BAB I
A. LANDASAN KONSTITUSIONAL
PENDIDIKAN
1. Setiap warganegara berhak
mendapatkan pendidikan[Pasal 31
(1)****]
2. Setiap warga negara wajib mengikuti
pendidikan dasar dan pemerintah wajib
membiayainya[Pasal 31 (2)****]
3. Pemerintah mengusahakan dan
menyelenggarakan satu sistem
pendidikan nasional, yang meningkatkan
keimanan dan ketakwaan serta akhlak
mulia dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa, yang diatur dengan
undang-undang [Pasal 31 (3)****]
2
D. Pengertian Kompetensi
Perpaduan dari pengetahuan,
keterampilan, nilai dan sikap yang
direfleksikan dalam kebiasaan berpikir
dan bertindak. (E. Mulyana. 2002).
Pengetahuan, keterampilan dan
kemampuan yang dikuasai oleh
seseorang telah menjadi bagian dari
dirinya, sehingga dapat melakukan
prilaku-perilaku kognitif, afektif dan
psikomotorik dengan sebaik-baiknya.
(MaAshan 1981).
Penguasaan terhadap suatu tugas,
keterampilan, sikap dan apresiasi yang
diperlukan untuk menunjang
keberhasilan (Crunkilton 1979).
E. Tujuan PPKn
Mengembangkan sikap dan perilaku
kewarganegaraan yang
mengapresiasi nilai-nilai moral-etika dan
religius.
Menjadi warganegara yang cerdas
berkarakter, menjunjung tinggi
nilai kemanusiaan
5
GEOSTRATEGI INDONESIA
Harapan Pembelajaran PPKn
Pendidikan Kewarganegaraan,
paradigma pendidikan demokrasi secara
sistemik dengan pengembangan civic
intellegence, civic participation, and civic
responcibility dari civic eduction
merupakan wahana pendidikan
demokrasi dapat menghasilkan manusia
berkualitas dengan keahlian profesional
serta berkeadaban khas Pancasila.
Pancasila harus menjadi Core
Phylosophy bagi kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara secara demokratis dalam
rangka mewujudkan masyarakat warga
yang berkeadaban.
Perguruan Tinggi Umum harus mampu
menghasilkan manusia yang unggul
secara intelektual, anggun secara moral,
kompeten dalam penguasaan ilmu
pengetahuan, teknologi dan seni, serta
memiliki komitmen tinggi untuk berbagai
kegiatan pemenuhan amanat sosial
tersebut
11
BAB III
A. PENDIDIKAN PANCASILA DAN
KEWARGANEGARAAN/ PPKN
1. Tujuan Pendidikan Pancasila
Peserta didik/mahasiswa dapat
memahami dan mampu melaksanakan
nilai-nilai Pancasila dan UUD 1945
dalam kehidupan sebagai warga negara
RI.
Menguasai pengetahuan dan
pemahaman tentang beragam masalah
dasar kehidupan masyarakat, berbangsa
12
Demokrasi
Wawasan Nusantara
Literatur
a. Santiaji Pancasila, Prof. Darji
Darmodihardjo, S.H. Dkk.
b. Pendidikan Pancasila (SK Dirjen Dikti
No.38/Dikti/Kep/2002), Drs.H.Kaelan,
M.S.
c. Pendidikan Kewarganegaraan
d. UUD RI 1945 (Amandemen oleh MPR),
Sekretariat Jenderal MPR 2006.
16
BAB IV
A. LANDASAN PENDIDIKAN PANCASILA
1. Pancasila ditinjau dari Landasan
Historis
Bangsa Indonesia terbentuk melalui
suatu proses yang cukup panjang sejak
kerj. Kutai, Sriwijaya, Majapahit sampai
datangnya bangsa lain yang menjajah
Indonesia. Selama ratusan tahun
bangsa Indonesia berjuang menemukan
jatidirinya, yang digunakan sebagai
filosofi hidup dan bangsa yang
dirumuskan dan disahkan menjadi dasar
negara Indonesia. Yang sekarang kita
kenal sebagai Pancasila dan tiada lain
sebagai nilai-nilai kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara.
Pada masa sebelum kemerdekaan
sampai dengan kemerdekaan RI yaitu
dalam ketatanegaraan RI dilakukan
upaya menyusun rancangan UU
Ketatanegaraan RI dalam sidang
BPUPKI (Badan Penyelidik Usahausaha Persiapan Kemerdekaan
17
21
24
4.
5.
6.
7.
8.
25
BAB V
A. Sejarah Perjuangan Bangsa Indonesia
1. Masa Sebelum Penjajahan Belanda
Tahun 400-600 M.:
a. KerajaanKutai (KALTIM):
Raja Kudungga
Raja Asywawaman
Raja Mulawarman (Prasasti
Batu Tulis)
b. KerajaanTarumanegara (Bogor):
Raja Purnawarman(Prasasti Batu
Tulis)
Abad ke 13( Tahun 1227);
Agama Islam masuk melalui
Aceh dibawa pedagang Parsi dan
Gujarat. Kerajaan pertama Samudra
26
33
Wongsangoro
Warjuningrat
Singgit
Tan Eng Hoa
Husein Dirja Ningrat
Sukimin
Soekarno (ketua
Tugas:
Merancang UUD dengan membentuk Tim
Kecil mengenai Muatan UUD seperti.
Kedaulatan Badan Pemusyawaratan
Rakyat, Presiden, Menteri-Menteri,
Dewan Pertimbangan Agung, Dewan
Perwakilan Rakyat (Membahas Tentang
Isi Batang Tubuh UUD)
38
Kesimpulan
Pancasila adalah suatu sistem filsafat
yang merupakan suatu kesatuan organis
atau satu kesatuan yang bulat, antara
sila yang satu tidak bisa dipisahkan
dengan sila lainnya.
Antara sila yang satu dengan sila lainnya
saling berhubungan atau senantiasa
dikualifikasikan oleh sila-sila yang
lainnya, berhubungan erat sehingga
membentuk suatu struktur yang
menyeluruh.
Pemikiran tentang manusia dengan
Tuhan YME, hubungan antar sesama
41
51
Etika Politik
Nilai-nilai Pancasila sebagai sumber
Etika Politik
Etika (Ethics) dapat diartikan sebagai
berikut:
Merupakan dasar moral yaitu nilai-nilai
tentang apa yang baik dan apa yang
buruk, dan berkaitan dengan hak dan
kewajiban.
Sebagai pedoman perilaku, sikap atau
tindakan yang diterima dan diakui
sehubungan dengan kegiatan manusia
atau kelompok tertentu.
Merupakan persoalan pendidikan,
memberikan contoh yang benar dan
pelayanan untuk mempraktekan perilaku
moral dengan dialog yang jujur. Dengan
ini etika merupakan proses
pembelajaran mengenai benar dan
salah dan kemudian melakukan hal yang
benar.
Etika dipandang sebagai ilmu tentang
berperilaku mencakup aturan dasar yang
dianut dalam hidup dan kehidupan.
1. Pengertian Politik
Kata politik berasal dari kata Politics
54
Kesimpulan :
Sebagai hukum positif dalam tertib
hukum Indonesia yang tertinggi, UUD
bersifat tertulis, rumusannya harus jelas
dan mengikat pemerintah sebagai
penyelengara negara serta setiap warga
negara.
Norma-norma/aturan dalam UUD harus
dilaksanakan secara konstitusional
Selain hukum dasar tertulis, terdapat
konvensi sebagai aturan dasar yang
timbul dan terpelihara dalam praktek
penyelenggaan negara meskipun tidak
tertulis.
Syarat konvensi ;
-
1. Unsur-unsur Negara
Unsur Konstitutif;
Unsur dasar negara yang bersifat
kontitutif meliputi; wilayah udara, darat,
laut, dan perasaan rakyat atau
62
2. Tujuan Negara
Teori yang berdasarkan kekuasaan
(machstaat); tujuan negara adalah untuk
mencapai dan mempertahankan
kekuasaan.
Teori yang mengutamakan kemakmuran
negara( etatisme)
Teori yang mengutamakan kemakmuran
orang perorangan (individu); negara
melalui undang-undang menjamin
kebebasan untuk mencapai
kemakmuran individu (liberty liberal)
Teori tujuan negara yang
mengutamakan kemakmuran rakyat
63
3. Bentuk Negara
Negara Kesatuan (Unitary State);
menghendaki satu negara yang bersatu
atas dasar kesatuan
Negara Serikat (Federation); merupakan
bentuk negara yang terdiri dari negaranegara bagian, tiap-tiap negara bagian
mempunyai hak untuk membentuk,
menyusun undang-undang dasar sendiri
serta mengatur urusan rumah tangga
pemerintahan secara bebas
Negara Indonesia merupakan Negara
Kesatuan yang berbentuk Republik
(sistem kekuasaan negara).
Dalam Pembukaan UUD 1945
ditegaskan:
Pemerintah melindungi segenap bangsa
dan seluruh tumpah darah
Indonesia,Konstitusi Negara Indonesia
berbentuk dalam suatu susunan Negara
65
68
72
E. Jenis Pengetahuan II
73
1. Landasan Historis:
SK Dirjen Dikti 1985: MKU (Agama dan
Pancasila )
SK Dirjen Dikti 1999: MKDU (Agama,
Pancasila, Alamiah Dasar dan Budaya
Dasar)
SK Dirjen Dikti 2000: MKPK (agama,
pancasila dan pendidikan Kewiraan)
SK Dirjen Dikti No 38 thn 2002: MPK
(Pendidikan Agama, Pendidikan
Pancasila dan Pendidikan
Kewarganegaraan)
UU Sisdiknas Tahun 2003: MPK
(Pendidikan Agama, Pendidikan
Kewarganegaraan dan Bahasa)
Landasan Kultural
Pancasila sebagai budaya bangsa
Pancasila sebagai kepribadian bangsa
Landasan Yuridis
74
: Pembentukan
Lanjutan (ad.2)
Individu : sistem masyarakat individualis
Liberalis: hak individu yang dapat
menguasai hajat hidup orang banyak.
Sosial: sistem masyarakat
kolektif/komunis yang tidak mengakui
hak milik individu.
Lanjutan (ad.2)
Sifat Kodrat Individu
Aliran Individualisme
Sifat Kodrat Individu
Aliran Individualisme
Pancasila
Negara Monodualis
Negara Integralistik
Ad.3. Keseimbangan Sistem
Kenegaraan
Pancasila merupakan sintesis antara
dasar-dasar kenegaraan modern tentang
sistem demokrasi dengan tradisi lama
79
Tunsikting lakmanInd
Pendekatan Yuridis
Dasar Negara
Landasan Hukum
UUD 1945
Tuntaneg
Pembangunan
Masyarakat Adil Makmur Berdasar
Pancasila
Pendekatan Politis
Ideologi Negara
Landasan kebijakan Nasional
GBHN
Tuntapemb
a. ETIKET
1. Sopan Santun
2. Cara suatu perbuatan yang tepat dan
baik.
Misal: memberi dengan tangan kanan
3.
Religi Politik
82
Kepribadian Bangsa
Ideoogi Negara
Nasionalisme
Budaya
Etos Bangsa
BAB VII
A. PERBEDAAN NILAI NORMA DAN SANKSI
NILAI: Sesuatu yang berharga/penting
SIFAT NILAI:
Nilai bersifat imanen dan subjektif
Artinya nilai yang dihayati berkaitan dengan
keselarasan suatu sikap batin
Nilai bersifat universal dan objektif
Artinya nilai tersebut dapat dijelaskan dengan
alasan yang masuk akal mengapa suatu nilai
yang dicita-citakan oleh pribadi tertentu penting
bagi hidup semua orang sejauh mereka manusia,
karena itu nilai ini patut dikejar oleh semua orang.
1. Berdasarkan sumber
A.norma dekat tolak ukur, langsung dapat
diterapkan pada yg hrs diukur
B.norma terakhir/asli alasan berlakunya
normadekat
2. Berdasarkan cakupannya
A. Norma teknis berlaku untuk tujuan ttt,
kegiatan sementara, terbatas
B. Norma berlaku umum skala luas, bagi
banyak orang
-Norma sopan santunberlaku atas dasar
kebiasaan dan pendapat kebanyakan orang
- Norma hukum ditetapkan oleh otoritas
masyarakat, dapat dituntut
pelaksanaannya,pelanggarannya ditindak
dengan pasti oleh penguasa sah
- Norma moralmerangsang orang berperilaku
berdasarkan ajaran, prinsip moral yang
ditetapkan agama, masyarakat. Bertujuan
mengarahkan orang pada tujuan terakhir
hidup manusia (benar, indah, baik, bahagia)
84
Nilai Dasar
Asas-asas yang diterima sebagai dalil
yang bersifat mutlak. Nilai dasar ini diterima
dan tidak dipertanyakan lagi; dijabarkan
dalam Norma dasar
Nilai Instrumental
Lebih rendah dari nilai dasar karena
nilai instrumental menjabarkan nilai dasar ke
dalam wujud konkrit serta sesuai dengan
perkembangan zaman. Nilai ini merupakan
tafsiran positif terhadap nilai dasar
Nilai Praksis
Nilai yang sesungguhnya dilaksanakan
dalam kenyataan
85
Ini berkaitan dengan moralitas, perilaku seharihari dan perkara mengatur bangsa dan
negara ini
relatif
tergantung
diciptakan (terjadi)
tidak mutlak
2. SECARA EKSPLISIT
Keber-ada-an Tuhan juga timbul
karena pengaruh-pengaruh agama-agama
besar di dunia. Agama-agama ini
menyebarkan pemahaman dan penghayatan
bahwa selain fenomena alami, ada kekuatan
Adikuasa yang menguasai alam semesta,
yaitu Tuhan yang diyakini keesaan-Nya
dimana tidak ada kekuasaan lain yang dapat
menandinginya.
Rumusan Ketuhanan YME
mengandung muatan konsensus yang tinggi.
Konsensus ini mengakui keragaman bangsa
dari barat sampai ke timur. Penggunaan ini
juga berkonsekuensi serius untuk hidup
bersama sebagai bangsa yang majemuk
(suku, budaya, agama, strata, ekonomi).
Maka Perumusan Satu Tuhan ini
sebenarnya menegaskan satu arah bersama
yang hendak dituju oleh berbagai unsur yang
beragam.
88
3. ARTI RELIGI
Religare, Religio mengikat,
ikatan/pengikatan LatinReligi adalah Ikatan
antara manusiadengan Tuhan.Ikatan religius
bukan penghalang kebebasan, tapi sumber
justru kebahagiaan manusia.
Karenanya tidak ada siapapun
termasuk negara yang bisa memaksakan
keyakinan individual terhadap ikatannya
dengan Tuhan. Karenanya negara sekalipun
tidak berhak memerintah cara-cara
beribadat, bersembahyang dsb. Dengan kata
lain negara tidak berhak mencampuri
kehidupan batiniah seseorang yang
merupakan kemerdekaan pribadinya.
Seandainya seseorang secara sadar
meyakini kehidupan batiniah yang dipilihnya,
maka penghayatan tersebut tidak hanya
berlandaskan tradisi, melainkan pada
pencarian pada makna dan hakikat hidupnya
yang unik sebagai ciptaan Tuhan.
- pertama-tama berupa keputusan batin
pribadi
- Kemudian diikuti dengan keputusan komunal
dalam wadah agama
89
Nasionalisme Sekuler
Berargumentasi bahwa peran agama
perlu dibatasi karena dalam modernitas
sudah terjadi diferensiasi atau spesialisasi
bidang kehidupan. Masalah hidup sudah
sedemikian kompleks, karena itu agama
bukan satu-satunya solusi tepat bagi
penyelesaian masalah. Agama adalah
bagian dari wahana solusi konflik dalam
tataran personal dan komunal. Golongan ini
membawa keyakinan bahwa negara akan
makmur jika serius menerapkan ilmu
pengetahuan, karena itu dia tidak terlalu
mengedepankan isu agama, namun isu
nasionalisme. Sutan Takdir Alisyahbana,
merupakan salah satu tokoh yang
menegaskan ini.
menyelenggarakan kegiatan.Mengakui
adanya perbedaan, sikap tidak saling
mengganggu, membiarkan penganut agama
lain menjalankan ibadah dan misinya sejauh
tidak mengganggu ibadah dan misi agama
saya.
Toleransi memberi rasa aman, damai
dan menjamin situasi harmonis. Namun
toleransi hanya membuat orang mengakui,
namun belum tentu menerima. Toleransi
hanya mengiyakan perbedaan agama di
negara ini, tetapi tidak mengakomodasi
perbedaan ini menjadi peluang untuk
bertemu membahas kesejahteraan dan
kepentingan bersama.
98
101
Hak-hak politik
Pasal 22
Sendi kedua: jaminan sosialPasal 2327
Hak-hak ekonomi
Hak-hak sosio-budaya
KEKUATAN
Kata ASASI menunjukan bahwa hak
dan kebebasan manusia adalah mendasar,
pokok, sentral.
Hak hidup, bebas, dilahirkan merdeka.
Keluhuran manusia bukan buatan melainkan
inheren dengan proses hidup.Dari perbedaan
ditemukan unsur yang sama yaitu
kemanusiaan.
Hak-kak ini dijadikan rumusan normatif,
dalam bentuk piagam legal yang memiliki
kekuatan hukum, sehingga pelanggaran
terhadapnya dapat diajukan kepada lembaga
hukum demi kebenaran dan keadilan.
Tidak ada lagi sekat vertikal (kasta,
kelas ekonomi) maupun sekat horisontal
(perbedaan agama, bangsa, warna kulit),
sehingga bersifat global (tidak tergantung
kewarganegaran).
104
KELEMAHAN
Pengakuan hak milik (pasal 17)
memperlihatkan pengaruh pihak kapitalis.Isu
pelanggaran HAM sering digunakan untuk
kepentingan kelompok.
Ada pasal-pasal yang bertentangan
dengan nilai-nilai yang dianut suatu bangsa,
karena piagam ini sangat mementingkan
(memprioritaskan) aspek kebebasan insani
yang fundamen bagi kemanusiaan, bukan
agama atau sekat-sekat sosial yang
dibangun dalam masyarakat.
Piagam HAM tidak bebas nilai.
H. HAM di INDONESIA
HAM bukanlah hal yang baru di Indonesia :
- Undang-undang Dasar 1945 mengandung
HAM (bandingkan dengan piagam PBB)
105
106
PENGERTIAN IDEOLOGI
- ilmu tentang idea-idea (Destutt de Tracy)
- Dari ide dan logos (ilmu tentang gagasan), a
system of ideas
- Merupakan sistem nilai, suatu kesatuan yang
terdiri dari sejumlah nilai yang menyeluruh
dan mendasar, sebagai hasil pemikiran
manusia dalam berusaha memahami suatu
realita situasi tertentu atau menggambarkan
situasi baru yang dicita-citakan serta cara
mencapainya.
- Dimensi ideologi (Alfian) :
dimensi realitas
dimensi idealism
dimensi fleksibilita
108
J. IDEOLOGI
Ideologi bukan agama meskipun
keduanya mengandung sistem nilai yang
dijadikan dasar bersikap dan berbuat
manusia dalam kehidupannya maupun dasar
dalam memecahkan masalah yang dihadapi
manusia serta berfungsi untuk mengarahkan
manusia menuju pada kondisi yang
diidealkan, karena:
1. Dasar orientasi berbeda
2. Perbedaan dalam menyikapi (rasionalkritis)
109
110
BAB VIII
113
A. PERBANDINGAN IDEOLOGI-IDEOLOGI
DUNIA
1. IDEOLOGI DALAM ARTI PENUH
Ajaran atau pandangan dunia atau
filsafat sejarah yang menentukan tujuantujuan dan norma-norma sosial politik yang
diklaim kebenarannya. Kebenaran ini tidak
boleh dipersoalkan, diragukan lagi. Sifatnya
dogmatis dan apriori artinya tidak bisa
dimodifikasi lagi, total tertutup terhadap revisi
isi karena faktor pengalaman yang
berkembang di kemudian hari. Karena itu
ideologi ini disebut ideologi tertutup,
dirumuskan oleh seorang atau sekelompok
orang dan strata sosial tertentu dan memiliki
kepentingan politik ekonomi atau kultural
tertentu atau orang-orang yang berada
dalam lingkaran kekuasaan. Contoh ideologi
tertutup adalah Marxisme Leninisme.
2. IDEOLOGI DALAM ARTI PENUH
Jelas ideologi tertutup ini dapat
dikatakan ideologi elitis, artinya dibuat oleh
para elite, para penguasa demi kepentingan
mereka sendiri. Dapat digokogkan dalam
ideologi macam ini adalah Kapitalistik klasik
114
Ideologi tertutup.
Sisi positif: solidaritas, kebersamaan yang
tinggi dalam kepemilikan serta ketaatan
masyarakat.
Ciri ciri Liberalisme
Menempatkan kebebasan individu sebagai
nilai tertinggi
Peran minimal negara (penjaga hak-hak
individu)
Peran bebas dalam berbagai bidang
(termasuk liberalisme ekonomi), liberalisme
menjaga persaingan bebas.
Penolakan tanggung jawab sosial seluruh
masyarakat sehingga menciptakan keadaan
individu/kelompok kuat semakin kuat.
Sisi positif: kemajuan teknologi dan
kemanusiaan
NILAI FILOSOFIS SILA PERSATUAN
INDONESIA
IDEOLOGI
3. IDEOLOGI TERBUKA
Bentuk ideologi ini mendasarkan
kehidupan masyarakat, atau cita-cita tertentu
116
5. OTONOMI DAERAH
HUBUNGAN PEMERINTAH PUSAT DAN
DAERAH
Hubungan ditentukan dengan undangundang demikian juga pembagian keuangan
dan hasil kekayaan sumber daya alam,
pengakuan mengenai daerah-daerah khusus
dan daerah istimewa, kesatuan masyarakat
adat.
DASAR KEBIJAKAN OTONOMI DAERAH
Dasarnya adalah demokratisasi,
pemberdayaan daerah, pelayanan
masyarakat yang lebih baik, dan pembagian
keuangan serta hasil SDA yang adil dan
merata.
6. SIFAT OTONOMI DAERAH
1.
Luas (kabupaten dan kota)
terdapat keleluasaan daerah untuk
menyelenggarakan pemerintahan yang
mencakup kewenangan seluruh bidang
pemerintahan
119
2.
Nyata
124
125
Perlindungan konstitusional
Pasal 27, 28, 28A s/d 28J, 29, 30, 31 dan 34
mengatur perlindungan konstitusional atas
berbagai hak asasi manusia/WNI
2. Badan kehakiman yang bebas dan tidak
memihak
Pasal 24 (1) kekuasaan kehakiman
merupakan kekuasaan yang merdeka untuk
menyelenggarakan peradilan guna
menegakan hukum dan keadilan 24 (2)
kekuasaan kehakiman dilaksanakan oleh
sebuah mahkamah Agung dan badan
peradilan di bawahnya.. dan sebuah
mahkamah konstitusi Pasal 24B (1) tentang
Komisi Yudisial.
132
3. Lembaga-lembaga negara
Bagan lembaga-lembaga negara sebelum
dan setelah amandemen.
134
4. Supremasi hukum
Lembaga hukum mandiri (independen).
Supremasi juga berarti penghidupan
penegak hukum tidak berada di tangan
lembaga pemerintah. Supremasi hukum
berarti pembenahan seluruh sistem hukum.
Dan tidak kalah pentingnya adalah
kesadaran masyarakat.
F. SEBUAH PEMIKIRAN TENTANG NEGARA
DEMOKRASI BERDASARKAN PANCASILA
mengacu pemikiran Hatta, demokrasi
hendaknya tidak hanya mengakomodasi
kedaulatan rakyat di bidang politik, tapi juga
di bidang ekonomi, sosial agama termasuk
juga kehipan agama.
Dasar kedaulatan rakyat adalah paham
kekeluargaan dan gotong royong. Tidak
dikehendaki monopoli satu kekuatan atau
kelompok dalam aspek kehidupan politik,
ekonomi, sosial budaya, religius. Dengan
demikian diakui kesamaan akses atau
peluang bagi setiap warganegara untuk
mengalami dan menikmati kesejahteraan
dan keadilan sosial.
136
137
138
139
BAB IX
A. Partisipasi politik
Adalah kegiatan seorang atau
kelompok orang untuk ikut serta secara aktif
dalam kehidupan politik, dengan jalan
memilih pimpinan negara dan secara
langsung atau tidak langsung mempengaruhi
kebijakan pemerintah. Kegiatan ini
mencakup tindakan seperti memberikan
suara dalam pemilu, menghadii rapat umum,
menjadi anggota partai atau kelompok
kepentingan, mengadakan pendekatan atau
hubungan dengan pejabat pmerintah atau
anggota parlemen dan sebagainya.
Cara berpartisipasi :
Partisipasi intensif
Partisipasi Tidak intensif
140
142
Keadilan individual
Keadaan keadilan ditentukan oleh
kehendak baik seseorang memberi sesuatu
pada orang lain seturut hak atau prestasi
mereka.
Keadilan sosial (masyarakat)
143
144
F. SEBAGAI PRINSIP
PEMBANGUNAN
Pembangunan membutuhkan prinsip-prinsip
etis :
(1) Harus menghormati HAM. Sikap konkritnya
berupa upaya hukum untuk menjamin bahwa
tidak ada yang dikorbankan dalam setiap
kebijakan. Kemajuan berarti
mengembangkan martabat manusia. Prinsip
etis ini bersumber pada sila I dan sila II.
153
156
BAB X
A. Fungsi Dan Peran Pancasila
1. Pancasila sbg. Pandangan hidup b.
Indonesia :
Pancasila sebagai jiwa bangsa indonesia
Pancasila sebagai kepribadian bangsa
indonesia
Pancasila sebagai sumber dari segala
Sumber hukum (sbr. Tertib hukum)
Pancasila sebagai perjanjian luhur bangsa
indonesia
159
160
164
165
4. Peraturan presiden;
5. Peraturan daerah;
Uud 1945
1.
2.
3.
4.
Bpk
Mpr (dpd+dpr) legisltaif
Presiden wk. Pres. Eksekutif
Kekuasaan kehakiman (mk/ma/ky) yudikatif
Dinamika
Ketatanegaraan Ri
18-08-1945 27-12- 1949 (kmb) . Uud
1945
28-12-1949 17-08-1950 : .
Kons. Ris
18-08-1950 05-07-1959 : . Uuds
1950
05-07-1959 sekarang : .. Uud
1945
Atau
Masa kemerdekaan (1945-1949)
Masa orde lama (1959-1966)
Masa orde baru (1966-1998)
Masa reformasi ( 1998-sekarang)
171
174
2. Faktor dominan
Faktor dominan adalah segala sesuatu yg
harus diperhatikan dlm penyelenggaraan
179
2. M i s i
pembangunan nasional 2005-2025
Mewujudkan masyarakat berakhlak mulia,
bermoral, beretika, berbudaya, dan beradab
berdasarkan falsafah pancasila;
2. Mewujudkan bangsa yang bedaya saing;
3. Mewujudkan masyarakat demokratis
berlandaskan hukum;
4. Mewujudkan indonesia aman, damai dan
bersatu;
5. Mewujudkan pemerataan pembangunan dan
berkeadilan;
6. Mewujudkan indonesia asri dan lestari;
7. Mewujudkan indonesia menjadi negara
kepulauan yang mandiri, maju, kuat, dan
berbasiskan kepentingan nasional;
182
185
BAB XI
A. TONGGAK PERJUANGAN BANGSA
Indonesia terdiri dari aneka ragam (agama,
kerajaan, suku, ras, gol, pulau dll.)
11.
Kesejahteraan sosial
188
12.
196
Bpk
Mpr (dpd+dpr) legisltaif
Presiden wk. Pres. Eksekutif
Kekuasaan kehakiman (mk/ma/ky) yudikatif
198
201
2. Kekuatan ideologi
Kekuatan ideologi sangat bergantung pada
kualitas 3 dimensi :
4. Dimensi realita (realitasnya nilai dasar itu
hidup dan bersumber dari budaya bangsa
dan pengalaman sejarah);
5. Dimensi idelaisme ( niali dasar itu
mengandung idealisme yg memberi harapan
masa depan);
6. Dimensi fleksibelitas/pengembangan
(ideologi memeiliki keluwesan dan
merangsang pemikiran baru dan mendukung
nilai dasarnya);
3. Makna ideolgi bagi negara
ideolgi negara dalam arti cita2 negara memiliki
ciri sbb :
1. Mempunyai derajat yg tinggi sebgai nilai
hidup kebangsaan
dan kenegaraan;
2. Mewujudkan satu azas kerohanian
pandangan dunia,
pandangan hidup yg harus dipelihara,
dikembangkan,
205
207
M. Modal dasar
(keselurahan kekuatan nasional baik yg telah dan
akan dimiliki
Dan didayagunakan oleh bangsa indo dlm
pembangunan
Nasional), yaitu :
J. Kemerdekaan dan kedaulatan negara;
K. Jiwa dab semangat peratuan dan kesatuan
bangsa
L. Wilayah nusantara yg luas dan posisi silang
anatara dua benua dan dua samudera;
M. Kekayaan alam yg beraneka ragam baik
darat dan laut
N. Jumlah penduduk yg besar sbg sdm
O. Keimanan dan ketaqwaan kepada tuhan
P. Budaya bangsa yang dinamis dan
berkembang sepanjang sejarah
Q. Potensi dan kekuatan efektif bangsa;
R. Abri/tni sbagai kekauatan pertahanan dan
keamanan dan kekauatan sosial politik
sebagai kekuatan yg tumbuh dan bersama
208
N.Faktor dominan
Faktor dominan adalah segala sesuatu yg harus
diperhatikan dlm penyelenggaraan pembangunan
utk memperlancar pencapaian sasaran
pembangunan nsional yaitu :
Kemungkinan pengembangan
BAB XII
A. Rencana pembangunan nasional jangka
panjang (rpjp) tahun 2005-2025
Uu no. 17 tahun 2007
tentang
rencana pembangunan nasional
jangka panjang (rpjp)
tahun 2005-2025
Rpjp merupakan penjabaran dari tujuan
dibentuknya negara dan pemerintahan negara
(tujuan nasional) yang tercantum dalam
pembukaan uud 1945;
Tujuan nasional
Untuk melindungi segenap bangsa indonesia dan
seluruh tumpah darah indonesia, memajukan
kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan
bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia
210
211
2. M i s i
pembangunan nasional 2005-2025
Mewujudkan masyarakat berakhlak mulia,
bermoral, beretika, berbudaya, dan beradab
berdasarkan falsafah pancasila;
2. Mewujudkan bangsa yang bedaya saing;
3. Mewujudkan masyarakat demokratis
berlandaskan hukum;
4. Mewujudkan indonesia aman, damai dan
bersatu;
5. Mewujudkan pemerataan pembangunan dan
berkeadilan;
6. Mewujudkan indonesia asri dan lestari;
7. Mewujudkan indonesia menjadi negara
kepulauan yang mandiri, maju, kuat, dan
berbasiskan kepentingan nasional;
8. Mewujudkan indonesia berperan penting dalam
pergaulan dunia inernasional.
D. Arah rpjp pembangunan agama
Pemangunan agama terletak dalam misi
mewujudkan masyarakat berakhlak mulia,
bermoral, beretika, berbudaya, dan beradab
dikatakan bahwa :
212
215
baru(27Kitab+Injil,Kisah para
Rosul+21surat/Epistola)
+500 TH M- Agama Islam, Percaya kpd Allah
(Tuhan Yang Maha Esa),Kitab
sucinya AlQuran, dilengkapi As-Sunah+Al Hadis,+Rukun
Islam,Rukun
Iman, Solat 5 waktu dlm satu
hari; diwahyukan kpd Nabi Muhammad,
+1500 TH MAgama Sikisme,Gabungan Agama
Hindu dan Islam untuk mencari kebenaran,
percaya kepada Allah.diajarkan oleh Guru
Nanak/10 guru,
3.LANDASAN KULTURAL
Nilai nilai Pancasila digali dari budaya dan
peradapan bangsa Indonesia yang telah
berurat, berakar dalam sejarah perjuangan
bangsa Indonesia
Nilai-nilai itu sebagai buah pikiran dan
gagasan dasar bangsa Indonesia tentang
kehidupan yang dianggap baik
Tata nilai kehidupan sosial dan tata nilai
kehidupan kerohanian sebagai budaya dan
peradapan bangsa yang memberi corak,
watak dan ciri masyarakat dan bangsa
218
4. LANDASAN YURIDIS
1. Pembukaan UUD 1945 alinea IV
2. UUD 1945 pasal 31 ayat 1 dan 2
(Amandemen)
3. Kep. Dirjen Depdiknas No.38/Dikti/Kep/2002
tentang Rambu-rambu pelaksanaan mata
kuliah pengembangan kepribadian di
Perguruan Tinggi
4. UU No20 tahun 2003 ttg SISDIKNAS.
Pendidikan Nasional adalah pendidikan yang
berakar pada kebudayaan bangsa Indonesia
dan berdasakan Pancasila dan UUD 1945.
5. LANDASAN FILOSOFIS
Ir. Soekarno ( 1 Juni 1945).
Pancasila adalah hasil perenungan jiwa yang
mendalam. sedangkan* Renungan isi jiwa yang
mendalam itu adalah Falsafah. Pancasila itu
adalah isi jiwa bangsa Indonesia. Kalau filsafat
bangsa itu adalah isi jiwa (sesuatu) bangsa,
219
220
10.
12.
13.
14.
4. Kesejahteraan sosial
5. Ke-Tuhanan yg berkebudayaan atau
Tuhanan Yang Maha Esa
Ke-
227
231
232
2. Aspek Epistemologis
Kata Epistemologis berasal dari bahasa
Yunani episteme berarti pengetahuan atau
kebenaran dan logos artinya ilmu atau teori,
dengan demikian epistemologis berarti ilmu
pengetahuan yang benar.
Aspek epistemologi dalam Pancasila terletak
pada keabsahan Pancasila sebagai ilmu yang
dapat dipertanggung jawabkan.
233
3. Aspek Aksiologi
Kata aksiologi berasal dari axios yang berarti
nilai dan logos berarti ilmu atau teori, jadi Aksiologi
adalah teori tentang nilai,atau membahas tentang
nilai, juga disebut filsafat nilai.
Berbagai batasan tentang nilai banyak
dikemukakan oleh para ahli. Secara garis besar
sebagian para ahli mengemukakan nilai adalah
sesuatu yang berharga, berguna, baik, benar, dan
indah(B4,i). Mempunyai nilai artinya mempunyai
kwalitas yang dapat menyebabkan seseorang
bersikap menyetujui.
Dalam Pancasila, terkandung implikasi moral
yang terdapat dalam substansi Pancasila sebagai
suatu nilai, terkandung mulai sila pertama hingga
sila kelima yang merupakan cita-cita, harapan, dan
dambaan bangsa Indonesia yang akan diwujudkan
dalam kehidupan sehari-hari.
Nilai Ketuhanan dan nilai Kemanusiaan
merupakan nilai tertinggi jika dibandingkan dengan
ketiga nilai di bawahnya. ke tiga ke empat dan ke
lima, merupakan nilai kenegaraan karena
ketiganya berkaitan dengan kehidupan
kenegaraan. Sedangkan sila ke empat merupakan
sarana terwujudnya suatu keadilan sosial dan
234
Kewajiban manusia
235
236
238
: artinya ilmu
239
Ideologi
: Ilmu pengetahuan tentang ide-ide /
ajaran tentang pengertian-pengertian dasar.
-Dikemukan pertama oleh Destutt de Tracy
orang Perancis(1796) The
Science of Ideas.
-Dikembangkan oleh Karl Marx sbg
pandangan hidup berdsrkan kepentingan
kelas/ gol. Tertentu, dalam bid.politik/sosial
ekonomi.
-Ideologi tergantung dari filsafat yang
dianut oleh pok/negara.
Ideologi pengertian umum: Kumpulan gagasan ,
ide-ide, keyakinan-keyakinan,kepercayaankepercayaan yang menyeluruh dan sistematis
yang menyangkut dan mengatur tingkah laku
sekelompok manusia tertentu dalam pelbagi
bidang kehidupan
MACAM-MACAM IDEOLOGI
1.
Ideologi Leberlisme :
-Rasio diletakan pada nilai kebenara tertinggi
243
BAB XIII
A. PANCASILA IDEOLOGI TERBUKA DAN
IDEOLOGI TERTUTUP
-Nilai &Cita-cita dari suatu kelompok orang
-Dibenarkan pengorbana yang dibebankan
kepada masyarakat.
-Dituntut taat secara mutlak
1. IDEOLOGI TERTBUKA
-Nilai & cita-cita digali dari rohani, moral, budaya
masyatakat
-Tidak dibenarkan pengorbanan kepada
masyarakat.
-Berdasarkan hati nurani, tanggungjawab hak-hak
asasi
Pancasila Ideologi terbuka: Memberi orientasi
kedepan yaitu: Pancasila bersifat aktual,
244
246
Konvensi
Pengertian
249
3. Kedudukan
Menurut TAP.MPRS No. XX/MPRS/1966
Jo.TAP MPR No. V/MPR/1973
250
No.IX/MPR/1978
No.III/MPR/2000
UUD 1945 menempati kedudukan tertinggi dengan
heirarki sebagai berikut:
- UUD 1945
- TAP.MPR.
- UU / peraturan Pemerintah sebagai pengganti
UU (Perpu)
-
Peraturan Pemerintah
Keputusan Presiden
Peraturan Daerah
Peraturan peraturan pelaksanaannya
lainnya, (Peraturan/ keputusan Menteri ,dll).
251
253
4. KONVENSI
->Konvensi adalah Hukum dasar yang tidak tertulis
yang timbul dan terpelihara dalam praktek
kenegaraan.
->Konvensi tidak boleh bertentangan dengan UUD
1945.
->Konvensi merupakan aturan pelengkap/mengisi
kekosongan yang timbul dari praktek kenegraan.
Contoh:
->Pidato kenegaraan setiap menjelang peringatan
tanggal 17 Agustus didalam sidang Dewan
Perwakilan Rakyat (DPR)
- >Pidato pertanggunjawaban presiden setiap
akhir masa jabatannya
257
5.KONSTITUSI
Konstitusi adalah semua ketentuan-ketentua yang
mengatur ketatanegaraan suatu negara.
Undang-undang dasar adalah suatu undangundang yang tertulis yang merupakan dasar pokok
dari pada ketatanegaraan suatu negara.
Pengertian Konstitusi:
- Lebih luas dari pada UUD atau
-
16 bab
37 pasal
49 ayat
Penjelasan
3. DASAR PEMIKIRANPERUBAHAN
Kekuasaan tertinggi di tangan MPR
Kekuasaan yangsangat besar pada
Presiden
Pasal pasal multitafsir
259
4. TUJUAN PERUBAHAN
Penyempurnakan aturan dasar:
Tatanan negara
Kedaulatan rakyat
HAM
Pembagian kekuasaan
Kesejahteraan Sosial
5. HASIL PERUBAHAN
Jumlah :
21 bab
260
37 pasal
170 ayat
Tanpa Penjelasan
6. SIDANG MPR
Sidang Umum MPR 19991421 Okt 1999
Sidang Tahunan MPR 2000 718 Agt 2000
Sidang Tahunan MPR 2001 19 Nov 2001
Sidang Tahunan MPR 2002 111 Agt 2002
7. KESEPAKATAN DASAR
Tidak mengubah Pembukaan UUD 1945
8. DASAR YURIDIS
Pasal 3 UUD 1945
Pasal 37 UUD 1945
TAP MPR No.IX/MPR/1999
TAP MPR No.IX/MPR/2000
TAP MPR No.XI/MPR/2001
9. ATURAN PERALIHAN
Pasal I
Segala peraturan perundang-undangan yang ada
masih tetap berlaku selama belum diadakan yang
baru menurut Undang-Undang Dasar ini ****)
Pasal II
Semua lembaga negara yang ada masih tetap
berfungsi sepanjang untuk melaksanakan
ketentuan Undang-Undang Dasar dan belum
diadakan yang baru menurut Undang-Undang
Dasar ini ****)
Pasal III
262
10.
ATURAN TAMBAHAN
Pasal I
b. PENELITIAN
Yaitu suatu kegiatan telaah yang besifat
objektif dan upaya untuk menemukan kebenaran
264
269
DAFTAR PUSTAKA
Literatur.
Santiaji Pancasila, Prof. Darji Darmodihardjo,
S.H. Dkk.
Pendidikan Pancasila( SK Dirjen Dikti
No.38/Dikti/Kep/2002), Drs.H.Kaelan,M.S.
Pendidikan Kewarganegaraan
270
271