Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

BAHAN YANG BERSIFAT KARSINOGENIK, TERATOGENIK, DAN


MUTAGENIK
DISUSUN UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH KESEHATAN DAN
KESELAMATAN KERJA (K3)

Disusun oleh:
1. Ardian Nur S

(P07243214007)

2. Fadhila Annashuha

(P07243214015)

3. Martha Regita A

(P07243214022)

4. Nurul Latifah

(P07243214029)

5. Rizky Akbar A

(P07243214037)

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN YOGYAKARTA
JURUSAN ANALIS KESEHATAN
2015
MAKALAH

BAHAN YANG BERSIFAT KARSINOGENIK, TERATOGENIK, DAN


MUTAGENIK
Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Kesehatan dan Keselamatan Kerja
(K3)

Disusun oleh:
1. Ardian Nur S

(P07243214007)

2. Fadhila Annashuha

(P07243214015)

3. Martha Regita A

(P07243214022)

4. Nurul Latifah

(P07243214029)

5. Rizky Akbar A

(P07243214037)

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN YOGYAKARTA
JURUSAN ANALIS KESEHATAN
2015
i

KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
melimpahkan rahmat, nikmat, serta hidayah-Nya kepada penyusun, sehingga
penyusun dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Bahan yang Bersifat
Karsinogenik, Teratogenik dan Mutagenik dengan baik dan lancar.
Penyusun menyadari bahwa tanpa bantuan, pengarahan dan bimbingan dari
berbagai pihak, makalah ini tidak akan terwujud. Oleh karena itu, pada
kesempatan ini penyusun mengucapkan terimakasih kepada:
1. Ir.Roosmarinto, M.Kes selaku Ketua Jurusan Analis Kesehatan Politeknik
Kesehatan Kementerian Kesehatan Yogyakarta.
2. Bambang Supriyanta, S.Si, M.Sc selaku Ketua Prodi D-IV Jurusan Analis
Kesehatan Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Yogyakarta.
3. Budi Setiawan, SKM, M.Sc dan Tim selaku Dosen Pembimbing Mata
Kuliah Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3).
4. Semua pihak yang telah membantu terselesaikannya makalah ini.
Penyusun menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan. Maka dari itu kritik dan saran yang membangun selalu penyusun
harapkan demi perbaikan di masa yang akan datang.
Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan
semua pihak.
Yogyakarta, Juni 2015

Penyusun

ii

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL......................................................................................i

KATA PENGANTAR.....................................................................................ii
DAFTAR ISI..................................................................................................iii
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...................................................................................1
B. Tujuan.................................................................................................1
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian...........................................................................................2-8
B. Contoh Bahan.....................................................................................8-10
C. Pengendalian dan Pengolahan Limbah B3.........................................10-14
BAB III: PENUTUP
A. Kesimpulan.........................................................................................15
B. Saran...................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................16

iii

BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG

Pengertian B3 atau Bahan Berbahaya dan Beracun menurut OSHA


(Occupational Safety and Health of the United State Government) adalah
bahan yang karena sifat kimia maupun kondisi fisiknya berpotensi
menyebabkan gangguan pada kesehatan manusia, kerusakan properti dan
atau lingkungan.
Sedangkan menurut Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2001
tentang Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun, B3 didefinisikan
sebagai bahan yang karena sifat dan atau konsentrasinya dan atau
jumlahnya,

baik

secara

langsung

maupun

tidak

langsung,

dapat

mencemarkan dan atau merusak lingkungan hidup, dan atau dapat


membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan hidup manusia
serta makhluk hidup lainnya.
Mengingat penting dan dampaknya Bahan Berbahaya dan Beracun
bagi manusia, lingkungan, kesehatan, dan kelangsungan hidup manusia dan
makhluk

hidup

lainnya,

pemerintah

melakukan

pengaturan

ketat.

Pengaturan pengelolaan B3 ini meliputi pembuatan, pendistribusian,


penyimpanan, penggunaan, hingga pembuangan limbah B3. Pengelolaan
limbah tersebut juga harus diperhatikan berdasarkan jenis dan macam bahan
yang ada.
B. TUJUAN
1. Untuk mengetahui pengertian bahan karsinogenik, teratogenik, dan
mutagenik.
2. Untuk mengetahui

contoh

bahan-bahan

kimia

yang

bersifat

karsinogenik, teratogenik, dan mutagenik.


3. Untuk mengetahui cara pengolahan limbah Bahan Beracun dan
Berbahaya (B3)
1

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. PENGERTIAN
1. Karsinogenik
Karsinogen adalah zat, radionuklida atau radiasi yang dapat
menyebabkan kanker. Hal ini karena kemampuan untuk merusak genom
atau ke gangguan proses metabolisme seluler. Beberapa zat radioaktif
dianggap karsinogen, tetapi aktivitas karsinogenik mereka disebabkan

radiasi, misalnya untuk sinar dan partikel . Contoh bahan-bahan yang


bersifat karsinogenik adalah sebagai berikut:
a) Alkilating Agents
1) Dimethyl sulfate,
2) B-Propiolactotte,
3) Ethylmethane sulfonate (EMS).
b) Polycyclic dan Heterocyclic Aromatic Hydrocarbons
1) benz(a)anthracene,
2) benzo(a)pyrene,
3) dibenz(a,h)anthracerie.
c) Aromatic Amines
1) 2-Naphtylamine (p-naphthylanzine),
2) benzidine,
3) dimethylarninoazobenzene.
d) Diklorometan
Pada umumnya, karsinogen dikelompokkan menjadi dua golongan,
yaitu karsinogen yang berasal dari bahan pangan yang biasanya
merupakan karsinogen alami dan karsinogen non-bahan pangan.
a. Karsinogen yang Berasal dari Bahan Pangan
Karsinogen dari bahan pangan banyak terdapat pada lemak,
hydrazin pada jamur champignon, solanin pada kentang berwarna
2
hijau, aflatoksin pada jagung, bnezoapyrene pada makanan yang
diawetkan dengan pengasapan, sakarin, dan siklamat. Bahan-bahan
tersebut diduga dapat memicu kanker secara mutagen.
b. Karsinogen yang Berasal dari Non-bahan Pangan
Karsinogen dari bahan non-pangan terdapat pada asap rokok,
polusi udara yang mengandung timbal atau karbon monoksida,
kandungan merkuri pada kosmetik, penggunaan obat kimia yang
tidak semestinya, dan sebagainya.
2. Teratogenik
Teratogenik adalah ilmu yang mempelajari cacat bawaan,
sedangkan senyawa yang menyebabkan disebut sebagai teratogen.
Penyebab teratogenik ada 2 yaitu fisik yang meliputi radiasi sinar X,
panas dan tekanan, dan kimia yang meliputi bahan industri, polutan
udara, air dan obat-obatan. Target organ dari teratogen adalah sistem
reproduksi, yang meliputi zigot bersifat mutagen, sel (jaringan dan
organ) yang bersifat teratogenik serta pertumbuhan dan perkembangan

organ yang bersifat keracunan. Bentuk kelainan yang dapat disebabkan


oleh teratogen adalah gangguan fungsi dan struktur sel, abnormalitas
yang menyebabkan kejadian kongenital, serta pertumbuhan.
Dalam istilah medis, teratogenik berarti terjadinya perkembangan
tidak normal dari sel selama kehamilan yang menyebabkan kerusakan
pada embrio sehingga pembentukan organ-organ berlangsung tidak
sempurna (terjadi cacat lahir).
Ada sejumlah bahan yang diduga bersifat teratogenik pada
manusia dan hewan, antara lain:
a. Radiasi ion (senjata atom, radioidine, dan terapi radiasi).
b. Infeksi cytomegalovirus, virus herpes, parvovirus B-19, virus
rubella, syphilis dantoksoplasmosis.
c. Ketidakseimbangan metabolisme, misalnya karena konsumsi
3
alkohol

selama

kehamilan,kretinisme

endemic,

diabetes,

defisiensi asam folat, hipertermia, fenilketonuria, reumatik dan


penyakit jantung bawaan.
d. Komponen kimia obat dan lingkungan seperti 13-cis-retinoic
acid, isotretionin(accutane), aminopterin, hormone androgenic,
busulfan, kaptoril, enalapril, dan sebagainya.
e. Amphetamine
Apabila diberikan pada trimester 1 dan 2 akan menyebabkan
defek pada jantung, clept pada bibir, abnormalitas pada mata dan
fetus yang diabsorpsi akan meningkat

f. Meperidin,

Alpharodin,

Pentotal,

Prometazine

akan

menyebabkan penurunan stimuli visual pada bayi


g. Alkohol

akan

menyebabkan

kecacatan

dan

penurunan

kemampuan belajar
h. Nitrous Oksida (NO) akan menyebabkan hydrocephalus.
Chloroform (CCl4) akan menyebabkan teratogenik. Eter akan
menyebabkan depresi
i. Antihistamin
1) Pyrimethamin kematian fetus
2) Meclizin Clept Palate
3)

Ethylamin Rantai Lurus seperti Prometazine dan


Diphenylhydrazine tidak

berefek

4) Membentuk cincin mecliine yang teratogen


5)

Cyclizine, Chlorcyclizine Clept Palate, Brachygnahia dan

mikrostomia
j. Senyawa Sympatomimetik
k. Epinephrn dapat menyebabkan hematoma dan pendarahan
ekstrimitas

4
Kontak

dengan

komponen

teratogenik

bisa

menyebabkan

abnormalitas struktural yang sangat beragam pada janin, seperti bibir

sumbing, langit-langit mulut belah, dysmelia ,anencephaly dan


penyimpangan pada ventricular septal.
3. Mutagenik
Mutagenetik adalah sifat dasar kimia yang menyebabkan mutasi
gen. Mutasi adalah suatu perubahan yang terjadi pada bahan genetik
yang menyebabkan perubahan ekspresinya. Perubahan bahan genetik
dapat terjadi pada tingkat pasangan basa, tingkat satu ruas DNA, bahkan
pada

tingkat

kromosom.

Peristiwa

terjadinya

mutasi

disebut

mutagenesis. Sedangkan, individu yang mengalami mutasi sehingga


menghasilkan fenotip baru disebut mutan. Faktor yang menyebabkan
mutasi disebut mutagen.
Mutagen adalah bahan-bahan yang dapat menyebabkan mutasi.
Macam-macam mutagen yaitu:
a. Mutagen kimia
Bahan-bahan yang dapat menyebabkan mutasi antara lain
formaldehida, kolkisin, akridin, etil metan sulfat (EMS), etil etan
sulfanoat (EES), asam nitrit, hydrogen peroksida, kafein, bahan
pengawet dan lain-lain. Beberapa bahan kimia memiliki sifat
mutagenik dan radiasi, seperti sinar ultraviolet dan sinar-x adalah
sumber umum lainnya dari mutasi. Dikarenakan mutagen dapat
menyebabkan mutasi genetik, beberapa dari mereka dapat
berkontribusi terhadap perkembangan kanker, sehingga bahan ini
bersifat karsinogenik juga.
b. Mutagen fisika
Bahan-bahan fisika yang dapat menyebabkan mutasi antara
lain suhu, sinar ultraviolet, sinar x, sinar gamma, partikel a dna b,
neutron, dan radiasi kosmis.
5
c. Mutagen biologi
Bahan-bahan biologi yang dapat meyebabkan mutasi antara
lain virus dan bakteri. Selain itu ada mutagen biologi yang sering

menyebabkan mutagenik, yaitu elemen loncat yang merupakan


rangkaian nukleotida atau DNA yang dapat berpindah tempat.
Sedangkan, Faktor-faktor penyebab mutasi yang terjadi baik mutasi
tingkat gen maupun mutasi kromosom dapat terjadi secara alami atau
buatan seperti berikut:
a. Mutasi alami
Mutasi alami dapat terjadi akibat kesalahan secara acak yang
berlangsung dalam proses replikasi, saat pembelahan sel, atau
karena adanya unsur dalam material genetik yang dapat berubah
secara acak. Mutasi terjadi secara lambat, kemungkinan terjadinya
mutasi di alam, kira-kira satu di antara satu juta sampai satu milyar
kejadian. Faktor luar yang secara alami merangsang terjadinya
mutasi adalah sinar-sinar kosmis dari luar angkasa, sinar radioaktif
yang terdapat di alam, dan sinar ultraviolet.
b. Mutasi buatan
Peristiwa mutasi alami terjadi sangat lambat. Oleh karena itu,
manusia melakukan perubahan materi genetik yang sengaja dibuat
untuk kepentingannya. Mutagen yang dapat dipakai untuk
merangsang mutasi adalah:
1) Bahan fisik
Misalnya, berbagai gelombang cahaya pada sinar matahari,
seperti ultraviolet, infra merah, dan sinarsinar radioaktif seperti
sinar , , dan .
2) Bahan kimia
Antara lain etil metan sulfonat (EMS), etiletan sulfonat (EES),
dan idroksilamin (HA).
6
3) Bahan biologis
Bahan mutakhir yang digunakan ialah elemen loncat. Selain
mutagen di atas, suhu yang tinggi dan virus juga merupakan
mutagen. Sinar X menyebabkan mutasi kromosom dengan cara
memutus kromosom menjadi beberapa bagian. Bagian-bagian
ini dapat hancur atau bergabung dengan kromosom lain.
Peristiwa ini menyebabkan mutasi gen atau mutasi kromosom.

Sifat sinar X ini dapat dimanfaatkan untuk mendapatkan mutan


tumbuhan maupun hewan agar mempunyai sifat yang lebih baik
untuk keuntungan manusia. Hasil mutasi buatan dari radiasi
sinar X, antara lain: bibit unggul padi kultivar atomita I dan II,
kedelai kultivar Muria, dan tomat kultivar Boutset. Pemberian
bahan kimia kolkisin dapat menghambat kerja mikrotubulus
sehingga pemisahan kromatid pada fase anafase tidak terjadi dan
mengakibatkan

poliploidi.

Hal

ini

dimanfaatkan

untuk

menghasilkan buah tanpa biji, misalnya semangka.


Berikut contoh bahan-bahan yang bersifat mutagenik:
1) Pestisida

DDT, insektisida dipertanian dan rumah tangga.


DDVP, insektisida, fumigam, helminteik ternak
Aziridine, dipakai pada industri tekstil, kayu dan kertas untuk
membasmi lalat rumah, mutagen pada tawon, mencit,

neurospora, E, coli dan bakteriofage T4.


TEM, dipakai dalam teskstil dan medis (agen antineoplastik).
Membasmi lalat rumah.mutagen pada mencit dan serangga,
jamur, aberasi pada memcit, allium e coli dan lekosit

2) Industri

Formadehid. Zat ini digunakan dalam pabrik resin, tekstil,

kertas dan pupuk, disenfektan benih, dan fungisida, anti pai,


7
anti kusut pada tekstil . banyak dijumpai pada asap tembakau
Asap mobil, mesin serta buangan pabrik tekstil. Mutagen pada

drosophila, neuspora dan E, coli.


Glycidol . Zat yang digunakan untuk membuat zat kimia yang
lain seperti, eter, ester, amin untuk farmasi, dan tekstil bersifat
antibakteri dan antijamur pada makanan, mutagen pada
drosophila, neuspora, aberasi dan jaringan mencit.

DEB (butadiene deipoxide), mencegah mikroba, untuk tekstil


dan farmasi, mutagen pada drosophila, neuspora dan E, coli .
salmonella, penicillium, lalat rumah ragi, jagung, tomat dan
mamalia. Aberasi pada allium, drosophila dan mamalia.

3) Makanan dan minuman

Natriun nitrit dan asam nitrit zat ini digunakan mengawetkan


daging, ikan dan keju, mutagen pada bakteri dan jamurdan
virus: menghalangi replikasi ADN

4) Obat

Siklofosfamid. Pelawan berbagai jenis tumor. Toragen pada


tikus, mutagen pada drosophila, mencit. Aberasi pada kultur

jaringan orang.
Metil di-kloro etil amin. Banyak digunakan diklinik. Mutagen

pada mencit, drosophila, aberasi pada Allium.


4- aminoflic dan methoteraxate. Kedua zat antagonis terhadap
asam folat. Banyak dipakai pengobatan kanker, seperti
leukimia, dan choriocarcinoma, aberasi pada kultur lekosit.

B. CONTOH

BAHAN

YANG

BERSIFAT

KARSINOGENIK,

TERATOGENIK, DAN MUTAGENIK


1. Kloroform (Karsinogenik)
Nama produk
: Kloroform
Rumus Kimia
: CHCl
8
Sifat Bahan
: Beracun, Iritan,karsinogenik
Sifat Fisik
: Cair, tidak berwarna, Berbau manis
Identifikasi bahaya
a. Efek Kesehatan Akut : Bahaya jika terjadi kontak dengan kulit
(iritasi), kontak dengan mata (iritasi), terhirup (iritasi sistem

respirasi), dan tertelan (iritasi gastrointestinal) dan beresiko


terkena kanker.
b. Efek Kesehatan Kronis: Bahaya jika terhirup dan tertelan
berulang dapat mempengaruhi hati, metabolisme, sistem saraf
sentral, darah, ginjal dan sistem endokrin sampai menyebabkan
koma dan kematian.
2. Ethanol (Teratogen dan Mutagen)
Nama produk
: Etil Alkohol
Rumus Kimia
: C2H5OH
Sifat Bahan
: Iritan, Teratogen, Mutagen
Sifat Fisik
: Cair, tidak berwarna
Identifikasi bahaya
a. Epidemiologi: Etanol telah terbukti menghasilkan fetotoxicity
pada embrio atau janin hewan laboratorium. Paparan pralahir
untuk etanol disebut sebagai "sindrom alkohol janin".
b. Teratogenisitas: Oral, Manusia - wanita: (perempuan 41 day (s)
setelah pembuahan) Efek pada Bayi - skor Apgar (manusia saja)
dan Efek pada Bayi - langkah neonatal lain atau efek dan Efek
pada Bayi - ketergantungan obat.
c. Reproduksi Efek: Intrauterine, Manusia - wanita: TDLo = 200
mg / kg (betina 5 day (s) pra-kawin) Kesuburan - Indeks
kesuburan perempuan (misalnya # betina perempuan hamil per
positif # sperma; # perempuan hamil per # betina dikawinkan).
d. Mutagenik: Penghambatan DNA: Manusia, Limfosit = 220
1.
2. 9
mmol / L sitogenetik Analisis: Manusia, Limfosit = 1160 gm / L.;
sitogenetik Analisis: Manusia, fibroblast = 12000 ppm;
sitogenetik

Analisis:

Manusia,

Leukosit

pph/72H

(Continuous); Suster kromatid Bursa: Manusia, limfosit- cyte =


500 ppm/72H (Continuous).
C. PENGENDALIAN

DAN

PENGELOLAAN

BERACUN DAN BERBAHAYA (B3)

LIMBAH

BAHAN

Secara umum yang disebut limbah adalah bahan sisa yang dihasilkan
dari suatu kegiatan dan proses produksi, baik pada skala rumah tangga,
industri, pertambangan, dan sebagainya. Bentuk limbah tersebut dapat
berupa gas dan debu, cair atau padat. Di antara berbagai jenis limbah ini ada
yang bersifat beracun atau berbahaya dan dikenal sebagai limbah Bahan
Berbahaya dan Beracun (Limbah B3).
Suatu limbah digolongkan sebagai limbah B3 bila mengandung bahan
berbahaya atau beracun yang sifat dan konsentrasinya, baik langsung
maupun tidak langsung, dapat merusak atau mencemarkan lingkungan hidup
atau membahayakan kesehatan manusia.Yang termasuk limbah B3 antara
lain adalah bahan baku yang berbahaya dan beracun yang tidak digunakan
lagi karena rusak, sisa kemasan, tumpahan, sisa proses, dan oli bekas kapal
yang memerlukan penanganan dan pengolahan khusus. Bahan-bahan ini
termasuk limbah B3 bila memiliki salah satu atau lebih karakteristik berikut:
mudah meledak, mudah terbakar, bersifat reaktif, beracun, menyebabkan
infeksi, bersifat korosif, dan lain-lain, yang bila diuji dengan toksikologi
dapat diketahui termasuk limbah B3.
1. Pengelolaan Limbah B3
Pengelolaan

limbah

B3

meliputi

kegiatan

pengumpulan,

pengangkutan, pemanfatan, pengolahan dan penimbunan. Setiap kegiatan


pengelolaan limbah B3 harus mendapatkan perizinan dari Kementerian
10
Lingkungan Hidup (KLH) dan setiap aktivitas tahapan pengelolaan limbah
B3 harus dilaporkan ke KLH. Untuk aktivitas pengelolaan limbah B3 di
daerah, aktivitas kegiatan pengelolaan selain dilaporkan ke KLH juga
ditembuskan ke Bapedalda setempat.
Pengolahan limbah B3 harus memenuhi persyaratan:
a. Lokasi pengolahan

Pengolahan B3 dapat dilakukan di dalam lokasi penghasil limbah


atau di luar lokasi penghasil limbah. Syarat lokasi pengolahan di dalam
area penghasil harus:
1) Daerah bebas banjir;
2) Jarak dengan fasilitas umum minimum 50 meter;
Syarat lokasi pengolahan di luar area penghasil harus:
1) Daerah bebas banjir;
2) Jarak dengan jalan utama/tol minimum 150 m atau 50 m untuk
jalan lainnya;
3) Jarak dengan daerah beraktivitas penduduk dan aktivitas umum
minimum 300 m;
4) Jarak dengan wilayah perairan dan sumur penduduk minimum 300
m;
5) Jarak dengan wilayah terlindungi (seperti: cagar alam,hutan
lindung) minimum 300 m.
b. Fasilitas Pengolahan
Fasilitas pengolahan harus menerapkan sistem operasi, meliputi:
1) Sistem kemanan fasilitas;
2) Sistem pencegahan terhadap kebakaran;
3) Sistem pencegahan terhadap kebakaran;
4) Sistem penanggulangan keadaan darurat;
5) Sistem pengujian peralatan;
6) Dan pelatihan karyawan.
11
Keseluruhan sistem tersebut harus terintegrasi dan menjadi bagian yang
tak terpisahkan dalam pengolahan l limbah B3 mengingat jenis limbah
yang ditangani adalah limbah yang dalam volume kecil pun berdampak
besar terhadap lingkungan.
c. Penanganan Limbah B3 Sebelum Diolah
Setiap limbah B3 harus diidentifikasi dan dilakukan uji analisis
kandungan guna menetapkan prosedur yang tepat dalam pengolahan
limbah tersebut. Setelah uji analisis kandungan dilaksanakan, limbah
dapat ditentukan metode yang tepat guna pengolahan limbah tersebut
sesuai dengan karakteristik dan kandungan limbah. Dalam penanganan
limbah bahan berbahaya dan beracun (B3) dari penghasil sampai ke
pengolah atau pemanfaat, terdapat prosedur yang harus diketahui.
Prosedur tersebut adalah:

1) Contoh limbah dari penghasil dibawa oleh pengangkut limbah ke


pengolah / pemanfaat limbah untuk dianalisa
2) Contoh limbah sebaiknya disertakan dengan

hasil

uji

laboratorium
3) Pengolah dan/ pemanfaat mengkalkulasi biaya pengolahan dan/
pemanfaatan
4) Penawaran harga penanganan limbah dari pengangkut limbah ke
penghasil limbah
5) Sesudah ada kesepakatan antara pengangkut dan penghasil,
penanganan segera dilaksanakan
6) Pengolah atau pemanfaat menanda tangani manifest, berita acara
serah terima limbah, dan menerbitkan sertifikat pengolahan
pemanfaatan

limbah

kepada pengangkut untuk

diteruskan

kepada penghasil limbah.

12

d. Pengolahan limbah B3
Jenis perlakuan terhadap limbah B3 tergantung dari karakteristik
dan

kandungan

limbah.
limbah

Perlakuan
B3

pengolahan

untuk
dapat

dilakukan

dengan

proses

Sebagai

berikut:
1) Proses

secara

kimia, meliputi:
redoks, elektrolisa, netralisasi, pengendapan, stabilisasi, adsorpsi,
penukaran ion dan pirolisa.

2) Proses secara fisika, meliputi: pembersihan gas, pemisahan cairan


dan penyisihan komponen-komponen spesifik dengan metode
kristalisasi, dialisa, osmosis balik, dll.
3) Proses stabilisasi/solidifikasi, dengan tujuan untuk mengurangi
potensi racun dan kandungan limbah B3 dengan cara membatasi
daya larut, penyebaran, dan daya racun sebelum limbah dibuang ke
tempat penimbunan akhir.
4) Proses insinerasi, dengan cara melakukan pembakaran materi
limbah menggunakan alat khusus insinerator dengan efisiensi
pembakaran harus mencapai 99,99% atau lebih. Artinya, jika suatu
materi limbah b3 ingin dibakar (insinerasi) dengan berat 100 kg,
maka abu sisa pembakaran tidak boleh melebihi 0,01 kg atau 10 gr.
Tidak keseluruhan proses harus dilakukan terhadap satu jenis limbah
B3, tetapi proses dipilih berdasarkan cara terbaik melakukan
pengolahan sesuai dengan jenis dan materi limbah.
13
e. Hasil Pengolahan Limbah
1)

Memiliki tempat khusus pembuangan akhir limbah B3 yang telah


diolah dan dilakukan pemantauan di area tempat pembuangan akhir
tersebut dengan jangka waktu 30 tahun setelah tempat pembuangan

akhir habis masa pakainya atau ditutup.


2) Perlu diketahui bahwa keseluruhan proses pengelolaan, termasuk
penghasil limbah B3, harus melaporkan aktivitasnya ke KLH
dengan periode triwulan (setiap 3 bulan sekali).

14

BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Bahan-bahan Beracun dan Berbahaya merupakan bahan yang karena
sifat kimia maupun kondisi fisiknya berpotensi menyebabkan gangguan
pada kesehatan manusia, kerusakan properti dan atau lingkungan. Jenisnya
antara

lain

Karsinogenik,

Teratogenik,

Mutagenik,

dan

lain-lain.

Karsinogenik adalah zat, radionuklida, atau radiasi yang dapat menyebabkan


kanker. Teratogenik yaitu zat yang dapat menyebabkan kerusakan pada
embrio sehingga pembentukan organ-organ berlangsung tidak sempurna
(terjadi cacat lahir). Sedangkan, Mutagenik yaitu sifat dasar kimia yang
menyebabkan mutasi gen. Ketiganya sangat berbahaya bagi manusia.
Contoh bahan kimia yang mempunyai sifat tersebut yaitu Chloroform dan
Ethanol. Chloroform merupakan zat yang dapat menyebabkan kanker
(Karsinogen) sedangkan Ethanol dapat menyebabkan Kecacatan janin
(Teratogen) dan mutasi genetic (Mutagen). Untuk pengelolaan limbah

Bahan Beracun dan Berbahaya (B3) harus di lakukan sesuai prosedur


dengan persyaratan-persyaratan yang ada. Proses pengolahannya juga perlu
dilakukan secara khusus tergantung jenis bahan.
B. SARAN
Bagi pengguna Bahan Beracun dan Berbahaya (B3) diharuskan untuk
berhati-hati dalam penggunaan. Selain itu, dalam pengolahan limbah dapat
disetorkan ke Tempat Pembuangan Akhir khusus untuk B3. Hal tersebut
dilakukan agar ekosistem tanah ataupun lingkungan sekitar tidak terganggu
oleh pencemaran B3.

15

DAFTAR PUSTAKA
penetapankadarkalsiumcaco3didin.blogspot.com
mbingboo29.blogspot.com
www.chemblink.com
alamendah.org
www.slideshare.net/AdindaKhairunnisa/penerapan-konsep-reaksi-redoks
dalam-pengolahan-limbah
www.academia.edu/7460033/DASARDASAR_TEKNOLOGI_PENGOLA
HAN_LIMBAH_INDUSTRI_haidir
iambigsmart.wordpress.com/
www.miung.com/2013/06/pengertian-limbah-pengelompokan-limbah.html

16

Anda mungkin juga menyukai