Oleh :
Ajeng Defriyanti Pusparini
1518012207
Perceptor :
dr. Rina Kriswiastiny, Sp. PD
BAB I
PENDAHULUAN
Dengue adalah penyakit virus nyamuk yang telah dengan cepat menyebar di
seluruh wilayah dalam beberapa tahun terakhir. Dengue Fever (DF) dan Dengue
Hemorrhagic Fever (DHF) adalah suatu penyakit infeksi yang disebabkan oleh
infeksi virus dengue. DHF disebabkan oleh salah satu dari empat serotipe virus
dari genus Flavivirus, famili Flaviviridae. Setiap serotipe cukup berbeda sehingga
tidak ada proteksi silang dan wabah yang disebabkan beberapa serotipe
(hiperendemisitas) dapat terjadi. Virus dengue ditularkan dengan perantara
nyamuk betina terutama spesies Aedes aegypti dan Aedes albopictus. Aedes
aegypti merupakan pembawa demam kuning (yellow fever), chikungunya dan
infeksi zika. Dengue tersebar luas di seluruh daerah tropis, dengan variasi lokal
dalam risiko dipengaruhi oleh curah hujan, suhu dan tidak terencana urbanisasi
yang cepat (Sukohar, 2014)
DHF pertama kali diketahui di Asia Tenggara tahun 1950 dan sejak 1975
hingga saat ini DHF merupakan penyebab kematian utama pada anak-anak di
negara Asia. Secara global, lebih dari 100 negara yang merupakan endemik DHF
diantaranya Afrika, Amerika, Mediantara Timur, Asia Tenggara dan Pasifik Barat
adalah negara-negara yang paling banyak menderita penyakit ini. Sejak tahun
1997 dengue dinyatakan sebagai penyakit asal viral yang berbahaya dan berakibat
fatal bagi manusia. Penyebarannya secara global sebanding dengan malaria, dan
diperkirakan setiap tahun terdapat sebanyak 2500 juta orang atau dua per tiga dari
penduduk dunia beresiko terkena DHF. Setiap tahun terdapat 10 juta kasus infeksi
dengue di seluruh dunia dengan angka kematian sekitar 5% terutama pada anakanak (Hadi, 2010).
Pada tahun 2013, wabah dengue fever terjadi di Florida (Amerika Serikat)
dan provinsi Yunnan China. Di Asia, Singapura telah melaporkan peningkatan
kasus setelah selang beberapa tahun dan wabah juga telah dilaporkan di Laos.
Pada tahun 2014, terjadi peningkatan jumlah kasus di Republik Rakyat Cina,
Kepulauan Cook, Fiji, Malaysia dan Vanuatu, dengan dengue tipe 3 (DEN 3)
mempengaruhi negara Pulau Pasifik setelah lebih dari 10 tahun. Dengue juga
dilaporkan di Jepang setelah selang lebih dari 70 tahun. Pada tahun 2015 ditandai
dengan wabah DHF yang besar di seluruh dunia, dengan Filipina melaporkan
lebih dari 169 000 kasus dan Malaysia melebihi 111.000 kasus dugaan DHF,
meningkat 59,5% dan 16% dalam jumlah kasus tahun sebelumnya. Pulau Hawaii
di negara bagian Hawaii, Amerika Serikat, dipengaruhi oleh wabah dengan 181
kasus yang dilaporkan pada tahun 2015 dan transmisi berkelanjutan pada tahun
2016. Diperkirakan 500.000 orang DHF yang parah memerlukan rawat inap setiap
tahun, sebagian besar dari mereka adalah anak-anak, sekitar 2,5% mengalami
kematian (WHO, 2016).
Bandar Lampung merupakan daerah endemis DBD. Data dinas kesehatan
kota Bandar Lampung menyebutkan pada tahun 2010, jumlah penderita DBD di
Bandar Lampung mencapai 763 orang dan yang meninggal 16 orang. Pada tahun
2011, jumlah penderita DBD di Bandar Lampung mencapai 413 orang dan yang
meninggal 7 orang. Pada tahun 2012, terjadi peningkatan jumlah penderita DBD
di Bandar Lampung mencapai 1111 orang dan yang meninggal 11 orang, jumlah
tersebut merupakan tertinggi dibanding dengan kabupaten lain.
BAB II
ILUSTRASI KASUS
A. IDENTITAS PASIEN
Nama
: Ny. A
Umur
: 21 tahun
Status
: Sudah menikah
Jenis kelamin
: Perempuan
Jenis Pekerjaan
Alamat
: Pesawaran
Agama
: Islam
MRS
: 22 Maret 2016
B. ANAMNESIS
Diambil dari : Autoanamnesis
Tanggal
Jam
: 24 Maret 2016
: 10.00 WIB
Keluhan Utama
: Demam 4 hari
Keluhan Tambahan
muntah,
perdarahan gusi, sesak
harus
pakai
beberapa
lapis
selimut
untuk
banyak
saat
pasien
sikat
gigi,
sehingga
nafsu
makanpun
menurun.
Pasien
juga
Cacar
(-)
Malaria
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
Cacar Air
Difteri
Batuk Rejan
Campak
Influenza
Tonsilitis
Kholera
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
Disentri
Hepatitis
Tifus Abdominalis
Skirofula
Sifilis
Gonore
Hipertensi
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
Kemih
Burut (Hernia)
Penyakit Prostat
Wasir
Diabetes
Alergi
Tumor
Penyakit
(-)
Demam
(-)
Ulkus Ventrikuli
()
Pembuluh Darah
Dyspepsia
(-)
(-)
(-)
Rematik Akut
Pneumonia
Pleuritis
Tuberkulosis
(-)
(-)
(-)
Ulkus Duodeni
Gastritis
Batu Empedu
(-)
(-)
Operasi
Kecelakaan
Riwayat Keluarga
Hubungan
Kakek
Nenek
Umur
Jenis
Keadaan
Penyebab
(th)
50
65
Kelamin
kesehatan
Meninggal
Sehat
Meninggal
Tidak tahu
-
Ayah
45
Ibu
43
Saudara (kakak)
28
Anak-Anak
4
Sehat
Sehat
Sehat
Sehat
Ya
Tidak
Hubungan
Ibu
C. ANAMNESIS SISTEM
Catatan keluhan tambahan positif disamping judul-judul
yang bersangkutan.
Kulit (tidak ada keluhan)
(-)
(-)
Bisul
Kuku
(-)
(-)
Rambut
Kuning / Ikterus
(-)
(-)
(-)
Keringat malam
Sianosis
Lain-lain
Kepala
(-)
(-)
Trauma
Sinkop
(+)
(-)
Sakit kepala
Nyeri pada sinus
(-)
(-)
(-)
(-)
Tinitus
Nyeri
Sekret
Kuning / Ikterus
Nyeri
(-)
Sekret
(-)
(-)
Gangguan pendengaran
Kehilangan pendengaran
(-)
(-)
(-)
Gejala penyumbatan
Gangguan penciuman
Pilek
(-)
(-)
(-)
Lidah
Gangguan pengecap
Stomatitis
Trauma
Nyeri
Sekret
Epistaksis
Mulut
(+) Bibir kering
(+) Perdarahan Gusi
(-) Selaput
Tenggorokan
(+)
Nyeri tenggorokan
(-)
Perubahan suara
(-)
Nyeri leher
(+)
(-)
(+)
Sesak nafas
Batuk darah
Batuk
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(+)
(-)
Perut membesar
Wasir
Mencret
Tinja berdarah
Tinja berwarna dempul
Tinja berwarnahitam
Benjolan
Benjolan
Jantung / Paru-Paru
(+)
(-)
(-)
Nyeri dada
Berdebar
Ortopnoe
Rasa kembung
Mual
Muntah
Muntah darah
Sukar menelan
Nyeri perut
Disuria
Stranguri
Poliuria
Polakisuria
Hematuria
Kencing batu
Ngompol (tidak disadari)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
Kencing nanah
Kolik
Oliguria
Anuria
Retensi urin
Kencing menetes
Penyakit prostat
Leukore
Lain-lain
(-)
()
Perdarahan
Haid
(-)
(-)
Haid terakhir
Teratur
(-)
(-)
(-)
(-)
Menarche
Gejala
klimakterium
(-)
Gangguan haid
()
Pasca menopause
Anestesi
Parestesi
Otot lemah
Kejang
Afasia
Amnesis
Nyeri otot
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
Sukar menggigit
Ataksia
Hipo/hiper-estesi
Pingsan
Kedutan (tick)
Pusing (Vertigo)
Gangguan bicara (disartri)
(-)
(-)
Deformitas
Sianosis
Ekstremitas
(-)
(+)
Bengkak
Nyeri sendi
Berat Badan
Berat badan rata-rata (kg)
Tinggi Badan (cm)
: 58 kg
: 162 cm
()
Riwayat Hidup
: 58 kg
: ( ) Dokter ( ) Bidan
( )
Dukun
( ) Lain-lain
Riwayat Imunisasi (pasien tidak ingat)
( ) Hepatitis
( ) BCG
( ) Campak
( ) DPT
( ) Polio
( )Tetanus
Riwayat Makanan
Frekwensi /hari
: 3-4 x sehari
Jumlah /hari
Variasi /hari
: Bervariasi
Nafsu makan
: Baik
Pendidikan
( ) SD
() SLTP
( ) SLTA
( ) Sekolah Kejuruan
Akademi
( ) Kursus
( ) Tidak sekolah
Kesulitan
Keuangan
: tidak ada
Pekerjaan
: tidak ada
Keluarga
: tidak ada
Lain-lain
: -
D. PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan Umum
Keadaan umum
Kesadaran
( )
Tinggi badan
: 162 cm
Berat Badan
: 58 kg
IMT
: 22,1 (normal)
Tekanan darah
: 100/70 mmHg
Nadi
: 80 x/menit
Pernafasan
: 24 x/menit
Suhu
: 38.0C
Sianosis
: Tidak ada
Edema umum
: Tidak ada
Aspek Kejiwaan
Tingkah laku wajar, alam perasan wajar dan proses fikir
wajar.
Kulit
- Warna
: Kuning langsat
- Jaringan parut
: Tidak ada
- Pertumbuhan rambut
merata
- Suhu Raba
: Febris
- Keringat
: Ada
- Lapisan lemak
: Cukup
- Efloresensi
: Tidak ada
- Pigmentasi
: (-)
: Lembab
- Turgor
: Baik
- Ikterus
: Tidak ada
- Edema
: Tidak ada
- Supra klavikula
- Lipat paha
- Leher
- Ketiak
Kepala
- Ekspresi wajah
- Rambut
- Simetris muka
: Simetris
: -
- Kelopak
: Normal
- Konjungtiva
: Anemis (-/-)
- Sklera
: Ikterik (-/-)
- Deviatio konjungtiva
: -
- Enopthalmus
: -
- Lensa
: Jernih
- Gerak mata
: N/ palpasi
:-
Leher
- Tekanan JVP
: 5 2 cmH2O
- Kelenjar Tiroid
- Kelenjar Limfe
Dada
- Bentuk
: Normochest
: Normal, simetris
Paru-Paru
Inspeksi
Depan
Hemithoraks simetris
Belakang
Hemithoraks
simetris
Palpasi
pergerakan dinding
pergerakan dinding
thorax (normal)
thorax (normal)
pergerakan dinding
pergerakan dinding
thorax (normal)
Sonor pada seluruh
thorax (normal)
Sonor pada seluruh
lapang paru.
lapang paru.
Kanan
Perkusi
Kanan
Auskultasi
Kanan
Sonor
pada
seluruh
Sonor
pada
seluruh
Ronkhi (-),
Ronkhi (-),
Wheezing(-) (normal)
Wheezing(-) (normal)
Vesikuler (+),
Vesikuler (+),
Ronkhi (-)
Ronkhi (-),
Wheezing(-) (normal)
Wheezing(-) (normal)
Jantung
Inspeksi : Iktus cordis tidak terlihat
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
Abdomen
Inspeksi : Datar
Palpasi
: Tidak teraba
Limpa
: Tidak teraba
Ginjal
: Ballotement (-)
Perkusi
Auskultasi
Penis
Testis
Wanita
Genoitalia Eksterna
Fluor albus/Darah
Anggota Gerak
Kanan
Normal
Normal
Normal
Kiri
Normal
Normal
Normal
Tidak ada
Tidak ada
Normal
Aktif
5/5
Rumple lead +
Normal
Aktif
5/5
-
Lengan
Otot
Tonus
Massa
Sendi
Gerakan
Kekuatan
Lain-lain
Tungkai dan kaki
- Luka
: Tidak ada
- Varises
: Tidak ada
: Normal
Gerakan
- Kekuatan
: Aktif
: 5/5
- Edema
- Lain-lain
: Tidak ada
:-
E. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Laboratorium
Hematologi
Darah Lengkap tanggal 21 Maret 2016
Hemoglobin
: 11,3 g/dl
Leukosit
Hematokrit
: 3.300 /uL
: 33 %
: 3,6 x106/ul
Eritrosit
Trombosit
: 50.000/ul
: 10,8 g/dl
Leukosit
Hematokrit
: 4.200 /uL
: 31 %
: 3,5 x106/ul
Eritrosit
Trombosit
: 30.000/ul
MCV
: 88 fL
MCH
: 31 pg
MCHC
: 35%
LED
: 25
Malaria
: tidak ditemukan
Hitung Jenis
Basofil
:0
Eosinofil
:0
Batang
:0
Segmen
: 57
Limfosit
: 33
Monosit
: 10
: 116 U/L
SGPT
: 43 U/L
: 76 mg/dl
: 1/80
Typhi O Antigen
: 1/80
: 1/80
: 1/80
Dengue Fever Ig M
: Positif
Dengue Fever Ig G
: Positif
RINGKASAN
Os datang dengan keluhan demam 4 hari
SMRS, demam
hilang
timbul.
Pasien
juga
mengeluh
seluruh
2. Dasar Diagnosis
Anamnesis
tanpa disertai
mengigil, perdarahan gusi, nyeri kepala,
mual,
muntah, mialgia
Pemeriksaan Fisik
: Suhu : 38.0C, rumple lead (+)
Pemeriksaan Penunjang :
- Trombosit : 30.000
- Dengue Fever IgM positif
- Dengue Fever IgG positif
G. DIAGNOSIS DIFERENSIS DEFERENSIAL
1. Diagnosis Deferensial
Demam Dengue
Malaria
Demam Typhoid
2. Dasar Diagnosis Deferensial
demam, nyeri kepala, mialgia, malaisem, mual, muntah
H. RENCANA PENGELOLA
1. Non Farmakologi
- Istirahat
- Minum obat teratur
- Menjaga asupan cairan. Pasien diminta banyak minum
- Jus jambu dan dari kurma untuk membantu menaikkan
trombosit
2. Farmakologi :
- Infus kristaloid untuk kebutuhan cairan per hari. Ringer
Laktat 20
tetes per menit.
- Paracetamol 500 mg tab 3x1
- Antiemetik : Donperidone 10 mg tab 3x1
- Antibiotik : Ceftriaxone inj 2x1 amp iv
I. PENCEGAHAN
1. Mencegah penularan DHF
Melakukan pemberantasan nyamuk dan sarangnya dengan tindakan 3M:
J. PROGNOSIS
Qua ad vitam
: dubia ad bonam
Qua ad sanationam
: dubia ad bonam
Qua ad fungsionam
: dubia ad bonam
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
Dengue Fever (DF) dan Demam Berdarah Dengue (DBD) (Dengue
Hemorrhagic Fever/DHF) adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh
virus dengue yang diperantarai oleh Aedes aegypti, dengan manifestasi
klinis demam, nyeri otot dan/atau nyeri sendi yang disertai leukopenia,
ruam, limfadenopati, trombositopenia dan disertai hemoragik (Suhendro,
Leonardo, Chen, & Pohan, 2009)
B. Epidemiologi
Di Indonesia, tahun 2014 jumlah penderita DBD yang dilaporkan sebanyak
100.347 kasus dengan jumlah kematian sebanyak 907 orang (IR/Angka
kesakitan= 39,8 per 100.000 penduduk dan CFR/angka kematian= 0,9%).
Dibandingkan tahun 2013 dengan kasus sebanyak 112.511 serta IR 45,85
terjadi penurunan kasus pada tahun 2014. Target Renstra Kementerian
Kesehatan untuk angka kesakitan DBD tahun 2014 sebesar 51 per 100.000
penduduk, dengan demikian Indonesia telah mencapai target Renstra 2014.
Berikut tren angka kesakitan DBD selama kurun waktu 2008-2014
(Yudianto, Budijanto, Hardhana, & Soenardi, 2015).
(Hanim, 2013).
Vektor Penyebab
Nyamuk Aedes aegypti dewasa berukuran lebih kecil jika dibandingkan
dengan rata-rata nyamuk lain. Nyamuk ini mempunyai dasar hitam
dengan bintik- bintik putih pada bagian badan, kaki, dan sayapnya.
Nyamuk Aedes aegypti jantan mengisap cairan tunlbuhan atan sari
bunga untuk keperluan hidupnya. Sedangkan yang betina mengisap
darah. Nyamuk betina ini lebih menyukai darah manusia dari pada
binatang. Biasanya nyamuk betina mencari mangsanya pada siang hari.
Aktivitas menggigit biasanya pagi (pukul 9.00-10.00) sampai petang
hari (16.00-17.00).
Aedes aegypti mempunyai kebiasan mengisap darah berulang
kali untuk memenuhi lambungnya dengan darah.Dengan demikian
nyamuk ini sangat infektif sebagai penular penyakit. Setelah mengisap
darah, nyamuk ini hinggap (beristirahat) di dalam atau diluar runlah.
Tempat hinggap yang disenangi adalah benda-benda yang tergantung
dan biasanya ditempat yang agak gelap dan lembab. Disini nyamuk
menunggu proses pematangan telurnya. Selanjutnya nyamuk betina
akan meletakkan telurnya didinding tempat perkembangbiakan, sedikit
diatas permukaan air. Pada umumnya telur akan menetas menjadi jentik
dalam waktu 2 hari setelah terendam air. Jentik kemudian menjadi
kepompong dan akhirnya menjadi nyamuk dewasa (Siregar, 2004).
D. PATOGENESIS
Patogenesis
ini
Demam
Berdarah
masih kontrovesial
Dengue
sampai
saat
sering
dianut
adalah
Virulensi
virus
dan
teori
endotel,
Infection).
endotoksin,
Teori lainnya
mediator,
dan
apoptosis.
1. Virulensi Virus
Virus
Dengue
dengan
merupakan
keluarga
flaviviridae
Dengue
memerlukan
asam
nukleat
untuk
Kapasitas
virus
untuk
mengakibatkan
terakhir
memperkirakan
tingkatan
virulensi
bahwa
virus
terdapat
dalam
hal
manifestasi
sel
target.
virus
dengue
dengan
derajat
virulensi
yang
virus
yang
berbeda-beda.
2. Teori Imunopatologi
Hipotesis
infeksi
sekunder
heterologous (secondary
menyatakan
kedua
bahwa
kalinya
heterolog
oleh
heterologous
infection)
dengan
serotype
akan mempunyai
risiko
Dengue.
Antibodi
heterolog
yang
telah
ada
menginfeksi
membentuk
antigen
reseptor
dan
antibodi
dari
kemudian
yang
membrane
makrofag. Antibodi
virus
bebas
tidak
kemudian
yang
sel
melakukan
Dihipotesiskan
juga
berikatan dengan
leukosit,
heterolog
dinetralisasi oleh
replikasi
mengenai
kompleks
terutama
menyebabkan
tubuh sehingga
dalam
akan
sel makrofag.
antibody
dependent
dan bersifat
subnetral
infeksi
vasoaktif
tersebut
yang
terjadi
mengakibatkan
sekresi
mediator
terjadinya
keadaan
3. Teori Endotoksin
Syok pada DBD menyebabkan
kemudian menyebabkan
lumen
usus
ke
translokasi
bakteri
dari
Telah
dibuktikan
oleh
peneliti
sebelumnya
pada
75%
4. Teori Mediator
Makrofag yang terinfeksi virus Dengue mengeluarkan
sitokin yang disebut monokin dan mediator lain yang
memacu terjadinya peningkatan permeabilitas vaskuler
dan aktivasi koagulasi dan fibrinolisis sehingga terjadi
kebocoran vaskuler dan perdarahan.
5. Teori Apoptosis
Apoptosis adalah proses kematian sel secara fisiologis
yang merupakan reaksi terhadap beberapa stimuli.
Akibat dari apoptosis adalah fragmentasi DNA inti sel,
vakuolisasi sitoplasma, peningkatan granulasi membran
plasma menjadi DNA subseluler yang berisi badan
apoptotik.
6. Teori Endotel
Virus Dengue dapat menginfeksi sel endotel secara in
vitro
dan
menyebabkan
pengeluaran
sitokin
dan
menyebabkan
selanjutnya
vaskuler
yang
menyebabkan
dan
merupakan
pertanda
cepat
komplemen
trombomodulin
kerusakan
adalah
dan
dan
peningkatan permeabilitas
dilepaskannya
mendukung
berlangsung
aktivasi
sel
kebocoran
yang
endotel.
Bukti
plasma
yang
meningkatnya
hematokrit
dengan mendadak.
E. PATOFISIOLOGI
Patofisiologi primer pada Demam Berdarah Dengue (DBD)
terjadi peningkatan akut permeabilitas
vaskuler
yang
Jika penderita
Perubahan
hemostasis
pada
Demam
yang
perubahan
akan
melibatkan
vaskuler;
(2)
faktor
yaitu:
(1)
dan
(3)
trombositopenia;
kelainan koagulasi.
Setelah virus Dengue masuk dalam tubuh manusia,
virus berkembang biak
yang
selanjutnya
didalam
diikuti
sel
retikuloendotelial
antibodi
mulai
terbentuk
dan
pada
infeksi
dalam
darah sekitar
demam
pada
hari ke 5,
setelah
60-90
hari.
Pada
infeksi
pada
infeksi
sekunder
antibodi
IgG
sekunder
hari
dapat
dengan
kelima,
mendeteksi
sedangkan
pada
Berdarah
pada
sebagian
besar
kasus
gangguan
fungsi
sakit.
Trombositopenia
hemostasis
pemeriksaan
melibatkan
tourniquet
perubahan
positif,
mudah
dan koagulopati.
DBD
dan
stadium
telah
fibrinolisis,
Coagulation
berat
akut
(DIC)
dan disertai
terjadi
proses
Disseminated
koagulasi
Intravaskular
potensial dapat
akut dapat
perawatan
cepat
teratasi
bila
disertai pemantauan
perembesan plasma
F. MANIFESTASI KLINIS
Infeksi oleh virus dengue dapat bersifat asimtomatik maupun simtomatik
yang meliputi demam biasa (sindrom virus), demam dengue, atau demam
berdarah dengue termasuk sindrom syok dengue (DSS). Penyakit demam
dengue biasanya tidak menyebabkan kematian, penderita sembuh tanpa
gejala sisa. Sebaliknya, DHF merupakan penyakit demam akut yang
mempunyai ciri-ciri demam, manifestasi perdarahan, dan berpotensi
mengakibatkan renjatan yang dapat menyebabkan kematian. Gambaran
klinis bergantung pada usia, status imun penjamu, dan strain virus.
Berikut ini adalah bagan manifestasi infeksi virus dengue :
dari Kriteria
klinis
dan Laboratorium
sebagai berikut :
1. Kriteria Klinis
a. Demam tinggi mendadak,
tanpa
sebab
jelas,
di kulit atau
perdarahan lain.
Derajat III
dan lemah,
tekan
nadi
hipotensi
menurun
disertai
kulit
(<
20mmHg)
yang
lembab
atau
dan
Shock
berat
dengan
nadi
yang
tidak
teraba dan
tekanan darah tidak dapat diukur(Suhendro et
al., 2009) .
H. TATALAKSANA
Pengobatan penderita Demam Berdarah Dengue bersifat simptomatik dan
suportif yaitu adalah dengan cara:
- Penggantian cairan tubuh.
- Penderita diberi minum sebanyak 1,5 liter - 2 liter dalam 24 jam (air
teh dan gula sirup atau susu).
- Gastroenteritis oral solution/kristal diare yaitu garam elektrolit (oralit),
kalau perlu 1 sendok makan setiap 3-5 menit.
Apabila cairan oral tidak dapat diberikan oleh karena muntah atau nyeri
perut yang berlebihan maka cairan intravena perlu diberikan.
I. PENCEGAHAN
Pencegahan penyakit DBD sangat tergantung pada pengendalian vektornya
yaitu nyamuk Aedes aegypti. Pengendalian nyamuk tersebut dapat
dilakukan dengan menggunakan beberapa metode yang tepat, yaitu :
1. Lingkungan
Metode lingkungan untuk mengendalikan nyamuk tersebut antara lain
dengan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN), pengelolaan sampah
padat, modifikasi tempat perkembangbiakan nyamuk hasil samping
kegiatan manusia, dan perbaikan desain rumah. Sebagai contoh:
- Menguras bak mandi/penampungan air- sekurang-kurangnya sekali
seminggu.
- Mengganti/menguras vas bunga dan tempat- minum burung seminggu
sekali.
- Menutup dengan rapat tempat penampungan- air.
- Mengubur kaleng-kaleng bekas, aki bekas dan ban bekas di sekitar
rumah- dan lain sebagainya.
2. Biologis
Pengendalian biologis antara lain dengan menggunakan ikan pemakan
jentik (ikan adu/ikan cupang), dan bakteri (Bt.H-14). C. Kimiawi
Cara pengendalian ini antara lain dengan:
Memberikan
bubuk
abate
(temephos)
pada
tempat-tempa
penampungan air seperti, gentong air, vas bunga, kolam, dan lain-lain.
Cara yang paling efektif dalam mencegah penyakit DBD adalah dengan
mengkombinasikan cara-cara di atas, yang disebut dengan 3M Plus,
yaitu : menutup, menguras, menimbun. Selain itu juga melakukan
beberapa plus seperti memelihara ikan pemakan jentik, menabur
larvasida, menggunakan kelambu pada waktu tidur, memasang kasa,
menyemprot dengan insektisida, menggunakan repellent, memasang
obat nyamuk, memeriksa jentik berkala dan disesuaikan dengan kondisi
setempat.
BAB III
ANALISIS KASUS
yang disertai
perdarahan yaitu dengue hemorrhagic fever. Perdarahan yang terjadi pada pasien
ini disebabkan karena terjadi kebocoran plasma yang ditandai dengan hematokrit
meningkat dan trombositnya akan menurun. Rumple lead positif dengan ada
bintik-bintik merah pada lengan yang telah diperiksa, memperkuat dengue
hemorraghis fever. Namun rumple lead positif bukan hanya pada DHF, rumple
lead dapat positif juga dijumpai pada demam chikungunya, campak, dan infeksi
bakteri. Berdasarkan WHO 1997 DHF dibagi menjadi 4 derajat, pada kasus ini
masuk pada DHF derajat 2, dimana terdapat demam, rumple lead positif dan
terdapat perdarahan spontan yang keluar dari perdarahan gusi.
Pemeriksaan penunjang yang didapatkan hasil hemoglobin 10,8 g/dl
dimana nilai normal >12 sehingga pasien ini mengalami penurunan pada Hb yang
disebabkan karena perdarahan yang terjadi, hematokrit 31%, leukosit 4.200/ul
dengan nilai normal 4.800-10.800/ul sehingga terjadi leukopenia dan trombosit
30.000/ul juga mengalami penurunan drastis dengan nilai normal 150.000450.000/ul sehingga terjadi trombositopenia. Pemeriksaan serologi dengue fever
IgM positif dan IgG positif. Hasil pemeriksaan penunjang yang didapatkan yaitu,
penurunan Hb, leukopenia, trombositopenia, dengue fever IgM dan IgG positif.
Berdasarkan hasil pemeriksaan yang didapatkan memperkuat diagnosis pada
pasien ini yaitu dengue hemorrhagic fever grade 2 dimana erdapat
trombositopenia, leukopenia dan positif pada IgM dan IgM dengue fever antigen.
Penanganan pada pasien ini secara non-farmakologi dengan beristirahat,
minum obat teratur, menjaga asupan cairan dengan banyak minum dan meminum
jus jambu biji serta jus kurma untuk membantu menaikkan trombosit yang
menurun drastis. Tatalaksana farmakologi dengan kristaloid pemberian ringer
laktat 20 tetes per menit, paracetamol untuk penurun panas, antiemetik
donperidone untuk menghilangkan mual dan muntah, serta antibiotik ceftriaxone
untuk
pencegahan
infeksi
sekunder.
Pencegahan
dengan
melakukan
BAB IV
KESIMPULAN
Dengue adalah penyakit virus nyamuk yang telah dengan cepat menyebar
di seluruh wilayah dalam beberapa tahun terakhir. Dengue Fever (DF) dan
Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) adalah suatu penyakit infeksi yang disebabkan
oleh infeksi virus dengue. Virus dengue ditularkan dengan perantara nyamuk
betina terutama spesies Aedes aegypti dan Aedes albopictus.
Manifestasi klinis DHF yaitu demam, nyeri otot dan/atau nyeri sendi yang
disertai leukopenia, ruam, limfadenopati, trombositopenia dan disertai hemoragik.
Tidak ada terapi yang spesifik untuk demam dengue, prinsip utama adalah terapi
suportif. Pemeliharaan volume cairan sirkulasi merupakan tindakan yang paling
penting untuk penanganan DHF.
DAFTAR PUSTAKA
(2016).
Dengue
and
severe
dengue
WHO.
http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs117/en/
Yudianto, Budijanto, D., Hardhana, B., & Soenardi, T. (2015). Profil Kesehatan
Indonesia 2014. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Vol. 51).
Jakarta:
Kementrian
3514.51.6.1173
Kesehatan
RI.
http://doi.org/10.1037/0022-