Anda di halaman 1dari 19

ILMU KEALAMAN DASAR (IKD)

DOSEN:

YAYAH ATMAJAWATI, SE., M.Si

STIESIA SURABAYA

ILMU KEALAMAN DASAR (IKD)


Definisi: Ilmu Kealaman Dasar Ilmu Alamiah Dasar (Natural Science / Sains)

Mata kuliah ini membahas tentang perkembangan alam pikir manusia, perkembangan ilmu pengetahuan alam, bumi dan alam semesta, keragaman makhluk hidup, ekosistem, sumber daya alam, teknologi bagi kehidupan manusia serta pencemaran lingkungan.

MATA KULIAH : ILMU KEALAMAN DASAR (IKD) PEDOMAN PENILAIAN:


1. Nilai UTS . 30% 2. Nilai UAS .... 35% 3. Aktivitas kelas, diskusi, aktif bertanya, kemandirian, kedisiplinan, kepatuhan dll 35%

ILMU KEALAMAN DASAR (IKD)


Kompetensi: 1.Mahasiswa mampu mengemukakan proses-proses alami yang ada di bumi 2.Mahasiswa dapat menjelaskan sejarah perkembangan ilmu pengetahuan 3.Mahasiswa memiliki penguasaan untuk bersikap secara ilmiah sehingga dapat menarik benang merah dari suatu permasalahan, membuat hipotesis, macam pedekatan untuk menguji hipotesis, cara meningkatkan taraf kepercayaan, dan mengevaluasi pernyataan (ilmiah atau bukan ilmiah)

PENGERTIAN ILMU KEALAMAN DASAR (IKD)


ILMU KEALAMAN DASAR ILMU SOSIAL DASAR (ISD) ILMU BUDAYA DASAR (IBD)

Mempelajari gejala alam/peristiwa alam


Seluk beluk makhluk hidup Musim Peristiwa alam Susunan alam semesta

Organisme (hayati): biotik Non organisme (fisik): abiotik

Manusia bersifat unik


1. Organ tubuhnya kompleks dan sangat khusus terutama otaknya 2. Mengadakan metabolism atau penyusunan dan pembongkaran zat, yakni ada zat yang masuk dan keluar 3. Memberikan tanggapan terhadap rangsangan dari dalam dan luar 4. Memiliki potensi untuk berkembang 5. Tumbuh dan berkembang 6. Berinteraksi dengan lingkungannya 7. Bergerak

MANUSIA INSTING, AKAL, SEHINGGA INGIN TAHU

APA, MENGAPA, BAGAIMANA

PENJELASAN

PENJELASAN TANPA ATAU BELUM MENGGUNAKAN PENALARAN YANG BAIK: MITOS

PERKEMBANGAN: Menggunakan penalaran yang sistematis, disebut METODE ILMIAH

PENGETAHUAN

Segala sesuatu yang diketahui, dengan membaca, mendengar, melihat,melakukan sehingga menghasilkan pengalaman Pengetahuan tanpa belajar: insting (hewan, naluri: untuk makan) Pengetahuan disusun secara sistematis (logika dan pengalaman)
Empirik, empiris

ILMU: dinamis (perlu pemikiran yang kritis)

ILMU PENGETAHUAN INDUKTIF LOGIKA DEDUKTIF


Memperoleh fakta

ILMU (SCIENCE)
Fakta khusus menuju kesimpulan umum Sesuatu bersifat umum menuju khusus

Bila menggunakan logika (khususnya deduktif): SILOGISME Premis Mayor Organisme bernafas, tumbuhan adl organisme, Jadi: tumbuhan bernafas Premis Minor

Metode keilmuan digunakan untuk mengatasi masalah

MASALAH: ?

Pemecahan masalah

Langkah-langkah untuk memecahkan masalah: MEMBUAT HIPOTESIS (DALIL YANG HARUS DIUJI), baik Ilmu sosial maupun ilmu alam

Cara pengujian: DENGAN PENELITIAN memakai METODE


Survey dan atau eksperimen

Survey, eksperimen
Diperoleh: Data Analisis (statistik): dengan tingkat kepercayaan yang tinggi (tergantung ulangan dan pembanding) Pembahasan Kesimpulan: menghasilkan dalil atau teknologi

Membuat laporan penelitian: mudah dipahami

BAB I HAKEKAT IPA


Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) :


Ilmu yang mempelajari alam dengan segala isinya, termasuk gejala-gejala alam Yang ada Gejala-gejala alam fisika biologi kimia

Rasa ingin tahu manusia merupakan awal sikap ilmiah, karena ingin tahu lebih lanjut, apa, bagaimana, mengapa peristiwa atau gejala itu. Ada 4 tahap perkembangan alam pikiran manusia sampai lahirnya IPA : mitos, penalaran, eksperimentasi dan metode keilmuan.

1.1. M I T O S
Tahap ini terjadi karena keterbatasan manusia dalam pengamatan, peralatan, dan cara berpikir pada saat itu Contoh :


Peristiwa pelangi adalah selendang bidadari yang sedang turun ke bumi Peristiwa gunung meletus adalah yang berkuasa dari gunung itu marah.

1.2. PENALARAN DEDUKTIF TAHAP RASIONALISME


Rasionalisme : Aliran pemahaman untuk pemecahan masalah menggunakan rasio atau daya nalar dalam upaya memperoleh pengetahuan yang benar Penalaran Deduktif : suatu cara berpikir yang didasarkan atas pernyataan yang bersifat umum untuk ditarik kesimpulan yang bersifat khusus, menggunakan pola berpikir silogisme. Contoh Silogisme: Semua orang suatu saat mati Si A adalah orang Maka si A akan mati (Premis mayor) (Premis minor) (Kesimpulan)

1.3. PENALARAN INDUKTIF TAHAP EMPIRISME


Penalaran induktif: Suatu cara berpikir untuk menarik kesimpulan umum berdasarkan pengamatan-pengamatan atas gejala-gejala yang bersifat khusus Contoh : Logam tembaga, logam besi, logam aluminium jika dipanaskan bertambah panjang Kesimpulan : Semua logam jika dipanaskan akan bertambah panjang

Empirisme : Pengetahuan yang benar adalah pengetahuan yang diperoleh langsung dari pengalaman konkrit.

1.4. METODE KEILMUAN / ILMIAH


Merupakan perpaduan antara penalaran deduktif dan penalaran induktif Pembentukan sikap ilmiah :
a. Memiliki rasa ingin tahu (kuriositas) yang tinggi dan kemampuan b. c. d. e. f. g. h. i.

belajar yang besar Tidak dapat menerima kebenaran tanpa bukti Jujur Terbuka Toleran Skeptis Optimis Pemberani Kreatif

1.4.1. Langkah-langkah Metode Ilmiah 1) Perumusan masalah 2) Penyusunan hipotesis 3) Pengujian hipotesis dengan eksperimentasi 4) Penarikan kesimpulan

Langkah-langkah metode ilmiah dapat digambarkan sebagai berikut:


Sadar ada masalah

Mengidentifikasi dan merumuskanmasalah Pernyataan/Pertanyaan: tentang apa, mengapa dan bagaimana

Masalah baru untuk dipecahkan lebih lanjut/eksperimen atau observasi lanjutan

Teori Perumusan hipotesis Dipilih salah satu yang paling mungkin dari banyak jawaban sementara Hukum/dalil Menarik kesimpulan berdasarkan pengujian dan analisis data serta ringkasan semua informasi yang diperoleh

Pengumpulan data/bukti melalui eksperimen /observasi

1.4.2. Beberapa catatan tentang metode ilmiah


1) 2) 3) 4)

Langkah-langkah dalam metode ilmiah saling berkaitan Dasarnya sama bagi disiplin keilmuan Khusus untuk kelompok ilmu Tujuan hanya kebenaran yang obyektif dan sementara

1.4.3. Keunggulan dan keterbatasan metode ilmiah


1) Keunggulan : Melatih kebiasaan berpikir yang sistematis, logis dan

analitis Memupuk sifat jujur, obyektif, terbuka, disiplin dan toleran Menolak takhayul dan menolak pendapat tanpa bukti nyata.

2) Keterbatasan Kebenaran ilmiah bersifat tentatif (sementara) Sulit untuk memilih fakta yang benar-benar berkaitan

dengan masalah yang akan dipecahkan.

1.5. PERANAN ILMU


a. Mendeskripsikan (menyandra) b. Menjelaskan (eksplorasi) c. Memprediksi (meramal) d. Mengendalikan (mengontrol)

1.6. SARANA BERFIKIR ILMIAH


Meliputi: Bahasa; Logika; Matematika; Statistika

1.7. PENGERTIAN IPA


Meliputi 3 hal: Produk, Proses dan Nilai/Sikap Ilmiah 1.7.1. Produk IPA: Data yang diperoleh melalui observasi (1) Fakta (2) Konsep (3) Prinsip (4) Hukum (5) Teori) 1.7.2. Proses ilmiah: Merumuskan masalah, hipotesis, uji hipotesis, kesimpulan 1.7.3. Nilai dan sikap ilmiah: jujur, tekun, teliti, obyektif, terbuka, dan sebagainya.

1.8. IPA KLASIK DAN IPA MODERN


IPA Klasik : - tahap deskriptif dan kualitatif - eksperimen teori - mengarah kepastian mutlak : - tahap simultatif dan kuantitatif - teori eksperimen - mengarah pendekatan statistik, bersifat probabilitas

IPA Modern

IPA bersifat dinamis, artinya kebenarannya terbuka untuk diuji lagi, sehingga apabila diketemukan pendekatan yang lebih baik, dapat menggugurkan teori yang lama.

Anda mungkin juga menyukai