Anda di halaman 1dari 9

JATI DIRI KOPERASI

01 October, 2014 Admin

Oleh: H. Yurnalis, S.Sos


Dalam upaya mengembangkan Koperasi, Pemerintah memberi
kesempatan / peluang bagi Koperasi untuk bergerak di bidang usaha jasa
keuangan melalui kegiatan usaha simpan pinjam koperasi. Hal tersebut
berdasarkan pada Undang Undang RI Nomor 25 Tahun 1992 Tentang
Perkoperasian, khususnya pasal 44 ayat (1) yang kemudian diatur lebih
lanjut melalui Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1995 Tentang
Pelaksanaan Kegiatan Simpan Pinjam oleh Koperasi.
Berdasarkan hal tersebut diatas, pertumbuhan Koperasi Simpan Pinjam
(KSP) dan Unit unit Simpan Pinjam Koperasi (USP Koperasi) secara
kuantitatif menunjukkan sangat signifikan. Namun di tengah semaraknya
pertumbuhan KSP / USP Koperasi justru banyak mendapat sorotan dari
berbagai pihak. Mengapa ? Hal ini dikarenakan banyak KSP / USP Koperasi
yang dalam praktek menjalankan usahanya lepas dari usaha untuk
pemenuhan kebutuhan anggotanya. Dengan demikian koperasi tidak lagi
melakukan usaha yang berjati diri koperasi.
Ketika koperasi tersebut ingin melakukan usaha yang tidak berkaitan
dengan kepentingan anggotanya, maka kita semua khawatir bahwa
koperasi tersebut melakukan usaha semata mata karena melihat peluang
bisnis di pasar, koperasi mengejar keuntungan finansial semata. Jika
koperasi diarahkan menjadi badan usaha yang seperti itu, apa bedanya
usaha koperasi dengan badan usaha lain ?
Di saat kita membangun perekonomian bangsa, kita sepakat bahwa ada tiga
pilar utama perekonomian nasional, yaitu : BUMN, BUMS dan Koperasi.
Ketiga pelaku ekonomi ini tentunya kita harapkan bukan menjadi pemain
yang saling bersaing dan saling menjatuhkan, tetapi menjadi mitra yang
saling mengisi dan bahu membahu membangun perekonomian bangsa.

Kalau usaha koperasi sudah sama dengan usaha yang lain / swasta, maka
yang terjadi adalah persaingan bukan kemitraan, apakah ini yang kita
harapkan di masa mendatang ?
Sebuah ilustrasi atau gambaran usaha koperasi secara sederhana dapatlah
di visualisasikan sebagai berikut :
Fakta kita lihat dihadapan mata, ketika di jalan jalan yang kita lewati
sehari hari ada terpampang selembar spanduk yang berisi ajakan atau
pengumuman kepada masyarakat, sebagai berikut : Anda butuh Uang /
Modal, Silahkan datang ke KSP X Hanya dengan BPKB, Pelayanan Cepat
dan Bunga Murah.
Sebuah keprihatinan ada dalam hati ini ketika ada praktek usaha koperasi
seperti di pampang dalam spanduk di atas, dalam hati kita bertanya kenapa
koperasi ini menawarkan kepada masyarakat ; tidak kepada anggotanya ?,
apakah koperasi ini tidak melakukan praktek usaha seperti jati diri
koperasi ?
Apa bedanya usaha koperasi ini dengan usaha perbankan? dan masih
banyak lagi segudang pertanyaan ketika kita melihat fakta perkembangan
usaha koperasi yang terjadi pada saat ini, ketika melihat usaha koperasi
tidak lagi berpijak pada jati dirinya.
Berangkat dari persoalan persoalan di atas, terlepas dari kekurang
mampuan Perangkat Orgsanisasi Koperasi dalam melaksanakan fungsi dan
tanggung jawabnya serta minimnya pengetahuan dan kurangnya
kemampuan menyerap atau menjabarkan peraturan dan ketentuan
ketentuan yang ada, jati diri koperasi harus di tegakkan kembali , karena jati
diri koperasi merupakan kunci bagi Sumber Daya Manusia Koperasi. Oleh
karena itu pembahasan tentang jati diri koperasi dalam tulisan ini yaitu
yang berkaitan dengan manajemen usaha simpan pinjam pola konvensional
yang dilakukan oleh koperasi, agar pemahaman jati diri koperasi dapat
diterapkan nantinya dalam setiap aktivitas usaha koperasi.
Pokok bahasan pertama yaitu tentang arti penting jati diri koperasi, makna
kata jati diri adalah : Jiwa, Semangat dan Daya gerak dari dalam, Spiritual,
ciriciri, identitas, keadaan atau gambaran khusus seseorang.
Sebelum membahas apa arti penting Jati diri Koperasi, terlebih dahulu kita
harus tahu apa itu Koperasi dan bagaimana harusnya Koperasi menjalankan
aktivitasnya.
Sebagaimana ditegaskan pengertian koperasi menurut Undang Undang RI
Nomor 25 Tahun 1992 Tentang Perkoperasian, adalah : Badan usaha yang
beranggotakan orang seorang atau badan hukum koperasi dengan
melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai
gerakan ekonomi rakyat yang berdasar atas asas kekeluargaan.

Koperasi adalah organisasi yang di bangun oleh sekelompok orang ( minimal


20 Orang ) yang mempunyai kepentingan ekonomi sama, senasib
dan sepenanggungan dengan sebuah cita cita agar dengan membangun
atau membentuk koperasi maka sekelompok orang yang berada dalam
koperasi tersebut akan mendapatkan sebuah kehidupan yang lebih
sejahtera.
Koperasi adalah badan usaha dibidang ekonomi, karena dalam praktek
kegiatannya sehari hari memang melakukan usaha untuk memenuhi
kebutuhan ekonomi para anggotanya.
Sebagai badan usaha yang bergerak dibidang ekonomi, maka manajemen
pengelolaan usahanya dilakukan dari, oleh dan untuk anggota ; walaupun
merupakan badan usaha yang bergerak dibidang ekonomi, koperasi
mengutamakan usahanya untuk memenuhi kebutuhan ekonomi anggotanya
; bukan semata mata mengejar keuntungan (profit oriented) Koperasi adalah
badan usaha ekonomi tetapi koperasi bukanlah kumpulan modal, namun
kumpulan orang orang yang mempunyai kepentingan ekonomi yang sama.
Sebagai badan usaha yang dikelola oleh, dari dan untuk anggota, maka
pasar dari usaha koperasi adalah anggota itu sendiri, di dalam praktek
usaha koperasi tidak berhadapan antara penjual dan pembeli ; tetapi
kegiatan bersama sama ; saling melayani untuk memenuhi kebutuhan
anggotanya.
Berangkat dari pengertian koperasi tersebut diatas, jelaslah bahwa seluruh
aktivitas usaha yang dijalankan oleh koperasi melandaskan pada prinsip
koperasi. Inilah jati diri yang membedakan koperasi sebagai badan usaha
tidak sama dengan badan usaha lainnya.
Dalam kegiatan usaha simpan pinjam oleh koperasi, tugas utamanya adalah
menghimpun, mengelola dan menyalurkan dana dari, oleh dan untuk
anggota serta calon anggota, koperasi lain dan atau anggotanya. Dengan
demikian sasaran utamanya adalah para anggota koperasi, baik di dalam
rangka menghimpun dana dalam bentuk simpanan simpanan anggota
maupun tabungan tabungan anggota, demikian pula dalam penyaluran
dana diberikan kepada para anggotanya.
Berangkat dari filosofi dan jati diri koperasi sebagaimana dipaparkan diatas,
maka terbesit harapan bagaimana melihat dan mewujudkan praktek
kegiatan usaha koperasi di masa mendatang sebagai sebuah praktek
kegiatan yang sungguh sungguh akan merupakan cerminan dari jati diri
koperasi. Untuk itu peningkatan kualitas sumber daya manusia koperasi
mutlak ditingkatkan, utamanya pada anggota anggota koperasi. Dimana
anggota sebagai pemilik sekaligus sebagai pengguna jasa Koperasi harus
mengerti benar tentang segala aspek kehidupan koperasi. Untuk itu jati diri
koperasi merupakan pintu masuk bagi sumber daya manusia

koperasi,utamanya anggota koperasi, hal tersebut harus tertanam di


setiap anggota koperasi.
Dengan semakin meningkatnya kualitas anggota
koperasi, maka partisipasi anggota semakin meningkat
pula, kemudian diimbangi dengan kepengurusan yang visioner, artinya
dalam menjalankan fungsi dan tugasnya harus memiliki visi dan misi
yang tajam, serta memiliki manajer / karyawan yang profesional.
Keadaan yang demikian dapat di gambarkan sebagai berikut :
Komponen pokok dalam upaya mempertahankan jati diri koperasi Indonesia,
yakni berfungsinya peranan anggota sebagai pemilik sekaligus pengguna
jasa koperasi. Fungsi anggota harus disertai dengan pemahaman terhadap
nilai dasar prinsip koperasi sehingga anggota dapat terus menjaga kiprah
dan sepak terjang koperasinya selalu berada dalam koridor yang
sebenarnya .
Sejalan dengan itu, peningkatan kapasitas kelembagaan koperasi
merupakan upaya yang harus diutamakan agar koperasi dapat tumbuh
menjadi badan usaha yang bertumpu pada partisipasi anggota, namun
tetap dapat menjalankan kegiatan usahanya secara profesional serta
mampu bersaing menghadapi persaingan yang semakin kompetitif.
Dengan demikian ketika kita mempunyai harapan agar usaha koperasi
menjadi sebuah usaha besar di kemudian hari, maka besarnya itu haruslah
tetap berpegangan pada jati diri koperasi ; usaha koperasi akan semakin
besar dan kuat seiring dengan semakin berkembangnya kebutuhan anggota
yang harus dipenuhi serta koperasi semakin besar dan kuat apabila anggota
koperasi semakin besar jumlahnya.
Pokok bahasan kedua yaitu prinsip-prinsip koperasi. Hakekat jati diri
koperasi Indonesia terdapat pada nilai dasar prinsip Koperasi, sebagaimana
diketahui Prinsip Koperasi menurut Undang Undang RI. Nomor 25 Tahun
1992 Tentang Perkoperasian, yakni :
1. Keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka;
2. Pengelolaan dilakukan secara demokratis;
3. Pembagian Sisa Hasil Usaha dilakukan secara adil sebanding dengan
besarnya jasa usaha masing-masing anggota;
4. Pemberian jasa yang terbatas terhadap modal;
5. Kemandirian
Dalam mengembangkan Koperasi, maka Koperasi melaksanakan pula
prinsip Koperasi sebagai berikut :

1. Pendidikan Perkoperasian;
2. Kerjasama antar Koperasi;
Prinsip Koperasi merupakan satu kesatuan dan tidak dapat dipisahkan
dalam kehidupan berkoperasi. Dengan melaksanakan keseluruhan prinsip
tersebut, Koperasi mewujudkan dirinya sebagai badan usaha sekaligus
sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berwatak sosial.
Demikian juga prinsip Koperasi ini merupakan esensi dari dasar kerja
Koperasi sebagai badan usaha dan merupakan ciri khas dan jati diri Koperasi
yangmembedakannya dari badan usaha lain.
Adapun penjelasan dari prinsip Koperasi tersebut dapat dikemukakan
sebagai berikut :
Keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka;
Sifat kesukarelaan dalam keanggotaan Koperasi mengandung makna bahwa
menjadi anggota Koperasi tidak boleh dipaksakan oleh siapapun. Sifat
kesukarelaan juga mengandung makna bahwa seorang anggota dapat
mengundurkan diri dari Koperasinya sesuai dengan syarat yang ditentukan
dalam AD/ART Koperasi.
Sedangkan sifat terbuka memiliki arti bahwa dalam keanggotaan tidak
dilakukan pembatasan atau diskriminasi dalam bentuk apapun.
Pengelolaan dilakukan secara demokratis ;
Prinsip demokrasi menunjukkan bahwa pengelolaan Koperasi dilakukan atas
kehendak dan keputusan para anggota. Para anggota itulah yang
memegang dan melaksanakan kekuasaan tertinggi dalam Koperasi.
Pembagian Sisa Hasil Usaha dilakukan secara adil sebanding
dengan besarnya jasa usaha masing-masing anggota;
Pembagian sisa hasil usaha kepada anggota dilakukan tidak semata-mata
berdasarkan modal yang dimiliki seseorang dalam Koperasi tetapi juga
berdasarkan perimbangan jasa usaha anggota terhadap Koperasi. Ketentuan
yang demikian ini merupakan perwujudan nilai kekeluargaan dan keadilan.
Pemberian jasa yang terbatas terhadap modal;
Modal Koperasi pada dasarnya dipergunakan untuk kemanfaatan anggota
dan bukan untuk sekedar mencari keuntungan. Oleh karena itu balas jasa
terhadap modal yang diberikan kepada para anggota juga terbatas, dan
tidak didasarkan semata-mata atas besarnya modal yang diberikan.
Yang dimaksud dengan terbatas adalah wajar dalam arti tidak melebihi suku
bunga yang berlaku di pasar dan berdasarkan keputusan Rapat Anggota.

1. Kemandirian;
Kemandirian mengandung pengertian dapat berdiri sendiri, tanpa
tergantung pada pihak lain yang dilandasai oleh kepercayaan kepada
pertimbangan, keputusan, kemampuan dan usaha sendiri.
Dalam kemandirian terkandung pula pengertian kebebasan yang
bertanggungjawab otonom, swadaya, berani mempertanggung jawabkan
perbuatan sendiri dan kehendak untuk mengelola diri sendiri.
1. Pendidikan dan kerjsama;
Di samping kelima prinsip sebagaimana dimaksud diatas, untuk
pengembangan dirinya Koperasi juga melaksanakan dua prinsip Koperasi
yang lain, yaitu Pendidikan Perkoperasian dan Kerjasama antar Koperasi.
Penyelenggaraan pendidikan perkoperasian dan kerjasama antar Koperasi
merupakan prinsip Koperasi yang penting dalam meningkatkan
kemampuan, memperluas wawasan anggota, dan memperkuat solidaritas
dalam mewujudkan tujuan Koperasi.
Kerjasama dimaksud dapat dilakukan antar Koperasi di tingkat lokal,
regional, nasional dan internasional.
Pokok bahasan ketiga. Penerapan jatidiri koperasi dalam kegiatan usaha
simpan pinjam, sebagaimana diketahui masih banyak Koperasi Simpan
Pinjam maupun Unit Simpan Pinjam Koperasi, belum sepenuhnya
menerapkan jati diri Koperasi dalam melaksanakan kegiatan usahanya baik
dalam hal menghimpun maupun menyalurkan dana. Hal ini jika kita lihat
dari tujuan Koperasi tidak lain adalah untuk meningkatkan kesejahteraan
anggota.
Oleh karenanya, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan berkaitan
dengan pelaksanaan kegiatan usaha simpan pinjam yang dilakukan oleh
Koperasi, dengan tetap berpijak pada jati dirinya diantaranya sebagai
berikut :
Kegiatan utama usaha simpan pinjam oleh Koperasi adalah :
Menghimpun, mengelola dan menyalurkan dana dari, oleh, dan untuk
anggota Koperasi yang bersangkutan dan kepada Koperasi lain atau
anggotanya.
- Kegiatan menghimpun artinya menarik dana dalam bentuk tabungan atau
simpanan dari anggota ; mengelola maksudnya setelah menghimpun dana
dari anggota, kemudian koperasi mengelola dana itu dengan baik dan
digunakan sebagai modal kerja bagi koperasi serta akhirnya menyalurkan
dana tersebut kepada anggota berupa pinjaman. Dalam kegiatan utama ini
yang menjadi acuan penerapan jati diri koperasi adalah bahwa sasarannya

ditujukan kepada anggota koperasi, bukan kepada non anggota


koperasi.
Koperasi pada hakekatnya adalah kumpulan orang, bukan menekankan
pada perkumpulan modal. Maksudnya adalah lebih mengutamakan service
motif (motif pelayanan) bukan profit motif (motif keuntungan) ; dalam kata
lain, modal koperasi digunakan bagi kemanfaatan anggota.
Ada beberapa KSP/USP koperasi yang menerapkan manajemen berbasis
modal, artinya modal koperasi bukan berasal dari anggota, melainkan
pemilik modal (perorangan/pemodal besar), sebagai badan usaha memang
dapat tumbuh menjadi besar namun imbasnya kepentingan anggota justru
semakin ditinggalkan dan secara perlahan lahan kehilangan kejatidiriannya
sebagai koperasi. Koperasi simpan pinjam semacam ini tak ubahnya sama
seperti perkumpulan rentenir yang terorganisir dengan rapi. Hal ini
menunjukkan bahwa keberadaan koperasi sebagai organisasi swadaya (selfhelp) yang juga merupakan jati diri koperasi menjadi sangat kabur.
Kedepan, kalau ingin membangun KSP/USP koperasi yang tangguh, harus
melibatkan secara penuh peranan anggota selaku pemilik sekaligus sebagai
pengguna jasa koperasi ; dalam artian kalau koperasi ingin usahanya
tumbuh menjadi besar, partisipasi anggota untuk ikut dalam menghimpun
dana di koperasinya harus lebih ditingkatkan dengan cara mengembangkan
produk simpanan.
Kekuasaan tertinggi Koperasi berada pada tangan anggota, melalui forum
rapat anggota. Oleh karena itu dalam operasionalnya segala sesuatunya
harus diputuskan melalui rapat anggota; seperti penentuan jasa simpanan
maupun jasa pinjaman dan segala ketentuan yang berkaitan dengan
operasional usaha koperasi. Setiap keputusan yang ditetapkan melalui
Rapat Anggota harus berpijak pada kualitas serta wajib dipatuhi oleh
manajemen koperasi.
Ketidak mampuan koperasi sebagai organisasi self-help ini antara lain
disebabkan oleh tidak dilibatkannya anggota secara penuh dalam proses
pengambilan keputusan dan penyusunan program koperasi, partisipasi
anggota hanya diperhitungkan pada waktu menghadiri Rapat Anggota
Tahunan (RAT) ; membayar simpanan koperasi dan melakukan transaksi
dengan koperasi.
Penyelenggaraan kegiatan dan usaha koperasi lebih didominasi oleh pihak
pengurus dan pengelola yang seolah olah serba tahu apa yang paling baik
bagi koperasi. Koperasi sudah tidak mengindahkan prinsip demokratis, kalau
sudah demikian koperasi hanya sekedar menjadi persekutuan pengurus dan
pengelola. Untuk itu kedepan keterlibatan setiap anggota koperasi dalam
setiap pengambilan keputusan mutlak dilakukan.

1. Melaksanakan pendidikan perkoperasian, maksudnya bahwa Koperasi


yang bergerak di bidang usaha jasa keuangan harus profesional dan
dapat dipercaya oleh kalangan anggota serta meningkatkan image di
masyarakat. Dalam ketentuan diwajibkan pengelola KSP / USP
Koperasi minimal 50 persen harus mengikuti pendidikan dan latihan
mengenai simpan pinjam Koperasi atau magang pada usaha simpan
pinjam Koperasi.
2. Melakukan kerjasama antar Koperasi untuk memperkuat kedudukan
Koperasi serta mengembangkan usahanya.
3. Dalam pembagian sisa hasil usaha harus dilakukan secara adil
sebanding dengan besarnya jasa usaha masing-masing anggota baik
berkaitan dengan jasa simpanan maupun jasa pinjaman.
4. Sebagai lembaga yang bergerak di bidang jasa keuangan harus dapat
berperan sebagaimana lembaga-lembaga jasa keuangan yang lain,
dalam arti harus dapat dikelola dengan penuh tanggung jawab,
demokrasi, persamaan, keadilan dan kesetiakawanan, jujur,
keterbukaan dan kepedulian pada komunitas.
Dengan demikian pengelolaan usaha simpan pinjam oleh koperasi akan
menjadi ciri khas yang dapat membedakannya dengan badan-badan usaha
jasa keuangan lainnya.
Penutup. Koperasi sebagai badan usaha yang beranggotakan orang-seorang
atau badan hukum Koperasi, harus mampu berkembang demi terwujudnya
tujuan Koperasi itu sendiri, yaitu memajukan kesejahteraan anggota pada
khususnya dan masyarakat pada umumnya serta ikut membangun tatanan
perekonomian nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju,
adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.
Kemajuan suatu Koperasi tentu saja ditentukan oleh seluruh fungsi yang ada
di lingkup Koperasi itu sendiri, baik yang berkaitan dengan fungsi perangkat
organisasi Koperasi, dan tidak kalah pentingnya adalah partisipasi dari
seluruh anggota Koperasi baik selaku pemilik maupun sebagai pengguna
jasa Koperasi, dengan tetap mengacu pada prinsip Koperasi yang
merupakan esensi dari dasar kerja Koperasi sebagai badan usaha serta
merupakan ciri khas dan jati diri Koperasi.

Penulis : H. YURNALIS, S.Sos


NIP : 19650112 1992031005
Penulis merupakan Widyaiswara
Pertama pada Dinas Koperasi & UKM
Provinsi RiauPengalaman Mengajar:
1. MATERI KOPERASI & UKM.
(PROVINSI.RIAU,KEP. RIAU,KEP.BABEL,
SULAWESI TENGAH,BANJARMASIN,
JAWA BARAT,KEMENTRIAN KOPERASI &
UKM JAKARTA DAN PROVINSI LAINNYA)
2. MATERI KEPARIWISATAAN.
(PROVINSI RIAU,POLDA RIAU,AKADEMI
PARIWISATA DAN SEKOLAH TINGGI
PARIWISATA ENGKU PUTRI HAMIDAH,
ASITA,PHRI,KEMENTRIAN PARIWISATA
DAN KREATIF JAKARTA DAN PROVINSI
LAINNYA).

Anda mungkin juga menyukai