Modul Pupuk Organik Surya 2015
Modul Pupuk Organik Surya 2015
I.
PENGANTAR MATERI
Pertanian organik saat ini telah menjadi tren di bidang pertanian. Produk-produk
organik yang dihasilkan dari sistem pertanian organik saat ini sangat digemari di pasaran.
Alasan kesehatan dan ramah lingkungan menjadi alasan utama konsumen memburu
produk-produk organik ini. Alasan lain berkembangnya sistem pertanian organik saat ini
adalah, bagi petani dengan memanfaatkan saprodi yang alami dan organik maka petani
akan terhindar dari penyakit yang disebabkan oleh penggunaan saprodi pertanian yang
bersifat kimia.
Salah satu kunci dari keberhasilan pertanian organik adalah penggunaan pupuk
organik yang berkualitas. Saat ini ilmu dalam membuat pupuk organik sangat penting guna
mendukung keberhasilan dalam membuat pupuk organik yang berkualitas. Untuk dapat
membuat pupuk organik yang berkualitas peserta didik harus mengetahui 1). bakteri yang
berperan dalam proses pembuatan pupuk organik, 2). Sumber bahan pembuat pupuk
organik, 3) sifat dari bahan pembuat pupuk tersebut dan mampu mengidentifikasi
kandungan dari unsur hara pupuk organik yang telah dibuat tersebut. Selain itu dalam
pembuatan pupuk organik peserta didik harus mampu membuat pupuk organik yang
sederhana dan tetap berkualitas.
MATERI 1.
MENGENDALIKAN MIKROBA BERMANFAAT SEBAGAI STARTER PUPUK
ORGANIK DAN PENYEDIA HARA
pelapukan bahan-bahan organik dan biasanya mempunyai kandungan hara yang rendah
proses pembuatan pupuk organik akan lebih cepat dengan bantuan mikroba pengurai.
Bahan organik segar akan dicerna oleh berbagai jasad renik dan selanjutnya
didekomposisisi jika faktor lingkungan mendukung terjadinya proses tersebut
1
Bakteri yang berperan pada proses pembuatan pupuk organik secara umum dapat
dibagi menjadi dua yaitu bakteri dekomposer atau sering dikenal dengan bakteri pengurai
dan yang berikutnya adalah bakteri penyedia unsur hara.
Manfaat mikroorganisme
1. Sebagai Bio fertilizer : Mikroba-mikroba tanah banyak yang berperan di dalam
penyediaan maupun penyerapan unsur hara bagi tanaman. Mekanisme penyerapan
tersebut terjadi akibat terjadinya simbiose antara bakteri dengan tanaman
2. Sebagai Bio Dekomposer: Bakteri dikatakan sebagai dekomposer yaitu bakteri
tersebut berperan sebagai perombak materi mentah menjadi pupuk organik. Limbah
organik dihancurkan terlebih dahulu oleh mikroba tanah menjadi unsur hara yang
dapat diserap oleh tanaman. Proses pengomposan dapat dipercepat dengan
menggunakan mikroba penghancur (dekomposer).
Contoh bakteri dekomposer : Bacillus subtilis dan Pseudomonas fluorescens,
Pseudomonas sp.,Sporocyptopharga sp, Clostridium sp. dan Ruminococcus sp.
Ciri-ciri bakteri telah aktif melakukan pelapukan atau dekomposisi adalah naiknya
suhu bahan dan terdapat uap panas dalam proses tersebut.
Saat ini di pasaran telah banyak tersedia produk-produk biodekomposer untuk
mempercepat proses pengomposan, seperti;
a. SuperDec,
b. OrgaDec,
c. EM4,
d. EM Lestari,
e. Starbio,
f. Degra Simba,
g. Stardec,
h. Evagrow dan banyak lagi yang lainnya
Evagrow merupakan salah satu contoh merek pupuk hayati dan dekomposer yang
banyak beredar dipasaran, kandungan dari pupuk hayati ini adalah seperti terlihat pada
gambar. Mikroba Azotobacter.sp dan Azospirilium, sp berperan sebagai bakteri pengikat
Nitrogen (N) kedua bakteri tersebut akan bersimbiose dengan akar tanaman terutama
tanaman jenis serelia (gandum, padi, sorghum, jagung dan jenis rumput-rumputan).
Meskipun kedua bakteri tersebut dikatakan sangat baik jika bersimbiose dengan jenis
tanaman dari jenis serelia pemberian bakteri tersebut pada tanaman lain juga tetap dapat
meningkatkan kesuburan tanah.
Bakteri berikutnya yaitu Bacillus.sp dan Lactobacillus.sp dimana bakteri ini
memiliki peran sebagai dekomposer (perombak bahan organik). Sedangkan bakteri
Trichoderma, sp dan Aspergilus merupakan jenis bakteri pelarut phospat (P).
Untuk produk SuperDec dan OrgaDec merupakan hasil temuan dari Balai Penelitian
Bioteknologi Perkebunan Indonesia (BPBPI). Mikroba biodekomposer yang digunakan
adalah Trichoderma pseudokoningii , Cytopaga sp, dan fungi pelapuk putih. Mikroba
tersebut mampu mempercepat proses pengomposan menjadi sekitar 2-3 minggu. Mikroba
akan tetap hidup dan aktif di dalam kompos. Ketika kompos tersebut diberikan ke tanah,
mikroba akan berperan untuk mengendalikan organisme patogen penyebab penyakit
tanaman.
Macam-Macam Biofertilizer
A. Biofertilizer Alami
Tiga unsur hara penting tanaman, yaitu Nitrogen (N), Phospat (P), dan Kalium (K)
melibatkan aktivitas mikroba. Salah satu bakteri simbiotik tersebut adalah mikroba
penambat N simbiotik seperti Rhizobium sp. Rhizobium sp adalah bakteri yang hidup di
dalam bintil akar tanaman kacang-kacangan ( leguminose ). Bakteri Rhzobium sp
mengikat N bebas di udara dan bakteri rhizobium bersimbiose dengan bintil akar
mengubah N bebas menjadi Nitrat dan Nitrit yang kedua unsur tersebutlah yang dapat
diserap oleh tanaman dan dikatakan sebagai unsur hara
Bakteri berikutnya adalah Bacillus megatherium merupakan jenis mikroba yang mampu
melarutkan P. Mikroba yang berkemampuan tinggi melarutkan P umumnya juga mampu
melarutkan K. Beberapa mikroba tanah mampu melarutkan P dan K adalah Pseudomonas
sp dan Azotobacter sp yang juga mampu menghasilkan hormon tanaman yang dapat
merangsang pertumbuhan tanaman.
B. Biofertilizer buatan
Selain bakteri yang bersifat alamiah tadi yang ketersediaanya memang sudah
terdapat di alam terdapat juga bakteri alami namun dapat diperbanyak di laboratorium.
Mikroba alami tersebut diformulasikan secara sintetik dalam bahan pembawa khusus
Biofertilizer yang tersedia di pasaran. Mikroba penambat N non-simbiotik misalnya:
Azoospirillum sp dan Azetobacter sp. Mikroba yang mampu melarutkan P, antara lain:
Aspergillus sp, Penicillium sp, Pseudomonas sp antara lain: merek Emas, Rhiphosant,
Kamizae, OST dan Simbionriza, BeKa, Stardek. Dalam produk-produk yang telah tersedia
di pasaran tersebut bakteri dikembangbakan dalam skala pabrik sehingga dapat
diperbanyak dan dapat diperjual belikan. Jadi petani tinggal membeli produk tersebut dan
digunakan dalam membuat pupuk organik.
Bakteri dekomposer maupun bakteri penyedia unsur hara yang telah dibeli di
pasaran dapat diperbanyak dengan cara yang sederhana dengan cara mengencerkan dengan
media air gula atau tetes tebu yang merupakan sumber energi bagi bakteri tersebut dan
sekaligus sebagai media tumbuh dari bakteri tersebut. Dengan menggunakan media
tersebut maka bakteri dapat memperbanyak diri dan dapat digunakan lagi sebagai bahan
pembuat pupuk organik.
RANGKUMAN MATERI 1.
1. Bakteri pada pupuk organik dapat dibedakan menjadi 2 jenis yaitu bakteri sebagai
dekomposer dan bakteri sebagai penyedia unsur hara.
2. Bakteri sebagai dekomposer : Bacillus subtilis, Pseudomonas fluorescens,
Pseudomonas sp.,Sporocyptopharga sp,
Clostridium sp,
Ruminococcus sp,
5. Contoh bakteri sebagai bio fertilizer alami adalah Rhizobium,sp yang terdapat pada
bintil akar kacang-kacangan (leguminoseae)
Di pasaran biasanya produk yang beredar adalah perpaduan antara dekomposer dan
bio fertilizer, berikut merupakan beberapa jenis produk tersebut SuperDec,
Orgadec, EM4, EM Lestari, Starbio, Degra, Simba, Stardec, Evagrow, Beka.
PENGETAHUAN UMUM.
CARA MEMPRODUKSI BAKTERI UNTUK MENJADI SEBUAH PRODUK
YANG DAPAT DIPERJUAL BELIKAN
Berikut merupakan cara bagaimana bakteri dapat diperbanyak sehingga dapat diperjual belikan di
pasaran. Untuk tingkatan lebih lanjut usaha memperbanyak bakteri ini dapat menjadi sumber penghasilan.
Langkah-langkah dalam usaha memperbanyak bakteri tersebut adalah sebagai berikut;
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Membuat Prototipe
7.
Menguji Prototipe
8.
9.
Pengembangan Produk
Pertama adalah menentukan mikroba-mikroba apa yang akan digunakan sebagai bahan aktif biofertilizer.
Pilihan yang biasa digunakan adalah mikroba penambat N, mikroba pelarut P, mikoriza, atau PGPR. Kita
boleh saja berambisi untuk menggunakan semua kelompok mikroba. Tetapi untuk itu kita juga perlu
menyiapakn biaya-nya juga. Sejauh ini sangat jarang ada orang yang ahli di semua kelompok mikroba.
Umumnya mereka fokus pada satu atau dua kelompok mikroba saja. Artinya, kalau Kita ingin mendapatkan
semua kelompok mikroba, Kita juga harus mengumpulkan orang-orang yang ahli di bidangnya masingmasing. Cara yang lebih baik adalah bekerja dalam sebuah tim yang beranggotakan beberapa orang dengan
keahliannya masing-masing. Pada tahap ini ditentukan juga tanaman targetnya, bisa untuk tanaman tertentu
atau untuk beberapa tanaman. Pilih tanaman yang paling memiliki nilai strategis dan ekonomis. Jangan
terlalu berambisi untuk membuat biofertilizer untuk semua jenis tanaman. Misalnya untuk tanaman kelapa
sawit.
Langkah berikutnya adalah melakukan isolasi mikroba-mikroba target tersebut. Mikroba-mikroba umumnya
diisolasi dari Rhizosphere atau daerah di sekitar perakaran. Untuk mikroba-mikroba yang bersimbiosis
diisolasi dari akarnya langsung, seperti Rhizobium atau mikoriza. Atau mikroba yang hidup dipermukaan
akar tanaman. Tanah-tanah sampel dikumpulkan dari berbagai tempat yang memiliki kondisi tanah, iklim,
dan komoditas yang berbeda-beda. Tanah-tanah yang memiliki kondisi ekstrim bisa juga dipilih
Setiap jenis mikroba memiliki metode isolasi sendiri-sendiri. Mentode ini sudah berkembang selama
bertahun-tahun oleh para ahli. Misalnya untuk mikroba pelarut fosfat, medium yang sering digunakan adalah
medium Pikovskaya. Tahap isolasi ini tujuannya adalah mendapatkan mikroba target sebanyak-banyaknya,
baik dari jenis fungi, bakteri, atau aktinomicetes. Kegiatan ini bisa makan waktu lama sekali. Sering diulangulang dan untung-untungan hingga benar-benar mendapatkan mikroba yang diinginkan. Tahap ini juga
banyak menghabiskan bahan. Tahap isolasi ini termasuk juga tahap pemurnian isolat yang diperoleh.
Mikroba palarut fosfat akan membentuk zona jernih pada medium Pikovskaya. Mikroba yang telah berhasil
diisolasi kemudian diperbanyak, disimpan dan dipelihara. Jangan sampai isolat yang Kita peroleh mati,
karena akan membuat semua biaya, tenaga, dan pikiran yang telah dikeluarkan jadi sia-sia. Penyimpanan
yang agak sulit umumnya untuk mikroba-mikroba yang bersimbiosis dengan tanaman, apalagi obligat lebih
repot lagi.
Menyeleksi mikroba merupakan langkah yang sangat penting. Tujuannya adalah mendapatkan mikroba yang
benar-benar unggul. Mikroba unggul adalah kunci dari kualitas biofertilizer yang ingin Kita buat. Banyak
orang yang memproduksi biofertilizer, tetapi umumnya biasa-biasa saja. Seleksi juga sama sulitnya dengan
mengisolasi mikroba. Waktu, tenaga, pikiran dan biaya yang dikeluarkan juga besar. Tapi jika berhasil, aku
rasa akan setimpal dengan semua yang telah dikeluarkan.
Metode seleksi mikroba bermacam-macam, sama seperti metode isolasinya. Seleksi bisa dilakukan dalam
beberapa tahap. Misalnya: 1) tahap laboratorium, 2) tahap rumah kaca, dan 3) uji coba skala lapang. Teknik
seleksi biasanya diawali dengan seleksi kasar tujuannya untuk mendapatkan kandidat-kandidat mikroba
unggul. Seleksi bisa dilakukan secara sederhana di dalam cawan petri, kemudian dilanjutkan dengan
menggunakan erlenmeyer. Misalnya untuk mikroba penambat N, parameter yang digunakan adalah
kemampuan untuk memfiksasi nitrogen. Sebagai langkah awal sebagai tolok ukur bisa menggunakan hasil
yang pernah dilaporkan oleh orang lain. Pilih semua mikroba yang berada di atas batas itu. Langkah ini bisa
dilakukan berulang-ulang hingga mendapatkan mikroba yang benar-benar unggul.
Setelah seleksi di laboratorium dalam skala kecil selanjutnya adalah seleksi di rumah kaca. Kalau dalam
seleksi sebelumnya yang diuji kemampuannya untuk memfiksasi nitrogen, melarutkan P, atau menghasilkan
hormon, misalnya; maka langkah berikutnya adalah apakah benar mikroba itu bisa memberikan manfaat
untuk tanaman. Seleksi masih dilakukan di rumah kaca yang kondisinya terkontrol. Di tahap ini tidak jarang
mikroba yang unggul di cawan petri, tiba-tiba loyo di rumah kaca. Ibaratnya dia hanya jago kandang,
ketika dilepas di alam bebas mereka loyo. Tapi umumnya mikroba yang bagus di laboratorium, bagus juga
di rumah kaca. Di sini juga dipilih beberapa mikroba. Jangan hanya pilih satu, karena belum tentu ini yang
terbaik jika dilepas di alam liar.
Jika ingin mengabungkan beberapa mikroba, baik untuk mikroba yang memiliki kemampuan sama (misal,
sama-sama penambat N) maupun berbeda (penambat N + pelarut P), maka perlu dilakukan ujicoba
kompatibilitas terelebih dahulu. Dua atau lebih mikroba diuji coba untuk menjawab pertanyaan apakah jika
mikroba-mikroba tersebut akan memberikan pengaruh yang signifikan daripada jika mikroba-mikroba
tersebut digunakan sendiri-sendiri. Pengujian bisa dilakukan di laboratorium maupun di rumah kaca.
Untuk lebih mudahnya saya berikan ilustrasi sebagai berikut, misalnya kita memiliki mikroba A dan B.
Mikroba A secara signifikan dapat meningkatkan produksi hingga 20% dibanding kontrol. Demikian pula
mikroba B secara signifikan dapat meningkatkan produksi hingga 25% dibanding kontrol. Belum tentu jika
mikroba ini digabungkan maka hasilnya akan 20% + 25%. Bisa jadi akan tetap saja sama atau bahkan akan
negatif hasilnya. Ujicoba di rumah kaca juga sering dilakukan dalam bentuk prototipe mikroba yang telah
disimpan dalam bawan pembawa Penjelasn tentang bahan pembawa saya uraikankan dibagian bawah.
Seleksi berikutnya adalah seleksi di lapang. Seleksi di rumah kaca akan saya jelaskan nanti di bagian yang
lain.
Proses seleksi ini harus dilakukan dengan sungguh-sungguh mengikuti kaidah-kaidah ilmiah dan
menggunakan prosedur statistik yang benar. Kita harus benar-benar yakin, bahwa mikroba yang kita pilih
adalah mikroba yang benar-benar unggul. Jika perlu dilakukan beberapa kali ujicoba untuk lebih
menyakinkan. Kesalahan dalam seleksi akan membuat pekerjaan kita jadi sia-sia. Apalagi jika kita sudah
melangkah cukup jauh.
Berikutnya adalah bagaimana mikroba ini akan dikemas. Pilihan yang umum adalah dikemas dalam bentuk
padat, serbuk, granul, pelet, tablet, atau cair. Saya belum pernah menemukan produk biofertilizer dalam
bentuk gel. Banyak pertimbangan untuk menentukan dalam bentuk apa biofertilizer akan dikemas. Salah
satunya adalah karakteristik dari mikroba tersebut. Sebagai contoh: ektomikoriza umumnya dibuat dalam
bentuk padat, pelet, atau tablet; endomikoriza umumnya padat; biofertilizer berbahan aktif bakteri dan fungi
bisa padat atau cair.
Metode pengemasan ini berkaitan erat dengan bahan pembawa apa yang akan digunakan. Saya tidak banyak
memiliki pengalaman untuk biofertilzer dalam bentuk cair. Saya akan lebih banyak memberikan contoh
untuk biofertilizer dalam bentuk padat. Formula bahan pembawa umumnya merupakan rahasia perusahaan.
Kalau kita coba mencarinya di jurnal-jurnal ilmiah akan sangat jarang ditemukan. Pertanyaan kuncinya
adalah membuat formula bahan pembawa yang bisa melindungi mikroba dalam waktu lama (>12 bulan),
tetap memiliki viabilitas dan efektivitas tinggi. Ini bukan perkerjaan yang mudah.
Cara paling gampang adalah dengan mempelajari dari produk biofertilizer yang sudah ada di pasaran. Coba
amati dan perkirakan kira-kira terbuat dari apa bahan pembawa itu. Memang biasanya ada semacam resep
rahasia yang sulit dideteksi, tapi ini merupakan awal yang sangat bagus untuk mulai. Umumnya bahan
pembawa yang sering digunakan adalah bahan-bahan organik, mineral, atau liat. Bahan organik bisa tepungtepungan: terigu, tapioka, maizena, sagu, atau tepung kompos, gambut, dll. Bahan mineral biasanya zeolit
(biasa digunakan untuk mikoriza), gypsum, bentonit, kapur dan lainnya. Ada juga yang mengguanakan tanah
liat tertentu, seperti untuk endomikoriza. Bahan-bahan ini bisa tunggal atau bisa juga merupakan campuran
dari beberapa bahan. Ada juga yang memberikan tambahan nutrisi pada bahan pembawa tersebut.
Beberapa pertimbangan lain untuk memilih bahan pembawa adalah kemampuan dalam mempertahankan
viabilitas dan efektivitas mikroba. Dan yang tak kalah penting adalah pertimbangan ekonomi. Mungkin saja
bahan pembawanya sangat bagus, tetapi kalau harganya mahal jadi tidak bisa dijual. Setiap bahan juga
memiliki keunggulan dan kelemahannya masing-masing. Misalnya bahan organik cukup bagus, tetapi bahan
ini juga disukai oleh banyak organisme. Rasanya cukup sulit untuk mempertahankan kondisinya optimum
dan terhindar dari kontaminasi.
Untuk menguji viabilitas biasanya diukur jumlah populasi mikroba dalam rentang waktu penyimpanan. Bisa
setiap bulan, setiap tiga bulan hingga satu tahun lamanya. Waktu penyimpanan satu tahun sudah cukup
bagus. Kemudian pengujian evektivias mikroba tersebut terhadap tanaman target. Langkah membuat
formulasi bahan pembawa ini bisa dilakukan sambil melakukan seleksi mikroba. Terutama jika sudah
diketahui jenis mikrobanya. Jadi dilakukan secara pararel.
Setelah kita mendapatkan mikroba unggul dan bawah pembawa yang sesuai, langkah penting lainnya adalah
mendapatkan metode berbanyakan mikroba secara massal. Pada tahap-tahap sebelumnya perbanyakan
mikroba dilakukan dengan menggunakan bahan-bahan kimia sesaui dengan stkitard baku mikrobiologi.
Bahan-bahan kimia ini harganya cukup mahal dan sangat tidak ekonomis jika digunakan untuk produksi
massal. Oleh karena itu perlu dilakukan pula riset untuk memproduksi mikroba tersebut dalam skala besar.
Metode umum untuk memproduksi mikroba antara lain adalah fermentasi cair dan fermentasi padat. Bakteri
dan aktinomycetes umumnya diproduksi dalam medium cair, sedangkan kapang dan jamur diproduksi dalam
medium padat. Mikroba yang bersimbiosis dengan tanaman, seperti mikoriza, diproduksi bersama dengan
tanaman inangnya. Pemilihan bahan media untuk memproduksi mikroba ini tergantung pada metode
produksinya. Cobalah untuk menganti media bahan kimia dengan media dari bahan-bahan yang murah dan
mudah didapat. Pekerjaan ini merupakan seni tersendiri. Diperlukan kejelian dan ketekunan untuk
mendapatkannya.
Selain media, kondisi kultur mikroba juga perlu diperhatikan. Misalkan apakah mikroba tersebut
memerlukan aerasi atau bahkan perlu kondisi yang anaerob. Berapa suhu yang paling optimal untuk
berkembang biak? Berapa waktu yang tepat untuk panen? Bagaimana cara pemanenannya? Dan pertanyaanpertanyaan lain. Salah satu pertimbangan untuk menentukan metode perbanyakan adalah pertimbangan
ekonomi. Berapa biaya yang diperlukan untuk memproduksi 1 kg produk biofertilizer. Secara umum, jika
menggunakan banyak mikroba akan meningkat pula biaya produksinya.
Membuat Prototipe
Kalau sudah ketemu kandidat-kandidat mikroba bahan aktif dan bahan pembawanya, langkah berikutnya
adalah membuat prototipe. Prototipe bisa terdiri dari beberapa contoh. Contoh-contoh ini mungkin sudah
diseleksi dari beberapa percobaan dan dianggap sebagai hasil terbaik, misal: lima prototipe terbaik. Contoh
biofertilizer dalam bentuk: cair, granul, serbuk, dan pelet. Atau bisa saja satu bentuk tetapi dengan beberapa
formula, misal: cair A, cair B, cair C, dan seterusnya. Prototipe ini yang selanjutnya harus diuji dan dipilih
mana prototipe yang akan menjadi produk akhir.
Menguji Prototipe
Pengujian prototipe pertama bisa dilakukan di rumah kaca dengan tanaman-tanaman target atau tanaman
model. Jangan lupa untuk menggunakan prosedur statistik dengan benar dan teliti. Jika ragu-ragu, ulangi lagi
percobaan rumah kaca ini. Kadang-kadang peneliti bisa bias dalam analisa. Gunakan prosedur statistik
sebagai alat untuk mengambil keputusan. Tapi jangan terlalu percaya statistik. Gunakan juga intuisi atau
feeling atau firasat. Bedakan antara opini dan data. Fokus pada data-nya. Ketika melakukan pengujian, amati
pula tanamannya. Kalau kita dibantu oleh teknisi atau pembantu teknisi, jangan hanya lihat datanya saja.
Sempatkan untuk melihat tanamannya. Bandingkan hasil analisa statistik dengan pengamatan Kita. Apakah
ada yang janggal, ada yang berbeda, atau ada yang istimewa.
Dalam tahap ini, bisa saja sebuah prototipe diperbaiki. Sebagai contoh: pupuk organik bentuk serbuk
memberikan hasil yang lebih baik dibandingkan bentuk granul. Tetapi masa simpannya lebih pendek
daripada bentuk granul. Kita bisa melakukan modifikasi pada bentuk curah atau granulnya. Coba teliti lagi
lebih seksama pada prototipe tersebut. Apakah granulnya terlalu keras, sehingga sulit hancur ketika berada di
tanah dan akhirnya membuat efektifitasnya rendah. Langkah perbaikannya adalah membuat granul yang
lebih mudah hancur.
Apabila prototipe lolos dari pengujian di rumah kaca, langkah berikutnya adalah pengujian lapang. Pengujian
bisa dilakukan di kebun percobaan, tetapi skalanya kecil. Kalau percobaan ini mendapatkan hasil yang
konsisten, coba lagi di tempat yang lebih luas atau diulang di tempat yang berbeda-beda. Bisa juga Kita
mencobanya dengan varietas yang berbeda, lokasi yang berbeda, cara budidaya yang berbeda, bahkan
dengan komoditas yang berbeda. Ingat, gunakan prosedur statistik dengan benar dan teliti, tetapi jangan
diperbudak oleh statistik.
Pada tahap ini sebenarnya bisa juga dilakukan pengujian pasar. Apakah calon konsumen mau menerima
produk ini? Apakah cara atau metode penggunaanya bisa diterima oleh konsumen? Bagaimana dengan
harga? Bagaimana dengan warna? Bagaimana dengan kemasannya? Bagaimana dengan ukuran kemasan?
Bagaimana dengan nama? Dan lain-lain.
Pengembangan Produk
Apabila mikroorganisme yang diinokulasikan cukup efektif dalam meningkatkan hasil produksi tanaman,
maka selanjutnya mengembangka metode daam skala jumlah besar. Pada umumnya mikroorganisme akan
berkembang melalui proses fermentasi. Apabila populasi mikroorganisme mencapai ukuran tertentu, maka
selanjutnya adalah memanen dan mengemas hasil produksi.
Tahap- Tahap Pemanfaatan Biofertilizer
Mikroorganisme hasil inokulasi dari tanah pada kondisi laboratorium menggunakan media buatan. Setelah
mikroorganisme tersebut berhasil dibiakan, maka diperoleh galur yang dikehendaki. karena tidak semua
spesies dari suatu populasi bersifat efektif. Selanjutnya galur yang efektif di isolasi, dan dilakukan pengujian
di lapangan apakah hasil inokulasi harus sesuai dengan kondisi lingkungan tertentu, harus mampu
menyesuaikan dengan fluktuasi kondisi lingkungan dan tidak kalah bersaing atau dimangsa mikroorganisme
asli.
Apabila mikroorganisme yang di inokulasikan cukup efektif dalam meningkatkan hasi tanaman, maka tugas
selanjutnya mengembangkan metode untuk memperbanyak dengan skala besar. Pada umumnya,
mikroorganisme akan tumbuh dan berkembang melalui proses fermentasi. Apabila populasi mikroorganisme
mencapai ukuran tertentu, kemudian tahap berikutnya adalah memanen dan mengemas untuk tujuan
komersial. Tugas selanjutnya adalah membuat formula cara kerja inokulan, termasuk cara memanfaatkan
inokulan di lapangan (disemprotkan ke tanah atau dicampur dengan biji), termasuk memecahkan semua
masalah yang mungkin dihadapi dalam mempertahankan inokulan tetap efektif, terutama yang berhubungan
dengan pengiriman, kemasan, penyimpanan, dan pemanfaatan.
Petani organik sangat menghindari pemakaian pupuk kimia. Untuk memenuhi kebutuhan hara tanaman,
petani organik mengkitalkan kompos sebagai sumber utama nutrisi tanaman. Sayangnya kandungan hara
kompos rendah. Kompos matang kandungan haranya kurang lebih 1.69% N, 0.34% P2O5, dan 2.81% K.
Dengan kata lain 100 kg kompos setara dengan 1.69 kg Urea, 0.34 kg SP36, dan 2.18 kg KCl. Misalnya,
untuk memupuk padi yang kebutuhan haranya 200 kg Urea/ha, 75 kg SP 36/ha, dan 37.5 kg KCl/ha,
membutuhkan sebanyak 22 ton kompos/ha. Jumlah kompos yang demikian besar ini memerlukan banyak
tenaga kerja dan berimplikasi pada naiknya biaya produksi.
Mikroba-mikroba tanah banyak yang berperan di dalam penyediaan maupun penyerapan unsur hara bagi
tanaman. Tiga unsur hara penting tanaman, yaitu Nitrogen (N), fosfat (P), dan kalium (K) seluruhnya
melibatkan aktivitas mikroba. Hara N tersedia melimpah di udara. Kurang lebih 74% kandungan udara
adalah N. Namun, N udara tidak dapat langsung dimanfaatkan tanaman. N harus ditambat oleh mikroba dan
diubah bentuknya menjadi tersedia bagi tanaman. Mikroba penambat N ada yang bersimbiosis dan ada pula
yang hidup bebas. Mikroba penambat N simbiotik antara lain Rhizobium yang hidup di dalam bintil akar
tanaman kacang-kacangan (leguminose). Mikroba penambat N non-simbiotik misalnya Azospirillum dan
Azotobacter. Mikroba penambat N simbiotik hanya bisa digunakan untuk tanaman leguminose saja,
sedangkan mikroba penambat N non simbiotik dapat digunakan untuk semua jenis tanaman.
Mikroba tanah lain yang berperan di dalam penyediaan unsur hara adalah mikroba pelarut fosfat (P) dan
kalium (K). Tanah pertanian kita umumnya memiliki kandungan P cukup tinggi (jenuh). Namun, hara P ini
sedikit/tidak tersedia bagi tanaman karena terikat pada mineral liat tanah. Di sinilah peranan mikroba pelarut
P. Mikroba ini akan melepaskan ikatan P dari mineral liat dan menyediakannya bagi tanaman. Banyak sekali
mikroba yang mampu melarutkan P, antara lain Aspergillus, Penicillium, Pseudomonas, dan Bacillus
Megatherium. Mikroba yang berkemampuan tinggi melarutkan P, umumnya juga berkemampuan tinggi
dalam melarutkan K. Kelompok mikroba lain yang juga berperan dalam penyerapan unsur P adalah Mikoriza
yang bersimbiosis pada akar tanaman. Setidaknya ada dua jenis mikoriza yang sering dipakai untuk
biofertilizer, yaitu ektomikoriza dan endomikoriza.
Mikoriza berperan dalam melarutkan P dan membantu penyerapan hara P oleh tanaman. Selain itu, tanaman
yang bermikoriza umumnya juga lebih tahan terhadap kekeringan. Contoh mikoriza yang sering
dimanfaatkan adalah Glomus dan Gigaspora. Beberapa mikroba tanah mampu menghasilkan hormon
tanaman yang dapat merangsang pertumbuhan tanaman. Hormon yang dihasilkan oleh mikroba akan diserap
oleh tanaman sehingga tanaman akan tumbuh lebih cepat atau lebih besar. Kelompok mikroba yang mampu
menghasilkan hormon tanaman antara lain Pseudomonas dan Azotobacter. Mikroba-mikroba bermanfaat
tersebut diformulasikan dalam bahan pembawa khusus dan digunakan sebagai biofertilizer. Dari hasil
penelitian yang telah dilakukan, biofertilizer setidaknya dapat menyuplai lebih dari setengah kebutuhan hara
tanaman.
Lakukan kegiatan mengamati jenis bakteri yang ada pada produk dekomposer yang
Contoh : Lembar Tugas
Nama produk
1. RB
Manfaat
Sebagai Pengurai
2.
3.
4.
5.
UJI KOMPETENSI 1.
DISKUSIKAN DENGAN KELOMPOKMU !
11
2. Carilah bakteri dekomposer lain dan bakteri penyedia unsur hara lain yang kamu
temui pada literatur lain.
3. Analisis apakah pada tanah sudah terdapat bakteri dan sudah ada proses
dekomposisi yang terjadi secara alami.
LEMBAR LATIHAN 1.
SOAL
1. Sebutkan perbedaan pupuk bakteri pengurai dan bakteri penyedia unsur hara ?
2. Sebutkan 2 jenis bakteri pengurai dan bakteri penyedia unsur hara
3. Bagaimana mekanisme bakteri rhizobium dapat menyediakan unsur hara bagi
tanaman?
4. Bagaimana mekanisme kerja bakteri pengurai?
5. Sebutkan 4 merek bakteri pengurai yang ada di pasaran?
6. Sebutkan siklus bakteri yang bersimbiose dengan bintil akar tanaman kacangkacangan (leguminoseae) sehingga dapat menyerap unsur hara nitrogen di udara?
7. Apakah ciri-ciri bakteri dekomposer aktif melakukan penguraian (dekomposisi)?
8. Bagaimana cara memperbanyak bakteri dekomposer atau bakteri penyedia unsur hara?
9. Tanaman apa saja yang dapat dijadikan inang (tempat hidup) dari bakteri pengikat
unsur hara?
12
10. Dimanakah letak bakteri simbiose pada tanaman kacang sehingga dapat aktif
menyediakan unsur hara bagi tanaman?
Kualitas pupuk organik sangat tergantung dari sumber bahan pembuat pupuk
tersebut. Perbedaan bahan yang digunakan akan berpengaruh kepada kandungan unsur
hara pupuk organik tersebut. Pupuk organik yang bersifat panas akan cenderung
menyediakan unsur hara lebih cepat dari pupuk organik yang bersifat dingin.
Berikut merupakan beberapa jenis bahan pembuat pupuk organik.
1. Pupuk kandang, antara lain :
Pupuk kuda
Pupuk sapi/kerbau
Pupuk ayam
Pupuk babi
Pupuk burung/unggas
2. Pupuk hijau: hasil sampingan tanaman baik akar batang dan daun tanaman
3. Pupuk bubuk tulang: hasil samping penjagalan hewan
4. Pupuk ikan: hasil samping ikan yang tidak terjual
13
Pupuk kandang : Pupuk kandang ini merupakan pupuk organik yang berasal dari
kotoran ternak baik berupa kotoran padat (feses), cair (urine) dan sisa-sisa makanan
yang bercampur menjadi satu. Jadi ada dua jenis pupuk kandang yakni pupuk kandang
padat dan pupuk kandang cair.
Pupuk hijau ; Pupuk hijau merupakan semua jenis bahan tanaman yang digunakan
sebagai pupuk dan sumber unsur hara bagi tanaman. beberapa jenis tanaman yang
biasanya digunakan sebagai pupuk hijau adalah sebagai berikut.
A. Pupuk hijau berasal dari tanaman atau bagian-bagian tanaman yang masih muda,
yang dibenamkan kedalam tanah untuk meningkatkan tersedianya bahan-bahan
organik dan unsur hara yang dibutuhkan tanaman.
B. Jenis tanaman yang banyak digunakan adalah dari familia Leguminoceae atau
kacang-kacangan dan jenis rumput-rumputan (rumput gajah)
C. Jenis tanaman Leguminosae dapat menghasilkan bahan organik lebih banyak, daya
serap haranya lebih besar dan mempunyai bintil akar yang membantu mengikat
nitrogen dari udara.
14
heterotropik
yang
mampu
Kecepatan tumbuh
Perakaran yang dalam
Kekerasan batang (batang lunak lebih cepat terurai)
Kecepatan menghasilkan daun
Tahan terhadap pemangkasan
Daunya bisa digunakan sebagai pakan ternak
Bukan merupakan sarang hama dan penyakit
Bukan merupakan makanan manusia
Mudah untuk dibudidayakan
Selain persyaratan diatas sangat baik pula jika kita menggunakan bahan dari
tanaman yang memiliki simbiose dengan bakteri penyedia unsur hara seperti jenis
tanamkan leguminoseae (jenis kacang-kacangan) dan jenis tanaman serelia (rerumputan)
karena pada dua jenis tanaman tersebut terdapat bakteri simbiose penyedia unsur hara
seperti yang telah dijelaskan pada KD 1 (Identifikasi bakteri pada pupuk organik).
Kendala lain dari pemanfaatan jenis rerumputan sebagai bahan dasar pembuat
pupuk adalah masih terdapat sisa-sisa biji rerumputan tersebut yang tapat menyebabkan
tumbuhnya gulma pada areal pertanian yang akan ditanami. Hal tersebut dapat diatasi
15
dengan melakukan fermentasi pada jenis rerumputan yang akan digunakan sebagai pupuk
organik. dengan proses pemeraman dan fermentasi yang sempurna, biji rerumputan akan
mati dan tidak akan tumbuh saat ditabur di areal pertanian saat pengaplikasian pupuk
organik tersebut.
RANGKUMAN MATERI 2.
1. Kualitas pupuk organik sangatlah ditentukan oleh sumber bahan yang digunakan
2. Berikut beberapa jenis bahan yang biasa digunakan sebagai pupuk organik pupuk
kandang, sisa kotoran hewan, pupuk hijau, pupuk tulang, pupuk darah, sisa cucian
beras, air kelapa dan pupuk kompos.
3. Beberapa persyaratan pupuk hijau baik digunakan sebagai pupuk organik adalah
tanamanya harus bersifat mudah tumbuh, bukan merupakan inang dari hama dan
penyakit, mengandung bakteri simbiose, berdaun lebat, mudah diperbanyak, bukan
merupakan makanan bagi manusia, mudah diperoleh dan mudah untuk dibudidayakan
kembali.
4. Beberapa contoh pupuk kandang yang biasa dimanfaatkan sebagai pupuk organik ;
pupuk kandang sapi, kuda, gajah, babi, kelinci, kambing, ayam, bebek, angsa dan
banyak lagi yang lainnya
5. Contoh pupuk dari kotoran hewan ; pupuk guano (kotoran kelelawar) kotoran burung
walet, kotoran cacing dan banyak lagi yang lainnya.
TUGAS MATERI 2.
1. Bawalah masing-masing kotoran sapi, kotoran ayam dan kotoran kelinci. Setelah
semua kotoran tersebut lakukan fermentasi dengan menggunakan bakteri
dekomposer bandingkanlah panas yang terbentuk dari proses fermentasi tersebut.
16
LEMBAR LATIHAN 2.
17
Dari perbedaan bahan pembuatan pupuk organik akan menentukan hasil dari
pupuk organik yang dihasilkan. Pupuk kandang sapi akan berbeda dengan pupuk kandang
ayam dan begitu pula dengan pupuk hijau. Setiap bahan tersebut memiliki keunggulan dan
kelemahan masing-masing. Pupuk kandang yang bersifat panas akan memiliki keunggulan
dari kecepatan menyediakan unsur hara bagi tanaman sedangkan dibandingkan dengan
pupuk kandang sapi yang bersifat dingin meskipun lambat dalam penyediaan unsur hara
namun ketersediaan unsur haranya bertahan dalam jangka wangku yang lebih lama.
Jenis dan Sifat Pupuk Kandang
1. Pupuk kandang dari kotoran sapi :
Pupuk kandang sapi merupakan pupuk padat yang banyak mengandung air dan lendir
sehingga menghambat kerja mikroba sebagai dekomposer tergolong pupuk dingin,maka
sebaiknya pemakaian dalam tanah dilakukan 3 atau 4 minggu sebelum tanam.
2. Pupuk kandang dari kuda :
Pupuk kandang kuda tergolong pupuk panas. Bahan cairnya banyak mengandung senyawa
N sehingga perombakan bahan organik sangat cepat
3. Pupuk kandang kambing :
Pupuk kandang kambing terdiri dari 67% bahan padat ( feses) dan 33%
bahancair
(urine), komposisi kandungan unsur hara pupuk kandang kambing meliputi 0,95% N,
0,35% P2O5, dan 1,00% K2O. tergolong pupuk panas, karena di dalam perubahannya
terbentuk panas
18
4. Pupuk kandang dari unggas (kotoran bebek, kotoran ayam, kotoran merpati dan kotoran
angsa) :tergolong pupuk panas, kandungan unsur hara cukup seimbang, bahan urine relatf
rendah
19
(Turi, Kembang bulan, Pete : semua tanaman di atas selain mengandung unsur hara yang
banyak, mudah tumbuh juga sekaligus dapat menjadi pestisida organik)
Sifat Dari Pupuk Kompos
Kompos merupakan jenis pupuk organik yang sudah lengkap dan sempurna. Bahan dari
kompos terrdiri dari berbagai sumber yang telah tercampur, dari sisi prosesnya pupuk
pupuk kompos telah terdekomposisi secara sempurna. Berikut sifat-sifat pupuk kompos
secara umum.
Kualitas pupuk kompos yang baik bila memiliki perbandingan C/N antara 12-15
Bahan organik digunakan untuk pembuatan pupuk kompos seperti jerami padi,
sekam padi, batang jagung, serbuk gergaji memiliki perbandingan C/N antara 50100. Sedangkan daun segar memiliki perbandingan C/N antara 10-20
Semakin tinggi C/N rasio dari sebuah kompos maka akan semakin baik jika dijadikan
sumber pupuk bagi tanaman
RANGKUMAN MATERI 3
1. Setiap sumber pembuat pupuk organik akan memiliki sifat dan karakteristiknya
tersendiri.
2. Pupuk kandang ataupun pupuk kotoran hewan dibagi menjadi 2 jenis yaitu puupuk
yang bersifat panas dan pupuk yang bersifat dingin. Panas disini dimaksudkan
adalah pada proses dekomposisinya pupuk ini menghasilkan panas yang tinggi.
Karakter lain dari pupuk yang bersifat panas ini adalah cenderung mampu
menyediakan unsur hara dalam waktu yang cepat dan habis dalam waktu yang
relatif singkat dibandingkan dengan pupuk yang bersifat dingin.
3. Pupuk kandang yang bersifat panas : kotoran ayam, kotoran angsa, kotoran bebek,
kotoran babi, kotoran kuda.
4. Pupuk kandang yang bersifat dingin adalah : kotoran sapi, dan seresah daun.
20
5. Kandungan unsur hara dari pupuk organik sangat tergantung dari bahan pembuat
pupuk tersebut. Kotoran ayam akan mengandung unsur hara Nitrogen yang lebih
besar dibandingkan dengan pupuk kandang sapi
PENGETAHUAN UMUM.
PERBEDAAN JENIS MAKANAN PADA HEWAN YANG DIBERIKAN AKAN
MENYEBABKAN KUALITAS YANG BERBEDA PADA PUPUK KANDANG
YANG DIHASILKANYANG BERBEDA
TUGAS MATERI 3.
1. Buatlah kompos dengan 3 jenis bahan yang berbeda dan cobalah pada tanaman
sayur yang cepat tumbuh, perbandingkan laju pertumbuhan sayuran tersebut
terhadap 3 jenis bahan kompos yang diujikan.
21
LATIHAN MATERI 3.
1. Sebutkan 2 pupuk organik yang bersifat panas dan 2 pupuk organik yang bersifat
dingin?
2. Mana yang lebih tinggi kandungan unsur hara pada pupuk kandang ayam dan
pupuk kandang sapi, jelaskan?
3. Sebutkan 2 keunggulan pupuk hijau selain sebagai sumber unsur hara?
4. Apa pengaruh kandungan lignin yang terlalu besar pada seresah tanaman jika
dibuat menjadi poupuk organik?
5. Apa yang dimaksud dengan perbandingan C/N rasio pada bahan pembuat pupuk?
22
Pada kompetensi dasar (KD) yang ke empat ini peserta didik akan diajarkan cara
membuat pupuk organik. membuat pupuk organik dapat dilakukan dengan berbagai cara
darin yang paling sederhana hingga kompleks dengan hasil yang berbeda pula. Beberapa
alasan saat ini telah berkembangnya pupuk organik adalah karena
a. Pertambahan luas areal pertanian,
b. Pertambahan penduduk,
c. Kenaikan tingkat intensifikasi serta
d. Sebagai usaha peningkatan hasil pertanian.
Pemakaian pupuk mineral dari pabrik yang digunakan secara terus menerus tanpa
diselingi dengan pupuk organik akan menambah tingkat polusi tanah yang akhirnya
berpengaruh juga terhadap kesehatan manusia. Maka dilakukan pembudidayaan tanaman
dengan pertanian organik dengan memanfaatkan pupuk organik yang telah tersedia di
alam. Manfaat lain dari pembuatan pupuk organik adalah petani akan lebih hemat dalam
hal biaya sara produksi pertanian. Dengan pemanfaatan pupuk organik petani dapat
menghemat biaya pembelian pupuk kimia sebesar 50% sampai 100%. Tentu saja sebagai
calon petani yang cerdas membuat pupuk organik merupakan sebuah keharusan.
Manfaat Pupuk Organik
Manfaat pupuk organik secara umum ada 3 yaitu sebagai membenahi sifat fisik
tanah, atau perombak tanah sehingga tanah yang rusak menjadi baik kembali, sebagai
sumber penyedia unsur hara dan yang terakhir sebagai pendukunbg biologi tanah yaitu
pupuk organik akan menjadi tempat berkembang biaknya bakteri-bakteri baik yang ada di
tanah.
Berikut manfaat dari pupuk organik
a. Bahan organik penyusun pupuk organik dalam proses mineralisasi akan
melepaskan hara tanaman secara lengkap
23
b. Memperbaiki struktur tanah, menyebabkan tanah menjadi ringan untuk diolah dan
mudah ditembus akar.
c. Tanah lebih mudah diolah untuk tanah-tanah berat.
d. Meningkatkan daya menahan air (water holding capacity).
e. Permeabilitas tanah menjadi lebih baik. Menurunkan permeabilitas pada tanah
bertekstur kasar, meningkatkan permeabilitas pada tanah bertekstur sangat lembut.
f. Meningkatkan KPK (Kapasitas Pertukaran Kation ) sehingga kemampuan
mengikat kation menjadi lebih tinggi.
g. Memperbaiki kehidupan biologi tanah karena ketersediaan makan lebih terjamin.
h. Meningkatkan daya sangga (buffering capasity) terhadap goncangan perubahan
drastis sifat tanah.
i. Mengandung mikrobia dalam jumlah cukup yang berperanan dalam proses
dekomposisi bahan organik.
Kelemahan Pupuk Organik
Selain dari keunggulan dari pupuk organik di atas pupuk organik juga memiliki kelemahan
seperti;
a. Diperlukan dalam jumlah yang sangat banyak untuk memenuhi kebutuhan unsur
hara dari suatu pertanaman
b. Hara yang dikandung untuk bahan yang sejenis sangat bervariasi
c. Bersifat ruah (bulky), baik dalam pengangkutan dan penggunaannya dilapangan
d. Mungkin akan menimbulkan kekahatan unsur hara apabila bahan organik yang
diberikan belum cukup matang, karena bila diberikan langsung ke dalam tanah
maka bahan organik diserang oleh mikrobia untuk memperoleh energi.
e. Bila bahan organik penyusunnya berasal dari sampah kota/limbah industri sering
mengandung mikrobia patogen dan logam berat
Dari kelemahan yang dimiliki dari pupuk organik tersebut banyak hal yang dapat
dilakukan guna mengatasi masalah tersebut, seperti
a. Kebutuhan pupuk organik yang dalam jumlah yang sangat besar saat ini dengan
bantuan bioteknologi dan proses pembuatan yang memanfaatkan bakteri secara
baik dapat menekan jumlah pupuk organik yang diperlukan. Seperti contoh pada
areal pertanaman padi dengan memanfaatkan pupuk organik konvensional (kotoran
sapi) diperlukan pupuk organik sebanyak 5 ton per hektar namun dengan
24
(keracunan) jika diberikan dalam kondisi mentah tentu saja hal tersebut dapat
diatasi dengan memfermentasi bahan pembuat pupuk organik tersebut terlebih
dahulu, sehingga pupuk yang dihasilkan benar-benar telah terdekomposisi secar
sempurna dan mampu menyediakan unsur hara yang baik bagi tanaman.
25
PENGETAHUAN UMUM.
TIPS DALAM MEMBUAT PUPUK ORGANIK
Tahukah anda pupuk organik yang bersifat alami dan bersumber dari alam
memiliki sifat yang sangat menguntungkan bagi petani. Bagi kalian yang hendak
membuat pupuk organik dan terkendala oleh biaya. Dalam proses pembuatan pupuk
organik semua hal tersebut dapat diatasi, perbedaan jumlah dan dosis sumber bahan
dan bakteri pengurai yang digunakan tidak berpengaruh besar terhadap kwalitas
pupuk organik yang dihasilkan. Bagi kalian yang tidak memiliki bakteri npengurai
seperti (EM, Beka, Orgadek dll) dapat membuat sendiri bakteri tersebut dengan
memfermentasi air cucian beras dicampur tape, tempe, rebung bambu, daun gamal,
bonggol pisang dan bahan lainnya yang telah diketahui mengandung bakteri
dekomposer
alami.
dengan
menggunakan
bahan-bahan
tersebut
anda
akan
menghemat penggunaan bakteri dekomposer pabrikan. Cara Jika anda tidak memiliki
gula maka dapat diganti dengan batang tebu atau tetes tebu yang lebih murah. Dan
jika anda tidak memiliki dolomit dapat diganti dengan hancuran batu kapur atau kapur
pertanian yang lebih murah.
RANGKUMAN MATERI 4
BAHAN
1.
2.
3.
4.
5.
6.
1. Sekop
2. Ember
3. Tongkat kayu
Langkah kerja
1.
2.
3.
4.
5.
tidak adanya bau yang menyengat dan sudah ber aroma masam seperti tape
(fermentasi)
28
Semua bahan
difermentasi dengan
menutup bagian atas
drum selama 2
minggu
Dekomposer (BK)
Kotoran Sapi kering
Air
Kapur (dolomit)
ALAT
1. Sekop
2. Ember
Langkah kerja
29
dan 3.
Tumpukan dapat dibuat hingga 1 m.
Tutup tumpukan dengan plastk atau terpal (suasana an aerob)
Bolak balik tumpukan setiap 3 hari sekali
Kompos sudah siap digunakan setelah 2 3 minggu ditkitai dengan sudah tidak
terasa panas dan sudah ber aroma masam. Kompos yang sudah jadi ditkitai dengan
bahan kompos sudah memilik tekstur remah atau jika di pegang terasa gembur.
Mikro organisme lokal (MOL) merupakan suatu bahan yang digunakan sebagai
sumber bakteri dekomposer maupun penyedia unsur hara. MOL biasanya dibuat sendiri
dengan memanfaatkan bahan-bahan yang bersifat alami yang tersedia di alam. Ada banyak
bahan yang dapat digunakan sebagai sumber pembuat mol yang perlu diketahui adalah
bahan tersebut mengandung mikro organisme (bakteri) yang dapat dikembang biakkan.
Seperti contoh mol rebung bambu, diketahui rebung bambu dapat tumbuh subur di tempat
yang yandus sekalipun. Itu disebabkan oleh pada akar bambu mengandung banyak bakteri
Azotobacter. sp dan Azospirillium sp. Maka rebung bambu sangat potensi untuk digunakan
sebagai mol.
Hal berikutnya yang yang perlu diperhatikan dalam pembuatan mol adalah, media
yang digunakan harus media yang memiliki suasana yang baik bagi perkembangan bakteri.
30
Salah satu media yang baik tersebut adalah air kelapa dan gula. Kedua bahan tersebut
memiliki kandungan glukosa yang tinggi, dimana glukosa tersebut merupakan media untuk
bakteri hidup di dalamnya. Selain sumber gula diatas dapat juga digunakan bahan yang
mengandung karbohidrat tinggi, seperti beras, jagung dan ketela. Karena dari karbohidrat
tersebut nantinya karbohidrat tersebut akan dirubah menjadi gula sederhana pada proses
dekomposisi.
MEMBUAT MIKRO ORGANISME LOKAL (MOL) BONGGOL PISANG
Bahan pembuatan MOL bonggol pisang :
Untuk membuat 10 liter MOL bonggol pisang.
1. 1 kg bonggol pisang
2. 2 ons gula merah
3. 2 liter air cucian beras.
Cara membuat MOL bonggol pisang :
1. Bonggol pisang dipotong-potong kecil lalu ditumbuk-tumbuk
2. Iris iris gula merah lalu masukkan dalam air cucian beras dan aduk-aduk sampai
larut
3. Campurkan air cucian beras yang sudah ada gulanya ke dalam bonggol pisang.
4. Masukkan dalam jerigen dan tutup rapat, setiap 2 hari atau jika menggelembung
buka tutupnya.
5. Setelah 15 hari biasanya sudah siap digunakan. Sebagai catatan sebaiknya
LEMBAR
TUGAS 4bahan-bahan yang ada disekitar lingkungan kita.
memanfaatkan
1. Bandingkanlah pupuk organik cair dan pupuk organik padat jika diaplikasikan
UJI KOMPETENSI 4
Kebutuhan pupuk Organik sangat tergantung kepada jenis tanah dan jenis
tanaman. Keadaan ini baru akan diketahui dengan lebih akurat apabila dilakukan
pengujian lapangan.berikut merupakan beberapa contoh perbandingan jenis tanah dan
kandungan bahan organk pada tanah btersebut
Kandungan Organik
Tingkat
(% Berat Tanah)
Setara Dengan
Ton / ha
Sangat Tinggi
> 68.9
32
10 20
Tinggi
34.48 68.9
4 10
Sedang
13.79 34.48
2- 4
Rendah
4.34 13.79
<2
Sangat Rendah
< 4.34
Dengan panduan tingkat kesuburan tanah pada tabel, dapat diketahui bahwa untuk
mencapai tingkat kesuburan tanah sedang, yaitu 13.79 s/d 34.48 ton / ha, maka diperlukan
penambahan pupuk organik sebesar = (13.79 s/d 34.48 ) 8.8 ton = 4.99 s/d 25.4 ton /ha.
Sumber bahan organik sebagai bahan dasar pembuatan pupuk oraganik memiliki
kandungan hara yang berbeda, komposisi atau susunan jaringan tumbuhan akan jauh
berbeda dengan jaringan binatang. Jaringan tumbuhan sebagian besar tersusun dari air
rata-rata 75%, bagian padatan sekitar 25% dari hidrat arang 60%, protein 10%, lignin 1030% dan lemak 1-8%.
Ditinjau dari susunan unsur karbon adalah bagian terbesar (44%) kemudian oksigen
(40%), hidrogen dan abu masing-masing sekitar 8%. Susunan abu itu sendiri terdiri dari
seluruh unsur hara yang diserap dan diperlukan tanaman kecuali C, H dan O.
KANDUNGAN UNSUR HARA PUPUK KOMPOS
Secara umum kandungan unsur hara kompos relatif rendah, maka perlu penambahan bahan
organk lain yang mampu menngkatkan unsur hara tersebut. Kandungan hara pada kompos
adalah sebagai berikut
Nitrogen
= 0,1 % - 0,6 %
Phosphor
= 0,1 % - 0,4 %
Kalium
= 0,8 % - 1,5 %
Kalsium
= 0,8 % - 1,5 %
Kandungan hara humus atau serng dikatakan tanah subur atau top soil yang merupakan
sisa seresah (timbunan dedaunan di bagian atas tanah) memiliki kandungan hara sebagai
berikut
Lignin,
Poliuronida, dan
Kandungan hara pada humus biasanya lebih rendah dibandingkan dengan pupuk kompos.
KANDUNGAN HARA PUPUK HIJAU
Kandungan unsur hara pupuk hijau atau pupuk yang berasal dari dedaunan dan sisa
tanaman juga memliki unsur hara yang rendah. Keunggulan pupuk hijau adalah memiliki
kandungan unsur N (Nitrogen) yang lebih besar dibandingkan kandungan P, K dan unsur
lainnya.
KANDUNGAN HARA PUPUK KANDANG
Kandungan hara pada pupuk kandang cenderung lebih besar dbandingkan pupuk
hijau dan humus. Tetapi kandungan hara ini dipengaruhi oleh jenis pupuk kandang yang
digunakan seperti yang telah dibahas pada materi sebelumnya. Kandungan hara pupuk
kandang secara umum dapat dilihat pada tabel berikut
Berikut merupakan perbandingan beberapa jenis pupuk organik dengan kandungan unsur
hara yang terkandung di dalamnya.
34
RANGKUMAN MATERI 5
1. Secara umum kandungan unsur hara pada pupuk organik cenderung rendah
dibandingkan dengan kandungan unsur hara pupuk kimia, namun kelengkapan
unsur hara yang terkandung didalamnya lebih lengkap dibandingkan pupuk kimia.
2. Pupuk kandang juga memiliki unsur penyedia hormon tumbuh bagi tanaman, selain
itu bakteri yang terkandung di dalam pupuk kandang mampu merubah agregat
tanah, tanah yang keras dapat dirubah menjadi gembur.
35
3. Kandungan unsur hara pupuk hijau sangat dipengaruhi oleh sumber tanaman yang
digunakan. Tanaman dari jenis kacang-kacangan (leguminoseae) akan memiliki
kandungan unsur hara nitrogen yang lebih besar dari bahan jerami.
PENGETAHUAN UMUM.
CARA MENGUJI KUALITAS PUPUK ORGANIK YANG DIHASILKAN
Tahukah kalian !! Bahwa pupuk organik yang kalian buat sendiri secara mandiri
dapat diuji untuk mengetahui kualitasnya secara sederhana. Hal ini akan membantu
kita mengetahui seberapa baik kualitas pupuk organik yang kita hasilkan. Cara
menguji kualitas pupuk organik itu aadalah dengan menggunakan instalasi listrik
sederhana. Lampu dihubungkan ke aliran listrik, salah satu kabel dipisahkan dan
dicelupkan ke larutan pupuk organik yang kita buat. Jika nyala lampu semakin terang
maka dipastikan pupuk organik yang kita buat memiliki kandungan unsur hara yang
tinggi, sedangkan jika nyala lampu semakin redup maka pupuk organik yang kita buat
memiliki kandungan unsur hara yang rendah.
LEMBAR TUGAS 4
1. Coba carilah jenis pupuk organik yang lain beserta kandungan unsur haranya dan
LEMBAR LATIHAN 4
1. Sebutkan 2 pupuk organik yang bersifat panas dan 2 pupuk organik yang bersifat
dingin?
36
2. Mana yang lebih tinggi kandungan unsur hara pada pupuk kandang ayam dan pupuk
kandang sapi, jelaskan?
3. Sebutkan 2 keunggulan pupuk hijau selain sebagai sumber unsur hara?
4. Apa pengaruh kandungan lignin yang terlalu besar pada seresah tanaman jika dibuat
menjadi poupuk organik?
5. Apa yang dimaksud dengan perbandingan C/N rasio pada bahan pembuat pupuk?
Peran mikro organisme yang palng utama dalam pembuatan pupuk organik adalah sebagai?
Penambah unsur hara
Sebagai dekomposes dan perombak bahan organik
Sebagai pembentuk mineral organik
Sebagai menambat O2
Sebagai penambat garam mineral
4.
a.
b.
c.
d.
e.
a.
b.
c.
d.
e.
7. Berikut merupakan bahan yang sering digunakan sebagai starter (dekomposer buatan) pada
pembuatan pupuk organik adalah?
a. EM 4 dan BK
d. NPK Mutiara dan dolomit
b. EM 4 dan NPK
e. Agrodek dan Mutiara
c. BK dan NPK Mutiara
8.
a.
b.
c.
d.
e.
9.
a.
b.
c.
d.
e.
10.
a.
b.
c.
d.
e.
Berikut yang termasuk dalam pupuk kandang yang bersifat dingin adalah ?
Pupuk kandang sapi
Pupuk kandang ayam
Pupuk kandang bebek
Pupuk kandang kuda
Pupuk kandang kambing
11.
a.
b.
c.
Selain sebagai penyedia unsur hara manfaat pupuk organik adalah untuk?
Menaikkan PH
d. Pencegah hama dan penyakit
Menurunkan PH
e. Semua jawaban benar
Penyedia mineral
12.
a.
b.
c.
d.
e.
Dalam pembuatan kompos ciri-ciri kompos sudah matang dan siap untuk digunakan adalah?
Kompos menjadi keras
Kompos ber air
Kompos sudah berubah panas
Kompos sudah tidak panas dan berbau
Kompos sudah berbau menyengat
13.
a.
b.
c.
d.
e.
Salah satu bahan yang digunakan untuk pembuatan pupuk hijau adalah
Kotoran sapi
Limbah cair
Limbah rumah tangga
Serasah daun
Limbah agroindustri
a.
b.
c.
d.
e.
Sekam padi
Daun segar
Batang padi
Serbuk gergaji
Jerami padi
15.
a.
b.
c.
d.
e.
Saat ini digalakkan penggunaan pupuk organic sebab pupuk organic memiliki manfaat
Penyediaan unsur hara yang lebih lambat
Menurunkan daya menahan air
Memperbaiki struktur tanah sehingga mudah diolah
Mengurangi bahan organik dalam tanah
Meningkatkan sisa bahan kimia dalam tanah
16. Bakeri yang terdapat pada bintil akar kacang-kacangan (leguminoseae) terutama tampak jelas
pada akar kacang kedelai adalah bakteri?
a. Psedumonas.sp
c. Rhizobium
e. Lactobacilus
b. Cytopaga
d. Bacilus
17. (1). Bacillus subtilis, (2). Rhizobium, (3). Pseudomonas fluorescens, ,(4). Ranobacilus. (5).
Azotobacter
Yang merupakan bakteri dekomposer (pengurai) adalah
f. 1,3,4
c. 2,3,4
e 1,2,3,4,5
g. 1,3,5
d. 2,3,5
18. Yang merupakan bakteri penyedia unsur hara adalah
f. 1,3
c. 1,2,3
e. 1,2,3,4,5
g. 2,5
d. 2,3,5
19. Pupuk kandang ayam, pupuk hijau, pupuk kandang sapi, pupuk humus, pupuk kandang kuda.
Yang mengandungn unsur hara Nitrogen (N) yang paling tinggi adalah?
a. Pupuk kandang ayam
c. Pupuk hijau
e. Semua benar
b. Pupuk kandang sapi
d pupuk Humus
20.
a.
b.
c.
d.
e.
f.
21.
a.
b.
c.
d.
e.
22.
a.
b.
c.
d.
e.
23. Mengapa tanaman orok-orok Crotalaria juncea dikatakan baik sebagai pupuk hijau?
a. Mengandung unsur hara yang tinggi
b. Memerlukan pemupukan yang besar
c. Mudah tumbuh, meski di tempat yang tandus
d. Memiliki perakaran tunggang dan dalam
e. Semua jawaban benar
24.
a.
b.
c.
d.
e.
25.
a.
b.
c.
d.
e.
26. Pada pembuatan pupuk kompos perlu ditambahkan dolomit untuk menaikkan ph kotoran
hewan yang biasanya memiliki ph yang rendah, selain menggunakan dolomit bahan lain yang
dapat digunakan untuk menaikkan ph pupuk kompos adalah?
a. Kaptan (kapur pertanian)
c. Batu apung
e. Tanah liat
b. Pupuk urea (kandungan N tinggi)
d. Pasir
27.
a.
b.
c.
d.
e.
28.
a.
b.
c.
d.
e.
Mengapa emping (Azolla Pinata) dikatakan baik sebagai sumber pupuk organik
Mengandung hormon yang baik bagi tanaman
Mengandung ZPT
Mengandung bakteri yang mampu menangkap N bebas di udara seperti akar kedelai
Mengandung fito hormon yang banyak
Mengandung asam amino dalam jumlah yang cukup
29.
a.
b.
c.
d.
Mengapa tanaman bambu dapat tumbuh baik meski di tanah yang tandus dan gersang
Tanaman bambu mampu menyerap unsur hara yang tinggi di tanah
Tanaman bambu berakar dalam
Tanaman bambu berakar banyak dan serabut
Tanaman bambu memiliki bakteri psedumonas pada akarnya yang mampu menyediakan unsur
hara dan hormon bagi tanaman bambu
e. Semua jawaban benar
30. (1) Tanaman kedelai (2) rebung bambu (3) tanaman petai (4) jerami padi (5) tanaman cabai
Yang merupakan bahan yang baik untuk membuat pupuk kompos adalah
a. 1,2,3
d. 1,3,5
40
b. 2,3,4
c. 3,4,5
e. 1,2,3,4,5
GLOSARIUM
Actinomycetes : Organisme peralihan antara bakteri dan jamur yang mengambil asam
amino dan zat serupa yang diproduksi bakteri fotosintesis dan merubahnya menjadi
antibiotik untuk mengendalikan patogen, menekan jamur dan bakteri berbahaya
dengan cara menghancurkan khitin yaitu zat esential untuk pertumbuhannya.
Actinomycetes juga dapat menciptakan kondisi yang baik bagi perkembangan
mikroorganisme lain.
Aerob: Kondisi tersedia oksigen.
Anaerob: Kondisi tanpa oksigen.
Asam amino : Diperlukan oleh makhluk hidup sebagai penyusun protein atau sebagai
kerangka molekul-molekul penting. Ia disebut esensial bagi suatu spesies organisme
apabila spesies tersebut memerlukannya tetapi tidak mampu memproduksi sendiri atau
selalu kekurangan asam amino yang bersangkutan. Untuk memenuhi kebutuhan ini,
spesies itu harus memasoknya dari luar (lewat makanan).
41
Asam humik / asam humat dan asam fulvat : Zat aktif dalam humus yang berperan
terhadap kesuburan tanah.
Asam organik : Asam organik merupakan komponen khusus yang dibentuk tanaman
untuk melakukan tugas tertentu. Terdapat ratusan jenis asam organik dalam tanaman
dengan fungsi yang berlainan, mulai dari penyerapan nutrisi, pengendalian
hama/penyakit, hingga menciptakan aroma tertentu dari buah yang dihasilkan.
Memberikan tambahan asam organik tetentu kadang diperlukan untuk mencapai suatu
tujuan. Misalnya: Asam sitrat untuk meningkatkan efisiensi pupuk NPK.
Bahan organik : semua bahan yang berasal dari alam yang tidak dibuat secara sintetis
ataupun pabrikan
Bakteri dekomposer : mahluk hidup yang membantu mengurai bahan pembuat
pupuk organik
Fermentasi : Proses produksi energi dalam sel dalam keadaan anaerobik (tanpa
oksigen). Pembuatan tempe dan tape adalah proses fermentasi yang sangat dikenal di
Indonesia. Proses fermentasi menghasilkan senyawa-senyawa yang sangat berguna,
mulai dari makanan, obat-obatan dan pupuk organik cair.
Fiksasi : Pengawetan (fiksasi) adalah stabilisasi unsur penting pada jaringan sehingga
unsur tersebut tidak terlarut, berpindah, atau terdistorsi selama prosedur selanjutnya.
Galur mikroba : jenis dari mikroba, karena mikroba dalam satu nama memiliki
banyak jenis lain lagi.
Hara : Unsur hara yang dibutuhkan untuk pertumbuhan tanaman. Teridir dari unsur
hara makro dan mikro.
Hortikultura : Berasal dari bahasa Latin hortus (tanaman kebun) dan cultura
(budidaya), dan dapat diartikan sebagai budidaya tanaman kebun sayuran, tanaman
hias dll.
Humus: Material organik yang berasal dari degradasi ataupun pelapukan daun-daunan
dan ranting-ranting tanaman yang membusuk (mengalami dekomposisi) yang
akhirnya mengubah humus menjadi (bunga tanah), dan kemudian menjadi tanah.
Kompos: Bahan organik yang telah mengalami dekomposisi oleh mikroorganisme
pengurai sehingga dapat dimanfaatkan untuk memperbaiki sifat-sifat tanah, selain itu
di dalam kompos terkandung hara-hara mineral yang berfungsi sebagai penyedia
makanan bagi tanaman.
Laktobasilus : Bakteri yang memproduksi asam laktat sebagai hasil penguaraian gula
dan karbohidrat lain yang bekerjasama dengan bakteri fotosintesis dan ragi. Asam
laktat ini merupakan bahan sterilisasi yang kuat yang dapat menekan mikroorganisme
berbahaya dan dapat menguraikan bahan organik dengan cepat.
Pupuk organik : suatu pupuk yang bahan dasarnya berasal dari alam dan bersifat
alami
Dekomposer : bahan perombak / dekomposisi
Pertanian organik: Suatu sistem pertanian yang mendorong kesehatan tanah dan
tanaman melalui praktek seperti pendaurulangan hara dari bahan-bahan organik
(seperti kompos dan sampah tanaman), rotasi tanaman, pengolahan tanah yang tepat
dan menghindari penggunaan pupuk dan pestisida sintetis.
Pupuk kandang : Merupakan semua produk buangan dari binatang peliharaan yang
dapat digunakan untuk menambah hara, memperbaiki sifat fisik, dan biologi tanah.
Pupuk kandang panas : Pupuk kandang yang proses dekomposisinya bercalan cepat
Pupuk kandang dingin : Pupuk kandang yang proses dekomposisinya berjalan
lambat
42
Pupuk hijau : Pupuk yang memanfaatkan tanaman hijau sebagai sumber utama
Pupuk hayati : pupuk organik yang didalamnya terkandung bakteri hidup yang
berfungsi mengurai dan menyediakan unsur hara bagi tanaman
Pupuk organik: Merupakan nama kolektif untuk semua jenis bahan organik asal
tanaman dan hewan yang dapat dirombak menjadi hara tersedia bagi tanaman.
KATA PENGANTAR
Puja dan puji syukur kehadapan tuhan yang maha esa karena berkat
rahmatnya modul Membuat Pupuk Organik dapat selesai tepat dengan
sempurna. Modul ini dibuat dalam upaya meningkatkan kompetensi
siswa sekolah menengah kejuruan bidang agribisnis tanaman pangan dan
palawija. Dalam modul ini disajikan materi-materi yang aktual sesuai
perkembangan tren pertanian organik saat ini.
Penulis yang juga ikut aktif dalam kegiatan pertanian organik dan juga pelaku
dalam budidaya tanaman organik menjadikan modul ini lebih sempurna. Modul ini selain
43
dapat digunakan dalam memperkaya bahan soal ujian siswa juga dapat menggunakan
modul ini sebagai sumber inspirasi dalam berkreasi dalam pembuatan pupuk organik.
Diharapkan dengan membaca modul ini selain siswa kaya akan materi dan contohcontoh soal, siswa dapat mengeksplorasi dirinya dalam pembuatan pupuk organik maupun
sistem pertanian organik. Sehingga akan diperoleh skill dan kompetensi sesuai dengan
yang diharapkan.
Semoga dengan terbitnya modul Membuat Pupuk Organik ini dapat bermanfaat
bagi siswa. Diharapkan modul ini juga dapat meningkatkan kompetensi yang dimiliki
siswa SMK jurusan pertanian.
Mangupura, 2015
Penulis
I Made Surya Adi Putra. SP
44