Anda di halaman 1dari 7

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/339241666

Menakar Potensi Bunga Telang Sebagai Minuman Fungsional

Article · February 2020

CITATIONS READS

0 715

1 author:

Abdullah Muzi Marpaung


Swiss German University
33 PUBLICATIONS   36 CITATIONS   

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Anthocyanins from butterfly pea View project

Anthocyanin source of Indonesian Local Plant View project

All content following this page was uploaded by Abdullah Muzi Marpaung on 13 February 2020.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


FoodReview Indonesia, Vol. XV, No. 2, Februari 2020

Menakar Potensi Bunga Telang Sebagai Minuman Fungsional


Abdullah Muzi Marpaung
Food Technology Department, Swiss German University, Indonesia
bangmuzi@yahoo.com; abdullah.muzi@sgu.ac.id

Belakangan ini bunga telang sedang populer, khususnya Indonesia. Berbagai sajian,
mulai dari penganan hingga minuman, kini mudah dijumpai di beberapa restoran atau kedai.
Bunga, baik dalam bentuk segar maupun kering, semakin ramai diperjualbelikan. Begitu pula
dengan bijinya. Semakin banyak pula orang yang menanam tanaman merambat ini di
pekarangan. Akan tetapi, sejauh yang berhasil ditelusuri, belum ada satupun produk minuman
fungsional berbasis bunga telang. Bagaimana sesungguhnya potensi bunga telang sebagai
minuman fungsional? Ada beberapa hal yang perlu diluruskan.

Bunga telang (Gambar 1) diklaim memiliki banyak manfaat. Kata kunci “manfaat bunga
telang” pada mesin pencari akan membawa kita kepada satu daftar panjang laman yang memuat
judul “…Manfaat Bunga Telang…”. Jumlah manfaat itu bermacam-macam: 5, 6, 13, 14, 15,
19, 20. Membingungkan. Tentu tak semua benar. Tak semua berdasarkan data ilmiah.

Gambar 1. Bunga telang

Begitulah ‘tabiat’nya informasi yang beredar di dunia maya. Diperlukan telaah yang seksama
untuk memisahkan mana informasi yang berharga mana yang sebaiknya diabaikan.

1
FoodReview Indonesia, Vol. XV, No. 2, Februari 2020

Bunga telang adalah ‘kearifan’ yang telah lama dikenal di berbagai peradaban,
khususnya Asia dan Amerika. Sebagai contoh, masyarakat Betawi memanfaatkan bunga ini
untuk membersihkan kotoran pada mata bayi. Nama ilmiahnya, Clitoria ternatea, membuatnya
secara keliru dikira berasal dari Ternate, Maluku Utara, Indonesia. Tidaklah demikian adanya.
Hingga saat ini asal-usul tanaman tahunan (perennial) anggota keluarga Fabaceae ini masih
kabur. Yang jelas, tanaman telang adalah salah satu ingridien penting ramuan dalam
pengobatan India kuno sebagaimana tersebut dalam kitab-kitab Ayurveda yang telah ribuan
tahun usianya.

Tanaman telang berarti tak hanya bunga, melainkan meliputi seluruh bagian tanaman,
seperti akar, biji, batang, bunga, dan daun. Semuanya dipercaya memiliki beragam khasiat.
Sering dalam satu artikel yang membahas manfaat bunga telang disebutkan pula khasiat yang
tidak ada pada bunga telang, melainkan terdapat pada bagian yang lain. Sebagai contoh,
manfaat neuroprotektif dari akar disebut pula sebagai manfaat bunga telang. Kerancuan juga
terjadi karena bercampur aduknya informasi khasiat yang dipercaya secara tradisional dengan
manfaat yang berasal dari penelitian ilmiah. Misalkan, khasiat bunga telang sebagai penawar
bisa ular disandingkan dengan manfaatnya sebagai antidiabetes tanpa jelas disebutkan bahwa
yang pertama baru sekadar kepercayaan dan yang kedua sudah dibuktikan secara ilmiah.

Manfaat Bunga Telang

Jika demikian, manfaat fungsional apa yang potensial dapat diberikan oleh bunga telang,
bukan bagian yang lain, bagi tubuh manusia? Sebahagian di antaranya disajikan pada artikel
ini dengan merujuk kepada ulasan yang ditulis oleh Marpaung (2020).

Manfaat pertama adalah sebagai antioksidan yang telah dibuktikan melalui banyak
penelitian. Antioksidan membantu tubuh menghadapi keadaan stres oksidatif yang berpotensi
menyebabkan terjadinya berbagai penyakit degeneratif. Manfaat kedua adalah sebagai
antidiabetes baik melalui peningkatan sekresi insulin, penghambatan pembentukan produk
akhir glikasi lanjut, maupun penghambatan kerja enzim-enzim yang terlibat dalam produksi
glukosa dalam darah. Manfaat ketiga meliputi aktivitas yang terkait dengan regulasi
kolesterol, penghambatan adipogenesis (pembentukan jaringan lemak) dan hiperlipidemia.
Manfaat keempat, sebagai antikanker. Ekstrak bunga telang dilaporkan menghambat
penyebaran berbagai sel kanker, seperti kanker payudara, ovarium, serviks dan hati. Manfaat
kelima adalah sebagai antimikroorganisme. Ekstrak bunga telang memiliki aktivitas

2
FoodReview Indonesia, Vol. XV, No. 2, Februari 2020

antimikroorganisme yang luas, meliputi bakteri gram positif, gram negatif dan fungi. Manfaat
lainnya adalah sebagai anti peradangan, anti asma dan melindungi jaringan hati.

Satu hal yang patut digarisbawahi adalah sebagian besar manfaat tadi barulah terbukti
secara eksperimental di laboratorium (in vitro), sebagian lagi pada hewan percobaan (in vivo)
dan sangat sedikit yang telah mencapai tingkatan uji klinis. Penting pula untuk dikemukakan
bahwa tidak semua dari manfaat tadi dimiliki oleh ekstrak air bunga telang, melainkan milik
dari ekstrak dengan pelarut lain, seperti metanol, etanol, kloroform, heksana, dan lain-lain.
Artinya, jika seseorang minum minuman bunga telang yang diperoleh melalui maserasi
(perendaman) dalam air, tidaklah semua manfaat yang disebutkan tadi akan diperolehnya.
Selain itu, yang perlu pula diperhatikan adalah efektifitas, dosis dan bioavailabilitas.

Komponen Bioaktif

Jika dilihat pada komponen bioaktif yang dimilikinya, maka boleh jadi potensi manfaat
bunga telang jauh lebih besar dibandingkan dengan yang sudah dilaporkan. Pada bagian
hidrofilik (suka air) dari ekstrak bunga telang terdapat berbagai anggota keluarga flavonoid
seperti antosianin (yang menyebabkan ekstrak bunga telang berwarna biru indah), flavonol
glikosida, flavon, flavanol, dan asam fenolat.

Antosianin telah banyak diteliti dan terbukti memiliki manfaat fungsional yang luas,
meliputi aktivitas sebagai antioksidan, antidiabetes, anti-virus, antikanker, antiinflamasi,
antikolesterol, antialergi, antimikroorganisme, anti-arteriaterosklerosis, antihipertensi,
mencegah diabetes, melindungi sistem kardiovaskular, menjaga kesehatan jaringan mata dan
banyak manfaat kesehatan lainnya. Flavonol paling utama pada bunga telang adalah
kaempferol glikosida yang dikenal memiliki aktivitas antioksidan. Pada bunga telang terdapat
empat senyawa flavon yang memiliki kemampuan menghambat angiogenesis pada sel kanker,
yaitu scutellarin, baicalein, luteolin dan apigenin.

Sementara itu, pada bagian lipofilik ekstrak bunga telang dijumpai beberapa jenis
senyawa terpenoid. Di antaranya yang menarik perhatian adalah tarakserol, fitosterol dan
tokoferol. Tarakserol dikenal memiliki aktivitas antiinflamasi dan efek analgesik. Fitosterol
memiliki aktivitas antikolesterol, menghambat penyakit kardiovaskuler dan perkembangan
kanker usus dan payudara, serta mengurangi risiko hiperlasia prostat jinak. Tokoferol berfungsi
sebagai pelindung membran sel dari radikal lipida reaktif, mencegah aterosklerosis dan
karsinogenesis.

3
FoodReview Indonesia, Vol. XV, No. 2, Februari 2020

Minuman Fungsional Bunga Telang

Jika seseorang memesan segelas minuman bunga telang, kira-kira manfaat apa yang
potensial diperolehnya? Terkait dengan pertanyaan ini, menarik untuk dikemukakan satu
penelitian yang dilakukan di Thailand. Penelitian ini menunjukkan bahwa konsumsi ekstrak
bunga telang sebanyak 2 g/400 ml air atau setara dengan 2,16 mg delfinidin 3-glukosida dapat
menurunkan gula darah 15 pria sehat berusia rata-rata 22,53 tahun dengan indeks massa tubuh
rata-rata 21,57 kg/m2 yang diberi diet minuman yang mengandung 50 g sukrosa. Singkatnya,
bunga telang efektif menurunkan risiko seorang pria sehat dari terkena diabetes dengan cara
mengendalikan kadar gula darah.

Jadi, paling tidak, manfaat inilah yang mungkin diperoleh si pemesan minuman tadi.
Tentu saja apabila konsentrasi bunga telang dalam minuman sesuai dengan hasil penelitian.
Pada Gambar 2 ditampilkan minuman telang dengan dua tingkat kepekatan. Yang kiri
mengandung 1,4 – 1,5 mg delfinidin 3-glukosida per 250 ml atau sama dengan 2,2 – 2,4 mg
per 400 ml. Sudah mencapai kadar yang dilaporkan bermanfaat untuk menurunkan gula darah.
Sementara itu, yang kanan mengandung antosianin jauh lebih tinggi lagi yaitu 5,4 – 5,5 mg
delfinidin 3-glukosida per 250 ml.

Salah satu kelebihan dan boleh jadi sekaligus kekurangan bunga telang sebagai minuman
adalah warnanya. Berbeda dengan kebanyakan sumber antosianin lain yang tampak pucat pada
pH bahan pangan, bunga telang justru menunjukkan warna biru-ungu pekat yang mungkin
tidak disukai secara inderawi. Hingga saat ini belum ada laporan ilmiah terkait konsentrasi
warna biru pada minuman bunga telang yang dilaporkan. Walaupun demikian, survei kami
menunjukkan bahwa minuman telang dengan kepekatan seperti pada Gambar 2 (kiri) dapat
diterima oleh mayoritas responden.

Tantangan kedua, walau tipis, bunga telang masih memberikan rasa dan aroma khas yang
mungkin tidak disukai. Akan tetapi, rasa dan aroma ini relatif mudah ditutupi dengan
penambahan flavor. Di berbagai restoran minuman bunga telang sering ditambahkan dengan
serai, jeruk nipis, lemon, dan buah lain yang sudah memadai untuk menutupi rasa dan aroma
yang tak diinginkan. Penambahan jeruk nipis atau lemon juga meningkatkan keasaman yang
menyebabkan perubahan warna menjadi ungu serta meningkatkan kestabilan antosianin.

4
FoodReview Indonesia, Vol. XV, No. 2, Februari 2020

Gambar 2. Minuman bunga telang dengan dua konsentrasi berbeda

Tantangan berikutnya adalah kepekatan warna dan ukuran bunga telang dapat jauh
berbeda tergantung lokasi tanam. Bunga telang pada Gambar 1 memiliki berat rata-rata 0,31 g
dan 10 helai bunga dapat menghasilkan minuman dengan kadar sekitar 2 mg delfinidin 3-
glukosida per 250 ml. Sementara itu, bunga telang dari sumber lain memiliki kadar yang lebih
rendah atau lebih tinggi. Untuk itu, penelitian terkait optimalisasi budidaya bunga telang
menjadi penting untuk dilakukan.

Setakat ini, merujuk kepada penelitian yang sudah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa
produksi minuman bunga telang sebagai minuman untuk mengendalikan gula darah adalah
yang paling potensial. Hal ini didukung pula oleh beberapa karakteristik positif bunga telang
seperti relatif stabil pada pH produk pangan dan terhadap panas selama proses. Sementara itu,
aplikasi bunga telang sebagai sumber komponen bioaktif yang berperan sebagai antiinflamasi,
antidiabetes pada penderita diabetes, antikanker, penurun kolesterol darah, dan lain-lain masih
memerlukan serangkaian penelitian baik yang meliputi isolasi, karakterisasi, biovailabilitas
dan uji klinis.

5
FoodReview Indonesia, Vol. XV, No. 2, Februari 2020

Referensi

Marpaung, AM, 2020. Tinjauan Manfaat Bunga Telang (Clitoria ternatea L.) bagi
Kesehatan Manusia. Manuskrip diterima (accepted) di Journal of Functional Food and
Nutraceutical.

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai