Anda di halaman 1dari 271

PENDAHULUAN

A. Landasan Yuridis PPKn


SK No. 43/DKTI/Kep/2006 tentang
Rambu-rambu Pelaksanaan Kelompok
Mata Kuliah Pengembangan
Keperibadian di Perguruan Tinggi
(termasuk PPKN)
Surat Edran Dirjen Dikti
No.2393/D/T/2009 tentang
Penyelenggaraan Perkuliahan
Pancasila di Perguruan Tinggi
B. Latar belakang PPKn
Perubahan pendidikan ke Masa depan
(pembangunan berkelanjutan
/sustainable development)
Dinamika internal bangsa Indonesia
(kehilangan sumber dan sasarana
orientasi nilai, disorientasi nilai, distorsi
nasionalisme)
C. Landasan Pendidikan Pancasila
Landasan Historis : Proses sejarah yang
panjang
1

Landasan Kultural : Pancasila sebagai


Kepribadian dan jati diri bangsa
Landasan Filosofis : Pancasila sebagai
sumber nilai dalam penyelenggaraan
kenegaraan

BAB I
A. LANDASAN KONSTITUSIONAL
PENDIDIKAN
1. Setiap warganegara berhak
mendapatkan pendidikan[Pasal 31
(1)****]
2. Setiap warga negara wajib mengikuti
pendidikan dasar dan pemerintah wajib
membiayainya[Pasal 31 (2)****]
3. Pemerintah mengusahakan dan
menyelenggarakan satu sistem
pendidikan nasional, yang meningkatkan
keimanan dan ketakwaan serta akhlak
mulia dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa, yang diatur dengan
undang-undang [Pasal 31 (3)****]
2

4. Negara memprioritaskan anggaran


pendidikan sekurang-kurangnya 20%
dari APBN dan APBD untuk memenuhi
kebutuhan penyelenggaraan pendidikan
nasional [Pasal 31 (4)****]
5. Pemerintah memajukan ilmu
pengetahuan dan teknologi dengan
menjunjung tinggi nilai-nilai agama dan
persatuan bangsa untuk kemajuan
peradaban serta kesejahteraan umat
manusia [Pasal 31 (5)****]
6. Negara memajukan kebudayaan
nasional Indonesia di tengah peradaban
dunia dengan menjamin kebebasan
masyarakat dalam memelihara dan
mengembangkan nilai-nilai
budayanya[Pasal 32 (1)****]
7. Negara menghormati dan memelihara
bahasa daerah sebagai kekayaan
budaya nasional [Pasal 32 (2)****]

B. Visi dan Misi PPKn


Visi kelompok MPK di perguruan tinggi
merupakan sumber nilai dan pedoman
dalam pengembangan dan
penyelenggaraan program studi guna
3

mengantar mahasiswa memantapkan


keperibadiannya sebagai mansuia
indonesia seutuhnya.
Misi kelompok MPK di perguruan tinggi
membantu mahasiswa memantapkan
keperibadiannya agar secara konsisten
mampu mewujudkan nilai-nilai dasar
keagamaan dan kebudayaan, rasa
kebangsaan dan cinta tanah air
sepanjang hayat dalam menguasai,
menerapkan dan mengembangkan ilmu
pengetahuan, teknologi dan seni yang
dimilikinya dengan rasa tanggung jawab.
C. Kompetensi Dasar
Agar mahasiswa menjadi

ilmuan dan profesional yang memiliki


rasa kebangsaan dan cinta tanah air
demokratis yang berkeadaban,

menjadi warga negara yang memiliki


daya saing, berdisiplin dan berdedikasi
aktif dalam membangun kehidupan yang
damai berdasarkan sistem nilai-nilai
Pancasila.

D. Pengertian Kompetensi
Perpaduan dari pengetahuan,
keterampilan, nilai dan sikap yang
direfleksikan dalam kebiasaan berpikir
dan bertindak. (E. Mulyana. 2002).
Pengetahuan, keterampilan dan
kemampuan yang dikuasai oleh
seseorang telah menjadi bagian dari
dirinya, sehingga dapat melakukan
prilaku-perilaku kognitif, afektif dan
psikomotorik dengan sebaik-baiknya.
(MaAshan 1981).
Penguasaan terhadap suatu tugas,
keterampilan, sikap dan apresiasi yang
diperlukan untuk menunjang
keberhasilan (Crunkilton 1979).
E. Tujuan PPKn
Mengembangkan sikap dan perilaku
kewarganegaraan yang
mengapresiasi nilai-nilai moral-etika dan
religius.
Menjadi warganegara yang cerdas
berkarakter, menjunjung tinggi
nilai kemanusiaan
5

Menumbuhkembangkan jiwa dan


semangat nasionalisme, dan rasa
cinta pada tanah air.
Mengembangkan sikap demokratik
berkeadaban dan
bertanggungjawab, serta
mengembangkan kemampuan kompetitif
bangsa di era globalisasi.
Menjunjung tinggi nilai-nilai
keadilanAspeh/Ranah Kompetensi
Pengetahuan (knowledge)kesadaran
kognitif.
Pemahaman (understanding): kedalam
kognitif dan afektif yang dimiliki individu.
Kemampuan (skill): suatu yang dimiliki
individu yang melaksanakan tugasnya.
Nilai (value): standar perilaku yang telah
diyakini dan secara psikologis telah
menyuatu dalam diri seseorang.
Sikap (attitude): perasaan (senang, tidak
senang, suka tidak suka) atau reaksi
6

terhadap suatu rangsangan yang datang


dari luar.
Minat (interst): kecenderungan
seseorang untuk melakukan sesuatu
perbuatan (Gordon 1988)
F. Karakteristik KBK
Sistem belajar dengan modul
Menggunakan keseluruhan sumber
belajar
Pengalaman lapangan strategi belajar
individual personal
Kemudahan belajar
Belajar tuntas
Materi Kajian Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan
Melahirkan warga negara yang memiliki
wawasan berbangsa dan bernegara,
serta nasionalisme yang tinggi.
Melahirkan warga negara yang memiliki
komitmen kuat terhdap nilai-nilai HAM
dan demokrasi, serta berfikir kritis
terhadap permasalahannya.
7

Melahirkan warga negara yang mampu


berpartisipasi dalam upaya
menghentikan budaya kekerasan,
menyelesaikan konflik dalam masyrakat
secara damai berdasarkan nilai-nilai
Pancasila dan nilai-nilai universal, dan
menghormati supremasi hukum (rule of
law / rechtstaat).
Melahirkan warga negara yang mampu
memberikan kontribusi terhadap
persoalan bangsa dan kebijakan publik.
Melahirkan warga negara yang memiliki
pemahaman internasional mengenai
Civil Society.
G. MKU di Perguruan Tinggi
Tujuan Pendidikan Tinggi dalam UU No
12 tahun12 yaitu menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa dan berakhlak mulia,
sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri,
terampil, kompeten, dan berbudaya
untuk kepentingan bangsa.
Untuk mewujudkan tujuan tersebut,
seluruh mahasiswa harus mengikuti
pembelajaran mata kuliah dasar umum
8

yang dikenal dengan MKDU (general


education). Sebagian dari MKDU telah
dinyatakan dalam UU No 12 tahun 2012
sebagai mata kuliah wajib, yaitu Agama,
Pancasila, Kewarganegaraan, dan
Bahasa Indonesia.
H. Kuliah Pendidikan Pancasila
Memberikan pedoman kepada setiap
insan untuk mengkaji, menganalisis, dan
memecahkan masalah-maslah
pembangunan bangsa dan Negara
dalam perspektif nilai-nilai dasar
Pancasila sebagai ideology dan dasar
Negara Republik Indonesia.Beberapa
penelitian menunjukkan bahwa lebih dari
60% keberhasilan seseorang tidak
ditentukan pada penguasaan bidang
ilmunya, namun pada kepribadiannya.
Dengan menyadari pentingnya
kepribadian ini diharapkan mahasiswa
lebih tertarik pada mata kuliah Pend.
Pancasila dan Kewarganegaraan ini.
I. Pokok Bahasan Kajian PPKn
PENDAHULUAN
Pancasila Sebagai Sistem Filsafat
Bangsa
9

PANCASILA ETIKA BANGSA DAN


NEGARA
PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI
BANGSA DAN NEGARA
KARAKTER DAN IDENTITAS
NASIONAL
KARAKTER BANGSA INDONESIA DAN
GLOBALISASI
SISTEM KONSTITUSI DAN DINAMIKA
UUD 1945
SISTEM POLITIK DAN DINAMIKA
KETATANEGARAAN RI
KONSEP DEMOKRASI INDONESIA
MASYARAKAT MADANI
HAM , RULE OF LAW DAN
PEMBRANTASAN KORUPSI
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA
NEGARA SERTA BELA NEGARA
GEOPOLITIK INDONESIA
OTONOMI DAERAH DAN GOOD
GOVERNANCE
10

GEOSTRATEGI INDONESIA
Harapan Pembelajaran PPKn
Pendidikan Kewarganegaraan,
paradigma pendidikan demokrasi secara
sistemik dengan pengembangan civic
intellegence, civic participation, and civic
responcibility dari civic eduction
merupakan wahana pendidikan
demokrasi dapat menghasilkan manusia
berkualitas dengan keahlian profesional
serta berkeadaban khas Pancasila.
Pancasila harus menjadi Core
Phylosophy bagi kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara secara demokratis dalam
rangka mewujudkan masyarakat warga
yang berkeadaban.
Perguruan Tinggi Umum harus mampu
menghasilkan manusia yang unggul
secara intelektual, anggun secara moral,
kompeten dalam penguasaan ilmu
pengetahuan, teknologi dan seni, serta
memiliki komitmen tinggi untuk berbagai
kegiatan pemenuhan amanat sosial
tersebut
11

BAB III
A. PENDIDIKAN PANCASILA DAN
KEWARGANEGARAAN/ PPKN
1. Tujuan Pendidikan Pancasila
Peserta didik/mahasiswa dapat
memahami dan mampu melaksanakan
nilai-nilai Pancasila dan UUD 1945
dalam kehidupan sebagai warga negara
RI.
Menguasai pengetahuan dan
pemahaman tentang beragam masalah
dasar kehidupan masyarakat, berbangsa
12

dan bernegara yang hendak diatasi


dengan penerapan pemikiran yang
berlandaskan Pancasila dan UUD 1945.
Memupuk sikap dan prilaku yang sesuai
dengan nilai-nilai dan norma Pancasila,
sehingga mampu menaggapi perubahan
yang terjadi dalam rangka keteraduan
Ipteks dan pembangunan.
Membantu mahasiswa dalam proses
belajar, proses berfikir, memecahkan
masalah dan mengambil keputusan
dengan menerapkan nilai-nilai Pancasila
dan UUD 1945.
Kompetensi yang diharapkan; mampu
memahami, menganalisis dan menjawab
masalah-masalah yang dihadapi oleh
masyarakat bangsa secara
berkesinambungan dan konsisten
dengan cita-cita dan tujuan nasional
seperti yang digariskan dalam
Pembukaan UUD 1945. Dapat
menghayati filsafat dan Ideologi
Pancasila sehingga menjiwai tingkah
laku sebagai WNI dalam melaksanakan
profesinya.
13

Dapat menjadikan warga negara


Indonesia yang unggul menguasai
Ipteks dan seni namun tidak kehilangan
jati dirinya sebagai bangsa Indonesia

2. Garis Besar Proses Pembelajaran M.K


Pancasila dan PPKNGBPP MK Pancasila
a. Memahami landasan dan tujuan
Pendidikan Pancasila
b. Memahami dan menginternalisasikan
nilai SejarahPerjuangan Bangsa.
c. Memahami sistem ketatanegaraan RI
berdasarkan Pancasila dan UUD
d. Memahami dinamisasi pelaksanaan
UUD1945
e. Memahami Pancasila sebagai sistem
fisafat
f. Memahami Pancasila sebagai idilologi
g. Memahami Pancasila sebagai sistem
etika
h. Memahami aktualisasi Pancasila dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara
3. Ruang Lingkup MK PPKN
Pendahuluan; Pengertian, Tujuan
PPKN, Ruang lingkup, Sistem Evaluasi.
14

Negara dan Bangsa

Hak dan Kewajiban Warganegara

Hak Asasi Manusia

Demokrasi

Wawasan Nusantara

Ketahanan Nasional dan Bela Negara

Politik Nasional dan Strategi Nasional

Literatur
a. Santiaji Pancasila, Prof. Darji
Darmodihardjo, S.H. Dkk.
b. Pendidikan Pancasila (SK Dirjen Dikti
No.38/Dikti/Kep/2002), Drs.H.Kaelan,
M.S.
c. Pendidikan Kewarganegaraan
d. UUD RI 1945 (Amandemen oleh MPR),
Sekretariat Jenderal MPR 2006.

4. Tujuan Instruksional Umum MK PPKN


Terbentuk sikap dan cara berfikir
komprehensif integral padaseluruh
aspek kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara
15

Menumbuhkan rasa cinta tanah air untuk


membela keutuhan dan tegaknya
negara /NKRI,serta keutuhan bangsa
Menumbuhkan wawasan warga negara
dalam persahabatan, perdamaian dunia,
kesadaran bela negara, sikap dan
perilaku yang bersendikan nilai-nilai
budaya bangsa
MK Pengembangan Kepribadian
meliputi; Agama, Pancasila dan Pend.
Kewarganegaraan
Dibeberapa negara didunia
melaksanakan MK. General
Education/Humanities ini melalui
duniapendidikan, seperti;
Amerika Serikat mempunyai; History
Humanity And Philosophy;
Jepang mempunyai; Japanese History,
Ethis, Philosophy and Science Religion,
Phillipina mempunyai; Family Planning,
Taxtion And Land Reform, The Phillipina
New Constitution, Study of Human Right

16

BAB IV
A. LANDASAN PENDIDIKAN PANCASILA
1. Pancasila ditinjau dari Landasan
Historis
Bangsa Indonesia terbentuk melalui
suatu proses yang cukup panjang sejak
kerj. Kutai, Sriwijaya, Majapahit sampai
datangnya bangsa lain yang menjajah
Indonesia. Selama ratusan tahun
bangsa Indonesia berjuang menemukan
jatidirinya, yang digunakan sebagai
filosofi hidup dan bangsa yang
dirumuskan dan disahkan menjadi dasar
negara Indonesia. Yang sekarang kita
kenal sebagai Pancasila dan tiada lain
sebagai nilai-nilai kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara.
Pada masa sebelum kemerdekaan
sampai dengan kemerdekaan RI yaitu
dalam ketatanegaraan RI dilakukan
upaya menyusun rancangan UU
Ketatanegaraan RI dalam sidang
BPUPKI (Badan Penyelidik Usahausaha Persiapan Kemerdekaan
17

Indonesia) digunakan pertama kali istilah


Pancasila oleh Ir. Soekarno dan Moch.
Yamin.
Istilah Pancasila digunakan untuk
memberikan nama pada 5 (lima) Prinsip
dasar kenegaraan Indonesia oleh
Soekarno dan Moh. Yamin.
Pada tanggal 18 Agustus 1945 sehari
setelah kemerdekaan/ Proklamasi RI.
PPKI (Panitia Persiapan Kemerdekaan
Indonesia) menetapkan dan mensahkan
UUD 1945 yang dikenal dengan UUD
1945. Dalam Pembukaan UUD45
tercantum 5 (lima) dasar negara yang
kini dikenal dengan sebutan Pancasila.
Meskipun istilah Pancasila sendiri tidak
tercantum didalam UUD45 tersebut.
2. Pancasila Sebagai Landasan Kultural

Pancasila dalam hal ini berkaitan erat


dengan budaya kehidupan bangsa
Indonesia dan menentukan eksistensi
bangsa Indonesia. Selain itu sikap
mental, tingkah laku ataupun amal
perbuatan setiap bangsa Indonesia
harus mencerminkan dari sila-sila
Pancasila, karena nilai-nilai budaya
18

Pancasila ada dan tumbuh sebagai


budaya bangsa Indonesia.
3. Pancasila sebagai Landasan Yuridis

Sebagai landasan Yuridis Pancasila


tercantum dalam Pembukaan UUD45.
Pancasila adalah dasar negara RI, hal
ini berarti bahwa Pancasila
dipergunakan sebagai dasar dan
pedoman dalam mengatur pemerintahan
dan penyelenggaraan negara. Isi dan
tujuan dari semua perundang-undangan
di Indonesia harus berdasarkan
Pancasila.
4. Pancasila sebagai Landasan Philosofis
Falsafah berasal dari kata Yunani
philosophia.

Philos berarti mencintai atau


mencari

Sophia berarti kebijaksanaan/


kebenaran (wisdom).
Secara harfiah falsafah berarti mencintai
kebenaran.Istilah filsafat dalam bahasa
arab adalah falsafah. Menurut al-farobi
(ahli filsafah Islam) falsafat ialah ilmu
19

pengetahuan tentang alam maujud


bagaimana hakikat yang sebenarnya.
a. Pancasila sebagai Filsafat Negara
Dalam hal ketatanegaraan terdapat 3 (tiga)
faktor utama yang harus ada dan satu
sama lain saling mempengaruhi dan
mempunyai hubungan yang erat, yaitu:
5. Faktor Filsafat Negara
Dasar filasafat negara yang disebut juga
dasar atau landasan ideal. Filsafat ini
berakar pada pandangan hidup
masyarakat yang mendukung negara
tersebut. Sebagai contoh: Pancasila
adalah dasar filsafat Negara RI yang
berakar pada pandangan hidup,
termasuk cita-cita ketatanegaraan,
watak dan kepribadian bangsa
Indonesia.
6. Faktor Konstitusi UUD
Ketentuan hukum mengenai struktur
negara dan pemerintahannya, termasuk
bentuk dan susunan negaranya, alat-alat
perlengkapannya, tugas alat-alat
perlengkapan tersebut, serta hubungan
satu sama lain.
20

7. Faktor Garis Politik


Garis kebijaksanaan atau pengarahan
jalannya pemerintahan negara, sehingga
dapat dicapai tujuan negara dan ini
berarti program kerja pemerintahan yang
dilaksanakan terus menerus sesuai
dengan tujuan negara menurut tertib
hukum yang ditetapkan dalam UUD/
Konstitusi serta peraturan dibawahnya.
Ketiga faktor tersebut saling berkaitan
satu sama lain. Faktor filsafsat memberi
jiwa dan semangat, cita-cita dan
pandangan hidup bagi struktur dan
administrasi pemerintahan maupun bagi
pengarahan yakni garis politik. Suatu
struktur dan mekanisme pemerintahan
harus sesuai dengan dasar filsafat
negara dan tujuan negara yang akan
dicapai melalui program kerja
pemerintah. Peran ketiga faktor tersebut
akan mempengaruhi terhadap kestabilan
atau mantap atau tidaknya suatu negara
dan jalannya pemerintahan.

21

B. Pancasila Dalam Konteks Sejarah


Perjuangan Bangsa
Secara kronologis Pancasila sebagai
filsafat negara tumbuh dan berkembang
sejalan dengan sejarah perjuangan
Indonesia yang cukup panjang.
Lahirnya falsafah Pancasila tidak
terlepas dari sejarah perjuangan bangsa
ang telah dimulai sejak zaman kerajaan
Sriwijaya, Majapahit, Mataram, yang
mengalami masa pasang surut dan
terpecah dengan masuknya bangsa
barat.
Melalui perjuangan pergerakan
nasional Budi Utomo tahun 1908
(melalui cita-cita politik yang
dilaksanakan melalui pendidikan dan
pengajaran) juga pergerakan nasional
yang melahirkan Sumpah Pemuda 28
Oktober 1928. Serta pembentukan
BPUPKI dengan panitia kerja (Panitia 9
sebagai Tim Perumus) yang
menghasilkan naskah rancangan
Pembukaan UUD45 (tanggal 22 Juni
1945) yang terdiri dari 4 alinea.
Kemudian dikenal sebagai Piagam
22

Jakarta dalam rancangan inilah untuk


pertama kalinya Pancasila dicantumkan
sebagai Dasar Negara Indonesia. Dan
selanjutnya ditetapkan dalam UUD45
pada Pembukaan Alinea 4 (UUD45
disahkan pada tanggal 18 Agustus 1945
oleh PPKI).
1. Usulan Rumusan dasar
ketatanegaraan Indonesia oleh Muh.
Yamin (20 Mei 1945):
a. Perikebangsaan
b. Perikemanusiaan
c. Periketuhanan
d. Perikerakyatan
e. Kesejahteraan Rakyat
Lima prinsip tersebut diusulkan dalam
rancangan UUD Indonesia pada alinea
pembukaan dengan rumusan sebagai
berikut :
a. Ketuhanan YME
b. Kebangsaan persatuan Indonesia
c. Rasa kemanusiaan yang adil dan
beradab
d. Kerakyatan yang dipimpin oleh
hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan perwakilan
23

e. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat


Indonesia
2. Usulan dari Ir. Soekarno pada pidato
sidang ke-3 BPUPKI (1 Juni 1945):
a. Kebangsaan Indonesia
b. Internalisme/ perikemanusiaan
c. Mufakat dan demokrasi
d. Kesejahteraan sosial
e. Ketuhanan yang berkebudayaan
3. Rumusan Pancasila pada Piagam
Jakarta (22 Juni 1945):
a. Ketuhanan dengan kewajiban
menjalankan syariat Islam bagi
pemeluk-pemeluknya
b. Kemanusiaan yang adil dan beradab
c. Persatuan Indonesia
d. Kerakyatan yang dipimpin oleh
hikmah kebijaksanaan dalam
permusyawaratan perwakilan
e. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia

24

4.
5.
6.
7.
8.

Pancasila dalam dokumen sejarah a.l:


Pidato Muh. Yamin tanggal 29 Juni 1945
Pidato Soekarno tanggal 1 Juni 1945
Piagam Jakarta tanggal 22 Juni 1945
Dalam Alinea ke-4 Pembukaan UUD
1945
9. Dalam alinea ke-4 Mukaddimah
Konstitusi RIS tanggal 27 Desember
1945
10.
Dalam alinea ke-4 Mukaddimah
UUDS 1950 tanggal 17 Agustus 1950
11.
Dalam alinea ke-4 Pembukaan
UUD 1945 Dekrit Presiden tanggal 5 Juli
1959

25

BAB V
A. Sejarah Perjuangan Bangsa Indonesia
1. Masa Sebelum Penjajahan Belanda
Tahun 400-600 M.:
a. KerajaanKutai (KALTIM):
Raja Kudungga
Raja Asywawaman
Raja Mulawarman (Prasasti
Batu Tulis)
b. KerajaanTarumanegara (Bogor):
Raja Purnawarman(Prasasti Batu
Tulis)
Abad ke 13( Tahun 1227);
Agama Islam masuk melalui
Aceh dibawa pedagang Parsi dan
Gujarat. Kerajaan pertama Samudra
26

Pasai, kemudia disusul KerajaanIslam


di Pulau Jawa, di Banten, Tuban, Gresik,
Cirebon.
Abad ke 16;
Masuk agama Kristen yang dibawa oleh
pedagang Portugis dan Belanda.

Masa kejayaan bangsa kita tampak


pada:
- Masa KerajaanSriwijaya
- Masa Kerajaan Majapahit:
SumpahPalapa Patih Gajah
Mada
(untuk mempersatukan
nusantara).
Masa setelah masuknya
penjajahan Belanda:
2. Masa setelah masuknya penjajahan
Belanda:
Melalui perdagangan bangsa Belanda
membentuk VOC (Vereenigde Oost
Indische Compania) sebagai bentuk
kongsi dagang
27

Reaksi yang timbul:


Perlawanan di berbagai daerah seperti:
- Di Mataram Sultan Agung
- Di Banten Sultan Agung Tirtayasa
3. Kebangkitan Nasional
a. Pergerakan Nasional Budi Utomo (20
Mei 1908)
Bergerak dibidang pendidikan dan
pengajaran melalui program
mengusahakan perbaikan pendidikan
dan pengajaran.
b. Sumpah Pemuda (28 Oktober 1928)
Mengumandangkan persatuan bangsa,
tanah air, dan Bahasa Indonesia.
Tokohnya:
Muh. Yamin, Wangsanagara,
Kuntjoro Purbopranoto.

4. Masa Penjajahan Jepang


Setelah Jepang masuk ke Indonesia
tahun 1942 berbagai kegiatan politik
ataupun rapat-rapat dilarang,
28

dikeluarkan pula peraturan


membubarkan semua perkumpulan.
Propaganda 3A Jepang yaitu Jepang
Pelindung Asia, Cahaya Asia, dan
Pemimpin Asia. Berkaitan dengan
keinginan Jepang untuk menguasai
Indonesia.
Tanggal 17 Agustus 1945 Puncak
Pergerakan
Hal ini merupakan kelanjutan dari
perjuangan yang dilaksanakan berabadabad lamanya.
Pergerakan 17 Agustus 1945 seperti
telah dicantumkan dalam pembukaan
UUD 1945 kemerdekaan tersebut adalah
hak segala bangsa, penjajahan tersebut
tidak sesuai dengan kemanusiaan dan
keadilan.
5. 1950 (Masa 1945Revolusi Fisik)
a. Masa bangsa Indonesia merebut
memperbaiki kekuasaan terhadap
penjajah.22 Agustus 1945
b. Terbentuk BKR (Badan Keamanan
Rakyat)10 Nopember 1945
c. Perlawanan di Surabaya25 Maret 1947
29

d. Perjanjian Linggarjati (mendirikan


negara federasi Negara Indonesia
Serikat)
Terjadinya pemberontakan RMS
(Republik Maluku Selatan), Tahun 1950
dibawah pimpinan Mr.Dr.Soumokil
gerakan ini ingin melepaskan diri dari
pemerintah RI.
27 Desember 1949-17 Agustus 1950,
masa Republik Indonesia Serikat (RIS).
17 Agustus 1950 diubah kembali
menjadi Negara Kesatuan, K/ bentuk
negara ini lebih tepat u/ mempersatukan
dan mempertahankan kesatuan bangsa
dan negara Indonesia.
Tahun 1950 (tanggal 27September)
Indonesia menjadi anggota PBB ke-60,
bendera Indonesia berkibar disamping
Negara lainnya.

6. Tahun 1950-1959 (Masa Survival)


Pada masa ini kita mempertahankan
negara kesatuan RI dari pemberontakan
yang terjadi seperti:
30

PRRI (Pemerintah Revolusioner


Republik Indonesia).dibawah pimpinan
Ssyafrudin Prawiranegara Tahun 1958.
Pemberontak Aceh (1953), o/ Daud
Beureuh (DI/TII) Aceh sbg.bagian
Negara Islam Indonesia.
Pemberontak DI/TII di Sulawesi Selatan
Kahar Muzakar (1952)
Permesta (Piagam Perjuangan
Semesta) di Sulawesi 1958 untuk
melepaskan diri dari pem.pusat.

7. Masa Kembali ke UUD 1945


Alasan pemikiran pemerintah untuk
kembali ke UUD 1945:
UUD 1945 merupakan dokumen
historis atas dasar mana revolusi
dimulai dan dapat digunakan sebagai
landasan guna menyelesaikan
revolusi pada tingkat saat itu/saat
sekarang.
UUD 1945 adalah cukup demokrasi
sesuai dengan kepribadian bangsa
Indonesia.
31

UUD 1945 lebih menjamin


terlaksananya prinsip demokrasi
terpimpin dan ekonomi terpimpin.
UUD 1945 menjamin adanya
pemerintahan yg stabil selama
setahun oleh karena kekuasaan DPR
dibatasi (tidak dapat menjatuhkan
Pemerintah/Presiden) kekuasaan
tertinggi ditangan DPR.
8. Diktum Dekrit Presiden 5 Juli 1959
Menetapkan pembubaran
konstituante.
Menetapkan UUD 1945 berlaku lagi
bagi segenap bangsa Indonesia dan
seluruh tumpah darah Indonesia.
Menetapkan tidak berlakunya lagi
UUDS 1950.
Akan diselenggarakan dalam waktu
yang sesingkat-singkatnya
pembentukan Majelis
Permusyawaratan Rakyat sementara
yang terdiri dari anggota-anggota
dewan perwakilan rakyat ditambah
dengan utusan utusan dari daerahdaerah dan golongan-golongan.
32

Akan diselenggarakan dalam waktu


sesingkat-singkatnya pembentukan
Dewan Pertimbangan Agung
sementara.
9. Masa Orde Lama
Terjadi penyimpangan sebagai berikut:
Pengangkatan Presiden seumur hidup.
Menyamakan kedudukan Pancasila
dengan ajaran-ajaran Nasakom (yang
mengajarkan bersatunya golongan
nasionalis agama ekonomi).
Kedudukan MPRS dan DPR GR sejajar
dengan kedudukan menteri: Dengan
dmk MPRI berada dibawah Presiden
10. Masa Orde Baru
Lahirnya Supersemar (Surat Pemerintah
Sebelas Maret) tanggal 11 Maret 1966.
Oleh Presiden Soekarno kepada Jendral
Soeharto untuk mengambil segala
tindakan yang dianggap perlu untuk
menjalin keamanan dan ketenangan
serta kestabilan jalannya pemerintahan
dan Revolusi Indonesia.

33

11. Masa Reformasi


Kasus-kasus Tragedi Ambon, Poso,
Sampit, Kalimantan Barat,Perpecahan di
Aceh dan Irian Barat/Papua.

B. Kronologis Penyusunan Pancasila dan


UUD 1945
17 Desember 1941
Meletus perang fasitik, sekutu
dikalahkan oleh Jepang dengan
membom Pearl Harbour sehingga
daerah-daerah jajahan sekutu (AS,
Inggris,Belanda) di fasifik dikursi o/
Jepang, termasuk Indonesia.
8 Maret 1942
Jepang masuk ke Indonesia, setelah itu
Jepang tahu apa yang menjadi
keinginan bangsa Indonesia adalah
kemerdekaan bangsa dan tanah air.
28 Mei 1945
Untuk memenuhi janjinya, pemerintah
Jepang membentuk suatu badan yang
dinamakan Badan Penyelidik Usahausaha Persiapan Kemerdekaan
34

Indonesia (BPUPKI) / dokumen Ritzu


Junbi Choosakai, yang bertugas
menyelidiki segala sesuatu mengenai
persiapan kemerdekaan Indonesia demi
membentuk panitian kerja.
1. Panitia 9 Sebagai Perumus Naskah
Rancangan Pembukaan UUD 1945
Ir. Soekarno (ketua)
Dr.M. Hatta
Mr. A.A. Maramis
Abikusno Tjokrosuyoso
Abdul Kohar Muzakhir
H. Agus Salim
Mr. Ahmad Subondjo
K.H.A.W. Hasyim
Mr. M.Yamin

a. Panitia 9 (Perumus) menghasilkan


Naskah Rancangan Pembukaan UUD
(Tgl 23 Juni 1945 yang terdiri dari 4
alinea, dikemudian dikenal dengan
Piagam Jakarta dalam Rancangan
Pembukaan UUD inilah untukPertama
Kali Pancasila dicantumkan sebagai
35

Dasar Negara Indonesia (dan diterima


pada Sidang Pleno 16 Juli 1945
2. Panitia Perancang UUD
Marumis
Oho Iskandardinata
Poeroebejo
Agus Salim
Achmad Subendjo
Soeparno
Ny. Ulfah Santoso
Wachid Hasyim
Paradi Hantap
Ratu Hantory
Susanto
Sartono
36

Wongsangoro
Warjuningrat
Singgit
Tan Eng Hoa
Husein Dirja Ningrat
Sukimin
Soekarno (ketua
Tugas:
Merancang UUD dengan membentuk Tim
Kecil mengenai Muatan UUD seperti.
Kedaulatan Badan Pemusyawaratan
Rakyat, Presiden, Menteri-Menteri,
Dewan Pertimbangan Agung, Dewan
Perwakilan Rakyat (Membahas Tentang
Isi Batang Tubuh UUD)

3. Panitia Ekonomi dan Keuangan


Diketua Oleh Drs. Moch Hatta
37

4. Panitia Pembela Tanah Air


Diketua Oleh. Abikusno
Tjokrosuyoso
17 Agustus 1945 : Proklamasi
Kemerdekaan RI
18 Agustus 1945 :Pengesahan UUD
1945, dengan keputusan sbb:
Menetapkan dalam mensahkan
Pembukaan UUD 1945, yang bahanbahannya hampir seluruhnya diambil
dari Rancangan Pembukaan UUD, yang
disusun oleh Panitia Perumus pada Tgl
22 Juni 1945 (Piagam Jakarta).
Menetapkan dan mensahkan UUD 1945
yang bahan-bahannya hampir
seluruhnya diambil dari Rancangan UUD
yang disusun oleh Panitia Perancang
UUD pada Tgl 16 Juli 1945. Memilih
Ketua PPKI Ir. Soekarno dan Wakil
Ketua PPKI Drs. Moch Hatta Masingmasing menjadi Presiden dan Wakil
Presiden Republik Indonesia. Pekerjaan
Presiden untuk sementara dibantu oleh
sebuah Komite Nasional.

38

19 Agustus 1945 Sidang PPKI


memutuskan:
Pembentukan 12 Depertemen Negara
Pembagian Wilayah Indonesia atau 8
Propinsi tiap Propinsi dibagi dalam
Kresidenan-Kresidenan

C. Pancasila sebagai suatu sistem filsafat


Pancasila terdiri dari 5 sila yang
pada hakikatnya merupakan sistem
filsafat.
Sistem adalah:
Suatu kesatuan bagian-bagian yang
saling berhubungan , saling
bekerjasama untuk satu tujuan tertentu
dan secara keseluruhan merupakan
suatu kesatuan yang utuh.
Ciri-ciri sistem:
Satu kesatuan bagian-bagian
Bagian-bagian tersebut merupakan
fungsi sendiri-sendiri
Saling berhubung, saling
ketergantungan
39

Kesemuanya dimaksudkan untuk


mencapai suatu tujuan bersama
Terjadi dalam suatu lingkungan yang
kompleks (Shore & Vioich 1974,122)
Susunan Pancasila adalah sistem
hirarkhis dari keliam sila Pancasila
tersebut yang menunjukan satu
rangkaian urutan yang terttinggi
(sebagai satu totalitas) dengan uraian
sebagai berikut:
Sila kesatuKe-Tuhanan Yang Maha
Esa adalah menunjukan rangkaian
tingkat baik dalam luas dan isi
sifatnya. Meliputi dan menjiwai Sila
kedua, ketiga, keempat dan kelima.
Sila kedua Kemanusiaan yang adil
dan beradab diliputi dan dijiwai sila
kesatu, meliputi dan menjiwai sila
ketiga, keempat dan kelima.
Sila Ketiga Persatuan Indonesia
diliputi dan dijiwai sila kesatu dan
kedua, meliputi dan menjiwai sila
keemat dan kelima.
Sila Keempat Kerakyatan yang
dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan
40

dalam permusyawaratan perwakilan


diliputi dan dijiwai sila kesatu, kedua,
ketiga, meliputi dan menjiwai sila
kelima.
Sila Kelima Keadilan Sosial Bagi
Seluruh Rakyat Indonesia, diliputi
dan dijiwai sila kesatu, kedua, ketiga,
dan keempat.

Kesimpulan
Pancasila adalah suatu sistem filsafat
yang merupakan suatu kesatuan organis
atau satu kesatuan yang bulat, antara
sila yang satu tidak bisa dipisahkan
dengan sila lainnya.
Antara sila yang satu dengan sila lainnya
saling berhubungan atau senantiasa
dikualifikasikan oleh sila-sila yang
lainnya, berhubungan erat sehingga
membentuk suatu struktur yang
menyeluruh.
Pemikiran tentang manusia dengan
Tuhan YME, hubungan antar sesama
41

manusia dengan masyarakat dan


negara.
Hal ini memberikan suatu pola pemikiran
bangsa Indonesia yang menjadikan
Pancasila sebagai sistem filsafat.
Dengan demikian dalam Pancasila
sebagai filsafat Bangsa Indonesia
bahwa paham kemanusiaan, persatuan
bangsa, kerakyatan yang dipimpin oleh
kebijaksanaan tersebut, dilandasi atau
diliputi dan dibimbing oleh Tuhan YME.
D.Paham integralistik dalam negara
Indonesia hubungannya dengan
penetapan dasar negara
Integralistik merupakan paham yang
terdapat dalam Pancasila.Pola pikir
integralistik yang disesuaikan dengan
budaya bangsa Indonesia.Pancasila
merupakan satu kesatuan yang bulat
dari kelima sila, masing-masing sila tidak
berdiri sendiri-sendiri. Hal ini
menggambarkan adanya pikiran
persatuan atau pandangan integralistik
sebagaimana tertuang dalam 4 pokok
pikiran dalam Pembukaan UUD 1945.
42

Paham negara integralistik berdasar


pada Pancasila berbeda dengan paham
negara yang berdasarkan paham
liberalisme yang dalam ketatanegaraan
dan ekonominya berdasarkan
kebebasan politik dan ekonomi.
Demikian pula pada paham materialime,
yang semata-mata bersandar pada
kebendaan (materi) menjadi sebab
segala yang ada dan terjadi didunia ini.
Sedangkan pada paham
komunisme,pahamyang bertujuan untuk
menghapuskan hak milik perorangan
dan dasarnya sama rata sama rasa.
Pada paham sosialisme paham dalam
ketatanegaraannya berusaha agar
harta/milik, industri, perusahaan menjadi
milik negara.
Dengan paham integralistik bangsa
Indonesia dengan segala keaneka
ragamannya telah membentuk suatu
kesatua integrasi sebgai suatu bangsa
yang merdeka yang dituangkan dalam
Pokok Pikiran 1 (pertama)
43

Secara yuridis-filosofis Pancasila


sebagai dasar filsafat negara tercantum
dalam Alinea IV UUD 1945;
maka disusunlah kemerdekaan
kebangsaan Indonesia itu dalam suatu
undang-undang dasar Negara Indonesia
yang terbentuk dalam suatu susunan
negara Indonesia yang berkedaulatan
rakyat dengan berdasarkan kepada,
Ketuhanan Yang Maha Esa,
Kemanusiaan yang adil dan beradab,
persatuan Indonesia dan Kerakyatan
yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan
Kedudukan Pancasila merupakan
sumber tertib hukum Indonesia yang
terdaat dalam pembukaan UUD 1945
alinea ke-4 yang diwujudkan kedalam
empat pokok pikiran yaitu:
- Pokok pikiran pertama intinya persatuan
Negara...melindungi segenap Bangsa
Indonesia dan seluruh tumpah darah
Indonesia dengan berdasar atas
persatuan dengan menjadikan keadilan
sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
44

Dalam pembukaan ini diterima aliran


pengertian negara kesatuan, negara
melindungi dan meliputi segenap
bangsa seluruhnya. Dengan demikian
segenap penyelenggara negara dan
setiap warga negara wajib
mengutamakan kepentingan negara
diatas kepentingan perorangan dan
golongan.
Pokok Pikiran Kedua Keadilan Sosial
Negara hendak mewujudkan keadilan
sosial bagi seluruh rakyat. Dengan
demikian perlu diwujudkan negara bagi
seluruh rakyat Indonesia atau hak dan
kewajiban yang sama untuk
menciptakan kedilan sosial dalam
kehidupan masyarakat.
Pokok Pikiran Ketiga Kedaulatan
Rakyat negara yang berkedaulatan
rakyat berdasar atas kerakyatan dan
permusyawaratan/perwakilan. Oleh
karenanya sistem negara yang
bebrbentuk dalam UUD harus berdasar
kedaulatan rakyat dan berdasar atas
permusyawaratan/perwakilan.
45

Pokok pikiran keempat Ketuhanan YME


dan Kemanusiaan yang adil dan
beradab negara berdasar atas keTuhanan YME menurut dasar
kemanusiaan yang adil dan beradab.
Oleh ......UUD harus mengandung isi
yang mewajibkan pemerintah dan lainlain penyelenggara negara untuk
memelihara budi pekerti kemanusiaan
yang luhur dan memegang tengeh citacita rakyat yang luhur.

E. Pancasila Sebagai Idiologi Negara


Ideologi berasldari kata Idein (Yunani) atau
Idea yang berati: gagasan, bentuk, konsep,
cita-cita, pengertian dasar.
logos artinya: Ilmu, ajaran.
secara hartiah ideologi diartikan sebagai
ilmu tentang idea, cita-cita, gagasan atau
buah pikiran

Dalam perkembangannya kemudian


idiologi menjadi berarti sistem dasar
tentang nilai-nilai dan tujuan serta
46

sarana-sarana pokok-pokok untuk


mencapainya
Dalam hubungannya dengan negara,
ideologi diartikan samadengan
weltanshauung atau sebagai konsensus
mayoritas warga negara tentang nilainilai dasar yang ingin diwujudkan
Penerapan idiologi dibidang kenegaraan
termasuk kehidupan berpolitik, dimana
idiologi mewarnai cara berpolitik. Idiologi
bersifat asasi, sedangkan politik adalah
kebijaksanaan atau pelaksanaan idiologi
Pancasila sebagai idiologi berarti bahwa
idiologi Pancasila merupakan paduan
gagasan dasar mengenai hidup dan
kehidupan bangsa Indonesia dalam
bernegara, berbangsa dan
bermasyarakat.
Pancasila bukanlah idiologi yang tertutup
bagi ide baru dan realitas. Idiologi
Pancasila mengakui adanya pergeseran
dan perubahan nilai sebagai pertanda
adanya dinamika masyarakat untuk
mencapai kemajuan.
47

Pancasila adalah idiologi terbuka,berarti:


Pancasila harus dikembangkan secara
kreatif dan dinamis untuk dapat
menjawab tantangan zaman yang terus
berubah.
Caranya: dengan mengembangkannya
melalui konsensus nasional, melalui
interprestasi yang kritis, menjadi idiologi
yang dinamis sejalan dengan
perkembangan kehidupan masyarakat,
bangsa dan negara, sekaligus
mengupayakan agar realita baru
tersebut tetap dijiwai nilai-nilai Pancasila
Keterbukaan Pancasila bukan berarti
mengubah nilai-nilai dasar yang
terkandung di dalamnya, namun
mengeksplisitkan wawasannya secara
lebih konkrit untukmemecahkan
masalah-masalah aktual yang
senantiasa berkembang seiring dengan
aspirasi perkembangan IPTEK serta
jaman
Bagi suatu bangsa dan negara, idiologi
adalah wawasan, pandangan hidup atau
falsafah kebangsaan dan
kenegaraannya.
48

Idiologi juga sebagai landasan negara


dan sekaligus sebagai tujuan dalam
kehidupan bermasyarakat berbangsa
dan bernegara.

Secara Struktural Pancasila sebagai idiologi


terbuka memiliki 3 (tiga) dimensiyaitu:
1. Dimensi Idealistis, yaitu nilai-nilai dasar
yang terkandung dalam Pancasila
bersifat sistematis, nasional dan
menyeluruh, dimana hal ini terkandung
dalam hakikat nilai-nilai Pancasila yaitu
ketuhanan, kemanusian,
persatuan,kerakyatan dan keadila sosial.
Nilai-nilai Pancasila yang hakikatnya
bersumber pada filsafat nilai filosofis.
2. DimensiNormatif, yaitu nilai-nilai yang
terkandung dalamPancasila perlu
dijabarkan norma, sebagaimana
terkandung dalam norma kenegaraan.
Dalam hal ini Pancasila terkandung
dalam Pembukaan UUD 45 yang
merupakan norma tertib hukum tertinggi
49

dalam ketatanegaraan Indonesia


(Staatstumdamental norm).
Pancasila sebagai idiologi yang
dijabarkan kedalam langkah yang
operasional perlu memiliki norma yang
jelas.
Dimensi Realistis;
Adalah sebagai idiologi yang harus
mampu mencerminkan realita hidup dan
berkembang dalam masyarakat, dan
dijabarkan dalam kehidupan masyarakat
secara konkrit baik dalam kehidupan
sehari-hari mupun dalam
penyelenggaraan negara

F. Pancasila Sebagai Pandangan Hidup


Bangsa
Pandangan hidup suatu bangsa adalah:
inti sari (kristalisasi) dan nilai-nilai yang
dimiliki bangsa tersebut, dan yang
diyakini kebenarannya berdasar
pengalaman sejarah, serta yang telah
menimbulkan tekad bangsa tersebut
untuk mewujudkannya dalam kehidupan
sehari-hari.
50

Guna menentukan arah tujuan yang


ingin dicapai oleh suatu bangsa dan
negara, diperlukan pandangan hidup
suatu bangsa. Dengan pandangan hidup
ini suatu bangsa akan memandang
persoalan yang akan dihadapinya dan
sebagai penentu arah serta cara untuk
memecahkan persoalan tadi.
Pengalaman hidup suatu bangsa lahir
dan diambil dari pengalaman hidup dan
sejarah bangsa tersebut. Didalamnya
terkandung a.l;
a. Cita-cita bangsa.
b. Pikiran-pikiran yang mendalam,
c. Gagasan mengenai wujud kehidupan
yang baik.

G. Nilai-nilai dalam Pancasila


Nilai: merupakan konsepsi abstak dalam diri
manusia mengenai apa yang benar dan
apa yang salah (nilai kebenaran), apa
yang indah dan yang buruk (nilai
estetis), apa yang religius dan apa yang
tidak religius (nilai agama), apa yang

51

baik dan apa yang buruk (nilai moral


atau nilai etis).

Menurut Prof.Notonegoro ada 3


kelompok nilai:
3. Nilai material ; yaitu segala sesuatu yang
berguna bagi umat manusia
4. Nilai vital; yaitu segala sesuatu yang
berguna bagi manusia untuk dapat
mengadakan kegiatan dan aktivitas
5. Nilai kerohanian; yaitu segala sesuatu
yang berguna bagi rohani manusia,terdiri
dari:
nilai kebenaran yang bersumber kepada
unsur akal, budi manusia
nilai keindahan, yang bersumber pada
unsur manusia
Nilai religius,merupakan nilai Ketuhanan,
kerohanian yang tertinggi dan mutlak.
Nilai religius ini bersumber pada
kepercayaan dan keyakinan manusia.
Nilai kebenaran/nilai moral, yang
bersumber pada unsur
kehendak/kemauan manusia.
52

Dalam pelaksanaannya nilai-nilai


tersebut dijabarkan dalam bentuk
norma/kaidah, seperti : norma agama
dengan sanksi agama. Norma
kesusilaan dengan sanksi rasa susila,
normasopan santun dengan sanksi
sosial, norma hukum dengan sanksi
hukum dari pemerintah
Nilai pada hakikatnya adalah sifat atau
kualitas yang melekat pada suatu obyek.
Didalam nilai terkandung cita-cita,
harapan-harapan,dan keharusan ( das
Sollen).
Nilai sebagai das sollen (normatif) perlu
direalisasikan dalam perbuatan seharihari yang merupakan fakta.
Nilai diformulasikan kedalam norma.
Norma hukum sifatnya memaksa dan
dapat dipaksakan.

H. Pancasila sebagai etika politik


Pengertian Etika
Pengertian Nilai, Norma dan Moral
53

Etika Politik
Nilai-nilai Pancasila sebagai sumber
Etika Politik
Etika (Ethics) dapat diartikan sebagai
berikut:
Merupakan dasar moral yaitu nilai-nilai
tentang apa yang baik dan apa yang
buruk, dan berkaitan dengan hak dan
kewajiban.
Sebagai pedoman perilaku, sikap atau
tindakan yang diterima dan diakui
sehubungan dengan kegiatan manusia
atau kelompok tertentu.
Merupakan persoalan pendidikan,
memberikan contoh yang benar dan
pelayanan untuk mempraktekan perilaku
moral dengan dialog yang jujur. Dengan
ini etika merupakan proses
pembelajaran mengenai benar dan
salah dan kemudian melakukan hal yang
benar.
Etika dipandang sebagai ilmu tentang
berperilaku mencakup aturan dasar yang
dianut dalam hidup dan kehidupan.
1. Pengertian Politik
Kata politik berasal dari kata Politics
54

Suatu kegiatan/proses untu mencapai


tujuan yang berkaitan dengan konsep
negara( state) atau ketatanegaraan
/kenegaraan, kekuasaan( power),
pengambilan keputusan
(decisionmaking), kebijaksanaan
(policy), pembagian (distribution) serta
alokasi ( allocation),( Budiardjo 1981 :
89)

Etika Politik berdasarkan prinsipprinsip etika penegakan dalam


kehidupan berpolitik yang mencakup :
legitimasi negara, hukum, kekuasaan
dan penilaian terhadap legitimasi
tersebut.
Pancasila sebagai sistem filsfat
memenuhi tugas dalam hal tersebut.

2. Nilai-nilai Pancasila sebagai sumber


Etika Politik
Bahwa pelaksanaan/penyelenggara
negara yang berdasarkan etika politik
menuntut agar kekuasaan dalam negara
di jalankan berdasarkan :
55

a. Asas legalitas (legitimasi


hukum),yaitu sesuai dengan hukum
yang berlaku
b. Disahkan dan dijalankan secara
demokrasi(lagitimasi demokrasi)
c. Dilaksanakan berdsarkan prinsipprinsip moral (legitimasi moral)
Pancasila sebagai sistem filsafat
melaksankan 3 dasar tersebut, maka
penyelenggara negara harus berpegang
pada ke 3hal tersebut.
Etika politik harus dilaksanakan baik
oleh individu maupun dalam
penyelengaraan negara/pemerintahan
(pejabat eksekutif, legislatif, dan
yudikatif)
I. Pancasila sebagai paradigma
kehidupan dalam bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara
Pengertian
Paradigma adalah:
- Sumber nilai, kerangka pikir, orientasi
dasar, sumber asas, arah dan tujuan dari
suatu perkembangan, perubahan serta
56

proses dalam suatu bidang tertenru


termasuk dalambidang pembangunan
reformasi maupun dalam bidang
pendididkan.
- Suatu asumsi-asumsi dasar dan
asumsi-asumsi teoritis yang umum
(merupakan sumber nilai), sehingga
merupakan suatu sumber-sumber
hukum.
- Dengan demikian Pancasila digunakan
sebagai dasar dan sumber nilai dan
hukum dalam pembangunan serta
reformasi (reformasi hukum, politik,
ekonomi).
Kampus sebagai Moral Force
Perguruan Tinggi memliki 3 tugas pokok
yang disebut Tridharma Perguruan
Tinggi yaitu :
1. Pendidikan
2. Penelitian
3. Pengabdian kepada masyarakat
Perguruan Tinggi dalam pengembangan
ilmu tidak bebas nilai, tetapi terikat nilai,
pendidikan tinggi haruslah menghasilkan
57

ilmuwan, intelektualserta pakar yang


bermoral Ketuhanan yang mengabdi
pada kemanusia
BAB VI
A. PANCASILA DALAM KONTEKS
KETATANEGARAAN RI DAN UUD 1945
1. Pancasila dalam konteks
ketatanegaraan RI
Pancasila sebagai staat fundamental
norm tercantum dalam alinea IV
Pembukaan UUD RI 1945. Pancasila
sebagai filosofi negara.
Hubungan Pembukaan UUD RI 1945
dengan Batang Tubuh UUD 1945 yang
mempunyai fungsi hubungan langsung
yang bersifat kausal organis dengan
batang tubuh UUD 1945, karena isi
dalam Pembukaan dijabarkan ke dalam
pasal-pasal UUD1945.
2. Hubungan Pancasila Dengan
Pembukaan UUD RI 1945
Secara formal yuridis Pancasila
ditetapkan sebagai dasar filsafat Negara
RI. Pancasila berkedudukan sebagai
58

norma dasar hukum positif, yang


terdapat dalam Pembukaan UUD 1945.
Secara material, Pancasila sebagai
sumber tertib hukum Indonesia dan
sebagai pokok kaidah negara yang
fundamental.
3. UUD RI 1945
UUD 1945 sebagai hukum dasar tertulis
Hukum dasar tidak tertulis Convensi
Struktur Pemerintahan Indonesia
berdasarkan UUD 1945:
Demokrasi Indonesia dan
penjabarannya menurut UUD 1945
dalam sistem ketatanegaraan
Indonesia
Sistem Pemerintahan Negara
menurut UUD 1945(sistem
kekuassan
Asas Otonomi
Hubungan antar lembaga negara
4. Kedudukan UUD 1945
Sebagai hukum dasar yang tertulis
59

Sebagai dasar sumber hukum


Sebagai norma yang mengikat ;
lembaga pemerintahan.lembaga
masyarakat, warga negara.
Sebagai hukum yang menempati
hirarkhi tertinggi dalam hukum tertulis
negara(UU No 10 Tahun 2004/UU No 12
/ 2011 )
Sebagai alat pengotrol, pengecek
terhadap produk hukum yang lebih
rendah.
UUD menurut sifat dan fungsinya adalah
suatu naskah yang memaparkan
kerangka dan tugas-tugas pokok badanbadan pemerintahan suatu negara dan
menentukan pokok cara kerja badanbadan tersebut.
5. SIFAT UUD 1945
Singkat ( Pembukaan 4 alinea, 37 Pasal,
4 Pasal Aturan Peralihan dan 2 ayat
Tambahan
Memuat aturan pokok sebagai instruksi
kepada pemerintah.
60

Luwes, supel artinya dinamis dan tidak


mudah ketinggalan zaman
Mengandung semangat penyelengara
negara yang baik.
Mengatur mekanisme dan sisitem
pemerintahan dalamsuatunegara

Kesimpulan :
Sebagai hukum positif dalam tertib
hukum Indonesia yang tertinggi, UUD
bersifat tertulis, rumusannya harus jelas
dan mengikat pemerintah sebagai
penyelengara negara serta setiap warga
negara.
Norma-norma/aturan dalam UUD harus
dilaksanakan secara konstitusional
Selain hukum dasar tertulis, terdapat
konvensi sebagai aturan dasar yang
timbul dan terpelihara dalam praktek
penyelenggaan negara meskipun tidak
tertulis.
Syarat konvensi ;
-

tidak bertentangan dengan UUD


61

sebagai pelengkap UUD, pengisi


kekosongan karena UUD tidak
mengatur
- berlaku berulang-ulang dan
dipelihara,merupakan kebiasaan
dalam penyelenggaraan negaratidak
tertulis.

B. Negara dan Bangsa


Pengertian
Negara adalah: suatu organisasi dari
sekelompok manusia yang bersama
sama mendiami suatu wilayah tertentu
dan mengakui adanya suatu
pemerintahan yang mengurus tata tertib
dan keselamatan sekelompok atau
beberapa kelompok manusia tersebut.

1. Unsur-unsur Negara
Unsur Konstitutif;
Unsur dasar negara yang bersifat
kontitutif meliputi; wilayah udara, darat,
laut, dan perasaan rakyat atau
62

masyarakat dan pemerintahan yang


berdaulat
Unsur Deklaratif;
Unsur negara yang bersifat deklaratif
meliputi unsur dasar konstitutif dan
adanya tujuan negara serta pengkuan
dari negaralain, secara de jure dan de
facto

2. Tujuan Negara
Teori yang berdasarkan kekuasaan
(machstaat); tujuan negara adalah untuk
mencapai dan mempertahankan
kekuasaan.
Teori yang mengutamakan kemakmuran
negara( etatisme)
Teori yang mengutamakan kemakmuran
orang perorangan (individu); negara
melalui undang-undang menjamin
kebebasan untuk mencapai
kemakmuran individu (liberty liberal)
Teori tujuan negara yang
mengutamakan kemakmuran rakyat
63

dicapai secara adil( tipe negara


hukum/material-social service state)

Tujuan bernegara bangsa Indonesia


dimuat dalam Pembukaan UUD 1945
alinea ke empat yaitu:
a. melindungi segenap bangsa Indonesia
dan seluruh tumpah darah Indonesia,
b. memajukan kesejahteraan umum,
c. mencerdaskan bangsa,
d. ikut melaksanakan ketertiban
dunia,berdasar kemerdekaan,
perdamaian abadi dan keadialn sosial
Yang didasarkan pada/ diukur menurut; 1.
Ketuhanan Yang Maha Esa, 2.
Kemanusiaan yang adildan beradab, 3.
Persatuan Indonesia, 4. Kerakyatan
yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawratan
perwakilan dan, 5. Keadilan sosial bagi
seluruh rakyat Indonesia.
Jadi teori kenegaraan kita dalam hal tujuan
negara diarahkan pada segi-segi
64

nasional dan internasional dengan


berdasar pada Pancasila

3. Bentuk Negara
Negara Kesatuan (Unitary State);
menghendaki satu negara yang bersatu
atas dasar kesatuan
Negara Serikat (Federation); merupakan
bentuk negara yang terdiri dari negaranegara bagian, tiap-tiap negara bagian
mempunyai hak untuk membentuk,
menyusun undang-undang dasar sendiri
serta mengatur urusan rumah tangga
pemerintahan secara bebas
Negara Indonesia merupakan Negara
Kesatuan yang berbentuk Republik
(sistem kekuasaan negara).
Dalam Pembukaan UUD 1945
ditegaskan:
Pemerintah melindungi segenap bangsa
dan seluruh tumpah darah
Indonesia,Konstitusi Negara Indonesia
berbentuk dalam suatu susunan Negara
65

Republik , Negara Indonesia


berdasarkan persatuan Indonesia
Menurut Prof Moh .Yamin negara Indonesia
mempunyai corak istimewa 1. Berbentuk
Republik dan 2.mewujudkan unitarismeberotonomi (dari atas sampai kebawah)

4. Paham Negara Persatuan


Hakekat negara persatuan
Negara yang merupakan suatu kesatuan
dan unsur-unsur yang membentuknya
yaitu rakyat yang terdiri atas berbagai
macam etnis suku bangsa, golongan,
kebudayaan, agama, wilayah-wilayah
yang memiliki karakter dan sifat yang
berbeda-beda.
Merupakan satu negara, satu rakyat,
satu wilayah, dan tidak terbagi-bagi
seperti halnya negara serikat, satu
pemerintahan, satu tertib hukum
nasional, satu bahasa, serta satu
bangsa.
Paham negara persatuan tercantum dalam
Pembukaan UUD 1945, yaitu Negara
66

Persatuan yaitu mengatasi segala


paham golongan dan paham perorangan
dan tidak berdasarkan individualisme
pada negara liberalisme.
Makna persatuan dengan seloka Bhinneka
Tunggal Ika
Paham negara kebangsaan berlandaskan
Pancasila
Paham Negara Integralistik
Paham negara integralistik yang
terkandung dalam Pancasila meletakkan
asas kebersamaan hidup, keselarasan,
dalam hubungan antar individu maupun
masyarakat. Tidak mengenal dominasi
mayoritas, tidak memihak kepada yang
kuat, tidak mengenal tirani minoritas.
Didalam terkandung nilai kebersamaan,
kekeluargaan, kebhinneka-tunggalikaan.

Inti paham integralistik menurut Moh.Yamin


Negara merupakan suatu susunan
masyarakat yang integral
67

Semua golongan bagian,bagian dan


anggotanya berhubungan erat
satudengan lainnya
Semua golongan, bagian dan
anggotanya merupakan persatuan
masyarakat yang organis.
Yang terpenting dalam kehidupan
bersama adalah perhimpunan bangsa
seluruhnya
Negara tidak memihak kepada sesuatu
golongan atau perseorangan
Negara tidak menganggap kepentingan
ssesorang sebagai pusat
Negara tidak hanya untuk menjamin
kepentingan seseorang atau golongan
saja
Negara menjamin kepentingan
seluruhnya sebagai suatu kesatuan
integral
Negara menjamin keselamatan hidup
bangsa seluruhnya sebagai suatu
kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.

68

Paham /idiologi liberalisme berprinsip


bahwa rakyat merupakan ikatan dan
individu-individu yang bebas
dantumbuhnya berdsarkan sintesa dari
beberapa paham a.l. paham
materialisme, rasionalisme, empirisme,
dan individualisme.
Paham sosialime komunis (Karl Marx),
memandang bahwa hakikat kebebasan
dan hak individu itu tidak ada.pada
hakikatnya manusia hanya sebagai
mahluk sosial saja.dalam kehidupan
masyarakat terjadi interaksi dialektis
antara kelas kapitalis dan kelas
proletar,buruh.

C. LATAR BELAKANG PERUBAHAN UUD


1945
Tidak terjadinya fungsi pengawasan dan saling
mengimbangi (checks and balances) pada
institusi-institusi ketatanegaraan. Terjadinya
penumpukan kekeuasaan pada yang berada
ditangan MPR, sehingga menyebabkan
kekeuasaan pemerintahan negara seakan-akan
tidak memeiliki hubungan dengan rakyat.
69

Terjadinya dominasi kekuasaan ditangan Presiden


selaku eksekutif, baik di bidang legislatif maupun
yudikatif yaitu adanya hak prerogatif (a.l.
memberikan grasi, amnesti, abolisi, dan
rehabilitasi) dan kekuasaan membuat undangundang. Hal ini tertulis dalam penjelasan UUD
1945 yang berbunyi Presiden penyelenggara
pemerintah Negara yang tertinggidi bawah
Majelis.
UUD 1945 menagandung pasal-pasal yang terlalu
luwes shingga dapat menimbulukan lebih dari satu
tafsiran (multi tafsir), misal pasal 7 (sebelum
diubah) yang berbunyi Presiden dan Wakil
Presiden memegang jabatanya selama masa lima
tahun dan sesudahnya dapat dipilih
kembaliKemudian Pasal 6 ayat (1) Presiden
ialah orang Indonesia asli,yang memberikan arti
yang beragam.

1. NASKAH RESMI UNDANG-UNDANG


DASARNEGARA REPUBLIK INDONESIA
TAHUN 1945
Naskah Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945 yang
ditetapkan pada tanggal 18 Agustus 1945
70

dan diberlakukan kembali dengan Dekrit


Presiden pada tanggal 5 Juli 1959 serta
dikukuhkan secara aklamasi pada tanggal 22
Juli 1959 oleh Dewan Perwakilan Rakyat
(sebagaimana tercantum dalam Lembaran
Negara Nomor 75 Tahun 1959)
Naskah Perubahan Pertama Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945 (hasil Sidang Umum MPR Tahun 1999)
Naskah Perubahan Kedua Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945 (hasil Sidang Tahunan MPR Tahun
2000)
Naskah Perubahan Ketiga Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945 (hasil Sidang Tahunan MPR Tahun
2001)
Naskah Perubahan Keempat UndangUndang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945 (hasil Sidang Tahunan MPR
Tahun 2002)
Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 Dalam Satu Naskah
(Risalah Rapat Paripurna ke-5 Sidang
71

Tahunan MPR Tahun 2002 Sebagai Naskah


Perbantuan Dan Kompilasi Tanpa Ada Opini).

D. Landasan Dan Tujuan Pendidikan


Pancasila
membahas secara ilmiah dan
memberikan bekal teoritik kepada
mahasiswa dalam membangun
kesadaran berbangsa dan bernegara
akan perlunya Pancasila sebagai dasar
negara serta pandangan hidup bangsa
dan ideologi negara dalam menjawab
tantangan masa depan yang dihadapi
bangsa Indonesia
Persoalan-Persoalan yang dihadapi oleh
bangsa Indonesia diantaranya:
Sila Pertama : Pluralisme kesediaan
untuk menerima pluralitas (agama,
budaya, adat dan pandangan hidup)

72

Sila kedua : Hak asasi manusia


(manusia diperlakukan sesuai dengan
martabatnya
Sila Ketiga
: Solidaritas bangsa, jiwa
nasionalisme (bersatu, senasip
sepenanggungan)
Sila keempat : Demokrasi (prinsip
kedaulatan rakyat) + (Prinsip perwakilan,
prinsip mayoritas tidak menjadi diktator)
Sila Kelima : keadilan sosial (norma
paling dasar) Contoh, ketidakadilan :
kemiskinan, diskriminasi (ras, suku
budaya, perempuan)
Pendekatan Studi Pancasila secara
Ilmiah
Ciri-ciri pengetahuan Ilmiah
1. Tersusun secara sistematis
2. Mempunyai pokok soal (subject matter)
3. Mempunyai titik pusat perhatian (Focus
of interest)Empiris
4. Mempunyai metodologi
5. Bersifat rasional dan objektif
6. Dapat diverifikasi/dilacak kembali
kebenarannya bersifat universal

E. Jenis Pengetahuan II

73

1. Landasan Historis:
SK Dirjen Dikti 1985: MKU (Agama dan
Pancasila )
SK Dirjen Dikti 1999: MKDU (Agama,
Pancasila, Alamiah Dasar dan Budaya
Dasar)
SK Dirjen Dikti 2000: MKPK (agama,
pancasila dan pendidikan Kewiraan)
SK Dirjen Dikti No 38 thn 2002: MPK
(Pendidikan Agama, Pendidikan
Pancasila dan Pendidikan
Kewarganegaraan)
UU Sisdiknas Tahun 2003: MPK
(Pendidikan Agama, Pendidikan
Kewarganegaraan dan Bahasa)
Landasan Kultural
Pancasila sebagai budaya bangsa
Pancasila sebagai kepribadian bangsa
Landasan Yuridis

74

a. Pembukaan Undang-Undang Dasar


1945 alenia 4 (Mencerdaskan
kehidupan bangsa)
b. Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 31
ayat (1) dan (2)
(1) Tiap-tiap warga negara berhak
mendapatkan dan memilih pendidikan
dan pengajaran
(2) Pemerintah mengusahakan dan
menyelenggarakan satu sistem
mengajaran nasional yang diatur dengan
undang-undang.
Landasan Filosofis
Pendekatan etika/ filsafat moral
Pendekatan epistemologi/filsafat ilmu
Pendekatan aksiologis/ filsafat nilai
Pendekatan ontologis
Pendekatan antropologis
2. Tujuan dan Kompetensi yang
diharapkan dari Kuliah Pancasila:
Dalam Undang-Undang No 2 tahun
1989 tentang sistem pendidikan nasional
75

dan termuat dalam SK Dirjen Dikti No


467/Dikti/Kep/1999, dijelaskan bahwa
tujuan Pendidikan Pancasila adalah
untuk membentuk moralitas yang
diharapkan terwujud dalam kehidupan
sehari-hari, yaitu perilaku yang
memancarkan iman dan taqwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa dalam
masyarakat yang terdiri atas berbagai
golongan agama, kebudayaan dan
beraneka ragam kepentingan, perilaku
yang mendukung kerakyatan yang
mengutamakan kepentingan bersama di
atas kepentingan perorangan dan
golongan sehingga perbedaan
pemikiran, pendapat ataupun
kepentingan diatasi melalui musyawarah
dan mufakat, serta perilaku yang
mendukung upaya untuk mewujudkan
keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia.
Melalui Pendidikan Pancasila, warga
negara Republik Indonesia diharapkan
mampu memahami, menganalisis dan
menjawab masalah-masalah yang
dihadapi oleh masyarakat bansanya
76

secara berkesinambungan dan


konsisten dengan cita-cita dan tujuan
nasional dalam Pembukaan UUD 1945
Sifat keseimbangan Pancasila
1. Keseimbangan konsensus Pancasila
2. Keseimbangan sistem Kemasyarakatan
3. Keseimbangan sistem kenegaraan
Ad. Keseimbangan Konsensus Nasional
Konsensus antara golongan Islam dan
golongan Nasional
Golongan Islam
negara Islam

: Pembentukan

Golongan Nasionalis : negara sekuler,


yaitu negara yang tidak berurusan
dengan agama
Lanjutan (ad.1)
Pancasila merupakan komsensus
bersama dan merupakan perjanjian
luhur yang mempersatukan antar
golongan untuk menegakkan negara
Pancasila yang disebut negara Theis
77

Demokratis yang dapat menyatukan


seluruh rakyat Indonesia
Lanjutan (ad.1)
Ideologi Golongan Islam
Negara Islam
Ideologi Golongan Islam
Negara Islam
Pancasila
Negara Theis Demokratis

Ad. 2. Keseimbangan sistem


kemasyarakatan
Pancasila menyeimbangan sifat individu
dan sifat sosial dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara, sehingga Pancasila dapat
mempertemukan antara aliran
individualisme dan aliran kolektivisme
yang menempuh jalan tengah dengan
aliran monodualis atau disebut dengan
Negara Monodualis/Integralistik
78

Lanjutan (ad.2)
Individu : sistem masyarakat individualis
Liberalis: hak individu yang dapat
menguasai hajat hidup orang banyak.
Sosial: sistem masyarakat
kolektif/komunis yang tidak mengakui
hak milik individu.
Lanjutan (ad.2)
Sifat Kodrat Individu
Aliran Individualisme
Sifat Kodrat Individu
Aliran Individualisme
Pancasila
Negara Monodualis
Negara Integralistik
Ad.3. Keseimbangan Sistem
Kenegaraan
Pancasila merupakan sintesis antara
dasar-dasar kenegaraan modern tentang
sistem demokrasi dengan tradisi lama
79

yaitu sistem musyawarah mufakat atau


sintesis antara ide-ide besar dunia
dengan ide-ide asli Indonesia.
Negara Demokrasi di Indonesia tidak
ada oposisi karena yang dicari adalah
bagaimana sebaiknya, yaitu mencari
kesepakatan bersama. Hal ini berbeda
dengan di Barat.
Lanjutan (ad.3)
Ide Besar Dunia
Sistem Demokrasi
Ide Asli Indonesia
Musyawarah Mufakat
Pancasila
Negara Dialektik
1. SKEMA PENGKAJIAN PANCASILA:
(Pendekatan Etis, Yuridis dan Politis)
Pancasila
Pendekatan Etis
Pandangan Hidup
Landasan moral
80

Tunsikting lakmanInd
Pendekatan Yuridis
Dasar Negara
Landasan Hukum
UUD 1945
Tuntaneg
Pembangunan
Masyarakat Adil Makmur Berdasar
Pancasila
Pendekatan Politis
Ideologi Negara
Landasan kebijakan Nasional
GBHN
Tuntapemb
a. ETIKET
1. Sopan Santun
2. Cara suatu perbuatan yang tepat dan
baik.
Misal: memberi dengan tangan kanan
3.

Hanya berlaku dalam pergaulan dan


ada saksi mata
Misal: Etiket makan
81

4. Yang Nampak dari segi lahiriah


Misal: Musang berbulu ayam, lembut
tetapi munafik
5. Etiket bersifat relatif
Contoh: makan dengan tangan dan
bersendawa
b. ETIKA
1. Moral
2. Norma suatu perbuatan itu sendiri.
Misalnya: Jangan mencuri (baik
dengan tangan kanan/kiri)
3. Etika berlaku tanpa hadirnya saksi
Misalnya: Larangan mencuri
4. Manusia dari segi dalamnya
Misal: Manusia yang sungguh-sungguh
baik, tidak munafik
5. Etika bersifat Absolud.
Misalnya: jangan membunuh, jangan
berdusta
6. PANCASILA DAN PEMBANGUNAN
BANGSA

Religi Politik
82

Kepribadian Bangsa
Ideoogi Negara
Nasionalisme
Budaya
Etos Bangsa

BAB VII
A. PERBEDAAN NILAI NORMA DAN SANKSI
NILAI: Sesuatu yang berharga/penting
SIFAT NILAI:
Nilai bersifat imanen dan subjektif
Artinya nilai yang dihayati berkaitan dengan
keselarasan suatu sikap batin
Nilai bersifat universal dan objektif
Artinya nilai tersebut dapat dijelaskan dengan
alasan yang masuk akal mengapa suatu nilai
yang dicita-citakan oleh pribadi tertentu penting
bagi hidup semua orang sejauh mereka manusia,
karena itu nilai ini patut dikejar oleh semua orang.

Norma: Ukuran bagi perilaku (patokan/pedoman


perilaku)
83

1. Berdasarkan sumber
A.norma dekat tolak ukur, langsung dapat
diterapkan pada yg hrs diukur
B.norma terakhir/asli alasan berlakunya
normadekat
2. Berdasarkan cakupannya
A. Norma teknis berlaku untuk tujuan ttt,
kegiatan sementara, terbatas
B. Norma berlaku umum skala luas, bagi
banyak orang
-Norma sopan santunberlaku atas dasar
kebiasaan dan pendapat kebanyakan orang
- Norma hukum ditetapkan oleh otoritas
masyarakat, dapat dituntut
pelaksanaannya,pelanggarannya ditindak
dengan pasti oleh penguasa sah
- Norma moralmerangsang orang berperilaku
berdasarkan ajaran, prinsip moral yang
ditetapkan agama, masyarakat. Bertujuan
mengarahkan orang pada tujuan terakhir
hidup manusia (benar, indah, baik, bahagia)

84

Sanksi: Hukuman atau Penghargaan yang


diberikan untuk ketepatan pelaksanaan
Norma.
Sanksi bisa berupa:
1. reward
2. punishment

Nilai Dasar
Asas-asas yang diterima sebagai dalil
yang bersifat mutlak. Nilai dasar ini diterima
dan tidak dipertanyakan lagi; dijabarkan
dalam Norma dasar
Nilai Instrumental
Lebih rendah dari nilai dasar karena
nilai instrumental menjabarkan nilai dasar ke
dalam wujud konkrit serta sesuai dengan
perkembangan zaman. Nilai ini merupakan
tafsiran positif terhadap nilai dasar
Nilai Praksis
Nilai yang sesungguhnya dilaksanakan
dalam kenyataan
85

Empat Nilai Dasar Pancasila (sebagai Pendidikan


Politik)
1. Hormat pada martabat manusia (nilai
kebebasan, freedom)
2. Cinta kepada bangsa sendiri (nasionalis)
3. Demokrasi atau kedaulatan rakyat (nilai
kesamaan, equality)
4. Keadilan sosial atau kesetiakawanan sosial
(nilai solidaritas)

Secara umum nilai yang terkandung pada sila


ketuhanan YME diintepretasikan:
1. Sikap takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
2. Nilai kebebasan untuk memeluk agama
sesuai dengan keyakinan
3. Manusia Indonesia wajib beragama dan
manusia yang religius
Ada kekuatan tarik menarik antara:
- keinginan untuk lepas dari agama dalam
mengatur kehidupan sehari-hari dan;
- Keinginan untuk memadukan agama dalam
bidang-bidang kehidupan
86

Ini berkaitan dengan moralitas, perilaku seharihari dan perkara mengatur bangsa dan
negara ini

B. PENGERTIAN PAHAM KETUHANAN


DALAM SILA I
1. SECARA IMPLISIT
Untuk sampai pada pengertian Tuhan, manusia
bisa berpangkal pada pengetahuannya
tentang alam dan dirinya sendiri.
Segala sesuatu yang ada di dunia ini:
-

memiliki sifat-sifat terbatas (fana)

relatif

tergantung

diciptakan (terjadi)

tidak niscaya (tidak sempurna)

tidak mutlak

Dibandingkan sifat Tuhan yang


adikodrati. Maka Sila I muncul sebagai dari
kodrat manusia yaitu usaha manusia untuk
87

lebih mengenal dan dekat pada sang Maha


Sempurna.

2. SECARA EKSPLISIT
Keber-ada-an Tuhan juga timbul
karena pengaruh-pengaruh agama-agama
besar di dunia. Agama-agama ini
menyebarkan pemahaman dan penghayatan
bahwa selain fenomena alami, ada kekuatan
Adikuasa yang menguasai alam semesta,
yaitu Tuhan yang diyakini keesaan-Nya
dimana tidak ada kekuasaan lain yang dapat
menandinginya.
Rumusan Ketuhanan YME
mengandung muatan konsensus yang tinggi.
Konsensus ini mengakui keragaman bangsa
dari barat sampai ke timur. Penggunaan ini
juga berkonsekuensi serius untuk hidup
bersama sebagai bangsa yang majemuk
(suku, budaya, agama, strata, ekonomi).
Maka Perumusan Satu Tuhan ini
sebenarnya menegaskan satu arah bersama
yang hendak dituju oleh berbagai unsur yang
beragam.
88

3. ARTI RELIGI
Religare, Religio mengikat,
ikatan/pengikatan LatinReligi adalah Ikatan
antara manusiadengan Tuhan.Ikatan religius
bukan penghalang kebebasan, tapi sumber
justru kebahagiaan manusia.
Karenanya tidak ada siapapun
termasuk negara yang bisa memaksakan
keyakinan individual terhadap ikatannya
dengan Tuhan. Karenanya negara sekalipun
tidak berhak memerintah cara-cara
beribadat, bersembahyang dsb. Dengan kata
lain negara tidak berhak mencampuri
kehidupan batiniah seseorang yang
merupakan kemerdekaan pribadinya.
Seandainya seseorang secara sadar
meyakini kehidupan batiniah yang dipilihnya,
maka penghayatan tersebut tidak hanya
berlandaskan tradisi, melainkan pada
pencarian pada makna dan hakikat hidupnya
yang unik sebagai ciptaan Tuhan.
- pertama-tama berupa keputusan batin
pribadi
- Kemudian diikuti dengan keputusan komunal
dalam wadah agama
89

C. HUBUNGAN ANTARA NEGARA DAN


RELIGI
Soekarno menemukan fakta bahwa
pada dasarnya orang Indonesia adalah
berTuhan. Fakta inilah yang menurutnya
menjadi jiwa bangsa Indonesia.
Maka dengan perumusan sila I,
soekarno mengatakan bahwa negara
Indonesia adalah negara yang bertuhan
(karena warganya demikian) dan terbuka
bagi bagi semua kalangan yang dibentuk
oleh pelbagai pluralitas yang ada. Dengan
demikian secara implisit ia menyatakan,
fungsi negara bagi religi adalah wadah bagi
hidupnya agama-agama dan kepercayaan
setiap individu atau kelompok di negara ini.
Prof. Dr. Drijarkara mencoba
mengintepretasikan pemikiran Soekarno
dalam ceramahnya berjudul Pancasila dan
Religi dalam hubungan agama dan negara
dia mengemukakan:
1. Dalam kaitannya dengan pandangan hidup
ia tidak melihat adanya perlawanan.
Pancasila mendorong ke arah religi. Sebab
90

jika diperas maka intinya adalah cinta kasih,


sehingga Pancasila (khususnya sila I)
menggiring manusia untuk mencintai
Tuhannya.
2. Dalam kaitannya dengan gotong royong
demi kesejahteraan dan kemakmuran
bersama, sila I diletakan sebagai prinsip
fundamental
3. Kekhasan tidak bisa dipaksakan, apalagi
negara campur tangan (intervensi
hegemonistik) terhadap religi.
4. Negara berdasarkan Pancasila ini bukan
negara agama. Artinya walaupun setiap
orangnya beragama dan berjamaah, ini tidak
langsung berarti negara dijalankan
berdasarkan satu Norma agama tertentu.
Sekaligus juga ia menghindari ekstrem lain
negara Pancasila bukan pula negara profan
9tidak kudus), Artinya negara mengakui
eksistensi dan esensi agama dalam tiap
warganya dan tidak memilih sikap tidak
peduli atau memusuhi realitas.
5. Lebih jauh ia berusaha memakai argumen
jalan tengah.
91

Nasionalisme Sekuler
Berargumentasi bahwa peran agama
perlu dibatasi karena dalam modernitas
sudah terjadi diferensiasi atau spesialisasi
bidang kehidupan. Masalah hidup sudah
sedemikian kompleks, karena itu agama
bukan satu-satunya solusi tepat bagi
penyelesaian masalah. Agama adalah
bagian dari wahana solusi konflik dalam
tataran personal dan komunal. Golongan ini
membawa keyakinan bahwa negara akan
makmur jika serius menerapkan ilmu
pengetahuan, karena itu dia tidak terlalu
mengedepankan isu agama, namun isu
nasionalisme. Sutan Takdir Alisyahbana,
merupakan salah satu tokoh yang
menegaskan ini.

Kaum Nasionalisme Religius


Melihat cara-cara yang ditempuh kaum
sekuler sebagai pelanggaran perintah Tuhan.
Mereka menuduh kaum sekuler telah
merusak tatanan religiusitas yang
diperintahkan Tuhan dan dipelihara berabadabad. Rusaknya tradisi biasanya diikuti
92

dekadensi moral. Standar penilaian etis


moral menjadi kacau akibat pola pikir dan
hidup yang dibawa kaum sekuler dengan
ilpeng dan teknologinya.Karena itu mereka
yakin dengan pengembalian posisi agama
dalam proses kehidupan politik akan
membawa kembali kesejahteraan dan
kemakmuran. Pelaksanaan Norma-norma
agama dalam proses politik atau proses
bernegara bukanlah barang baru bagi
masyarakat tradisional. Dalam sejarah
kebudayaan yang terjadi di nusantara ini,
proses bernegara selalu identik dengan
dominasi Norma atau hukum agama sebagai
dasar pegangan perilaku proses berfikir dan
pemaknaan relitas.
Kedua golongan tersebut bertemu
dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia.
Pada wadah BPUPKI dan PPKI,
pembicaraan menjadi signifikan karena
sudah menjurus dirumuskannya sebuah
filosofis dasar negara.
(tiga) Model relasi (hubungan) antara negara
dengan religi
Model Pendekatan Politik Legal
93

Model Pendekatan Kultural


Model Independensi (pemisahan) Agama
terhadap Negara
D. IMPLIKASI SILA KETUHANAN DALAM
KEHIDUPAN
Allah adalah figur yang diyakini
menciptakan alam semesta dan isinya.
Mempersoalkan penciptaan berarti
mempersoalkan titik awal kehidupan. Adalah
fakta. Kehidupan adalah sesuatu yang
bernilai, berharga. Diwakili membangun,
merawat, memelihara. Kebalikan istilah itu
dalam se:jarah manusia berusaha dihindari
menghancurkan, memusnahkan adalah
fakta yang dicegah sepanjang umur
manusia.
Maka sikap menjaga kehidupan yang lahir dari
pemahaman kultur kehidupan:
1. Segala benda dan mahluk berada dalam
kedudukan yang sama. Sama-sama
diciptakan Tuhan. Melecehkan salah satu
bentuk dari tingkat kedupn sama saja
dengan tidak menghormati Allah. Sikap
pelecehan yaitu segala sikap yang
bernuansa subordinatif, diskriminatif,
94

otoritarianistik, terhadap mahluk lain dapat


dikatagorikan sikap ini.
2. Upaya pelestarian alam menjadi penting.
Tidak hanya bertujuan memperbaharui
sumber alam saja, upaya ini bersifat
konservasi alam dan pengembangan
kemampuan bumi sebagai tempat hidup
yang laya
3. Penelitian dan upaya memerangi penyakit
juga penting bagi upaya merawat kehidupan.
Upaya ini bisa dikembangkan dengan
bantuan sains dan teknologi. Persoalannya
bagaimana mengarahkan perkembangan
sains dan teknologi sebagai sarana
konstruktif.
4. Penolakan upaya peghancuran misalnya
perang, mengedepankan sikap anti
kekerasan.

E. TOLERANSI DAN DIALOG


Tolerate (Ing), Tolerare (Lat) berarti
memikul, menanggung (endure, Ing) atau
mengizinkan (allow, Ing). Toleransi: berarti
memberi kesempatan kepada atau
membiarkan pihak lain untuk
95

menyelenggarakan kegiatan.Mengakui
adanya perbedaan, sikap tidak saling
mengganggu, membiarkan penganut agama
lain menjalankan ibadah dan misinya sejauh
tidak mengganggu ibadah dan misi agama
saya.
Toleransi memberi rasa aman, damai
dan menjamin situasi harmonis. Namun
toleransi hanya membuat orang mengakui,
namun belum tentu menerima. Toleransi
hanya mengiyakan perbedaan agama di
negara ini, tetapi tidak mengakomodasi
perbedaan ini menjadi peluang untuk
bertemu membahas kesejahteraan dan
kepentingan bersama.

Dialog: komunikasi dua arah


Dalam konteks agama-agama biasa
disebut interaksi dialogis, berupa aktivitas
verbal diskursif maupun non verbal diskursif.
Dalam konteks pluralitas di Indonesia,
orang tidak bisa bersembunyi dan
berkomunikasi dengan golongannya saja. Di
dunia kerja, di dunia pendidikan, di pergaulan
sosial lain orang dipaksa bertemu orang lain
96

dengan latar belakang yang kompleks. Di sini


pluralitas dapat menjadi sarana konflik dan
sumber krisis, sekaligus pertemuan ini bisa
menjadi sarana penyelesaian konflik. Maka
tidak cuku jika dikatakan yang penting hidup
damai berdampingan (peacefullcoexistence) tanpa usaha untuk saling
memahami dan mengerti.
Diperlukan sikap keterbukaan
menerima perbedaan, mengusahakan
pertemuan unsur majemuk tersebut dan
mengarahkan pluralitas agama bukan untuk
mencari siapa yang unggul (doktrin
supersessionisme), tetapi pada mencari
inspirasi untuk memecahkan masalah
kemanusiaan.

Perhatian agama bukan hanya mencari


kebenaran dalam agamanya sendiri (melalui
dialog intra religius), tetapi tertuju pada
masalah kemanusiaan (dalam dialog inter
religius). Melalui pergumulan secara
langsung dengan peristiwa ketidak adilan,
penindasan, pengucilan. Yang akan
menyadarkan bahwa religi benar-benar
memiliki daya pembebas (emansipatoris)
97

Perlu diwaspadai agama jangan


sampai menjadi alat politik, tetapi peran
untuk memberikan jalan keluar kreatif
mengingat harkat dan martabat kita sebagai
gambaran (citra) Allah.
Interaksi dialogis mengandaikan sikap
terbuka terhadap tradisi agama sendiri dan
agama lain yang memungkinkan terjadinya
otokritik. Dialog atau intersubjektivitas antar
tradisi religius akan menghantar kita pada
pemahaman mendalam pada masalah
manusia yang akhirnya mempertajam
pengenalan kita pada TUHAN.

Agama hendaknya menjadi titik


konvergen (pertemuan) dari berbagai ajaran
moral, kepentingan, keyakinan, serta niat
untuk membangun.
Ada beberapa syarat dialog antar umat
beragama:
1. Dialog beragama mesti berdasarkan
pengalaman religius atau pengalaman
beriman yang kokoh.

98

2. Dialog menuntut keyakinan bahwa religi lain


juga memiliki dasar kebenaran pula.
3. Dialog harus didasari keterbukaan pada
kemungkinan perubahan yang tulus
(pemahaman)

F. NILAI FILOSOFIS SILA KEMANUSIAAN


YANG BERADAB
Membahas nilai filosofis sila kedua
berarti: membahas keunikan, martabat dan
nilai-nilai kemanusiaan yang berlaku
universal.
Nilai-nilai tersebut merupakan hasil proses
sejarah, digali dari pelbagai budaya manusia
di muka bumi ini.
Nilai-nilai itu kemudian disadari, direnungkan
dan dikonfrontasikan dengan nilai-nilai
setempat. Dengan demikian, proses
perumusan nilai kemanusiaan universal
mengalami pemurnian.
Oleh karenanya penting mengambil sikap
mawas diri yakni mengkaji dan meninjau
kembali nilai-nilai kemanusiaan universal
99

dengan prinsip kehidupan masyarakat kita


sendiri.
Tidak terletak pada fisik tapi pada keyakinan
mendasar tentang manusia. Keyakinan
mendasar itu yakni:
Manusia itu berakal budi
Manusia memiliki kehendak bebas
Manusia itu bersuara hati dan bertanggung jawab
Manusia itu mahluk individual sekaligus mahluk
sosial

Deklarasi HAM dalam piagam PBB 10


Desember 1948
Kristalisasi pergumulan pemikiran dan
perenungan manusia mengenai jati dirinya,
hampir sepanjang sejarah manusia.
Lewat humanisme, pemikiran kemanusiaan
semakin menguat.
Pemikiran bahwa manusia bukan saja
sebagai ciptaan Allah sebagaimana diakui
oleh pelbagai agama, tetapi manusia
100

memang berharga, layak dilindungi dan


dikembangkan.

Kesadaran pada kodrat manusia, mewarnai


sejarah manusia, dapat dilihat pada :
Piagam Magna Charta, di Inggris, 1212
Deklarasi Kemerdekaan Amerika, 1776
Piagam Revolusi Prancis, 1789
Pada piagam tersebut hak manusia
memperoleh tempat dan penekanan
istimewa melawan penindasan dan
penghancuran kemanusiaan itu sendiri. Para
filsuf humanisme (berkembang terutama
pada abad 18-19), melakukan pemikiran
kemanusiaan secara mendalam atas hakekat
dan kodrat manusia.

G. Deklarasi HAM dalam piagam PBB 10


Desember 1948
Aspek filosofis (pasal 1 dan 2)
Pasal 1

101

Sekalian orang dilahirkan merdeka dan


mempunyai martabat dan hak-hak yang
sama. Mereka dikaruniai akal dan budi dan
hendaknya bergaul dalam persaudaraan.
Pengakuan hakiki kodrat manusia
(Thomas Aquinas) bahwa setiap orang
dilahirkan dengan hak-hak yang tidak dapat
dihapuskan, karenanya hak individu tersebut
lebih tinggi dari hukum negara.
Pasal 2
Setiap orang berhak atas semua hak
dan kebebasan yang tercantum dalam
persyaratan ini dengan tak ada kecuali
apapunselanjtnya tidak akan diadakan
perbedaan atas dasar kedudukan politik,
hukum ataupun kedudukan internasional dari
negara atau daerah seseorang berasal, baik
dari negara merdeka atau tidak merdeka.
Pasal ini merupakan tuntutan logis dari
pasal 1, prinsip anti diskriminasi , karena
kebebasan manusia memiliki equalitas,
kesamaan derajat.Hak Asasi Manusia HAM
(pasal 3 - 27)
Pasal 3
102

Sendi pertama HAM: hak kehidupan,


kebebasan dan keamanan pribadi.Pasal 4-21
-

Hak-hak dalam proses peradilan

Hak-hak kewarganegaraan (sipil)

Hak-hak politik
Pasal 22
Sendi kedua: jaminan sosialPasal 2327

Hak-hak ekonomi

Hak-hak sosio-budaya

Penutup (pasal 28 - 30)


Memberi penegasan dan mendorong
agar yang tercantum dalam piagam ini
menjadi pedoman perilaku perorangan
bangsa-bangsa di dunia.
Pembatasan Positif, baik berupa
undang-undang, hukum sipil, tata tertib atas
pelaksanaan hak-hak pada piagam ini.
Sehingga diyakini orang tidak akan saling
menindas justru dengan alasan kebebasan
dan tuntutan haknya.
103

Prinsip netralitas, yaitu prinsip yang


melarang orang menyalahgunakan piagam
ini demi kepentingan dirinya, kelompok, atau
bangsanya.

KEKUATAN
Kata ASASI menunjukan bahwa hak
dan kebebasan manusia adalah mendasar,
pokok, sentral.
Hak hidup, bebas, dilahirkan merdeka.
Keluhuran manusia bukan buatan melainkan
inheren dengan proses hidup.Dari perbedaan
ditemukan unsur yang sama yaitu
kemanusiaan.
Hak-kak ini dijadikan rumusan normatif,
dalam bentuk piagam legal yang memiliki
kekuatan hukum, sehingga pelanggaran
terhadapnya dapat diajukan kepada lembaga
hukum demi kebenaran dan keadilan.
Tidak ada lagi sekat vertikal (kasta,
kelas ekonomi) maupun sekat horisontal
(perbedaan agama, bangsa, warna kulit),
sehingga bersifat global (tidak tergantung
kewarganegaran).
104

Mendorong tumbuhnya penghargaan


atas dasar prestasi bukan kelahiran,
kesadaran bangsa-bangsa untuk
menentukan nasib sendiri.

KELEMAHAN
Pengakuan hak milik (pasal 17)
memperlihatkan pengaruh pihak kapitalis.Isu
pelanggaran HAM sering digunakan untuk
kepentingan kelompok.
Ada pasal-pasal yang bertentangan
dengan nilai-nilai yang dianut suatu bangsa,
karena piagam ini sangat mementingkan
(memprioritaskan) aspek kebebasan insani
yang fundamen bagi kemanusiaan, bukan
agama atau sekat-sekat sosial yang
dibangun dalam masyarakat.
Piagam HAM tidak bebas nilai.
H. HAM di INDONESIA
HAM bukanlah hal yang baru di Indonesia :
- Undang-undang Dasar 1945 mengandung
HAM (bandingkan dengan piagam PBB)

105

- Pembentukan KOMNAS HAM (Komisi


Nasional Hak Asasi Manusia)
- Terbentuknya Undang-undang 39/1999
tentang HAM
Namun masalah HAM tidak cukup
hanya menjadi masalah hukum semata. Halhal di atas belum membuktikan bahwa HAM
sudah benar-benar terlaksana sepenuhnya.
Pelanggaran HAM masih terjadi di sana sini,
bisa juga dalam skala masal.
Pemaknaan HAM dan masalahnya di
Indonesia memang belum konsisten,
meskipun sudah ada upaya legalis dan
pemerintah berupaya mentaati, namun justru
pelanggaran HAM terjadi di tingkat horisontal
atau dalam masyarakat. UU 39/1999 yang
memuat pelbagai aturan HAM juga memuat
106 pasal yang meratifikasi pasal-pasal
piagam HAM PBB. Adapun upaya menyusun
perangkat pelaksana dan pengawasan HAM
adalah melalui pembentukan Komnas HAM.
Dalam UU HAM juga dimasukan unsur
kewajiban dasar dan penyadaran eksistensi
sebagai mahluk individual dan mahluk sosial.

106

I. NEGARA KEMANUSIAAN YANG ADIL DAN


BERADAB
Persoalan yang hendak dijawab dari
sila Kedua yaitu bagaimana hubungan antara
negara an warganya serta umat manusia
pada umumnya. Prinsip negara
kemanusiaan;
Adalah negara yang bersikap terhadap
bangsa dan negara lain berdasarkan harkat
dan martabat manusia. Perhubungan antar
negara Indonesia dengan negara lain
diwarnai sikap saling menghormati dan
mengandung makna penghormatan terhadap
hak asasi manusia warga bangsa Indonesia,
sebagaimana penghormatan itu diberikan
kepada manusia bangsa lain (butir-butir HAM
ini dalam UUD 1945 yang diamandemen
telah dirinci)
Dampak prinsip tersebut terhadap
politik luar negeri. Politik Luar negeri bersifat
BEBAS, artinya menghormati kebebasan
negara lain untuk mengelola kehidupan
masing-masing (tidak mencampuri urusan
dalam negeri). AKTIF, aktif membela
bangsa/negara yang terancam oleh tindakan
107

yang bertentangan dengan prinsip


kemerdekaan dan kesamaan derajat.
Terhadap politik dalam negeri,
pemerintah berkewajiban melindungi hak-hak
asai warga negara.

PENGERTIAN IDEOLOGI
- ilmu tentang idea-idea (Destutt de Tracy)
- Dari ide dan logos (ilmu tentang gagasan), a
system of ideas
- Merupakan sistem nilai, suatu kesatuan yang
terdiri dari sejumlah nilai yang menyeluruh
dan mendasar, sebagai hasil pemikiran
manusia dalam berusaha memahami suatu
realita situasi tertentu atau menggambarkan
situasi baru yang dicita-citakan serta cara
mencapainya.
- Dimensi ideologi (Alfian) :
dimensi realitas
dimensi idealism
dimensi fleksibilita

108

J. IDEOLOGI
Ideologi bukan agama meskipun
keduanya mengandung sistem nilai yang
dijadikan dasar bersikap dan berbuat
manusia dalam kehidupannya maupun dasar
dalam memecahkan masalah yang dihadapi
manusia serta berfungsi untuk mengarahkan
manusia menuju pada kondisi yang
diidealkan, karena:
1. Dasar orientasi berbeda
2. Perbedaan dalam menyikapi (rasionalkritis)

WATAK IDEOLOGI (Sutarno):


Intepretasi dan evaluasi terhadap realitas
dengan menggunakan kriteria yang bersumber
pada hasil pemikiran filsafati yang membuat
ideologi berwatah sebagai filsafat.
Sebagai pandangan hidup ideologi berwatak
sebagai sistem nilai. Dalam hai ini ideologi
memberi motivasi kepada pemiliknya untuk
mewujudkannya.

109

Ideologi juga berwatak pemberi harapan,


sehingga menjadi sumber optimisme dalam
menghadapi pelbagai persoalan.
Ideologi juga berwatak mempersatukan
penganutnya. Jika sebuah ideologi sudah menjadi
ideologi negara, watak mempersatukan ini sangat
penting untuk membawa warganegara yang
memiliki latar belakang yang sangat heterogin ke
arah tujuan yang sama.
Ideiologi bisa cenderung terbuka atau tertutup
atau, tergantung pada apakah berpijak pada watak
dogmatis atas berpijak pada realitas yang ada.

1. PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI


(Pancasila ideologi atau bukan?)
Pancasila adalah ideologi, karena nilai-nilai
Pancasila merupakan kesatuan utuh, bulat dan
mendalam yang kemudian dirumuskan sebagai
dasar negara, yang artinya dasar dalam
menyelenggarakan negara serta dasar dalam
melaksanakan aktivitas negara dalam rangka
mewujudkan tujuan dan cita-cita nasional.
Pancasila sebagai rancangan dasar tentang

110

keadaan ideal yang hendak dicapai bangsa


Indonesia.
Pancasila juga mempunyai watak dan fungsi
sebagai : pemberi harapan, pemersatu maupun
memenuhi fungsi sebagai dasar untuk memahami
dan menaksirkan realita, memberi makna dan
menunjukkan tujuan dan jalan untuk menemukan
identitasnya, menyemangati dan mendorong untuk
melakukan kegiatan.

2. SIKAP TERHADAP IDEOLOGI


Mengingat ideologi tidak bebas nilai maka sikap
terhadap ideologi:
KRITIS
Kritis terhadap Ideologi (terbuka atau
tertutup). Daya kritis diarahkan pada usaha
menemukan alasan mendasar mengapa kita
meyakini ideologi sebagai pedoman hidup
(way of life) atau filosofi bangsa. Kritis juga
disebabkan ideologi sangat mudah
digunakan mengatasnamakan kepentingan,
kekuasaan.Disini perlu semakin kritis
mengamati, menegur jika ideologi digunakan
sebagai alat untuk kepentingan tertentu atau
111

hanya menguntungkan sekelompok


masyarakat dan menindas lainnya.
REINTEPRETASI
TERBUKA

SIKAP TERHADAP IDEOLOGI


Mengingat ideologi tidak bebas nilai maka sikap
terhadap ideologi:
KRITIS
REINTEPRETASI
Ideologi bermuatan nilai, oleh karena itu
senantiasa sebaiknya dilakukan penafsiran
atas nilai itu. Dengan tetap kritis,
menafsirkan nilai-nilai itu dalam koridor
normatif dan tujuan mengapa bangsa ini
dibentuk. Reintepretasi juga berarti
pemaknaan atas nilai-nilai itu dalam
kehidupan nyata.
TERBUKA
Kita diharapkan memiliki wawasan mengenai
ideologi lain. Dalam wacana demokratis,
sangat dimungkinkan munculnya beragam
ideologi. Kita perlu membaca dan mengenali
112

ideologi lain dan menggali ideologi lain untuk


pemahaman atas ideologi sendiri. Langkai ini
perlu mengingat kita tidak mungkin lagi
mengisolasi diri dari informasi.

BAB VIII

113

A. PERBANDINGAN IDEOLOGI-IDEOLOGI
DUNIA
1. IDEOLOGI DALAM ARTI PENUH
Ajaran atau pandangan dunia atau
filsafat sejarah yang menentukan tujuantujuan dan norma-norma sosial politik yang
diklaim kebenarannya. Kebenaran ini tidak
boleh dipersoalkan, diragukan lagi. Sifatnya
dogmatis dan apriori artinya tidak bisa
dimodifikasi lagi, total tertutup terhadap revisi
isi karena faktor pengalaman yang
berkembang di kemudian hari. Karena itu
ideologi ini disebut ideologi tertutup,
dirumuskan oleh seorang atau sekelompok
orang dan strata sosial tertentu dan memiliki
kepentingan politik ekonomi atau kultural
tertentu atau orang-orang yang berada
dalam lingkaran kekuasaan. Contoh ideologi
tertutup adalah Marxisme Leninisme.
2. IDEOLOGI DALAM ARTI PENUH
Jelas ideologi tertutup ini dapat
dikatakan ideologi elitis, artinya dibuat oleh
para elite, para penguasa demi kepentingan
mereka sendiri. Dapat digokogkan dalam
ideologi macam ini adalah Kapitalistik klasik
114

(yang mementingkan pemilik modal yang


berkuasa), Liberalisme (mendahulukan
kebebasan bagi orang-orang yang punya
kedudukan kuat di bidang politik, sosial
ekonomi, budaya) Konsevatisme (jika
dijadikan alasan untuk menolak segala
bentuk pembaharuan dengan alasan
mempertahankan tradisi, menguntungkan
orang-orang yang berkuasa misalnya
bangsawan atau melestarikan struktur
feodal), sosialisme dan ideologi pendekatan
keamanan versi Amerika Latin.
Marxisme Leninisme, berciri:
Sebuah teori metafisika berisi
materialisme0dialektis dan atheisme.
Makna sejarah (sejarah menuju masyarakat
tanpa kelas)
Norma ketat bagaimana masyarakat ditata
secara sosialis,tanpa hak milik pribadi,
kehidupan masyarakat ditetapkan secara
langsung oleh negara (totaliter)
Tentang pengaturan kehidupan individu
Melegitimasi monopoli kekuasaan
sekelompoh orang atas masyarakat.
115

Ideologi tertutup.
Sisi positif: solidaritas, kebersamaan yang
tinggi dalam kepemilikan serta ketaatan
masyarakat.
Ciri ciri Liberalisme
Menempatkan kebebasan individu sebagai
nilai tertinggi
Peran minimal negara (penjaga hak-hak
individu)
Peran bebas dalam berbagai bidang
(termasuk liberalisme ekonomi), liberalisme
menjaga persaingan bebas.
Penolakan tanggung jawab sosial seluruh
masyarakat sehingga menciptakan keadaan
individu/kelompok kuat semakin kuat.
Sisi positif: kemajuan teknologi dan
kemanusiaan
NILAI FILOSOFIS SILA PERSATUAN
INDONESIA
IDEOLOGI
3. IDEOLOGI TERBUKA
Bentuk ideologi ini mendasarkan
kehidupan masyarakat, atau cita-cita tertentu
116

martabat manusia serta sedaftar hak asasi


manusia yang dimuat dalam konstitusi. Citacita politis semacam ini bersifat terbuka
artinya penganutnya mengizinkan berbagai
intepretasi dan perwujudan cita-cita tersebut.
Menjamin kebebasan masyarakat dalam
menentukan nasib sendiri, kebebasan
agama dan pandangan politik. Dalam alam
ini kedudukan hukum menjadi penting sekali.
Ideologi diangkat dari apa yang dimiliki
masyarakat (internal), bukan orang tertentu.
Sifatnya internal, tidak memaksa, luwes.
Terbuka juga berarti orientasi dasarnya tetap
dipertahankan, sedangkan intepretasinya
dalam tujuan, norma politik selalu dapat
dipertanyakan. Operasionalisasi cita-cita
dibicarakan dalam diskursus, suasana
demokratis. Bersifat inklusif dan tidak
totaliter.
4. IDEOLOGI IMPLISIT
Keyakinan masyarakat tradisional
tentang realitas/alam semesta. Keyakinan
semacam ini seringkali tidak dirumuskan
secara eksplisit, tetapi mempengaruhi dan
meresapi seluruh gaya hidup, perilaku, dan
pandangan hidup dalam bermasyarakat.
Keyakinan sering bersifat ideologis karena
117

ternyata dapat mendukung tatanan sosial


yang ada, memberi legitimasi pada
kekuasaan pada sebuah kelas atau lapisan
tertentu. Sejauh pandangan ini tidak pernah
dirumuskan secara eksplisit, bisa jadi
penganutnya melegitimasinya menjadi
sarana kekuasaan. Sifatnya tertutup, status
quo. Bisa jadi membuat penguasa bersikap
semena-mena karena merasa sebagaiwakil
tuhan untuk memerintah negrinya.
Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999
tentang otonomi daerah.Negara RI adalah
sebuah negara kesatuan (NKRI). Dibagi atas
daerah-daerah provinsi. Provinsi dibagi atas
kabupaten dan kota.
BENTUK PEMERINTAHAN DAERAH
Pemerintah Daerah :
1. Mengurus dan mengatur sendiri
pemerintahannya
2. Memiliki Dewan Perwakilan Daerah (DPRD)
3. Memiliki kepala pemerintahan (gubenur,
bupati/walikota)
4. Menjalankan otonomi seluas-luasnya
118

Berhak menentukan peraturan daerahnya

5. OTONOMI DAERAH
HUBUNGAN PEMERINTAH PUSAT DAN
DAERAH
Hubungan ditentukan dengan undangundang demikian juga pembagian keuangan
dan hasil kekayaan sumber daya alam,
pengakuan mengenai daerah-daerah khusus
dan daerah istimewa, kesatuan masyarakat
adat.
DASAR KEBIJAKAN OTONOMI DAERAH
Dasarnya adalah demokratisasi,
pemberdayaan daerah, pelayanan
masyarakat yang lebih baik, dan pembagian
keuangan serta hasil SDA yang adil dan
merata.
6. SIFAT OTONOMI DAERAH
1.
Luas (kabupaten dan kota)
terdapat keleluasaan daerah untuk
menyelenggarakan pemerintahan yang
mencakup kewenangan seluruh bidang
pemerintahan
119

2.

Nyata

kewenangan dasarnya adalah datang


dari aspirasi yang nyata dari masyarakatnya
sehingga otonomi menjadi sangat bervariasi
sesuai kebutuhan setempat
3.Bertanggung jawab
Wujud tanggung jawab sebagai
konsekuensi pemberian hak dan
kewenangan, pemerintah wajib mencapai
tujuan dan dasar kebijakan otonomi dan
memelihara hubungan yang serasi antara
pusat dan daerah, daerah dengan daerah
demi keutuhan NKRI
B. KEWENANGAN PEMERINTAH PUSAT DAN
DAERAH
Kewenangan pemerintah pusat adalah :
- Politik Luar negeri
- Hankam
- Peradilan
- Moneter
- Fiskal
- Agama
120

- Serta bidang-bidang lain yang bersifat


strategis

Kewenangan daerah provinsi sifatnya terbatas


dan meliputi:
1. Pemerintahan lintas daerah, pekerjaan
umum, kehutanan dan perkebunan, rencana
tata ruang provinsi, pelabuhan regional,
penanganan penyakit menular dan
pengelolaan sumber daya nasional wilayah
2. Kewenangan duapertiga wilayah lautnya
Kewenangan daerah kabupaten/kota sifatnya
luas meliputi: pelbagai kewenangan yang
bukan kewenangan pemerintah pusat

C. NILAI FILOSOFIS SILA KERAKYATAN


(DEMOKRASI)PAHAM DASAR DEMOKRASI
Logika Kesamaan Politik
semua anggota kelompok ataupun
asosiasi manapun sama berhak dan mampu
untuk berpartsipasi secara sama dengan
rekan-rekannya dalam pemerintahan
kelompok atau asosiasi tersebut
121

Kesamaan derajat, pengakuan


kebebasan hakiki, pengakuan derajat,
sehingga setiap orang sebenarnya mampu
memberikan hati, pikiran dan kehendaknya
untuk ikut mengatur bangsanya.

Paham Kedaulatan Rakyat


Berkembang pada polis Yunani (508
SM), adanya Majelis yang mewakili rakyat,
kesadaran berpartisipasi dalam kehidupan
politik.
Tradisi Republikan
Paham Pemerintahan Perwakilan
Logika Kesamaan Politik
Paham Kedaulatan Rakyat
Tradisi Republikan
Berkembang di Italia Utara (abad 11),
campuran pemerintahan monarchi,
aristokrasi dan demokrasi.(gagasan penting:
kebebasan dan kemerdekaan).
Pola pemahaman agama-agama monotheis
sejalan dengan pola demokratis karena
ajaran bahwa pada dasarnya manusia
122

sederajat, memiliki kedudukan dan status


yang sama di mata Allah. Sehingga pola pikir
feodalitis, sistem masyarakat piramidal dan
hirarkis tidak cocok lagi diterapkan pada
masa sekarang. Kalaupun ada perbedaan
status dan kedudukan sosial, itu hanya
bersifat fungsional, tidak identik dengan
pembedaan yang dibawa sejak lahir.
1. Negara Hukum
Kontrol efektif pada pemerintah
Lembaga Pemilu
Prinsip mayoritas
Jaminan atas hak dasar demokratis rakyat
Negara Hukum
fungsi-fungsi negara dijalankan oleh setiap
lembaga berdasarkan UUD
UUD menjamin HAM, agar tidak terjadi
penindasan oleh penguasa
Lembaga-lembaga negara berjalan atas
dasar hukum
Masyarakt dapat mengajukan badan negara
ke lembaga peradilan
123

Badan kehakiman yang bebas dan tidak


memihak
2. Kontrol efektif pada pemerintah
Kewajiban pemerintah
mempertanggungjawabkan kebijakankebijakannya
Parlemen dan mass media sebagai suara
langsung rakyat berada di atas kedudukan
pemerintah
Parlemen harus independen, anggotanya
dapat secara bebas menyatakan pendapat,
meminta pertanggungjawaban pemerintah,
atau menolak kebijakan yang diambil
pemerintah
Parlemen dan pemerintah bersama
membuat perundang-undangan
Berdasarkan hasil pemilu, parlemen dan
rakyat dapat mengesahkan atau
menolah/menghentikan pemilu
3. Lembaga Pemilu
mengandung unsur-unsur :
Multi partai peserta pemilu

124

Semua warganegara berhak memilih dan


dipilih/mencalonkan diri
Hasil pemilu berupa lembaga perwakilan
rakyat berfungsi sebagai lembaga legislatif
4. Prinsip Mayoritas
Dalam negara demokratis selalu
terdapat unsur mayoritas dan minoritas (yang
selalu berganti-ganti). Pihak mayoritas
maupun minoritas harus memperhatikan
syarat-syarat berikut:
Harus terdapat mekanisme demokrasi yang
wajar
Minoritas akan mau menerima pemerintahan
mayoritas sepanjang pihak minoritas
dilindungi hak dan kepentingannya.
Partai-partai tidak bisa bersifat primordial
murni (terbuka). Parlemen yang terdiri dari
partai mayoritas karena suku atau aliran
cenderung diskriminatif terhadap minoritas.
5. Jaminan atas hak dasar demokrasi
rakyat
Hak-hak ini meliputi :

125

Hak menyatakan pendapat secara lisan


ataupun tertulis melalui media massa
Hak mendapatkan informasi alternatif selain
informasi pemerintah
Hak berkumpul, berserikat, mendirikan partai
politik dan hak berasosiasi.
NILAI FILOSOFIS SILA KERAKYATAN
(DEMOKRASI)
6. TEORI PERJANJIAN NEGARA
Bentuk negara bukan negara hukum tetapi
negara kekuasaan
Kekuasaanlah yang menentukan jalannya
sebuah negara (leviathan)
Di tangan negara hukum dihasilkan
Negara harus stabil agar dapat melindungi
warga berdasar hukum yang dihasilkan
penguasa
Dituntut kesadaran penguasa agar tidak
sewenang-wenang, agar perjanjian tidak
gagal dan membubarkan negara
Negara harus menakutkan agar warga taat.
Kelemahan :
126

Dilematik, karena jika negara lemah,


masyarakat tidak taat hukum, negara
ambruk. Di lain pihak jika negara terlalu
keras menindas akan terjadi perlawanan
yang juga dapat menyebabkan negara bisa
bubar.
Pandangan deterministik dan pesimistik
tentang manusia. Penolakan kebebasan
manusia adalah penolakan terhadap
kreativitas. Hobbes melupakan aspek sosial
manusia yang dapat mendorong manusia
membangun komunitas dan mengaturnya
berdasarkan kebutuhan untuk hidup
bersama-sama dalam sebuah kelompok
tanpa harus saling menghancurkan.

D.PAHAM NEGARA LIBERAL


Mendasarkan diri pada bentuk, negara
sebagai perjanjian.
Berbeda dengan Hobbes, ia mengasumsikan
manusia memiliki kebebasan menentukan
dirinya dan menggunakan hak miliknya dan
tidak tergantung pada kehendak orang lain,
mampu hidup damai, berkehendak baik,
mampu saling menguntukan dan memelihara
127

kehidupan bersama. Karena hakekat sosial


itulah manusia mempunyai hak dasar : hak
untuk hidup dan mempertahankan diri.
Negara didirikan untuk menjaga hak milik
perorangan yaitu : hak hidup, hak kebebasan
dan hak milik barang. Ini menjadi tugas dan
kewajiban negara.
Pembatasan wewenang tampil dalam bentuk
konstitusi (sebagai dasar legalitas negara,
sebagai penjaga warganegara).
Pembatasan wewenang negara lain adalah
melalui pembagian 3 lembaga yi:
1. Legislatif, sebagai pembuat undang-undang,
wewenang lembaga ini dibatasi hukum
kodrat (artinya dituntut menghormati hak
asasi terutama tidak bertentangan dengan
hak milik perorangan).
2. Eksekutif , diikat oleh UU dan harus
melaksanakan UU, tidak boleh sewenangwenang
3. Federatif, enangani urusan LN (praktis
dijalankan oleh eksekutif)
Kekuasaan lembaga berasal dari rakyat dan
pemegang kekuasaan dapat menjalankan
128

kekuasan sejauh ia mendapat kepercayaan


rakyat, dan melindungi hak hidup wn dan
berusaha mencapai kesejahteraan umum,
sehingga pemegang kekuasan harus
mempertanggungjawabkannya kepada
rakyat.
Kekuasaan negara dibatasi, tidak boleh
mencampuri setiap urusan rakyat dengan
kekuasaannya (Locke menolak hegemoni
negara dan bentuk negara totalitarianistik).
Kelemahan:
Pada hubungan antara agama dan
kekuasaan negara. Argumentasinya tentang
kodrat alamiah hanya berupa pikiran
spekulatif tentang kodrat manusia,
menyebabkan pengandaian tentang hak
asasi manusia sendiri adalah sebuah fiksi.
Fungsi negara sebagai penjaga hak milik
perorangan, faktanya sering terjadi
pemihakan penjagaan kekayaan pada
golongan pemilik kekuatan (ekonomi, politik,
dsb) sehingga terjadi ketidakseimbangan
pembagian kesejahteraan dan harta milik
(property) yang justru mengakibatkan
pelanggaran prinsip kesejajaran kedudukan.
129

Berangkat dari paham kerakyatan untuk


menjelaskan sistem demokrasi di Indonesia.
Paham kerakyatan dan kedaulatan rakyat
bisa ditemukan dalam sistem
kemasyarakatan tradisional.
Tidak berpijak pada sistem demokrasi barat.
Demokrasi tidak hanya pada sistem politik
saja, sistem ekonomi juga mesti menetapkan
pola ini.
Menolak feodalisme, dan menentang keras
keengan kuasan politik dan ekonomi jatuh ke
tangan para ningrat atau bangsawan.
Menurutnya feodalisme identik dengan
pemerintahan autokratis.
Beranjak dari persatuan untuk menjelaskan
sistem demokrasi Indonesia.
Sistem demokrasi Indonesia harus
mengekpresikan semangat kebatinan
bangsa Indonesia yakni semangat
persatuan hidup antara satu golongan
dengan golongan yang lain, antara dunia luar
dan dunia batin, antara pemimpin dan
rakyatnya. Setiap anggota adalah bagian
dari golongan, setiap golongan adalah
130

bagian dari sebuah bangsa. Setiap unsur


mempunyai hak dan kewajiban yang khas
dalam masyarakat, yang dipahami sesuai
porsinya masing-masing. Dengan kata lain:
sistem demokrasi Indonesia mengacu pada
pola pikir dan tindakan harmoni.
Karena beranjak dari keseimbangan
(harmoni), sistem kemasyarakatan Indonesia
disebut juga sebagai sistem negara
integralistik. Pahamnya disebut ide
integralistik.
Menolak demokrasi barat dengan pola
individualismenya. Di negara barat, negara
melulu dipandang sebagai wujud kontrak
antar individu. Individu mendapt kedudukan
penting dan kuat dalam masyararakat,
golongan yang satu beroposisi dengan
golongan yang lainnya, masyarakat
beroposisi terhadap negara.
Penolakan total artinya menolak juga:
jaminan hak-hak dasar dan kebebasan
individu terhadap negara, prinsip mayoritas
dan sistem parlementarisme.
Nilai-nilai dan semangat keindonesiaan yang
memberi muatan pada gagasan negara
131

integralistiknya adalah gotong royong dan


kekeluargaan. Karenanya tidak ada dualisme
pemisahan negara dan masyarakat yang
saling beroposisi.
Baginya figur pemimpin dan lembaga
perwakilan tidak dipilih dalam pemilihan
umum.
1.

Perlindungan konstitusional
Pasal 27, 28, 28A s/d 28J, 29, 30, 31 dan 34
mengatur perlindungan konstitusional atas
berbagai hak asasi manusia/WNI
2. Badan kehakiman yang bebas dan tidak
memihak
Pasal 24 (1) kekuasaan kehakiman
merupakan kekuasaan yang merdeka untuk
menyelenggarakan peradilan guna
menegakan hukum dan keadilan 24 (2)
kekuasaan kehakiman dilaksanakan oleh
sebuah mahkamah Agung dan badan
peradilan di bawahnya.. dan sebuah
mahkamah konstitusi Pasal 24B (1) tentang
Komisi Yudisial.

132

3. Lembaga-lembaga negara
Bagan lembaga-lembaga negara sebelum
dan setelah amandemen.

4. Pemilihan umum yang bebas


Pelaksanaan Pemilu diatur dalam UUD 1945
pada pasal 22E (1) dan ayat (2), Pemilihan
Umum dilaksanakan secara langsung,
umum, bebas, rahasia, jujur dan adil setiap 5
tahun sekali.
5. Kebebasan menyatakan pendapat
Menurut Harold J. Laski kemerdekaan politik
seseorang hanya nampak melalui
kemampuan masing-masing warga berperan
aktif dalam mengelola masalah kenegaraan.
Kemerdekaan warga negara akan terwujud
jika masing-masing mampu berpikir secara
bebas tentang kegiatan kenegaraan dan
kemasyarakatan yang tengah terjadi,
mengemukakan pendapat secara terbukadan
mengkoreksi pendapat orang lain yang tidak
sesuai kebenaran.
133

6. Tersedianya berita-berita yang benar dan


disampaikan secara jujur
Hal ini menuntut adanya jaminan kebebasan
mengemukakan pendapat termasuk di
dalamnya kebebasan pers.
7. Pendidikan politik bagi setiap warga negara
Pendidikan politik penting kedudukannya
dalam negara demokrasi. UUD 1945
menentukan setiap WN berhak mendapat
pendidikan.Tentang isi pendidikan yang
menyangkut Pendidikan Politik diwujudkan
dalam Pendidikan Pancasila dan Pendidikan
Kewarganegaraan.

1) Latar belakang dan etos kerja


Latar belakang historis kerajaan tidak
mengenal demokrasi. Etos kerja feodalistis,
dimana tidak semua orang mempunyai
kedudukan sama dan hanya menerima
nasib.
2. Kurangnya kemandirian masyarakat

134

Ketergantungan masyarakat yang


besar pada pemerintah (orba). Ketika
pemerintah hancur, rakyat kehilangan
pegangan dan arah. Akibatnya berbagai
persoalan yang seharusnya bisa
diselesaikan masyarakat sendiri menjadi
terkatung-katung dan bahkan menimbulkan
aksi kekerasan di tingkat horisontal sebagai
solusi konflik sosial.
3. Komunikasi politik
4. Supremasi hokum

E. SISTEM DEMOKRASI DALAM UUD 1945


1. Latar belakang dan etos kerja
2. Kurangnya kemandirian masyarakat
3. Komunikasi politik
Masyarakat dituntut mampu
berkomunikasi politis, mengutarakan pikiranpikirannya kepada khalayak ramai dan
pemerintah. Diperlukan saluran-saluran
independen, saluran yang bersifat merdeka
dan mengutamakan aspek keterbukaan
informasi dan kedewasaan berargumentasi.
135

4. Supremasi hukum
Lembaga hukum mandiri (independen).
Supremasi juga berarti penghidupan
penegak hukum tidak berada di tangan
lembaga pemerintah. Supremasi hukum
berarti pembenahan seluruh sistem hukum.
Dan tidak kalah pentingnya adalah
kesadaran masyarakat.
F. SEBUAH PEMIKIRAN TENTANG NEGARA
DEMOKRASI BERDASARKAN PANCASILA
mengacu pemikiran Hatta, demokrasi
hendaknya tidak hanya mengakomodasi
kedaulatan rakyat di bidang politik, tapi juga
di bidang ekonomi, sosial agama termasuk
juga kehipan agama.
Dasar kedaulatan rakyat adalah paham
kekeluargaan dan gotong royong. Tidak
dikehendaki monopoli satu kekuatan atau
kelompok dalam aspek kehidupan politik,
ekonomi, sosial budaya, religius. Dengan
demikian diakui kesamaan akses atau
peluang bagi setiap warganegara untuk
mengalami dan menikmati kesejahteraan
dan keadilan sosial.

136

Demokrasi Pancasila berkaitan dengan


pembentukan karakter kita sebagai bangsa
yang mampu menghargai mengakomodasi
perbedaan.
G. PELAKSANAAN PEMILIHAN UMUM
mengacu pemikiran Hatta, demokrasi
hendaknya tidak hanya mengakomodasi
kedaulatan rakyat di bidang politik, tapi juga
di bidang ekonomi, sosial agama termasuk
juga kehidupan agama.
Dasar kedaulatan rakyat adalah paham
kekeluargaan dan gotong royong. Tidak
dikehendaki monopoli satu kekuatan atau
kelompok dalam aspek kehidupan politik,
ekonomi, sosial budaya, religius. Dengan
demikian diakui kesamaan akses atau
peluang bagi setiap warganegara untuk
mengalami dan menikmati kesejahteraan
dan keadilan sosial.
Demokrasi Pancasila berkaitan dengan
pembentukan karakter kita sebagai bangsa
yang mampu menghargai mengakomodasi
perbedaan.NILAI FILOSOFIS SILA
KERAKYATAN (DEMOKRASI)

137

H. MASALAH DEMOKRASI DI INDONESIA


PARADIGMA GOOD GOVERNANCE
Penyelenggaraan pemerintahan,
pembangunan dan pelayanan publik tidak
semata-mata disandarkan pada pemerintah
atau negara, melainkan melibatkan unsurunsur intern birokrasi maupun di masyarakat.
Adapun paradigma good governance adalah:
pertanggungjawabab kepada publik,
akuntabilitas kinerja dalam layanan publik,
kontrol internal
KARAKTERISTIK GOOD GOVERNANCE
1) Participation: kebebasan berasosiasi dan
berpartisipasi konstruktif.
2) Rule of Law: Adil terutama dalam HAM
3) Tranparancy: Informasi jelas dan jujur
4) Responsiveness: melayani setiap stake
holders
5) Consensus Orientation: perantara
kepentingan berbeda menuju pilihan terbaik
bagi kepentingan yang lebih luas.

138

6) Equity: kesempatan yang sama


meningkatkan atau menjaga kesejahteraan
semua warganegara
7) Effectiveness and efficiency
8) Acountability: pertanggungjawaban kepada
publik dan stakeholders
9) Strategic Vision: perspektif jatuh ke depan
sejalan untuk membangun good governance
I. HUBUNGAN PEMILU DAN GOOD
GOVERNANCE
Pemilu baik dan benar, sistem
pemerintahan akan kokoh dan sah,
sebaliknya apabila Pemilu curang maka
pemerintahan yang dihasilkannya akan
rapuh dan cacat politis/yuridis.
J. SPPL (SISTEM PEMILIHAN PRESIDEN
LANGSUNG)Metode SPPL
1. First past the post : peraih suara terbanyak
menang
2. Preferential voting: sistem peringkat
3. Two round system
4. Electoral college: alokasi tiap profensi

139

5. Kandidat independen: syarat, tandatangan


3% penduduk.

BAB IX
A. Partisipasi politik
Adalah kegiatan seorang atau
kelompok orang untuk ikut serta secara aktif
dalam kehidupan politik, dengan jalan
memilih pimpinan negara dan secara
langsung atau tidak langsung mempengaruhi
kebijakan pemerintah. Kegiatan ini
mencakup tindakan seperti memberikan
suara dalam pemilu, menghadii rapat umum,
menjadi anggota partai atau kelompok
kepentingan, mengadakan pendekatan atau
hubungan dengan pejabat pmerintah atau
anggota parlemen dan sebagainya.
Cara berpartisipasi :
Partisipasi intensif
Partisipasi Tidak intensif
140

Cara berpartisipasi : cara berpartisipasi


biasanya dibedakan dalam jenis menurut
frekuensi dan intensitasnya.
Partisipasi tidak intensif
yi kegiatan yang tidak banyak menyita waktu
dan biasanya tidak berdasarkan prakarsa
sendiri. Contoh: memberi suara dalam
Pemilu (ekstrim termasuk golput)
Partisipasi intensif
yi kegiatan menjadi pengamat, menghadiri
rapat umum, menjadi anggota kelompok
kepentingan, ikut berusaha meyakinkan
orang, mendiskusikan masalah politik,
memberi perhatian pada perkembangan
politik. Sebagai partisipan menjadi petugas
kampanye, sebagai aktivis menjadi pejabat
umum, pejabat partai, pimpinan kelompok
kepentingan. Sedangkan yang ekstrim dan
menyimpang adalah menjadi pembajak,
teroris.
Partai Politik
Adalah suatu kelompok
terorganisasikan yang anggota-anggotanya
mempunyai orientasi, nilai-nilai serta cita-cita
141

yang sama dan mempunyai tujuan


memperoleh kekuasaan politik dan melalui
kekuasaan itu melaksanakan kebijakan
mereka.
Partai politik merupakan perantara
yang besar yang menghubungkan kekuatankekuatan dan ideologi sosial dengan
lembaga-lembaga pemerintahan dan
mengkaitkannya dengan aksi politik di dalam
masyrakat politik yang lebih luas.
Fungsi Partai politik
Sistem multi partai
Partai Politik
Fungsi Partai politik
dalam negara yang demokratis parpol berfungsi:
- sebagai sarana komunikasi politik
- sebagai sarana sosialisasi politik
- sebagai sarana rekruitment politik
Sistem multi partai

142

Sistem multi partai cenderung dipakai,


didasarkan anggapan bahwa pola multi
partai lebih mampu menyalurkan
keanekaragaman budaya dan politik.
Kelemahannya, keanekaragaman budaya
sering menyebabkan parpol mudah
melibatkan diri dalam berbagai konflik sosial
dan politik dan menyebabkan fragmentasi
politik dan berakibat menghambat stabilitas
nasional.
Pengertian Keadilan
Sebuah keadaan dimana seseorang
atau semua orang mendapatkan hal apa saja
yang menjadi haknya. Atau bisa juga
keadaan seseorang mendapatkan bagian
yang sama seperti yang diterima orang lain.

Keadilan individual
Keadaan keadilan ditentukan oleh
kehendak baik seseorang memberi sesuatu
pada orang lain seturut hak atau prestasi
mereka.
Keadilan sosial (masyarakat)
143

Berarti meletakan keadilan dalam struktur dan


sistem masyarakat. Tindakan adil seseorang
tidak hanya tergantung dari kemauannya
saja (tidak seperti pada keadilan individual),
tetapi ditentukan juga oleh unsur-unsur
dalam keseluruhan struktur itu beserta
dinamikanya (struktur, pengawasan, media
dan standar sosial yang berlaku). Walaupun
seseorang mau melaksanakan keadilan,
kondisi sosial bisa mencegahnya dan
membuatnya tak bisa adil.
B. BUDAYA FEODALISME
Berpola Patron-klien (kawula -gusti)
Keadilan yang berlaku aadalah keadilan
individual
Kesadaran budaya: yang penting setiap
orang tahu kedudukannya dan kewajibannya
dan apa yang harus dikerjakannya, serta
mengerti haknya.
Masalah keadilan sosialluput dari perhatian
masyarakat. Keadilan terjadi bilasetiap orang
dari golongan manapun berkehendak baik,
berlaku adil terhadap sesamanya.

144

Di indonesia, masa kerajaan, penjajahan,


Keadilan sosial tidak disinggung-singgung,
persoalan keadilan adalah bagaimana raja
memelihara rakyatnya dan bagagaimana
rakyat berterimakasih kepada raja.
Revolusi industri tidak semata
pengembangan pengetahuan praktis dan
mekanis, revolusi industri juga
menumbuhkan pola baru dalam bidang
ekonomi, pola hubungan kerja yang baru,
pola gaya hidup baru dan pola sosial yang
baru.
Pola relasi sosial baru ditandai dengan
munculnya kelas sosial baru dari patron-klien
menjadi pemilik modal-pekerja. Kelas sosial
baru tumbuh (kelas buruh industri),
disamping para pemilik modal.
Ketidak adilan sosial terjadi. Kemiskinan
kelas sosial buruh industri bukan karena
faktor alamiah, tetapi karena sistem kerja
kapitalistik.
Ketidak adilan sosial disebabkan oleh para
kapitalis atau sistem masyarakat kapitilstik
itu sendiri.
145

Dalalam perjalanan sejarahnya struktur


masyarakat kapitalistik mendapat tantangan
dari kaum sosialis, marxis dan gereja yang
antara lain melahirkan komunisme

C. SUDUT PANDANG NEGARA


INDUSTRI
Di tingkat global kesadaran akan keadilan
sosial dalam proses dan struktur bangsabangsa menjadi masalah pelik karena
ketimpangan dan kesenjangan antar negara.
Negara maju, negara berkembang dan
negara miskin, menyadari bahwa terdapat
ketidak adilan sosial dalam struktur global
(artinya dalam relasi internasional).
Pertemuan Roma tahun 1971, muncul
pemikiran perlunya pengallihan modal dari
negara maju ke negara miskin. Namun
akibatnya negara miskin menjadi sangat
tergantung pada negara atau lembaga donor.
Hutang LN menumpuk dan ketidakmampuan
negara miskin untuk melunasinya. Hal ini
menimbulkan ketimpangan sosial antar
146

negara maju dan negara miskin bahkan


menjadi semakin dalam.
Maka masalah tersebut harus dipecahkan
terlebih dahulu, jika ingin keadilan sosial
dapat ditegakan.
D. PROBLEMATIKA NEGARA
BERKEMBANG
Perubahan status dari negara jajahan
menjadi negara merdeka tidak selalu diikuti
perubahan dalam struktur sosial dan
ekonomi.
Negara baru ini serta merta meneruskan
pola perekonomian penjajah pada negara
yang merdeka ini.
Perubahan semakin sulit karena para
penguasa modal/perekonomian baru ini
ternyata ikut ambil bagian dalam usaha
menegakan stabilitas politik di negaranegara berkembang ini.
Negara berkembang harus berkompromi
dengan kepentingan negara donor yang
menyediakan dana untuk menggulirkan
perekonomian
147

Dalam posisi ini, para elit politik dan ekonomi


sering memperoleh keuntungan, demi
terjaganya situasi yang menguntungkan bagi
para investor agar mereka tidak lari.
E. KEMISKINAN STRUKTURAL
Adalah bentuk kemiskinan yang bukan
disebabkan oleh faktor alamiah seperti faktor
alam, pendidikan atau karakter manusia.
Kemiskinan lebih disebabkan oleh produk
langsun atau tak langsung dari sebuah
struktur di bidang politik, ekonomi dan
budaya.
Misalnya: kekuasaan golongan elit ya sosial
yang sewenang-wenang; urbanisasi;
penanaman modal besar yang tidak
menciptakan lapangan kerja; sistem
pertanian modern yang tidak menguntungkan
petani kecil.
1. MASALAH BUDAYA
Masalah keadilan sosial dari sudut
budaya berkaitan dengan pola gaya hidup
yang berkembang di Indonesia. Gaya hidup
yang berakar dari pola feodal berhadapan
dengan pola modern yang mengutamakan
kepentingan individu, kebebasan, supremasi
ilmu pengetahuan dan teknologi. Terjadi
148

ketimpangan sosial, karena yang


diuntungkan adalah golongan patron, baik
melalui penanaman modal maupun akibat
kolonialisme. Demokrasi yang dibawa oleh
pola modernisasi gaya kapitalis tidak
merubah mentalitas rata-rata masyarakat
karena kuatnya pola patron-klien yang tidak
demokratis pada budaya feodal.
2. MASALAH DAYA BELI MASYARAKAT
Jumlah penduduk yang besar
merupakan peluang baik bagi pelemparan
produk. Namun pelemparan produk ke pasar
ternyata tidak dibarengi dengan peningkatan
daya beli masyarakat, sehingga harga-harga
tidak pernah benar-benar terjangkau oleh
masyarakat kebanyakan.

3. MASALAH PENENTUAN ORIENTASI


PASAR
Daya beli masyarakat yang rendah
membuat orientasi pasar hanya menjangkau
golongan menengah keatas yang jumlahnya
hanya sekitar 10% penduduk. Kebanyakan
masyarakat tidak mampu menjangkau
barang-barang tsb, sehingga kesejahteraan
mereka meningkat. Ini merupakan bentuk
149

lain dari kemiskinan struktural yang


mengakibatkan ketidak adilan sosial.
MASALAH PERTANIAN
Petani kecil yang ingin meningkatkan
daya beli tidak mampu memenuhi standar
penanaman pangan. Sementara petani kaya
cenderung beralih ke tanaman yang lebih
menguntungkan.
MENANAMKAN NILAI SOLIDARITAS DAN
SUBSIDIARITAS
Solidaritas berarti membela dan
mengusahakan kehidupan bagi orang-orang
yang dipinggirkan dalam proses atau
mekanisme hubungan antar bidang
kehidupan karena terbatas dalam akses
kepentingan politik, ekonomi dan budaya
mereka.
Bersikap solider adalah upaya menentukan
prioritas dalam struktur masyarakat: siapa
yang mendapat pemberdayaan lebih dahulu.
Nilai subsidiaritas berkaitan berkaitan
dengan prinsi p ekonomi . Nilai ini
mendorong orang untuk tidak mengambil alih
urusan yang bisa dikerjakan oleh level di
150

bawahnya. Dalam struktur masyarakat


prinsip ini berarti golongan masyarakat yang
mampu berakses ekonomi, politik dan
budaya tidak mengambil alih kehidupan
golongan di bawahnya. Kemandirian publik
menjadi hal penting dalam nilai ini dan akan
mempengaruhi struktur masyarakat agar
dalam bidang kehidupan ekonomi, politik dan
budaya tidak mementingkan kebutuhan pihak
yang berakses kuat.
PRINSIP DEMOKRASI EKONOMI BUNG
HATTA
Dalam konsep negara demokrasinya,
Bung Hatta menegaskan pentingnya prinsip
demokrasi diterapkan dalam bidang
ekonomi. Bung Hatta tidak menginginkan
perekonomian diatur oleh segelintir
penguasa, para ningrat dan bangsawan atau
oleh penjajah. Dengan kemandirian rakyat di
bidang ekonomi diharapkan kondisi sosial
yang disebut sebagai keadilan sosial.
PASAL 33 DAN 34 UUD 1945 TENTANG
PEREKONOMIAN NASIONAL
DAN KESEJAHTERAAN SOSIAL
151

Pasal-pasal ini menegaskan norma


hukum dasar cita-cita Bung Hatta dalam
kehidupan bernegara. Pasal 33 (1) ayat ini
mengisyaratkan bentuk perekonomian
demokratis. Ayat (4) menegaskan
Perekonomian ekonomi nasional
diselenggarakan berdasar atas demokrasi
ekonomi dengan prinsip kebersamaan.
Sedangkan pasal 34 dirumuskan untuk
menetralisir dampak negatif liberalisme.
Terdapat tanggung jawab negara untuk
menjamin seluruh anggota masyarakat.
Melaksanakan pengembangan jaminan
sosial bagi seluruh rakyat dan
memberdayakan masyarakat lemah dan tak
mampu.
Pengertian Keadilan
Sebuah keadaan dimana seseorang
atau semua orang mendapatkan hal apa saja
yang menjadi haknya. Atau bisa juga
keadaan seseorang mendapatkan bagian
yang sama seperti yang diterima orang lain.
Keadilan individual
Keadaan keadilan ditentukan oleh
kehendak baik seseorang memberi sesuatu
152

pada orang lain seturut hak atau prestasi


mereka.
Keadilan sosial (masyarakat)
Berarti meletakan keadilan dalam
struktur dan sistem masyarakat. Tindakan
adil seseorang tidak hanya tergantung dari
kemauannya saja (tidak seperti pada
keadilan individual), tetapi ditentukan juga
oleh unsur-unsur dalam keseluruhan struktur
itu beserta dinamikanya (struktur,
pengawasan, media dan standar sosial yang
berlaku). Walaupun seseorang mau
melaksanakan keadilan, kondisi sosial bisa
mencegahnya dan membuatnya tak bisa adil.

F. SEBAGAI PRINSIP
PEMBANGUNAN
Pembangunan membutuhkan prinsip-prinsip
etis :
(1) Harus menghormati HAM. Sikap konkritnya
berupa upaya hukum untuk menjamin bahwa
tidak ada yang dikorbankan dalam setiap
kebijakan. Kemajuan berarti
mengembangkan martabat manusia. Prinsip
etis ini bersumber pada sila I dan sila II.
153

(2) Pembangunan harus demokratis. Dalam arti


bahwa arahnya ditentukan oleh seluruh
masyarakat. Sruktur demokratis harus
didukung mentalitas demokratis, karena
tanpanya pola kekuasaan akan tetap berarti
hegemoni negara atas rakyat. Ini merupakan
kontektualisasi sila IV.
(3) Prioritas pertama pembangunan harus
menciptakan taraf minimum keadilan sosial.
Taraf minimal keadilan sosial berarti
menghapuskan kemiskinan struktural.
Kemiskinan berarti :
1. Kebutuhan dasar tidak terpenuhi
2. Kedudukan dalam masyarakat begitu lemah
sehingga menjadi
korban empuk segala perkosaan hak,
penghisapan dan penindasan.
Ini merupakan kontekstualisasi sila V
TUJUAN PEMBANGUNAN
Pembangunan sama artinya dengan
perkembangan masyarakat dan cita-cita
negara akan kesejahteraan. Pembangunan
berkaitan dengan manusianya.
154

Kesejahteraan bukan konsep, tetapi kondisi


riil yang dialami masyarakat dan berkaitan
dengan pikiran, perasaan, kehendak, atau
kondisi lahir batin setiap warganegara.
NILAI PANCASILA SEBAGAI PARADIGMA
PEMBANGUNAN
Pancasila adalah seperangkat nilai,
hakekat nilai adalah pola atau paradigma
(kerangka dasar) yang di dalamnya kita
menempatkan cara pandang, cara berfikir,
dan bertindak dalam memaknai kehidupan.
Misalnya: Nilai persamaan derajat
mendorong kita memandang orang lain
bukan berdasarkan kesenjangan status, ras,
agama. Nilai ini mendorong kita berpikir,
bertindak kepada semua orang secara
setara. Paradigma diturunkan dalam prinsipprinsip etis, yang diharapkan menjadi tolak
ukur dan acuan atau arahan perumusan
norma dasar sampai teknis sebuah program
pembangunan

G. TONGGAK PERJUANGAN BANGSA


Indonesia terdiri dari aneka ragam (agama,
kerajaan, suku, ras, gol, pulau dll.)
155

belanda datang (awal abad xiv)


awalnya berdagang voc
tertarik menjajah
satu persatu kerajaan ditaklukan dengan de
vide et impera
praktis kita dijajahnya 350 tahun
perjuangan kemerdekaan terus digelora
meski besifat kedaerahan
pertama muncul ger. Budi utomo 1908
sumpah pemuda 1928
perang asia pasifik terjadi, Sekutu kalah oleh
jepang di tahun 1942 (9 maret 1942)
jepang datang dengan selogan 3 a ( cahaya,
pelindung dan saudara tua)

H. KETIKA JEPANG BERKUASA


Dengan slogan di atas ternyata jepang
hanya propoganada semata. Lalu
kemudian banyak pemberontakan
ditambah lagi jepang menghadapi
sekutu
Akibat terdesak, maka untuk ambil
simpati rakyat indo. Dijanjikan
kemerdekaan dikemudian hari.

156

Sebagai realisasinya maka dibentuk


bpupki ( 29 april 1945) bpupki
mengadakan Sakart 2 kali :
SIDANG BPUPKI I ( 29 MEI 1 JUNI 45)
MR. MUH YAMIN ( 29 MEI 45) :
1.KETUHANAN YANG MAHA ESA
2.KEMANUSIAAN YANG ADIL DAN
BERADAB
3.PERSATUAN INDONESIA
4.KERAKYATAN YANG DI PIMPIN OLEH
HIKMAT KEBIJAKSANAAN DALAM
PERMUSYAWARATAN PERWAKILAN
5.KEADILAN SOSIAL BAGI SELURUH
RAKYAT INDONESIA

Mr. Soepomo ( 30 mei 2003), juga 5 macam


1. Paham Sakart perstauan
2. Penghubungan Sakart dan agama
3. Sistem badan permusyawaratan
4. Sosialisme Sakart
157

5. Hubungan antar bangsa


Ir. Soekartno ( 1 juni 1945 :
1. Kebangsaan SakartaSS
2. Internasionalisme atau perikemanusiaan
3. Mufakat atau demokrasi
4. Kesejahteraan sosial
5. Ketuhanan yang berkebudayaan
Dalam upaya merumuskan pikiran di atas maka
dibentuk
Panitia SakartaS ( ka. Ir. Soekarno) yang
kemudian hasilkan :
Piagam Sakarta 22 juni 1945
1. Ketuhanan dengan
kewajiban menjalankan
syariat islam bagi pemelukpemeluknya, dst.
Sidang bpupki ii (14 juli -17 juli 45)
Hasil panitia kecil itu diterima pada siadang ii
Dibentuk pan. Hk. Dasar yang membahas
tentang
158

Dirumuskan undang-undang dasar


.. Tugas bpupki selesai ..

BAB X
A. Fungsi Dan Peran Pancasila
1. Pancasila sbg. Pandangan hidup b.
Indonesia :
Pancasila sebagai jiwa bangsa indonesia
Pancasila sebagai kepribadian bangsa
indonesia
Pancasila sebagai sumber dari segala
Sumber hukum (sbr. Tertib hukum)
Pancasila sebagai perjanjian luhur bangsa
indonesia
159

(pd. Waktu mendirikan negara ri)


Pancasila sebagai cita-cita dan tujuan
bangsa indonesia
Pancasila sebagai falsafah hidup yang
mempersatukan bangsa indonesia
2. Pancasila sebagai dasar negara ri
Dalam pengertian ini disebut sbg dasar falsafah
negara atau dijadikan dasar mengatur
penyelenggaraan negara

B. Tujuan Mempelajari Pancasila


Ingin mengetahui pancasila yang benar yakni :
Yg dpt dipertggjwb baik secara yuridis
konstitusional
Maupun secara obyektif ilmiah .
Secara yuridis konstitusional :
Pancasila adalah dasar negara yang
Dipergunakan sebagai dasar
mengatur/menyelenggarakan pemerintahan

160

Negara, oleh karena tidak setiap orang boleh


memberikan pengertian /
Tafsiran menurut pendapatnya sendiri
Secara obyektif ilmiah :
Sebagai suatu faham filsafat, suatu philosophical
Way of thinking atau philosophical system
sehingga uraiannya harus logis
Dan dapat diterima akal sehat.
C. POKOK PIKIRAN
DALAM PEMB. UUD 1945
Pokok-pokok pikiran ttg hakikat, sifat dan bentuk
negara serta pem. Negara . Penjelmaan jiwa
proklamasi
Negara persatuan ialah negara yang
melindungi segenap bangsa indo dan
seluruh tumpah darah
indonesia
. Sila iii.
Negara bertujuan mewujudkan keadilan
sosial bagi seluruh rakyat dalam rangka
mewujudkan negara yang merdeka,
161

berdaulat, adil dan makmur. Sila


v
Negara berkedaulatan rakyat, berdasarkan
atas kerakyatan dan permusy.
/perwakilansila iv
Negara berdasarkan ketuhanan yg maha esa
menurut dasar kemanusiaan yang adil dan
beradabsila i dan ii
kecuali itu ..
Negara yang merdeka dan berdaulat
Negara indo. Anti penjajah yg tidk sesuai dg
perikemanusiaan dan peri keadilan
D. SISTEM KETATANEGARAAN RI
1. Hukum dasar
1. Hukum dasar tertulis (uud)
2. Hukum dasar tidak tertulis
Ad 1. Hk. Dasar tertulis (uud)
- uud adalah suatu naskah yg memaparkan
kerangka dan tugastugas pokok dari badan2 pemrintahan suatu
negara dan
162

menetukan cara kerja badan2 tsb.


- uud memuat aturan dasar dan pokok/garis
besar dalam
pennyelenggaraan negara (penyelenggara
negara tugasnya
adlah penyelenggara kehidupan negara dan
penyelenggara
kesejahteraan sosial);
- sifat uud 45 :
1. Uud bersifat tertulis dan merupakan
hukum positif
2. Uud 45 bersifat singkat dan supel
3. Memuat norma, aturan dan ketentuan yg
dpt dan harus dilaksanakan
sesuai konstitusi;
4. Uud 45 merupakan peraturan positif
paling tinggi, dan pengontrol
aturan yang lain.

Ad.2. Hukum dasar tidak tertulis (konvensi)


163

- konvensi adalah hukum yang timbul dan


dipelihara
dalam praktek penyelenggaraan negara
secara tidak
tertulis.
- sifat konvensi :
1. Merupakan kebiasaan yg muncul berulang
kali dan
terpelihara dalam praktek penyelenggaraan
negara;
2. Tidak bertentangan dg uud dan berjalan
sejajar;
3. Dapat diterima oleh seluruh rakyat;
4. Bersifat sebagai pelengkap yg tidak
terdapat dalam
uud.
- contoh : pidato presiden setia tgl 16
agustus, pidato presiden dalam rabn pada awl
januari setiap tahun, pidato pertnggjwab presiden
dan ketua lembaga negara dalam sdang tahunan
mpr, dll.

164

2. Pengertian uud 1945


uud 1945 adalah hukum dasar tertulis yang
bersifat mengikat bagi pemerintah, lembaga
negara, lembaga masyarakat, dan warga negara
republik indoensia di manapun mereka berada,
serta setiap penduduk yang ada di wilayah ri.
sebagai hukum uud 45 berisi norma, aturan,
atau ketentuan yg harus dialksanakan.
3. Kedudukan uud 45
1. Sebagai sumber hukum;
2. Sebagai pedoman hukum / tertinggi;
3. Pedoman dalam bernegara dan
bermasyarakat;
4. Dll.
4. Sifat uud 45
- singkat
- supel
5. Fungsi uud 45
- sebagai alat pngontrol apakah norma
hukum yang lebih rendah
sesuai atau tidak dengan ketentuan uud 45;

165

- konvensi juga tidak boleh bertentangan


dengan uud 45 sebab
konvensi merupakan pelengkap dan pengisi
kekosongan yg
timbul dalam praktek kenegaraan.
6. Sumber hukum
Tap mpr no. Iii tahun 2000
1. Uud 1945
2. Tap mpr
3. Uu / perpu
4. Pp
5. Kepres
6. Keputusan menteri
7. Perda
Uu no. 10 tahun 2004 (uu pembentukan
perundang
Undangan) :
1. Uud 1945;
2. Undang-undang (uu) / perpu;
3. Peraturan pemerintah;
166

4. Peraturan presiden;
5. Peraturan daerah;

7. Tujuh kunci pokok sistem pemerintahan


negara ri
1. Indonesia ialah negara yg berdasar atas
hukum (rechtstaat)
2. Sistem konstitusional
( pem. Berdasar atas konstitusi (hk. Dasar)
dan bukan bersifat absolutisme (kekuasaan yg tdk
terbatas)
3. Kekuasaan negara yg tertinggi di tangan mpr
4. Presiden ialah penyeleng. Pemerintah
negara yang tertinggi di bawah majelis
5. Presiden tidak bertanggungjawab kepada
dpr
6. Kekuasaan kepala negara tidak tak terbatas
7. Menteri-menteri adalah pembantu
presiden(menteri bertgg. Jwb. Kepada
presiden)
E. Struktur Ketatanegaraan Ri
(Setelah Amandemen)
167

Uud 1945
1.
2.
3.
4.

Bpk
Mpr (dpd+dpr) legisltaif
Presiden wk. Pres. Eksekutif
Kekuasaan kehakiman (mk/ma/ky) yudikatif

Dinamika
Ketatanegaraan Ri
18-08-1945 27-12- 1949 (kmb) . Uud
1945
28-12-1949 17-08-1950 : .
Kons. Ris
18-08-1950 05-07-1959 : . Uuds
1950
05-07-1959 sekarang : .. Uud
1945
Atau
Masa kemerdekaan (1945-1949)
Masa orde lama (1959-1966)
Masa orde baru (1966-1998)
Masa reformasi ( 1998-sekarang)

1. Dalam sejarah ketatanegaraan


indonesia uud 45 telah mengalami
dinamika dan perubahan yakni :
Uud 45 (18 agustus 1945 27 des. 1949);
168

Konstitusi ris, (27 des. 1949 17 agustus


1950);
Uuds 1950, (17 agustus 1950 5 juli 1959);
Uud 45, (5 juli 1959 19 oktober 1999);
Uud 45 dan perubahan i, (19 oktober 1999
18 agustus 2000);
Uud 45 dan perubahan i dan ii, (18 agustus
2000-9 nopember 2001);
Uud 45 dan perubahan i, ii dan iii, (9
nopember 2001 10 agustus 2002);
Uud 45 dan peruahan i,ii,iii dan iv, (10
agustus 2002 sd. Sekarang).
2. Masa kemerdekaan (1945-1949)
- Masa revolusi fisik, mempertahankan
kemerdekaan;
- Terjadi penyimpangan sistem
katatanegaraan dari presidensial menjadi
parlementer karena nkri menjadi ris;
-

terjadi pergantian kabinet 7 kali selama


masa revolusi

antara kurun waktu 1950 sd. 1959)


169

1. Kabinet natsir (6-9-1950 sd. 27-41951);


2. Kabinet sukirman (27-4-1951 sd. 3-41952)
3. Kabinet wilopo (3-4-1952 sd. 1-81953)
4. Kabinet ali sastroamidjojo i (1-8-1953
sd. 12-8-1955)
5. Kabinet burhanuddin harahap (12-81955 sd. 24-3-1956)
6. Kabinet ali sastroamidjojo ii (24-3-1956
sd. 9-4-1957)
7. Kabinet juanda (9-4-1957 sd. 10-71959)
-

sering gonati ganti kabinet konstituaten


gagal

mengadakan sidang untuk menggantu uuds,


maka
presiden menyatakan dekrit (5 juli 1959).
3. Masa orde lama (1959-1966)
A. Pengertian orla
170

- Orde lama mulai 5 juli 1959 sd. 11 maret


1966 (supersemar);
- Masa itu banyak penyelewengan thdp uud
45, mislanya nasakom, angkat presiden
seumur hidup, pembubaran dpr oleh
presiden;
- Ciri-ciri orde lama :
a. Mempunyai landasan idiil pancasila dan
landasan struktural uud
1945
b. Mempunyai tujuan :
- membentuk nkri yg berbentuk kesatuan,
kebangsaan dan
demokratis;
- membentuk masy. Adil dan makmur baik
materiil maupun spiritual
dalam nkri;
- membentuk kerjasama yg baik dg semua
negara di dunia, tertama
asia afrika;

171

- melaksanakannya dengan melutuskan


segala cara.
B. Beberapa penyimpangan orla
- lembaga negara belum terbentuk seperti,
mpr, dpr, dpa dan bpk karena semuanya bersifat
sementara;
- presiden membuat uu tanpa persetujuan
dpr;
- presdien membubarkan dpr karena tidak
menyetujui apbn;
- presiden memegang kakuasaan spenuhnya
kemudian mpr mengangakat presiden sbg
presiden seumur hidup;
4. Masa orde baru (1966-1998)
A. Pengertian orde baru
pengrtian mirip dg orla, kecuali landasannya
mengalamu sedikit perubahan, landasan konst.
Tetap uud 45, lan. Str. Tap mpr, yang bertujuan
menegakkan kebenaran dan keadilan demi
ampera, trituta, dan hanura secara konstitusional,
serta pelaksanaan pancasila dan uud 45 secara
murni dan konsekwen.
B. Langkah-langkah pengamalan uud 45
172

- Pengesahan supersemar dlam tap mpr no.


Ix/mpr/1966;
- Pembubaran pki dan ormasnya dg tap mpr
no. Xxv/mpr/1966;
- Perubahan landsan bid. Ekonomi dan
pembangunan dg. Tap mpr. No xii/mpr/1966.
- Sidang mprs 1967 menarik mandat sukarno
jadi presiden sampai terselenggaranya
pemilu, dan membentuk mpr, dpr, dpa dan
bpk.
C. Pelestarian uud 45
dg. Pelaksanaan ps dan uud 45 secara
murni dan konsekwen maka akan ciptakan
stabilitas nasional, pembangunan berjalan baik
dan lancar, karena itu pancasila dan uud 45
dilesatrikan sebab:

1. Memberi semangat kpd masy untuk


mencapai kesejahteraan;
2. Menjamin stabilitas pemerintahan;
3. Memiliki aturan pokok ttg penyelenggaraan
negara dan pemerintahan serta berisi
173

falsafah negra dan pandangan hidup


bangsa;
4. Membrikan pengarahan dinamika yg jelas;
5. Telah diuji dengan perjuangan yang pajang;
6. Memberi kemantapan nilai2 pada generasi
bangsa;
7. Sesuai dengan kepribadian bangsa
indoensia.
Prosedur mrubah uud 45 sangat sulit dan menjadi
sesuatu yg sakral, akibat dibuatnya tap mpr no. 1
tahun 1983, yang memberi kesan bahwa uud 45
seolah2 tidak bisa dirubah. Hal ini diperkuat dg
keluarnya uu no. 5 tahun 1985 tentang
referendum, yang menyatakan bahwa rakyat
indoensia masih memandang relevan dan
memegang teguh uud 45 itu.
5. Masa reformasi ( 1998-sekarang)
- Mengamandemen uud 45 harus dilakukan
sebab uud 45 memiliki sifat pleksibel, yaitu
mampu menyesuaikan diri dengan
perkembangan bangsa dan negara.

174

- Uud 45 juga mengandung multi interpreteble


pada pasal2 nya shingga perlu amandemen;
- Perubahan atau amandemen dimulai sidang
umum mpr tahun 1999, sidang tahunan
tahun 2000, sidang tahunan tahun 2001, dan
sidang tahunan mpr tahun 2002.
- Perubahan tidak mengubah pembukaan,
sebab pembukaan merupakan ikrar
berdirinya negara dan memuat pancasila
sebagai dasar negara.
- Hasil amandemen sebagai berikut :
F. Pancasila Sebagai Idiologi Nasional
1. Pengetian idiologi
Idiologi adalah suatu kumpulan gagasab ide,
keyakinan serta kepercayaan yg bersifat sistematis
yg mengarahkan tingkah laku seseorang dalam
berbagai aspek kehidupan.
2. Kekuatan ideologi
Kekuatan ideologi sangat bergantung pada
kualitas 3 dimensi :
Dimensi realita (realitasnya nilai dasar itu
hidup dan bersumber dari budaya bangsa
dan pengalaman sejarah);
175

Dimensi idelaisme ( niali dasar itu


mengandung idealisme yg memberi
harapan masa depan);
Dimensi fleksibelitas/pengembangan
(ideologi memeiliki keluwesan dan
merangsang pemikiran baru dan
mendukung nilai dasarnya);
3. Makna ideolgi bagi negara
ideolgi negara dalam arti cita2 negara memiliki
ciri sbb :
o Mempunyai derajat yg tinggi sebgai
nilai hidup kebangsaandan
kenegaraan;
o Mewujudkan satu azas kerohanian
pandangan dunia,pandangan hidup yg
harus dipelihara,
dikembangkan,diamalkan, dilestarikan
kepada generasi
penerus,diperjuangkan dan
dipertahankan.
4. Pancasila Sbg Ideologi Terbuka
Pancasila sebagai idiologi terbuka maksudnya
adalah pancasila merupakan ideologi yang mampu
menyesuaikan diri dengan perkembangan jaman
tanpa pengubahan nilai dasarnya. Ini bukan berarti
176

bahwa nilai dasae pancasila dapat diubah atau


diganti dg nilai dasar yang lain yg sama artinya
dengan meniadakan pancasila.
Dg lain perkataan, pancasila sbg idiologi terbuka
mengandung makna bahwa nilai dasar pancasila
itu dapat dikembangkan sesuai dengan dinamika
khidupan bangsa dan tuntutan perkembangan
zaman secara kreatif dengan memperhatikan
tingkat kebutuhan dan perkembangan masyarakat
indoensia sendiri.
Moerdiono (1992), menyebutkan beberapa faktor
pendorong pemikrian pancasila sebg idiologi
terbuka :
1. Dalam proses pembangnunan nasional
berencana, diamika masy berjalan
akseleratif, maka persoalan tidk semua
dapat dijawab dengan idiologi sebelumnya;
2. Kenyataaan bangkrutnya idiologi tertutup
komunisme, leniniseme.
3. Pengalaman sejarah politik dengan
pengaruh komunisme sangat penting;
4. Tekad kita utk menjadikan pancasila sebagai
satu-satunya azas dalam kehidupan
bermasayarakat, berbangsan dan bernegara.
177

(namun azas tunggal ini dicabut dg tap mpr


tahun 1999) namun fungsi ini kita artikan
sebagai dasar negara.
5. Azas pembangunan nasional
Azas manfaat
Azas usaha bersama dan kekeluargaan
Azas demokrasi
Azas adil dan merata
Azas perikemanusiaan dan keseimbangan
Azas kesadarab hukum
Azas kepercayaan pada diri sendiri
G. Modal Dasar Dan Faktor Dominan
Pembangunan
1. Modal dasar
(keselurahan kekuatan nasional baik yg telah dan
akan dimiliki
Dan didayagunakan oleh bangsa indo dlm
pembangunan
Nasional), yaitu :
A. Kemerdekaan dan kedaulatan negara;
178

B. Jiwa dab semangat peratuan dan kesatuan


bangsa
C. Wilayah nusantara yg luas dan posisi silang
anatara dua benua dan dua samudera;
D. Kekayaan alam yg beraneka ragam baik
darat dan laut
E. Jumlah penduduk yg besar sbg sdm
F. Keimanan dan ketaqwaan kepada tuhan
G. Budaya bangsa yang dinamis dan
berkembang sepanjang sejarah
H. Potensi dan kekuatan efektif bangsa;
I. Abri/tni sbagai kekauatan pertahanan dan
keamanan dan kekauatan sosial politik
sebagai kekuatan yg tumbuh dan bersama
rakyat (tapi ini direposisi pada zaman
reformasi);

2. Faktor dominan
Faktor dominan adalah segala sesuatu yg
harus diperhatikan dlm penyelenggaraan
179

pembangunan utk memperlancar pencapaian


sasaran pembangunan nsional yaitu :

Kependudukan dan sosial budaya;


Wilayah bercirikan kepulauan dan kelautan dg
lingkungan dan alam tropikanya;
Sumberdaya alam yang beragama
Kualitas manusia dan masy. Indoensia dan
penuasaan iptek;
Disiplin nasional yg merupakan perwujudan
kapatuhan dan ketaatan pada hukum dan norma
yg berlaku;
Manajemen nasional sbg mekanisme
penyelenggaraan negara
Perkembangan regional dan global serta tatanan
internasional yg slalu berubah secara dinamis;
Kemungkinan pengembangan

Uu no. 17 tahun 2007


tentang
rencana pembangunan nasional
180

jangka panjang (rpjp)


tahun 2005-2025
Rpjp merupakan penjabaran dari tujuan
dibentuknya negara dan pemerintahan negara
(tujuan nasional) yang tercantum dalam
pembukaan uud 1945;
3. Tujuan nasional
Untuk melindungi segenap bangsa indonesia
dan seluruh tumpah darah indonesia, memajukan
kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan
bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia
yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian
abadi dan keadilan sosial

4. Tujuan pembangunan jangka pajang


2005-2025
Mewujudkan bangsa yang maju, mandiri, dan
adil sebagai landasan bagi tahap pembangunan
berikutnya menuju masyarakat adil dan makmur
dalam negara kesatuan ri berdasarkan pancasila
dan
Uud 1945
181

H. Visi dan misi pembangunan nasional 20052025


1. V i s i
Pembangunan nasional 2005-2025
indonesia yang mandiri, maju, adil dan makmur

2. M i s i
pembangunan nasional 2005-2025
Mewujudkan masyarakat berakhlak mulia,
bermoral, beretika, berbudaya, dan beradab
berdasarkan falsafah pancasila;
2. Mewujudkan bangsa yang bedaya saing;
3. Mewujudkan masyarakat demokratis
berlandaskan hukum;
4. Mewujudkan indonesia aman, damai dan
bersatu;
5. Mewujudkan pemerataan pembangunan dan
berkeadilan;
6. Mewujudkan indonesia asri dan lestari;
7. Mewujudkan indonesia menjadi negara
kepulauan yang mandiri, maju, kuat, dan
berbasiskan kepentingan nasional;
182

8. Mewujudkan indonesia berperan penting dalam


pergaulan dunia inernasional.
3. Arah rpjp pemangunan agama
Pemangunan agama terletak dalam misi
mewujudkan masyarakat berakhlak mulia,
bermoral, beretika, berbudaya, dan beradab
dikatakan bahwa :
pembangunan agama diarahakan untuk
memantapkan fungsi dan peran agama sebagai
landasan moral dan etika dalam pembangunan,
mebina akhlak mulia, memupuk etos kerja,
menghargai prestasi dan menjadi kekuatan
pendorong guna mencapai kemajuan dalam
pembangunan. Disamping itu pembangunan
agama diarahkan pula untuk meningkatkan
kerukunan hidup umat beragama dengan
meningkatkan rasa saling percaya dan
harmonsasi antar kelompok masyrakat sehingga
tercipta suasana kehidupan masyarajat yang
penuh toleransi, tenggang rasa dan harmonis
4.Arah pembangunan sumber daya manusia
Pembangunan sdm tercantum dalam misi ke-2
yaitu; mewujudkan bangsa yang bedaya saing.
Sub memba-ngun sumbedaya manusia yang
berkualitas :
183

2. 1. Pembangunan sumber daya manusia


memiliki peran yg sangat penting dalam
mewujudkan manusia indoensia yg maju dan
mandiri sehingga mampu berdaya saing
dalam era globalisasi. Dalam kaitan itu,
pembangunan sdm diarahkan pada
peningkatan kualitas sdm indoensia yg
antara lain ditandai dengan meningkatnya
ipm dan indek pembangunan gender(ipg)
serta tercapainya penduduk tumbuh
seimbang yg ditandai dengan angka
reproduksi neto (nrr) sama dengan 1 atau
angka kelapembangunan pendidikan dan
kesehatan merupakan investasi dalam
meningkatkan sdm shingga penting
perannya dalam meningkatkan kualitas dmn
untuk mendukung terwujudnya masyarakat
yg berharkat, bermartabat, berakhlak mulia,
dan menghargai keberagaman sehingga
mampu bersaing alam era global dg tetap
berlandaskan pada norma kehidupan
masyarakat indonesia dan tanpa
diskriminasi.
komitmen pemerintah terhadap pendidikan
harus tercermin dalam pada kualitas sdm, kualitas
iptek, serta politik anggaran dan terintegrasinya
184

seluruh pendidikan kedinasan ke dalam perguruan


tinggi. Pelayaanan pdd mencakup semua jalur,
jenis, dan jenjang pdd. Ok itu perlu isediakan pdd
dasar yg bermutu dan trjangkau disertai dg
pembebasan biaya pdd. Penyediaan pelayanan
pdd disesuaikan dengan kebutuhan pembangunan
sosek indonesia pada masa depan termasuk untuk
mendorong pertumbuhan ekonomi yg
berkelanjutan mlalui pendalaman penguasaan
teknologi.
pembangunan pendidikan diarahkan pula
untuk menumbuhkan kebanggaan kebangsaan,
akhlak mulia, serta kemampuan peserta didik
untuk hidup bersama dalam masyarakat yg
beragam yg dilandasi oleh penghormatan pada
ham. Penyediaan pelayanan pdd sepanjang hayat
sesuai perkembangan iptek perlu terus didorong
utk meningkatkan kualitas hidup dan produktivitas
penduduk indoensia termasuk untuk memberikan
bekal penetahuan da n keterampilan bagi
penduduk usia produktif yg jumlahnya semakin
besar.

185

BAB XI
A. TONGGAK PERJUANGAN BANGSA
Indonesia terdiri dari aneka ragam (agama,
kerajaan, suku, ras, gol, pulau dll.)

belanda datang (awal abad xiv)


awalnya berdagang voc
tertarik menjajah
satu persatu kerajaan ditaklukan dengan de
vide et impera
praktis kita dijajahnya 350 tahun
186

perjuangan kemerdekaan terus digelora


meski besifat kedaerahan
pertama muncul ger. Budi utomo 1908
sumpah pemuda 1928
perang asia pasifik terjadi, Sekutu kalah oleh
jepang di tahun 1942 (9 maret 1942)
jepang datang dengan selogan 3 a ( cahaya,
pelindung dan saudara tua)

B. KETIKA JEPANG BERKUASA


Dengan slogan di atas ternyata jepang
hanya propoganada semata. Lalu
kemudian banyak pemberontakan
ditambah lagi jepang menghadapi
sekutu
Akibat terdesak, maka untuk ambil
simpati rakyat indo. Dijanjikan
kemerdekaan dikemudian hari.
Sebagai realisasinya maka dibentuk
bpupki ( 29 april 1945) bpupki
mengadakan sidang 2 kali :
C.SIDANG BPUPKI I ( 29 MEI 1 JUNI 45)
1. MR. MUH YAMIN ( 29 MEI 45) :
o 1.KETUHANAN YANG MAHA ESA
187

o 2.KEMANUSIAAN YANG ADIL DAN


BERADAB
o 3.PERSATUAN INDONESIA
o 4.KERAKYATAN YANG DI PIMPIN
OLEH HIKMAT KEBIJAKSANAAN
DALAM PERMUSYAWARATAN
PERWAKILAN
o 5.KEADILAN SOSIAL BAGI SELURUH
RAKYAT INDONESIA

2. Mr. Soepomo ( 30 mei 2003), juga 5


macam
1. Paham negara perstauan
2. Penghubungan negara dan agama
3. Sistem badan permusyawaratan
4. Sosialisme negara
5. Hubungan antar bangsa
3. Ir. Soekartno (1 juni 1945 :
8. Kebangsaan indonesia
9. Internasionalisme atau perikemanusiaan
10.

Mufakat atau demokrasi

11.

Kesejahteraan sosial
188

12.

Ketuhanan yang berkebudayaan

Dalam upaya merumuskan pikiran di atas maka


dibentuk
Panitia sembilan ( ka. Ir. Soekarno) yang kemudian
hasilkan :
4. Piagam jakarta 22 juni 1945
1. Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan
syariat islam bagi pemeluk-pemeluknya, dst.
D. Sidang bpupki ii (14 juli -17 juli 45)
Hasil panitia kecil itu diterima pada siadang ii
Dibentuk pan. Hk. Dasar yang membahas
tentang
Dirumuskan undang-undang dasar
.. Tugas bpupki selesai ..
E. Fungsi dan peran pancasila
1. Pancasila sbg. Pandangan hidup b.
Indonesia :
Pancasila sebagai jiwa bangsa indonesia
Pancasila sebagai kepribadian bangsa
indonesia
189

Pancasila sebagai sumber dari segala


Sumber hukum(sbr. Tertib hukum)
Pancasila sebagai perjanjian luhur bangsa
indonesia
(pd. Waktu mendirikan negara ri)
Pancasila sebagai cita-cita dan tujuan
bangsa indonesia
Pancasila sebagai falsafah hidup yang
mempersatukan bangsa indonesia
2. Pancasila sebagai dasar negara RI
Dalam pengertian ini disebut sbg dasar falsafah
negara atau dijadikan dasar mengatur
penyelenggaraan negara

F. TUJUAN MEMPELAJARI PANCASILA


Ingin mengetahui pancasila yang benar yakni :
Yg dpt dipertggjwb baik secara yuridis
konstitusional
Maupun secara obyektif ilmiah .
Secara yuridis konstitusional :
Pancasila adalah dasar negara yang
190

Dipergunakan sebagai dasar


mengatur/menyelenggarakan pemerintahan
Negara, oleh karena tidak setiap orang boleh
memberikan pengertian /
Tafsiran menurut pendapatnya sendiri
1. Secara obyektif ilmiah :
Sebagai suatu faham filsafat, suatu philosophical
Way of thinking atau philosophical system
sehingga uraiannya harus logis
Dan dapat diterima akal sehat.

G. Pokok pikiran dalam pemb. Uud 1945


Pokok-pokok pikiran ttg hakikat, sifat dan bentuk
negara serta pem. Negara . Penjelmaan jiwa
proklamasi
Negara persatuan ialah negara yang
melindungi segenap bangsa indo dan
seluruh tumpah darah
indonesia
. Sila iii.
Negara bertujuan mewujudkan keadilan
sosial bagi seluruh rakyat dalam rangka
mewujudkan negara yang merdeka,
191

berdaulat, adil dan makmur. Sila


v
Negara berkedaulatan rakyat, berdasarkan
atas kerakyatan dan permusy.
/perwakilansila iv
Negara berdasarkan ketuhanan yg maha esa
menurut dasar kemanusiaan yang adil dan
beradabsila i dan ii
kecuali itu ..
Negara yang merdeka dan berdaulat
Negara indo. Anti penjajah yg tidk sesuai dg
perikemanusiaan dan peri keadilan
H. Hukum dasar
1. Hukum dasar tertulis (uud)
2. Hukum dasar tidak tertulis
1. Ad 1. Hk. Dasar tertulis (uud)
- uud adalah suatu naskah yg memaparkan
kerangka dan tugastugas pokok dari badan2 pemrintahan suatu
negara dan
menetukan cara kerja badan2 tsb.
192

- uud memuat aturan dasar dan pokok/garis


besar dalam
pennyelenggaraan negara (penyelenggara
negara tugasnya
adlah penyelenggara kehidupan negara dan
penyelenggara
kesejahteraan sosial);
- sifat uud 45 :
1. Uud bersifat tertulis dan merupakan
hukum positif
2. Uud 45 bersifat singkat dan supel
3. Memuat norma, aturan dan ketentuan yg
dpt dan harus dilaksanakan
sesuai konstitusi;
4. Uud 45 merupakan peraturan positif
paling tinggi, dan pengontrol
aturan yang lain.

2. Ad.2. Hukum dasar tidak tertulis


(konvensi)
- konvensi adalah hukum yang timbul dan
dipelihara
193

dalam praktek penyelenggaraan negara


secara tidak
tertulis.
- sifat konvensi :
1. Merupakan kebiasaan yg muncul berulang
kali dan
terpelihara dalam praktek penyelenggaraan
negara;
2. Tidak bertentangan dg uud dan berjalan
sejajar;
3. Dapat diterima oleh seluruh rakyat;
4. Bersifat sebagai pelengkap yg tidak
terdapat dalam
uud.
- contoh : pidato presiden setia tgl 16
agustus, pidato presiden dalam rabn pada awl
januari setiap tahun, pidato pertnggjwab presiden
dan ketua lembaga negara dalam sdang tahunan
mpr, dll.
3. Pengertian uud 1945
uud 1945 adalah hukum dasar tertulis yang
bersifat mengikat bagi pemerintah, lembaga
negara, lembaga masyarakat, dan warga negara
194

republik indoensia di manapun mereka berada,


serta setiap penduduk yang ada di wilayah ri.
sebagai hukum uud 45 berisi norma, aturan,
atau ketentuan yg harus dialksanakan.
4. Kedudukan uud 45
1. Sebagai sumber hukum;
2. Sebagai pedoman hukum / tertinggi;
3. Pedoman dalam bernegara dan
bermasyarakat;
4. Dll.
5. Sifat uud 45
- singkat
- supel
6. Fungsi uud 45
- sebagai alat pngontrol apakah norma
hukum yang lebih rendah
sesuai atau tidak dengan ketentuan uud 45;
- konvensi juga tidak boleh bertentangan
dengan uud 45 sebab
konvensi merupakan pelengkap dan pengisi
kekosongan yg
195

timbul dalam praktek kenegaraan.


7. Sumber hukum
Tap mpr no. Iii tahun 2000
1. Uud 1945
2. Tap mpr
3. Uu / perpu
4. Pp
5. Kepres
6. Keputusan menteri
7. Perda Uu no. 10 tahun 2004 (uu pembentukan
perundang Undangan)
I.Tujuh kunci pokok sistem pemerintahan
negara RI
3. Indonesia ialah negara yg berdasar atas
hukum (rechtstaat)
4. Sistem konstitusional
( pem. Berdasar atas konstitusi (hk. Dasar)
dan bukan bersifat absolutisme (kekuasaan yg tdk
terbatas)
8. Kekuasaan negara yg tertinggi di tangan mpr

196

9. Presiden ialah penyeleng. Pemerintah


negara yang tertinggi di bawah majelis
10.
Presiden tidak bertanggungjawab
kepada dpr
11.
Kekuasaan kepala negara tidak tak
terbatas
12.
Menteri-menteri adalah pembantu
presiden
(menteri bertgg. Jwb. Kepada presiden)
Uud 1945
6.
7.
8.
9.

Bpk
Mpr (dpd+dpr) legisltaif
Presiden wk. Pres. Eksekutif
Kekuasaan kehakiman (mk/ma/ky) yudikatif

18-08-1945 27-12- 1949 (kmb) . Uud


1945
28-12-1949 17-08-1950 : .
Kons. Ris
18-08-1950 05-07-1959 : . Uuds
1950
05-07-1959 sekarang : .. Uud
1945
Atau
Masa kemerdekaan (1945-1949)
197

Masa orde lama (1959-1966)


Masa orde baru (1966-1998)
Masa reformasi ( 1998-sekarang)
J. Dalam sejarah ketatanegaraan
indonesia uud 45 telah mengalami
dinamika dan perubahan yakni :
Uud 45 (18 agustus 1945 27 des. 1949);
Konstitusi ris, (27 des. 1949 17 agustus
1950);
Uuds 1950, (17 agustus 1950 5 juli 1959);
Uud 45, (5 juli 1959 19 oktober 1999);
Uud 45 dan perubahan i, (19 oktober 1999
18 agustus 2000);
Uud 45 dan perubahan i dan ii, (18 agustus
2000-9 nopember 2001);
Uud 45 dan perubahan i, ii dan iii, (9
nopember 2001 10 agustus 2002);
Uud 45 dan peruahan i,ii,iii dan iv, (10
agustus 2002 sd. Sekarang).

198

1. Masa kemerdekaan (1945-1949)


- Masa revolusi fisik, mempertahankan
kemerdekaan;
- Terjadi penyimpangan sistem
katatanegaraan dari presidensial menjadi
parlementer karena nkri menjadi ris;
-

terjadi pergantian kabinet 7 kali selama


masa revolusi

antara kurun waktu 1950 sd. 1959)


a. Kabinet natsir (6-9-1950 sd. 27-41951);
b. Kabinet sukirman (27-4-1951 sd. 3-41952)
c. Kabinet wilopo (3-4-1952 sd. 1-8-1953)
d. Kabinet ali sastroamidjojo i (1-8-1953
sd. 12-8-1955)
e. Kabinet burhanuddin harahap (12-81955 sd. 24-3-1956)
f. Kabinet ali sastroamidjojo ii (24-3-1956
sd. 9-4-1957)
g. Kabinet juanda (9-4-1957 sd. 10-71959)
199

sering gonati ganti kabinet konstituaten


gagal

mengadakan sidang untuk menggantu uuds,


maka
presiden menyatakan dekrit (5 juli 1959).
2. Masa orde lama (1959-1966)
A. Pengertian orla
- Orde lama mulai 5 juli 1959 sd. 11 maret
1966 (supersemar);
- Masa itu banyak penyelewengan thdp uud
45, mislanya nasakom, angkat presiden
seumur hidup, pembubaran dpr oleh
presiden;
- Ciri-ciri orde lama :
a. Mempunyai landasan idiil pancasila dan
landasan struktural uud
1945
b. Mempunyai tujuan :
- membentuk nkri yg berbentuk kesatuan,
kebangsaan dan
demokratis;
200

- membentuk masy. Adil dan makmur baik


materiil maupun spiritual
dalam nkri;
- membentuk kerjasama yg baik dg semua
negara di dunia, tertama
asia afrika;
- melaksanakannya dengan melutuskan
segala cara.
B. Beberapa penyimpangan orla
- lembaga negara belum terbentuk seperti,
mpr, dpr, dpa dan bpk karena semuanya bersifat
sementara;
- presiden membuat uu tanpa persetujuan
dpr;
- presdien membubarkan dpr karena tidak
menyetujui apbn;
- presiden memegang kakuasaan spenuhnya
kemudian mpr mengangakat presiden sbg
presiden seumur hidup;
3. Masa orde baru (1966-1998)
A. Pengertian orde baru

201

pengrtian mirip dg orla, kecuali landasannya


mengalamu sedikit perubahan, landasan konst.
Tetap uud 45, lan. Str. Tap mpr, yang bertujuan
menegakkan kebenaran dan keadilan demi
ampera, trituta, dan hanura secara konstitusional,
serta pelaksanaan pancasila dan uud 45 secara
murni dan konsekwen.
B. Langkah-langkah pengamalan
uud 45
- Pengesahan supersemar dlam tap mpr no.
Ix/mpr/1966;
- Pembubaran pki dan ormasnya dg tap mpr
no. Xxv/mpr/1966;
- Perubahan landsan bid. Ekonomi dan
pembangunan dg. Tap mpr. No xii/mpr/1966.
- Sidang mprs 1967 menarik mandat sukarno
jadi presiden sampai terselenggaranya
pemilu, dan membentuk mpr, dpr, dpa dan
bpk.
C. Pelestarian uud 45
dg. Pelaksanaan ps dan uud 45 secara
murni dan konsekwen maka akan ciptakan
stabilitas nasional, pembangunan berjalan baik
202

dan lancar, karena itu pancasila dan uud 45


dilesatrikan sebab :

Memberi semangat kpd masy untuk


mencapai kesejahteraan;
Menjamin stabilitas pemerintahan;
Memiliki aturan pokok ttg
penyelenggaraan negara dan
pemerintahan serta berisi falsafah negra
dan pandangan hidup bangsa;
Membrikan pengarahan dinamika yg jelas;
Telah diuji dengan perjuangan yang
pajang;
Memberi kemantapan nilai2 pada
generasi bangsa;Sesuai dengan
kepribadian bangsa indoensia.
4.Pemantapan dan pengamanan uud 45
Prosedur mrubah uud 45 sangat sulit dan menjadi
sesuatu yg sakral, akibat dibuatnya tap mpr no. 1
tahun 1983, yang memberi kesan bahwa uud 45
seolah2 tidak bisa dirubah. Hal ini diperkuat dg
keluarnya uu no. 5 tahun 1985 tentang
referendum, yang menyatakan bahwa rakyat
indoensia masih memandang relevan dan
memegang teguh uud 45 itu.
203

5. Masa reformasi ( 1998-sekarang)


- Mengamandemen uud 45 harus dilakukan
sebab uud 45 memiliki sifat pleksibel, yaitu
mampu menyesuaikan diri dengan
perkembangan bangsa dan negara.
- Uud 45 juga mengandung multi interpreteble
pada pasal2 nya shingga perlu amandemen;
- Perubahan atau amandemen dimulai sidang
umum mpr tahun 1999, sidang tahunan
tahun 2000, sidang tahunan tahun 2001, dan
sidang tahunan mpr tahun 2002.
- Perubahan tidak mengubah pembukaan,
sebab pembukaan merupakan ikrar
berdirinya negara dan memuat pancasila
sebagai dasar negara.
- Hasil amandemen sebagai berikut :
K. Idiologi
1. Pengetian idiologi
Idiologi adalah suatu kumpulan gagasab ide,
keyakinan serta kepercayaan yg bersifat sistematis
yg mengarahkan tingkah laku seseorang dalam
berbagai aspek kehidupan.
204

2. Kekuatan ideologi
Kekuatan ideologi sangat bergantung pada
kualitas 3 dimensi :
4. Dimensi realita (realitasnya nilai dasar itu
hidup dan bersumber dari budaya bangsa
dan pengalaman sejarah);
5. Dimensi idelaisme ( niali dasar itu
mengandung idealisme yg memberi harapan
masa depan);
6. Dimensi fleksibelitas/pengembangan
(ideologi memeiliki keluwesan dan
merangsang pemikiran baru dan mendukung
nilai dasarnya);
3. Makna ideolgi bagi negara
ideolgi negara dalam arti cita2 negara memiliki
ciri sbb :
1. Mempunyai derajat yg tinggi sebgai nilai
hidup kebangsaan
dan kenegaraan;
2. Mewujudkan satu azas kerohanian
pandangan dunia,
pandangan hidup yg harus dipelihara,
dikembangkan,
205

diamalkan, dilestarikan kepada generasi


penerus,
diperjuangkan dan dipertahankan.
Pancasila sebagai idiologi terbuka maksudnya
adalah pancasila merupakan ideologi yang mampu
menyesuaikan diri dengan perkembangan jaman
tanpa pengubahan nilai dasarnya. Ini bukan berarti
bahwa nilai dasae pancasila dapat diubah atau
diganti dg nilai dasar yang lain yg sama artinya
dengan meniadakan pancasila.
Dg lain perkataan, pancasila sbg idiologi terbuka
mengandung makna bahwa nilai dasar pancasila
itu dapat dikembangkan sesuai dengan dinamika
khidupan bangsa dan tuntutan perkembangan
zaman secara kreatif dengan memperhatikan
tingkat kebutuhan dan perkembangan masyarakat
indoensia sendiri.
Moerdiono (1992), menyebutkan beberapa faktor
pendorong pemikrian pancasila sebg idiologi
terbuka :
6. Dalam proses pembangnunan nasional
berencana, diamika masy berjalan
akseleratif, maka persoalan tidk semua
dapat dijawab dengan idiologi sebelumnya;
206

7. Kenyataaan bangkrutnya idiologi tertutup


komunisme, leniniseme.
8. Pengalaman sejarah politik dengan
pengaruh komunisme sangat penting;
9. Tekad kita utk menjadikan pancasila sebagai
satu-satunya azas dalam kehidupan
bermasayarakat, berbangsan dan bernegara.
(namun azas tunggal ini dicabut dg tap mpr
tahun 1999) namun fungsi ini kita artikan
sebagai dasar negara.
L.Azas pembangunan nasional
Azas manfaat
Azas usaha bersama dan kekeluargaan
Azas demokrasi
Azas adil dan merata
Azas perikemanusiaan dan keseimbangan
Azas kesadarab hukum
Azas kepercayaan pada diri sendiri

207

M. Modal dasar
(keselurahan kekuatan nasional baik yg telah dan
akan dimiliki
Dan didayagunakan oleh bangsa indo dlm
pembangunan
Nasional), yaitu :
J. Kemerdekaan dan kedaulatan negara;
K. Jiwa dab semangat peratuan dan kesatuan
bangsa
L. Wilayah nusantara yg luas dan posisi silang
anatara dua benua dan dua samudera;
M. Kekayaan alam yg beraneka ragam baik
darat dan laut
N. Jumlah penduduk yg besar sbg sdm
O. Keimanan dan ketaqwaan kepada tuhan
P. Budaya bangsa yang dinamis dan
berkembang sepanjang sejarah
Q. Potensi dan kekuatan efektif bangsa;
R. Abri/tni sbagai kekauatan pertahanan dan
keamanan dan kekauatan sosial politik
sebagai kekuatan yg tumbuh dan bersama
208

rakyat (tapi ini direposisi pada zaman


reformasi);

N.Faktor dominan
Faktor dominan adalah segala sesuatu yg harus
diperhatikan dlm penyelenggaraan pembangunan
utk memperlancar pencapaian sasaran
pembangunan nsional yaitu :

Kependudukan dan sosial budaya;


Wilayah bercirikan kepulauan dan kelautan dg
lingkungan dan alam tropikanya;
Sumberdaya alam yang beragama
Kualitas manusia dan masy. Indoensia dan
penuasaan iptek;
Disiplin nasional yg merupakan perwujudan
kapatuhan dan ketaatan pada hukum dan norma
yg berlaku;
Manajemen nasional sbg mekanisme
penyelenggaraan negara
Perkembangan regional dan global serta tatanan
internasional yg slalu berubah secara dinamis;
209

Kemungkinan pengembangan

BAB XII
A. Rencana pembangunan nasional jangka
panjang (rpjp) tahun 2005-2025
Uu no. 17 tahun 2007
tentang
rencana pembangunan nasional
jangka panjang (rpjp)
tahun 2005-2025
Rpjp merupakan penjabaran dari tujuan
dibentuknya negara dan pemerintahan negara
(tujuan nasional) yang tercantum dalam
pembukaan uud 1945;
Tujuan nasional
Untuk melindungi segenap bangsa indonesia dan
seluruh tumpah darah indonesia, memajukan
kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan
bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia
210

yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian


abadi dan keadilan sosial

B. Tujuan pembangunan jangka pajang 20052025


Mewujudkan bangsa yang maju, mandiri, dan adil
sebagai landasan bagi tahap pembangunan
berikutnya menuju masyarakat adil dan makmur
dalam negara kesatuan ri berdasarkan pancasila
dan
Uud 1945

C. Visi dan misi pembangunan nasional 20052025 (bab iii uu 17 /2007 )


1. V i s i
Pembangunan nasional 2005-2025
indonesia yang mandiri, maju, adil dan makmur

211

2. M i s i
pembangunan nasional 2005-2025
Mewujudkan masyarakat berakhlak mulia,
bermoral, beretika, berbudaya, dan beradab
berdasarkan falsafah pancasila;
2. Mewujudkan bangsa yang bedaya saing;
3. Mewujudkan masyarakat demokratis
berlandaskan hukum;
4. Mewujudkan indonesia aman, damai dan
bersatu;
5. Mewujudkan pemerataan pembangunan dan
berkeadilan;
6. Mewujudkan indonesia asri dan lestari;
7. Mewujudkan indonesia menjadi negara
kepulauan yang mandiri, maju, kuat, dan
berbasiskan kepentingan nasional;
8. Mewujudkan indonesia berperan penting dalam
pergaulan dunia inernasional.
D. Arah rpjp pembangunan agama
Pemangunan agama terletak dalam misi
mewujudkan masyarakat berakhlak mulia,
bermoral, beretika, berbudaya, dan beradab
dikatakan bahwa :
212

pembangunan agama diarahakan untuk


memantapkan fungsi dan peran agama sebagai
landasan moral dan etika dalam pembangunan,
mebina akhlak mulia, memupuk etos kerja,
menghargai prestasi dan menjadi kekuatan
pendorong guna mencapai kemajuan dalam
pembangunan. Disamping itu pembangunan
agama diarahkan pula untuk meningkatkan
kerukunan hidup umat beragama dengan
meningkatkan rasa saling percaya dan
harmonsasi antar kelompok masyrakat sehingga
tercipta suasana kehidupan masyarajat yang
penuh toleransi, tenggang rasa dan harmonis

E.Arah pembangunan sumber daya manusia


Pembangunan sdm tercantum dalam misi ke-2
yaitu; mewujudkan bangsa yang bedaya saing.
Sub memba-ngun sumbedaya manusia yang
berkualitas :
3. 1. Pembangunan sumber daya manusia
memiliki peran yg sangat penting dalam
mewujudkan manusia indoensia yg maju dan
mandiri sehingga mampu berdaya saing
dalam era globalisasi. Dalam kaitan itu,
pembangunan sdm diarahkan pada
peningkatan kualitas sdm indoensia yg
213

antara lain ditandai dengan meningkatnya


ipm dan indek pembangunan gender(ipg)
serta tercapainya penduduk tumbuh
seimbang yg ditandai dengan angka
reproduksi neto (nrr) sama dengan 1 atau
angka kelapembangunan pendidikan dan
kesehatan merupakan investasi dalam
meningkatkan sdm shingga penting
perannya dalam meningkatkan kualitas dmn
untuk mendukung terwujudnya masyarakat
yg berharkat, bermartabat, berakhlak mulia,
dan menghargai keberagaman sehingga
mampu bersaing alam era global dg tetap
berlandaskan pada norma kehidupan
masyarakat indonesia dan tanpa
diskriminasi.
komitmen pemerintah terhadap pendidikan
harus tercermin dalam pada kualitas sdm, kualitas
iptek, serta politik anggaran dan terintegrasinya
seluruh pendidikan kedinasan ke dalam perguruan
tinggi. Pelayaanan pdd mencakup semua jalur,
jenis, dan jenjang pdd. Ok itu perlu isediakan pdd
dasar yg bermutu dan trjangkau disertai dg
pembebasan biaya pdd. Penyediaan pelayanan
pdd disesuaikan dengan kebutuhan pembangunan
sosek indonesia pada masa depan termasuk untuk
214

mendorong pertumbuhan ekonomi yg


berkelanjutan mlalui pendalaman penguasaan
teknologi.
pembangunan pendidikan diarahkan pula
untuk menumbuhkan kebanggaan kebangsaan,
akhlak mulia, serta kemampuan peserta didik
untuk hidup bersama dalam masyarakat yg
beragam yg dilandasi oleh penghormatan pada
ham. Penyediaan pelayanan pdd sepanjang hayat
sesuai perkembangan iptek perlu terus didorong
utk meningkatkan kualitas hidup dan produktivitas
penduduk indoensia termasuk untuk memberikan
bekal penetahuan da n keterampilan bagi
penduduk usia produktif yg jumlahnya semakin
besar.
Hiran total (tfr) sama dengan 2.1.
Tahapan dan skala prioritas pjp 2005-2025
Rpjm ke-1 (2005-2009)
Rpjm ke-2 (2010-2014)
Rpjm ke-3 (2015-2019)
Rpjm ke-4 (2020-2024)

215

F. LANDASAN PENDIDIKAN PANCASILA


- Landasan Historis
- Landasan Kultural
- Landasan Yuridis
- Landasan Filosofis
1. LANDASAN HISTORIS
Pengakuan terhadap adanya Tuhan
Sikap tolong menolong, menghormati
Persatuan dan kesatuan adanya beberapa
kerajaan besar (Sriwijaya, Majapahit).
Gotong Royong, musyawarah mufakat.
Mengakui, menghormati hak dan kewajiban

2. SEJARAH PERADAPAN MANUSIA MEYAKINI


ADANYA TUHAN / KEKUATAN TERTINGGI /
ROH TERTINGGI (YANG MAHA ESA)
-3000 TH SM--Permulaan Agama Hindu--Peradpan lembah Indus.Percya Satu Tuhan
Brahma sbg Rohtertinggi,Memiliki Dewa-Dewa
utama1000 lebih ,sifat utamanya
trimurti:Brahma,Wisnu,Siva Kitabnya Veda-Shruti
& Smriti
-1800 THSM--Agama Yudaisme Bapa-bapa
Bangsa Israel-Musa (Abraham),-percaya haya kpd
216

Allah (monothiisme), tidak ada dewa, Kitabnya


TeNakh(bagianTaurot/hokum(persis perjanjian
lama kitap Kristen),Para
Nabi/Neviim(Yoshua+hakim2+Samuel+Raja2),
Sastra atau Ketuvim..
-500 TH SM---Agama Budhisme, asal dari
Hinduisme, Orang yg mencerahkan
Sidarta
Gautama,Dewa tertinggi Brahma,Filsafatinya
Lahir-Hidup-Mati.
Kitab suci
Threvada-/Tripitaka(tiga bakul:VinayaPitaka,Sutta
Pitaka,Abhimdhamma Pitaka; Kitab suci
Mahayana/sabda Budha,lima aturan
moral,Doa&Meditasi(5 Larangan)
600-500 SM
Kepercayaan;Konfusianisme,Taoisme,Sintoism
e,Zoroaster(Majusi) berkembang pesat pada
200-600 M. dikelompokan dalam Agama
Budhisme. Sedangkan, Kepercayaan Bahai
dalam kelompok Islam. Dll
0 TH M Agama Kristianitas- Disebarkan oleh
Yesus Percaya Kpd Allah Dengan Trinitas-satu
Allah tiga pribadi(Bapa,Putra,Ruhul Kudus), Kiab
suci Alkitab: Perjanjian lama(24dibagi
membentuk39 Kitab),&Perjanjian
217

baru(27Kitab+Injil,Kisah para
Rosul+21surat/Epistola)
+500 TH M- Agama Islam, Percaya kpd Allah
(Tuhan Yang Maha Esa),Kitab
sucinya AlQuran, dilengkapi As-Sunah+Al Hadis,+Rukun
Islam,Rukun
Iman, Solat 5 waktu dlm satu
hari; diwahyukan kpd Nabi Muhammad,
+1500 TH MAgama Sikisme,Gabungan Agama
Hindu dan Islam untuk mencari kebenaran,
percaya kepada Allah.diajarkan oleh Guru
Nanak/10 guru,

3.LANDASAN KULTURAL
Nilai nilai Pancasila digali dari budaya dan
peradapan bangsa Indonesia yang telah
berurat, berakar dalam sejarah perjuangan
bangsa Indonesia
Nilai-nilai itu sebagai buah pikiran dan
gagasan dasar bangsa Indonesia tentang
kehidupan yang dianggap baik
Tata nilai kehidupan sosial dan tata nilai
kehidupan kerohanian sebagai budaya dan
peradapan bangsa yang memberi corak,
watak dan ciri masyarakat dan bangsa
218

Indonesia yang embedakan dengan bangsa


lain

4. LANDASAN YURIDIS
1. Pembukaan UUD 1945 alinea IV
2. UUD 1945 pasal 31 ayat 1 dan 2
(Amandemen)
3. Kep. Dirjen Depdiknas No.38/Dikti/Kep/2002
tentang Rambu-rambu pelaksanaan mata
kuliah pengembangan kepribadian di
Perguruan Tinggi
4. UU No20 tahun 2003 ttg SISDIKNAS.
Pendidikan Nasional adalah pendidikan yang
berakar pada kebudayaan bangsa Indonesia
dan berdasakan Pancasila dan UUD 1945.

5. LANDASAN FILOSOFIS
Ir. Soekarno ( 1 Juni 1945).
Pancasila adalah hasil perenungan jiwa yang
mendalam. sedangkan* Renungan isi jiwa yang
mendalam itu adalah Falsafah. Pancasila itu
adalah isi jiwa bangsa Indonesia. Kalau filsafat
bangsa itu adalah isi jiwa (sesuatu) bangsa,
219

maka filsafat Pancasila itu adalah filsafat bangsa


Indonesia.
Atas dasar pengertian filosofis tersebut maka
nilai-nilai Pancasila merupakan dasar falsafah
negara, konsekwensinya setiap aspek
Penyelenggaraan negara harus bersumber pada
nilai-nilai Pancasila, termasuk sistem pepaturan
perundang-undangan Negara.

G. TUJUAN PENDIDIKAN PANCASILA


A. Tujuan Nasional.
B. Tujuan Pendidikan Nasional.
C. Tujuan Pendidikan Pancasila.
Dalam Alinea IV Pembukaan UUD 1945:
Melindungi segenap bangsa Indonesia dan
seluruh tumpah darah Indonesia.
Memajukan kesejahteraan umum
Mencerdaskan kehidupan bangsa
Ikut serta melaksanakan ketertiban dunia

220

1. TUJUAN PENDIDIKAN NASIONAL


UU No. 2/1989 jo UU No.20/2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional. Pendidikan Nasional untuk
meningkatkan kualitas manuisa Indonesia yaitu
Manusia yang bertaqwa terhadap Tuhan YME,
Berbudi pekerti luhur, Berkepribadian mandiri,
Maju, tangguh, cerdas, kreatif, trampil, berdisiplin,
beretos Kerja profesional, bertangungjawab, dan
produktif serta Sehat jasmani dan rohani.

Pendidikan Nasional harus


menumbuhkan(sikap,mental/karakter bangsa):
Jiwa patriotik dan mempertebal rasa cinta tanah
air, Meningkatkan semangat kebangsaan dan
Kesetiakawanan sosial serta Kesadaran pada
sejarah bangsa dan Sikap menghargai jasa para
pahlawan serta Berorientasi ke masa depan.

2. TUJUAN PENDIDIKAN PANCASILA


SK Dirjen Dikti No39th2002 dengan Pendidikan
Pancasila diharapkan dapat :
a. Mengantarkan mahasiswa memiliki
kemampuan untuk mengambil sikap
bertanggungjawab sesuai dengan nuraninya
221

b. Mengantarkan mahasiswa memiliki


kemampuan untuk mengenali masalah hidup
dan kesejahteraan serta cara-cara
pemecahannya
c. Mengantarkan mahasiswa mampu
mengenali perubahan-perubahan dan
perkembengan IPTEK dan Seni.
d. Mengantarkan mahasiswa memiliki
kemampuan untuk memakai sejarah dan
nilai-nilai budaya untuk menggalang
persatuan Indonesia.
3. PANCASILA DALAM KONTEKS SEJARAH
PERJUANGAN BANGSA INDONESIA
Perkembangan singkat kerajaan-kerajaan kuno di
Indonesia;
- Zaman Kerajaan Kutai.
- Zaman Kerajaan Sriwijaya,berdirinya sekitar
abad VII XII (Th600-Th1400).
- Zaman sebelum Kerajaan Majapait.( abad
VII- abad XI)
- Zaman Kerjaan Majapahit, berdirinya sekitar
abad XIII XVI (Th1293-Th1520)
PERJUANGAN MELAWAN PENJAJAHAN
- Perjuangan sebelum abad XX.
- Kebangkitan Nasional (1908-1945)
222

H. PERUMUSAN PANCASILA & UUD 1945


1. Tgl. 7 September 1944 janji kemerdekaan
oleh penguasa Jepang.
2. Tgl. 29 April 1945 diangkat Ketua BPUPKI yg
dibentuk1maret 1945
3. Tgl. 28 Mei 1945 sidang pertama, anggota
BPUPKI dilantik.
4. Tgl. 29 Mei 1 Juni 1945 sidang II tahap I
BPUPKI:
5. Rancangan Dasar Negara. pidato Mr Muh.
Yamin
6. Pandangan Prof.Soepomo ttg bentuk-bentuk
negara
7. Pidato Ir.Soekarno tgl 1juni 1945 dengan
nama Pancasila.
8. Tgl. 10-16 Juli 1945 sidang tahap II BPUPK
hasil panitia IX: Rancangan Hukum Dasar
-dukumen tsb oleh Muh Yamin disebut
Piagam Jakarta(hasil panitia kecil VIII
dengan anggota 38)
9. Tgl. 9 Agustus 1945 PPKI dibentuk
(anggota 14 orang).
223

10.

Tgl. 17 Agustus 1945 Proklamasi

Kemerdekaan RI,oleh Soekarno


11.

Tgl. 18 Agustus 1945 PPKI+6 orang,

12.

Tgl 19 Agustus 1945

13.

Tgl 20 Agustus 1945

14.

Tgl 21 Agustus 1945

1. MACAM-MACAM RUMUSAN PANCASILA


Dasar Negara Indonesia menurut Mr Muh Yamin
pidato tgl 29 Mei 1945
1. Peri Kebangsaan.
2. Peri Kemanusiaan.
3. Peri Ke-Tuhanan.
4. Peri Kerakyatan.
5. Kesejahteraan Sosial.
Dasar Negara Indonesia menurut Ir.Soekarno tgl
1juni 1945 ( Pancasila)
1. Kebangsaan Indonesia
2. Internasionalisme atau Peri Kemanusiaan
3. Mufakat atau Demokrasi
224

4. Kesejahteraan sosial
5. Ke-Tuhanan yg berkebudayaan atau
Tuhanan Yang Maha Esa

Ke-

Dalam Pemerintahan Soekarno Pancasila


mengalami penafsiran-penafsiran:
TRI SILA 1. Sosio Nasional yaitu
Nasionalisme dan Internasionalisme
2. Sosio Demokrasi yaitu
Demokrasi dengan Kesejahteraan
Rakyat
3. Ketuhanan Yang Maha Esa
EKA SILA intinya GOTONG
ROYONG

Dasar negara Indonesia menurut Piagam Jakarta


11Juli 1945 oleh Panitia kecil IX
1. Ke-Tuhanan dg kewajiban menjalankan
syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya
2. Menurut dasar kemanusiaan yang adil dan
beradap
3. Persatuan Indonesia dan
225

4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmatkebijaksanaan dalam permusyawaratan


perwakilan
5. Serta dengan mewujudkan suatu keadilan
sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
Pancasila dalam konstitusi RIS 29-12-1949 s/d178-1950 dan UUDS 1950 s/d 5Juli 1959.
1. Ketuhanan yang Maha Esa
2. Peri Kemanusiaan
3. Kebangsaan
4. Kerakyatan
5. Keadilan Sosial
RUMUSAN Pancasila di kalangan Masyarakat
1. Ketuhanan Yang Maha Esa
2. Peri Kemanusiaan
3. Kebangsaan
4. Kedaulatan Rakyat
5. Keadilan Sosial

PANCASILA dalam PEMBUKAAN UUD 1945


226

Dalam pembukaan UUD45 pada alinea ke


empat tercantum Pancasila yang di syahkan pada
tgl 18 Agustus 1945 oleh sidang PPKI dengan
rumusan:
1. Ketuhanan Yang Maha Esa
2. Kemanusiaan yang adil dan beradap
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dlm permusyawaratan
/perwakilan
5. Keadilan Sosial bagi seluruh Rakyat
Indonesia
*Pancasila pada masa Orde baru
- Ditandai dengan Hari kesaktian Pancasila dan
Tritura ( bubarkan PKI dan ormas-ormasnya
pembersihan kabinet dr unsur2 PKI turunkan
harga)
*Pancasila pada masa Reformasi
- Ditandai dengan turunnya Pres.Soeharto dari
jabatanya.

227

I.PANCASILA SBG SISTEM FILSAFAT


Pengertian Sistem Yang dimaksud sistem adalah
suatu kesatuan bagian-bagian yang saling
berhubungan,saling bekerjasama untuk satu
tujuan tertentu dan secara keseluruhan merupakan
suatu kesatuan yang utuh. Sistem lazimnya
memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
- suatu kesatuan bagian - bagian.
- bagian-bagian tersebut mempunyai fungsi
sendiri-sendiri.
- saling berhubungan, saling ketergantungan.
- kesemuanya dimaksud untuk mencapai suatu
tujuan bersama.
- terjadi dalam suatu lingkungan yang kompleks.
1. INTI PENGERTIAN FILSAFAT
*Perkataan Filsafat berasal dari bahasa Arab
yaitu falsafah atau falasifah,
*Berasal dari bahasa Yunani yaitu Phile
atauPhileinyang berarti cinta dan shopia yang
berarti kebijaksanaan, kata Phile jamaknya philos
= pengetahuan, jadi kata Philoshopia artinya cinta
228

pada ilmu pengetahuan= Daya upaya manusia


untuk mencari kebenaran atau bijaksana.
*Menurut pengertian dari etimologi filsafat
adalah semua ilmu pengetahuan yang
membicarakan hakikat,dengan demikian setiap
orang yang berfilsafat akan jadi bijaksana
(wisdom).
*Dari pengertian praktis, filsafat artinya alam
berpikir atau alam pikiran.
*Berfilsafat artinya Berpikir secara mendalam
dan dengan sungguh-sungguh tentang hakikat
segala sesuatu yang dilakukan atas dorongan
kehendak yang baik berdasarkan putusan akal
yang benar sesuai rasa kemanusiaan.

2. Pancasila sbg suatu sistem filsafat


Sistem filsafat adalah ajaran yang bulat tentang
berbagai segi kehidupanyang mendasar. Suatu
sistem filsafat paling sedikit mengajarkan hakikat
realitas, filsafat hidup,dan tata nilai(etika).
Pancasila yang terdiri atas lima sila pada
hakikaynya merupakan sistem filsafat. Pancasila
terdiri atas bagian-bagian yaitu
229

sila-silanya merupakan satu asas,dr suatu fungsi


dan bertujuan tertentu yang isi sila-silanya
merupakan satu kesatuan yang bersifat majemuk
tunggal, konsekwensinya setiap sila tidak dapat
berdiri sendiri terpisah dari sila-sila yang lain, tetapi
saling berkaitan, saling berhubungan, bahkan
saling mengkualifikasi. Sila yang satu senantiasa
dikualifikasi oleh sila-sila yang lainnya.
Kesatuan Pancasila sebagai suatu sistem
dijelaskan sbb:
Sila pertama Ketuhanan Y M E meliputi dan
menjiwai sila II, III, IV, V
Sila kedua meliputi dan menjiwai sila III,IV,V.diliputi
dan dijiwai sila I
Sila ketiga meliputi dan menjiwai sila IV, V. diliputi
dan dijiwai sila I,II.
Sila keempat meliputi dan menjiwai sila V, diliputi
dan dijiwai sila I, II, III. Sila kelima diliputi dan
dijiwai sila I,II,III,IV.

3. CARA BERPIKIR FILSAFAT


Menurut Sidi Gazalba dalam Filsafat Sunoto(1985)
ciri-ciri berpikir filsafati adalah:
230

a. Radikal (berpikir mendasar sampai


keakarnya).
b. Sistematik (berpikir logis bergerak selangkah
demi selangkah).
c. Universal (berpikir secara umum/
keseluruhan).
Menurut A.Gunawan Setiardjo (1993) cara berpikir
kefilsafatan:
a. Koheren (masing-masing tidak bertolak
belakang+melengkapi).
b. Menyeluruh/Komprehensif (mencakup
secara keseluruhan).
c. Mendasar/ Radikal (berpikir mendasar
sampai keakarnya).
d. Sistematik (Menunjukan tataurut yg
berurutan tdk bertentangan).
e. Konseptual (Hasil generalisasi dan abstraksi
dari pengalaman2).
f. Bertanggung Jawab(Hasil pemikiran yang
bertanggung jawab).

231

J.Pengertian Pancasila secara Filsafat


1. ASPEK ONTOLOGIS
Ontologis berasal dari bahasa Yunani asal kata
onto berarti sesuatu yang sungguh- sungguh ada
atau kenyataan yang sesungguhnya dan logos
berarti ilmu atau teori atau studi tentang sesuatu.
Dari aspek ontologi, Pancasila meliputi
persoalan-persoalan tentang pembuktian
keberadaan Pancasila melalui asal-usul terjadinya,
apa andasannya baik moral maupun yuridis.
Menurut Sumaryono (1994), tinjauan Ontologis
untuk membahas Pancasila akan
didapatkan pokok-pokok pikiran Ontologis
ssb:
a. Adanya asas dan sumber Ada yang
Universal.
b. Pribadi manusia sebagai subyek, baik
secara individual maupun sosial.
c. Manusia sebagai subyek sadar bahwa
eksistensinya berada dalam Ada bersama, baik
secara sejajar atau horizontal.

232

2. Aspek Epistemologis
Kata Epistemologis berasal dari bahasa
Yunani episteme berarti pengetahuan atau
kebenaran dan logos artinya ilmu atau teori,
dengan demikian epistemologis berarti ilmu
pengetahuan yang benar.
Aspek epistemologi dalam Pancasila terletak
pada keabsahan Pancasila sebagai ilmu yang
dapat dipertanggung jawabkan.

Sumbernya manusia sbg epistemologi yaitu bahwa


Pancasila:
1. Sebagai sumber pengetahuan manusia
2. Teori kebenaran pengetahuan manusia
3. Watak pengetahuan manusia, yang isinya
Pancasila:
a. Umum Universal sbg pangkal tolak
pelaks.kenegaraan
b. Umum Kolektifsbg pedoman kolektif
negara tentang tertib.hukum di Indonesia.
c. Khusus dan Kongkritrealiasi praksis

233

3. Aspek Aksiologi
Kata aksiologi berasal dari axios yang berarti
nilai dan logos berarti ilmu atau teori, jadi Aksiologi
adalah teori tentang nilai,atau membahas tentang
nilai, juga disebut filsafat nilai.
Berbagai batasan tentang nilai banyak
dikemukakan oleh para ahli. Secara garis besar
sebagian para ahli mengemukakan nilai adalah
sesuatu yang berharga, berguna, baik, benar, dan
indah(B4,i). Mempunyai nilai artinya mempunyai
kwalitas yang dapat menyebabkan seseorang
bersikap menyetujui.
Dalam Pancasila, terkandung implikasi moral
yang terdapat dalam substansi Pancasila sebagai
suatu nilai, terkandung mulai sila pertama hingga
sila kelima yang merupakan cita-cita, harapan, dan
dambaan bangsa Indonesia yang akan diwujudkan
dalam kehidupan sehari-hari.
Nilai Ketuhanan dan nilai Kemanusiaan
merupakan nilai tertinggi jika dibandingkan dengan
ketiga nilai di bawahnya. ke tiga ke empat dan ke
lima, merupakan nilai kenegaraan karena
ketiganya berkaitan dengan kehidupan
kenegaraan. Sedangkan sila ke empat merupakan
sarana terwujudnya suatu keadilan sosial dan
234

selanjudnya sila ke-lima adalah tujuan dari


keempat sila-sila lainnya.
4. E T I K A
Etika adalah ilmu yg membahas ttg bagaimana
dan mengapa manusia mengikuti suatu ajaran
moral tertentu atau bagaimana manusia
bersikap,bertanggungjawabterhadab berbagai
ajaran moral.
1. Etika umum: adalah prinsip yang berlaku bagi
setiap tindakan manusia.
2. Etika khusus: adalah membahas prinsip dalam
hubungannya dengan berbagai aspek kehidupan
manusia
a. Etika individual kewajiban pd diri
sendiri
b. Etika Sosial
dgn manusia lain

Kewajiban manusia

Etika berkaitan dengan predikat nilai:


- Susila tidak susila (Baik buruk)
Etika berkaitan dgn dasar-dasar filosofis yaitu etika
dalam hubungannya dengan
tingkah laku
manusia

235

K. NILAI DASAR, NILAI INSTRUMENTAL,


NILAI PRAKSIS
Tata nilai dalam kehidupan bernegara.
Nilai dasar adalah asas-asas yang diterima
sebagai dalil yang bersifat banyak sedikitnya
mutlak,dan tidak dipertanyakan lagi.
Nilai Instrumental adalah Pelaksanaan umum dari
nilai dasar, biasanya dalam wujud norma sosial
atau wujud norma hukum yang terkristalisasi dlm
lembaga lembaga, sifatnya dinamis dan
kontekstual yaitu sesuai dengan kebutuhan
tempat dan waktu, juga
merupakan semacam
tafsir positif terhadap nilai dasar yang bersifat
umum tersebut.
Nilai Praksis adalah Nilai yang sesungguhnya
dilaksanakan dalam kenyataan, seyogianya sama
semangatnya dengan nilai dasar dan nilai
instrumental. Nilai praksis ini akan merupakan
batu ujian apkah
nilai dasar dan nilai
instromental sungguh-sungguh hidup dalam
masyarakat atau tidak, karena nilai praksis
merupakan penjabaran secara operasional dari
nilai dasar dan instrumental yang berupa
peraturan-peraturan pelaksanaan.

236

1. INTI ISI SILA-2 PANCASILA SBG FILSAFAT


*Sila Ketuhanan Yang Maha Esa:
Menjiwai semua sila lainya; Pengejawantahan
tujuan manusia sebagai makluk Tuhan YME;
Segala hal yang berkaitan dengan
penyelenggaraan negara, moral negara, moral
penyelenggara negara; Pol.Neg, pemerintahan
neg, hukum,peraturan
perUUneg,kebebasan,&HAM warga negara dijiwai
Ketuhanan.
*Sila Kemanusiaan yang adil dan beradap:
Nilai kemanusiaan bersuber dasar fisolofis
antropologi; Nilai yang menjunjung tinggi
harkat,martabat manusia sbg makluk yg beradap;
Hak kodrati manusia/hak dasar(ham); .
Nilai kesadaran sikap moral dan tingkah laku
manusia didasarkan potensi murni manusia; Nilai
kemanusiaan sbg makluk yg berbudaya,bermoral
dan beragama;Nilai man harus adil thd diri
sendiri,lingkungan,masy,bangsa&negara;
Menghargai kesamaan atas hak dan derajat tanpa
membedakan SARA;Nilai tenggang rasa,saling
mencintai sesama manusia,tidak semena-mena.
*Sila Persatuan Indonesia:
237

Penjelmaan sifat kodrati man yg mono dualis,sbg


makluk individu&sosial; Negara merupakan suatu
persekutuan hidup bersama antar SARA; Pengikat
Indonesia Bhineka Tunggal Eka; Mengatasi
segala kesalah fahaman SARA memberi wahana
atas tercapainya harkat&martabat manusia;
memanfaatkan potensi negara secara bersama
dlm kehidupan berbangsa&bernegara.
*Sila Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dlm permusyawaratan/ perwakilan:
Mewujudkan harkat&martabat manusia dlm suatu
wil negara; Rakyat asal mula kekuasaan neg;
Negara adalah sbg penjilmaan sifat kodrati
manusia sbg makluk individu&makluk sosial;
Musyawarah&mufakat digunakan sbg nilai
demokrasi di Indonesia.
.*Sila Keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia:
Terkandung nilai2tujuan negara; Keadilan dlm
hubungan diri sendiri dan dengan manusia lainya;
Keadialan antara negara dan warganya
(distributif,legal, kumulatif)

238

2.HAM MENURUT NILAI-NILAI PANCASILA


Kebebasan dasar dan hak-hak dasar disebut
HAM yang melekat pada manusia secara
kodrati sebagai anugerah Tuhan YME.
Dalam tiap-tiap sila dari Pancasila selalu
terkandung makna tentang HAM
HAM harus selalu menjadi titik tolak dan
tujuan dalam penyelenggaraan kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Hubungan negara dengan warga negara
dalam kehidupan penegakan HAM pada
pembukaan UUD45 yang menjiwai
keseluruhan pasal dalam batang tubuh
UUD45 terutama pasal 27 s/d pasal 34 dan
Amandemen UUD45 tahun 2002 BAB XA
pasal 28A s/d 28J tentang HAM

PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI


Ideologi :
Idea : Gagasan, konsep, pengertian dasar, citacita.
Logos

: artinya ilmu
239

Ideologi
: Ilmu pengetahuan tentang ide-ide /
ajaran tentang pengertian-pengertian dasar.
-Dikemukan pertama oleh Destutt de Tracy
orang Perancis(1796) The
Science of Ideas.
-Dikembangkan oleh Karl Marx sbg
pandangan hidup berdsrkan kepentingan
kelas/ gol. Tertentu, dalam bid.politik/sosial
ekonomi.
-Ideologi tergantung dari filsafat yang
dianut oleh pok/negara.
Ideologi pengertian umum: Kumpulan gagasan ,
ide-ide, keyakinan-keyakinan,kepercayaankepercayaan yang menyeluruh dan sistematis
yang menyangkut dan mengatur tingkah laku
sekelompok manusia tertentu dalam pelbagi
bidang kehidupan

MACAM-MACAM IDEOLOGI
1.

Ideologi Leberlisme :
-Rasio diletakan pada nilai kebenara tertinggi

-Materialism meletakan materi sbg nilai


tertinggi
240

- Pelopor: - John Loch menyatakan bahwa


manusia dilahirkan bebas sempurna,sehingga
tiap-tiap orang mempunyai keleluasaan berbuat.
-Kebebasan individu sbg nilai tertinggi dlm
bermasyarakat
-Hubungan dengan Agama Sekulerisme (tidak
ada hubunganya)
2. Ideologi Komunis (KarlMARX) : Reaksi dari
perkembangan masy. Kapitalism
-Filosofis materialism dialektis&historis
kenyataan tertinggi adalah materi.
-Hak individu diganti milik kolektivif, dlm klasklas (kapitalis& proletar)
-Disebut juga ideologi sosialisme, dengan etika
menghalalkan segala cara untuk kptingan klas
-Manusia merupakan hakekat menciptakan
dirinya sendiri tidak mengenal adanya Tuhan
(Atheis), karena manusia diciptakan oleh diri
sendiri
3. Ideologi Pancasila:
-Berasal dari falsafah bangsa Indonesia,
-Merupakan sari dari budaya2 Bangsa.
241

-Berkembang dengan pola pikir integralistik.


-Dengan pendekatan:
kesisteman,keseimbangan,keserasian,
kekeluargaan, koperasi dll.
-Negara berdasarkan atas Ketuhanan Yang
Maha Esa

MAKNA IDEOLOGI BAGI NEGARA


Bagi suatu bangsa dan negara, ideologi adalah
wawasan, pandangan hidup atau falsafah
kebangsaan dan kenegaraan.
Ideologi adalah landasan dan sekaligus tujuan
dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa
dan bernegara
Ideologi mengandung inti serangkaian nilai /
norma atau sistem nilai dasar yang bersifat
menyeluruh, mendalam yang dimiliki dan
dipegang oleh masyarakat, bangsa
Nilai dasar yang terangkum dalam Pancasila,
menjadi ideologi bangsa Indonesia, karena
bersumber dari budaya dan pengalaman
sejarah masyarakat, bangsa dan negara RI
242

PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI BANGSA


DAN NEGARA INDONESIA
Ideologi Pancasila adalah Ideologi yang berasal
dari falsafah bangsa Indonesia, merupakan sari
budaya dari budaya-budaya yang yang di
Indonesia
Ideologi Negara dalam arti cita-cita negara
pada hakekatnya merupakan asas kerohanian
memiliki cir-ciri:
Mempunyai derjat tertinggi sebagai nilai
hidup kebangsaan
dan kenegaraan,
Oleh karena itu mewujudkan asas
kerohanian, pandangn hidup, pedoman hidup,
yang dipelihara, dikembangkan, diamalkan,
dilestarikan kepada generasi berikutnya
diperjuangkan dan dipertahankan dengan
kesediaan berkorban.

243

BAB XIII
A. PANCASILA IDEOLOGI TERBUKA DAN
IDEOLOGI TERTUTUP
-Nilai &Cita-cita dari suatu kelompok orang
-Dibenarkan pengorbana yang dibebankan
kepada masyarakat.
-Dituntut taat secara mutlak
1. IDEOLOGI TERTBUKA
-Nilai & cita-cita digali dari rohani, moral, budaya
masyatakat
-Tidak dibenarkan pengorbanan kepada
masyarakat.
-Berdasarkan hati nurani, tanggungjawab hak-hak
asasi
Pancasila Ideologi terbuka: Memberi orientasi
kedepan yaitu: Pancasila bersifat aktual,
244

dinamis, antisipatif, dan senantiasa mampu


menyesuaikan perkembangan zaman
Menurut Dr Alfian idiologi terbuka dituntut
memiliki kekuatan2 sbb:
- Dimensi realita: nilai2 dasar bersumber dan
hidup,berakar, dlm masyarakat
- Dimens idealisme: nilai2 dasar yg memberi
harapan masa depan.
- Dimensi fleksibilitas (pengembangan
kedepan): luwes& merangsang
pengembangan pemikiran-pemikiran baru
sesuai realitas perkembangan zaman.

2. PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA


Kedudukan Pancasila sering disebut sebagai:
Dasar filsafata/falsafah negara, Ideologi negara,
Dasar Negara Kedudukan Pancasila sebagai
Dasar Negara:
a- Sumber dari segala sumber hukum (sumber
tertib hukum)
b- Meliputi suasana kebatinan UUD45.
c- Mewujudkan cita-cita hukum bagi hukum
dasar negara
245

d- Mengandung norma yang harus diikuti oleh


semua warga negara dan pemerintah.
e- Merupakan sumber semangat bagi UUD45

3. HUBUNGAN NEGARA DENGAN AGAMA


MENURUT PANCASILA
- Negara berdasarkan Ketuhanan Yang Maha
Esa
- Bangsa Indonesia adalah Bangsa yang
berTuhan dan melaksanakan ibadah sesuai
agama/kepercayannya.
- Manusia menurut kodratnya sebagai makluk
Tuhan (tidak Atheis/Sekuler).
- Tidak ada pertentangan bagi antar golongan
intern/antar agama
- Tidak memaksakan untuk memeluk kepada
Agama tertentu.
- Memberi toleransi dalam kehidupan
beragama.
- Pelaksanaan dan penyelenggaraan Negara
harus sesuai nilai-nilai Ketuhanan Yang
Maha Esa.
- Negara pada hakekatnya berkat rahmat Allah
Yang Maha Kuasa
Aktualisasi Pancasila 2cara yaitu:

246

Secara obyektif yaitu aktualisasi Pancasila


dalam berbagai bidang kehidupan kenegaraan
antara lain bidang politik, ekonomi, sosial budaya,
hukum, dengan penjabarannya kedalam undangundang,menyangkut kelembagaan yaituLembaga
Eksekutif, Legislatif , Yudikatif serta kelembagaan
lainnya, termasuk kelompok supra dan infra
struktur politik.
Secara Subyektif adalah aktualisasi Pancasila
pada setiap individu terutama dalam aspek moral
yang kaitannya dengan negara dan masyarakat,
dalam hal ini warga biasa, pelajar, mahasiswa,
aparat, penguasa, pengusaha, intelektual dan lainlainya.

4.PANCASILA DALAM KONTEKS


KETATANEGARAAN RI
Pancasila sebagai dasar negara merupakan asas
kerokanian, sebagai sumber norma dan tertib
hukum yang melamdasi berbagai kegiatan
penyelenggaraan pemerintahan dan rakyat dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara
(POLEKSOSBUDHANKAM).
Konsekuensi: Pemerintah dan warga negara
dalam Ikatan hidup bernegara harus tetap dalam
247

jangkauan Pancasila sebagai dasar Negara Ini


berarti : Pokok-poko pikiran muatan Pancasila
merupakan alat
ukur untuk menilai sejauh
mana pemerintah dan warga negara sudah
menjalankan tugas dan kewajiban sesuai tuntutan
Pancasila
Negara Indonesia adalah negara demokrasi
berdasarkan atas Hukum.
B. SISTEMATIKA HUKUM & PERUNDANGUNDANGAN RI
- UUD 1945
- KETETAPAN (TAP) MPR
- UNDANG -UNDANG
- PERPU
- Peraturan Pemerintah
- Keputusan Presiden
- Keputusan Menteri.
- Peraturan Daerah.
Hukum Dasar: Meliputi UUD tertulis maupun tidak
tertulis.
UUD

: Hukum dasar yang tertulis

Konvensi

: Hukum dasar yang tidak tertulis

UUD bagi suatu negara:


*Memberikan perlindungan HAM
248

*Pedoman bagi penyelenggaraan Negara


*Pedoman bagi warga negara, lembaga negara
dan lembaga masyarakat

1. PROSES PERUMUSAN UNDANG-UNDANG


DASAR 1945
Dirancang dan diterima oleh: Badan Penyelidik
usaha-usaha persiaspan kemerdekaan Indonesia
(BPUPKI) tanggal 16 Juli 1945.
*Panitia kecil IX Pemeriksaan usul-usul dr
pihak 2
*Panitian kecil IX perancang JAKARTA
CHARTER
*Panitia Perancang UUD Negara Panitia Kecil
(7orang) sempurnakan naskah, sedangkan
bahasanya oleh panitia ahli bahasa Indonesia: 3
orang (Perancang UUD)
Disyahkan & ditetapkan Oleh:
Panitia persiapan Kemerdekaan Indonesia
(PPKI) pada tanggal 18 Agustus 1945 pukul 1.45.

Pengertian
249

UUD 1945 adalah keseluruhan naskah terdiri dari:


1. Pembukaan 4 alinea
2. Batang Tubuh:

16 Bab, 37pasal, 4 Pasal aturan peralian


dan 2ayat aturan tamb.
Disyahkan sidang PPKI Tgl. 18 Agustus 1945
Dimuat dan disiarkan dalam Berita Republik
Indonesia
Tahun ke II No. 7 tanggal 15
Pebruari 1946.

Diamandemen oleh MPR dalam SI


1999,2000,2001,2002 Pada
perubahan(amandemen)ditambahPasal6A,7ABC,1
8AB,20A, 22ABCDE, 23ABCDEFG, 24ABC, 28A
s/d J, 36ABC, ditambah BAB
VIIA,B,VIIIA,IXA,XA,dan BAB IV dihapus.
Sedangkan:
- Pasal, Aturan Perlihan dirubah 3 Pasal.
- Ayat Aturan Tambahan dirubah 2 Pasal

3. Kedudukan
Menurut TAP.MPRS No. XX/MPRS/1966
Jo.TAP MPR No. V/MPR/1973
250

No.IX/MPR/1978
No.III/MPR/2000
UUD 1945 menempati kedudukan tertinggi dengan
heirarki sebagai berikut:
- UUD 1945
- TAP.MPR.
- UU / peraturan Pemerintah sebagai pengganti
UU (Perpu)
-

Peraturan Pemerintah
Keputusan Presiden
Peraturan Daerah
Peraturan peraturan pelaksanaannya
lainnya, (Peraturan/ keputusan Menteri ,dll).

4. Sifat UUD 1945


UMUM: aspek yg diatur oleh / dengan
ketentuan didalam UUD harus mencakup
semua aspek kehidupan ketatanegaraan.
LUHUR: melihat isi / materi UUD memuat
cita-cita serta pandangan hidup bangsa
yang menjadi tujuan serta landasan negara.
ISTIMEWA:

251

- Formil: pembentukan dan atau


pembebannya dilakukan MPR
- Materiil isi UUD bersifat komplek,
menjangkau seluruh kehidupan bangsa
KUSUS:
-Singkat / supel, flexibel: hanya memuat 37
pasal, 3 pasal aturan tambahan dan 2 ayat aturan
peralihan, cukup memuat aturan pokok.
- Luwes / kenyal: tetap menjamin kejelasan
dan kepastian hukum, Peraturan lebih lanjut
sebagai penyelenggaraan aturan pokok dengan
hukum ditingkat yang lebih rendah, karena mudah
membuat/ merubahnya.

5.Fungsi UUD 1945


= Sebagai Dasar Negara RI.
= Sumber hukum dari segala sumber hukum
yang berlaku di Indonesia
= Sebagai alat kontrol bagi
peraturan/perundang-undangan yang berada
dibawahnya.
252

= UUD berisi pembatasan kekuasaan dalam


Negara, tampak dalam 3 hal:
1. Menjamin hak asasi manusia atau hak
warga negara.
2. Memuat ketatanegaraan suatu negara yang
bersifat mendasar.
3. Mengatur tugas serta wewenang `dalam
negara.

C. UDANG UNDANG DASAR NEGARA


REPUBLIK INDONESIATAHUN 1945
PEMBUKAAN
(PREAMBUL)
Bahwa sesungguhnya Kemerdekaan itu ialah
hak segala bangsa dan oleh sebab itu, maka
penjajahan di atas dunia harus dihapuskan, karena
tidak sesuai dengan peri-kemanusiaan dan perikeadilan.
Dan perjuangan pergerakan kemerdekaan
Indonesia telah sampailah kepada saat yang
berbahagia dengan selamat sentausa
mengantarkan rakyat Indonesia ke depan pintu

253

gerbang kemerdekaan Negara Indonesia, yang


merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur.
Atas berkat rakhmat Allah Yang Maha Kuasa dan
didorongkan oleh keinginan luhur, supaya
berkehidupan kebangsaan yang bebas, maka
rakyat Indonesia menyatakan dengan ini
kemerdekaannya.
Kemudian daripada itu untuk membentuk
suatu Pemerintah Negara Indonesia yang
melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh
tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan
kesejahteraan umum,mencerdaskan kehidupan
bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia
yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian
abadi dan keadilan sosial, maka disusunlah
Kemerdekaan Kebangsaan Indonesia itu dalam
suatu Undang Undang Dasar Negara Indonesia,
yang terbentuk dalam suatu susunan Negara
Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat
dengan berdasar kepada Ketuhanan Yang Maha
Esa, Kemanusiaan yang adil dan beradab,
Persatuan Indonesia dan Kerakyatan yang
dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan
dalamPermusyawaratan/Perwakilan, serta dengan
mewujudkan suatu Keadilan sosial bagi seluruh
rakyat Indonesia.
254

1. HUBUNGAN PEMBUKAAN DENGAN


BATANG TUBUH UUD 1945
Pembukaan UUD 1945 mempunyai fungsi
hubungan langsung bersifat kausal organik
dengan batang tubuh UUD 1945, karena dalam
pembukaan dijabarkan dalam pasal-pasal UUD
1945.
Pembukaan memuat dasar falsafat negara
dan UUD merupakan arti kesatuan nilai dan norma
yang terpadu.
Makna yang terkandung dalam pembukaan UUD
1945:
Rangkaian peristiwa dan keadaan yang
mendahului terbentuk negara.
Merupakan ekspresi dari peristiwa dan
keadaan setelah negara Indonesia terwujud
(Alinea IV).

2. HUBUNGAN MASING-MASING ALINEA


DENGAN BATANG TUBUH UUD45
Alinea 1,2,3, merupakan pernyataan yang tidak
mempunyai hubungan kausal organik dengan
batang tubuh
255

Alinea 4 mempunyai hubungan kausal organik :


a. UUD ditentukan
b. Dalam UUD diatur tentang Pemeritahan
Negara
c. Negera berbentuk Republik berkedaulatan
Rakyat
d. Ditetapkannya dasar Kerohanian (Dasar
falsafah Negara Pancasila)
3. HUBUNGAN ANTARA PEMBUKAAN
DENGAN PANCASILA
Dalam Pembukaan UUD45 secara formal yuridis
Pancasila ditetapkan sebagai dasar Filsafat
Negara RI.
Hubungan secara formal:
A. Rumusan Pancasila dalam Alinea 4
B. Pembukaan UUD45 merupakan pokok
kaidah fundamental.
C. Pembukaan UUD45 Intinya adalah
Pancasila tidak tergantung pada batang Tubuh.
d. Pancasila sebagai dasar kelangsungan hidup
Negara di Proklamirkan pada 17 Agustus 1945
256

e. Pancasila adalah inti Pembukaan UUD45


melekat pada kelangsungan hidup Negera
Hubungan secara material.
Dalam pembukaan UUD 45 Materi yang
dibahas oleh BPUPKI pertama adalah filsafat
Pancasila-Pembukaan, tertib hukum Indonesia
bersumber pada Pancasila

4. KONVENSI
->Konvensi adalah Hukum dasar yang tidak tertulis
yang timbul dan terpelihara dalam praktek
kenegaraan.
->Konvensi tidak boleh bertentangan dengan UUD
1945.
->Konvensi merupakan aturan pelengkap/mengisi
kekosongan yang timbul dari praktek kenegraan.
Contoh:
->Pidato kenegaraan setiap menjelang peringatan
tanggal 17 Agustus didalam sidang Dewan
Perwakilan Rakyat (DPR)
- >Pidato pertanggunjawaban presiden setiap
akhir masa jabatannya
257

- >Pidato Presiden setiap Awal penetapan


tahun anggaran baru/RAPBN.pada bulan
Januari.

5.KONSTITUSI
Konstitusi adalah semua ketentuan-ketentua yang
mengatur ketatanegaraan suatu negara.
Undang-undang dasar adalah suatu undangundang yang tertulis yang merupakan dasar pokok
dari pada ketatanegaraan suatu negara.
Pengertian Konstitusi:
- Lebih luas dari pada UUD atau
-

Sama dengan pengertian UUD

UUD hanya meliputi konstitusi tertulis selain itu


terdapat konstitusi tidak tertulis yang tidak tercakup
dalam UUD

D. HAL-HAL POKOK DALAM RANGKAIAN


PERUBAHAN UUD NEGARA REPUBLIK
INDONESIA TAHUN 1945
1. TUNTUTAN REFORMASI
Amandemen UUD 45
258

Penghapusan doktrin Dwi Fungsi ABRI


Penegakan hukum,HAM, dan
pemberantasan KKN
Otonomi Daerah
Kebebasan Pers
Mewujudkan kehidupan demokrasi
2. SEBELUM PERUBAHAN
Jumlah :

16 bab

37 pasal

49 ayat

4 pasal Aturan Peralihan

2 ayat Aturan Tambahan

Penjelasan

3. DASAR PEMIKIRANPERUBAHAN
Kekuasaan tertinggi di tangan MPR
Kekuasaan yangsangat besar pada
Presiden
Pasal pasal multitafsir
259

Pengaturan lembaga negara oleh Presiden


melalui pengajuan UU
Praktek ketatanegaraan tidak sesuai
denganjiwa Pembukaan UUD 1945

4. TUJUAN PERUBAHAN
Penyempurnakan aturan dasar:

Tatanan negara

Kedaulatan rakyat

HAM

Pembagian kekuasaan

Kesejahteraan Sosial

Eksistensi negara demokrasi dan negara


hukum

Sesuai dengan aspirasi dan kebutuhan


bangsa

5. HASIL PERUBAHAN
Jumlah :

21 bab
260

37 pasal

170 ayat

3 pasal Aturan Peralihan

2 pasal Aturan Tambahan

Tanpa Penjelasan

6. SIDANG MPR
Sidang Umum MPR 19991421 Okt 1999
Sidang Tahunan MPR 2000 718 Agt 2000
Sidang Tahunan MPR 2001 19 Nov 2001
Sidang Tahunan MPR 2002 111 Agt 2002

7. KESEPAKATAN DASAR
Tidak mengubah Pembukaan UUD 1945

Tetap mempertahankan NKRI

Mempertegas sistem presidensiil

Penjelasan UUD 1945 yang membuat hal


hal normatif akan dimasukkan ke dalam
pasalpasal (Batang Tubuh)
261

Perubahan dilakukan dengan cara


adendum

8. DASAR YURIDIS
Pasal 3 UUD 1945
Pasal 37 UUD 1945
TAP MPR No.IX/MPR/1999
TAP MPR No.IX/MPR/2000
TAP MPR No.XI/MPR/2001
9. ATURAN PERALIHAN
Pasal I
Segala peraturan perundang-undangan yang ada
masih tetap berlaku selama belum diadakan yang
baru menurut Undang-Undang Dasar ini ****)
Pasal II
Semua lembaga negara yang ada masih tetap
berfungsi sepanjang untuk melaksanakan
ketentuan Undang-Undang Dasar dan belum
diadakan yang baru menurut Undang-Undang
Dasar ini ****)
Pasal III
262

Mahkamah Konstitusi dibentuk selambatlambatnya pada 17 Agustus 2003 dan sebelum


dibentuk segala kewenangannya dilakukan oleh
Mahkamah Agung ****)

10.

ATURAN TAMBAHAN
Pasal I

Majelis Permusyawaratan Rakyat ditugasi untuk


melakukan peninjauan terhadap materi dan status
hukum Ketetapan Majelis
PermusyawaratanRakyat Sementara dan
Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat
untukdiambil putusan pada Sidang Majelis
Permusyawaratan Rakyat tahun2003****)
Pasal II
Dengan ditetapkannya perubahan UndangUndang Dasar ini, Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945 terdiri atas
Pembukaan dan pasal-pasal ****)

E. BUDAYA PERGURUAN TINGGI UPN:


1. TRI DHARMA PERGURUAN TINGGI
Mempunyai 3 tugas pokok
263

a. Pendidikan dan Pengajara


Pendidikan dan Pengajaran yaitu
melaksanakan dengan menyelenggarakan
perkuliahan atau kegiatan akademik dalam
berbagai bentuk sesuai jenis dan tingkat program
pendidikan yang diberikan, dengan tujuan
mengantarkan mahasiswa untuk menyelesaikan
(menamatkan) pendidikan yang diikuti.
Pendidikan dan Pengajaran merupakan kegiatan
paling utama dan melibatkan berbagai unsur di
perguruan tinggi seperti mahasiswa, dosen,
administrator, sarana dan prasarana dan
lingkungan pendididkan, agar mahasiswa:
Mendapatkan gambaran pola pikir yang
integralistik, kekeluargaan, kebersamaan,
persatuan dan kesatuan, Bhineka Tunggal Eka
dan lain-lain.
Memiliki kebiasaan dan konsistensi dalam
proses belajar mengajar dapat memilah-milah
hal-hal yang sesuai Pancasila.

b. PENELITIAN
Yaitu suatu kegiatan telaah yang besifat
objektif dan upaya untuk menemukan kebenaran
264

dan atau menyelesaikan masalah dalam IPTEK


dan seni. Tugas kedua ini merupakan tugas
sebagai pengembang ilmu dan pembinaan
keahlian. Sebagai pengembang dan pembinaan
ilmu tidak boleh berhenti terus berjalan dan
bersifat ilmiah. Dalam kegiatan penelitian terus
berkembang dan dapat mengambil manfaat
sebesar-besarnya dari hasil penelitian yang sudah
dilakukan oleh lembaga-lembaga lain (di dalam
maupun luar negeri), dengan tetap mendasarkan
kepada Pancasila.
Dalam melaksanakan penelitian hendaklah
para intelektual/mahasiswa diharapkan selalu
mempunyai moral sebagaimana nilai-nilai yang
terkandung dalam Pancasila bermoral-Ketuhanan dan kemanusiaan yaitu senantiasa
berpegang dan mengemban nilai kemanusiaan
yang didasari nilai Ketuhanan dan ilmiah. Seorang
peneiti harus bermoral jujur dan bersumber pada
ketuhanan dan kemanusiaan, hasil Penelitian
TIDAK boleh karena motivasi uang; kekuasaan;
ambisi atau kepentingan tertentu. Manfaat
penelitian diusahakan untuk kepentingan
kesejahteraan umat manusia / masyarakat
c. Pengapdianmasyarakatyaitu
265

suatu kegiatan yang memanfaatkan ilmu


pengetahuan dalam upaya memberikan sumbang
sih demi kemajuan masyarakat. Disamping itu
bebagai informasi sumbangan masukan pemikiran
dan lain-lkain, di masyarakat dapat diperoleh untuk
kepentingan perguruan tinggi yang bersangkutam
dan masyarakat, keadaan ini menujukan
hubungan yang erat antara perguruan tinggi
dengan masyarakat.
2. Budaya Akademik.
Terdapat sejumlah ciri masyarakat ilmiah sebagai
budaya akademik. Ilmiah inilah yang harus
dikembangan dan merupakan budaya dari suatu
masyarakat akademik:
a. Pengajar (dosen). Kegiatan pendidikan dan
pengajaranlah yang menjadi kehidupan perguruan
tinggi.
b. Mahasiswa. Mahasiswa merupakan unsur
utama perguruan tinggi yang menjadi dasar
diperlukannya perguruan tinggi
c. Pelayanan administrasi dan tehnisi. Pelayanan
amat diperlukan dalam untuk keberhasilan dalam
program pendidikan.
d.Sarana&Prasarana pendidikan serta faktor
lingkungan yang yaman.
266

3. BUDAYA MASYARAKAT AKADEMIK


1. KRITIS
2. KREATIF
3. OBYEKTIF
4. ANALISIS
5. KONSTRUKTIF
6. DINAMIS
7. DIALOGIS
8. MENERIMA KRITIK
9. BEBAS DARI PRASANGKA
10. MENGHARGAI PRESTASI ILMIAH
11. MENGHARGAI WAKTU
12. MEMILIKI DAN MENJUNJUNG TINGGI
KEGIATAN ILMIAH
13. BERORIENTASI KE MASA DEPAN
14. KESEJAWATAN /
KEMITRAANMENGHARGAI TRADISI
ALMAMATER SEBAGAI SUATU TANGGUNG
JAWAB MORAL MASYARAKAT INTELEKTUAL
AKADEMIK
267

4. Kampus sebagai Moral Force,


pengembangan Hukum & HAM
a. Kampus sebagai Moral Force
Penyelenggaran pendidikan berpijak pada
perangkat kopetensi:
1). Kopetensi Pribadi yang tangguh,
adaptif & komunikatif.
2).Kopetensi intelektual: kemampuan
akademik & keunggulan analisis serta
kemampuan pengambilan keputusan.
3).Kopetensi Ketrampilan Produktif:
keunggulan produktif & profesional.
b.Pengembangan Hukum.
Mengembangkan budaya hukum dengan
maksud terciptanya ketentraman, ketertiban,dan
tegaknya supremasi hukum yang berintikan
kejujuran ,kebenaran dan keadilan.
c. Pengembangan HAM.
Untuk meningkatkan dan memantapkan
menempatkan manusia pada keluhuran harkat dan
martabatnya, baik selaku makluk pribadi maupun
sebagai makluk sosial, berdasarkan nilai agama
dan keluhuran nilai budaya bangsa. Pelaksanaan
268

HAM melalui penegakan hukum dan


peningkatan kesadaran hukum bagi seluruh
masyarakat kampus.

5. AKTUALISASI PANCASILA DALAM


KEHIDUPAN KAMPUS
a. Sebagai pedoman yaitu Pancasila sebagai
nilai, norma, dan moral di kampus.
b. Sebagai dasar dalam setiap membuat suatu
perencanaan, pengorganisasian,
pelaksanaan dan pengawasan di kampus
c. Sebagai tujuan ideal dalam jangka pendek,
menengah maupun jangka panjang
d. Mengilhami kegiatan-kegiatan Tri Dharma
Perguruan Tinggi (Pendidikan & Pengajaran,
Penelitian dan Pengabdian pada masyarakat
e.

Budaya dan etika akademis yang sesuai


dengan pancasila.
f.

Kampus sebagai moral Force


Pengembangan dan penegakan hukum dan
HAM

269

DAFTAR PUSTAKA
Literatur.
Santiaji Pancasila, Prof. Darji Darmodihardjo,
S.H. Dkk.
Pendidikan Pancasila( SK Dirjen Dikti
No.38/Dikti/Kep/2002), Drs.H.Kaelan,M.S.
Pendidikan Kewarganegaraan
270

UUD RI 1945 ( Amandemen oleh MPR),


Sekretariat Jenderal MPR 2006.
Diktat Kuliah Pancasila
UUD 1945 (Amandemen), RJPMN, UU Pemilu,
UU HAM, UU Kebebasan Mengemukakan
Pendapat, UU Otonomi Daerah dan
perundang-undangan lain yang terkait
dengan pembahasan kuliah
Etika Politik, Frans Magnis Suseno,
Gramedia, Jakarta, 1987
Filsafat Pancasila secara Ilmiah dan
Aplikatif, Prof. Drs. Sunarjo Wreksosuhardjo,
Andi, Yogyakarta, 2004
Kapita Selekta Pancasila, Dirjen Dikti, 2001

271

Anda mungkin juga menyukai