bergerak dengan kecepatan tertentu dan tidak saling bertabrakan, artinya geraknya sudah
terpola sedemikian rupa, karena bergerak maka ada energi dan ada daya (power), nah itulah
prana. Oleh karena itu prana ada disekitar kita, ibarat kita berada atau tenggelam dilautan
prana. Dengan demikian setiap kita bernafas maka prana akan memberikan porsi energi pada
tubuh. Dengan hanya melatih kepekaan telapak tangan, mengaktifkan cakra telapak tangan,
melatih sedikit konsentrasi, sudah cukup untuk bisa melakukan proyeksi prana untuk
treatment kesehatan. Sumbernya ada dimana-mana, tidak perlu beli, sudah disediakan alam,
tinggal gunakan, Namun sayangnya tidak semua orang mudah melihat fenomena tersebut, tapi
kondisi tersebut bisa dilatih kok. Berdasarkan penelitian-penelitian ilmiah para pakar, medan
energi ini adalah medan elektromagnetik, mereka namakan "orgone" (banyak dibahas dalam
bukunya praktisi Barbara Ann Brennan PhD "Hands of Light").
Tenaga dalam maksudnya?
Tenaga dalam yang dimaksud disini adalah akumulasi tenaga bioelektrik tubuh, merupakan
suatu tenaga cadangan yang dihimpun dari hasil olah nafas atau seni tata nafas yang dilatih
sedemikian rupa (silat tenaga dalam, chikung, senam pernafasan, dll), baik dengan
menggunakan pernafasan perut ataupun dengan pernafasan dada, sehingga dengan
konsentrasi pikiran dapat disalurkan ketelapak tangan, maupun kelokasi-lokasi posisi tubuh
yang diinginkan. Seberapa jauh konsentrasi akumulasi tenaga yang ada atau seberapa jauh
kapasitas dari tenaga dalam tersebut, tergantung kualitas latihan dan jam terbang praktisi yang
bersangkutan.
Jadi pengertian Prana dan Tenaga dalam itu disini similar, namun dengan perbedaan yang tipis,
yaitu pada aplikasinya . Prana apabila ingin digunakan tinggal memproyeksikannya saja, tidak
perlu menggunakan tenaga yang akan berakibat melelahkan bagi si praktisi, sedangkan Tenaga
dalam apabila dibutuhkan akan mengurangi tenaga cadangan yang ada dan akan terasa lelah
pada tubuh (lost energy). Pada aplikasi terapi agar lebih efektif, keduanya biasa digunakan
sekaligus. Baik untuk pembenahan/pemulihan seluruh saraf-saraf tubuh, maupun
pembenahan/pemulihan sistem organ tubuh.
Medan energi penyakit tersebut dapat dirasakan getarannya oleh para praktisi (penghusada)
Prana/Tenaga dalam, dan energi penyakit inilah yang dibenahi, disingkirkan ataupun
dirontokkan oleh para penghusada, dengan proyeksi prana pada frekuensi-frekuensi tertentu
sesuai dengan kebutuhan (hijau, orange, ungu, putih, dll) maupun kombinasi dengan impuls
tenaga dalam (tembakan terhadap energi penyakit) agar mempercepat pembenahan.
Tahap awal yaitu dengan membersihkan jalur-jalur energi, dan cakra-cakra utama (konsep
Cakra adalah merupakan peta titik-titik pusat energi yang ada pada tubuh manusia yang
ditinjau secara metafisika dan telah dikenal oleh para Yogi sejak ribuan tahun lalu), selanjutnya
pembenahan medan energi yang bermasalah, kemudian menormalkan atau menyeimbangkan
kembali jalur-jalur energi tersebut, sehingga aura tubuhpun akan menjadi sehat kembali, dan
tubuh fisikpun akan merasa kembali bugar.
dengan cara ekstrak, serta tahu karakteristik dan khasiat sekian banyak herbal yang potensial,
karena digunakan pada sekian banyak pasien dengan sekian banyak kasus-kasus penyakit
kronis. Khasiat tumbuhan obat yang bisa berfungsi sebagai anti inflamasi, anti toxic, analgesic,
anti piretik, hemostatik, antibiotic, stimulant lever, membersihkan darah, anti virus, stimulant
ginjal, diuretik, penghancur batu, stimulasi sirkulasi, anti koagulasi, hipotensif, hipoglicemik,
dan lain-lain sangat menjanjikan untuk pengobatan penyakit kronis karena alamiah dan tidak
mempunyai efek samping sepanjang dosis yang diberikan tepat alias tidak berlebihan dan
tumbuhan obat yang diberikan tepat untuk penyakit yang diderita sang pasien.
Herbal yang digunakan seluruh bahannya adalah tumbuh-tumbuhan obat yang banyak dan
mudah didapat di Nusantara ini, dan diracik dengan cara moderen (ekstrak).
Metoda alternatif ini bermanfaat untuk solusi penyakit kronis sebagai berikut :
Alzheimer, Arthritis, Asthma, Autis, Autoimmune, Gangguan tulang belakang, Bronchitis,
Kolesterol, Flu batuk, Sembelit, Jantung koroner, Kista, Diabetes, Gangguan pencernaan,
Ketergantungan obat, Endometriosis, Gangguan mata, Hepatitis, Hipertensi, Hipotensi,
Insomnia, Gangguan Ginjal dan Kandung kemih, Gangguan Hati dan Empedu, Migren, Keram
otot, Gangguan saraf, Kegemukan, Osteoporosis, Parkinson, Rematik, Sinusitis, Stroke,
Tumor/Kanker, Vertigo.
Salah satu contoh efektifitas terapi : Pasca stroke, kedua kaki lumpuh.
Tgl 4 November 2009, saya dikontak mantan rekan sekantor DA, 54 thn, Bandung, yang minta
dibantu karena kaki kiri dan kanannya lumpuh akibat stroke. Awal Oktober 2009 yang
bersangkutan kena stroke, tubuh sebelah kiri kaku, ditangani secara medis dan ahli pijat.
Namun yang kiri belum pulih, pada awal November, tubuh sebelah kananpun ikut kaku pula
alias strokenya menambah. Kondisi kaki lumpuh, tidak bisa bangun untuk berdiri dan
berbicarapun sudah susah karena terasa kaku.
Tgl 5 Nov.2009, sekitar jam 17.00, sy coba terapi Selac (sinusoidal electro acupressure), ditotok
dengan setrum, merangsang titik-titik akupunktur yang ada dikepala, baik yang berhubungan
dg saraf otak kanan maupun yang kiri. Titik akupunktur Baihui (Du20), Yin tang (Ex.), Feng chi
(G20), Jian jing (G21), He gu (Li4), Shen men (H7), Nei guan (P6), Yang ling quan (G34),Zu San li
(S36), Tai chong (Liv.3), San yin jiao (Sp6), kemudian seluruh ujung jari tangan dan jari khaki.
Proses terapi berlangsung selama satu jam, dan setelah diterapi yang bersangkutan mencoba
berdiri namun belum berhasil, karena kaki masih belum cukup bertenaga, tetapi kemampuan
untuk berbicara sudah lebih lancar. Agar pemulihan bisa lebih efektif, diberikan asupan herbal
untuk diminum, yaitu Daun dewa (melancarkan sirkulasi dan bekuan darah), Pegagan
(melemaskan kekakuan arteri), herbal pembakar lemak, dan herbal untuk anti hipertensi.
Tgl 8 Nov. 2009, jam 12.40. terapi dilanjutkan. Sebelumnya tekanan darah diperiksa, sistolik
190, diastolik 98, impuls jantung 83 (pengukuran berlangsung dengan 3 siklus berulang /
aritmia), tekanan darah tinggi.
Terapi dilakukan sekitar satu jam. Setelah itu yang bersangkutan mencoba berdiri,
alhamdulillah, berdiri sudah berhasil, berarti tenaga sudah mengalir ke kaki. Tekanan darahpun
diperiksa kembali, sistolik 178, diastolik 94, dan impuls jantung 74, dengan pengukuran hanya
satu siklus tanpa pengulangan/tanpa aritmia, jadi tekanan darah berindikasi turun sedikit.
6
Pada terapi yang ketiga kali (minggu kedua) yang bersangkutan sudah bisa latihan berjalan
dengan alat bantu. Selanjutnya terapi dilakukan dua kali seminggu dan dengan teratur minum
herbal.
Alhamdulillah , Setelah 4 bulan yang bersangkutan sudah bisa berjalan tanpa bantuan tongkat.
Contoh-contoh yang lain bisa dilihat di www.pranaherbal.blogspot.com
Ref. Bunga Rampai Kegiatan & Pemikiran ITB75, Jakarta Juli 2010