Anda di halaman 1dari 4

PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN

Pertumbuhan mengandung pengertian pertambahan ukuran, dapat berupa volume, massa, tinggi, dan
ukuran lainnya yang dapat dinyatakan dalam bilangan atau bentuk kuantitatif. Adapun perkembangan mengandung
pengertian bertambah dewasanya suatu individu atau perubahan kualitatif yang terjadi pada makhluk hidup.
Makhluk hidup dikatakan dewasa jika alat-alat reproduksinya telah berfungsi. Tumbuhan akan berbunga dan
hewan akan menghasilkan sel-sel kelamin. Ada pula yang mengartikan perkembangan sebagai perubahan proses
diferensiasi yang menyebabkan perbedaan struktur dan fungsi organ organ makhluk hidup sehingga semakin
kompleks. Dengan demikian, perkembangan merupakan perubahan kualitas suatu individu.

Pertumbuhan pada tumbuhan dapat dibedakan :


A. Pertumbuhan primer pada tumbuhan adalah pertumbuhan yang terjadi mulai dari fase embrio hingga dewasa.
Pertumbuhan primer merupakan hasil pembelahan sel-sel jaringan meristem primer pada embrio, ujung akar
dan ujung batang dan menghasilkan pemanjangan akar dan batang.
B. Pertumbuhan sekunder terjadi pada tumbuhan yang memiliki jaringan meristem lateral berupa kambium
vaskuler dan kambium gabus yaang terbentuk setelah meristem primer berkembang. Jaringan ini ditemukan
pada tumbuhan dikotil berkayu dan menyebabkan batang dan akar bertambah lebar.

Pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan dipengaruhi oleh :


A. Faktor internal adalah faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan
melibatkan proses-proses yang terjadi di dalam tubuh tumbuhan itu sendiri antara lain adalah :
1. Genetik: Faktor genetik atau warisan genetik dari tumbuhan mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan mereka. Gen-gen dalam DNA tumbuhan mengatur berbagai proses biokimia dan molekuler
yang mengontrol pembelahan sel, ekspresi gen, dan produksi hormon. Perbedaan dalam warisan genetik
dapat menyebabkan variasi dalam kecepatan pertumbuhan, bentuk tubuh, dan sifat-sifat kualitatif pada
tumbuhan.
2. Hormon tumbuhan: Hormon-hormon tumbuhan, seperti auksin, giberelin, sitokinin, etilen, dan asam
abscisat, memainkan peran penting dalam mengatur pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan. Hormon-
hormon ini mengontrol pembelahan sel, elongasi sel, diferensiasi jaringan, pembungaan, pembuahan,
pematangan buah, dan respons terhadap lingkungan. Keseimbangan hormon-hormon ini penting untuk
mempengaruhi pola pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan antara lain :
a. Auksin : merupakan hormon pertumbuhan utama pada tumbuhan. Hormon ini mempengaruhi elongasi
sel, pembelahan sel, dan diferensiasi jaringan. Auksin juga berperan dalam pengaturan arah
pertumbuhan, terutama fototropisme (pertumbuhan berdasarkan cahaya) dan gravitropisme
(pertumbuhan berdasarkan gravitasi). Auksin diproduksi terutama di ujung tunas dan bergerak ke bawah
melalui sel-sel tumbuhan, mempengaruhi pertumbuhan batang, akar, dan pembungaan.
Fungsi : mempercepat pertumbuhan akar dan batang, mempercepat perkecambahan, membantu proses
pembelahan sel, mempercepat pemasakan buah, menguragi jumlah biji dalam buah.
b. Giberelin : Giberelin memainkan peran penting dalam pengaturan pertumbuhan batang dan biji. Hormon
ini merangsang pertumbuhan batang dengan memicu pembelahan sel, elongasi sel, dan pembentukan
akar. Giberelin juga berkontribusi pada inisiasi pembungaan dan pematangan buah. Produksi giberelin
dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti suhu, cahaya, dan nutrisi.
c. Sitokinin : Sitokinin mempromosikan pembelahan sel dan pertumbuhan lateral pada tumbuhan. Hormon
ini terutama diproduksi di akar dan bergerak ke atas melalui xilem. Sitokinin berinteraksi dengan auksin
untuk mengatur perbandingan pertumbuhan antara akar dan tunas, serta mempengaruhi pembentukan
kuncup lateral, perkembangan daun, dan pematangan biji.
d. Etilen : Etilen adalah hormon gas yang terlibat dalam regulasi pematangan buah, penuaan daun, dan
respons terhadap cedera atau stres. Hormon ini juga mempengaruhi pertumbuhan akar dan pengaturan
kecambah. Etilen dihasilkan secara alami oleh tumbuhan dalam situasi-situasi tertentu, seperti selama
pematangan buah, pembentukan kuncup bunga, atau selama kondisi stres.
e. Asam Absisat : Asam absisat berperan dalam mengatur respons tumbuhan terhadap kondisi lingkungan
yang buruk, seperti kekeringan, salinitas tinggi, atau suhu ekstrem. Hormon ini menghambat
pertumbuhan dan memicu penutupan stomata pada daun untuk mengurangi kehilangan air. Asam absisat
juga terlibat dalam dormansi benih dan pengaturan proses-proses fisiologis lainnya selama kondisi stres.
3. Metabolisme : Proses metabolisme dalam sel tumbuhan, termasuk fotosintesis, respirasi, dan sintesis
biomolekul, memberikan energi dan bahan-bahan yang diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan
tumbuhan. Fotosintesis menghasilkan glukosa dan oksigen menggunakan energi cahaya, sementara
respirasi menghasilkan energi yang digunakan dalam proses seluler. Metabolisme juga menghasilkan
senyawa-senyawa kimia yang diperlukan untuk sintesis sel dan jaringan baru.
4. Regulasi gen : Ekspresi gen yang terkoordinasi memainkan peran penting dalam pertumbuhan dan
perkembangan tumbuhan. Regulasi gen mengontrol kapan dan di mana gen-gen tertentu diaktifkan atau
dinonaktifkan dalam respons terhadap sinyal-sinyal internal atau eksternal. Hal ini mempengaruhi pola
pertumbuhan, diferensiasi sel, dan pembentukan jaringan dan organ pada tumbuhan

B. Faktor eksternal yang mempengaruhi pertumbuhan antara lain :


1. Cahaya : sangat penting bagi pertumbuhan tumbuhan karena merupakan sumber energi untuk fotosintesis.
Intensitas, durasi, dan spektrum cahaya mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan. Cahaya
merah dan biru terutama diperlukan untuk proses fotosintesis dan pengaturan pertumbuhan tumbuhan,
sementara cahaya hijau kurang berkontribusi dalam proses-proses tersebut.
2. Suhu : memainkan peran penting dalam pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan. Suhu yang optimal
akan meningkatkan laju reaksi kimia dalam tubuh tumbuhan. Suhu yang terlalu rendah atau terlalu tinggi
dapat menghambat aktivitas enzim dan mempengaruhi ketersediaan air bagi tumbuhan. Selain itu, suhu juga
mempengaruhi proses dormansi, inisiasi pembungaan, dan pematangan buah.
3. Kelembaban : Kelembaban udara dan tanah mempengaruhi ketersediaan air bagi tumbuhan. Kekurangan air
dapat menyebabkan kondisi kekeringan yang merugikan pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan,
sementara kelebihan air dapat menyebabkan keadaan terlalu basah yang menghambat penyerapan oksigen
oleh akar. Kelembaban juga mempengaruhi transpirasi, proses pergerakan air dari tanah ke udara melalui
stomata pada daun.
4. Nutrisi tanah : Ketersediaan nutrisi dalam tanah mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan.
Tumbuhan memerlukan sejumlah nutrisi makro dan mikro, seperti nitrogen, fosfor, kalium, kalsium,
magnesium, dan zat besi. Kelebihan atau kekurangan nutrisi tertentu dapat menyebabkan kelainan
pertumbuhan atau gangguan dalam perkembangan sistem akar, daun, atau organ reproduksi.
5. Komposisi gas atmosfer : khususnya konsentrasi karbon dioksida (CO2), mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan tumbuhan. Karbon dioksida diperlukan oleh tumbuhan untuk fotosintesis. Peningkatan
konsentrasi CO2 dalam atmosfer dapat meningkatkan laju fotosintesis dan pertumbuhan tumbuhan,
sementara penurunan konsentrasi CO2 dapat menghambat proses tersebut.
6. Faktor-faktor biotik : seperti interaksi dengan organisme lain, seperti hewan, jamur, atau mikroba, juga
mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan. Misalnya, herbivora dapat memakan daun
tumbuhan, mengganggu pertumbuhan dan perkembangan. Interaksi simbiotik dengan mikroorganisme
tertentu, seperti bakteri pengikat nitrogen, juga dapat mempengaruhi ketersediaan nutrisi bagi tumbuhan
METODE ILMIAH.
Metode ilmiah adalah pendekatan sistematis yang digunakan oleh para ilmuwan untuk menemukan penjelasan
yang teruji dan dapat dipercaya terhadap fenomena alam. Proses metode ilmiah biasanya melibatkan langkah-
langkah berikut:
1. Menemukan Masalah:
Pertama-tama, peneliti harus mengidentifikasi dan merumuskan masalah yang akan diteliti. Hal ini dapat
melibatkan pengamatan, literatur, diskusi, atau pertanyaan-pertanyaan penelitian yang muncul, setelah itu
peneliti baru membuat rumusan masalah. Rumusan masalah ditulis dalam bentuk kalimat tanya
2. Pengumpulan Informasi :
Setelah masalah ditentukan, peneliti harus mengumpulkan data yang relevan untuk menjawab pertanyaan
penelitian. Data dapat dikumpulkan melalui observasi langsung, survei, wawancara, eksperimen, atau
sumber-sumber lain yang sesuai.
3. Membuat Hipotesis:
Berdasarkan data yang dikumpulkan, peneliti harus merumuskan hipotesis yang merupakan jawaban
sementara terhadap pertanyaan penelitian. Hipotesis adalah pernyataan yang berdasarkan pengetahuan
awal dan dapat diuji melalui pengujian eksperimental.

Dalam konteks penelitian ilmiah, hipotesis adalah pernyataan atau prediksi yang diajukan untuk
menjelaskan hubungan antara dua variabel atau fenomena yang diamati. Hipotesis bertujuan untuk
memberikan landasan bagi peneliti untuk menguji kebenaran atau validitas pernyataan tersebut melalui
pengumpulan dan analisis data. Hipotesis dalam penelitian bertujuan untuk memberikan arahan dan fokus
bagi peneliti untuk mengumpulkan data dan menguji kebenarannya. Pilihan hipotesis yang tepat sangat
penting dalam proses penelitian ilmiah untuk memastikan adanya relevansi dan signifikansi dalam
penelitian yang dilakukan. Berikut adalah beberapa macam hipotesis penelitian yang umum ditemui:
a. Hipotesis Nol (Null Hypothesis):
Hipotesis nol menyatakan bahwa tidak ada hubungan atau perbedaan yang signifikan antara dua
variabel yang diteliti. Hipotesis ini sering digunakan dalam statistik inferensial untuk membandingkan
kelompok atau menguji efek suatu perlakuan terhadap variabel tertentu. Contoh hipotesis nol dapat
berbunyi: "Tidak ada perbedaan signifikan dalam hasil belajar siswa antara kelompok yang diberi
perlakuan A dan kelompok yang diberi perlakuan B."
b. Hipotesis Alternatif (Alternative Hypothesis):
Hipotesis alternatif menyatakan adanya hubungan atau perbedaan yang signifikan antara dua variabel
yang diteliti. Hipotesis ini merupakan alternatif dari hipotesis nol dan menjadi fokus utama dalam
pengujian statistik. Contoh hipotesis alternatif untuk hipotesis nol di atas adalah: "Ada perbedaan
signifikan dalam hasil belajar siswa antara kelompok yang diberi perlakuan A dan kelompok yang
diberi perlakuan B."

4. Menguji Hipotesis dengan Eksperimen:


Setelah hipotesis dirumuskan, peneliti perlu merancang dan menjalankan eksperimen yang sesuai untuk
menguji hipotesis tersebut. Eksperimen harus dirancang dengan hati-hati, mengontrol variabel-variabel
yang relevan dan mengumpulkan data yang dapat diandalkan.

Sebelum melakukan eksperimen, peneliti wajib membuat rancangan eksperimen meliputi :


a. Tujuan penelitian : menuliskan tujuan yang akan dicapai adalam penelitian untuk dapat menjawab
pertanyaan dari rumusan masalah yang dajukan.
b. Tinjauan pustaka : berisi teori terkait dengan penelitian yang akan dilakukan (sumber bebas, tetapi
setiap mengambil sumber wajib menuliskan asal sumber bacaan yang diambil).
c. Alat dan bahan : berisi rincian alat dan bahan yang akan digunakan dalam penelitian
d. Cara kerja : berisi langkah-langkah yang akan dilakukan dalam eksperimen secara rinci
e. Rencana tabel pengamatan : siapkan tabel pengamatan yang akan diisi saat dilakuan penelitian

Setelah semua rancangan selesai dibuat, baru dilakukan penelitian sesuai dengan rancangan yang sudah
dibuat, dan peneliti wajib melakukan pengamatan sesuai dengan yang sudah direncanakan.
Dalam penelitian ilmiah, variabel adalah faktor atau karakteristik yang dapat berubah atau diukur.
Variabel dapat berperan sebagai pengaruh atau efek yang diteliti dalam suatu studi. Variabel-variabel dalam
penelitian sangat penting untuk merancang penelitian yang valid dan bermakna. Peneliti perlu
mengidentifikasi dan mendefinisikan variabel-variabel yang relevan serta mengontrol variabel yang tidak
relevan untuk memastikan bahwa hasil penelitian dapat diandalkan dan akurat. Berikut adalah beberapa
macam variabel yang umum ditemui dalam penelitian:
a. Variabel Independen / Variabel bebas :
Variabel independen adalah variabel yang dimanipulasi atau diatur oleh peneliti. Variabel ini
merupakan faktor yang diduga memiliki pengaruh atau efek terhadap variabel lain yang diteliti. Dalam
penelitian eksperimen, variabel independen merupakan perlakuan atau kondisi yang berbeda yang
diberikan kepada kelompok percobaan. Contoh variabel independen adalah dosis obat, jenis makanan,
metode pengajaran, atau lingkungan sosial.
b. Variabel Dependen / Variabel terikat :
Variabel dependan adalah variabel yang diukur atau diamati untuk melihat pengaruh atau efek dari
variabel independen. Variabel ini adalah variabel yang berubah atau dipengaruhi oleh variabel
independen. Contoh variabel dependan dapat berupa hasil tes, kinerja kognitif, tingkat kepuasan, atau
gejala penyakit.
c. Variabel Kontrol:
Variabel kontrol adalah variabel yang dijaga tetap konstan atau dikontrol agar tidak mempengaruhi
hubungan antara variabel independen dan dependen. Variabel kontrol ini digunakan untuk
mengeliminasi atau meminimalkan pengaruh faktor lain yang dapat mempengaruhi hasil penelitian.
Contoh variabel kontrol dalam penelitian tentang pengaruh obat terhadap penyakit dapat mencakup
faktor usia, jenis kelamin, riwayat kesehatan, atau faktor genetik.

5. Analisis Data:
Data yang dikumpulkan dari eksperimen perlu dianalisis secara kritis. Metode statistik sering digunakan
untuk mengolah data dan mengidentifikasi pola atau hubungan yang signifikan. Hasil analisis data akan
digunakan untuk menguji validitas hipotesis.
6. Kesimpulan:
Berdasarkan analisis data, peneliti dapat membuat kesimpulan yang terkait dengan hipotesis yang diuji.
Kesimpulan ini harus objektif dan berdasarkan bukti yang diperoleh selama proses eksperimen. Jika
hipotesis didukung oleh data, kesimpulan dapat menyatakan bahwa hipotesis diterima. Namun, jika
hipotesis tidak didukung, kesimpulan dapat menyatakan bahwa hipotesis ditolak atau memerlukan
modifikasi dan penelitian lebih lanjut.

Proses metode ilmiah adalah iteratif, yang berarti langkah-langkah ini dapat berulang-ulang. Kesimpulan
yang diperoleh dari satu eksperimen dapat menjadi dasar untuk merumuskan pertanyaan penelitian baru atau
mengembangkan hipotesis baru untuk diuji melalui proses yang sama.

Anda mungkin juga menyukai