Anda di halaman 1dari 17

SIKLUS HIDUP PENGEMBANGAN

SISTEM INFORMASI
2.1. SIKLUS HIDUP PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI DAN DETEKSI MASALAH
SISTEM
2.1.1. Siklus Hidup Sistem Informasi
Siklus hidup pengembangan sistem informasi merupakan suatu bentuk yang digunakan untuk
menggambarkan tahapan utama dan langkah-langkah pada tahapan tersebut dalam proses
pengembangan sistem . Siklus hidup pengembangan sistem informasi menyajikan metodologi
atau proses yang diorganisasikan guna membangun suatu sistem informasi . Dengan demikian
dalam membangun sistem informasi maka sejumlah tugas yang harus diselesaikan.
Suatu pengembangan sistem akan terlalu besar untuk dikerjakan bila tanpa sistem
pengendalian. Pengendalian ini diperlukan terhadap bidang-bidang seperti fungsi, anggaran,
jadwal kegiatan dan kualitas. Untuk menjamin agar suatu sistem dapat dibangun berdasarkan
fungsi yang dipersyaratkan, dalam batas anggaran yang sudah disediakan dan memenuhi jadwal
waktu yang telah ditentukan serta mencapai kualitas yang diinginkan, maka sejumlah titik
pengecekan amat diperlukan, dimana titik pengecekan ini menjamin agar pekerjaan dapat
dievaluasi dan keputusan dapat diambil pada saat yang tepat, dengan kata lain titik pengecekan
merupakan kunci pengendalian di dalam pembangunan atau pengembangan sistem informasi.
Keputusan manajemen dilakukan oleh steering committee atau oleh seorang manejer senior di
dalam lingkup pemakai sistem.
Siklus hidup sistem informasi dimulai dari fase perencanaan, fase pengembangan (investigasi
atau survey, analisa, desain, pembuatan dan implementasi, pemeliharaan) dan dievaluasi secara
terus-menuerus untuk menetapkasn apakah sistem informasi tersebut masih layak diaplikasikan,
jika tidak, sistem informasi tersebut akan diganti dengan yang baru dan dimulai dari perencanaan
kembali. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar yang ada dibawah ini:
Siklus Hidup Sistem Informasi
Siklus Hidup pengembangan Sistem
Manajemen&User Konsultan/EDP Dept Manajemen & User
Gambar 3.1. Siklus Hidup Sistem Informasi
1. Fase / Tahap Perencanaan
Pada tahap ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan memprioritaskan sestem informasi apa yang
akan dikembangkan, sasaran-sasaran yang ingin dicapai, jangka waktu pelaksanaan serta
mempertimbangkan dana yang tersedia dan siapa yang melaksanakan.
Tahap perencanaan menjadi penting karena:
Permasalahan yang sebenarnya didefinisikan dan diidentifikasikan secara rinci.
Misalnya, pada pembangunan SI permasalahan-permasalahan yang melingkupinya didefinisikan,
seperti penciptaan alur data dan informasi yang efisien, prosedur transaksi dan penyajian
informasi secara komunatif pada layar monitor. Selanjutnya, perlu merumuskan tentang kasuskasus bisnis yang ingin diselesaikan dan total investasi TI yang akan disediakan. Setelah

itu,perlu disusun rencana aksi yang konkret termasuk perencanaan aplikasi-aplikasi yang
dibutuhkan, pembangunan dan penyebarannya
Pembangunan SI harus diarahkan pada peningkatan keunggulan kompetitif.
Perubahan aliran informasi akan terjadi secara besaran-besaran di dalam organisasi.
Implementasi teknologi komputer akan membawa dampak bagi tenaga kerja di dalam
organisasi.
Beberapa keuntungan dari Perencanaan SI berbasis komputer, adalah:
Meningkatkan komunikasi antara manajer, pemakai dan pembuat.
Meningkatkan efektifitas penggunaan sumber daya organisasi.
Mendukung komunikasi untuk pertanggungjawaban kegiatan yang dilakukan oleh individu
maupun departemen.
Mendukung proses evaluasi.
Memungkinkan para manajer untuk mengelola pembangunan system jangka panjang.
Untuk pengembangan sistem yang relatif besar, biasanya dibentuk suatu tim yang terdiri dari
manajemen, user, dan staf ahli teknologi informasi. Tim tersebut ada yang berfungsi sebagai tim
pengarah (steering committee) yang berfungsi untuk menyetujui atau menolak suatu proyek
pengembangan system informasi.
Perencanaan sistem dimulai setelah adanya usulan baik dari intern maupun ekstern , kemudian
dilanjutkan dengan keputusan manajemen.
Bila manajemen menyetujui rencana atau usulan tersebut akan disusun suatu kerangka acuan
kerja dan anggaran. Setalah kerangka acuan kerja dan anggaran telah ditetapkan, akan ditunjuk
konsultan pelaksana (intern atau ekstern) untuk mengajukan proposal. Proposal ini akan
dievaluasi untuk mengetahui apakah proyek tersebut layak atau tidak untuk dilanjutkan.
a. Usulan
Usulan perubahan sistem dari internal biasanya berisi:
Adanya permasalahan yang dihadapi sistem yang lama seperti biaya operasional yang tinggi.
Pembuatan order yang sering terlambat dan laporan yang tidak up to date.
Penyempurnaan terhadap sistem yang ada seperti efisiensi atau kontrol.
b. Keputusan Manajemen
Usulan-usulan tersebut harus mendapat persetujuan dari manajemen karena menyangkut biaya,
perubahan system kerja (uraian kerja dan tanggung jawab), keamanan data, hubungan dengan
pelanggan .
c. Kerangka acuan kerja
Setelah mendapatkan persetujuan dari manajemen, selanjutnya akan dibentuk tim yang dapat
terdiri dari devisi-devisi yang terkait untuk menyusun kerangka acuan kerja yang menyangkut :
latar belakang
Maksud dan tujuan
Sasaran proyek
Ruang lingkup pekerjaan
Jangka waktu pelasanaan
Prioritas pekerjaan
d. Anggaran (Dana)
Berdasarkan kerangka acuan kerja diatas , disusunlah anggaran / dana untuk hardware,

software, pelatihan SDM, pemeliharaan dan cadangan untuk keperluan yang tidak terduga.
e. Penunjukan tim pelaksana
Setelah semua kegiatan diatas diketahui, selanjutnya diputuskan apakah pengembangan sistem
informasi akan dilakukan oleh perusahaan atau oleh pihak konsultan. Setelah menetapkan
pelaksana, diminta untuk memasukkan proposal pelaksanan sistem informasi sesuai dengan
kerangka acuan kerja. Proposal tersebut akan dievaluasi untuk menetapkan apakah proyek
tersebut layak dilaksanakan atau tidak.
f. Menilai kelayakan proyek
Penilaian kelayakan proyek mencakup kelayakan operasional, teknis dan ekonomis. Dalam
praktek, yang dominan dinilai umumnya aspek ekonomisnya (dana).
Kelayakan Operasional
Menyangkut apakah secara operasional sistem yang baru dapat dilaksanankan dengan sumber
daya manusia yang tersedia dan metode training yang ditawarkan, pelayanan purna jual /
pemeliharaan serta efisiensi dan efektifitas system baru.
Kelayakan Teknis
Menyangjut apakah radware / software yang akan dikembangkan tersedia, jadwal pelaksanaan
serta sistem keamanan data.
Kelayakan ekonomis
Menyangkut biaya untuk membuat dan menjalankan sistem baru serta keuntungannya yang akan
diperoleh dari sistem tersebut.
2. Tahap Pengembangan Sistem Informasi
Tahap pengembangan sistem informasi disebut juga Siklus Hudup Pengembangan Sistem
Informasi yang tahapannya terdiri dari enam
langkah. Tahapan-tahapan pekerjaan dalam melaksanakan tidak harus kaku namun dapat
disesuaikan kebutuhan .
Tahapan utama pengembangan sistem informasi adalah sebagai berikut:
Survei, bertujuan untuk mengetahui ruang lingkup pekerjaan.
Analisis, bertujuan untuk memahami sistem yang ada, mengidentifikasi masalah dan mencari
solusinya.
Desain, bertujuan mendesain system baru yang dapat menyelesaikan masalah-masalah yang
dihadapi perusahaan.
Pembuatan, membuat sistem yang baru (hardware dan software).
Implementasi, bertujuan untuk mengimplementasikan sistem yang baru.
Pemeliharaan, bertujuan agar sistem yag dapat berjalan secara optimal.
Penerapan tahapan pengembangan sistem informasi dapat dilakukan dengan cara yaitu secara
berurut (waterfall), iterasi dan spiral.
Waterfall, Suatu tahapan yang harus diselesaikan terlebih dahulu secara penuh sebelum
meneruskan ke tahapan berikutnya. Dengan tujuan menghindari terjadinya pegulangan tahapan
tersebut. Proses ini lebih cocok untuk diterapkan dalam pengembangan mass product.
Iterasi/ Spiral, Suatu tahapan yang dilaksanakan dengan memakai tehnik iteration/
pengulangan dimana suatu proses dilaksanakan secara berulang-ulang sampai mendapatkan
hasil yang diinginkan. Umumnya proses ini diaplikasikan untuk pembuatan Tailor Made
Product.

Produk
Gambar 3.2. Proses Waterfall/ Staircase
Produk
Gambar 3.3. Iterative
Produk
Gambar 3.4. Proses Spiral / Incremental
3. Tahap Evaluasi
Evaluasi perlu dilakukan untuk memastikan bahwa pelaksanaan pengembangan sistem sesuai
dengan rencana yang telah ditetapkan baik dari segi waktu, biaya maupun secara teknis.
Eavluasi yang dimaksudkan disini adalah evaluasi yang dilakukan oleh user / manajemen,
sedangkan evaluasi yang dilakukan tim koordinasi / analis bersifat lebih teknis dan sering disebut
dengan walkthrough. Evaluasi (inspeksi) yang dilakukan pada oleh user / manajemen dimulai
saat pengembangan sistem, saat penyerahan dan saat pengoperasian. Penjelasannya adalah
sebagai berikut:
Saat Pengembangan, Pada saat pengembangan sistem informasi perlu dievaluasi apakah
sesuai dengan rencana, jadwal dan sebagainya. Dengan demikian setiap penyimpangan dapat
diatasi sedini mungkin.
Saat Penyerahan, sistem yang telah selesai dikembangkan, perlu dites ( testing penerimaan )
apakah dapat berfungsi sebagai
mana yang diharapkan seperti efisiensi sistem baru, waktu, respon, kelengkapan informasi yang
disajikan dan sebagainya. Setelah semua di evaluasi, dan system tersebut dinyatakan dapat
diterima sebegai bukti telah selesainya pengembangan sistem tersebut.
Saat Pengoperasian, Dalam pengoperasian sistem tersebut masih perlu dievaluasi, tetapi tidak
perlu seintensif pada saat pengembangan ataupun pada saat penyerahan. Evaluasi dapat
dilakukan setengah tahun, satu tahun atau sesuai dengan kebutuhan. Hasil dari proses evaluasi
ini menjadi masukkan bagi manajemen dalam menentukan apakah sistem yang berjalan harus
dipertahankan, diperbaiki (upgrade) atau diganti dengan yang baru.
2.1.2. Deteksi Masalah Sistem
2.1.2.1. Permasalahan Sistem
Semua sistem informasi akan mempunyai masalah, tanpa memperdulikan seberapa baiknya
system tersebut didesain. Beberapa hal yang menyebabkan sistem informasi mempunyai
masalah, antara lain sebagai berikut:
a. Waktu ( overtime ).
b. Lingkungan system yang berubah
c. Perubahan prosedur operasional
Masalah sistem berhubungan dengan karakterisitik sistem informasi yakni sebagai berikut:
1. Relevansi ( Relevancy )
Hasil dari system informasi harus dapat digunakan untuk kegiatan manajemen ditingkat

operasional, taktis dan strategic. Jika tidak dapat digunakan, informasi tersebut layak untuk tidak
diperhatikan lagi.
Beberapa gejala dari informasi yang tidak lagi relevan, antara lain sebagai berikut:
Laporan tidak digunakan oleh pihak yang menerimanya.
Permintaan informasi tidak tersedia dalam sistem informasi.
Banyak laporan yang isiya terlalu panjang.
2. Kelengkapan ( Completteness )
Data tidak hanya dimasukkan secara benar, tetapi juga harus lengkap. Apabila sebuah sistem
informasi memiliki 95% keakuratan data, tetapi hanya 80 % dari kebutuhan informasi, maka
sistem akan tidak efektif. Berikut beberapa gejala ketidaklengkapan yakni antara lain:
Sebagaian data dikembalikan ke pemakai karena sumber dokumennya atau isian formulirnya
tidak lengkap.
Bagian pemasukan data menelpon ke pemakai untuk mengklarifikasi data dari sumber
sumber dokumennya.
3. Kebenaran ( Correcteness )
Kebenaran biasanya dipikir sebagai keakurtan. Semua data dari field harus dimasukkan secara
benar. Berikut gejala dari ketidakbenaran yakni antara lain:
Total kesalahan transaksi mengalami kenaikan dibandingkan kualitasnya.
Masalah yang terjadi setelah akhir hari kerja normal mengalami kenaikan.
4. Keamanan ( Security )
Seringkali informasi dikirimkan ke setiap orang yang membutuhkannya. Pengawasan keamanan
adalah struktur pengecekan untuk memutuskan jika informasi yang sensitive ditujukan kepada
pemakai yang tidak sah.
5. Ketepatan Waktu ( Timelines )
Beberapa gejala yang menunjukkan masalah ketepatan waktu diantaranya sebagai berikut:
Tumpukan pemasukan data mengalami kenaikan.
Banyaknya keluhan dari pemakai tentang kesulitan dalam menghubungi staf pemeliharaan
program dan staf operasinya.
Waktu yang dibutuhkan untuk memperbaiki kesalahan program mengalami kenaikan.
6. Ekonomi ( Economy )
Biaya sistem informasi akan mengalami kenaikan sesuai dengan berjalannya waktu. Meskipun
ada beberapa biaya yang mengalami penurunan, dan sebagian akan naik. Banyak hal yang
menunjukkan kenaikan biaya seperti konsultan pemeliharaan hardware dan software dan
lainnya.
7. Efisiensi ( Eficiency )
Efisiensi adalah beberapa banyak produksi meningkat karena tambahan unit sumber daya dalam
proses produksinya. Berikut beberapa rasio yang dapat dihitung dan dianalisis yaitu antara lain:
Keluaran / nilai uang
Transaksi tanpa kesalahan / waktu
Biaya kertas / transaksi
8. Kegunaan ( Usabilitiy )
Beberapa gejala yang menunjukkan sedikit kegunaan ( poor usability syste), antara lain :
Lamanya waktu pelatihan bagi pemakai pemula.

Tingginya rata- rata kesalahan yang terjadi.


Naiknya kemangkiran dari sebagian pemakai computer
9. Dapat Dipercaya ( Reliability )
Sebuah indikator penting dari sistem informasi adalah dengan memperhatikan masalah
reliabilitasnya. Beberapa gejala tentang masalah reliabililtasnya antara lain sebagai berikut:
Biaya, yaitu tingginya varian rata rata biaya setiap bulannya.
Tumpukan transaksi, yaitu jumlah transaksi yang tertunda atau ditolak.
Rata rata kesalahan, yaitu rata rata kesalahan yang tidak dapat diprediksi, sehingga perlu
menguranginya.
2.1.2.2. Information System Backlog
Tumpukan pemasukan data adalah sebuah kondisi di mana transaksi yang dating tidak langsung
dimasukan ( posted ) ke record pada awal hari kerja berikutnya. Tujuan utama dari sistem
informasi bisnis adalah menyimpan sumber daya , sehingga kegagalan memperbaruhi sumber
daya record adalah sebuah masalah sistem yang serius.
Sebagai analis adalah penting untuk mengetahui apa yang menyebabkan terjadi tumpukan
( backlog ) dan masalah masalah yang menyebabkan sistem backlogs. Berikut ini dikemukakan
lima alasan mengapa sebuah tumpukan masalah sistem informasi dapat terjadi yaitu antara lain:
a. Volume transaksi mengalami kenaikan.
b. Penurunan kerja.
c. Pergantian karyawan yang tinggi.
d. System downtime.
e.Transaction variances.
Beberapa masalah backlogs menyebabkan beberapa kekacauan yakni menumpuknya record
record, kenaikan rata rata kesalahan, kenaikan biaya, dan kenaikan pergantian karyawan.
2.1.2.3. Laporan Awal Masalah
Banyaknya catatan catatan ( logs ) masalah masalah laporan dapat digunakan oleh system
analis untuk study awal ( preliminary study ). Untuk menjamin perhatian lebih lanjut dan
perhatian apa saja yang perlu untuk dilakukan. Analis menyiapkan sebuah laporan awal masalah
yang mencakup empat elemen sebagai berikut:
a. Source, dari mana sumber masalah informasi berasal.
b. Nature, sebuah deskripsi singkat tentang sumber masalah.
c. Detailed analisis, Pengembangan secara teknis dari masalah ( problem nature ).
d. Recommendation, sejauh mana solusi dari masalah akan dikembangkan.
2.2. TINJAUAN UMUM PENGEMBANGAN SISTEM
Pengembangan sistem dapat berarti menyusun suatu sistem yang baru untuk mengantikan
sistem yang lama secara keseluruhan atau memperbaiki sistem yang telah ada. Sistem yang
lama perlu diperbaiki oleh karena beberapa hal yaitu antara lain:
1. Munculnya problem pada sistem yang lama
Permasalahan yang timbul dapat berupa:
Ketidakberesan pada sistem yang menyebabkan sistem tidak dapat beroperasi sesuai dengan
harapan. Ketidakberesan ini dapat berupa:
Kecurangan-kecurangan disengaja yang menyebabkan tidak amannya harta kekayaan
perusahaan dan kebenaran dari data menjadi kurang terjamin.

Kesalahan-kesalahan yang tidak disengaja yang menyebabkan kebenaran dari data kurang
terjamin.
Tidak efisiennya operasi.
Tidak ditaatinya kebijaksanaan manajemen yang telah ditetapkan.
Pertumbuhan dalam kebutuhan organisasi yang menyebabkan sebuah system baru yang
harus disusun. Kebutuhan organisasi diantaranya adalah pada informasi yang semakin luas
sehingga volume pengolahan data menjadi semakin meningkat.
2. Untuk meraih kesempatan
Teknologi berkembang degan cepat sihingga organisasi mulai merasakan bahwa teknologi
informasi perlu digunakan untuk meningkatkan penyediaan informasi agar dapat meningkatkan
penyediaan informasi agar dapat mendukung proses pengambilan keputusan yang akan
dilakukan oleh manjemen.
3. Adanya instruksi-instruksi(derectives)
Sistem baru dibuat karena adanya suatu instruksi dari pimpinan ataupun kekuatan dari luar
organisasi, misalnya peraturan pemerintah. Jadi sistem baru dikembangkan untuk memecahkan
permasalahan yang timbul, agar dapat meraih kesempatan atau untuk memenuhi instruksi yang
diberikan.
Karena adanya permasalahan, kesempatan atau instruksi, maka sistem yang baru perlu
dikembangkan untuk memecahkan permasalahan-permasalahan yang timbul, dikembangakan
untuk memecahkan permasalahan-permasalahan yang timbul, meraih kesempatan-kesempatan
yang ada atau memenuhi instruksi yang diberikan. Berikut ini dapat digunakan sebagai indikator
adanya permasalahan-permasalahan dan kesempatan-kesempatan yang dapat diraih, sehingga
menyebabkan sistem yang lama harus diperbaiki, ditingkatkan bahkan diganti keseluruhannya.
Indikator-indikator ini diantaranya adalah sebagai berikut:
Keluhan dari langganan
Pengiriman barang yang sering tertunda
Pembayaran gaji yang terlambat
Laporan yang tidak tepat waktu
Isi laporan yang salah
Tanggung jawab yang tidak jelas
Waktu kerja yang berlebihan
Ketidakberesan kas
Produktivitas tenaga kerja yang rendah
Banyaknya pekerja yang menganggur
Kegiatan yang tumpang tindih
Tanggapan yang lambat terhadap langganan
Biaya operasi yang tinggi
Persedian barang yang terlalu tinggi
Keluhan dari supplier karena tertundaya pembayaran.
Bertumpuknya back order (tertundanya pengiriman karena kurangnya persediaan barang)
Investasi yang tidak efisien
Peramalan penjualan dan produksi tidak tipat
Karena adanya permasalahan, kesempatan atau instruksi, maka sistem yang baru perlu

dikembangkan untuk memecahkan permasalahan-permasalahan yang timbul, meraih


kesempatan-kesempatan yang ada atau memenuhi instruksi yang diberikan.
Permasalahan
Kesempatan
Instruksi
Memecahkan masalah
Meraih kesempatan
Memenuhi instruksi
Gambar 3.5. Contoh perlunya pengembangan sistem
Dengan telah dikembangkan sistem yang baru, maka diharapkan akan terjadi peningkatanpeningkatan ini berhubungan dengan PIECES yaitu:
Performance ( Kinerja )
Yaitu peningkatan terhadap kinerja (hasil kerja) sistem yang baru sehingga menjadi lebih efektif.
Dimana kinerja dapat diukur dari Throughput dan respon time. Throughput adalah jumlah dari
pekerjaan yang dapat dilakukan suatu saat tertentu. Sedangkan Respon time adalah rata-rata
waktu yang tertunda diantara dua transaksi atau pekerjaan ditambah dengan response untuk
menanggapi pekerjaan tersebut.
Information ( Informasi )
Yaitu peningkatan terhadap kualitas informasi yang disajikan.
Economy ( Ekonomis)
Yaitu penigkatan terhadap manfaat-manfaat atau keuntungan-keuntungan atau penurunan
penurunan biaya yang terjadi. Ekonomi berhubungan degan jumlah sumber daya yang
digunakan.
Control ( Pengendalian )
Yaitu peningkatan terhadap pengendalian untuk mendeteksi dan memperbaiki kesalahankesalahan dan kecurangan yang dan akan terjadi.
Efficiency ( Efesiensi )
Yaitu peningkatan terhadap efisiensi operasi, dimana berhubungan dengan bagaimana sumber
daya tersebut digunakan dengan pemborosan yang paling minimum. Efisiensi dapat diukur dari
outputnya dibagi dengan inputnya.
Service ( Pelayanan )
Yaitu peningkatan terhadap pelayanan yang diberikan oleh sistem.
Proses Pembangunan atau pengembangan sistem informasi mulai dari konsep sampai dengan
implementasinya disebut dengan istilah System Development Life Cycle (SDLC).
2.2.1. Sytem Development Life Cycle ( SDLC )
Daur hidup pengembangan system / SDLC berfungsi untuk menggambarkan tahapan tahapan
utama dan langkah langkah dari setiap tahapan yang secara garis besar terbagi dalam tiga
kegiatan yaitu sebagi berikut:
1. Analisis
Tahapan analisis digunakan oleh analis sistem untuk membuat keputusan. Apabila sistem saat

ini mempunyai masalah atau sudah tidak berfungsi secara baik, dan hasil analisisnya digunakan
sebagai dasar untuk memperbaiki sistem. Seorang analis perlu mengetahui dasar untuk
mengetahui ruang lingkup pekerjaan yang akan ditanganinya, perlu memahami sistem yang
sedang berjalan saat ini, dan dapat melakukan identifikasi terhadap masalah yang muncul dan
mencari solusinya dengan professional.
Kegiatan yang dilakukan dalam tahap analisis iniadalah sebagai berikut:
a. Deteksi masalah ( Problem Detection ).
b. Penelitian / investigasi awal ( Initial Investigation ).
c. Analisa kebutuhan system ( Requrement Analysis)
d. Mensortir Kebutuhan Sistem ( Generation of System Alternatives)
e. Memilih system yang baik ( Selection of Proper System )
2. Perancangan / Desain
Tahapan perancangan atau design memiliki tujuan untuk mendesign sistem baru yang dapat
menyelesaikan masalah masalah yang dihadapi perusahaan yang diperoleh dari pemilihan
alternatif sistem yang terbaik. Kegiatan yang dilakukan dalam tahap perancangan ini meliputi
perancangan output, input dan file.
a. Perancangan Keluaran
Perancangan keluaran bertujuan menentukan keluaran keluaran yang akan digunakan oleh
sistem. Keluaran tersebut berupa tampilan tampilan layer, dan juga format dan frekuensi
laporan yang diperlukan.
b. Perancangan Masukan
Perancangan masukan bertujuan untuk menetukan data data masukan, yang akaan digunakan
untuk mengoperasikan sistem. Data data masukan tersebut dapat berupa formulir formulir,
faktur, dan lain lain yang berfungsi memberikan data masukan bagi pemrosesan sistem. Pada
tahapan ini juga perlu ditentukan format data masukan agar sesuai dengan kebutuhan sistem.
c. Perancangan File
Perancangan file masuk dalam bahagian perancangan basis data yang diawali dengan
merancang diagram hubungan antara entitas ( bisa dengan menggunakan ERD). Setelah itu
melakukan uji normalisasi dari 1-NF sampai dengan 5-NF, minimal sampai ke bentuk normalisasi
ke- 3 ( 3-NF). Seluruh file yang telah lulus uji normalisasi yang harus dibuatkan spesifikasi
datanya.
3. Implementation
Tahap implementasi memiliki beberapa tujuan yaitu untuk melakukan kegiatan spesifikasi
rancangan logical ke dalam kegiatan yang sebenrnya dari sistem informasi yang akan
dibangunnya atau dikembangkannya, lalu mengimplementasikan sistem yang baru tersebut ke
dalam salah satu bahasa pemrograman yang paling sesuai. Pada tahap ini juga harus dijamin
bahwa sistem yang baru dapat berjalan secara optimal. Kegiatan yang dilakukan dalam tahap
implementasi ini adalah pembuatan program dan test data, pelatihan dan penggantian system.
Ada 2 aspek penting di dalam proses pembangunan / pengembangan sistem informasi yaitu:
1. Data tentang masalah-masalah yang ada saat itu
2. Data tentang kemungkinan penyelesaian untuk masalah-masalah tersebut diatas.
data tentang Metodologi
kemungkinan penyusunan

Penyelesaian sistem
Data tentang
masalah-masalah
Peralatan dan
Teknik-teknik
Penyusunan sistem
Penyelesaian:
Sistem baru
atau
Deliverable: Sistem yang diperbaiki
Dokumentasi Sistem
Gambar 3.6. Mengisyaratkan Tujuan Penyusunan Sistem
Tujuan utama dari pembangunan / pengembangan sistem informasi adalah sebagai berikut:
1. Menyusun sistem informasi yang memenuhi kebutuhan informasi organisasi dan kebutuhan
dari fungsi operasi organisasi.
2. Menyusun sistem informasi dengan cara yang efisien dan efektif.
3. Mengorganisasikan suatu sistem informasi yang baru yang dapat menangani semua problem
yang terjadi di dalam organisasi.
Adapun tahap- tahap pembentukan sistem informasi adalah sebagai berikut:
1. Membangun system pemrosesan transaksi melalui pembangunan kantor elektronik seoptimal
mungkin.
Artinya perusahaan harus mampu mendorong terciptanya otomatisasi dan komputerisasi,
khususnya prosedur-prosedur rutin dan data transaksi agar semua data dapat disimpan dalam
sistem database perusahaan.
2. Membangun SIM berbasis jaringan komputer.
Yang akan mengolah database perusahaan, menghasilkan laporan-laporan dan grafik-grafik
serta mendistribusikannya kepada pihak-pihak pengambil keputusan di dalam perusahaan
dengan tepat waktu dan akurat. SIM ini akan menyehatkan aliran informasi di dalam perusahaan,
karena semua lini manajemen dapat memperoleh aliran inforamsi secara langsung dan otomatis.
3. Membangun system pendukung keputusan (SPK)
Untuk mengolah database yang ada. Hal ini dimaksudkan untuk membantu para pemimpin
dalam menemukan alternatif-alternatif keputusan manajerial.
4. Mengembangkan system informasi yang bersifat lintas platform
Yaitu sistem informasi yang mampu menjebatani perbedaan antar platform SI bisnis yang akan
bergabung satu sama lain. Perbedaan platform tersebut meliputi hal teknis seperti perbedaan
sistem operasi, pewaktuan, mata uang dan apliaksi-aplikasi yang digunakan oleh penjual dan
pembeli.
2.2.2. Pendekatan Pengembangan Sistem
Pendekatan pengembangan sistem informasi merupakan suatu filsafat atau persepsi tentang
struktur yang mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan dan operasi-operasi dalam suatu organisasi
atau system dengan cara yang efisien dan efektif. Menurut pendapat seorang pakar atau ahli

system, dalam pendekatan pengembangan sistem informasi terdapat 3 (tiga) konsepsi penting
yaitu sebagai berikut:
1. Falsafah keistimewaan ( system philosophy ), yaitu cara berfikir mengenai fenomena menurut
totalitas yang terdiri dari bagian-bagian yang saling mengadakan interaksi.
2. Pembinaan kesisteman ( system management) , yaitu cara mendesain atau merancang dan
mengimplementasikan organisasi sebagai sistem dengan cara menggambarkannya sebagai
hubungan input-proses-output.
3. Analisis kesisteman ( system analysis ), yaitu teknik dalam pemecahan masalah yang timbul
untuk memperoleh suatu efiseinsi dan ekonomis.
Pendekatan sistem informasi mempunyai ciri-ciri pokok dalam teori kesisitemannya, yaitu
sebagai berikut:
1. Output yang terbaik dari setiap bagian sistem dan yang kemudian dapat diukur secra relatif
terhadap tujuan sistem, apabila dipadukan belum tentu meghasilkan output terbaik dari sistem
tersebut.
2. Hal tersebut diatas adalah akibat dari kenyataan bahwa jumlah output pada bagian-bagian
sistem pada umumnya tidak sama dengan output sestem secara keseluruhan.
3. Jadi secara korelatif, apabila suatu sistem bekerja dengan baik, maka pada umumnya ada
kemungkinan bagian dari masing-masing sistem tidak memberikan output yang maksimum.
4. Output sistem secara keseluruhan tergantung pada posisi bagian system dan bagaimana
bagian-bagian tersebut saling berinteraksi.
Pendekatan pengembangan sistem digunakan baik untuk pemecahan masalah maupun untuk
pengembangan sistem informasi. Ada beberapa petunjuk yang dapat diterapkan untuk
memanfaatkan pendekatan pengembangan sistem tersebut yaitu sebagai berikut:
1. Integrasi
Bermacam-macam subsistem dari suatu sistem harus diintegrasikan dengan cara sedemikian
rupa untuk mendapatkan keuntungan dari antar hubungan dan hal yang saling bergantung antar
masing-masing unsur.
2. Komunikasi
Saluran komunikasi harus lebih selalu terbuka diantara subsistem-subsistem.
3. Metode Ilmiah
Harus diterapkan metode ilmiah dengan menggunakan bermacam-macam teknik ilmu
manajemen.
4. Berorientasi keputusan
Untuk menjadikan fungsi perencanaan dan pengawasan lebih efektif, maka mungkin dapat
dikembangkan pengambilan keputusan yang dapat diprogram.
5. Teknologi
Dimana seorang analisis sistem harus menggunakan teknologi modern untuk membantu
pelaksanaan teknik-teknik yang timbul dari ke-4 petunjuk di atas.
2.2.3. Prinsip Pengembangan Sistem
Ada banyak alasan mengapa organisasi gagal mencapai tujuan-tujuan penyusunan atau
pembangunan atau pengembangan sistem informasi , yaitu antara lain:
1. Kekurangan dukungan dari manajemen dalam penyusunan sistem informasi.
Banyak manejer senior mengabaikan keberadaan sumber daya sistem informasi yang tersedia,

atau organisasi tidak mempunyai komite pengarah sistem informasi. Jika ada komite pengarah
sistem infomasi tersebut berada dalam tidak formal sehingga komite pengarah tidak dapat
bekerja secara efisien dan efektif. Jika ada rencana strategis sistem informasi tersebut tidak
berhubungan dengan rencana strategis jangka panjang organisasi.
2. Perubahan Kebutuhan pemakai
Sementara manajemen tingkat atas menjadi semakin kompleks, manejer-manejer senior
menuntut sistem informasi untuk memberikan keuntungan kompetitif strategis. Semakin strategis
nilai sebuah sistem informasi, semakin besar resiko kegagalan mencapai tujuan-tujuan system
informasi tersebut.
3. Kehadiran Teknologi Baru
Ketika organisasi menggunakan teknologi yang ada, organisasi dapat dengan lebih mudah
mencapai tujuan-tujuan penyusunan atau pengembangan sistem, karena personel-personel
telah menguasai teknologi tersebut. Sebaliknya, ketika organisasi berusaha membuat
keuntungan kompetitif dengan menggunakan teknologi yang baru atau yang lebih canggih,
organisasi tidak dapat dengan mudah mencapai tujuan-tujuan penyusunan sistem, karena
personel-personel tidak menguasai penggunaan teknologi tersebut.
4. Kekurangan Standard Metodologi Pengembangan Sistem
Beberapa organisasi tidak mempunyai standard metodologi pengembangan sistem. Jika ada,
maka organisasi tidak menjaga ke-up-to-date-an manual standard metodologi pengembangan
sistem.
5. Kelebihan Beban Kerja atau Kekurangan keahlian untuk Personel
Personel dalam Pengembangan Sistem
Sebuah survey memperkirakan bahwa personel-personel dalam tim pengembangan sistem
menghadapi keterlambatan dalam pengembangan sistem mulai dari enam bulan samapi dengan
lima tahun . Selain dari kelebihan beban kerja, personel-personel dalam tim pengembangan
sistem sering mengalai kekurangan keahlian, karena organisasi tersebut tidak mempunyai
rencana training
Oleh karena itu sewaktu akan membangun atau mengembangkan suatu sistem informasi, ada
beberapa prinsip yang tidak boleh dilupakan. Prinsip prinsip tersebut adalah sebagai berikut:
1. Sistem yang dikembangkan adalah untuk manajemen
Setelah sistem selesai dikembangkan, maka yang akan menggunakan informasi dari sistem ini
adalah manajemen sehingga sistem harus dapat memenuhi kebutuhan manajemen.
2. Sistem yang dikembangkan adalah investasi modal yang besar
Sistem informasi yang akan dikembangkan membutuhkan dana modal yang tidak sedikit, apalagi
dengan digunakannya teknologi yang mutakhir. Sistem yang dikembangkan ini merupakan
investasi modal yang besar. Maka setiap investasi modal harus mempertimbangkan 2 hal yaitu:
Semua alternatif yang ada harus diinvestigasi
Investasi yang terbaik harus bernilai
3. Sistem yang dikembangkan memerlukan orang yang terdidik
Manusialah yang berperan atas keberhasilan suatu sistem, baik dalam proses pengembangan,
penerapan maupun dalam operasinya. Oleh karena itu orang yang terlibat dalam pengembangan
maupun penggunaan sistem harus merupakan orang yang terdidik dan menguasai segala
permasalahan yang ada dan mempunyai solusi akan apa yang akan dilakukan.
4. Tahapan kerja dan tugas yang dilakuakn dalam pengembangan sistem

Proses pengembangan sistem umumnya melibatkan beberapa tahapan kerja dan melibatkan
beberpa personil daalm bentuk suatu tim untuk mengerjakannya.
5. Proses pengembangan system tidak harus urut
Tahapan kerja pengembangan sistem merupakan langkah-langkah yang harus dilakukan dan
langkah ini dapat saja tidak berurutan, tetapi dapat dilakukan secara bersama-sama. Misalnya di
dalam pengembangan sistem, perancangan output merupakan tahap yang harus dilakukan
sebelum melakukan perancangan file. Ini tidak berarti bahwa semua output harus dirancang
semuanya terlebih dahulu dan baru dapat melaksanakan perancangan file, tetapi dapat
dilakukan secara serentak. Sewaktu proses perancangan output dilakukan , hasil
perancangan output yang telah selesai dapat dipergunakan untuk perancangan file.
6. Takut membatalkan proyek
Pada umumnya merupakan pantangan untuk membatalkan proyek yang sedang berjalan.
Keputusan untuk meneruskan atau membatalkan suatu proyek memang harus didasarkan
evaluasi yang cermat. Untuk kasus tertentu dimana proyek terpaksa dibatalkan atau dihentikan
karena sudah tidak layak lagi, maka pemabatalan itu harus dilakukan dengan tegas.
7. Dokumentasi harus ada untuk pedoman dalam pengembangan sistem
Kegagalan untuk membuat suatu dokumentasi kerja merupakan salah satu hal yang sering
terjadi dan merupakan kesalahan kritis yang dibuat oleh analisis sistem.
2.3. SISTEM ANALIS DAN DESAIN
Berhubungan dengan proses analisa dan desain sistem informasi yang terdiri dari hardware,
software, data, prosedur dan manusia. Sistem analis dan desain dapat dipandang dari dua
kegiatan utama yaitu:
1. Sistem analis adalah suatu proses untuk memahami sistem yang ada, termasuk mendiagnosa
masalah / inefisiensi dan memberikan solusi penyelesaian.
2. Sistem desain yaitu suatu proses mencakup perencanaan desain dan implementasi sistem
yang baru.
Ada beberapa pengertian Analis Sistem, yaitu:
1. Seseorang yang mempunyai kemampuan untuk menganalisa sebuah sistem. Analisa tersebut
meliputi mempelajari masalah-masalah yang timbul dan menentukan kebutuhan-kebutuhan
pemakai sistem.
2. Seseorang yang mempunyai pengetahuan tentang aplikasi komputer yang digunakan untuk
memecahkan masalah-masalah bisnis dan masalah-masalah lainnya.
3. Sesorang yang mempunyai kemampuan untuk memilih alternatif pemecahan masalah yang
paling tepat.
4. Seseorang yang mempunyai kemampuan untuk merencanakan dan menerapkan rancangan
sistemnya sesuai dengan permasalahan yang terjadi.
Adapun tugas-tugas umum yang dilakukan oleh seorang Analis sistem adalah sebagai berikut:
1. Mengumpulkan dan menganalisa segala dokumen-dokumen, file-file, formulir-formulir yang
digunakan pada sistem yang telah berjalan.
2. Menyusun laporan dari sistem yang telah berjalan dan mengevaluasi kekurangan
kekurangan apa saja yang ada pada sistem tersebut dan
3. Selanjutnya melaporkan segala kekurangan tersebut kepada pemakai sistem.
4. Merancang perbaikan-perbaikan pada sistem tersebut dan menyusun sistem yang baru.
5. Menganalisa dan menyususn perkiraan biaya yang diperlukan untuk sistem yang baru dan

memberikan argumen tentang keuntungan-keuntungan apa saja yang dapat diperoleh dari
pemakain sistem yang baru.
6. Mengawasi segala kegiatan yang ada terutama berkaitan dengan penerapan sistem yang
baru.
Pengetahuan yang harus dimiliki seorang sistem analis antara lain adalah:
1. Pemahaman terhadap teknik pengolahan data, teknologi komputer dan pemrograman
komputer, yaitu teknologi informatika (hardware dan software), teknologi komunikasi data,
bahasa-bahasa komputer, sistem operasi, utilities dan paket-paket perangkat luank lainnya.
2. Pemahaman terhadap bisnis secara umum, Pengetahuan tentang bisnis meliputi akuntansi
keuangan, akuntansi biaya, akuntansi manajemen, sistem pengendalian manajemen,
pemasaran, produksi, manajemen personalia, keuangan, tingkah laku organisasi, kebijaksanaan
perusahaan dan aspek-aspek lainnya.
3. Keahlian dalam pemecahan masalah, Analisis sistem harus mempunyai kemampuan untuk
meletakkan permasalahan-permasalahan komplek yang dihadapi oleh bisnis, memecah-mecah
masalah tersebut kedalam bagian-bagiannya, menganalisisnya kemudian harus dapat
merangkainya kembali menjadi suatu sistem yang dapat mengatasi permasalahan terebut.
4. Keahlian dalam komunikasi antar personel, Analisis harus memepunyai kemampuan untuk
mengadakan komunikasi baik secara
lisan maupun secara tertulis. Keahlian ini diperlukan di dalam wawancara, presentasi, rapat dan
pembuatan laporan-laporan.
5. Memahami metodologi pengembangan sistem informasi.
Adapun unsur yang terlibat dalam pengembangan sistem antara lain:
A. Pengguna Sistem
User, dapat dikatagorikan sebagai end-user (operator) dan user-manager yang mengawasi
pekerjaan end-user.
Manajemen, memegang peranan penting dalam suatu sistem informasi termasuk menyetujui
rencana pengembangan dan penyediaan dana.
B. Perancangan Sistem
Project Coordinator, merupakan orang yang bertanggung jawab agar suatu tim dapat bekerja
secara harmonis dan optimal serta mengontrol agar pelaksanaan sesuai dengan rencana.
System analyst & design, ialah orang yang memberikan solusi dan mendesain system yang
baru.
Programmer, ialah orang membuat program berdasarkan rancangan dari system analis.
Network Designer, ialah bertanggung jawab terhadap desain suatu jaringan seperti LAN, MAN,
WAN.
Technician (hardwre), menetapkan konfigurasi-konfigurasi hardware yang tepat agar dapat
bekerja secara optimal.
Database Administrator, orang yang bertanggung jawab terhadap suatu sistem database ,
mencakup pola struktur data , integritas
data, memberikan hak akses kepada user, backup, recovery dan mengoptimalkan performa
databse.
Documenter, ialah orang yang membuat dokumentasi sistem mencakup buku operasi aplikasi ,
teknis dan sistem.
Software tester, ialah menjamin bahwa program aplikasi yang dibuat programmer telah sesuai

dengan spesifikasi
Graphic Designer, seseorang yang memiliki keahlian dalam mendesain, misalnya icon atau
user interface lainnya.
Pemrogram (programmer) adalah orang yang menulis kode program untuk suatu aplikasi
berdasarkan rancang bangun yan telah dibuat oleh seorang analis sistem.
Adapun perbandingan tugas dan tanggung jawab dan analis sistem adalah sebagai berikut:
Pemrogram Analis sistem
4. Tanggung jawab pemrogram terbatas pada pembuatan program.
5. Pengetahuan program komputer cukup terbatas pada teknologi komputer, sistem komputer,
utilitas dan bahasa-bahasa program yang diperlukan.
6. Pekerjaan pemrogram sifatnya teknis dan harus tepat dalam pembuatan instruksi-instruksi
program.
7. Pekerjaan pemrogram tidak menyangkut hubungan dengan banyak orang, terbatas pada
sesame pemrograman dan analis sistem yang mempersiapkan rancang bangun
(spesifikasi)programnya
1. Tanggung jawab analis sistem tidak hanya pada pembuatan program komputer saja, tetapi
pada system secara keseluruhan.
2. Pengetahuan analis system harus luas, tidak hanya pada teknologi komputer,tatapi juga pada
bidang aplikasi yang ditanganinya.
3. Pekerjaan analist sistem dalam pembuatan program terbatas pada pemecahan masalah
secara garis besar.
4. Pekerjaan analist sistem
melibatkan hubungan banyak
orang , tidak terbatas pada sesama
analis , pemrogram , tetapi juga
pemakai sistem dan manajer.
Tabel 3.1. Tugas dan Tanggungjawab Analist Sistem dan Programmer
2.3.1. Pengetahuan dan Keahlian Yang Diperlukan Analis Sistem
1. Pemahaman terhadap teknik pengolahan data, teknologi komputer dan pemrograman
komputer, yaitu teknologi informatika (hardware dan software), teknologi komunikasi data,
bahasa-bahasa komputer, system operasi, utilities dan paket-paket perangkat luank lainnya.
2. Pemahaman terhadap bisnis secara umum, Pengetahuan tentang bisnis meliputi akuntansi
keuangan, akuntansi biaya, akuntansi manajemen, sistem pengendalian manajemen,
pemasaran, produksi, manajemen personalia, keuangan, tingkah laku organisasi, kebijaksanaan
perusahaan dan aspek-aspek lainnya.
3. Keahlian dalam pemecahan masalah, Analisis sistem harus mempunyai kemampuan untuk
meletakkan permasalahan-permasalahan komplek yang dihadapi oleh bisnis, memecah-mecah
masalah tersebut kedalam bagian-bagiannya, menganalisisnya kemudian harus dapat
merangkainya kembali menjadi suatu sistem yang dapat mengatasi permasalahan terebut.
4. Keahlian dalam komunikasi antarpersonel, Analisis harus memepunyai kemampuan untuk
mengadakan komunikasi baik secara lisan maupun secara tertulis. Keahlian ini diperlukan di

dalam wawancara, presentasi, rapat dan pembuatan laporan-laporan.


5. Memahami metodologi pengembangan system informasi.
2.3.2. Team Pengembangan Sistem
Team pengembangan sistem secara umum dapat terdiri dari personil-personil sebagai berikut:
1. Manejer analisis system (manager of system analysis)
Disebut juga sebagai koordinator proyek dan mempunyai tugas dan tanggung jawab sebagai
berikut:
Sebagai ketua / koordinator team pengembangan sistem
Mengarahkan, mengontrol dan mengatur anggota team pengembangan sistem yang lainnya.
Membuat jadual pelaksanaan proyek pengembangan sistem yang akan dilakukan.
Bertanggung jawab dalam mendefinisikan masalah, studi kelayakan, desain sistem dan
penerapannya.
Memberikan rekomendasi-rekomendasi perbaikan sistem.
Mewakili team untuk berhubungan dengan pemakai sistem dalam hal perundinganperundingan dan pemberian nasihat kepada manajemen dan pemakai system.
Membuat laporan-laporan kemajuan proyek.
Mengkaji ulang dan memeriksa kembali hasil kerja dari team.
2. Ketua analis system (lead system analyst)
Biasanya menjabat sebagai wakil dari manajer analis sistem. Tugasnya adalah membantu tugas
dari manajer analist sistem dan mewakilinya bila manajer analist sistem berhalangan.
3. Analist sistem senior (senior system analyst)
Merupakan analist sistem yang sudah berpengalaman.
4. Analist system (System analist)
Merupakan analist sistem yang cukup berpengalaman dan dapat bekerja sendiri tanpa
bimbingan dari analist sistem senior.
5. Analist system junior ( junior system analist)
Merupakan analist sistem yang belum berpengalaman dan masih membutuhkan bimbingan dari
analist sistem yang lebih senior. Analist syistem junior ini juga sering disebut dengan analist
syistem yang masih dilatih.
6. Pemrogram aplikasi senior ( senior applications programmer)
Merupakan program komputer yang sudah berpengalaman dengan tugas merancang spesifikasi
dari program aplikasi dan mengkoordinasi kerja dari pemrogram yang lainnya.
7. Pemrogram aplikasi (applicarions programmer)
Merupakan pemrogram komputer yang cukup berpengalaman dan dapat melakukan tugasnya
tanpa harus bimbingan secara langsung lagi.
8. Pemrogram aplikasi junior (junior applications programmer)
Merupakan pemrogram komputer yang belum berpengalaman dan masih dibawah bimbingan
dari pemrogram yang lebih senior.
Latihan:
1. Apa yang dimaksud dengan pengembangan system informasi?
2. Gambarkan dan Jelaskan Siklus Hidup Sistem Informasi.
3. Sebutkan dan jelaskan mengapa system yang lama perlu diperbaiki?
4. Jelaskan istilah PIECES?
5. Sebutkan dan jelaskan langkah langkah dalam SDLC?

Anda mungkin juga menyukai