Anda di halaman 1dari 8

MODUL

PENGEMBANGAN SOFT SKILL MAHASISWA


UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

EMPATI

UNIT PELAKSANA TEKNIS


LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2020
A. TUJUAN PEMBELAJARAN UMUM
Setelah mempelajari modul diharapkan mahasiswa dapat memahami hakekat empati
dan merumuskan pembelajaran empati
B. TUJUAN PEMBELAJARAN KHUSUS
Secara khusus diharapkan mahasiswa dapat:
1. Mengidentifikasi pentingnya empati.
2. Menyakini empati mengembangan sikap simpati dan relasi sosial yang manusiawi.
3. Merumuskan rancangan pembelajaran empati.
4. Mengembangkan instrumen pengukuhan sikap simpati dalam keseharian
C. RUANG LINGKUP MATERI
1. Hakekat empati.
2. Aspek-aspek empati.
3. Dimensi-dimensi empati
4. Pengembangan kepedulian dan perhatian terhadap orang lain.
D. REFERENSI

1. Hanbook of Psychological Skills Training, William O’Donohue & Leonard Krasner


(editor), 1955, Boston : Allyn and Bacon

2. People Skills, how to assert yourself, listen to other and resolve conflicts, Robert
Bolton, 2000, Australia : Simon & Schuster

3. Social Problem, james Wiliam Coleman & Daniel R. Cressey, 1984, New York:
Harper & Row Publisher

4. Frendly Kids Friendly Classrooms, teaching Social Skills and Confidance in the
Classroom, Helen Mc Grath & Shona Francey, 1992, Melbourne : Longman Cheshire

5. Child Psychology, Ross vasta, Marshall m. Haith & Scott A. Miller, 1992, New
York : John Wiley & Sons, INC

6. Belajar : Harta karun Didalamnya, W.P. Napitulu (penerjemah), 1999, UNESCO-


Komisi Nasional Indonesai untuk UNINESCO

7. KHA dan UU No 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak

8. PEACE BUILDING MATERIALS dari Membangun budaya damai (Buku fasilitator


dan Peserta), Pendidikan damai-Aceh dan Panduan HAM UNESCO
9. The Counseling Experience, A Theoritical and Practice Approach, Cavanagh Michael
E., 1982, Monterey Californis : Brooks Cole Publishing Company

10. Nugraha, D., Apriliya, S., & Veronicha, R. K. (2017). Kemampuan Empati Anak Usia
Dini. Jurnal PAUD Agapedia, Vol.1 No.1, 30-39.

E. MATERI (KONSEP & TIPS AND TRICK)


Konsep Empati
Sebagai makhluk sosial setiap orang akan akan melakukan interaksi sosial untuk
memenuhi kebutuhannya. Salah satu faktor yang menjadi dasar dari suksesnya interaksi
sosial adalah empati, karena hubungan sosial antara seseorang dengan orang lain akan
hamonis manakala kita memahami orang lain. Kemampuan berempati menjadi kunci
dalam keberhasilan bergaul dan bersosialisasi di masyarakat. Banyak orang tidak dapat
memahami orang lain karena mereka memberikan respon dengan cara berfikir dan
berperasaan berbeda. Jika ingin memahami apa yang terjadi pada seseorang kita harus
memikirkan dan merasakan apa yang difikirkan dan dirasakan oleh orang tersebut.
Seseorang dapat diterima oleh orang lain jika ia mampu memahami perasaan orang lain
dan memberikan perlakuan yang semestinya sesuai dengan harapan orang terebut.
Kemampuan empati perlu dikembangkan oleh setiap individu agar dapat menyesuaikan
diri dengan lingkungannya.
Merasakan apa yang dirasakan dan memikirkan apa yang difikirkan oleh orang lain
adalah empati. Empati dalam Bahasa Inggris berasal dari bahasa Yunani “empatheia”
yang berarti ikut merasakan. Goleman (dalam Nugraha, Apriliya, & Veronicha, 2017)
mengatakan bahwa empati adalah kemampuan untuk memahami perasaan dan masalah
orang lain, berpikir pada sudut pandang mereka, serta menghargai perbedaan perasaan
orang lain tentang berbagai hal. Individu yang memiliki kemampuan empati akan
menunjukkan sikap toleransi, kasih sayang, memahami kebutuhan orang lain, mau
membantu orang lain, pengertian, peduli, dan mampu mengendalikan amarahnya
[ CITATION Dad17 \l 1033 ] . Dengan kata lain empati adalah upaya seseorang untuk masuk
pada dunia orang lain. Dengan mencoba merasakan atau menghayati apa yang dirasakan
oleh seseorang kita akan memahami kenapa seseorang menunjukkan perilaku tertentu.
Pada saat kita mengunjungi orang yang sakit di rumah sakit, coba banyangkan apa yang
kita rasakan jika kita yang terbaring sakit dan berada dirumah sakit. Kita berharap untuk
segera cepat sembuh, sehingga sangatlah bijaksana kalau kita mendoakan si sakit agar
cepat sembut. Membayangkan jika diri kita sendiri yang sakit adalah empati.
Empati dari sisi fikiran adalah memahami latar belakang atau pola berfikir
seseorang. Empati dalam konteks perasaan adalah perasaan iba, belas kasihan, dan kasih
sayang atas penderitaan orang lain; perasaan bahagia, senang, bersyukur atas kebahagiaan
orang lain; perasaan giris dan mencekam atas perasaan takut, cemas dan was-was yang
dirasakan oleh orang lain; perasaan tidak nyaman atas perasaan jengkel, kesal dan marah
yang dirasakan oleh orang lain; perasaan terpesona atas perasaan jatuh cinta yang
dirasakan oleh seseorang ( Cavanagh, 1982)
Dengan empati kita dapat memahami reaksi emosional psikologis yang mungkin
ditampilkan sehingga kita dapat memperlakukan seseorang secara tepat. Dengan kata lain
dengan empati kita dapat memperlakukan seseorang secara manusiawi. “Perlakukan orang
lain sebagaimana kita ingin diperlakukan”
Berikut adalah aspek-aspek empati yang harus dimiliki oleh setiap individu.
1. Peduli
Peduli merupakan tindakan yang didasarkan pada perasaan yang ditujukan
terhadap masalah yang sedang dihadapi oleh orang lain. Menurut Kamus Besar
Bahasa Indonesia, peduli diartikan sebagai memperhatikan, menghiraukan, atau
mencampuri perkara [ CITATION Dad17 \l 1033 ] . Orang yang peduli selalu
mengutamakan kebutuhan dan perasaan orang lain dibandingkan kepentingannya
sendiri. Orang yang peduli tidak akan menyakiti perasaan orang lain tetapi berusaha
untuk berbuat baik, membantu orang lain, selalu menghargai, dan membuat orang
lain senang.
2. Toleransi
Toleransi adalah suatu sikap saling menghargai antar individu atau antar
kelompok dengan memberikan kebebasan dan memandang perbedaan sebagai suatu
hak asasi manusia. Toleransi dalam bahasa Arab adalah tasamuh yang artinya maaf
atau lapang dada. Orang yang berlapang dada akan senantiasa menerima apa yang
didapatkannya, tidak mengeluh, dan menghargai orang lain. Sikap toleransi dapat
dilihat dari tindakan individu yang memandang bahwa individu itu sama, meminta
maaf apabila berbuat kesalahan dan memaafkan kesalahan orang lain.
3. Tenggang Rasa
Tenggang rasa adalah sikap menghormati dan menghargai perasaan orang lain
dan menempatkan diri pada situasi yang dialami orang lain sehingga dapat ikut
merasakannya. Tenggang rasa merupakan sinonim dari “tepa sarira” yang memiliki
arti “coba rasakan dan pikirkan bila itu terjadi pada dirimu, maka segeralah untuk
menolong” (Setiawati, dkk. Dalam Utami, 2014, hlm. 16). Dengan tenggang rasa
orang lain tidak merasa tersinggung. Individu yang memiliki perilaku tenggang rasa
dapat bersosialisasi dan menjalankan kodratnya sebagai makhluk sosial, dapat
menempatkan diri pada lingkungan yang baik sehingga tercipta suasana yang
harmonis, rukun, selaras, dan seimbang. Perilaku tenggang rasa dapat dilihat dari
sikap anak mampu menghargai pendapat temannya dan mampu menghargai hasil
karya temannya.
Tips and Trick Mengembangkan Empati
Bagaimana cara mengembangkan rasa empati dalam diri? Berikut adalah dimensi-
dimensi yang perlu dimiliki agar dapat membangun empati.

1. Pemenuhan kebutuhan, upaya yang dilakukan dalam memenuhi kebutuhan


membuat seseorang dapat merasakan apa yang terjadi pada orang lain manakala
kebutuhannya tidak dapat terpenuhi. Individu yang mampu memenuhi
kebutuhannya tanpa kerja keras akan kesulitan menghayati apa artinya tidak
memiliki apa-apa.
2. Memberi dan menerima, memberi pada dasarnya merupakan ekspresi dari cinta
dan kasih sayang. Menerima merupakan eskpresi dari keterlibatan. Individu
yang mampu memberi dan menerima akan dapat melihat apa yang dirasakan
oleh seseorang dalam konteks yang positif sehingga dapat melihat persoalan
secara objektif dari sudut pandang orang yang mengalami.
3. Merasa bebas, perasaan bebas membuat diri tidak terikat dalam membuat
sebuah keputusan. Seseorang yang merasa bebas akan lebih mudah memahami
fikiran dan perasaan orang lain, karena tidak ada halangan yang dapat
menimbulkan penolakan terhadap perasaan yang dirasakan oleh seseorang.
4. Memiliki harapan, harapan membuat manusia tetap hidup. Seseorang yang
memiliki harapan akan mampu melihat persoalan yang dihadapi orang lain
dalam dimensi yang luas.
5. Memiliki tujuan yang jelas dalam kehidupan, banyak orang yang tidak
menyadari dibutuhkan tujuan yang jelas dalam kehidupan. Empati tumbuh
dengan baik manakala seseorang tahu apa yang diinginkannya dalam kehidupan,
sehingga juga dapat menghayati apa yang dibutuhakn seseorang dalam
kehidupan.
6. Perhatian terhadap orang lain, kesadaran bahwa kita hidup dan menjalani
kehidupan ditengah-tengah orang lain. Jika kita mampu memberikan perhatian
pada oranglain tidak hanya mementingkan diri sendiri, kita akan dapat
berempati pada orang lain.
Apa yang anda harapkan dilakukan oleh teman anda pada anda pada saat sedang
berbincang-bincang? Berikut langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk menunjukkan
anda memberikan perhatian dan minat terhadap orang lain.
1. Mendengarkan dan mengajukan pertanyaan yang baik. Mendengarkan berarti
mendengar dengan penuh perhatian, sehingga dapat menangkap isi
pembicaraan. Penuh perhatian berarti fokus fikiran hanya pada teman yang ada
didepan. Pandang matanya dan berikan respon yang akan mendorong teman
anda untuk terus bicara. Mengajukan pertanyaan dengan baik adalah pertanyaan
yang berhubungan dengan apa yang dibicarakan, lugas dan singkat, terbuka,
serta tidak bersifat menyangka.
2. Menyatakan minat terhadap suatu cerita, menceritakan sesuatu pada seseorang
secara menyenangkan, menunjukkan kita ingin berbagi. Berbagi membuat orang
lain merasa kita membutuhkannya dan menganggap sebagai teman. Perasaan
berteman akan membuat kita lebih mudah memahami apa yang dirasakan orang
lain.
3. Menunjukkan minat pada pembicaraan, seseorang akan merasa sangat dihargai
dan dipahami apabila kita menunjukkan minat pada pembicaraannya.
F. STRATEGI PEMBELAJARAN
Tujuan
Setelah mengikuti pembelajaran diharapkan mahasiswa dapat memahami pengertian
empati dan bersikap empati terhadap orang lain.
Secara khusus diharapkan mahasiswa dapat:
1. Mendefinisikan hakekat empati.
2. Meyakini setiap orang harus memiliki empati terhadap orang orang.
3. belajar berempati dan bersikap simpati pada saat berinteraksi sosial.
Alat dan Bahan
Gambar berbagai raut atau mimik muka.
Metode
Bermain.

Proses Pembelajaran
1. Pembukaan
a. Mahasiswa diminta memperhatikan gambar berbagai raut wajah-mimik muka

b. Mengidentifikasi kondisi atau perasaan yang ditunjukkan.


c. Mengelaborasi kenapa perasaan tersebut kita rasakan.
2. Eksplorasi Empati
a. Mahasiswa diminta untuk berpasangan, setiap pasangan diminta untuk
memilih siapa membantu dengan memberi instruksi dan siapa yang dibantu
karena matanya akan ditutup.
b. Sampaikan pada para mahasiswa mereka harus mencapai kursi yang sudah
disediakan, Ada beberapa rintangan yang harus dilalui hingga dapat mencapai
kursi masing-masing. Sebelum matanya ditutup setiap pasangan boleh
melakukan orientasi terhadap “medan” yang akan dilalui.
c. Mahasiswa yang tidak ditutup mata diminta untuk memberikan instruksi/
petunjuk yang dapat membuat pasangannya melangkah dan berjalan serta
melampau rintangan sehingga sampai ditujuan yang ditetapkan. Siswa yang
tidak ditutup mata harus dapat menjamin temannya tidak celaka. Siswa yang
matanya ditutup harus mempercayai pasangannya.
d. Setiap pasangan mencoba melakukan permainan tutup mata.
e. mahasiswa bersama-sama mengelaborasi perasaan dan pengalaman
mahasiswa selama bermain.
f. Berdasarkan pengalaman mahasiswa memberi pengukuhan:
1) Kita dapat membantu orang lain jika kita tahu apa yang dirasakan oleh
orang lain.
2) Kita dapat mengikuti perintah dengan baik jika kita dapat berprasangka
baik dan mempercayai orang lain.
3) Merasakan apa yang dirasakan oleh orang lain membuat kita bertindak
lebih hati-hati dan bijaksana.
4) Saling memahami dan mempercayai membuat kita dapat mencapai tujuan
bersama tanpa mengalami permasalahan dan menimbulkan konflik.
G. EVALUSI (WORK SHEET)
1. Mintalah mahasiswa untuk berpasangan atau membuat kelompok maksimal 4 orang
kemudian mintalah mahasiswa berdialog atau mengobrol dengan tema apapun. Amati
apakah mahasiswa dapat:
a. mendengarkan dan mengajukan pertanyaan;
b. menunjukkan minat dan perhatian;
c. memberi pertolongan dengan ikhlas.
2. Buat catatan para mahasiswa yang memerlukan dukungan atau bantuan.

Anda mungkin juga menyukai