MATERI 1
RUMUSAN MASALAH DAN JUDUL PENELITIAN
1. Identifikasi masalah
Identifikasi masalah adalah langkah pertama yang dapat dilakukan untuk
merumuskan masalah. Identifikasi masalah dapat dilakukan dengan:
a. Melihat kondisi pertanian langsung di lapang: dengan melihat kondisi
langsung dilapang dapat mengetahui secara langsung permasalahan pertanian
yang ada mulai dari persiapan penanaman sampai panen bahkan pasca panen.
Sehingga bisa dibandingkan antara fakta dan teori atau harapan-harapan yang
akan datang maupun antara fakta dengan kondisi yang seharusnya (normative),
sehingga terjadi disparitas (gap) yang dapat dikembangkan sebagai obyek
penelitian.
Contoh: Kondisi di lapang tren masyarakat menyukai mentimun baby. Mentimun
dipanen pada umur muda saat ukuran buah belum optimal (misal: panjang 8-10
cm diameter 2-3 cm). Kualitas mentimun bergeser dari besar mejadi kecil tetapi
banyak. Hal tersebut dapat memberi wacana pada calon peneliti bahwa bagaimana
menambah jumlah bunga agar jumlah buah yang dipanen bisa lebih banyak.
Misalnya bisa dilakukan dengan pemberian ZPT atau melakukan pemangkasan.
b. Membaca Pustaka: dengan membaca pustaka berupa jurnal penelitian, surat
kabar, maupun skripsi yang ada dapat mengetahui permasalahan yang ada pada
bidang pertanian.
Contohnya: Pada jurnal penelitian atau skripsi di bab saran ditulis Diperlukan
penelitian lebih lanjut alelopat larutan daun pinus pada gulma jenis lain Maka
dapat dilakukan penelitian lanjutan tentang topik tersebut.
Di Surat kabar dimuat tentang Indonesia swasembada kedelai 2016. Hal tersebut
dapat memberi wacana bagi calon peneliti bagaimana meningkatkan produktivitas
kedelai atau budidaya kedelai dilahan marginal seperti lahan salin.
c. Mengikuti Seminar dan Pertemuan Ilmiah: dengan mengikuti seminar dapat
memberi wacana pada calon peneliti permasalahan pada bidang pertanian.
Setelah melakukan identifikasi rmasalah yang ada, lalu dibuat rumusan masalah.
Rumusan masalah sebaiknya:
-
mempunyai
fungsi
MATERI 2
PENDAHULUAN
Subbab pada bab pendahuluan proposal penelitian terdiri dari:
1. Latar Belakang, berisi tentang penjelasan mengapa penelitian tersebut perlu/
penting/ menarik untuk
pertama dan sangat penting dalam menyusun proposal penelitian. Latar belakang
menjelaskan secara lengkap topic penelitian, masalah penelitian, dan mengapa
melakukan penelitian dengan dilengkapi data data (pustaka) yang mendukung
dan hasil penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan topic tersebut
2. Tujuan penelitian, berisi yang ingin dicapai dari pelaksanaan penelitian.
Tujuan penelitian juga berperan untuk membatasi lingkup penelitian lebih focus
dan terarah. Tujuan penelitian relevan dengan hipotesis.
3. Hipotesis, berisi tentang usulan yang diusulkan oleh peneliti untuk menjawab
rumusan masalah. Hipotesis dirumuskan setelah peneliti mengadakan penelaahan
yang mendalam terhadap berbagai sumber untuk menentukan anggapan dasar.
Persyaratan untuk membuat hipotesis yang baik adalah:
1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kentang (Solanum tuberosum L.) ialah salah satu komoditas potensial
sebagai sumber karbohidrat dan mempunyai arti penting pada perekonomian
Indonesia. Terdapat beberapa kendala produksi kentang salah satunya ialah
serangan penyakit busuk lunak yang disebabkan oleh bakteri Erwina corotovora,
terutama ketika masih di lapangan maupun di gudang penyimpanan (Addy, 2007).
Bakteri Erwinia carotovora serangannya dapat menyebabkan perubahan fisik,
fisiologis, dan kimia pada umbi kentang sehingga dapat berdampak terhadap
kuantitas dan kualitas produksi umbi kentang.
Umbi kentang memiliki nisbah protein terhadap karbohidrat lebih tinggi
dibandingkan dengan tanaman serealia atau tanaman umbi-umbian lainnya.
Tanaman kentang memiliki kandungan zat gizi dalam 100 g bahan ialah kalori
347 kal. Protein 0,3 g, lemak 0,1 g, karbohidrat 85,6 g, kalsium 20 mg, fosfor 30
mg, besi 0,5 mg, dan vitamin B 0,04 mg. Sebagai sumber utama karbohidrat,
tanaman kentang memiliki manfaat dalam meningkatkan energi dalam tubuh
manusia (Javandira et al., 2013).
Peningkatan
produktifitas
kentang
sangat
ditunjang
oleh
sistem
tanah tersebut, tanah pertanian harus selalu ditambahkan bahan organik minimal
8-9 ton / ha setiap tahunnya, terutama dalam hal ini pupuk ayam.
Pupuk kandang (ayam) bila diaplikasikan pada tanaman kentang dapat
menghasilkan umbi dengan kandungan pati dan protein paling tinggi, demikian
juga kandungan hara N, P, K, Ca, Mg, dan Zn pada umbi dan batang tanaman
kentang (Islam dan Nahar, 2012). Pemberian pupuk kandang (ayam) yang tepat
serta dalam pengaplikasiannya sesuai dengan prosedur yang ada akan lebih mudah
dalam meningkatkan produksi kentang. Tanaman kentang tergolong jenis tanaman
yang tidak dapat tumbuh di sembarang tempat. Sesuai dengan sifat genetisnya
serta sifat aslinya, syarat tumbuh tanaman kentang pada dasarnya menginginkan
daerah yang memliki topografi tinggi serta udara yang sejuk dan dingin. Kentang
tumbuh dan beradaptasi di daerah-daerah yang beriklim sedang yang kemudian
meluas ke daerah yang beriklim tropis yang memiliki dua musim seperti
Indonesia atau daerah-daerah di sekitar khatulistiwa (Setiadi dan Nurulhuda,
1999).
Salah satu upaya pengendalian yang ramah lingkungan dan berkelanjutan
yaitu dengan memanfaatkan agens hayati bakteri Streptomyces sp, Pseudomnas
fluorescens, dan Trichoderma viride. Agens hayati ini memiliki fungsi dalam
pengendalian pathogen Erwinia. carotovora, Phytophthora infestans, dan
Ralstonia
solanacearum.
Poposal
Penelitian
Muhammad
Farid
keunggulan komparatif yang tinggi, baik untuk pasar dalam negeri maupun luar
negeri. Tanaman pisang mudah dijumpai hampir di seluruh wilayah Indonesia
karena adaptasinya yang baik di berbagai kondisi lingkungan. Mudahnya tanaman
pisang ini untuk tumbuh di berbagai kondisi lingkungan, memungkinkan
munculnya berbagai jenis pisang yang memiliki karakteristiknya sendiri-sendiri.
Faktor lingkungan, iklim, tanah, ketinggian tempat dari permukaan laut dan tinggi
rendahnya permukaan air tanah, mempengaruhi pertumbuhan dan hasil tanaman
buah-buahan, sehingga karakteristik buah pada berbagai wilayah Indonesia bisa
tidak sama.
Di dalam Laporan Tahunan Kementrian Pertanian Indonesia (Anonimousb,
2013) pada tahun 2004-2012, menunjukkan produktivitas pisang meningkat
sekitar 2,89 %. Tetapi nilai ekspor pisang lebih rendah dibandingkan nilai
impornya. Tingginya nilai impor disebabkan oleh produk pisang yang ada di
Indonesia belum bisa menandingi kualitas produk pisang dari negara lain. Industri
pisang dunia tergantung pada hanya satu kelompok varietas pisang, yaitu pisang
ambon hijau yang secara komersial dikenal dengan nama pisang Cavendish yang
karena perlakuan pascapanen warna kulitnya berubah menjadi kuning,. Mulanya
industri pisang bertumpu kepada pisang ambon yang dikenal dengan nama Gross
Michel, tetapi kemudian pisang ini hancur karena terserang Fusarium oxysporum
cubense (FOC) ras I, sehingga sekarang beralih ke pisang Cavendish yang tahan
terhadap FOC ras I, tetapi sementara ini diketahui bahwa Cavendish rentan
terhadap FOC ras IV. Salah satu cara untuk mengatasi masalah tersebut adalah
dengan menanam varietas unggul yang diharapkan memiliki produktivitas tinggi,
kualitas yang baik, umur genjah, toleran terhadap cekaman lingkungan dan tahan
terhadap hama dan penyakit. Untuk menunjang varietas unggul pisang, diperlukan
informasi mengenai karakter dari berbagai jenis pisang yang berbeda.
Di Indonesia terdapat empat kebun raya yang berperan dalam melakukan
konservasi terhadap plasma nutfah di Indonesia, salah satunya adalah Kebun Raya
Purwodadi yang berperan dalam mengkonservasi tumbuhan di daerah dataran
rendah kering, termasuk tanaman pisang. Di kebun raya tersebut terdapat 105
jenis pisang yang telah dikoleksi tetapi belum dilakukan identifikasi secara
menyeluruh terhadap karakternya. Kegiatan karakterisasi pada pisang tidak hanya
berupa identifikasi tetapi juga pengelompokkan genom dan
menganalisis
Penelitian
Pemuliaan Tanaman).
1.1 Tujuan
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengelompokan jenis
pisang berdasarkan genom dan mendapatkan hubungan kekerabatan dari pisang
yang diteliti.
1.2 Hipotesis
1.
2.
MATERI 3
TINJAUAN PUSTAKA
Tinjauan pustaka adalah telaah pustaka dan analisis kritis bahan pustaka
yang dikaji secara mendalam dan bukan sebuah sitasi. Tinjauan pustaka berfungsi
sebagai dasar ilmiah terhadap permasalahan yang akan diteliti. Dasar ilmiah
penting dan harus difahami calon peneliti sebelum melakukan penelitian karena
penelitian yang akan dilakukan adalah penelitian ilmiah bukan sekedar coba-coba
(trial and error). Tinjauan pustaka berisi tentang teori, data pendukung hasil
penelitian yang relevan dengan topik penelitian, metode penelitian yang
digunakan (jika khusus). Teori yang relevan atau mendukung topik penelitian
biasanya didapatkan dari buku buku teks, data pendukung (misalnya: data
produksi, data eksport, data impor, data kebutuhan nasional suatu komoditi, data
luas lahan dll)biasanya dipeoleh dari BPS, Dirjen tanaman terkait, surat kabar,
pidato presiden atau menteri. Hasil penelitian dari laporan penelitian (skripsi, tesis,
disertasi), jurnal dan prosiding. Prinsip dalam memilih pustaka:
1. Keterkaitan (relevansi) maksudnya adalah pustaka yang kita gunakan
adalah pustaka yang terkait dengan topic penelitian kita. Jika penelitian
tentang tanaman yang belum banyak diteliti maka kita bisa menggunakan
pustaka tanaman yang satu family.
2. Kemutakhiran pustaka yang digunakan. Untuk teori teori dasar jika
belum ada perubahan menggunakan buku teks walaupun sudah lama bisa
tetap digunakan, tetapi untuk hasil hasil penelitian sebaiknya menggunkan
jurnal 5 tahun terakhir. Karena suatu bidang penelitian akan berkembang, jika
menggunakan hasil hasil penelitian yang sudah lama dikhawatirkan sudah
berbeda tren, cara maupun metode.
3. Selektif. Pustaka yang digunakan sebaiknya lebih banyak menggunakan
hasil penelitian (jurnal) daripada buku teks. Untuk buku teks jika sama
sebaiknya menggunakan buku edisi terbaru, kecuali teori teori dasar. Jika
mendapatkan pustaka dari blog harus dilihat terlebih dahulu siapa menulisnya
apakah expert dibidang tersebut apa tidak karena tulisan di blog tanpa
reviewer dan siapapun bisa serta boleh menulis apapun di blog.
seperti persaingan cahaya, air, unsur hara, CO2, serangan hama penyakit, serta
memiliki pengaruh saling menguntungkan dalam memenuhi kebutuhan hara.
Sedangkan untuk aspek lingkungan, perlu dipertimbangkan pelestarian hayati agar
tidak terjadi erosi, tetapi membentuk reklamasi lahan ke kondisi yang lebih baik.
Menurut Prasetya (2012), kompos sampah kampus mengandung Nitrogen
0,1-0,6% ; Fosfor 0,1-0,47% ; Kalium 0,8-1,5 %, Kalsium 0,8-1,5% dan C/N rasio
11.Penanaman
dikombinasikan
stroberi
dengan
dengan
pupuk
penambahan
kandang
kompos
kambing
sampah
kampus
diharapkan
mampu
: Agronomi
Penulis
: Jody Moenandir
Tahun
: 2009
Penerbit
: PT Rajagrafindo Persada
Cara menulis pustaka dari buku teks dengan penulis lebih dari satu adalah nama
pertama di balik, untuk nama kedua dan ketiga tetap. Contoh:
Penulis
Judul Buku
Tahun
: 2008
Penerbit
KotaPenerbit : Bogor
Halaman
: 54
Judul
Penulis
Nama Jurnal
Volume
Nomor
Tahun
Halaman
MATERI 3
BAHAN DAN METODE
Pada bab Metode Penelitian berisi tentang: tempat dan waktu pelaksanaan, alat
dan bahan, metode penelitian, pelaksanaan, dan pengamatan dan analisa data.
1. Tempat dan waktu pelaksanaan, berisi tentang lokasi dan waktu penelitian.
Serta menjelaskan deskripsi kondisi lingkungan ( iklim, tanah, dan sebagainya
yang dapat menunjang penelitian).
2. Alat dan Bahan, berisi tentang alat dan bahan yang akan digunakan atau
berhubungan pada penelitian.
3. Metode Penelitian, Sub bab ini mencakup rancangan penelitian, perlakuan,
pelaksanaan, pengamatan.
Jika rancangan percobaan yang digunakan adalah RAK non Faktorial, maka
kombinasi perlakuan ditulis seperti contoh:
Percobaan dirancang menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK)
dengan perlakuan sebagai berikut:
J1 = Jagung manis monokultur dengan jarak tanam 75 x 25 cm
J2 = Jagung manis ditanam bersamaan dengan buncis jarak tanam 75 x 25 cm
J3 = Jagung manis ditanam 10 hari sebelum tanam buncis jarak tanam 75 x 25 cm
J4 = Jagung manis ditanam 20 hari sebelum tanam buncis jarak tanam 73 x 25 cm
J5 = Jagung manis monokultur dengan jarak tanam 90 x 25 cm
J6 = jagung ditanam bersamaan dengan buncis jarak tanam 90 x 25 cm
J7 = jagung ditanam 10 hari sebelum tanam buncis jarak tanam 90 x 25 cm
J8 = jagung ditanam 20 hari sebelum tanam buncis jarak tanam 90 x 25 cm
Pada rancangan tersebut didapat 8 perlakuan kombinasi. Perlakuan kombinasi
tersebut diulang sebanyak 3 kali, sehingga diperoleh 24 petak percobaan dan
masing-masing petak terdiri dari tanaman jagung dan buncis dengan pola tanam
tumpang sari dan monokultur untuk jagung manis. Jarak tanam pada tanaman
baby buncis adalah 40 x 25 cm dan jarak tanam tanaman jagung manis
disesuaikan dengan perlakuan.
Jika rancangan penelitian adalah Rancangan Petak Terbagi maka cara
menulisnya adalah sebagai berikut:
P1
P2
P3
P4
P5
V1
V1P1
V1P2
V1P3
V1P4
V1P5
V2
V2P1
V2P2
V2P3
V2P4
V2P5
menggunakan
percobaan
faktorial
yang
dirancang
dengan
J1
J2
J3
Po
P0J1
P0J2
P0J3
P1
P1J1
P1J2
P1J3
P2
P2J1
P2J2
P2J3
P3
P3J1
P3J2
P3J3
4. Pelaksanaan Penelitian, pada sub bab ini berisi tentang prosedur pelaksanaan
secara terperinci dan lengkap: persiapan media tanam, penanaman,
pemeliharaan (penyulaman, pemupukan, pengairan, pengendalian gulma,
pengendalian hama penyakit, panen)
5. Pengamatan, pada sub bab ini berisi tentang prosedur dan metode
pengambilan data, serta data penunjang yang digunakan.
6. Analisis data, dijelaskan analisis data yang digunakan.
Metode Penelitian
: kontrol
P1
P2
P3
P4
: Mulsa jerami padi dan Rhizobium dengan dosis 5 gr/kg benih kedelai
P5
: Mulsa jerami padi dan Rhizobium dengan dosis 3 gr/kg benih kedelai
3.4 Pelaksanaan Percobaan
3.4.1 Persiapan Lahan
Pengolahan lahan pertama dilakukan pembajakan agar tanah menjadi
3.4.2
Penanaman
Cara penanaman tanaman kedelai yaitu pertama tanah yang tanpa di olah
karena lahan tersebut bekas pertanaman padi ditugal hingga kedalaman 2 3 cm.
jarak tanam yang digunakan sesuai dengan perlakuan yaitu 40 x 20 cm. pada
setiap lubang diisi dengan 2 biji kedelai/lubang. Sebelum di tanam, biji kedelai
diberi Rhizobium dengan dosis sesuai perlakuan.
3.4.3
Pemupukan
3.4.8
LAMPIRAN
V2
V5
V1
V3
U1
V5
V1
V3
V2
V4
T1
50 cm
T0
V3
V4
V1
V5
V2
U2
3,0 m
V2
V5
V1
V4
V3
T1
T0
V1
V3
V4
V2
V5
U3
T1
V3
V2
V5
V4
V1
Skala 1 : 100
0,5 m
Keterangan
To = Diberi Petisida
T1 = Diberi Agens Hayati
V1 = Varietas Granola lembang
V2 = Varietas Granola Kembang
V3 = Varietas Desire
V4 = Varietas DTO 28
V5 = Varietas Nadia
K2P2
K3P1
K1P0
K1P2
K3P0
K0P1
K1P0
K2P2
K2P2
K0P2
K3P1
K3P1
K2P1
K0P0
K1P1
K3P0
K1P1
K0P0
7.5 M7.5 M
K0P1
K0P1
7.5 M
K2P1
K3P2
K2P1
K2P0
K1P1
K3P2
K1P1
K3P1
K2P0
K3P0
K0P0
K1P2
50 cm
K3P1
U1
K2P0
U2
U3
U2
U3
U4
100 cm
P7
P1
P6
P3
50 cm
P6
P2
P3
P8
P4
P5
P4
P7
P5
20,5 m
P3
P4
P2
P1
P8
P6
P5
P2
P4
P6
U
6m
l = 4,5 m
Keterangan :
D
: Pengamatan destruktif
ND
: Non destruktif
: Tanaman stroberi
: Polibag
40
70 cm
D3
X
X
X 30 cm
D1
X
X
D4
X
X
D2
40 cm
cm
Tanaman
Panen
3m
Skala 1 : 100
Keterangan :
LAMPIRAN 4
Gambar Denah Percobaan
3,6 m
U1
U2
U3 20 cm
P6
P1
P2
P2
P4
P0
P1
P2
P5
P4
P3
P6
P3
P0
P1
P7
P5
P3
P0
P7
P4
P5
P6
P7
40 cm
32,4 m
4,9 m
50 cm
16,2 m
25 cm
LAMPIRAN 5
Gambar Denah Pengambilan Tanaman Contoh
20 cm
X
35 cm
D2X
D4X
D1X
D3X
X Panen
X X
3,6 mX
X D5 X
X
40 cm
70 cm
4,9 m
Gambar 3. Denah Pengambilan Tanaman Contoh
mengambil
dokumentasi
tanaman
sampel,
perlu
memperhatikan dua hal yang penting yaitu skala dan screen contrast.
Skala digunakan untuk menentukan ukuran sebenarnya bila dilihat
dari gambar. Contoh pada gambar tanaman jagung yang memiliki tinggi
pada gambar yaitu 4 cm dan pada tinggi sebenarnya yaitu 40 cm maka
skala tinggi jagung pada gambar tersebut adalah 1:10
MATERI 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
Hasil penelitian adalah semua data dan informasi yang diperoleh sesuai ketentuan
dalam metode penelitian yang digunakan.
Hasil Penelitian memaparkan hasil yang objektif dan sistematis dan dapat
disajikan dalam bentuk deskripsi, grafik maupun gambar.
Pembagian sub bab pada Bab Hasil Penelitian tidak diatur secara ketat.
Adapun contoh penelitian dan pembahasan adalah sbb:
1. Deskripsi lokasi penelitian
Uraian tentang lokasi penelitian secara ringkas dan jelas.
2. Karakteristik individu
Berisi tentang data dan informasi variable karakteristik individu yang
digunakan dalam penelitian. Data kuantitatif sebaiknya disusun dalam
bentuk table, dan jika diperlukan dapat juga dalam bentuk grafik dan
gambar. Setiap isi table dinarasikan dengan ringkas terutama data yang
sifatnya menonjol/perlu perhatian khusus.
3. Hasil analisa data.
Narasikan hasil uji statistic terutama yang akan menjadi dasar pembahasan
hasil penelitian. Buat kesimpulan dari hasil uji statistic tersebut.
Pada pembahasan akan membahas hasil penelitian secara menyeluruh dan
menghubungkannya dengan petanyaan dan tujuan penelitian. Hal ini dapat
membandingkan hasil penelitian terdahulu, pendapat para ahli atauteori,
apakah hasil tersebut memperkuat, berlawanan atau melahirkan pengetahuan
baru.
Contoh:
Data 1
Tabel. Pengaruh N, P, dan K terhadap tinggi tanaman dan tinggi tongkol jagung
komposit
Pemupukan
Komposit
Hibrida
Komposit
Hibrida
(Lamuru)
(Bisi-16)
(Lamuru)
(bisi-16
Kontrl
171,30 c
112,10 d
90,22 c
75,50 b
NPK
188,23 a
165,20 a
93,25 b
77,30 a
NP(-K)
184,50 b
152,03 b
93,50 b
76,50 b
NK (-P)
184,30 b
131,30 c
95,25 a
76,00 b
PK (-N)
172,30 c
115,47 d
89,25 c
75,50 b
Pembahasan data
Dari hasil pengamatan terhadap tanaman jagung terlihat bahwa tanggap tanaman terhadap pupuk N dan P tampak jelas. Hal tersebut sesuai dengan
kandungan N dan P tanah yang rendah. Pada perlakuan tanpa pupuk N atau
tanpa pupuk P, Lamuru dan Bisi-16 lebih pendek dibanding dengan yang
diberi pupuk NPK. Pada perlakuan tanpa pupuk N, tinggi Lamuru 172,30 cm
dan Bisi-16 115,47 cm. Pada perlakuan tanpa K, tinggi tanaman tidak berbeda
nyata dengan tanaman yang diberi K. Lamuru yang tanpa diberi pupuk P
tingginya 184,30 cm sedangkan untuk hibrida hanya mencapai 131,30 cm.
Pada perlakuan ini semua perlakuan mencapai full grown dalam waktu yang
relative sama setelah 1-1,5 bulan inkubasi. Namun munculnya primordial pada
perlakuan P0 dan P1 relatif lebih lambat dibandingkan pada perlakuan lainnya.
Sedangkan hasil pengamatan pada parameter berat basah menunjukan bahwa
perlakuan P0,P1,P2, dan P3 menunjukkan hasil yang tidak berbeda nyata antar
masing-masing perlakuan. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan sekam padi
dalam campuran media tidak mempengaruhi berat basah jarmur yang dihasilkan.
Pada perlakuan P4 memberikan hasil yang berbeda nyata terhadap perlakuan
P0,P1,P2, dan P3.
Tugas!
-
MATERI 6 PENUTUP
-
KESIMPULAN
Kesimpulan berisi tentang hasil-hasil utama percobaan dalam
hubungannya dengan tujuan dan hipotesis yang telah dirumuskan, apakah
tujuan telah tercapai atau hipotesis telah terbukti kebenarannya.
Contoh:
1. Perlakuan tanpa defoliasi memberikan presentase hidup lebih
tinggi dibanding dengan perlakuan defoliasi 0 hari, 3hari, dan 6
hari sebelum grafting yaitu sebesar 64%.
2. Pada parameter panjang batang atas umur pengamatan 84 hari
setelah grafting, kultivar jingga memberikan rata-rata hasil
tertinggi yaitu 17,40 cm, namun tidak berbeda nyata dengan
rata-rata kultivar Arab dan sepanjang musim yaitu 15,54 cm
dan 13,86 cm.
SARAN
Saran memuat saran-saran untuk percobaan lebih lanjut, apakah
perlu diulang lagi ( yaitu apabila hipotesis tidak terbukti) atau
dilanjutkan kepada tahap berikutnya apabila hipotesis telah terbukti.
Contoh:
-
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Halaman
HALAMAN JUDUL .......................................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN PROPOSAL ........................................................ ii
RINGKASAN ...................................................................................................iii
KATA PENGANTAR ....................................................................................... v
DAFTAR ISI ..................................................................................................... vi
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... vii
DAFTAR TABEL ..........................................................................................viii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... ix
1.
PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ..................................................................................... 1
1.2 Tujuan ................................................................................................... 2
1.3 Hipotesis ............................................................................................... 2
2.
3.
DAFTAR GAMBAR
Nomor
Gambar
Halaman
1.
2.
3.
4.
5.