AKUNTANSI
Disusun oleh :
Kelompok 5
1.Pertimbangan ukuran
2.Populasi Target
3.Kerangka sampel (Sample Frame)
4.Metode Pemilihan Sampel
Daftar Isi
1. Pengertian Populasi ..................................................................................................... 4
2. Sampel ........................................................................................................................ 4
6. Ukuran Sampel............................................................................................................ 9
Kesimpulan .......................................................................................................................27
2. Sampel
Sampel adalah sebagian dari subjek dalam populasi yang diteliti, yang sudah tentu
mampu secara representatif dapat mewakili populasinya. Menurut Sugiyono, sampel
adalah bagian atau jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Apabila
populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi,
karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti akan mengambil sampel dari
populasi tersebut. Untuk itu, apa yang dipelajari dari sampel tersebut, kesimpulannya
akan diberlakukan untuk populasi. Dan sampel yang diambil dari populasi harus betul-
betul representatif.
Ada empat parameter yang bisa dianggap menentukan sampel representatif
(sampel yang benar-benar mencerminkan populasinya), yaitu:
1. Variabilitas populasi
Variabilitas populasi merupakan hal yang sudah “given”, artinya peneliti harus
menerima sebagaimana adanya, dan tidak dapat mengatur atau memanipulasinya.
2. Besar sampel
Makin besar sampel yang diambil akan semakin besar atau tinggi taraf
representativeness sampel tersebut.
3. Teknik penentuan sampel
Makin tinggi tingkat rambang dalam penentuan sampel, akan semakin tinggi pula
tingkat representativeness sampel.
4. Kecermatan memasukkan ciri-ciri populasi dan sampel
Semakin lengkap ciri-ciri populasinya yang dimasukkan ke dalam sampel, akan
semakin tinggi tingkat reprentativeness sampel.
Ada tiga keuntungan utama pengambilan sampel, yaitu:
1. Biaya lebih rendah
2. Pengumpulan data lebih cepat
3. Hal ini mungkin untuk memastikan keseragaman dan untuk meningkatkan akurasi
dan kualitas data karena kumpulan data lebih kecil.
6. Ukuran Sampel
Berdasarkan atas pertimbangan penentuan ukuran sampel. Peneliti dapat menentukan
sampel yang dapat dipandang representative mewakili populasi. Makin besar jumlah
sampel mengikuti populasi, maka peluang kesalahan generalisasi semakin kecil dan
sebaliknya makin kecil jumlah sampel menjauhi populasi maka semakin besar kesalahan
generalisasi. Jumlah sampel yang dipandang representative mewakili populasi tergantung
pada tingkat presisi yang dikehendaki. Semakin tinggi presisi yang dikehendaki, semakin
kecil tingkat kesalahan yang harus ditentukan.
1. Pertimbangan
Ketepatan jenis dan jumlah anggota sampel yang diambil akan sangat
mempengaruhi keterwakilan (representativeness) sampel terhadap populasi.
Keterwakilan populasi akan sangat menentukan kebenaran kesimpulan dari penelitian.
Semakin besar ukuran sampel akan mewakili populasi. Biasanya para peneliti ingin
bekerja dengan sampel sekecil mungkin, karena semakin besar jumlah sampel yang
digunakan maka akan semakin besar pula biaya yang akan dikeluarkan.
2. Kebutuhan Sampel Besar
1) Jika terdapat sejumlah variable yang tidak bisa dikontrol
Dalam variable yang tidak dapat dikontrol, para peneliti mengatasinya dengan
sampel besar.
2) Jika dalam penelitian terantisipasi adanya hubungan atau perbedaan yang
kecil
Adanya perbedaan atau hubungan yang kecil bisa terabaikan jika ukuran
sampelnya kecil. Dengan menggunakan sampel besar, perbedaan atau hubungan-
hubungan yang kecil dapat terukur kebermaknaannya (signifikansinya).
3) Jika dalam penelitian dibentuk kelompok-kelompok kecil
Dalam beberapa penelitian eksperimental, juga menguji perbedaan pengaruh
satu atau lebih perlakuan tersebut terhadap beberapa kelompok yang berbeda.
4) Menghindari penyusutan
Dalam proses penelitian sering terjadi penyusutan jumlah sampel. Makin
panjang masa penelitian berlangsung kemungkinan terjadinya penyusutan jumlah
sampel semakin besar.
5) Jika diharapkan syarat-syarat keabsahan secara statistic dipenuhi
Dalam analisis statistic pengujian instrument dan hipotesis dituntut tingkat
kepercayaan minimal 95% atau alpha 5%, tetapi lebih baik kepercayaan 99% atau
alpha 1%.
6) Jika dalam penelitian dihadapkan pada populasi yang sangat heterogen
Dalam penelitian diharapkan populasi yang heterogen sehingga sampel acak
yang sederhana dapat segera ditemukan.
7) Jika reliabilitas dari variable bebas tidak terjamin
Hal ini dikarenakan karakteristik variable itu sendiri. Untuk mengurangi
dampak reliabilitas yang rendah dari variable tersebut diperlukan sampel
berukuran besar.
Penelitian dilakukan untuk menganalisis suatu hal sehingga dapat diketahui kelebihan
dan kekurangan hal tersebut atau menemukan hal baru yang lebih efektif. Secara kompleks
penelitian merupakan aktifitas pengumpulan fakta, bukti atau hasil secara sistematis dalam
rangka untuk menemukan, mengembangkan atau menguji pengetahuan tentang fenomena ala
maupun social. Penelitian memiliki fungsi yang beasr bagi perkembangan ilmu pengetahuan.
Oleh karena itu, hasil-hasil penelitian sebaiknya dapat diketahui oleh seluruh masyarakat.
Penelitian bertujuan menemukan jawaban atas pertanyaan melalui aplikasi prosedur
ilmiah. Prosedur ini dikembangkan untuk meningkatkan taraf kemungkinan yang paling
relevan dengan pertanyaan serta menghindari adanya bias. Sebab, penelitian ilmiah pada
dasarnya merupakan usaha memperkeil interval dugaan peneliti melalui pengumpulan dan
penganalisaan data atau informasi yang diperolehnya.
Dalam penelitian, salah satu bagian dalam langkah-langkah penelitian adalah
menentukan populasi dan sampel penelitian penelitian. Seorang peneliti dapat menganalisis
data keseluruhan objek yang diteliti sebagai kumpulan atau komunitas tertentu. Namun,
seorang peneliti juga dapat mengidentifikasi sifat-sifat suatu kumpulan yang menjadi obejek
penelitian hanya dengan mengamati dan mempelajari sebagian dari kumpulan tersebut.
Secara umum sampel penelitian adalah bagian dari populasi yang memiliki
karakteristik populasi dalam penelitian. Dalam sebuah penelitian baik itu skripsi, tesis
maupun desertasi keberadaan sampel memiliki peran yang sangat vital. Hal ini dikarenakan
sampel penelitian dijadikan sebagai sumber pengambilan data baik itu secara kuantitatif
maupun kualitatif.
Jumlah populasi yang terbatas memungkinkan peneliti dapat menggunakan sensus,
akan tetapi pada populasi yang sangat banyak, maka dapat dilakukan sampling untuk efisiensi
tenaga, waktu dan biaya. Teknik sampling sangatlah diperlukan dalam sebuah penelitian
karena hal ini digunakan untuk menentukan siapa saja anggota dari populasi yang hendak
dijadikan sampel. Teknik sampling haruslah secara jelas tergambarkan dalam rencana
penelitian sehingga tidak membingungkan ketika terjun di lapangan. Untuk menghindari
kesalahan sampel perlu menggunakan Teknik sampling yang tepat.
Dalam penelitian terdapat berbagai Teknik sampling untuk menentukan sampel yang
akan digunakan dalam penelitian. Tekik sampling pada dasarnya dapat dibedakan menjadi
dua, yaitu probability sampling dan non probability sampling. Probability sampling
memberikan kesempatan yang sama pada setiap unsur untuk dipilih, sedangkan non
probability sampling tidak memberikan kesempatan yang sama untuk dipilih. Probability
sampling terdiri atas simple random sampling, stratified random sampling, cluster sampling
dan stratified cluster sampling. Sedangkan nn probability sampling terdiri atas purposive
sampling, quota sampling dan accidental sampling.
Menetukan ukuran sampel merupakan bagian dari tekik sampling, di mana umlah
anggota sampel yang dinyatakan dengan ukuran sampel. Jumlah sampel yang 100% mewakili
populasi adalah sama dengan populasi, maka peluang kesalahan generalisasi semakin kecil
dan sebaliknya makin kecil jumlah sampel menjauhi populasi, maka semakin besar kesalahan
generalisasi.
Pengambilan sampel harus tepat dan benar, karena hal ini memiliki pengaruh yang
besar dalam keberhasian proses penelitian. Karenanya dalam menentukan populasi dan
sampel penelitian, haruslah sesuai dengan langkah-langkah yang ditentukan serta tepat dan
efisien. Oleh karenanya, dalam menentukan populasi dan sampel peneliti hendaklah
memperhatikan hal-hal yang memang ekaitan dengan populasi dan sampel sehingga
didapatkan yang tepat.
1. Probability/Random Sampling
Sampel probabilitas mengandung arti bahwa setiap sapel yang dipilih bedasarkan
prosedur seleksi dan memiliki peluang yang sama untuk dipilih, dimana terdapat lima
jenis desain sampel probabilitas, yaitu:
A. Sampel Random Sederhana (Simple Random Sampling)
Sampel random sederhana adalah desai pemilihan sampel yang paling
sederhana dan mudah. Prinsip pemilihan pada sampel ini yaitu dengan memilih setiap
elemen dalam populasi, yang mempunyai kesempatan yang sama untuk dipilih
(Kuncoro, 2009). Lalu, menurut Jogianto (2013: 95), pengambilan sampel dengan cara
ini dilakukan dengan mengambil langsung dari populasinya secara random/acak.
Secara random dapat dilihat di tabel angka random melalui program computer seperti
Excel. Menurut Davis E Cosenza (1993: 227-231), berikut prosedur pemilihan random
sederhana:
1. Menentukan populasi penelitian dan dapatkan unit pemilihan sampel,
2. Menentukan besar sampel yang dikehendaki,
3. Mengambil sampel secara acak dari unit pemilihan sampel,
4. Ulangi proses ketiga sampai dengan jumlah sampel sama dengan besar sampel
yang dikehendaki
Menurut Rahyuda (2008: 48-49), beberapa teknik sampling acak sederhana dengan
cara undian & dengan tabel bilangan random, berikut uraiannya:
1. Cara Undian, angka populasi disusun pada daftar kerangka sampling, tiap nomor
anggota sampling ditulis di secarik kertas, lalu digulung dan kemudian ke dalam
kotak lalu dikocok setelah itu diambil acak. Kelemahannya jika terdapat anggota
populasi begitu besar karena menyulitkan dalam menggulung kertas.
2. Mengundi dengan Tabel Bilangan, dimana terdpat tabel angka random dengan
angka 0-9. Cara penggunaanya, yaitu pastikan jumlah digit anggota populasi, lalu
tentukan cara pengambilan dari tabel bilangan random apakah kiri ke kanan atau
atas ke bawah.
3. Berusaha sedapat mungkin dengan peluang yang sama bagi setiap anggota populasi
untuk diikut sertakan dalam sampel tetap dipertahankan.
Terdapat beberapa kelebihan dan kelemahan dari pemilihan random sederhana yaitu
sebagai berikut (Kuncoro, 2009: 127) :
a. Kelebihan:
1) Prosedur pemilihan sampel sangat mudah
2) Unit pemilihan sampel hanya satu macam
3) Kesalahan klasifikasi dapat dihindarkan
4) Cukup dengan gambaran garis besar dari populasi
5) Merupakan desain sampel yang paling sederhana & mudah
b. Kelemahan:
i. Gambaran umum populasi yang mungkin sudah diketahui peneliti
ii. Tingkat ketelitian dan kecermatan penelitian yang lebih rendah
B. Sampel Sistematis
Dalam pemilihan sampel sistematis , seluruh elemen yang ada pada unit
pemilihan sampel diberi nomer urut mulai dari nomor 1. Jika N adalah jumlah
populasi sementara n adalah jumlah sampel, maka peneliti akan memilih setiap elemen
yang berbeda nomor b untuk sampel. Terdapat beberapa kelebihan dan kelemahan dari
sampel ini (Kuncoro, 2009: 131), yaitu:
a. Kelebihan:
1) Jika nomor urut disusun berdasarkan kriteria tertentu, elemen yang terpilih
menjadi sampel secara otomatis sudah mewakili setiap strata yang ada pada
populasi.
2) Prosedur pemilihan sampel sangat mudah
3) Unit pemilihan sampel hanya 1 macam
4) Kesalahan klasifikasi dapat dihindarkan
b. Kelemahan:
Jika nomor urut elemen berdasarkan lokasi atau variable lain yang tidak ada
hubungannya dengan kriteria stratifikasi penelitian dengan sampel yang sama akan
mempunyai tingkat akurasi yang lebih rendah.
C. Sampel Stratifikasi (Stratified Sampling)
Dalam pengambilan Sampel Stratifikasi dilakukan dengan membagi populasi
menjadi beberapa sub-populasi atau strata dan kemudian pengambilan sampel random
sederhana dapat dilakukan di dalm masing-masing strata. Sehubungan dengan proporsi
jumlah sampel yang diambil dengan jumlah elemen pada setiap unit sampel, pemilihan
random stratifikasi ini dapat dibagi menjadi 2 macam, yaitu:
a. Sampel Stratifikasi Proposional
Dalam pemilihan sampel ini banyak sampel akan proposional dengan jumlah
elemen setiap unit pemilihan sampel. Dimana kelebihannya adalaha dengan
digunakannya jumlah sampel yang proposional dengan jumlah populasi pada
masing-masing strata, sampel secara keseluruhan akan mampu mewakili populasi
yang ada dengan baik. Kelemahannya adalah diperlukan informasi yang cukup
banyak sehingga peneliti dapat menentukan proporsi yang benar untuk masing-
masing strata.
b. Sampel Stratifikasi Non Proposional
Dalam pemilihan sampel ini, banyaknya sampel tidak proposional dengan
jumlah elemen setiap unit pemilihan sampel karena beberapa pertimbangan khusus.
Ada dua macam pemilihan sampelnya, yaitu alokasi optimal (jumlah sampel yang
tidak proposional karena perbedaan homogeitas elemen pada tiap unit sampel) dan
sampel tak sepadan (jumlah sampel yang tidak proposional dengan jumlah elemen
setiap unit pemilihan sampel karena adanya berbagai macam syarat).
D. Sampel Kluster (Cluster Sampling)
Pengambilan sampel ini dilakukan dengan cara membagi populasi menjadi
beberapa grup bagian. Grup bagian ini disebut cluster. Kemudian tiap-tiap cluster
dipilih secara random dan item yang terpilih adalah sampelnya. Alasan penggunaan
sampel kluster adalah ada kebutuhan efisiensi ekonomis yang tidak bisa diperoleh
penelitijika menggunakan sampel random sederhana. Kelemahan sampel ini adalah
efisiensi statistic yang lebih rendah dibanding dengan sampel random sederhana
karena kluster bisanya homogen. Namun, efisiensi ekonomis sampel kluster dapat
mengatasi kelemahan ini. (Kuncoro, 2009: 134).
Jenis sampel kluster yang sering digunakan adalah sampel area, karena metode
ini dapat mengatasi masalah tingginya biaya pengambilan sampel dan tidak
tersedianya kerangka sampel yang praktis untuk elemen tertentu.
E. Sampel Daerah Multitahap
Pengambilan sampel ini dilakukan dengan cara melibatkan penggunaan
kombinasi teknik sampel probabilitas yang telah dibahas pada bagian terdahulu
(Kuncoro, 2009: 134). Double sampling atau sequentiell sampling atau multiphase
sampling adalah metode sampling yang mengumpulkan sampel dengan dasar sampel
yang ada dan dari informasi yang diperoleh digunakan untuk mengambil sampel
berikutnya.