Anda di halaman 1dari 7

Mencoba Membangun Kompetensi Terapi Alternatif

yang Berkualitas , Efektif, Alamiah dan Aman


Oleh : Ansuska Gumanti
Mulai dari hobi olah nafas
Kilas balik perjalanan saya sebagai karyawan perusahaan Negara, yaitu tahun 1985 bulan
Maret, mulai bergabung sebagai karyawan PT IPTN (Industri Pesawat Terbang Nusantara) yang
sekarang menjadi PT DI (Dirgantara Indonesia). Sejak thn 1985 1989 kesibukan kerja di area
Flight Control system design (design engineering). Selanjutnya thn 1990 sampai dengan awal
thn 2009 kesibukan kerja beralih ke area test engineering, dan awal thn 2009 mulai istirahat
kerja karena telah masuk usia pensiun.
Pada saat masih bertugas diatas, terutama dalam hal berusaha memelihara kebugaran tubuh,
agar bisa selalu fit untuk bekerja, saya banyak menguras tenaga dan waktu serta dana, untuk
menekuni olah nafas , silat tenaga dalam, energi spiritual, seperti Waitankung (senam nafas
untuk kesehatan), Jurus Seni Penyadar (silat tenaga dalam), Reiki Tumo (teknik terapi kesehatan
dari Tibet), Dipta Merta (energi spiritual tenaga dalam dengan meditasi), Nampon (Silat tenaga
dalam), Falun gong (energi spiritual dengan meditasi), hingga sampai dengan mengerti filosofi
masing-masing. Akhirnya bisa merasakan kepekaan energi, konsentrasi menyalurkan tenaga
ataupun memproyeksikannya.

Terampil Terapi Prana/Tenaga dalam


Tahun 1994 termotivasi dengan bukunya master Choa Kok Sui tentang Ilmu dan Seni
Penyembuhan dengan Tenaga Prana (The Ancient Science and Art of Pranic Healing) yang
dipaparkannya secara komprehensif, maka saya coba dengan otodidak, learning by doing,
menyalurkan dan memproyeksikan tenaga prana kepada keluarga dan teman-teman. Kemudian
bergabung dengan teman-teman yang mempunyai bakat-bakat kewaskitaan melihat energi
metafisik (aura tubuh) untuk melakukan percobaan-percobaan lebih jauh terhadap manfaat
terapi prana pada pemulihan tubuh. Sehingga akhirnya mempunyai keterampilan terapi tenaga
prana/tenaga dalam, baik jarak dekat (kontak) maupun jarak jauh (tidak kontak).

Apa itu prana?


Prana adalah adalah istilah sanskerta yang banyak digunakan oleh para yogi yang berarti energi
vital atau daya hidup (Prana) sedangkan masyarakat China menamakannya Chi dan orang
Jepang menyebutnya Ki. Apabila kita menatap kearah langit yang cerah dengan tatapan mata
yang tidak fokus maka akan terlihat butiran-butiran kecil bercahaya (warna neon terang) yang
1

bergerak dengan kecepatan tertentu dan tidak saling bertabrakan, artinya geraknya sudah
terpola sedemikian rupa, karena bergerak maka ada energi dan ada daya (power), nah itulah
prana. Oleh karena itu prana ada disekitar kita, ibarat kita berada atau tenggelam dilautan
prana. Dengan demikian setiap kita bernafas maka prana akan memberikan porsi energi pada
tubuh. Dengan hanya melatih kepekaan telapak tangan, mengaktifkan cakra telapak tangan,
melatih sedikit konsentrasi, sudah cukup untuk bisa melakukan proyeksi prana untuk
treatment kesehatan. Sumbernya ada dimana-mana, tidak perlu beli, sudah disediakan alam,
tinggal gunakan, Namun sayangnya tidak semua orang mudah melihat fenomena tersebut, tapi
kondisi tersebut bisa dilatih kok. Berdasarkan penelitian-penelitian ilmiah para pakar, medan
energi ini adalah medan elektromagnetik, mereka namakan "orgone" (banyak dibahas dalam
bukunya praktisi Barbara Ann Brennan PhD "Hands of Light").
Tenaga dalam maksudnya?
Tenaga dalam yang dimaksud disini adalah akumulasi tenaga bioelektrik tubuh, merupakan
suatu tenaga cadangan yang dihimpun dari hasil olah nafas atau seni tata nafas yang dilatih
sedemikian rupa (silat tenaga dalam, chikung, senam pernafasan, dll), baik dengan
menggunakan pernafasan perut ataupun dengan pernafasan dada, sehingga dengan
konsentrasi pikiran dapat disalurkan ketelapak tangan, maupun kelokasi-lokasi posisi tubuh
yang diinginkan. Seberapa jauh konsentrasi akumulasi tenaga yang ada atau seberapa jauh
kapasitas dari tenaga dalam tersebut, tergantung kualitas latihan dan jam terbang praktisi yang
bersangkutan.
Jadi pengertian Prana dan Tenaga dalam itu disini similar, namun dengan perbedaan yang tipis,
yaitu pada aplikasinya . Prana apabila ingin digunakan tinggal memproyeksikannya saja, tidak
perlu menggunakan tenaga yang akan berakibat melelahkan bagi si praktisi, sedangkan Tenaga
dalam apabila dibutuhkan akan mengurangi tenaga cadangan yang ada dan akan terasa lelah
pada tubuh (lost energy). Pada aplikasi terapi agar lebih efektif, keduanya biasa digunakan
sekaligus. Baik untuk pembenahan/pemulihan seluruh saraf-saraf tubuh, maupun
pembenahan/pemulihan sistem organ tubuh.

Ilustrasi proses terapi


Tubuh manusia ditinjau secara metafisik terdiri dari lapisan-lapisan energi bioplasmik yang
dinamakan aura. Bagi tubuh seseorang yang menderita penyakit maka aura yang bersangkutan
tersebut akan terganggu, ada akumulasi energi penyakit ataupun energi negatif, daerah lokasi
penyakit medan elektromagnetiknya terganggu. Kondisi ini tidak akan bisa dilihat dengan
pandangan mata biasa tetapi hanya akan dapat diamati oleh para pewaskita atau dengan
kamera foto khusus untuk aura (foto Kirlian). Aura yang bermasalah tersebut akan terlihat oleh
para pewaskita seperti contoh Gambar-1 Aura penderita, dan terlihat perbedaan bila
dibandingkan dengan Gambar-2 Aura sehat. Aura sehat kelihatan bersih (aura penderita
kelihatan kotor), tidak terkontaminasi dengan warna-warna kelabu, gelap ataupun hitam.

Gambar-1 Aura penderita

Gambar-2 Aura sehat

Medan energi penyakit tersebut dapat dirasakan getarannya oleh para praktisi (penghusada)
Prana/Tenaga dalam, dan energi penyakit inilah yang dibenahi, disingkirkan ataupun
dirontokkan oleh para penghusada, dengan proyeksi prana pada frekuensi-frekuensi tertentu
sesuai dengan kebutuhan (hijau, orange, ungu, putih, dll) maupun kombinasi dengan impuls
tenaga dalam (tembakan terhadap energi penyakit) agar mempercepat pembenahan.
Tahap awal yaitu dengan membersihkan jalur-jalur energi, dan cakra-cakra utama (konsep
Cakra adalah merupakan peta titik-titik pusat energi yang ada pada tubuh manusia yang
ditinjau secara metafisika dan telah dikenal oleh para Yogi sejak ribuan tahun lalu), selanjutnya
pembenahan medan energi yang bermasalah, kemudian menormalkan atau menyeimbangkan
kembali jalur-jalur energi tersebut, sehingga aura tubuhpun akan menjadi sehat kembali, dan
tubuh fisikpun akan merasa kembali bugar.

Menekuni tumbuh-tumbuhan obat (herbal)


Pengalaman sejak tahun 1996 sebagai praktisi terapi prana/tenaga dalam, untuk kasus-kasus
penyakit yang ringan sampai dengan menengah, hasilnya efektif, namun untuk kasus-kasus
berat (karena bakteri,peradangan,pendarahan,kanker, dll) kurang efektif, harus dibantu dengan
asupan obat. Saya pilih untuk memanfaatkan tumbuh-tumbuhan obat (herbal), karena secara
biologis alamiah gampang sekali beradaptasi dengan tubuh sehingga akan memberikan proses
yang konstruktif bagi kesehatan, disamping itu kepulauan Nusantara ini kaya dengan tumbuhtumbuhan obat.
Oleh karena itu mulai mempersiapkan diri untuk menekuni tumbuh-tumbuhan obat, dan pada
Februari 2004 mengikuti training sebagai pengobat tradisional yang diadakan oleh Yayasan
Pengembangan Tanaman Obat Karyasari Jakarta, yang hanya mendalami 125 jenis tumbuhtumbuhan obat potensial. Kemudian setelah lulus mengikuti ujian pendalaman materi tumbuhtumbuhan obat tersebut, diberi predikat Pengobat Herbal Karyasari namun setelah itu
mengembangkan sendiri secara learning by doing yang akhirnya bisa membuat sendiri herbal
3

dengan cara ekstrak, serta tahu karakteristik dan khasiat sekian banyak herbal yang potensial,
karena digunakan pada sekian banyak pasien dengan sekian banyak kasus-kasus penyakit
kronis. Khasiat tumbuhan obat yang bisa berfungsi sebagai anti inflamasi, anti toxic, analgesic,
anti piretik, hemostatik, antibiotic, stimulant lever, membersihkan darah, anti virus, stimulant
ginjal, diuretik, penghancur batu, stimulasi sirkulasi, anti koagulasi, hipotensif, hipoglicemik,
dan lain-lain sangat menjanjikan untuk pengobatan penyakit kronis karena alamiah dan tidak
mempunyai efek samping sepanjang dosis yang diberikan tepat alias tidak berlebihan dan
tumbuhan obat yang diberikan tepat untuk penyakit yang diderita sang pasien.

Kemudian mengembangkan Terapi Elektro Akupresur


Pada Februari 2008 saya dapat informasi disalah satu web tentang Terapi Listrik dengan peta
titik-titik lokasi terapi pada tubuh yang sangat sederhana. Namun setelah saya pelajari dan
bandingkan dengan titik-titik akupunktur yang sudah baku ternyata tidak sama. Jadi basis peta
tersebut bukan titik-titik akupunktur. Oleh karena itu saya coba aplikasikan dengan
menggunakan basis titik-titik akupunktur,yang sudah baku dan diterima badan kesehatan dunia
(WHO). Prinsip kerjanya adalah menggunakan arus bolak balik
dengan memanfaatkan impuls energi elektrostatik, yaitu ujung jari
tangan yang bermuatan elektro static ditotokkan pada titik-titik
akupunktur pada tubuh pasien. Sebagai sumber digunakan variac
500 watt . Hasilnya menakjubkan, karena keluhan-keluhan pasien
yang ada sebelumnya, setelah selesai diterapi mendapat perbaikan
yang instan dan signifikan, dibandingkan dengan menggunakan
terapi prana. Kondisi ini terjadi kepada ratusan pasien yang
menderita penyakit penyakit kronis, darah tinggi,migren,kolesterol tinggi,maag,jantung
koroner,saraf kejepit,asam urat,sakit pinggang,rematik , asma, bronchitis,dan lain-lain. Hanya
dalam waktu 15 30 menit.
Kemudian dengan melihat hasil terapi dengan memanfaatkan energi elektro statik ini sangat
menjanjikan dan aman bagi sekian banyak kasus penyakit kronis, mulailah peralatan terapi
tersebut dikemas agar lebih pantas untuk digunakan seperti layaknya instrumentasi kesehatan.
Atas inisiatif rekan saya Zaenal Arifin, Hariyadi, dan saya sendiri, Alhamdulillah, pada tgl 28
Agustus 2009 prototip peralatan terapi selesai dan bisa digunakan. Alat ini dinamakan SELAC
yaitu singkatan dari Sinusoidal Electro Acupressure. Sumber 220 VAC, 22 watt, output 75-220
VAC.

AMANKAH TERAPI ELEKTRO AKUPRESUR?


Terapi Elektro Akupresur sangat aman karena :
1. Level arus bolak-balik yang digunakan jauh dibawah 1 mA (aman : 1-8 mA).
2. Digunakan hanya elektro statis. Jadi tidak akan terjadi sengatan yang membahayakan atas
kontak terhadap tubuh.
Kecuali : untuk bayi, wanita hamil, yang sedang haid, pendarahan, demam tinggi, dan yang
menggunakan peralatan elektronik seperti alat pacu jantung dan lain-lain.

MANFAAT TERAPI ELEKTRO AKUPRESUR


Terapi elektro akupresur ini berbasiskan arus listrik AC, maka akan lebih mudah memperbaiki
bioelektrik tubuh, dan akan memberikan suplemen ion-ion pada tubuh, sehingga akan
meningkatkan aktivitas sel-sel tubuh, meningkatkan metabolisme, meningkatkan sirkulasi
darah, meningkatkan daya tahan tubuh, dan meningkatkan fungsi saraf. Oleh karena itu akan
bermanfaat untuk penyakit-penyakit kronis. Berdasarkan pengalaman sampai saat ini, sekali
terapi telah memberikan perbaikan yang berarti. Namun kebanyakan kasus-kasus penyakit
kronis diikuti oleh pembengkakan, peradangan, infeksi bakteri maupun virus, pendarahan,
anemia, berpasir atau berbatu, ataupun tumor/kanker.
Agar terapi hasilnya bisa lebih efektif dan cepat, maka perlu kombinasi dengan asupan herbal
yang berkhasiat anti pembengkakan, anti peradangan, antibiotik, anti pendarahan, peluruh
pasir/batu, antineoplastik, dan sebagainya sesuai dengan kasus yang terkait. Sehingga sinergi
terapi elektro akupresur (dari luar tubuh) dan asupan herbal (dari dalam tubuh) akan
memberikan terapi yang lebih lengkap, dan lebih menjanjikan untuk solusi penyakit kronis.
5

Herbal yang digunakan seluruh bahannya adalah tumbuh-tumbuhan obat yang banyak dan
mudah didapat di Nusantara ini, dan diracik dengan cara moderen (ekstrak).

Metoda alternatif ini bermanfaat untuk solusi penyakit kronis sebagai berikut :
Alzheimer, Arthritis, Asthma, Autis, Autoimmune, Gangguan tulang belakang, Bronchitis,
Kolesterol, Flu batuk, Sembelit, Jantung koroner, Kista, Diabetes, Gangguan pencernaan,
Ketergantungan obat, Endometriosis, Gangguan mata, Hepatitis, Hipertensi, Hipotensi,
Insomnia, Gangguan Ginjal dan Kandung kemih, Gangguan Hati dan Empedu, Migren, Keram
otot, Gangguan saraf, Kegemukan, Osteoporosis, Parkinson, Rematik, Sinusitis, Stroke,
Tumor/Kanker, Vertigo.

Salah satu contoh efektifitas terapi : Pasca stroke, kedua kaki lumpuh.
Tgl 4 November 2009, saya dikontak mantan rekan sekantor DA, 54 thn, Bandung, yang minta
dibantu karena kaki kiri dan kanannya lumpuh akibat stroke. Awal Oktober 2009 yang
bersangkutan kena stroke, tubuh sebelah kiri kaku, ditangani secara medis dan ahli pijat.
Namun yang kiri belum pulih, pada awal November, tubuh sebelah kananpun ikut kaku pula
alias strokenya menambah. Kondisi kaki lumpuh, tidak bisa bangun untuk berdiri dan
berbicarapun sudah susah karena terasa kaku.
Tgl 5 Nov.2009, sekitar jam 17.00, sy coba terapi Selac (sinusoidal electro acupressure), ditotok
dengan setrum, merangsang titik-titik akupunktur yang ada dikepala, baik yang berhubungan
dg saraf otak kanan maupun yang kiri. Titik akupunktur Baihui (Du20), Yin tang (Ex.), Feng chi
(G20), Jian jing (G21), He gu (Li4), Shen men (H7), Nei guan (P6), Yang ling quan (G34),Zu San li
(S36), Tai chong (Liv.3), San yin jiao (Sp6), kemudian seluruh ujung jari tangan dan jari khaki.
Proses terapi berlangsung selama satu jam, dan setelah diterapi yang bersangkutan mencoba
berdiri namun belum berhasil, karena kaki masih belum cukup bertenaga, tetapi kemampuan
untuk berbicara sudah lebih lancar. Agar pemulihan bisa lebih efektif, diberikan asupan herbal
untuk diminum, yaitu Daun dewa (melancarkan sirkulasi dan bekuan darah), Pegagan
(melemaskan kekakuan arteri), herbal pembakar lemak, dan herbal untuk anti hipertensi.
Tgl 8 Nov. 2009, jam 12.40. terapi dilanjutkan. Sebelumnya tekanan darah diperiksa, sistolik
190, diastolik 98, impuls jantung 83 (pengukuran berlangsung dengan 3 siklus berulang /
aritmia), tekanan darah tinggi.
Terapi dilakukan sekitar satu jam. Setelah itu yang bersangkutan mencoba berdiri,
alhamdulillah, berdiri sudah berhasil, berarti tenaga sudah mengalir ke kaki. Tekanan darahpun
diperiksa kembali, sistolik 178, diastolik 94, dan impuls jantung 74, dengan pengukuran hanya
satu siklus tanpa pengulangan/tanpa aritmia, jadi tekanan darah berindikasi turun sedikit.
6

Pada terapi yang ketiga kali (minggu kedua) yang bersangkutan sudah bisa latihan berjalan
dengan alat bantu. Selanjutnya terapi dilakukan dua kali seminggu dan dengan teratur minum
herbal.
Alhamdulillah , Setelah 4 bulan yang bersangkutan sudah bisa berjalan tanpa bantuan tongkat.
Contoh-contoh yang lain bisa dilihat di www.pranaherbal.blogspot.com

Insya Allah, metoda alternatif ini, kombinasi terapi elektro akupresur,


prana/tenaga dalam, dan herbal, akan memberikan terapi kesehatan yang
optimal,efektif,alamiah dan aman bagi solusi kasus-kasus penyakit kronis yang
susah ditangani secara medis.
(Bagi yang ingin konsultasi/terapi, Ansuska Gumanti beralamat di Jl.
Muararajeun Kulon no.22, Bandung, tlp.022-7101921 atau 0812 2024270.

Ref. Bunga Rampai Kegiatan & Pemikiran ITB75, Jakarta Juli 2010

Anda mungkin juga menyukai