich Lysenko
pada sekitar tahun 1920-an.
C. Kelembapan
Kelembapan tanah dan kelembapan udara mempengaruhi pertumbuhan maupun perkembangan
pada tumbuhan. Tanah yang lembap dan udara yang kering dapat mempercepat pertumbuhan dan
perkembangan karena semakin banyak larutan dari dalam tanah yang mampu untuk diserap.
D. Cahaya
Cahaya merupakan salah satu faktor lingkungan yang dibutuhkan untuk dapat mengendalikan
pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan. Cahaya sangat diperlukan dalam proses
fotosintesis. Pengendalian proses perkembangan oleh cahaya disebut fotomorfogenesis.
Beberapa efek yang dapat disebabkan adanya fotomorfogenesis dapat dengan mudah diketahui
yaitu dengan cara membandingkan antara kecambah yang tumbuh pada tempat yang terang
dengan kecambah yang tumbuh di tempat yang gelap.
Kecambah yang tumbuh di tempat gelap akan mengalami etiolasi (bahasa prancis, etioler yang
berarti adanya pertambahan pucat atau lemah pada tumbuhan).
Tumbuhan dapat dikelompokan menjadi tiga kelompok apabila dihubungkan dengan kemampuan
fotoperiodisme yang mempengaruhi proses pembungaan, yaitu tumbuhan berhari pendek,
tumbuhan berhari panjang, dan tumbuhan berhari netral.
Tumbuhan berhari pendek (short-day-plants) adalah tumbuhan yang dapat berbunga ketika
periode gelap jauh lebih lama daripada periode kritis pembungaan (lebih dari 12 jam), misalnya
bunga aster dan bunga dahlia.
Tumbuhan berhari panjang (long day plants) adalah jenis tumbuhan yang mampu berbunga ketika
periode gelap lebih pendek daripada periode kritis pembungaan (kurang dari 12 jam), misalnya
pada bayam, selada, dan tumbuhan Gramineae.
Tumbuhan berhari netral adalah jenis tumbuhan yang dapat berbunga tanpa adanya pengaruh oleh
periode gelap, misalnya pada bunga matahari dan bunga mawar.
Agar suatu cahaya mampu mempengaruhi proses pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan
maka tumbuhan harus mampu menyerap cahaya.
Pada tumbuhan terdapat empat macam penerima cahaya yang dapat mempengaruhi proses
fotomorfogenesis, yaitu fitokrom, kriptokrom, penerima cahaya UV-B, dan protoklorofilida.
TAHAP-TAHAP PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN PADA TUMBUHAN
TAHAP AWAL PERTUMBUHAN
Mula-mula biji melakukan imbibisi atau penyerapan air sampai ukuran bijinya bertambah dan
menjadi lunak.
Saat air masuk ke dalam biji, enzim-enzim mulai aktif sehingga menghasilkan berbagai reaksi
kimia.
Kerja enzim ini antara lain, mengaktifkan metabolisme di dalam biji dengan mensintesis cadangan
makanan sebagai persediaan cadangan makanan pada saat perkecambahan berlangsung.
PERKECAMBAHAN
Perkecambahan terjadi karena pertumbuhan radikula (calon akar) dan pertumbuhan plumula
(calon batang).
Faktor yang memengaruhi perkecambahan adalah air, kelembapan, oksigen, dan suhu.
Perkecambahan biji ada dua macam, yaitu:
a. Tipe perkecambahan di atas tanah (Epigeal)
Hipokotil memanjang sehingga plumula dan kotiledon ke permukaan tanah dan kotiledon
melakukan fotosintesis selama daun belum terbentuk.
Contoh: perkecambahan kacang hijau.b. Tipe perkecambahan di bawah tanah (hipogeal)
Epikotil memanjang sehingga plumula keluar menembus kulit biji dan muncul di atas permukaan
tanah, sedangkan kotiledon tertinggal dalam tanah. Contoh: perkecambahan kacang kapri (Pisum
sativum).
PERTUMBUHAN PRIMER
Merupakan pertumbuhan yang terjadi karena adanya aktivitas meristem primer.
Pertumbuhan ini disebabkan oleh kegiatan titik tumbuh primer yang terdapat pada ujung akar dan
ujung batang dimulai sejak tumbuhan masih berupa embrio.
Ciri-ciri jaringan meristem ini adalah mempunyai dinding sel yang tipis, bervakuola kecil atau
tidak bervakuola, sitoplasma pekat dan sel-selnya belum berspesialisasi.
Jaringan meristem ada dua jenis, yaitu:
Jaringan meristem apikal
Jaringan ini terdapat pada ujung akar dan batang, yang berfungsi untuk mewujudkan pertumbuhan
primer.
Jaringan meristem lateral
Jaringan ini dapat membentuk pertumbuhan sekunder. Contoh yang sering kita temukan adalah
kambium, jaringan ini dapat menumbuhkan pertumbuhan lateral atau menambah diameter dari
bagian tumbuhan.
Kambium didapatkan pada tumbuhan dikotil dan Gymnospermae.
Contoh yang lain adalah kambium gabus yang terdapat pada batang dan akar tumbuhan berkayu
atau pada bagian tumbuhan yang kena luka.
PERTUMBUHAN SEKUNDER
Pertumbuhan ini terjadi pada tumbuhan Dikotiledon dan Gymnospermae.
Pertumbuhan sekunder disebabkan oleh kegiatan meristem sekunder, yang meliputi:
Kambium gabus (felogen)
Pertumbuhan felogen menghasilkan jaringan gabus. Jaringan gabus berperan sebagai pelindung,
yaitu menggantikan fungsi epidermis yang mati dan terkelupas, juga merupakan bagian dari
jaringan sekunder yang disebut periderm.
Kambium fasis (vasikuler)
Berperan membentuk xilem sekunder ke arah dalam dan membentuk floem sekunder ke arah luar,
selain itu juga menghasilkan sel-sel hidup yang berderet-deret menurut arah jari-jari dari bagian
xilem ke bagian floem yang disebut jari-jari empulur.
Bagian xilem lebih tebal daripada bagian floem karena kegiatan kambium ke arah dalam lebih
besar daripada kegiatan ke arah luar.
Kambium interfasis (intervasikuler)
Merupakan kambium yang membentuk jari-jari empulur. Tumbuhan monokotil yang tidak
mempunyai kambium, tumbuh dengan cara penebalan. Tetapi pada umumnya, pertumbuhan
terjadi karena adanya peningkatan banyaknya dan ukuran sel. Pertumbuhan pada tumbuhan dikotil
yang berkayu menyangkut kedua aktivitas tersebut, sel-sel baru yang kecil yang dihasilkan
kambium dan meristem apikal, kemudian sel-sel ini membesar dan berdifferensiasi. (Kimball,
1992: 411)
PERTUMBUHAN TERMINAL
Terjadi pada ujung akar dan ujung batang tumbuhan berbiji yang aktif tumbuh. Terdapat 3 daerah
(zona) pertumbuhan dan perkembangan.
Auksin merupakan senyawa asam asetat dengan gugusan indol dan derivat-derivatnya.
Pertama kali auksin ditemukan pada ujung koleoptil kecambah gandum (Avena sativa).
Pusat pembentukan auksin adalah ujung koleoptil (ujung tumbuhan).
Jika terkena sinar matahari, auksin akan berubah menjadi senyawa yang menghambat
pertumbuhan. Hal inilah yang menyebabkan batang akan membelok ke arah datangnya cahaya,
karena bagian yang tidak terkena cahaya pertumbuhannya lebih cepat daripada bagian yang
terkena cahaya.
Fungsi auksin, yaitu:
Merangsang perpanjangan sel.
Merangsang pembentukan bunga dan buah.
Merangsang pemanjangan titik tumbuh.
Mempengaruhi pembengkokan batang.
Merangsang pembentukan akar lateral.
Merangsang terjadinya proses diferensiasi.
2. Gibberellin
Gibberellin merupakan hormon yang pertama kali ditemukan pada jamur Gibberella fujikuroii
yang parasit pada tumbuhan padi. Ditemukan oleh Kuroshawa pada tahun 1926.
Fungsi gibberellin, yaitu:
Merangsang pembelahan sel kambium.
Merangsang pembungaan lebih awal sebelum waktunya.
Merangsang pembentukan buah tanpa biji (partenokarpi).
Merangsang tanaman tumbuh sangat cepat sehingga mempunyai ukuran raksasa. (Dwidjoseputro,
1992: 197)
3. Sitokinin
Sitokinin merupakan kumpulan senyawa yang fungsinya mirip satu sama lain.
Fungsi sitokinin yaitu:
Merangsang proses pembelahan sel.
Menunda pengguguran daun, bunga, dan buah.
Mempengaruhi pertumbuhan tunas dan akar.
Meningkatkan daya resistensi terhadap pengaruh yang merugikan, seperti suhu rendah, infeksi
virus, pembunuh gulma, dan radiasi.
Menghambat (menahan) menguningnya daun dengan jalan membuat kandungan protein dan
klorofil yang seimbang dalam daun (senescens).
4. Gas Etilen
Gas etilen merupakan hormon tumbuh yang dalam keadaan normal berbentuk gas.
Fungsi gas etilen, yaitu:
Membantu memecahkan dormansi pada tanaman, misalnya pada ubi dan kentang.
Mendukung pematangan buah.
Mendukung terjadinya abscission (pelapukan) pada daun.
Mendukung proses pembungaan.
Menghambat pemanjangan akar pada beberapa spesies tanaman dan dapat menstimulasi
pemanjangan batang.
Menstimulasi perkecambahan.
Mendukung terbentuknya bulu-bulu akar.
5. Asam Absisat (ABA)
Asam absisat merupakan hormon tumbuh yang hampir selalu menghambat pertumbuhan, baik
dalam bentuk menurunkan kecepatan maupun menghentikan pembelahan dan pemanjangan sel
bersama-sama.
Fungsi asam absisat, yaitu:
a. Menghambat perkecambahan biji.
b. Mempengaruhi pembungaan tanaman.
c. Memperpanjang masa dormansi umbi-umbian.
d. Mempengaruhi pucuk tumbuhan untuk melakukan dormansi.
6. Kalin
Asam traumalin disebut sebagai hormon luka/kambium karena hormon ini berperan apabila
tumbuhan mengalami kerusakan jaringan.
Jika terluka, tumbuhan akan merangsang sel-sel di daerah luka menjadi bersifat meristem lagi
sehingga mampu mengadakan pembelahan sel untuk menutup luka tersebut. Kemampuan itu
disebut restitusi atau regenerasi.
Peristiwa ini dapat terjadi karena adanya asam traumalin (asam traumalat).
BAB III
METODE PENELITIAN
ALAT DAN BAHAN
Kapas
Mangkok
5 gelas aqua yang kosong
Benang dan mistar
Karet tangan atau tali rapiah
1 buah kantong plastik yang berwarna hitam (tas/kresek)
Air
25 biji kacang hijau (yang bagus apabila direndam kedalamair tidak terapung)
CARA KERJA
25 biji kacang hijau direndam terlebih dahulu di di dalam mangkok
Masukkan kapas kedalam 5 gelas aqua setebal 2 cm, lalu beri air sampai kapasnya
basah dan terendam (diusahakan airnya jangan tergenang kecuali gelas iiB)
Masukkan 5 biji kacang hijau kedalam masing masing gelas aqua yang sudah diberi
kapas dan air tadi.
Tempelkan label atau tulis pada masing-masing 5 gelas tadi dengan tulisan IA. IB. IC.
IIA. IIB dengan rincian sebagai berikut :
Gelas IA untuk percobaan suhu normal. Letakkan pada suhu normal misalnya di atas
meja dalam rumah.
Gelas IB untuk percobaan suhu panas. Letakkan di belakang kulkas ekat dengan
kompresornya. Hati-hati jangan terlalu dekat dengan kompresornya.
Gelas IC untuk percobaan pengaruh suhu dingin. Letakkan di dalam kulkas.
Gelas IIA percobaan untuk pengaruh cahaya. Dibiarkan di tempat terbuka misalnya di
atas meja bersama engan gelas IA atau di tempat lain yang penting ada cahaya.
Gelas IIB untuk percobaan pengaruh cahaya. Gelas ini ditutup atau dibungkus yang
rapat seluruh tubuhnya dengan tas kresek hitam dan ikat dengan karet atau tali rapiah
sehingga betul betul tidak ada cahaya sama sekali yang dia terima.
Amati proses perkecambahan dan kecepatan pertumbuhan kecambah pada 5 gelas
awua tersebut selama 7 hari (hitung hari pertama besoknya setelah dibuat semua
percobaan ini).
Jaga kapas tetap basah jangan sampai kering sehingga sering dipercik dengan air
kecuali gelas yang IIB.
WAKTU DAN TEMPAT PENELITIAN
Waktu : 16 Agustus 2020 – 23 Agustus 2020
Tempat ; Jln. Aisyah Tangahu, Desa Bube Baru
VARIABEL
Variabel bebas : suhu dan cahaya
Variable terikat : pertumbuhan dan perkembangan kacang hijau
Variable kontro l : kecambah kacang hijau, jumlah air, kualitas biji kacang hijau
JENIS DATA
Data kuantitatif yang dinyatakan dalam bentuk angka
METTODE PENGUMPULAN DATA
Metode pengumpulan data dilakukan dengan eksperimen atau percobaan
https://karedok.net/modul-buku/biologi/pertumbuhan-dan-perkembangan-tumbuhan/2/?amp
https://www.google.com/amp/s/karedok.net/modul-buku/biologi/pertumbuhan-dan-
perkembangan-tumbuhan/%3famp
https://www.pusatilmupengetahuan.com/pengertian-pertumbuhan-dan-perkembangan-pada-
tumbuhan/
http://kudunku.blogspot.com/2014/01/laporan-penelitian-pertumbuhan-dan.html?m=1