Oleh :
TEKNIK FISIKA
Puji syukur kami sampaikan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan
hidayahnya, penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Pengaplikasian
Kimia Organik Dalam Pembuatan Paracetamol” dengan tepat waktu. Ucap terima kasih
juga kami sampaikan kepada Ibu Dosen Dr. Widya Rosita S.T, M.T., selaku dosen
pengajar Mata Kuliah Kimia Dasar. Tak lupa, ucap terima kasih juga kami sampaikan
kepada teman-teman yang telah membantu penulis dalam memberikan masukkan
berupa saran dan kritik, sehingga makalah ini dapat dibuat sebaik mungkin dengan
segala keterbatasan sang penulis yang tak luput dari kesalahan.
Makalah ini dibuat dengan tujuan yaitu untuk mengetahui bagaimana bentuk
pengaplikasian kimia organik dalam pembuatan paracetamol. Paracetamol merupakan
obat yang populer digunakan untuk meredakan demam, nyeri, pilek, dan lain
sebagainya. Diharapkan dengan adanya makalah ini dapat memberikan pengetahuan
kepada pembaca mengenai apa itu Paracetamol dan bagaimana paracetamol bekerja.
Demikian makalah ini dibuat, kami sebagai penulis menyadari bahwa masih
banyak kesalahan dalam penulisan makalah ini, mulai dari segi tata bahasa, kosakata,
penggunaan istilah ilmiah, dan lain sebagainya. Maka dari itu, kami sebagai penulis
sangat terbuka terhadap berbagai kritik dan saran dari pembaca sebagai evaluasi.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR…………………………………………………………………………....i
DAFTAR ISI……...…………………………………………………………………..…ii
I. LATAR BELAKANG…………………………………………………………….…1
II. RUMUSAN MASALAH………………..…………………………………………..2
III. TUJUAN………………………………..…………………………………………...2
IV. LANDASAN TEORI…………………………………..…………………………...2
V. TAHAPAN PEMBUATAN PARACETAMOL (C8H9NO2).....................................3
1. PERSIAPAN PEMBUATAN PARAAMINOFENOL……………………..…….3
2. REAKSI ASETILASI DENGAN ASAM ASETAT…………………………..…4
3. REKRISTALISASI DAN PEMURNIAN………………………………..……...6
VI. MEKANISME KERJA PEMBUATAN PARACETAMOL……………………..…8
VII. MEKANISME SEDERHANA PARACETAMOL………………………………...9
VIII.PENUTUP………………………………………………………………………...10
IX. DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………….....10
ii
I. LATAR BELAKANG
Dalam kehidupan sehari-hari tentunya tidak terlepas dengan kimia organik
sebagai penyusun utama makhluk hidup. Berbagai penyusun utama tersebut berupa
senyawa organik seperti protein, lemak, karbohidrat, hormon maupun enzim yang
fungsinya begitu vital dalam kelangsungan makhluk hidup. Kimia organik sendiri
merupakan suatu ilmu yang mendalami dan mempelajari mengenai struktur, sifat-sifat,
perubahan, komposisi, reaksi, dan sintesis senyawa hidrokarbon maupun senyawa yang
mengandung unsur lain, seperti hidrogen, nitrogen, oksigen, halogen fosfor, silikon dan
sulfur. Tidak terbatas pada senyawa-senyawa yang dihasilkan oleh makhluk hidup
melalui suatu proses metabolisme berupa metabolit primer maupun sekunder, akan
tetapi juga pada senyawa yang disintesiskan oleh manusia. Kimia organik melalui
senyawa organik berperan menjadi penyusun utama makhluk hidup dan mendominasi
dalam bahan kimia. Cakupan pengaplikasian dari senyawa organik begitu luas dalam
kehidupan, baik bidang farmasi, nutrisi, industri, persenjataan, dan masih banyak lagi.
Di bidang farmasi salah satu contoh pengaplikasian kimia organik yang cukup terkenal
di kalangan masyarakat adalah pembuatan obat paracetamol.
Paracetamol atau asetaminofen (C8H9NO2) merupakan derivat para amino
fenol dan biasa digunakan oleh masyarakat sebagai obat pereda demam, sakit kepala
dan nyeri dalam dunia farmasi. Paracetamol sendiri merupakan senyawa metabolit aktif
fenasetin yang tidak memiliki sifat karsinogenik seperti halnya fenasetin. Sebagai
senyawa metabolit aktif fenasetin, paracetamol menjadi obat yang bersifat analgesik
yang menghilangkan rasa nyeri dengan cara menekan sistem saraf pusat dan membuat
penderita tidak merasa sakit. Selain itu, paracetamol juga bersifat antipiretik yang
umumnya untuk menurunkan suhu tubuh badan yang tinggi atau demam. Susunan
paracetamol merupakan pengaplikasian dan penerapan kimia organik dalam bidang
farmasi. paracetamol berasal dari turunan para-aminofenol atau p-aminofenol yang
disintesis dari asetilasi p-aminofenol dan anhidrida asetat. Turunan p-aminofenol
dihidrolisis dalam beberapa kondisi seperti suhu tinggi, suasana asam atau basa. Selain
itu, paracetamol dapat dibuat dengan asitilasi p-aminofenol. Untuk mengoptimalkan
1
reaksinya, p-aminofenol yang larut dalam air perlu dilarutkan dengan mengubahnya
menjadi garam kloridanya sebelum dilakukan asetilasi. Dalam percobaan ini asetilasi
p-aminofenol dilakukan menggunakan asetat anhidrat. Berangkat dari latar belakang ini
kami memiliki ketertarikan untuk melihat pengaplikasian kimia organik yang digunakan
dalam pembuatan paracetamol. Kami mencoba mengetahui bagian-bagian kimia organik
apa saja yang terlibat dalam pembuatan paracetamol yang nantinya dapat memberikan
edukasi kepada pembaca mengenai pembuatan paracetamol sebagai aplikasi dari kimia
organik.
2
sekunder, tetapi juga pada senyawa buatan yang telah disintesiskan. Senyawa
organik membentuk dasar dari makhluk hidup dan merupakan mayoritas bahan
kimia yang diketahui. Pola ikatan yang dibentuk oleh karbon berupa ikatan
tunggal, rangkap dua, rangkap tiga dan ditambah struktur dengan elektron
terdelokalisasi membuat susunan senyawa organik secara struktural sangat
beragam. Aplikasi kimia organik dalam kehidupan begitu beragam dalam
berbagai bidang kehidupan seperti nutrisi, farmasi, industri, dan masih banyak
lagi. Salah satu pengaplikasian kimia organik dalam bidang farmasi adalah obat
paracetamol.
Paracetamol atau asetaminofen (C8H9NO2) merupakan derivat para
amino fenol dan biasa digunakan oleh masyarakat sebagai obat pereda demam,
sakit kepala dan nyeri dalam dunia farmasi. Paracetamol sendiri merupakan
senyawa metabolit aktif fenasetin yang tidak memiliki sifat karsinogenik seperti
halnya fenasetin. Sebagai senyawa metabolit aktif fenasetin, paracetamol
menjadi obat yang bersifat analgesik yang menghilangkan rasa nyeri dengan
cara menekan sistem saraf pusat dan membuat penderita tidak merasa sakit.
Selain itu, paracetamol juga bersifat antipiretik yang umumnya untuk
menurunkan suhu tubuh badan yang tinggi atau demam.
Rumus kimia dari paracetamol atau asetaminofen adalah
3
paracetamol yakni berwujud serbuk hablur, putih, tidak berbau, dan rasa sedikit
pahit. Paracetamol larut dalam air mendidih dan dalam natrium hidroksida 1 N
serta mudah larut dalam etanol.
V. TAHAPAN PEMBUATAN PARACETAMOL (C8H9NO2)
1. PERSIAPAN PEMBUATAN PARAAMINOFENOL
Preparasi pembuatan paracetamol biasanya hasil dari
nitrobenzena. Pada skala laboratorium, paracetamol mudah disiapkan
melalui nitrasi fenol dengan natrium nitrat yang akan menghasilkan para
nitrofenol dan produk samping berupa ortho nitrofenol. Untuk
mengurangi ortho pada para nitrofenol dengan ditambahkan natrium
borohidrida menghasilkan paraaminofenol. Resultan p-aminofenol
kemudian diasetilasi dengaan anhidrida asetat. Pada reaksi ini, fenol
sangat reaktif sehingga reaksi hanya memerlukan kondisi ringan. Berikut
reaksi yang terjadi.
4
gugus karbonil dalam asam asetat, dan berlangsung secara spontan
(relatif sangat cepat).
5
Akhirnya, dihasilkan suatu molekul yang ”lebih stabil” struktur
(resonansi) elektronnya.
6
darah untuk mentransfer oksigen (methamoglobinnemia) dan kerusakan
hati (Boyke,1997). Bahaya pembentukan methamoglobinnemia lebih
rendah pada paracetamol karena biotransformasinya yang cepat. Oleh
karena itu paracetamol menjadi obat analgesik dan antipiretik yang
populer dan banyak digunakan baik dalam bentuk sediaan tunggal
maupun kombinasi.
7
kasus, penambahan kristal bibit, mungkin akan efektif. Bila tidak ada
kristal bibit, menggaruk dinding akan lebih berguna.
c. Untuk mencegah reaksi kimia antara pelarut dan zat terlarut
digunakan pelarut non-polar. Namun, pelarut non-polar cenderung
merupakan pelarut yang buruk untuk senyawa polar. Penggunaan pelarut
polar harus diperhatikan karena reaksi antara pelarut dan zat terlarut
dapat membentuk kompleks antara zat pelarut-zat terlarut.
d. Umumnya, pelarut dengan titik didih rendah lebih diinginkan.
Namun, pelarut dengan titik didih lebih rendah biasanya non-polar.
Kristal yang terjadi dikeringkan dan ditentukan kemurniannya
dengan penentuan titik lebur, kromatografi dan metode spektroskopi.
Langkah penentuan pelarut dalam rekristalisasi merupakan langkah
penentu keberhasilan pemisahan. Jika senyawa larut dalam keadaan
panas maka penyaringan harus dilakukan dalam keadaan panas. Senyawa
organik sering mengandung senyawa berwarna. Senyawa tersebut dapat
dimurnikan dengan penambahan karbon aktif penghilang warna seperti
norit.
8
VI. MEKANISME KERJA PEMBUATAN PARACETAMOL
9
VII. MEKANISME SEDERHANA PARACETAMOL
10
VIII. PENUTUP
Dalam analisis pemanfaatan kimia organik dalam pembuatan paracetamol
(C8H9NO2), terdapat beberapa hal yang dapat disimpulkan:
1. Salah satu cara membuat paracetamol adalah dengan cara asetilasi
p-Aminofenol. Proses pembuatan dimulai dari mereaksikan asetilasi dengan
asam asetat sampai dengan rekristalisasi dan pemurnian. Dalam pembuatannya,
digunakan norit yang berperan sebagai adsorben untuk menghilangkan pengotor.
2. Proses reaksi dimulai dari reaksi antara asam asetat (sebagai Basa Lewis) dan
HY (sebagai asam Lewis), dilanjutkan dengan reaksi dehidrasi dari padatan
garam.
3. p-Aminofenol adalah produk metabolit dari anilin yang memiliki tingkat
toksisitas yang lebih rendah dibandingkan turunan orto dan meta, tetapi masih
terlalu toksik untuk langsung digunakan sebagai obat. Asetilasi gugus amino
dari p-Aminofenol akan menghasilkan asetaminofen atau paracetamol yang
tingkat toksisitasnya lebih rendah.
4. Rekristalisasi merupakan salah satu proses dalam pembuatan paracetamol yang
cukup sederhana karena dapat dilakukan tanpa memerlukan peralatan khusus.
Namun karena kesederhanaannya, proses ini cukup sulit dilakukan, karena ada
banyak faktor penting yang perlu diperhatikan.
5. Langkah penentuan pelarut dalam rekristalisasi merupakan langkah penentu
keberhasilan pemisahan. Jika senyawa larut dalam keadaan panas maka
penyaringan harus dilakukan dalam keadaan panas.
11
● Wardiyah. 2020. Kimia Organik, Buku Modul Bahan Ajar Cetak Farmasi.
Jakarta. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
12